KONSEP MEDIS
A. Defenisi
Kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi
cairan atau benda seperti bubur (Dewa, 2000). Kista adalah kantong berisi
cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di mana saja dan jenisnya
bermacam-macam (Jacoeb, 2007). Kista termasuk tumor jinak yang
terbungkus selaput semacam jaringan. Kumpulan sel-sel tumor itu terpisah
dengan jaringan normal di sekitarnya dan tidak dapat menyebar ke bagian
tubuh lain. Itulah sebabnya tumor jinak relatif mudah diangkat dengan jalan
pembedahan, dan tidak membahayakan kesehatan penderitanya.
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada
ovarium yang membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional
adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus
mentsruasi (Lowdermilk, dkk. 2005: 273)
Kista ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal,
folikel de graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat
pertumbuhan dari epithelium ovarium ( Smelzer and Bare. 2002 : 1556 ).
Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada
indung telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh
semacam selaput yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium (Agusfarly,
2008).
Kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang
paling sering dijumpai pada wanita di masa reproduksinya. Sebagian besar
kista terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus
haid, produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium. Kista ovarium adalah
benjolan yang membesar, seperti balon yang berisi cairan yang tumbuh di
indung telur. Kista tersebut disebut juga kista fungsional karena terbentuk
selama siklus menstruasi normal atau setelah telur dilepaskan sewaktu
ovulasi. (Yatim, 2005).
Klasifikasi kista ovarium dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Kista ovarium Non neoplastik (fungsional)
B. Etiologi
Sampai sekarang ini penyebab terjadinya kista ovarium belum
sepenuhnya di mengerti, tetapi beberapa teori menyebabkan adanya gangguan
dalam pembentukan estrogen dan dalam mekanisme umpan balik ovarium
hipotalamus. Beberapa dari literature menyatakan bahwa penyebab
terbentuknya kista pada ovarium adalah gagalnya sel telur ( folikel ) untuk
berovulasi. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal dalam
melepaskan sel telur, karena itu terbentuk kista di dalam ovarium.
Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti tapi ada beberapa
faktor pemicu yaitu :
1. Gaya hidup tidak sehat. Diantaranya :
a. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
b. Zat tambahan pada makanan
c. Kurang olah raga
d. Merokok dan konsumsi alcohol
e. Terpapar denga polusi dan agen infeksius
f. Sering stress
g. Zat polutan
2. Faktor genetic
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker,
yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya
karena makanan yang bersifat karsinogen , polusi, atau terpapar zat kimia
tertentuatau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi
onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
C. Patofisiologi
Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan
kegagalan pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi
fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh
wanita tidak menghasilkan hormone hipofisa dalam jumlah yang tepat.
Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan
folikel yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel
tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur,
terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista
di dalam ovarium.
Setiap hari ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut folikel de graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan
diameter lebih dari 2.8cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture
akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5-2
cm dengan kista di tengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit,
korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif.
Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar
kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional
dan selalu jinak. Kista dapat berupa kista folikural dan luteal yang kadangkadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh
gonadotropin, termasuik FSH dan HCG. Kista fungsional multiple dapat
terbentuk
karena
stimulasi
gonadotropin
atausensitivitas
terhadap
gonadotropin yang berlebih. Kista folikel dan luteal, kelainan yang tidak
berbahaya ini berasal dari folikel de graaf yang tidak pecah atau folikel yang
sudah pecah dan segera menutup kembali. Kista demikian seringnya adalah
multipel dan timbul langsung di bawah lapisan serosa yang menutupi
ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1- 1,5 cm dan berisi cairan serosa
yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup banyak sampai
mencapai diameter 4-5 cm, sehingga teraba massa dan menimbulkan sakit
pada daerah pelvis.
Pada neoplasia
tropoblastik
gestasional
(hydatidiform
mole
granulosa dari sec cord sel dan germ cel tumor dari germa sel primordial.
Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan
germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.
D. Tanda dan Gejala
Kebayakan kista
ovarium
tidak
menunjukan
tanda
dan
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor apakah
tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor
kistik atau solid, dan dapatkah dibedakan pula antara cairan dalam rongga
perut yang bebas dan yang tidak.
3. Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks.
Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat gigi dalam
tumor. Penggunaan foto rontgen pada pictogram intravena dan
pemasukan bubur barium dalam colon disebut di atas.
4. Parasentesis
Telah disebut bahwa fungsi pada asites berguna menentukan sebab asites.
Perlu diingatkan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan cavum
peritonei dengan kista bila dinding kista tertusuk.
5. Pap smear
Untuk mengetahui displosia seluler menunjukan kemungkinan adaya
kanker/kista.
6. Hitung darah lengkap
Penurunan Hb dapat menununjukan anemia kronis sementara penurunan
Ht
menduga
kehilangan
darah
aktif,
peningkatan
SDP
dapat
3. Robek dinding kista, terjadi pada torsi tangkai akan tetapi dapat pula
sebagai akibat trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut,dan lebih
sering pada waktu persetubuhan.
4. Infeksi pada tumor
Menimbulkan gejala: badan panas, nyeri pada abdomen, mengganggu
aktifitas sehari-hari.
5. Keganasan kista ovarium
Terjadi pada kista pada usia sebelum menarche dan pada usia diatas 45
tahun. .( Wiknjosatro, H. 2007 hal 348 ).
G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Mengurangi Nyeri
b. Kolaborasi dalam pemberian analgetik, mencegah syok dan sinkope
akibat nyeri yang luar biasa. Tindakan mandiri perawat yang bisa
mengurangi nyeri yaitu tehnik distraksi dan relaksasi.
c. Penyuluhan pasien tentang pentingnya tehnik aseptik dalam merawat
luka di rumah
d. Mencegah kekurangan volume Cairan
e. Mempertahankan integritas kulit
f. Memberikan nutrisi yang adekuat
g. Mengurangi ansietas
2. Penatalaksanaan medis
a. Pengangkatan kista ovarium
Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui
tindakan bedah, misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi
salpingooforektomi.
b. Kontrasepsi oral
Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium
dan menghilangkan kista.
c. Perawatan pasca operasi
Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista
ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan
abdomen dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra abdomen
yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya
mengarah pada distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah
dengan memberikan gurita abdomen sebagai penyangga.
d. Tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang
pilihan pengobatan dan manajemen nyeri dengan analgetik / tindakan
kenyamanan seperti kompres hangat pada abdomen atau teknik
relaksasi napas dalam, informasikan tentang perubahan yang akan
terjadi seperti tanda tanda infeksi, perawatan insisi luka operasi.
e. Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas
ialah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian
ovarium yang mengandung tumor. Akan tetapi jika tumornya besar
atau ada komplikasi, perlu dilakukan pengangkatan ovarium, bisanya
disertai
dengan
pengangkatan
tuba
(Salpingo-oovorektomi).
tumbuh
di
jaringan
sisa
ovarium
atau
di
ovarium
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, agama dan alamat, serta data penanggung jawab
2. Keluhan klien saat masuk rumah sakit
Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa di
daerah abdomen, menstruasi yang tidak berhenti-henti.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan klien adalah nyeri pada daerah abdomen
bawah, ada pembengkakan pada daerah perut, menstruasi yang tidak
berhenti, rasa mual dan muntah.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Sebelumnya tidak ada keluhan.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Kista ovarium bukan penyakit menular/keturunan.
d. Riwayat perkawinan
Kawin/tidak kawin ini tidak memberi pengaruh terhadap timbulnya
kista ovarium.
4. Riwayat kehamilan dan persalinan
Dengan kehamilan dan persalinan/tidak, hal ini tidak mempengaruhi untuk
tumbuh/tidaknya suatu kista ovarium.
5. Riwayat menstruasi
Klien dengan kista ovarium kadang-kadang terjadi digumenorhea dan
bahkan sampai amenorhea.
6. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah secara sistematis.
a. Kepala
1) Hygiene rambut
2) Keadaan rambut
b. Mata
1) Sklera
: ikterik/tidak
2) Konjungtiva
: anemis/tidak
3) Mata
: simetris/tidak
c. Leher
1) Pembengkakan kelenjer tyroid
2) Tekanan vena jugolaris.
d. Dada
1) Pernapasan
a) Jenis pernapasan
b) Bunyi napas
c) Penarikan sela iga
e. Abdomen
1) Nyeri tekan pada abdomen.
2) Teraba massa pada abdomen.
f. Ekstremitas
1) Nyeri panggul saat beraktivitas.
2) Tidak ada kelemahan.
g. Eliminasi, urinasi
1) Adanya konstipasi
2) Susah BAK
7. Data Sosial Ekonomi
Kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai
tingkat umur, baik sebelum masa pubertas maupun sebelum menopause.
8. Data Spritual
Klien
menjalankan
kegiatan
keagamaannya
sesuai
dengan
kepercayaannya.
9. Data Psikologis
Ovarium merupakan bagian dari organ reproduksi wanita, dimana ovarium
sebagai penghasil ovum, mengingat fungsi dari ovarium tersebut
sementara pada klien dengan kista ovarium yang ovariumnya diangkat
maka hal ini akan mempengaruhi mental klien yang ingin hamil/punya
keturunan.
10. Pola kebiasaan Sehari-hari
Biasanya klien dengan kista ovarium mengalami gangguan dalam
aktivitas, dan tidur karena merasa nyeri
11. Pemeriksaan Penunjang
Data laboratorium
a. Pemeriksaan Hb
b. Ultrasonografi (Untuk mengetahui letak batas kista)
B. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang dapat timbul untuk kanker ovarium yaitu
sebagai berikut:
1. Preoperasi
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan proses penyakit
(penekanan/kompresi) jaringan pada organ ruang abdomen.
b. Gangguan eliminasi urinarius, perubahan/retensi berhubungan dengan
adanya edema pada jaringan lokal.
c. Cemas berhubungan dengan diagnosis dan rencana pembedahan
2. Post operasi
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan luka post operasi
b. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif dan pembedahan
c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan imobilitas (nyeri paska
pembedahan)
d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah
kulit (jaringan, perubahan sirkulasi).
C. Intervensi Keperawatan
1. Preoperasi
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan proses penyakit
(penekanan/kompresi) jaringan pada organ ruang abdomen.
Tujuan : Rasa nyeri klien hilang/ berkurang
Kriteria hasil:
a. Klien tidak mengeluh nyeri / nyeri berkurang
b. TTV normal
c. Menunjukkan nyeri berkurang/terkontrol
d. Menunjukkan ekspresi wajah/postur tubuh rileks
e. Berpartisipasi dalam aktivitas dan tidur/istirahat dengan tepat
f. Skala nyeri 0 dari skala nyeri 0-10.
Intervensi :
a. Kaji penyebab nyeri
Rasional : Penyebab diketahui sehingga dapat dengan mudah
menentukan intervensi
b. Kaji skala nyeri secara komprehensif
Rasional : Skala nyeri menunjukan respon px terhadap nyeri.
c. Monitor TTV
Rasional : Perubahan TTV merupakan identifikasi diri terhadap
perkembangan klien
d. Ajarkan tehnik relaksasi
Rasional : Tehnik relaksasi akan membantu otot-otot berelaksasi
e.
Intervensi :
Pantau pola penolakan.
Informasi ini sangat penting untuk merncakan perawatan dan mempengaruhi
pilihan intervensi invidu.
Ekspresi kekecewaan akan menurunkan rasa percaya diri dan tidak membantu mensukseskan
program.
Klien memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam
program perawatan
Intervensi :
Informasi yang tepat menambah wawasan klien sehingga klien tahu tentang keadaan dirinya.
Libatkan orang terdekat ssesuai indikasi bila keputusan penting akan dibuat.
Menjamin sistem pendukung untuk klien dan memungkinkan orang
terdekat terlibat dengan tepat.
2. Post operasi
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan luka post operasi
Tujuan : Gangguan rasa nyaman (nyeri) berkurang / hilang
Kriteria Hasil :
a. Klien mengatakan tidak pernah nyeri lagi
b. Klien tidak tampak meringis lagi
c. Klien tidak lagi memegangi area nyeri
d. Skala nyeri 0 (tidak ada nyeri) dari skala nyeri 0-10.
e. TTV dalam batas normal
f. Klien tampak rileks
Intervensi :
a. Kaji skala nyeri
Rasional : Untuk mengetahui tingkat nyeri
b. Kaji faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Rasional : Dapat membantu perawat dalam memberikan intervensi
berikutnya
c. Observasi TTV
Rasional : Peningkatan Tekanan Darah dan nadi menandakan
d.
e.
f.
g.
h.
adanya nyeri
Atur posisi klien senyaman mungkin
Rasional : Mengurangi rasa nyeri
Anjurkan tehnik relaksasi
Rasional : Memberikan rasa nyaman pada klien
Alihkan perhatian klien dari rasa nyeri
Rasional : Agar klien tidak terlalu merasakan nyerinya
Ciptakan lingkungan nyaman bagi klien
Rasional : Memberikan kenyamanan sehingga mengurangi nyeri
Kolaborasi: Berikan analgetik sesuai indikasi
Rasional : Analgetik dapat mengurangi nyeri
metabolisme,
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Lowdermilk. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi keempat. Jakarta:EGC.
Pearce, Evelyn C. 2000. Anatomi dan Fisiolog untuk Paramedis Edisi Barui.Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Mansjoer ,Arif.2001.Kapita Selekta Kedokteran .Jakarta : EGC
Marylynn. E.Doengus. (2000). Rencana Asuhan keperawatan, edisi 3, penerbit buku kedokteran,
Jakarta.
Doenges, M.E. (2000) Rencana Keperawatan. Jakarta : EGC
http://www.ibudanbalita.net/830/penanganan-terhadap-penyakit-kista.html diakses tanggal 17
September 2013 pukul 11.00 WIB
Arief dkk.
Aesculapus.
(2001). Kapita
Selekta
Kedokteran.
Jakarta:
Media
pada
(2000). Rencana
Asuhan
Keperawatan.
Edisi
3.
Arief dkk.
Aesculapus.
(2001). Kapita
Selekta
Kedokteran.
Jakarta:
Media