Anda di halaman 1dari 13

MIOMA UTERI

A. Pengertian
Mioma uteri adalah suatu tumor jinak berbatas tegas tidak berkapsul yang berasal
dari otot polos dan jaringan ikat fibrous. Biasa juga disebut fibromioma uteri, leiomioma
uteri atau uterine fibroid. Tumor jinak ini merupakan neoplasma jinak yang sering
ditemukan pada traktus genitalia wanita, terutama wanita sesudah produktif (menopouse).
Mioma uteri jarang ditemukan pada wanita usia produktif tetapi kerusakan reproduksi
dapat berdampak karena mioma uteri pada usia produktif berupa infertilitas, abortus
spontan, persalinan prematur dan malpresentasi (Aspiani, 2017).

1
B. Etiologi
Menurut Aspiani ada beberapa faktor yang diduga kuat merupakan faktor predisposisi
terjadinya mioma uteri.
1. Umur
Mioma uteri ditemukan sekitar 20% pada wanita usia produktif dan sekitar 40%-
50% pada wanita usia di atas 40 tahun. Mioma uteri jarang ditemukan sebelum
menarche (sebelum mendapatkan haid).
2. Hormon Endogen (endogenous hormonal)
Konsentrasi estrogen pada jaringan mioma uteri lebih tinggi dari pada jaringan
miometrium normal.
3. Riwayat keluarga
Wanita dengan garis keturunan dengan tingkat pertama dengan penderita mioma
uteri mempunyai 2,5 kali kemungkinan untuk menderita mioma dibandingkan
dengan wanita tanpa garis keturunan penderita mioma uteri.
4. Makanan
Makanan di laporkan bahwah daging sapi, daging setengah matang (red meat), dan
daging babi meningkatkan insiden mioma uteri, namun sayuran hijau menurunkan
insiden menurunkan mioma uteri.
5. Kehamilan
Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri karena tingginya kadar estrogen dalam
kehamilan dan bertambahnya vaskularisasi ke uterus. Hal ini mempercepat
pembesaran mioma uteri. Efek estrogen pada pertumbuhan mioma mungkin
berhubungan dengan respon dan faktor pertumbuhan lain. Terdapat bukti
peningkatan produksi reseptor progesteron, dan faktor pertumbuhan epidermal.
6. Paritas
Mioma uteri lebih sering terjadi pada wanita multipara dibandingkan dengan wanita
yang mempunyai riwayat melahirkan 1 (satu) kali atau 2 (2) kali

2
C. Tanda dan Gejala
Gejala yang dikeluhkan tergantung letak mioma, besarnya, perubahan sekunder, dan
komplikasi. Tanda dan gejala tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Perdaharahan abnormal seperti dismenore, menoragi, metroragi
2. Rasa nyeri karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma yang disertai
nekrosis dan peradangan.
3. Gejala dan tanda penekanan seperti retensio urine, hidronefrosis, hidroureter,
poliuri.
4. Abortus spontan karena distorsi rongga uterus pada mioma submukosum.
5. Infertilitas bila sarang mioma menutup atau menekan pars interstitialis tuba.

D. Patofisiologi/pathways
Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil didalam miometrium dan
lambat laun membesar karena pertumbuhan itu miometrium mendesak menyusun
semacam pseudokapsula atau sampai semua mengelilingi tumor didalam uterus mungkin
terdapat satu mioma akan tetapi mioma biasanya banyak. Bila ada satu mioma yang
tumbuh intramural dalam korpus uteri maka korpus ini tampak bundar dan konstipasi
padat. Bila terletak pada dinding depan uterus mioma dapat menonjol kedepan sehingga
menekan dan mendorong kandung kemih keatas sehingga sering menimbulkan keluhan
miksi (Aspiani, 2017).
Secara makroskopis, tumor ini biasanya berupa massa abu-abu putih, padat,
berbatas tegas dengan permukaan potongan memperlihatkan gambaran kumparan yang
khas. Tumor mungkin hanya satu, tetapi umumnya jamak dan tersebar di dalam uterus,
dengan ukuran berkisar dari benih kecil hingga neoplasma masif yang jauh lebih besar
dari pada ukuran uterusnya. Sebagian terbenam didalam miometrium, sementara yang
lain terletak tepat di bawah endometrium (submukosa) atau tepat dibawah serosa
(subserosa). Terakhir membentuk tangkai, bahkan kemudian melekat ke organ
disekitarnya, dari mana tumor tersebut mendapat pasokan darah dan kemudian
membebaskan diri dari uterus untuk menjadi leimioma “parasitik”. Neoplasma yang
berukuran besar memperlihatkan fokus nekrosis iskemik disertai daerah perdarahan dan
perlunakan kistik, dan setelah menopause tumor menjadi padat kolagenosa, bahkan
mengalami kalsifikasi (Robbins, 2007).
3
4
E. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum Kaji tingkat kesadaran pasien mioma uteri
2) Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi,suhu, pernapasan.
3) Pemeriksaan Fisik Head to toe
a. Kepala dan rambut : lihat kebersihan kepala dan keadaan rambut.
b. Mata : lihat konjungtiva anemis, pergerakan bola mata simetris
c. Hidung : lihat kesimetrisan dan kebersihan, lihat adanya pembengkakan konka
nasal/tidak.
d. Telinga : lihat kebersihan telinga.
e. Mulut : lihat mukosa mulut kering atau lembab, lihat kebersihan rongga mulut,
lidah dan gigi, lihat adanya penbesaran tonsil.
f. Leher dan tenggorokan : raba leher dan rasakan adanya pembengkakan kelenjar
getah bening/tidak.
g. Dada atau thorax : paru-paru/respirasi, jantung/kardiovaskuler dan sirkulasi,
ketiak dan abdomen.
h. Abdomen Infeksi: bentuk dan ukuran, adanya lesi, terlihat menonjol, Palpasi:
terdapat nyeri tekan pada abdomen Perkusi: timpani, pekak Auskultasi:
bagaimana bising usus
i. Ekstremitas/ muskoluskletal terjadi pembengkakan pada ekstremitas atas dan
bawah pasien mioma uteri
j. Genetalia dan anus perhatikan kebersihan,adanya lesi, perdarahan diluar siklus
menstruasi

5
F. Pemeriksaan Penunjang
1. USG, untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan endometriium dan
keadaan adnexa dalam rongga pelvis. Mioma juga dapat dideteksi dengan CT scan
ataupun MRI, tetapi kedua pemeriksaan itu lebih mahal dan tidak memvisualisasi
uterus sebaik USG. Untungnya, leiomiosarkoma sangat jarang karena USG tidak
dapat membedakannya dengan mioma dan konfirmasinya membutuhkan diagnosa
jaringan.
2. Dalam sebagian besar kasus, mioma mudah dikenali karena pola gemanya pada
beberapa bidang tidak hanya menyerupai tetapi juga bergabung dengan uterus; lebih
lanjut uterus membesar dan berbentuk tak teratur.
3. Foto BNO/IVP pemeriksaan ini penting untuk menilai massa di rongga pelvis serta
menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter.
4. Histerografi dan histeroskopi untuk menilai pasien mioma submukosa disertai dengan
infertilitas.
5. Laparaskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis.
6. Laboratorium : darah lengkap, urine lengkap, gula darah, tes fungsi hati, ureum,
kreatinin darah.
7. Tes kehamilan.

6
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan mioma uteri dilakukan tergantung pada umur, paritas, lokasi, dan
ukuran tumor. Oleh karena itu penanganan mioma uteri terbagi atas kelompok-kelompok
berikut :
1) Penanganan konservatif dilakukan jika mioma yang kecil muncul pada pra dan
postmenopause tanpa adanya gejala. Cara penanganan konsevatif adalah sebagai
berikut.
a. Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan.
b. Jika terjadi anemia kemungkinan Hb menurun.
c. Pemberian zat besi.
d. penggunaan agonis GnRH (gonadotropin-releasing hormone) leuprolid asetat
3,75 mg IM pada hari pertama sampai ketiga menstruasi setiap minggu,
sebanyak tiga kali. Obat ini mengakibatkan pengerutan tumor dan
menghilangkan gejala. Obat ini menekan sekresi gonodotropin dan menciptakan
keadaan hipoestrogenik yang serupa ditemukan pada periode postmenopause.
Efek maksimum dalam mengurangi ukuran tumor diobsevasi dalam 12 minggu.
2) Penanganan operatif, dilakukan bilah terjadi hal-hal berikut.
a. Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus 12-14 minggu.
b. Pertumbuhan tumor cepat.
c. Mioma subserosa bertangkai dan torsi.
d. Dapat mempersulit kehamilan berikutnya.
e. Hiperminorea pada mioma submukosa.
f. Penekanan organ pada sekitarnya.
3) Jenis operasi yang dilakukan untuk mengatasi mioma uteri dapat berupa langkah-
langkah berikut.
Enukleusi Mioma
Enuklesia mioma dilakukan pada penderita yang infertil yang masih
menginginkan anak, atau mempertahankan uterus demi kelangsungan fertilitas.
Enukleasi dilakukan jika ada kemungkinan terjadinya karsinoma endometrium atau
sarkoma uterus dan dihindari pada masa kehamilan. Tindakan ini seharusnya dibatasi
pada tumor dengan tangkai dan tumor yang dengan mudah dijepit dan diikat. Bila

7
miomektomi menyebabkan cacat yang menembus atau sangat berdekatan dengan
endometrium, maka kehamilan berikutnya harus dilahirkan dengan seksio sesarea.
4) Menurut american college of Obstetricans gynecologists (ACOG), kriteria preoperasi
adalah sebagai berikut.
a. Kegagalan untuk hamil atau keguguran berulang.
b. Terdapat leimioma dalam ukuran yang kecil dan berbatas tegas.
c. Alasan yang jelas dari penyebab kegagalan kehamilan dan keguguran yang
berulang tidak ditemukan.
5) Histeroktomi
Histerektomi dilakukan jika pasien tidak menginginkan anak lagi dan pada pasien
yang memiliki leimioma yang simptomatik atau yang sudah bergejala. Kriteria ACOG
untuk histerektomi adalah sebagai berikut.
a. Terdapat satu sampai tiga leimioma asimptomatik atau yang dapat teraba dari
luar dan dikelukan oleh pasien.
b. Perdarahan uterus berlebihan.
c. Perdarahan yang banyak, bergumpal-gumpal, atau berulang-ulang selama lebih
dari delapan hari.
d. Anemia akut atau kronis akibat kehilangan darah.

6) Penanganan radioterapi
Tujuan dari radioterapi adalah untuk menghentikan perdarahan. Langkah ini
dilakukan sebagai penanganan dengan kondisi sebagai berikut.
a. Hanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat dioperasi (bad risk patient).
b. Uterus harus lebih kecil dari usia kehamilan 12 minggu.
c. Bukan jenis submukosa.
d. Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rektum.
e. Tidak dilakukan pada wanita muda karena dapat menyebabkan menopause

H. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji ( Analisa Data)


No Data Etiologi Masalah
Pre Operasi

8
1 DS : Agen injuri biologis nyeri
- Biasanya Pasien mengeluh nyeri
DO :
- Pasien tampak meringis kesakitan
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak pucat

2 DS : Kehilangan cairan aktif Kekurangan volume


- biasanya Pasien mengatakan
cairan dan elektrolit
sering merasa haus dan lemas
DO :
- Mukosa bibir kering
- Kulit kering
- Suhu tubuh meningkat
- Penurunan denyut nadi dan
tekanan darah
3 DS : Kurang informasi ansietas
- Biasanya Klien mengatakan
cemas terhadap prosedur
pembedahan yang akan dilakukan
DO :
- Wajah tegang
- Tremor tangan
- Peningkatan keringat
- Peningkatan ketegangan
- Gemetar
- Suara bergetar
- Gelisah
- Melihat sepintas
- Insomnia
- Kontak mata yang buruk
- Mengekspresikan kekhawatiran
karena perubahan dalam peristiwa
hidup
Post operasi

1 DS : Agen injuri biologis nyeri


- Biasanya Pasien mengeluh nyeri
luka bekas post operasi
DO :
- Pasien tampak meringis
kesakitan
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak pucat

2 DS: Faktor biologis Ketidakseimbangan


- Biasanya Pasien mengatakan Nutrisi: Kurang Dari

9
tidak nafsu makan Kebutuhan Tubuh
- pasien mengalami penurunan
(Nutrition:
berat badan
Imbalanced, Less Than
- klien mudah merasa kenyang
Body Requirements)
sesaat setelah makan
DO :
- konjungtiva tampak pucat
- tampak lemah
- tampak kurang berminat
terhadap makanan
3 DS: Obstruksi jalan napas Ketidakefektifan
Bersihan Jalan Napas
- biasanya pasien Kesulitan (Ineffective Airway
berbicara/mengeluarkan suara Clearance)

DO :
- Pernurunan bunyi napas
- Dispnea
- Sputum dalam jumlah yang
berlebihan
- Batuk yang tidak efektif
- Gelisah
- Mata terbuka lebar

4 DS : keletihan otot pernapasan Ketidakefektifan Pola


- Biasanya Pasien mengatakan
Nafas (Breathing
sesak
Pattern, Ineffective)
DO :
- Napas pendek
- Tampak Tahap ekspirasi
berlangsung sangat lama
- Tampak Menggunakan otot
pernapasan tambahan
5 DS : - Ketidakadekuatan system Resiko infeksi
DO : -
imun
6 DS: Ketidakseimbangan antara Intolenransi aktivitas
- Biassanya Pasien mengatakan
suplai oksigen dengan
sering merasa lelah, lemas susah
kebutuhan
melakukan kegiatan hari-hari
DO:
- Pasien tampak kelalahan dan
lemas
- ADL di bantu
- Adanya dyspnea saat
beraktivitas

10
I. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1. Pre Operasi
a. Nyeri berhubungan dengan agen injuri biologis
b. Kekurangan volume cairan (fluid volume, deficient) berhubungan dengan
Kehilangan cairan aktif
c. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian

2. Post Operasi
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik
b. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh (Nutrition:
Imbalanced, Less Than Body Requirements) Berhubungan dengan faktor biologis
c. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (Ineffective Airway Clearance)
berhubungan dengan obstruksi jalan napas
d. Ketidak efektifan pola napas (Breathing Pattern, Ineffective) Berhubungan
dengan keletihan otot pernapasan
e. Resiko infeksi berhubungan dengan Pengetahuan yang tidak cukup untuk
menghindari pemajanan pathogen
f. Intolenransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen
dengan kebutuhan tubuh

11
DAFTAR PUSTAKA

Apriyani, Yosi. . Analisa Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian


Mioma Uteri di RSUD dr. Adhyatma Semarang. Jurnal Kebidanan. Vol. 2
No. 5

Aspiani, Y, R. ( ). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: TIM

Aimee, et al. ( ). Association of Intrauterine and Early-Life Exposures withDiagnosis of Uterine


Leimyomata by 35 Years of Age in the Sister Study.
Environmental Health Perpectives. Volume 118. No 3 pages 375-

Bararah, T., Mohammad Jauhar. 2013. Asuhan Keperawatan; panduan Lengkap


menjadi Perawat Profesional. Jilid 2. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Copaescu, C. ( ). Laparoscopic Hysterectomy. Chirurgia (Bucur). Volume 102.


No. 2. Romanian
Carpenitto Linda Jual, 2000, Asuhan Keperawatan, Edisi 2, EGC, Jakarta.

Gloria M. Bulechek, (et al).2013. Nursing Interventions Classifications (NIC) 6th Edition.
Missouri: Mosby Elsevier

Kapita Selekta Kedokteran, 1999, Editor: Arif Mansjoer dkk, Edisi 3, Jilid 1,. Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.

Moorhed, (et al). 2013. Nursing Outcomes Classifications (NOC) 5th Edition. Missouri: Mosby
Elsevier

NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi, Dan Klasifikasi 2012-


2014/Editor, T. Heather Herdman; Alih Bahasa, Made Sumarwati, Dan Nike Budhi Subekti ;
Editor Edisi Bahasa Indonesia, Barrah Bariid, Monica Ester, Dan Wuri Praptiani. Jakarta; EGC.

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.

12
Ilmu Kandungan, 1999, Editor : Hanifa Wiknjosastro dkk, Edisi II, Cetakan 3, Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai