KISTA OVARIUM
1. Definisi Kasus
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan / abnormal pada ovarium
yang membentuk seperti kantong (Agusfarly, 2008).
Kista ovarium merupakan tumor jinak berupa kantong abnormal berisi cairan atau
setengah cair yang tumbuh dalam (indung telur) ovarium. (Kusuma, 2008).
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium
yang membentuk seperti kantong.Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang
dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi. (Lowdermilk, dkk.
2005: 273)
.
2. Klasifikasi
1) Kista Ovarium Non Neoplastik (Fungsional)
a) Kista folikel
Kista folikel berkembang pada wanita muda, sebagian akibat folikel de graft yang
matang karena tidak dapat menyerap cairan setelah ovulsi. Kista ini bisanya
asimptomotik kecuali jika robek, dimana kasus ini terdapat nyeri pada panggul. Jika
kista tidak robek, bisanya meyusut setelah 2-3 siklus menstrusi.
b)
Terjadi setelah ovulasi dan karena peningkatan sekresi dari progesteron akibat dari
peningkatan cairan di korpus luteum ditandai dengan nyeri, tendenderness pada ovari,
keterlambatan menstuasi dan siklus menstuasi yang tidak teratur atau terlalu panjang.
Rupture dapat mengakibatkan haemoraghe intraperitoneal. Biasanya kista corpus
luteum hilang selama 1-2 siklus menstruasi.
c)
Terjadi ketika endokrin tidak seimbang sebagai akibat dari estrogen yang terlalu tinggi,
testosteron dan LH serta penurunan sekresi FSH. Tanda dan gejala terdiri dari obesitas,
hirsurism (kelebihan rambut di badan) mens tidak teratur, infertilitas.
d) Kista Theca- lutein
Biasanya bersama dangan mola hydatidosa. Kista ini berkembang akibat lamanya
stimulasi ovarium dari human chorionik gonadotropine (HCG).
Kista lutein
Merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Kista lutein yang sesungguhnya,
umumnya berasal dari korpus luteum haematoma.
g) Kista polikistik ovarium
Merupakan kista yang terjadi karena kista tidak dapat pecah dan melepaskan sel telur
secara kontinyu. Biasanya terjadi setiap bulan. Ovarium akan membesar karena
bertumpuknya kista ini. Untuk kista polikistik ovarium yang menetap (persisten),
operasi harus dilakukan untuk mengangkat kista tersebut agar tidak menimbulkan
gangguan dan rasa sakit
3. Penyebab
Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti tapi ada beberapa factor pemicu yaitu :
1) Gaya hidup tidak sehat. Diantaranya :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Sering stress
g)
Zat polutan
2) Faktor genetic
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut
protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat
karsinogen, polusi, atau terpapar zat kimia tertentuatau karena radiasi, protoonkogen ini
dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
5. Patofisiologi
Kista terdiri atas folikel folikel praovulasi yang telah mengalami atresia (degenerasi).
Pada wanita yang menderita ovarium polokistik, ovarium utuh dan FSH dan SH tetapi
tidak terjadi ovulasi ovum. Kadar FSH dibawah normal sepanjang stadium folikular
daur haid, sementara kadar LH lebih tinggi dari normal, tetapi tidak memperlihatkan
lonjakan. Peningkatan LH yang terus menerus menimbulkan pembentukan androgen
dan estrogen oleh folikel dan kelenjar adrenal. Folikel anovulasi berdegenerasi dan
membentuk kista, yang menyebabkan terjadinya ovarium polikistik. (Corwin, 2002)
Kista bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang berdekatan dengan abdomen
dan pelvis dan sel sel yang menempatkan diri pada rongga abdomen dan pelvis.
Penyebaran awal kanker ovarium dengan jalur intra peritonial dan limfatik muncul
tanpa gejala atau tanda spesifik.
Gejala tidak pasti yang akan muncul seiring dengan waktu adalah perasaan berat pada
pelvis. Sering berkemih dan disuria dan perubahan fungsi gastro intestinal, seperti rasa
penuh, mual, tidak enak pada perut, cepat kenyang dan konstipasi. Pada beberapa
perempuan dapat terjadi perdarahan abnormal vagina skunder akibat hiperplasia
endometrium, bila tumor menghasilkan estrogen beberapa tumor menghasilkan
testosteron dan menyebabkan virilisasi. (Price, Wilson, 2006)
Kista nonneoplastik sering ditemukan, tetapi bukan masalah serius. Kista folikel dan
luteal di ovarium sangat sering ditemukan sehingga hampir dianggap sebagai varian
fisiologik. Kelainan yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel graaf yang tidak ruptur
atau pada folikel yang sudah pecah dan segera menutup kembali. Kista demikian
seringnya adalah multipel dan timbul langsung di bawah lapisan serosa yang menutupi
ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1- 1,5 cm dan berisi cairan serosa yang
bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup banyak, sampai mencapai diameter
4 hingga 5 cm sehingga dapat di raba massa dan menimbulkan nyeri panggul. Jika
kecil, kista ini dilapisi granulosa atau sel teka, tetapi seiring dengan penimbunan cairan
timbul tekanan yang dapat menyebabkan atropi sel tersebut. Kadang kadang kista ini
Aktivitas / istirahat
Perubahan pola istirahat dan jam tidur pada malam hari, adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi tidur seperti: nyeri, cemas, berkeringat malam.
Kelemahan atau keletihan.
Keterbatasan latihan ( dalam berpartisipasi terhadap latihan ).
2)
Sirkulasi.
Integritas ego
4)
Eliminasi.
Perubahan buang air kecil : nyeri saat berkemih, nematuri, sering berkemih.
5)
Makanan / cairan
Keadaan / kebiasaan diet buruk : rendah serat, tinggi lemak, adiktif, bahan
pengawet
Anorexsia, mual-muntah.
Intoleransi makanan.
6)
Neurosensori
7)
Nyeri
Inspeksi
Kepala
Mata
Leher
Payudara
Dada
frekuensi per-nafasan.
Perut
Palpasi
Leher
Ketiak
Payudara
Abdomen
: Teraba massa, ukuran dan konsistensi massa, nyeri tekan, perabaan hepar,
Perkusi
Abdomen
Refleks
4)
Auskultasi
Abdomen meliputi peristaltik usus, bising usus, aorta abdominalis arteri renalis dan
arteri iliaca.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Preoperasi
1)
b. Post operasi
1)
2)
3)
4)
Dx
1.
Perencanaan
Tujuan
Intervensi
Rasional
hilang/ berkurang
setelah tinakan
mudah menentukan
keperawatan 2 24
Monitor TTV
jam.
intervensi
Kriteria hasil:
Penyebab diketahui
Klien tidak
mengeluh nyeri /
nyeri berkurang
perkembangan px
TTV normal
Menunjukkan nyeri
berkurang/terkontrol
Menunjukkan
ekspresi wajah/postur
tubuh rileks
berkurang
Berpartisipasi
tidur/istirahat dengan
tepat
2.
II
Gangguan eliminasi
urin dapat
berkurang/hilang
perawatan dan
setelah dilakukan
mempengaruhi pilihan
tindakan
intervensi invidu.
keperawatan kurang
Tingkatkan masukan
III
mengindikasi retensi
Kriteria hasil:
urinarius.
Klien dapat
tpm)
atau memperoleh
nonverbal.
Mempertahankan hidrasi
aekuat dan meningkatkan
fungsi ginjal.
Memulai perubahan
dalam pengobatan.
efektif
3.
selama 2 24 jam.
mempertahankan
mensukseskan program.
diperlu
cemas dapat
kecemasan klien.
klien bertambah
tentang semua
setelah dilakukan
permasalahan yang
tindakan
berkaitan dengan
keperawatan 2 24
penyakitnya.
selanjutnya.
jam.
Kriteria hasil:
Klien dapat
menuturkan
Mengidentifikasi lingkup
dibuat.
keadaan dirinya.
pemahanan kondisi,
efek prosedur dan
pengobatan
Klien
Menjamin sistem
pendukung untuk klien dan
memungkinkan orang
dapat menunjukkan
prosedur yang
tepat.
diperlukan dan
menjelaskan alasan
suatu tindakan
Klien memulai
perubahan gaya
hidup yang
diperlukan dan ikut
serta dalam program
perawatan
b.
Post Operasi
No
Dx
1.
Perencanaan
Tujuan
Gangguan rasa
Intervensi
Rasional
nyaman (nyeri)
berkurang / hilang
nyeri
memperberat dan
dalam memberikan
keperawatan 2 24
memperingan nyeri
intervensi berikutnya
Observasi TTV
Kriteria hasil:
lagi
Klien tidak tampak
II
nyeri 0-10.
Kolaborasi:
Memberikan kenyamanan
sehingga mengurangi nyeri
Kolaborasi:
Analgetik dapat
mengurangi nyeri
indikasi
Ciptakan lingkungan
normal
2.
relaksasi
nyeri
Anjurkan tehnik
meringis lagi
Peningkatan Tekanan
Darah dan nadi
Klien mengatakan
tidak pernah nyeri
setelah tindakan
jam.
Dapat menentukan
Meminimalkan masuknya
mikro organisme
dapat dicegah
setelah dilakukan
tindakan
jam.
Kriteria hasil:
tanda-tanda infeksi
III
Istirahat menurunkan
proses metabolisme,
Tingkatkan istirahat
memungkinkan O2 dan
nutrien digunakan untuk
penyembuhan
post op
Kolaborasi
Kolaborasi:
bengkak, nyeri,
tampak mongering
Mencegah penyebaran
infeksi
operasi
seperti kemerahan,
keperawatan 2 24
Tidak terdapat
(36-37,2 C)
diri klien
memberikan perawatan.
dilakukan tindakan
keperawatan 2 24
klien 2 sehari
jam.
Kriteria hasil:
Berikan penjelasan
kepada klien dan
bersih.
Untuk meningkatkan
pengetahuan klien tentang
personal hygene setelah
keluarga tentang
sendiri
4.
pentingnya kebersihan
Klien tampak
IV
post operasi
menunjukkan
Menyeka klien
kebersihan
Mengganti sprei
Klien nyaman
dan bersih.
Mengobservasi adanya
kegagalan proses
penyembuhan luka
karakteristik dan
Mencegah kontaminasi
luka
integritas kulit.
Luka operasi
mencapai
setelah tindakan
keperawatan 2 24
balutan
jam.
Kolaborasi
Tercapainya
Mencegah
komplikasi
Secara hati-hati
lepaskan perekat dan
penyembuhan luka
kulit.
penyembuhan
Kriteria hasil :
luka
Tidak timbul
jaringan parut
Pemberian antibiotik
meningkatkan
penyembuhan.
DAFTAR PUSTAKA