Anda di halaman 1dari 21

BAB I

KONSEP MEDIS
A. Definisi
Kandidiasis adalah suatu infeksi jamur yang disebabkan oleh candida.
Candida merupakan mikroflora normal pada rongga mulut, mikroorganisme ini
mencapai 40-60 % dari populasi (Silverman S, 2001).
Kandidiasis adalah infeksi atau penyakit akibat jamur Candida, khususnya
C. albicans. Penyakit ini biasanya akibat debilitasi (seperti pada penekan imun
dan

khususnya

AIDS),

perubahan

fisiologis,

pemberian

antibiotika

berkepanjangan, dan hilangnya penghalang (Stedman, 2005).


Walaupun demikian jamur tersebut dapat menjadi patogen dalam kondisi
tertentu atau pada orang-orang yang mempunyai penyakit-penyakit yang
melemahkan daya tahan tubuh sehingga menimbulkan suatu penyakit misalnya,
sering ditemukan pada penderita AIDS (Farlane .M, 2002).
Pada rongga mulut kandida albikans merupakan spesies yang paling sering
menimbulkan penyakit. Secara klinis dapat ditemukan berbagai penampilan
berupa lesi putih atau lesi eritematus. Pada keadaan akut kandidiasis dapat
menimbulkan keluhan seperti rasa terbakar (burning sensation), rasa sakit
biasanya pada lidah, mukosa bukal, atau labial dan rasa kering atau serostomia
(Greenberg M. S., 2003).
Pada umumnya infeksi tersebut dapat di tanggulangi dengan menggunakan
obat anti jamur baik secara topikal atau sistemik dengan mempertimbangkan
kondisi atau penyakit-penyakit yang menyertainya (Silverman S, 2001).
Kandidiasis oral atau mulut (juga dikenal sebagai sariawan) adalah infeksi
jamur ragi dari genus Candida pada membran berlendir mulut. Infeksi
oportunistik yang umum dari rongga mulut yang disebabkan oleh pertumbuhan

jamur yang berlebihan. Sariawan pada mulut bayi disebut kandidiasis, sementara
jika terjadi di mulut atau tenggorokan orang dewasa diistilahkan candidosis atau
moniliasis. Kandidiasis yang sering disebut juga candidosis, trush, dan moniliasis
merupakan suatu keadaan patologis yang hanya menginfeksi jaringan kulit dan
mukosa. Infeksi Candida yang berat tersebut dikenal sebagai candidemia dan
biasanya menyerang orang yang imunnya lemah, seperti penderita kanker, AIDS
dan pasien transplantasi.
Oral trush adalah adanya bercak putih pada lidah, langit langit dan pipi
bagian dalam. Bercak tersebut sulit untuk dihilangkan dan bila dipaksa untuk
diambil maka akan mengakibatkan perdarahan. Oral Trush ini sering disebut juga
denagn oral candidiasis atau moniliasis, dan sering terjadi pada masa bayi. Seiring
dengan bertambahnya usia, angka kejadian makin jarang, kecuali pada bayi yang
mendapatkan pengobatan antibiotik atau imunosupresif. Oral Trush ini kadang
sulit dibedakan dengan sisa susu, terutama pada bayi yang mendapatkan susu
formula (Pengganti air Susu Ibu PASI).
Kandidiasis oral ini memang sering terjadi pada bayi yang berusia kurang
dari 6 bulan, seiring dengan bertambah dewasanya bayi tersebut, penyakit ini akan
makin jarang terjadi. Penyakit ini juga bukan penyakit yang serius dan beberapa
sumber mengatakan bahwa penyakit ini dapat sembuh sendiri (walaupun tentu
saja lebih baik diobati).

B. Etiologi
Penyebab

tersering Candidiasis adalah Candida albicans. Spesies

patogenik yang lainnya adalah C. tropicalis C. parapsilosis, C. guilliermondii C.


krusei, C. pseudotropicalis, C. lusitaneae. Genus Candida adalah grup heterogen
yang terdiri dari 200 spesies jamur. Sebagian besar dari spesies candida tersebut

patogen oportunistik pada manusia, walaupun mayoritas dari spesies tersebut


tidak

menginfeksi

manusia. C.

albicans adalah

jamur

dimorfik

yang

memungkinkan untuk terjadinya 70-80% dari semua infeksi candida, sehingga


merupakan penyebab tersering dari candidiasis superfisial dan sistemik.
Jamur jenis ini adalah jamur yang sangat umum terdapat di sekitar kita dan
tidak berbahaya pada orang yang mempunyai imun tubuh yang kuat. Candida ini
baru akan menimbulkan masalah pada orang-orang yang mempunyai daya tahan
tubuh rendah, misalnya penderita AIDS, pasien yang dalam pengobatan
kortikosteroid, dan tentu saja bayi yang sistem imunnya belum sempurna.
Jamur Candida ini adalah jamur yang banyak terdapat di sekitar kita,
bahkan di dalam vagina ibu pun terdapat jamur Candida. Bayi bisa saja
mendapatkan jamur ini dari alat-alat seperti dot dan kampong, atau bisa juga
mendapatkan Candida dari vagina ibu ketika persalinan. Selain itu, kandidiasis
oral ini juga dapat terjadi akibat keadaan mulut bayi yang tidak bersih karena sisa
susu yang diminum tidak dibersihkan sehingga akan menyebabkan jamur tumbuh
semakin cepat. Faktor-faktor yang merupakan presdiposisi infeksi antara lain :
1. HIV/AIDS
Virus human immunodeficiency (HIV) merupakan virus penyebab
AIDS, yang dapat menimbulkan kerusakan atau menghancurkan sel-sel sistem
kekebalan tubuh. Sehingga membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi
oportunistik yang biasanya tubuh akan menolak. Serangan berulang dari oral
trush mungkin merupakan tanda pertama dari infeksi HIV.
2. Kanker
Jika seseorang menderita kanker, sistem kekebalan tubuhnya mungkin
akan melemah oleh karena penyakit kanker tersebut dan karena perawatan

penyakit, seperti kemoterapi dan radiasi. Penyakit kanker dan perawatan


penyakit ini dapat meningkatkan risiko infeksi Candida seperti oral thrush.
3. Diabetes Mellitus
Jika seseorang menderita diabetes yang tidak diobati atau diabetes yang
tidak terkontrol dengan baik, air liur (saliva) mungkin akan mengandung
sejumlah besar gula, sehingga dapat mendorong pertumbuhan candida.
4. Infeksi jamur vagina
Infeksi jamur vagina yang disebabkan oleh jamur yang sama dapat
menyebabkan candidiasis mulut. Meskipun infeksi jamur tidak berbahaya, jika
seseorang sedang hamil maka jamur dapat menular pada bayi selama
persalinan. Akibatnya, bayi tersebut juga dapat mengalami oral thrush.
5. Pemakaian kortikosteroid atau terapi imunosupresan pasca pencangkokan
organ. Kedua hal ini bisa menurunkan pertahanan tubuh terhadap infeksi jamur.
Kortikosteroid (sejenis hormon steroid) dihirup/dihisap untuk perawatan pada
paru-paru (misalnya asma) bisa berdampak pada kandidiasis mulut.
6. Pemakaian antibiotic
Kadang orang yang mengkonsumsi antibiotik menderita infeksi
Candida karena antibiotik membunuh bakteri yang dalam keadaan normal
terdapat di dalam jaringan, sehingga pertumbuhan Candida tidak terkendali.
7. Leukimia
8. Gangguan saluran gastrointestinal yang meningkatkan terjadinya malabsorpsi
dan malnutrisi.
Faktor predisposisi berperan dalam meningkatkan pertumbuhan Candida
albicans serta memudahkan invasi jamur ke dalam jaringan tubuh manusia karena
adanya perubahan dalam sistem pertahanan tubuh.

C. Patofisiologis
Kandidiasis oral ini sering disebabkan oleh candida albicans, atau kadang
oleh candida glabrata dan candida tropicalis. Jamur candida albicans umumnya
memang terdapat di dalam rongga mulut sebagai saprofit sampai terjadi
perubahan keseimbangan flora mulut atau perubahan mekanisme pertahanan lokal
dan sistemik, yang menurunkan daya tahan tubuh. Baru pada keadaan ini jamur
akan berproliferasi dan menyerang jaringan. Hal ini merupakan infeksi jamur
rongga mulut yang paling sering ditemukan. Penyakit yang disebabkan jamur
candida albicans ini yang pertumbuhannya dipelihara dibawah pengaturan
keseimbangan bakteri yang normal. Tidak terkontrolnya pertumbuhan candida
karena penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama dan penggunaan
obat-obatan yang menekan sistem imun serta penyakit yang menyerang sistem
imun seperti Aquired Immunodeficiency Sindrome (AIDS). Namun bisa juga
karena gangguan keseimbangan mikroorganisme dalam mulut yang biasanya
dihubungkan dengan penggunaan antibiotik yang tidak terkontrol. Sehingga,
ketika pertahanan tubuh/antibodi dalam keadaan lemah, jamur candida albicans
yang dalam keadaan normal tidak memberikan reaksi apapun pada tubuh berubah
tumbuh tak terkontrol dan menyerang sistem imun manusia itu sendiri yang
menimbulkan penyakit disebut candidiasis oral atau moniliasis.
Mekanisme imun seluler dan humoral :
1. Tahap pertama timbulnya kandidiasis kulit adalah menempelnya kandida
pada sel epitel disebabkan adanya interaksi antara glikoprotein permukaan
kandida dengan sel epitel. Kemudian kandida mengeluarkan zat keratinolitik
(fosfolipase), yang menghidrolisis fosfolipid membran sel epitel. Bentuk
pseudohifa kandida juga mempermudah invasi jamur ke jaringan. Dalam

jaringan kandida mengeluarkan faktor kemotaktik neutrofil yang akan


menimbulkan reaksi radang akut.
2. Lapisan luar kandida mengandung mannoprotein yang bersifat antigenik
sehingga akan mengaktifasi komplemen dan merangsang terbentuknya
imunoglobulin. Imunoglobulin ini akan membentuk kompleks antigenantibodi di permukaan sel kandida, yang dapat melindungi kandida dari
fungsi imunitas tuan rumah. Selain itu kandida juga akan mengeluarkan zat
toksik terhadap netrofil dan fagosit lain.
Mekanisme non imun :
1. Interaksi antara kandida dengan flora normal kulit lainnya akan
mengakibatkan persaingan dalam mendapatkan nutrisi seperti glukosa.
Menempelnya mikroorganisme dalam jaringan sel pejamu menjadi syarat
mutlak untuk berkembangnya infeksi.
2. Secara umum diketahui bahwa interaksi antara mikroorganisme dan sel
pejamu diperantarai oleh komponen spesifik dari dinding sel mikroorganisme,
adhesin dan reseptor. Manan dan manoprotein merupakan molekulmolekul Candida albicans yang mempunyai aktifitas adhesif. Khitin,
komponen kecil yang terdapat pada dinding sel Candida albicans juga
berperan dalam aktifitas adhesif. Pada umumnya Candida albicans berada
dalam tubuh manusia sebagai saproba dan infeksi baru terjadi bila terdapat
faktor predisposisi pada tubuh pejamu.
D. Manifestasi Klinis
Gejala yang timbul adalah adanya bercak putih pada lidah dan sekitar
mulut dan sering menimbulkan nyeri. Bercak putih ini sekilas tampak seperti
kerak susu namun sulit dilepaskan dari mulut dan lidah bayi. Bila dipaksa dikerok,
tidak mustahil justru lidah dan mulut bayi dapat berdarah. Infeksi mulut oleh

spesies candida biasanya memunculkan kumpulan lapisan kental berwarna putih


atau krem pada membran mukosa (dinding mulut dalam). Pada mukosa mulut
yang terinfeksi mungkin muncul radang berwarna merah, nyeri, dan terasa seperti
terbakar.
Secara umum kandidiasis pada mulut tidak berbahaya dan dapat sembuh
sendiri (walaupun lebih baik diobati). Namun bukan berarti kandidiasis ini tidak
dapat menyebabkan penyakit lain. Kandidiasis dapat menyebabkan bayi menangis
saat makan dan minum (kebanyakan disebabkan karena nyeri), selain itu, bayi
menjadi malas minum ASI sehingga berat badannya tak kunjung bertambah.
Candida pada mulut bayi juga dapat bermigrasi ke organ lain bila ada faktor yang
memperberat (misalnya pemakaian antibiotik jangka panjang).
1. Pada Anak-anak dan Dewasa
Awalnya, seseorang mungkin tidak menyadari gejala oral trush.
Tergantung pada penyebab, tanda dan gejala dapat terjadi tiba-tiba dan
bertahan untuk waktu yang lama. Gejala-gejala tersebut, antara lain:
a) Lesi putih atau krem di lidah, pipi bagian dalam, langit-langit mulut, gusi,
dan amandel (tonsil)
b) Lesi menyerupai keju
c) Nyeri
d) Sedikit perdarahan jika lesi digosok atau tergores
e) Pecah-pecah dan kemerahan pada sudut mulut (terutama pada pemakai
gigi tiruan)
f) Sensasi seperti terdapat kapas pada mulut
g) Kehilangan selera makan
Pada kasus yang berat, lesi dapat menyebar ke bawah ke kerongkongan
dan esofagus (Candida esophagitis). Jika hal ini terjadi, pasien mungkin akan

mengalami kesulitan menelan atau merasa seolah-olah makanan terjebak di


tenggorokan.
2. Pada Bayi dan Ibu Menyusui
Selain lesi mulut khas berwarna putih, bayi mungkin juga memiliki
kesulitan makan atau rewel dan mudah marah. Bayi dapat menularkan infeksi
tersebut kepada ibu mereka selama menyusui. Wanita yang payudaranya
terinfeksi candida mungkin mengalami tanda-tanda dan gejala, antara lain:
a) Puting berwarna sangat merah, sensitif, dan gatal
b) Terdapat serpihan kulit di daerah berwarna gelap yang melingkari puting
(areola)
c) Puting terasa sakit saat menyusui
d) Sakit yang tajam jauh di dalam payudara
E. Pemeriksaan Penunjang
Dalam menegakkan diagnosis kandidiasis, maka dapat dibantu dengan
adanya pemeriksaan penunjang, antara lain :
1. Pemeriksaan langsung
Kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dengan larutan KOH 10 %
atau dengan pewarnaan gram, terlihat sel ragi, blastospora, atau hifa semu.
2. Pemeriksaan biakan
Bahan yang akan diperiksa ditanam dalam agar dekstrosa glukosa Sabouraud,
dapat pula agar ini dibubuhi antibiotik (kloramfenikol ) untuk mencegah
pertumbuhan bakteri. Perbenihan disimpan dalam suhu kamar atau lemari
suhu 370C, koloni tumbuh setelah 24-48 jam, berupa yeast like colony.
Identifikasi Candida albicans dilakukan dengan membiakkan tumbuhan
tersebut pada corn meal agar.
Beberapa penunjang lain :

1. Laboratorium : ditemukan adanya jamur candida albicans pada swab mukosa.


2. Pemeriksaan endoskopi : hanya diindikasikan jika tidak terdapat perbaikan
dengan pemberian flukonazol.
3. Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab atau
kumur.
4. Diagnosa pasti dengan biopsy.
F.

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk kandidiasis antara lain :
1.

Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi.

2. Topikal
Obat topical untuk kandidiasis meliputi:
a) Larutan ungu gentian -1% untuk selaput lendir, 1-2% untuk kulit,
dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari.
b) Nistatin: berupa krim, salap, emulsi.
c) Amfoterisin B.
d) Grup azol antara lain:
1)

Mikonazol 2% berupa krim atau bedak

2)

Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dan krim

3)

Tiokonazol, bufonazol, isokonazol

4)

Siklopiroksolamin 1% larutan, krim

5)

Antimikotik yang lain yang berspektrum luas

3. Sistemik
a) Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi fokal dalam saluran cerna, obat
ini tidak diserap oleh usus.
b) Amfoterisin B diberikan intravena untuk kandidosis sistemik.

c) Untuk kandidosis vaginalis dapat diberikan kotrimazol 500 mg per vaginam


dosis tunggal, sistemik dapat diberikan ketokonazol 2 x 200 mg selama 5
hari atau dengan itrakonazol 2 x 200 mg dosis tunggal atau dengan
flukonazol 150 mg dosis tunggal.
d) Itrakonazol bila dipakai untuk kandidosis vulvovaginalis dosis untuk orang
dewasa 2 x 100 mg sehari selama 3 hari.
4. Khusus:
a) Kandidiasis intertriginosa
Pengobatan ditujukan untuk menjaga kulit tetap kering dengan
penambahan bedak nistatin topikal, klotrimazol atau mikonazol 2 kali
sehari. Pasien dengan infeksi yang luas ditambahkan dengan flukonazol oral
100 mg selama 1-2 minggu atau itrokonazol oral 100 mg 1-2 minggu.
b) Diaper disease
Mengurangi waktu area diaper terpapar kondisi panas dan lembab.
Pengeringan udara, sering mengganti diaper dan selalu menggunakan bedak
bayi atau pasta zinc oxide merupakan tindakan pencegahan yang adekuat.
Terapi topikal yang efektif yaitu dengan nistatin, amfoterisin B, mikonazol
atau klotrimazol.
c) Paronikia
Pengobatan dengan obat topikal biasanya tidak efektif tetapi dapat
dicoba untuk paronikia kandida yang kronis. Solusio kering atau solusio
antifungi dapat digunakan.Terapi oral yang dianjurkan dengan itrakonazol
atau terbinafin.
Grup azole adalah obat antimikosis sintetik yang berspektrum luas.
Termasuk ketokonazol, mikonazol, flukonazol, itrakonazol dan ekonazol.
Mekanisme kerja dari grup azole adalah menghambat sintesis dari ergosterol

10

mengubah cairan membran sel dan mengubah kerja enzim membran.


Hasilnya dalam penghambatan replikasi dan penghambatan transformasi
bentuk ragi ke bentuk hifa yang merupakan bentuk invasive dan patogenik
dari parasit.
Nistatin dan amfoterisin adalah polyene yang aktif melawan beberapa
fungi tapi hanya bekerja sedikit pada sel mamalia dan tidak bekerja pada
bakteri. Obat ini mengikat membrane sel dan menghalangi fungsi
permeabilitas dan transport. Terbinafine adalah alinamine yang merupakan
fungisida jangkauan yang luas pada kulit pathogen. Obat ini menghambat
epoxidase yang terlibat dalam sintesis ergosterol dari bagian dinding sel
jamur.

11

BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Riwayat kesehatan dan observasi langsung memberikan infomasi
mengenai persepsi klien terhadap penyakitnya, bagaimana kelainan kulit dimulai?
Apa pemicu? Apa yang meredakan atau mengurangi gejala? Termasuk masalah
fisik/emosional yang dialami klien? Pengkajian fisik harus dilakukan secara
lengkap.
Dari pengkajian didapat data-data sebagai berikut:
Data objektif:
1. Lesi di daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara,
antara jari tangan atau kaki, glans penis, dan umbilicus, berupa bercak yang
berbatas tegas, bersisik, basah, dan eritematosa. Lesi tersebut dikelilingi oleh
satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil atau bula yang bila pecah
meninggalkan daerah yang erosive, dengan pinggir yang kasar dan berkembang
seperti lesi primer.
2. Hasil pemeriksaan kerokan kulit didapat candida
Data sujektif: mengeluh gatal-gatal
B. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan membrane mukosa oral berhubungan dengan Immunosupresi.
2. Nyeri Akut berhubungan dengan agen injuri biologis.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan dalam memasukan makanan oleh karena adnya trust.
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kelembapan kulit.
5. Risiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat.

12

6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.


C. Intervensi
1. Kerusakan

membrane

mukosa

oral

berhubungan

dengan

infeksi/immunosupresi/ imunokompromise
Tujuan : setelah dilakukan Asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan
kerusakan membrane mukosa dapat berkurang s/d hilang.
Kriteria Hasil :
a) Menunjukan membrane mukosa utuh, berwarna merah jambu, bebas dari
ulserasi dan inflamasi.
b) Menunjukan teknik memperbaiki/mempertahankan keutuhan mukosa
oral.
Intervensi :
N

Intervensi

Rasional

o
1

Kaji membran mukosa oral/lesi Memudahkan intervensi yang akan


oral, perhatikan keluhan nyeri, dilakukan
bengkak,

sulit

mengunyah/menelan
2

Berikan perawatan oral setiap Menjaga kebersihan oral


hari dan setelah makan

Rencanakan

diet

untuk Mencegah

menghindari

garam,

pedas, mukosa oral

terjadinya

iritasi

pada

gesekan dan makanan/minuman


asam
4

Dorong

pemasukan

oral Meningkatkan kebutuhan nutrisi klien

sedikitnya 2500 ml/hari

13

Kolaborasi dengan dokter untuk Mencegah terjadinya infeksi jamur


pemberian obat anti jamur

Kolaborasi dengan dokter untuk Untuk mengetahui jenis spesimen


dilakukan

pemeriksaan yang terdapat pada mukosa oral

specimen cultur lesi

2. Nyeri Akut berhubungan dengan agen injuri biologis


Tujuan : Setelah dilakukan Asuhan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
Nyeri dapat berkurang/hilang/terkontrol
Kriteria Hasil :
b) Mengatakan tidak nyeri lagi
c) Ekspresi wajah tampak relax
d) Skala nyeri 0-1
Intervensi :
No
1

Intervensi
Kaji

Rasional

keluhan

nyeri, Mengetahui skala nyeri, keluhan,

perhatikan lokasi, intensitas lokasi, frekwensi, dan durasi nyeri


(Skala 1-10), frekwensi dan yang dirasakan oleh klien.
waktu
2

Berikan perawatan oral setiap Meringankan nyeri


hari

Berikan

aktifitas

misalnya:

hiburan Sebagai teknik pengalihan nyeri

menonton

TV,

Menggambar/mewarnai
4

Kolaborasi
untuk

dengan

pemberian

dokter Meringankan nyeri


obat

14

analgetik

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan Ketidakmampuan dalam memasukan makanan oleh karena adanya
trust
Tujuan : setelah dilakukan Asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan
kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi secara adekuat.
Kriteria Hasil :
a) Menunjukan pemasukan nutrisi secara adekuat
b) Mempertahankan berat badan
Intervensi :
No
1

Intervensi
Kaji

kemampuan

Rasional
untuk Mengetahui kemampuan mengunyah

mengunyah,menelan

dan menelan klien

Timbang BB sesuai kebutuhan

Penurunan

BB

sebagai

pertanda

nutrisi kurang dari kebutuhan

15

Berikan

perawatan

mulut Menjaga kebersihat mulut, serta dapat

setiap hari, hindari obat kumur meningkatkan nafsu makan


yang mengandung alcohol
4

Rencanakan diet dengan klien Meningkatkan asupan nutrisi klien


atau orang terdekat, sediakan
makanan yang sedikit tapi
sering berupa makanan padat
nutrisi yang tidak bersifat asam
dan

juga

minuman

yang

disukai pasien.
5

Kolaborasi dengan ahli gizi Meningkatkan asupan nutrisi klien


tentang diet klien

4. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan Kelembapan kulit


Tujuan : setelah dilakukan Asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan
integritas kulit kembali normal.
Kriteria Hasil :
a) Menunjukan tingkah laku/teknik untuk mencegah kerusakan kulit
b) Menunjukan kemajuan pada luka/ penyembuhan lesi
Intervensi :
No

Intervensi

Rasional

16

Kaji kulit setiap hari, catat warna, Mengetahui kerusakan kulit


turgor,

sirkulasi,

gambaran

lesi

sensasi,
dan

amati

perubahan
2

Bantu atau instruksikan dalam Menjaga


kebersihan
membasuh

kulit
dan

kebersihan

kulit

dan

misalnya mencegah terjadinya lesi pada kulit

mengeringkan

dengan hati-hati dan melakukan


masase

dengan

menggunakan

lotion atau krim


3

Kolaborasi dengan dokter untuk Mencegah terjadinya kerusakan kulit


pemberian obat-obatan topical /
sistemik sesuai indikasi

Kolaborasi untuk pemeriksaan Untuk mengetahui spesimen pada kulit


kultur dari lesi kulit terbuka

5. Risiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat


Tujuan : Setelah dilakukan Asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
infeksi tidak terjadi
Kriteria Hasil :
a) Mencapai masa penyembuhan luka atau lesi
b) Mengidentifikasi/ikut serta dalam prilaku yang mengurangi resio infeksi
Intervensi :
No
1

Intervensi
Cuci

tangan

sebelum

Rasional
dan Menjaga

kebersihan

dan

mencegah

sesudah dilakukan perawatan terjadinya infeksi

17

dan instruksikan pasien/orang


terdekat untuk mencuci tangan
sesuai indikasi
2

Berikan

lingkungan

yang Memberikan kenyamanan

bersih dan berventilasi baik


3

Pantau tanda-tanda vital

Untuk memantau terjadinya infeksi

Periksa kulit dan membrane Menilai ciri-ciri atau bentuk lesi


mukosa oral terhadap bercak
putih atau lesi

Kolaborasi untuk pemeriksaan Menilai jenis spesimen yang terdapat pada


kultur/ sensitivitas lesi

Kolaborasi

dengan

lesi
dokter Mencegah terjadinya penyebaran infeksi

pemberian obat anti jamur

6.

jamur

Kurang pengetahuan orang tua berhubungan dengan tidak mengenal


sumber informasi
Tujuan : Setelah dilakukan Asuhan keperawatan selama 2x30 menit diharapkan
kurangnya pengetahuan klien/orang tua dapat teratasi.
Kriteria Hasil :
a) Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan.
b) Memulai perubahan gaya hidup yang perlu dan ikut serta dalam aturan
perawatan.
c) Melakukan prosedur yang perlu dengan benar menjelaskan alasan tindakan.
Intervensi :
No

Intervensi

Rasional

18

Kaji ulang proses penyakit Sebagai sumber informasi


apa yang menjadi harapan
dimasa depan

Tentukan

tingkat Memudahkan intervensi selanjutnya

ketergantungan dan kondisi


fisik,catat tingkat perawatan
dan dukungan yang tersedia
dari keluarga/orang terdekat
dan kebutuhan akan pemberi
perawatan lainnya
3

Tekankan perlunya kebutuhan Meningkatkan


perawatan

kulit

pengetahuan

dan

harian, mencegah terjadinya infeksi pada kulit

termasuk memeriksa lipatan


kulit

dan

pembersih

menyediakan
serta

tindakan

perlindungan

adekuat

misalnya salep
4

Tinjau ulang kebutuhan akan Sebagai informasi untuk memudahkan


diet

(protein

dan

kalori intervensi selanjutnya

tinggi)
5

Diskusikan

aturan

obat- Meningkatkan

pengetahuan

dan

obatan, interaksi dan efek mengurangi kecemasan klien


samping
6

Tekankan
melanjutkan

perlunya Meningkatkan pengetahuan klien


perawatan

kesehatan dan evaluasi

19

DAFTAR PUSTAKA

20

Cyntia, T. 2013. Diagnosa Keperawatan dengan Rencana Asuhan. EGC: Jakarta.


Doengoes, Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran. EGC: Jakarta.
FKUI. 1999. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1. FKUI: Jakarta.
Hasan Rusepno. 2005. Ilmu Keperawatan. Jakarta: FKUI.
Wong, Donna. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

21

Anda mungkin juga menyukai