Anda di halaman 1dari 5

E-Jurnal Sariputra, Oktober 2015 Vol.

2(3)
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PENYAKIT DEMAM TYPHOID
PADA ANAK USIA 1-12 TAHUNDI UPTD PUSKESMAS TOWUNTU TIMUR KECAMATAN
PASAN
KNOWLEDGE LEVEL RELATIONS WITH PARENTS TYPHOID FEVER DISEASES IN
CHILDREN AGES 1-12 YEARS IN HEALTH UPTD TOWUNTU BARELY EAST DISTRICT
Reinols Marsel Sambou, Hj. Prayetni, Peekie Rondonuwu
Mahasiswa Jurusan Ilmu keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia
Tomohon
Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon

ABSTRAK
Demam Typhoid atau typhus abdominalis adalah suatu infeksi akut yang terjadi pada usus kecil
yang di sebabkan oleh kuman Salmonella typhi.Demam Typhoid dengan masa tunas 6-14
hari. Demam Typhoid yang tersebar di seluruh dunia tidak tergantung pada iklim. Kebersihan
perorangan yang buruk merupakan sumber dari penyakit ini meskipun lingkungan hidup umumnya
adalah baik. Di Indonesia penderita demam Typhoid cukup banyak di perkirakan 800 /100.000
penduduk per tahun dan tersebar di mana- mana. Demam Typhoid dapat ditemukan pada semua
umur, tetapi yang paling sering pada anak besar, umur 5 - 9 tahun dan laki-laki lebih banyak dari
perempuan dengan perbandingan 2 - 3 : 1. Rancangan penelitian yang digunakan adalah
rancangan penelitian non-eksperimen bentuk cross sectional. Penelitian ini menggunakan
kuesioner sebagai instrument. Sampel dalam penelitian ini yaitu anak usia 1-12 tahun di Wilayah
Kerja UPTD Puskesms Towuntu Timur Kec.Pasan. Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel
dilakukan secara total sampling yaitu populasi di jadikan sampel. Hasil analisa hubungan ke dua
variable di atas dengan menggunakan uji statistic correlations Spearman rho menunjukkan
signifikansi dari hubungan kedua variable tersebut adalah (p) = 0.001, Koefesien Korelasi (r) =
0,360 menunjukkan tingkat hubungan yang rendah antara variable bebas dan terikat. Sedangkan
nilai signifikansi yang menunjukkan nilai tersebut <0.05 dengan demikian H1 diterima dan H0 di
tolak atau ada Hubungan pengetahuan orang tua terhadap demam typhoid di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Towuntu Timur Kec.Pasan.Diharapkan penelitian ini dapat dikembangkan pada
penelitian selanjutnya yang lebih spesifik dengan memperbaiki kelemahan-kelemahan.
Kata Kunci : Pengetahuan, Orang Tua, typhoid.
ABSTRACT
Typhoid fever or abdominal typhoid is an acute infection that occurs in the small intestine caused
by the bacteria Salmonella typhi. Typhoid fever with a 6-14 day incubation period. Typhoid fever is
spread all over the world does not depend on climate. Poor personal hygiene is the source of the
disease despite the environment generally is food..in Indonesia Typhoid fever patients is pretty
much in the estimate of 800 /100.000 population per year and spread everywhere. Typhoid fever
can be found at all ages, but is most often on the big boys, aged 5-9 years and men more than
women with a ratio of 2-3: 1. The research design used in this research is non-experimental
research design cross sectional shape in which the measurement independent variable data and
variable dependent only one at a time in this case the knowledge of parents of typhoid fever in the
region of East Towuntu Kec.Pasan UPTD PHC. This study used a questionnaire as an instrument.
The questionnaire is a measure of a questionnaire with questions, sample in this study is children
aged 1-12 years in the Work Area UPTD Puskesms East Towuntu Kec.Pasan. In this study, the
sampling technique is done by total sampling is made in the sample population. Results of analysis
of relations between the two variables above using the Spearman rho correlations statistical test
shows the significance of the relations between the two variables is the (p) = 0.001, correlation
coefficient (r) = 0.360 showed a low level of correlation between the independent and dependent
variables. While the significance value that indicates the value of <0.05 was thus accepted H1 and
H0 is rejected or no knowledge of the relationship of parents to typhoid fever Puskesmas working
area UPTD East Towuntu Kec.Pasan. This research is expected to be developed in future studies
more specific with fixing weaknesses.
Keywords: Knowledge, Parents, typhoid.
44

E-Jurnal Sariputra, Oktober 2015 Vol. 2(3)


PENDAHULUAN
Departemen kesehatan telah menetapkan
visi untuk merealisasikan pembangunan
kesehatan, yaitu masyarakat yang mandiri
untuk hidup sehat dan misi untuk membuat
rakyat sehat. Untuk mencapai visi dan misi
tersebut dilakukan melalui 4 strategi utama
yaitu menggerakkan dan memberdayakan
masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan
akses
masyarakat
terhadap
pelayanan
kesehatan yang berkualitas, meningkatkan
sistem surveillance, monitoring dan informasi
kesehatan serta meningkatkan pembiayaan
kesehatan. (Depkes, 2004)
Demam
Typhoid merupakan
permasalahan kesehatan penting dibanyak
Negara
berkembang.
Secara
global,
diperkirakan 17 juta orang mengidap penyakit
ini tiap tahunnya. Di Indonesia diperkirakan
insiden demam typhoid adalah 300 810 kasus
per 100.000 penduduk pertahun, dengan angka
kematian 2%. Demam Typhoid merupakan
salah satu dari penyakit infeksi terpenting.
Penyakit ini di seluruh daerah di provinsi ini
merupakan penyakit infeksi terbanyak keempat
yang dilaporkan dari seluruh 24 kabupaten.
(Sudono, 2006).
Demam Typhoid atau typhus abdominalis
adalah suatu infeksi akut yang terjadi pada
usus kecil yang disebabkan oleh kuman
Salmonella typhi. Demam Typhoid dengan

masa tunas 6-14 hari. Demam Typhoid yang


tersebar di seluruh dunia tidak tergantung pada
iklim. Kebersihan perorangan yang buruk
merupakan sumber dari penyakit ini meskipun
lingkungan hidup umumnya adalah baik.
Di Indonesia penderita demam Typhoid cukup
banyak diperkirakan 800 /100.000 penduduk
per tahun dan tersebar di mana- mana. Demam
Typhoid dapat ditemukan pada semua umur,
tetapi yang paling sering pada anak besar,
umur 5 - 9 tahun dan laki-laki lebih banyak dari
perempuan dengan perbandingan 2 - 3 : 1.
(Brunner and Suddarth, 2002)
Penularan dapat terjadi dimana saja,
kapan saja, sejak usia seseorang mulai dapat
mengkonsumsi makanan dari luar, apabila
makanan atau minuman yang dikonsumsi
kurang bersih. Biasanya baru dipikirkan suatu
demam Typhoid bila terdapat demam terus
menerus lebih dari 1 minggu yang tidak dapat
turun dengan obat demam dan diperkuat
dengan kesan baring pasif, nampak pucat, sakit
perut, tidak buang air besar atau diare
beberapa hari (Suparman, 2001).
Berdasarkan data di atas, maka peneliti
perlu
melakukan
penelitian
mengenai
Hubungan antara pengetahuan orang tua
terhadap demam typhoid diWilayah Kerja
UPTD Puskesmas Towuntu Timur Kec. Pasan.

PENELITIAN
Desain penelitian yang di gunakan
adalah rancangan penelitian non-eksperimen
bentuk cross sectional di mana pengukuran
data variable independen dan variable
dependen hanya satu kali pada satu saat dalam
hal ini pengetahuan orang tua terhadap demam
typhoid di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Towuntu Timur Kec. Pasan.
Populasi dalam penelitian ini adalah
keseluruhan pasien terdiagnosa typhoid yang
berada di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Towuntu Timur berjumlah 79 orang.
Untuk mengevaluasi atau mengetahui
apakah pasien terdiagnosa typhoid maka
dilakukan observasi dengan pemeriksaan widal
pasien berada di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Towuntu Timur Kec.Pasan

Persetujuan dan kerahasiaan responden


adalah hal utama yang perlu di perhatikan.
Oleh karena itu peneliti sebelum melakukan
penelitian
terlebih
dahulu
mengajukan
permohonan/pemberitahuan kepada pihak yang
terlibat langsung maupun tidak langsung dalam
penelitian, agar tidak terjadi pelanggaran
terhadap hak-hak otonomi manusia yang
menjadi subjek penelitian.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti
akan mengajukan izin terlebih dahulu kepada
Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sariputra Indonesia Tomohon dan Kepala
UPTD Puskesmas Towuntu Timur Kecamatan
Pasan. Setelah mendapat kanpersetujuan dari
semua pihak tersebut di atas, peneliti memulai
penelitian dengan menekankan prinsip-prinsip
dalam etika yang berlaku.

45

E-Jurnal Sariputra, Oktober 2015 Vol. 2(3)

HASIL PENELITIAN
Analisa Univariate
Distribusi Responden Menurut Pengetahuan.
Cukup
34
43%

Baik
38
48%

Baik
Cukup
Kurang

Kurang
7
9%

Gambar 5.1 di atas dapat di lihat bahwa karakteristik responden berdasarkan pengetahuan
menunjukkan bahwa yang paling banyak responden adalah baik yaitu sebanyak 38 orang (48%).

Distribusi Responden Menurut Demam Typhoid.


Kurang
7
9%

Baik
27
34%
Baik
Cukup

Cukup
45
57%

Kurang

Gambar 5.2 di atas dapat di lihat bahwa karakteristik responden berdasarkan sikap menunjukkan
bahwa yang paling banyak responden adalah Cukup yaitu sebanyak 45 orang (57%).
ANALISA BIVARIATE
Hubungan tingkat pengetahuan orang tua dengan tindakan pencegahan demam tphoid pada
anak usia 1-12 tahun di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Towuntu Timur Kec.Pasan.
Pengetahuandengan
Demam Typhoid

Demam Typhoid
Kurang
Jumlah

Pengetahuan

Total

Total

Cukup
%

Jumlah

Baik
%

Jumlah

Jumlah

Kurang

6.3

.0

2.5

8.9

Cukup

.0

28

35.4

7.9

34

43.0

Baik

19

24.1

38

48.1

27

34.2

79

100

2.5

17

8.9

45

21.5
57.0

Signifikansi(p) = 0, 001
KoefisienKorelasi Spearman Rho (r) = 0.360

46

E-Jurnal Sariputra, Oktober 2015 Vol. 2(3)

Dari table tabulasi silang Hubungan


pengetahuan orang tua dengan tindakan
pencegahan demam typhoid pada anak usia 112 tahun di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Towuntu Timur Kec. Pasan menunjukkan yang
paling
besar
prosentasinya
adalah
pengetahuan orang tua terhadap demam
typhoid pada tingkat cukup yaitu 28 orang atau
35,4%. Dari hasil analisa hubungan kedua
variable di atas dengan menggunakan uji
statistic correlations
Spearman rho

menunjukkan signifikansi dari hubungan kedua


variable tersebut adalah (p) = 0.001, Koefesien
Korelasi(r)=
0,360
menunjukkan
tingkat
hubungan yang rendah antara variable bebas
dan terikat. Sedangkan nilai signifikansi yang
menunjukkan nilai tersebut <0.05 dengan
demikian H1 di terima dan H0 di tolak atau ada
Hubungan pengetahuan orang tua terhadap
demam typhoid di Wilayah Puskesmas
Towuntu Timur Kec. Pasan.

PEMBAHASAN
Hubungan tingkat pengetahuan orang tua
dengan tindakan pencegahan demam
typhoid pada anak usia 1-12 tahun di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Towuntu
Timur Kec.Pasan.

(bakterimia sekunder). Kandung empedu


merupakan organ yang sensitive terhadap
infeksi S. thypii.
Asumsi peneliti, dimana Pengobatan/
penatalaksanaan : Penderita yang di rawat
dengan diagnosis observasi tifus abdominalis
harus dianggap dan di perlakukan langsung
sebagai penderita tifus abdominalis dan harus
di berikan pengobatan yaitu :
- Isolasi penderita dan desinfeksi pakaian dan
ekskreta.
- Perawatan yang baik untuk menghindarkan
komplikasi, mengingat sakit yang lama, lemah
dan anoreksia.
- Istirahat selama demam sampai dengan 2
minggu normal kembali, yaitu istirahat mutlak,
berbaring terus di tempat tidur. Seminggu
kemudian boleh duduk dan selanjutnya boleh
berdiri dan berjalan.
- Diet. Makanan harus mengandung cukup
cairan, kalori dan tinggi protein.Bahan makanan
tidak boleh mengandung banyak serat, tidak
merangsang dan tidak menimbulkan banyak
gas.Susu 2 kali satu gelas sehari perlu di
berikan.Jenis makanan untuk penderita dengan
kesadaran yang menurun adalah makanan cair
yang dapat diberikan melalui pipa lambung. Bila
anak sadar dan nafsu makan baik, maka dapat
diberikan makanan lunak.
- Obat pilihan adalah kloram fenikol, kecuali bila
penderita tidak cocok dengan obat ini, berikan
obat lain misalnya ampisilin, kotrimoksazol dan
lainnya. Di anjurkan pemberian kloram fenikol
dengan dosis tinggi yaitu 100 mg/kgbb/hari, di
berikan 4 kali sehari per oral atau intramuscular
ata uintravena bila di perlukan. Pemberian
kloramfenikol dosis tinggi tersebut memberikan
manfaat yaitu waktu perawatan di persingkat
dan relaps tidak terjadi. Penderita yang di
pulangkan perlu di berikan suntikan vaksin
Tipa.
- Bila terdapat komplikasi harus di berikan
terapi yang sesuai. Misalnya pemberian cairan
intravena untuk penderita dengan dehidrasi dan
asidosis. Bila terdapat bronkopneumonia harus
di tambahkan penisilin

Berdasarkan hasil itu, responden ibu hamil


itu
telah
sesuai
dengan
pengertian
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (overt behaviour) yang
terdiri dari (Notoatmodjo, 2007) Teoridari
Rogers juga menyimpulkan bahwa perubahan
perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap
tersebut di atas.Apa bila penerimaan perilaku
baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti
ini dimana di dasari oleh pengetahuan,
kesadaran dan sikap yang positif, maka
perilaku tersebut akan bersifat langgeng
(longlasting). Sebaliknya apa bila perilaku ini
tidak di dasari oleh pengetahuan dan
kesadaran tidak akan berlangsung lama.
Menurut Salmah (2006).
Infeksiterjadi pada saluran pencernaan.
Basil di serap di usus halus.Melalui pembuluh
limfe halus masuk kedalam peredaran darah
sampai di organ-organ terutama hati dan
limfa.Bakteri tersebut (S. typhii) masuk melalui
saluran cerna, di butuhkan jumlah bakteri
100.000-1 milyar untuk dapat menimbulkan
infeksi. Sebagian besar bakteri mati oleh asam
lambung. Bakteri/bail yang tidak di hancurkan
berkembang biak dalam hati dan limfa sehingga
organ-organ tersebut akan membesar di sertai
nyeri pada perabaan. Bakteri yang tetap hidup
akan masuk kedalam ileum melalui mikrovili
dan menimbulkan tukak berbentuk lonjong
pada mukosa di atas plak Peyeri, selanjutnya
masuk ke dalam pembuluh darah (bakterimia
primer). Tukak tersebut dapat mengakibatkan
perdarahan dan perforasi usus. Gejala demam
di sebabkan oleh endotoksin sedangkan gejala
pada saluran pencernaan di sebabkan oleh
kelainan pada usus. Pada tahap berikutnya S.
typhi menuju ke organ system retikuloendotelial
yaitu hati, limfa, sumsum tulang, dan organ lain

47

E-Jurnal Sariputra, Oktober 2015 Vol. 2(3)


SIMPULAN
1.

2.

Karakteristik responden berdasarkan


pengetahuan menunjukkan bahwa yang
paling
banyak
respon
denadalahbaikyaitusebanyak38
orang
(48%).
Karakteristikkarakteristikrespondenberd
asarkansikapmenunjukkanbahwa yang
paling
banyakrespondenadalahCukup
yaitusebanyak45orang (57%).

3. Signifikansi dari hubungan kedua variabel

tersebut adalah (p) = 0.001,


Koefesien
Korelasi(r)= 0,360 menunjukkan tingkat
hubungan yang rendah antara variable bebas
dan terikat.

SARAN
1.

2.

Hasil penelitian ini dapat menjelaskan


pengetahuan orang tua terhadap
demam
typhoid
diWilayah
Kerja
UPTDPuskesmas
Towuntu
Timur
Kec.Pasan
dengan
pencegahan
Typhoid sehingga dapat di gunakan
sebagai bahan informasi dan referensi
dalam
mengembangkan
ilmu
pengetahuan di bidang keperawatan
yang terkait dengan pencegahan
penyakit Typhoid.
Bagi
pasien
di
Wilayah
Kerja
UPTDPuskesmas
Towuntu
Timur
Kec.Pasanhasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan masukan
untuk
meningkatkan
pengetahuan
terhadap factor yang mempengaruhi
Typhoid, dan mewaspadai terjadinya
penyakit Typhoid tersebut.

3.

Institusi Pendidikan Keperawatan, dapat


digunakan
sebagai
bahan
informasi
pengetahuan dan referensi untuk melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai pengetahuan
orang tua terhadap demam typhoid.
4.
Bagi
pelayanan
kesehatan,
hasil
penelitian ini dapat di gunakan sebagai
bahan masukan bagi perawat dalam
pelaksanaan intervensi baik di lingkungan
keluarga, komunitas, dan masyarakat.
5.
Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian
ini dapat di gunakan sebagai bahan referensi
dan dapat di kembangkan dalam penelitian
lebih lanjut di bidang keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA
Patricia A. Potter, 2005. Buku ajar fundamental
keperawatan.Edisi
3.
Jakarta.
EGC.Perawat
Indonesia,
2010.
www.perawatindonesia.com, diakses 20
November 2014, Jam 17.45 wita.

Brunner & Suddarth. 2002, Keperawatan


Medikal-bedah.edisi 8 vol. 2, EGC, Jakarta
Haznam M. W. (2000). Kompendium Diagnostik
& Terapi Ilmu Penyaki t Dalam Edisi II.
Bandung.

Price, Sylvia Anderson. (2001). Pathofisiologi


Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit.
EGC. Jakarta.

Junadi, Purnawan. (2000). KapitaSelekta


Kedokteran.Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Suparman.(2001). Ilmu Penyakit Dalam Jilid


II.FKUI. Jakarta

Nursalam, 2001. Proses Dan Dokumentasi


Keperawatan ;Konsep Dan Praktek.
Jakarta. Salemba Medika

48

Anda mungkin juga menyukai