Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIUM

A. Definisi kista ovarium

Kista ovarium adalah sebuah strukrur tidak normal yang


berbentuk seperti kantung yang bisa tumbuh dimanapun dalam
tubuh kantung ini bisa berisi zat gas, cair, atau setengah pada
dinding luar kantung menyerupai sebuah kapsul kista ovarium
biasanya berupa kantung yang tidak beesifat kanker yang berisi
material cairan atau setengah cair. (Nugroho,2014)

B. Etiologi kista ovarium

Menurut Nugroho (2010: 101), Penyebab dari kista belum


diketahui secara pasti kemungkinan terbentuknya kista akibat
gangguan pembentukan hormon dihipotalamus. Hipofisis atau
dinding telur sendiri ( ketidakseimbangan hormon). Kista folikuler
dapat timbul akibat hipersekresi dari FSH dan LH yang gagal
mengalami involusi atau mengabsorbsi cairan. Kista granuela lutein
yang terjadi didalam carpus luteum indung telur yang fungsional dan
membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh penimbunan darah
yang berlebihan saat fase pendarhan dari siklus menstruasi.
Penyebab lain adalah pertumbuhan sel yang tidak terkendali dari
ovum misalnya pertumbuhan abnormal dari folikel ovarium karpus
leutum dan sel telur.
C. Faktor predisposisi
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara
fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari
penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan
proses produksi. Serta perubahan gaya hidup menyebabkan
terjadinya perubahan pola konsumsi makanan, dimana makanan
yang paling digemari adalah makanan yang cepat saji atau makanan
kemasan yang diawetkan. Sistem reproduksi wanita sangat sensitif
terhadap berbagai faktor lingkungan, termasuk makanan,
peningkatan konsumsi asupan seperti MSG merupakan salah satu
faktornya.
D. Gejala klinis
Menurut Nugroho (2010: 104), Kebanyakan kista ovarium
tidak menunjukkan tanda dan gejala sebagian besar gejala yang
ditemukan adalah akibat pertumbuhan aktifitas hormon atau
komplikasi tumor tersebut, gejala yang sering muncul pada kista
ovarium antara lain :
a. Menstruasi yang tidak teratur disertai nyeri
b. Perasaan penuh dan tertekan diperut bagian bawah, disertai
nyeri
c. Nyeri saat bersenggama
d. Perdarahan menstruasi yang tidak biasa, mugkin perdarahan
lebih lama atau lebih pendek.
e. Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai kaki
f. Terkadang di sertai nyeri saat berkemih atau BAB
E. Patofisiologi
Fungsi ovarium yang abnormal dapat menyebabkan
penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna didalam
ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal
melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna didalam
ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium. Setiap hari,
ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut
Folikel de Graff. Pertengahan siklus, folikel dominan dengan
diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel
yang ruptur akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang
memiliki struktur 1,52 cm dengan kista ditengah- tengah. Bila tidak
terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis
dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi,
korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual
akan mengecil selama kehamilan. Kista ovari yang berasal dari
proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak
(Nugroho, 2010).
F. Klasifikasi
Kista ovarium dibagi menjadi 2 taitu :
a. Kista ovarium non Neoplastik (funsional)
a. Kista ovarium simpleks, kista yang permukaannya rata
dan halus. Biasanya terbengkalai, sering sekali
bilateral dan dapat menjadi besar dinding kista tipis
dapat berisi cairan jernih yang besar dan berwarna
kuning.
b. Kistoderma ovari muninosum, berbentuk kista
multitokular biasanya unilatetal dan dapat tumbuh
menjadi besar
c. Kista dermid, terutama kista jinak dengan struktur
ectodermal berdifensi sempurna dan lebih mengenal
dari pada mesodeem dan endotrem dan tipis.
b. Kista ovarium pallastik (abnormal)
a. Kistadenoma, kista ini berasal dari pembungkus
ovarium. Gejala yang timbul biasanya akibat
penekanan pada bagian tubuh sekitar seperti vesika
urenaria sehingga dapat menyebabkan inkontinesia
atau retensi. Terjadi pada usia diatas 45 tahun atau
kurang dari 20 tahun
b. Kista coklat (endometrioma), terjadi karena lapisan
didalam tidak terletak didalam rahim tapi melekat pada
dinding telur. Akibatnya setiap kali haid lapisan ini akan
menghasilkan darah terus menerus yang akan
tertimbun didalam ovarium dan menjadi kista
c. Kista dermoid, dapat terjadi perubahan kearah
keganasan seperti nama epidermoid, kista ini juga
diduga berasal dari sel telur melalui proses
parthenogenesis nyeri melekat diperut bagian bawah.
G. Pemeriksaan penunjang
Bilotta, 2012:1. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan
sebagai berikut :
a. Laparoskopi, berguna untuk mengetahui apakah sebuah
tumor berasal dari ovarium atau tidak.
b. Ultrasonografi, untuk menentukan tumor berasal dari uterus,
ovarium, atau kandung kencing. Apakah tumor kistik atau
solid dan dapat pula dibedakan antara cairan dalam rongga
perut dan bebas dalam dan yang tidak
c. Foto rontgen, pemeriksaan ini berguna untuk menentukan
adanya hidrotorks dan selanjutnya pada kista dermoid
kadang-kadang dapat dilihat gigi dalam tumor
d. Parasintesis, untuk menentukan sebab ascites. Perlu
diperhatikan bahwa Tindakan tersebut dapat mencemarkan
kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.
H. Diagnosis
Diagnosis kista ovarium biasanya ditegakkan secara kebetulan saat
dilakukan pemeriksaan USG pada pasien atau pada saat pasien
melakukan pemeriksaan pelvis rutin.
I. Komplikasi
Menurut Wiknjosastro (2007: 347-349), komplikasi yang dapat terjadi
pada kista ovarium diantaranya:

1. Akibat pertumbuhan kista ovarium


Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa
menyebabkan pembesaran perut. Tekanan terhadap alat-alat
disekitarnya disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya
dalam perut. Apabila tumor mendesak kandung kemih dan
dapat menimbulkan gangguan miksi, sedangkan kista yang
lebih besar tetapi terletak bebas di rongga perut kadang-
kadang hanya menimbulkan rasa berat dalam perut serta
dapat juga mengakibatkan edema pada tungkai.
2. Akibat aktivitas hormonal kista ovarium
Tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali jika
tumor itu sendiri mengeluarkan hormon.
3. Akibat komplikasi kista ovarium
a. Perdarahan ke dalam kista
Biasanya terjadi sedikit-sedikit sehingga
berangsur-angsur menyebabkan kista membesar,
pembesaran luka dan hanya menimbulkan gejala-
gejala klinik yang minimal. Akan tetapi jika perdarahan
terjadi dalam jumah yang banyak akan terjadi distensi
yang cepat dari kista yang menimbukan nyeri di perut.
b. Torsio atau putaran tangkai
Torsio atau putaran tangkai terjadi pada tumor
bertangkai dengan diameter 5 em atau lebih. Torsi
meliputi ovarium, tuba fallopi atau ligamentum
rotundum pada uterus. Jika dipertahankan torsi ini
dapat berkembang menjadi infark, peritonitis dan
kematian. Torsi biasanya unilateral dan dikaitkan
dengan kista, karsinoma, TOA, massa yang tidak
melekat atau yang dapat muncul pada ovarium normal.
Torsi ini paling sering muncul pada wanita usia
reproduksi. Gejalanya meliputi nyeri mendadak dan
hebat di kuadran abdomen bawah, mual dan muntah.
Dapat terjadi demam dan leukositosis. Laparoskopi
adalah terapi pilihan, adneksa dilepaskan (detorsi),
viabilitasnya dikaji, adneksa gangren dibuang, setiap
kista dibuang dan dievaluasi secara histologis.
c. Infeksi pada tumor
Jika terjadi di dekat tumor ada sumber kuman
patogen.
d. Robek dinding kista
Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat
pula sebagai akibat trauma, seperti jatuh atau pukulan
pada perut dan lebih sering pada saat bersetubuh. Jika
robekan kista disertai hemoragi yang timbul secara
akut, maka perdarahan bebas berlangsung ke uterus
ke dalam rongga peritoneum dan menimbulkan rasa
nyeri terus menerus disertai tanda-tanda abdomen
akut.
e. Perubahan keganasan
Setelah tumor diangkat perlu dilakukan
pemeriksaan mikroskopis yang seksama terhadap
kemungkinan perubahan keganasannya. Adanya
asites dalam hal ini mencurigakan. Massa kista
ovarium berkembang setelah masa menopause
sehingga besar kemungkinan untuk berubah menjadi
kanker (maligna). Faktor inilah yang menyebabkan
pemeriksaan pelvik menjadi penting.

J. Penatalaksanaan
1. Observasi
Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor
(dipantau) selama 1-2 bulan, karena kista fungsional akan
menghilang dengan sendirinya setelah satu atau dua siklus haid.
Tindakan ini diambil jika tidak curiga ganas (kanker) (Nugroho, 2010:
105).
2. Terapi bedah atau operasi
Bila tumor ovarium disertai gejala akut misalnya torsi, maka
tindakan operasi harus dilakukan pada waktu itu juga, bila tidak ada
22 gejala akut, tindakan operasi harus dipersiapkan terlebih dahulu
dengan seksama.

Kista berukuran besar dan menetap setelah berbulan-bulan


biasanya memerlukan operasi pengangkatan. Selain itu, wanita
menopause yang memiliki kista ovarium juga disarankan operasi
pengangkatan untuk meminimalisir resiko terjadinya kanker ovarium.
Wanita usia 50-70 tahun memiliki resiko cukup besar terkena kenker
jenis ini. Bila hanya kistanya yang diangkat, maka operasi ini disebut
ovarian cystectomy. Bila pembedahan mengangkat seluruh ovarium
termasuk tuba fallopi, maka disebut salpingo oophorectomy.

Faktor-faktor yang menentukan tipe pembedahan, antara lain


tergantung pada usia pasien, keinginan pasien untuk memiliki anak,
kondisi ovarium dan jenis kista.

Kista ovarium yang menyebabkan posisi batang ovarium


terlilit (twisted) dan menghentikan pasokan darah ke ovarium,
memerlukan tindakan darurat pembedahan (emergency surgery)
untuk mengembalikan posisi ovarium menurut Yatim, (2005: 23)

Prinsip pengobatan kista dengan pembedahan (operasi)


menurut Yatim, (2005: 23) yaitu:

a. Apabila kistanya kecil (misalnya, sebesar permen) dan pada


pemeriksaan sonogram tidak terlihat tanda-tanda proses
keganasan, biasanya dokter melakukan operasi dengan
laparoskopi. Dengan cara ini, alat laparoskopi dimasukkan ke
dalam rongga panggul 23 dengan melakukan sayatan kecil
pada dinding perut, yaitu sayatan scarah dengan garis rambut
kemaluan.
b. Apabila kistanya besar, biasanya pengangkatan kista
dilakukan dengan laparatomi. Teknik ini dilakukan dengan
pembiusan total. Dengan cara laparotomi, kista bisa diperiksa
apakah sudah mengalami proses keganasan (kanker) atau
tidak. Bila sudah dalam proses keganasan, operasi sekalian
mengangkat ovarium dan saluran tuba, jaringan lemak sekitar
serta kelenjar limfe.
DAFTAR PUSTAKA

- Nugroho,T,dkk (2014). “Buku ajar asuhan kebidanan nifas


(Yogyakarta nuha medika)”
- Dicki Nanda Prasetya, (2015). “Asuhan Keperawatan kista
Ovarium”
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI PADA GANGGUAN SISTEM
REPRODUKSI

PADA NY “N” DENGAN KISTA OVARIUM

DI RSUD CIBABAT – CIMAHI BANDUNG

TANGGAL 08 AGUSTUS 2023

No Register : 01.39.81.84

Tanggal Masuk : 08 Agustus, Pukul 08.45 WIB

Tanggal Pengkajian : 08 Agustus, Pukul 08.50 WIB

Nama Pengkaji : Fauziah Dwi Zalzabilah

LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR

A. Identitas Istri / Suami


Nama : Ny “N” / Tn “D”
Umur : 39 tahun / 40 tahun
Nikah : 1 kali / 16 tahun
Suku : Sunda / Sunda
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SD / SD
Pekerjaan : IRT / Buruh
Alamat : Kampung Pasir Panjang

B. Riwayat Biologis
1. Keluhan Utama
Ibu menagatakan nyeri perut bagian bawah dan terasa ada
benjolan di bagian perut
2. Riwayat Keluhan Utama
a. Mulai dirasakan sejak 2 bulan yang lalu
b. Sifat keluhan menetap di daerah perut bagian bawah
c. Pengaruh keluhan terhadap aktivitas dan fungsi tubuh
mengganggu karena adanya rasa nyeri
d. Usaha klien mengatasi keluhan yaitu dengan tidur / berbaring

C. Riwayat Kesehatan / Penyakit Yang Lalu dan Sekarang


1. Ibu mengatakan tidak memiliki Riwayat alergi terhadap obat-
obatan, makanan dan minuman
2. Ibu mengatakan tidak mengidap penyakit Dm, malaria, penyakit
ginjal dan jantung
3. Ibu mengatakan tidak pernah operasi sebelumnya

D. Riwayat Reproduksi
a. Riwayat Haid
1. Menarche : 15 tahun
2. Siklus Haid : 28 – 30 hari
3. Lamanya Haid : 6 – 7 hari
4. Dismenorhea : Terdapat nyeri saat menstruasi
b. Riwayat Ginekologi
1. Sebelumnya tidak ada keluan pada alat reproduksi
2. Ibu pernah hamil sebelumnya
c. Riwayat Keluarga Berencana
Ibu mengatakan pernah menggunakan KB suntik 3 bulan

E. Riwayat Sosial, Ekonomi dan Spiritual


1. Ibu berasal dari keluarga menengah kebawah
2. Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami
3. Suami dan keluarga khawatir dengan kondisi ibu
4. Ibu selalu meceritakan keadaannya kepada keluarga
F. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
1. Kebutuhan Nutrisi
Kebutuhan Nutrisi Frekuensi
Makanan 2 – 3 kali / hari
Minuman 5 – 6 gelas / hari

2. Eliminasi
Eliminasi Frekuensi
BAK 4 – 5 kali / hari
BAB 1-2 kali / hari

3. Kebutuhan Istirahat
Istirahat Lamanya
Tidur Siang 2 jam
Tidur malam 7 – 8 jam

4. Personal Hygiene
Personal Hygiene Frekuensi
Mandi 2x sehari
Keramas 3x seminggu
Sikat Gigi 3x sehari
Ganti Pakaian Dalam Setiap kali basah

G. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum ibu baik
2. Kesadaran : Compomentis, keadaan emosional
Stabil
3. Ekspresi : Wajah ibu tampak sedikit lemas
4. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan Darah : 120 / 80
b. Nadi : 88 x/m
c. Pernapasan : 21 x/m
d. Suhu : 36,5 oC
5. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
1) Kepala : Rambut dan kulit kepala bersih, tidak
ada ketombe
2) Muka : Ekspresi wajah meringis menahan rasa
sakit
3) Mata : Simetris, Konjungtiva tampak pucat
4) Telinga : Simetris, tidak ada pengeluaran
serumen, tidak terdapat benjolan
abnormal
5) Hidung : Tidak ada pengeluaran secret
6) Mulut : Bibir tidak pucat, tidak ada caries gigi
7) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
kelenjar limfe dan vena jugularis
8) Payudara : Tidak dilakukan pemeriksaan
9) Perut : Tidak terdapat bekas operasi
10) Eskremitas
Atas : Simetris kiri dan kanan
Bawah : Simetris kiri dan kanan, tidak ada
varises
11) Genetalia : Tidak dilakukan pengkajian
b. Palpasi
1) Kepala : Tidak teraba adanya benjolan, tidak ada
nyeri tekan
2) Muka : Tidak ada oedema, tidak ada nyeri

Tekan
3) Leher : Tidak teraba adanya pembesaran vena
jugularis, kelenjar tyroid, dan kelenjar
limfe
4) Payudara : Tidak dilakukan pengkajian
5) Abdomen : Adanya nyeri pada perut bagian bawah
6) Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
7) Ekstremitas
Atas : Tidak ada nyeri tekan
Bawah : Tidak terdapat oedema, tdiak terdapat
varises, dan tidak ada nyeri tekan
c. Perkusi
Refleks Patella : +/+ (positif / positif) kiri dan kanan
d. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
1. Hemoglobin : 13,1 g/dl
2. Lekosit : 8,500/mm3
3. Hematotkrit : 39%
4. Trombosit : 316.000/mm3
5. Eritrosit : 4,47 juta/ul

LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL

Diagnosa: Ny “R” P1A0 dengan Kista Ovarium

LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL

Masalah Potensial : Antisipasi terjadinya kanker ovarium

LANGKAH IV TINDAKAN SEGERA

Kolaborasi dengan dokter tentang Kista Ovarium

LANGKAH V RENCANA TINDAKAN / INTERVENSI

Tanggal 08 Agustus 2023, Pukul 08.50 WIB


1. Observasi keadaan dan tanda-tanda vital
2. Jelaskan kepada ibu dan keluarga mengenai kondisinya saat ini
3. Meminta keluarga untuk memberikan dukungan pada ibu / motivasi
4. Lakukan kolaborasi dengan dokter sebelum melakukan Tindakan
5. Lakukan informant consent

LANGKAH VI PENATALAKSANAAN / IMPLEMENTASI

Tanggal 08 Agustus 2023, Pukul 09.00 WIB

1. Mengobservasi keadaan dan tanda-tanda vital ibu


Hasil: Ibu mengerti dengan keadaannya
2. Menjelaskan kepada ibu dan keluarganya mengenai kondisinya
Hasil: Ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan
3. Meminta keluarga untuk memberikan dukungan kepada ibu
Hasil: keluarga bersedia memberikan dukungan pada ibu
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter sebelum melakukan Tindakan
Hasil: kolaborasi telah diberikan
5. Memberikan Informat Consent kepada keluarga untuk Tindakan operasi
Hasil: Keluarga telah menyetujui

LANGKAH VII EVALUASI

Tanggal 08 Agustus 2023, Pukul 09.15 WIB

1. Keadaan umum ibu tampak membaik


2. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan Darah : 120 / 80 MmHg
b. Nadi : 88 x/m
c. Pernapasan : 21 x/m
d. Suhu : 36,5 oC
3. Ibu dan keluarga mengerti dengan kondisnya sekarang
4. Dukungan penuh telah diberikan oleh suami dan keluarga
5. Informant consent telah disetuji oleh suami dan keluarga
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI

GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI PADA NY “N”

DENGAN KISTA OVARIUM

DI RSUD CIBABAT – CIMAHI

TANGGAL 08 AGUSTUS 2023

No Register : 01.39.81.84

Tanggal Masuk : 08 Agustus, Pukul 08.45 WIB

Tanggal Pengkajian : 08 Agustus, Pukul 08.50 WIB

Nama Pengkaji : Fauziah Dwi Zalzabilah

A. DATA SUBJEKTIF (S)


1. Ibu mengatakan terdapat nyeri pada perut bagian bawah dan terasa
ada benjolan dibagian perut
2. Ibu mengatakan keluhan sudah dirasakan 2 bulan yang lalu
3. Ibu mengatakan sering merasa pusing
4. Ibu mengatakan pernah hamil sebelumnya

B. DATA OBJEKTIF (O)


1. Keadaan umum ibu tampak meringis
2. Kesadaran : Composmenthis
3. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah : 120/80 MmHg
b. Nadi : 88 x/m
c. Pernapasan : 21 x/m
d. Suhu : 36,5oC
C. ASESSMENT (A)
Diagnosa : Ny “N” P1A0 dengan Kista Ovarium

D. PENATALAKSANAAN (P)
Tanggal 08 Agustus 2023
1. Mengobservasi keadaan dan tanda-tanda vital
Hasil
a. Tekanan Darah : 120/80 MmHg
b. Nadi : 80 x/m
c. Pernapasan : 21 x/m
d. Suhu : 36,5oC
2. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga mengenasi kondisinya saat ini
Hasil: ibu dan keluarga mengerti penjelasan yang diberikan
3. Meminta keluarga ibu untuk memberikan dukungan pada ibu
Hasil: keluarga bersedia untuk melakukan dukungan
4. Memberikan informant consent kepada keluarga untuk Tindakan
operasi
Hasil: keluarga telah menyetujui tindakan

Anda mungkin juga menyukai