Anda di halaman 1dari 43

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 1
BAB I PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................7
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................7
D. Manfaat Penulisan.........................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9
A. Definisi..........................................................................................................9
B. Anatomi Fisiologi.........................................................................................9
C. Etiologi........................................................................................................14
D. Klasifikasi...................................................................................................15
E. Manifestasi Klinis.......................................................................................16
F. Patofisiologi................................................................................................17
G. Pemeriksaan Penunjang..............................................................................17
H. Komplikasi..................................................................................................18
I. Penatalaksanaan..........................................................................................18
J. Konsep Dasar Keperawatan........................................................................22
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN 32
PRE EKLAMPSI BERAT 32
A. Pengkajian Antenatal..................................................................................32
Data Fokus..........................................................................................................36
Analisa Data.......................................................................................................37
Diagnosa Keperawatan.......................................................................................39
Intervensi Keperawatan......................................................................................40
Catatan Perkembangan.......................................................................................44
BAB IV PEMBAHASAN 48
A. Pengkajian...................................................................................................48
B. Diagnosa Keperawatan...............................................................................50
C. Intervensi.....................................................................................................50
D. Implementasi...............................................................................................51
E. Evaluasi.......................................................................................................53
BAB V PENUTUP 54
B. SARAN.......................................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA 57

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu masalah

kesehatan yang masih perlu dibenahi dan mendapat perhatian khusus di

Indonesia. Penurunan angka kematian ibu telah cukup signifikan dari

tahun1994 hingga tahun 2007, tetapi AKI di Indonesia tetap menjadi

nomor satu di Asia. Salah satu penyebab kematian dari ibu melahirkan

adalah pre-eklampsia berat (PEB) yang berlanjut menjadi eklampsia bila

tidak mendapatkan penanganan yang adekuat.

Data World Health Organization (WHO)dalam

Maternal and Reproductive Health Padatahun 2013

kematian ibu terjadi setiap hari,sekitar 800 perempuan

meninggal karena komplikasi kehamilan dan kelahiran

anak. Penyebab utama kematian adalah

perdarahan,hipertensi, infeksi dan penyebab

tidaklangsung, sebagian besar karena interaksi

antarakondisi medis yang sudah ada sebelumnyadan

kehamilan. Dari 800 kematian ibu setiapharinya, 500

terjadi di Afrika Sub-Sahara dan190 di Asia Selatan. Risiko

seorang wanita dinegara berkembang meninggal akibat

penyebab ibu berhubungan selama hidupnya adalah

sekitar 23 kali lebih tinggi dibandingkan denganwanita

yang tingal dinegara maju. Kematian ibu merupakan

indikator kesehatan yang menunjukkan kesenjangan yang

2
sangat lebar antara daerah kaya dan miskin, perkotaan

dan pedesaan, dalain-lain.

Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007

menunjukkan bahwa secara nasional Angka Kematian Ibu di Indonesia

adalah 228/100.000 kelahiran hidup, yang disebabkan oleh perdarahan

28%, eklampsia 12%, abortus 13%, sepsis 15%, partus lama 18%, dan

penyebab lainnya 2%.Angka ini masih jauh dari target tujuan

pembangunan milenium (Millenium Development Goals/MDGs), yakni

hanya 102/100.000 kelahiran tahun 2015 (Depkes RI, 2010).

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 mencatat

angka kematian ibu (AKI) atau Maternal Mortality Ratio (MMR) di

Indonesia diperkirakan sebesar 359 kematian maternal per 100.000

kelahiran hidup untuk periode 2008-2012.8 Penyebab kematian ibu di

Indonesia masih didominasi oleh perdarahan (30,3%), hipertensi dalam

kehamilan (27,1%), dan infeksi (7,3%).9 Data Dinas Kesehatan Provinsi

Sulawesi Utara, kasus kematian ibu tahun 2015 terdapat 71 kasus yang

disebabkan oleh perdarahan 22 kasus, hipertensi dalam kehamilan 13

kasus, infeksi 5 kasus, dan lain-lain 31 kasus.

Provinsi Sumatera Barat sebesar 212/100.000 kelahiran hidup. Jika

dilihat perkembangannya angka ini sudah mengalami penurunan dari

tahun sebelumnya. Khususnya untuk Kota Padang selama 7 tahun terakhir,

mulai dari tahun 2009 sampai dengan 2015, tidak mengalami perubahan

yang berarti. Angka ini stagnan pada posisi 15-17 kasus kematian ibu per

tahun. Hal ini tentu harus mendapat perhatian lebih dari pemerintah,

karena selain AKI yang stagnan, Padang juga merupakan kota dengan

3
jumlah AKI tertinggi di Sumatera Barat (Dinas Kesehatan Kota Padang,

2016; Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, 2015).

Di Rumah Sakit Umum DR Achmad Mochtar Bukittinggi Periode

Januari-Desember 2016 angka kejadian pasien dengan pre eklamsi berat

sebanyak 92 data dan di dapat juga data pada tahun 2019 dari bulan

januari – oktober sebanyak 17 orang pasien yang mengalami pre eklamsi

berat .

Komplikasi utama yang menjelaskan hampir 75% kematiaan ibu

adalah perdarahan 27%,pre eklamsia dan eklamsia 14% infeksi 11% partus

macet 9% dan komplikasi abortus 8% pada tahun 2014 di asia tenggara

kematian ibu akibat pre eklamsia sebesar 17% dan di Indonesia sebanyak

25% ,kejadian ini masih cukup tinggi di Indonesia di bandingkan di asia

tenggara atau dunia .

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk

mengetahui “Bagaimanakah proses “Asuhan keperawatan pada Ny.R

dengan PEB “

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mampu menganalisa konsep dan asuhan serta intervensi

keperawatan yang bisa dilakukan pada pasien dengan PEB pada Ny. R

di Rumah Sakit dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2019

2. Tujuan Khusus

a. Mampu memahami konsep dari PEB pada Ny. R

4
b. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan PEB pada Ny.R

c. Mampu membuat analisa data dan menegakan diagnosa

keperawatan dengan PEB pada Ny.R

d. Mampu membuat intervensi keperawatan pada pasien dengan PEB

pada Ny.R

e. Mampu melakukan implementasi pada pasien dengan PEB pada

Ny.R

f. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan PEB

pada Ny.R

g. Mampu mendokumentasikan askep pasien dengan PEB pada Ny.R

h. Mampu membandingkan antara teori, kasus dan evidence based

yang ada

D. Manfaat Penulisan

Melalui penulisan makalah ini diharapkan akan bermanfaat dalam

memberikan informasi dan pengetahuan tentang PEB pada Ny.R

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita

hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein

uria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi

sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan

berumur 28 minggu atau lebih. (Nanda, 2012)

Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu

kehamilan disertai dengan proteinuria (Prawirohardjo, 2008).

Pre eklamsi adalah timbulanya hipertensi disertai proteinuria dan

edema akibat kehamilan setelah usia 20 minggu atau segera setelah

persalinan (Mansjoer dkk, 2014).

B. Anatomi Fisiologi

Perubahan Fisiologi Wanita HamilSegala perubahan fisik dialami

wanita selama hamil berhubungan dengan beberapa sistem yang

disebabkan oleh efek khusus dari hormon. Perubahan ini terjadi dalam

rangka persiapan perkembangan janin, menyiapkan tubuh ibu untuk

bersalin, perkembangan payudara untuk produksi air susu selama masa

nifas. (Salmah dkk, 2006, hal.47)

1. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah

pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat.

Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh hipertrofi otot polos

uterus.Pada bulan-bulan pertama kehamilan bentuk uterus seperti buah

6
advokat, agak gepeng.Pada kehamilan 4 bulan uterus berbentuk bulat

dan pada akhir kehamilan kembali seperti semula, lonjong seperti telur.

(Wiknjosastro, H, 2006, hal. 89)

Perkiraan umur kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri :

a. Pada kehamilan 4 minggu fundus uteri blum teraba


b. Pada kehamilan 8 minggu, uterus membesar seperti telur bebek fundus

uteri berada di belakang simfisis.


c. Pada kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur angsa, fundus uteri

1-2 jari di atas simfisis pubis.


d. Pada kehamilan 16 minggu fundus uteri kira-kira pertengahan simfisis

dengan pusat.
e. Kehamilan 20 minggu, fundus uteri 2-3 jari di bawah pusat.
f. Kehamilan 24 minggu, fundus uteri kira-kira setinggi pusat.
g. Kehamilan 28 minggu, fundus uteri 2-3 jari di atas pusat.
h. Kehamilan 32 minggu, fundus uteri pertengahan umbilicus dan

prosessus xypoideus.
i. Kehamilan 36-38 minggu, fundus uteri kira-kira 1 jari di bawah

prosessus xypoideus.
j. Kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun kembali kira-kira 3 jari di

bawah prosessus xypoideus. (Wiknjosastro, H, 2006. Hal. 90-91 dan

Mandriwati, G. A. 2008. Hal. 90).

2. Vagina
Vagina dan vulva juga mengalami perubahan akibat hormon

estrogen sehingga tampak lebih merah, agak kebiru-biruan

(livide).Tanda ini disebut tanda Chadwick. (Wiknjosastro, H. 2006.

Hal. 95)
3. Ovarium

Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum

graviditatis sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16

7
minggu.Namun akan mengecil setelah plasenta terbentuk, korpus

luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron. Lambat

laun fungsi ini akan diambil alih oleh plasenta. (Wiknjosastro, H. 2006.

Hal .95)

4. Payudara
Payudara akan mengalami perubahan, yaitu mebesar dan tegang

akibat hormon somatomammotropin, estrogen, dan progesteron, akan

tetapi belum mengeluarkan air susu. Areola mammapun tampak lebih

hitam karena hiperpigmentasi. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 95)

5. Sistem Sirkulasi

Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya

sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-

pembuluh darah yang membesar pula.Volume darah ibu dalam

kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan darah

yang disebut hidremia. Volume darah akan bertambah kira-kira 25%,

dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac

output yang meninggi kira-kira 30%. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 96).

6. Sistem Respirasi

Wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh

rasa sesak nafas.Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas

karena usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah diafragma

sehingga diafragma kurang leluasa bergerak. (Wiknjosastro, H. 2006.

Hal. 96)

7. Traktus Digestivus

8
Pada bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nausea)

karena hormon estrogen yang meningkat.Tonus otot traktus digestivus

juga menurun.Pada bulan-bulan pertama kehamilan tidak jarang

dijumpai gejala muntah pada pagi hari yang dikenal sebagai moorning

sickness dan bila terlampau sering dan banyak dikeluarkan disebut

hiperemesis gravidarum. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 97)

8. Traktus Urinarius

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan

oleh uterus yang membesar sehingga ibu lebih sering kencing dan ini

akan hilang dengan makin tuanya kehamilan, namun akan timbul lagi

pada akhir kehamilan karena bagian terendah janin mulai turun

memasuki Pintu Atas Panggul. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 97)

9. Kulit

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi

karena pengaruh hormon Melanophore Stimulating Hormone (MSH)

yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang

terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, dan hidung, dikenal sebagai

kloasma gravidarum. Namun Pada kulit perut dijumpai perubahan kulit

menjadi kebiru-biruan yang disebut striae livide. (Wiknjosastro, H.

2006. Hal. 97)

10. Metabolisme dalam Kehamilan

Pada wanita hamil Basal Metabolik Rate (BMR) meningkat hingga

15-20 %.Kelenjar gondok juga tampak lebih jelas, hal ini ditemukan

pada kehamilan trimester akhir.Protein yang diperlukan sebanyak 1

gr/kg BB perhari untuk perkembangan badan, alat kandungan,

9
mammae, dan untuk janin, serta disimpan pula untuk laktasi

nanti.Janin membutuhkan 30-40 gr kalsium untuk pembentukan tulang

terutama pada trimester ketiga.Dengan demikian makanan ibu hamil

harus mengandung kalsium, paling tidak 1,5-2,5 gr perharinya

sehingga dapat diperkirakan 0,2-0,7 gr kalsium yang tertahan untuk

keperluan janin sehingga janin tidak akan mengganggu kalsium ibu.

Wanita hamil juga memerlukan tambahan zat besi sebanyak 800 mg

untuk pembentukan haemoglobin dalam darah sebagai persiapan agar

tidak terjadi perdarahan pada waktu persalinan. (Wiknjosastro, H.

2006. Hal. 98)

11. Kenaikan Berat Badan

Peningkatan berat badan ibu selama kehamilan menandakan

adaptasi ibu terhadap pertumbuhan janin. Perkiraan peningkatan berat

badan adalah 4 kg dalam kehamilan 20 minggu, dan 8,5 kg dalam 20

minggu kedua (0,4 kg/minggu dalam trimester akhir) jadi totalnya 12,5

kg. (Salmah, Hajjah.2006. Hal.60-61)

C. Etiologi

Penyebab preeklamsi sampai sekarang belum di ketahui secara

pasti,tapi pada penderita yang meninggal karena preeklamsia terdapat

perubahan yang khas pada berbagai alat.Tapi kelainan yang menyertai

penyakit ini adalah spasmus arteriole, retensi Na dan air dan coogulasi

intravaskulaer.

Walaupun vasospasmus mungkin bukan merupakan sebab primer

penyakit ini, akan tetapi vasospasmus ini yang menimbulkan berbagai

gejala yang menyertai preeklamsi.

10
1. Vasospasmus menyebabkan :
a. Hypertensi
b. Pada otak (sakit kepala, kejang)
c. Pada placenta (solution placentae, kematian janin)
d. Pada ginjal (oliguri, insuffisiensi)
e. Pada hati (icterus)
f. Pada retina (amourose)
2. Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab

preeklamsia yaitu :
a. Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda,

hidramnion, dan molahidatidosa


b. Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan
c. Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian

janin dalam uterus


d. Timbulnya hipertensi, edema, protein uria, kejang dan koma.

3. Factor Perdisposisi Preeklamsi


a. Molahidatidosa
b. Diabetes melitus
c. Kehamilan ganda
d. Hidrocepalus
e. Obesitas
f. Umur yang lebih dari 35 tahun

D. Klasifikasi

Preeklamsi di bagi menjadi 2 golongan yaitu :

1. Preeklamsi Ringan :
a. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang di ukur pada posisi

berbaring terlentang, atau kenaikan diastolic 15 mmHg atau lebih,

kenaikan sistolik 30 mmHg/lebih. Cara pengukuran sekurang-

kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam,

dan sebaiknya 6 jam.


b. Edema umum (kaki, jari tangan dan muka atau BB meningkat)
c. Proteinuri kuwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, sedangkan

kuwalitatif 1+ & 2+ pada urine kateter atau midstream.


2. Preeklamsi Berat
a. TD 160/110 mmHg atau lebih
b. Proteinuria 5gr atau lebih perliter
c. Oliguria (jumlah urine <500cc/24 jam)

11
d. Adanya gangguan serebri, gangguan visus, dan rasa nyeri pada

efigastrium
e. Terdapat edema paru dan sianosis

E. Manifestasi Klinis

1. Penambahan berat badan yang berlebihan, terjadi kenaikan 1 kg

seminggu beberapa kali.


2. Edema terjadi peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari

tangan dan muka.


3. Hipertensi (di ukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit)
a. TD > 140/90 mmHg atau
b. Tekanan sistolik meningkat > 30 mmHg
c. Diastolik>15 mmHg
d. tekanan diastolic pada trimester ke II yang >85 mmHg patut di

curigai sebagai preeklamsi


4. Proteinuria
a. Terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam urin 24 jam atau

pemeriksaan kuwalitatif +1 / +2.


b. Kadar protein > 1 g/l dalam urine yang di keluarkan dengan kateter

atau urine porsi tengah, di ambil 2 kali dalam waktu 6 jam.

F. Patofisiologi

Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan

terjadi peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan penurunan

perfusi ke organ , termasuk ke utero plasental fatal unit. Vasospasme

merupakan dasar dari timbulnya proses pre eklampsia. Konstriksi vaskuler

menyebabkan resistensi aliran darah dan timbulnya hipertensi

arterial.Vasospasme dapat diakibatkan karena adanya peningkatan

sensitifitas dari sirculating pressors. Pre eklampsia yang berat dapat

mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang lain. Gangguan perfusi

plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta

12
sehinga dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardation

( IUGR ).

G. Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya

meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ),

kadar hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini

meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml


2. USG : untuk mengetahui keadaan janin
3. NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin

H. Komplikasi

Tergantung derajat pre-eklampsianya, yang termasuk komplikasi

antara lain atonia uteri (uterus couvelaire), sindrom HELLP (Haemolysis

Elevated Liver Enzymes, Low Platelet Cown), ablasi retina, KID

(Koagulasi Intra Vaskular Diseminata), gagal ginjal, perdarahan otal,

oedem paru, gagal jantung, syok dan kematian.

Komplikasi pada janin berhubungan dengan akut kronisnya

insufisiensi uteroplasental, misalnya pertumbuhan janin terhambat dan

prematuritas.

I. Penatalaksanaan

1. Prinsip Penatalaksanaan Pre-Eklampsia


a. Melindungi ibu dari efek peningkatan tekanan darah
b. Mencegah progresifitas penyakit menjadi eklampsia
c. Mengatasi atau menurunkan risiko janin (solusio plasenta,

pertumbuhan janin terhambat, hipoksia sampai kematian janin)


d. Melahirkan janin dengan cara yang paling aman dan cepat sesegera

mungkin setelah matur, atau imatur jika diketahui bahwa risiko

janin atau ibu akan lebih berat jika persalinan ditunda lebih lama.
2. Penatalaksanaan Pre-Eklampsia Berat

13
a. Dapat ditangani secara aktif atau konservatif. Aktif berarti :

kehamilan diakhiri / diterminasi bersama dengan pengobatan

medisinal. Konservatif berarti : kehamilan dipertahankan bersama

dengan pengobatan medisinal. Prinsip : Tetap pemantauan janin

dengan klinis, USG, kardiotokografi.


3. Penderita harus segera dirawat, sebaiknya dirawat di ruang khusus di

daerah kamar bersalin.Tidak harus ruangan gelap.Penderita ditangani

aktif bila ada satu atau lebih kriteria ini.


a. Ada tanda-tanda impending eklampsia
1) Ada hellp syndrome
2) Ada kegagalan penanganan konservatif
3) Ada tanda-tanda gawat janin atau iugr
4) Usia kehamilan 35 minggu atau lebih
b. Pengobatan medisinal : diberikan obat anti kejang MgSO4 dalam

infus dextrose 5% sebanyak 500 cc tiap 6 jam. Cara pemberian

MgSO4 : dosis awal 2 gram intravena diberikan dalam 10 menit,

dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan sebanyak 2 gram per jam

drip infus (80 ml/jam atau 15-20 tetes/menit). Syarat pemberian

MgSO4 : – frekuensi napas lebih dari 16 kali permenit – tidak ada

tanda-tanda gawat napas – diuresis lebih dari 100 ml dalam 4 jam

sebelumnya – refleks patella positif. MgSO4 dihentikan bila : – ada

tanda-tanda intoksikasi – atau setelah 24 jam pasca persalinan –

atau bila baru 6 jam pasca persalinan sudah terdapat perbaikan

yang nyata. Siapkan antidotum MgSO4 yaitu Ca-glukonas 10% (1

gram dalam 10 cc NaCl 0.9%, diberikan intravena dalam 3

menit).Obat anti hipertensi diberikan bila tekanan darah sistolik

lebih dari 160 mmHg atau tekanan darah diastolik lebih dari 110

mmHg.Obat yang dipakai umumnya nifedipin dengan dosis 3-4

kali 10 mg oral. Bila dalam 2 jam belum turun dapat diberi

14
tambahan 10 mg lagi. Terminasi kehamilan : bila penderita belum

in partu, dilakukan induksi persalinan dengan amniotomi, oksitosin

drip, kateter Folley, atau prostaglandin E2. Sectio cesarea

dilakukan bila syarat induksi tidak terpenuhi atau ada

kontraindikasi partus pervaginam.Pada persalinan pervaginam kala

2, bila perlu dibantu ekstraksi vakum atau cunam.


c. Penanganan konservatif
Pada kehamilan kurang dari 35 minggu tanpa disertai tanda-tanda

impending eclampsia dengan keadaan janin baik, dilakukan

penanganan konservatif.Medisinal : sama dengan pada penanganan

aktif. MgSO4 dihentikan bila ibu sudah mencapai tanda-tanda pre-

eklampsia ringan, selambatnya dalam waktu 24 jam. Bila sesudah

24 jam tidak ada perbaikan maka keadaan ini dianggap sebagai

kegagalan pengobatan dan harus segera dilakukan terminasi. jangan

lupa : oksigen dengan nasal kanul, 4-6 l / menit, obstetrik :

pemantauan ketat keadaan ibu dan janin. bila ada indikasi,

langsung terminasi.
d. Menjelaskan tentang manfaat istirahat dan diet berguna dalam

pencegahan. Istirahat tidak selalu berarti berbaring di tempat tidur,

namun pekerjaan sehari-hari perlu dikurangi, dan dianjurkan lebih

banyak duduk dan berbaring.Diet tinggi protein, dan rendah lemak,

karbohidat, garam dan penambahan berat badan yang tidak

berlebihan perlu dianjurkan.


e. Mengenal secara dini preeklampsia dan segera merawat penderita

tanpa memberikan diuretika dan obat anthipertensi, memang

merupakan kemajuan yang penting dari pemeriksaan antenatal

yang baik. (Wiknjosastro H,2006).

15
J. Konsep Dasar Keperawatan

1. Pengkajian
a. Data Biografi
Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida ,< 20 tahun atau >

35 tahun,
b. Riwayat Kesehatan
1) keluhan Utama : biasanya klien dengan preeklamsia mengeluh

demam, sakit kepala, penglihatan kabur


2) Riwayat kesehatan sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedema,

pusing, nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur


3) Riwayat kesehatan sebelumnya : penyakit ginjal, anemia,

vaskuler esensial, hipertensi kronik, DM


4) Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa,

hidramnion serta riwayat kehamilan dengan pre eklamsia atau

eklamsia sebelumnya
5) Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan

pokok maupun selingan


6) Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat

menyebabkan kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril

untuk menghadapi resikonya


c. Riwayat Kehamilan
Riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat

kehamilan dengan eklamsia sebelumnya.


d. Riwayat KB
Perlu ditanyakan pada ibu apakah pernah / tidak megikuti KB jika ibu

pernah ikut KB maka yang ditanyakan adalah jenis kontrasepsi, efek

samping. Alasan pemberhentian kontrasepsi (bila tidak memakai lagi)

serta lamanya menggunakan kontrasepsi.


e. Pola aktivitas sehari-hari
1) Aktivitas
Gejala : Biasanya pada pre eklamsi terjadi kelemahan,

penambahan berat badan atau penurunan BB, reflek fisiologis +/+,

reflek patologis -/-.


Tanda : Pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka

16
2) Sirkulasi
Gejala : Biasanya terjadi penurunan oksegen.
3) Abdomen
Gejala :
Inspeksi :Biasanya Perut membuncit sesuai usia kehamilan aterm,

apakah adanya sikatrik bekas operasi atau tidak ( - )


Palpasi :
a. Leopold I :Biasanya teraba fundus uteri 3 jari di bawah proc.

Xyphoideus teraba massa besar, lunak, noduler


b. Leopold II :Teraba tahanan terbesar di sebelah kiri, bagian –

bagian kecil janin di sebelah kanan.


c. Leopold III :Biasanya teraba masa keras, terfiksir
d. Leopold IV :Biasanya pada bagian terbawah janin telah masuk

pintu atas panggul


Auskultasi : Biasanya terdengar BJA 142 x/1’ regular
4) Eliminasi
Gejala :Biasanya proteinuria + ≥ 5 g/24 jam atau ≥ 3 pada tes

celup, oliguria
5) Makanan / cairan
Gejala :Biasanya terjadi peningkatan berat badan dan penurunan ,

muntah-muntah
Tanda :Biasanya nyeri epigastrium,
6) Integritas ego
Gejala :Perasaan takut.
Tanda : Cemas.
7) Neurosensori
Gejala :Biasanya terjadi hipertensi
Tanda :Biasanya terjadi kejang atau koma
8) Nyeri / kenyamanan
Gejala :Biasanya nyeri epigastrium, nyeri kepala, sakit kepala,

ikterus, gangguan penglihatan.


Tanda :Biasanya klien gelisah,
9) Pernafasan
Gejala :Biasanya terjadi suara nafas antara vesikuler, Rhonki,

Whezing, sonor.
Tanda :Biasanya ada irama teratur atau tidak, apakah ada bising

atau tidak.
10) Keamanan
Gejala :Apakah adanya gangguan pengihatan, perdarahan spontan.
11) Seksualitas
Gejala :Status Obstetrikus

17
f. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum : baik, cukup, lemah
2) Kesadaran : Composmentis (e = 4, v = 5, m = 6)
3) Pemeriksaan Fisik (Persistem)
4) Sistem pernafasan
Pemeriksaan pernapasan, biasanya pernapasan mungkin kurang,
kurang dari 14x/menit, klien biasanya mengalami sesak sehabis
melakukan aktifitas, krekes mungkin ada, adanya edema paru
hiper refleksia klonus pada kaki.
5) Sistem cardiovaskuler
Inspeksi :Apakah Adanya sianosis, kulit pucat, konjungtiva
anemis.
Palpasi
a) Tekanan darah :
Biasanya pada preeklamsia terjadi peningkatan TD, melebihi

tingkat dasar setetah 20 minggu kehamilan,


b) Nadi :
Biasanyanadi meningkat atau menurun
c) Leher :
Apakah ada bendungan atau tidak pada Pemeriksaan Vena

Jugularis, jika ada bendungan menandakan bahwa jantung ibu

mengalami gangguan. Edema periorbital yang tidak hilang

dalam kurun waktu 24 jam Suhu dingin


d) Auskultasi :
e) Untuk mendengarkan detak jantung janin untuk mengetahui

adanya fotal distress, bunyi jantung janin yang tidak teratur

gerakan janin melemah.


6) System reproduksi
a) Dada
b) Payudara : Dikaji apakah ada massa abnormal, nyeri tekan

pada payudara.
c) Genetalia
Inspeksi : adakah pengeluaran pervaginam berupa lendir

bercampur darah, adakah pembesaran kelenjar bartholini /

tidak.
d) Abdomen

18
e) Palpasi : untuk mengetahui tinggi fundus uteri, letak janin,

lokasi edema, periksa bagian uterus biasanya terdapat

kontraksi uterus

7) Sistem integument perkemihan


a) Periksa vitting udem biasanya terdapat edema pada ekstermitas

akibat gangguan filtrasi glomelurus yang meretensi garam dan

natrium, (Fungsi ginjal menurun).


b) Oliguria
c) Proteinuria
Sistem persarafan
d) Biasanya hiperrefleksi, klonus pada kaki
e) Sistem Pencernaan
Palpasi : Abdomen adanya nyeri tekan daerah epigastrium

(kuadran II kiri atas), anoreksia, mual dan muntah.

K. Data Fokus
1. Data Subyektif
1. Biasanya ibu mengeluh Panas
2. Biasanya ibu mengeluh sakit kepala
3. Biasanya ibu mengeluh nyeri kepala
4. Biasanya ibu mengeluh nyeri perut akibat fotal distress pada

janin
5. Biasanya ibu mengeluh tegang pada perutnya
6. Biasanya mengeluh nyeri
7. Skala nyeri (2-4)
8. Klien biasanya mengatakan kurang nafsu makan
9. Klien biasanya sering mual muntah
10. Klien biasanya sering bertanya
11. Klien biasanya sering mengungkapkan kecemasan

2. Data Obyektif

a. Biasanya teraba panas


b. Biasanya tampak wajah ibu meringis kesakitan
c. Biasanya ibu tampak kejang
d. Biasanya ibu tampak lemah
e. Biasanya penglihatan ibu kabur
f. Biasanya klien tampak cemas
g. Biasanya klien tampak gelisah

19
h. Biasanya klien tampak kurus,
i. biasanya klien tampak lemah, konjungtiva anemis.
j. Tonus otot perut tampa tegang
k. Biasanya ibu tampak meringis kesakitan
l. Biasanya tamapa cemas
m. Biasanya DJJ bayi cepat >160
n. Bisanya ibu tampak meringis kesakitan
o. biasanya ibu tampak cemas
p. Bianyasa skala nyeri 4 = nyeri berat (skala nyeri 1-5)
q. aktivitas janin menurun
r. DJJ meningkat >160

L. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera fisik

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan Ketidakmampuan dalam memasukkan/mencerna makanan
karena faktor biologi,

3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

Intervensi Keperawatan

SDKI SLKI SIKI


Nyeri Akut berhubungan Setelah dilakukan a. Kaji tingkat
dengan agen cedera fisik perawatan tidak terjadi intensitas nyeri
nyeri atau ibu dapat pasien
mengantisipasi nyerinya b. Jelaskan penyebab
Kriteria Hasil nyerinya
a. Ibu mengerti c. Ajarkan ibu
penyebab nyerinya mengantisipasi nyeri
b. Ibu mampu dengan nafas dalam
beradaptasi bila HIS timbul
terhadap nyerinya d. Bantu ibu dengan
mengusap/massage
pada bagian yang
nyeri

Ketidakseimbangan Setelah dilakukan a. Kaji adanya alergi


nutrisi kurang dari perawatan nafsu makan makanan
kebutuhan tubuh meningkat atu normal b. Anjurkan pasien
berhubungan Kriteria hasil untuk meningkatkan
dengan Ketidakmampuan a. BB meningkat atau intake Fe
dalam normal c. Berikan substansi
memasukkan/mencerna b. tidak ada tanda- gula
makanan karena faktor tanda mal nutrisi d. Berikan makanan

20
biologi c. kekuatan yang terpilih (sudah
menggenggan dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
e. Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan
harian

Ansietas berhubungan Setelah dilakukan a. tingkat kecemasan


dengan perubahan status tindakan perawatan ibu
kesehatan kecemasan ibu berkurang b. Jelaskan mekanisme
atau hilang proses persalinan
Kriteria Hasil : c. gali dan tingkatkan
a. Ibu tampak tenang mekanisme koping
b. Ibu kooperatif ibu yang efektif.
terhadap tindakan d. Beri support system
perawatan pada ibu.
c. Ibu dapat menerima
kondisi yang
dialami sekarang

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN
PRE EKLAMPSI BERAT

A. Pengkajian Antenatal

1. PENGKAJIAN
Nama : Ny.R
Umur : 41 Tahun
Alamat : Jl. Raya Sungai Pua No. 115 Kp. Baru Jr Limo,

Sungai Pua, Agam


Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam

Suku Bangsa : Indonesia


Nama Suami : Zahid

Umur Suami : 44 Tahun


Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal Masuk : 29 Oktober 2019
Tanggal Pengkajian : 29 Oktober 2019
2. DATA UMUM KESEHATAN

21
BB/TB : 92 kg/ 150 cm
BB Sebelum Hamil : 81 kg
Masalah Kesehatan Khusus : tidak ada
Obat- obatan : tidak ada
Alergi obat atau makanan : tidak ada alergi
Frekuensi BAK : 10 x sehari
Frekuensi BAB : 1 x sehari
3. RIWAYAT KESEHATAN
a. keluhan Utama :
1) Nyeri pinggang menjalar ke ari ari semenjak 6 yang lalu jam

SMRS
2) Keluar lendir bercampur darah
3) Keluar air air (-)
4) Sakit kepala, pusing, mual
5) Demam
6) Cemas
b. Riwayat kesehatan sekarang
Terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing, nyeri epigastrium, mual

muntah, penglihatan kabur


c. Riwayat kesehatan sebelumnya
Asma
Riwayat operasi : tdak ada
d. Riwayat kehamilan yang lalu

No Tahun penolong Tempat Usia Penyulit Cara Jenis Keadaan


lahir kehamilan kehamilan melahirkan kelamin/BB

1. 2000 bidan Rumah 39-40 - Normal PR/3500 Sehat


bidan minggu gram

2 2011 bidan Rumah 39-40 - Normal PR/5000 Sehat


bidan minggu gram

3 ini Dokter RSAM 39-40 PEB Sc LK/4000 Sehat


minggu gram

e.
Riwayat KB
Tidak menggunakan kb
f. Pola nutrisi
Sebelum sakit : 3-4 x dalam sehari
Jenis makanan : nasi ,sayuran ,buah buahan
Sedang sakit : 2 x dalam sehari
Jenis makanan : nasi,sayur, buah buahan
g. Psiko sosial spiritual
Tidak ada pantangan makanan dan lain lain
4. PEMERIKSAAN FISIK

22
a. Keadaan Umum : sedang
b. Kesadaran : Composmentis (e = 4, v = 5, m = 6)
c. Pemeriksaan Fisik
- Kepala :bersih ,tidak ada ketombe
- Mata : konjungtiva ananemis ,sklera tidak ikterik
- Hidung : bersih
- Mulut : mukosa bibir kering
- Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid
- Dada : simetris
- Payudara : adanya nyeri tekan pada payudara,papilla mamae

menonjol,areola melebar
- Abdomen
Leopold I : tinggi fundus uteri ½ antara pusat px
Leopold II :di sebelah kiri Teraba keras, bulat dan melenting

berarti (kepala) di sebelah kanan teraba bulat,lembek berarti

(bokong )
Leopold III : tidak teraba
Leopold IV : bagian terbawah tidak ada teraba
- Ekstremitas : Adanya edema pada ke 2 kaki

5. DATA UMUM OBSTETRI


Kehamilan sekarang direncanakan : Tidak
Status Obstetri : G4P2A1H2
HPHT : 12 - 02 - 2019
Taksiran Partus : 24 – 11 - 2019
Jumlah Anak : 2 Orang
Jumlah Kunjungan ANC pada Kehamilan ini: 3 kali
Tempat Periksa ANC : Bidan
Siklus haid : teratur

6. RIWAYAT PERSALINAN SEKARANG


a. Diagnosa utama : G4 P2 A1 H2 aterm 38-39 minggu
+ letak Lintang + PEB
b. Mulai Persalinan : Selasa, 29/11/19 jam 00.35
c. Kontraksi : 3x dalam 10 menit selama 40 detik
d. DJJ : 121-132 x menit
e. Pemeriksaan Fisik
1) Kenaikan BB selama kehamilan : 11 kg
2) TD : 170/100 mmHg N : 90x/menit RR : 27 x/menit S: 38,0 ºC
3) Kepala/Leher : Normal
4) Jantung : Normal
5) Paru-paru : Normal
6) DJJ : 121-132 x/menit
f. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
1) Kalium : 3.53 mEq/l
2) Natrium : 135.2 mEq/l

23
3) Khlorida : 108.6 mEq/l
4) Hb : 8.5
5) Ht : 25.2
6) Leukosit ; 9810
7) Trombo : 238000
USG
g. Pemberian Terapi
1) IUVD RL + MgSO4
2) Paracetamol
3) Ceftriaxon
4) Vit C
5) SF

B. LAPORAN PERSALINAN
1. PRE OP
a. Tanggal : 29 Oktober 2019 jam 00.35 WIB
b. Diagnosa : G4 P2 A1 H2 aterm 38-39 minggu + letak

lintang + PEB
c. Indikasi operasi : PEB
d. Vital Sign : TD : 170/100 mmHg, N : 90x/menit,RR :

2x/menit S: 38,0 ºC
2. POST OP
a. Bayi
1) Bayi Lahir jam : 00.53 WIB
2) Jenis Kelamin : Laki-laki
3) Nilai APGAR : Menit I : 6 Menit V : 8
4) Suhu : 37.0 ºC
5) Anus : Berlubang
6) Perawatan tali pusar : Ada
7) Perawatan Mata : Ada (Gentamicin)
8) Injeksi Vit K : Ada
9) Berat badan : 4000 gram
10) Panjang badan : 51 cm
11) Lingkar kepala : 33 cm
12) Lingkar dada : 32 cm
13) Lingkar perut : 28 cm
14) Lingkar lengan : 11 cm
b. Ibu
1) Keadaan umum : sedang
2) Kesadaran : CM
3) TD: 130/90 Mmhg Nadi : 80x/mnt RR : 20x/mnt S :36,7 C

C. Data Fokus

Data Subjektif Data Objektif


a. Ibu mengatakan nyeri ari-ari a. Pasien tampak meringis
menjalar ke punggung sejak kesakitan.

24
1 jam yang lalu b. Pasien tampak menahan
b. Ibu mengatakan nyeri pada nyeri
bagian vagina c. Skala nyeri 4-5
c. Ibu mengatakan tidak kuat d. Pasien dilakukan SC
menahan sakit di perut dan e. Ibu tampak lemah
pinggang f. Pasien tampak sesak
d. Ibu mengatakan badan terasa g. Aktivitas pasien tampak
lemas dibantu keluarga
e. Ibu mengatakan keluar darah h. TD : 170/100 mmHg, N :
dari daerah kemaluan 90x/menit,RR : 27 x/menit ,
f. Pasien mengatakan kepala S: 38,0 ºC
pusing, dan sakit kepala i. Ibu tampak tegang dan
pasien mengatakan nyeri ulu cemas
hati j. Ibu tampak pusing karena
g. Pasien mengatakan mual penglihatannya kabur
h. Pasien mengatakan perutnya - TD : 170/100 mmHg, N :
tegang dan cemas 90x/menit,RR : 2x/menit S:
i. Pasien mengatakan 38,0 ºC
penglihatan kabur
j. Ibu mengatakan deman -
k. Ibu mengatakan tidak nafsu
makan

D. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

Pre Op
DS :
- Ibu mengatakan nyeri
Pada bagian pinggang
dan menjalar ke ari ari
DO

1 - Ibu tampang meringis Proses Penyakit Nyeri akut


- Ibu tampak lemah
- Skala nyeri 4-5
- Keadaan umum :
sedang
- TD : 170/100 mmHg,
N : 90x/menit,RR :
2x/menit S: 38,0 ºC
-

25
2 DS :
- Pasien mengatakan Defisit nutrisi
tidak mau makan ( Faktor biologis )
- Pasien mengatakan Gangguan mencerna
mual Makanan

DO :
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak pucat
- Pasien tampak mual
- Pasien sudah di
puasakan
- TD : 170/100 mmHg,
N : 90x/menit,RR :
2x/menit S: 38,0 ºC

DS :
- Pasien mengatakan
cemas terhahap
penyakitnya
DO :
3 - Pasien tampak ce,as Status kesehatan Ansietas
dan tegang
- TD : 170/100 mmHg,
N : 90x/menit,RR :
2x/menit S: 38,0 ºC

POST OP
DS :
- Ibu mengatakan nyeri
dibagian luka operasi

DO :
4 Luka operasi Nyeri
- Pasien dilakukan SC
Terdapat luka sayatan
bekas operasi
- TD: 130/90 Mmhg
- Nadi :80x/mnt
- RR: 20X/mnt
S : 36,7 C

5. DS : Luka operasi Resiko Infeksi


- Ibu mengatakan malas
bergerak
- Ibu mengatakan luka

26
operasi terasa sakit
DO :
- Pasien dilakukan SC
- Terdapat luka di perut
- Pasien tampak atifitas
dibantu keluarga
- TD: 130/90 Mmhg
- Nadi :80x/mnt
- RR: 20X/mnt
- S : 36,7 C
DS :
- klien mengatakan
lemas, kepala kadang-
kadang pusing.
DO :
- klien tampak lemas. Tindakan SC Intoleransi
6 - ADL dibantu oleh ( luka insisi ) mobilitas fisik
keluarga.
- TD: 130/90 Mmhg
- Nadi :80x/mnt
- RR: 20X/mnt
- S : 36,7 C

DS :
- Ibu mengatakan
keluar darah sedikit
dari bekas luka
operasi
7 DO : Resiko
Tindakan
- Terdapat luka operasi pembedahan perdarahan
- TD: 130/90 Mmhg
- Nadi :80x/mnt
- RR: 20X/mnt
- S : 36,7 C

E. Diagnosa Keperawatan

PRE Op :

1. Nyeri akut b.d proses penyakit


2. Defisit nutrisi b.d faktor biologis (gangguan mencerna makanan )
3. Ansietas b.d status kesehatan

POST OP :

1. Nyeri akut b.d luka operasi

27
2. Resiko infeksi b.d luka operasi
3. Intoleransi aktivitas b.d Tindakan SC ( luka insisi )
4. Resiko perdarahan b.d tindakan pembedahan

F. Intervensi Keperawatan

No SDKI SLKI SIKI


1. Nyeri Akut b/d Tujuan : Nyeri berkurang  Lakukan pengkajian
proses penyakit Kriteria Hasil : nyeri secara
 Pain level komprehensif yang
 Pain control meliputi lokasi,
 Comfort level karakteristik, durasi,
frekwensi, kualitas,
intensitas dan faktor
pencetus
 Observasi adanya
petunjuk non verbal
mengenai
ketidaknyamanan
 Gunakan strategi
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri
 Kaji pengetahuan
pasien megenai nyeri
 Tentukan akibat dari
pengalaman nyeri
terhadap kualitas
hidup seperti tidur,
nafsu makan,
perasaan, dll
 Gali bersama faktor
yang dapat
menurunkan atau
memperberat nyeri
 Berikan informasi
mengenai nyeri
 Ajarkan prisip-prinsip
manajemen nyeri
2. Defisit nutri b.d Tujuan : nafsu makan Maajemen nutrisi
Faktor biologis meningkat - Kaji adanya alergi
( gangguan - BB meningkat makanan
mecerna atau normal - Kaji makanan yang
makanan ) - Tidak ada tanda- disukai pasien
tanda mal nutrisi - Anjurkan makan
- sedikit tapi sering
- Anjurkan
kolaborasi dengan
ahli gizi
3. Ansietas b.d Tujuan : kecemasan ibu - tingkat kecemasan ibu

28
Status kesehatan berkurang atau hilang - Jelaskan mekanisme
Kriteria Hasil : proses persalinan
- Ibu tampak tenang - gali dan tingkatkan
- Ibu kooperatif terhadap mekanisme koping ibu
tindakan perawatan yang efektif.
- Ibu dapat menerima - Beri support system
kondisi yang dialami pada ibu.
sekarang

4. Nyeri akut b.d Tujuan : Nyeri berkurang  Lakukan pengkajian


luka operasi Kriteria Hasil : nyeri secara
 Pain level komprehensif yang
 Pain control meliputi lokasi,
 Comfort level karakteristik, durasi,
frekwensi, kualitas,
intensitas dan faktor
pencetus
 Observasi adanya
petunjuk non verbal
mengenai
ketidaknyamanan
 Gunakan strategi
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri
 Kaji pengetahuan
pasien megenai nyeri
 Tentukan akibat dari
pengalaman nyeri
terhadap kualitas
hidup seperti tidur,
nafsu makan,
perasaan, dll
 Gali bersama faktor
yang dapat
menurunkan atau
memperberat nyeri
 Berikan informasi
mengenai nyeri
Ajarkan prisip-prinsip
manajemen nyeri
5. Resiko infeksi Tujuan : Resiko infeksi  Pertahankan tehnik
berhubungan teratasi aseptic
dengan adanya  Immune status  Pertahankan tehnik
luka operasi  Pengetahuan: isolasi
control infeksi  Batasi pengunjung
 Control resiko bila perlu
 Cuci tangan
sebelum dan

29
sesudah tindakan
 Monitor tanda dan
gejala infeksi
 Kaji suhu tubuh
pasien
 Tingkatkan intake
nutrisi
6. Risiko Tujuan : resiko  Amati insisi dan
Perdarahan b.d perdarahan teratasi luka untuk perdarahan
tindakan  Mengalami yang tampak
pembedahan perdarahan minimal  Amati proses
atau tidak ada penyembuhan luka
perdarahan yang  Amati balutan
tampak (mis, jahitan untuk perdarahan
tidak lebih dari satu yang tampak
balutan setiap 4 jam)  Pantau tanda-
 Mempunyai tanda vital, terutama
tekanan darah, nadi, tekanan darah, dan
dan pernapasan nadi
dalam batas normal.  Periksa kadar
hemoglobin dan
kematokrit

7. Intoleransi Tujuan ; toleransi  Bantu klien untuk


aktivitas aktivitas mengidentifikasi
berhubungan  Energy aktivitas yang
dengan proses cinservation mampu dilakukan
persalinan  Activity tolerance  Bantu klien
 Self care : ADLs koagulasi
 Pertahankan
bedrest selama
perdarahan
 Kolaborasi
pemberian anti
perdarahan
jelaskan tanda dan
gejala perdarahan

G. Catatan Perkembangan

No HARI/ DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


TANGGAL
1 Selasa, 29 Nyeri akut b.d  Observasi tanda-tanda S:
Oktober 2019 fisiologis – tanda vital  Klien
Pukul : 23.00 proses  Melakukan mengatakan
WIB penyakit pengkajian nyeri nyeri
secara komprehensif bertambah

30
 Nyeri semakin hebat O:
 Menggunakan strategi  Skala nyeri 4-5
komunikasi terapeutik  Pasien tampak
 Mengajarkan teknik meringis
non farmakologi
seperti teknik A: Nyeri
relaksasi tarik nafas
dalam P: Intervensi
 Pasien melakukan dilanjutkan
teknik relaksasi tarik
nafas dalam
2 Selasa, 29 Defisit nutrisi Maajemen nutrisi S:
Oktober 2019 b.d faktor - Kaji adanya alergi - Pasien mengatakan
Pukul : 00.00 biologis makanan tidak mau makan
WIB ( gangguan - Kaji makanan yang - Pasien
mencerna ) disukai pasien mengatakan mual
- Anjurkan makan O:
sedikit tapi sering - Pasien tampak mual
Anjurkan - Pasien tampah
kolaborasi dengan lemah
ahli gizi - Pasien tampak tidak
menghabiskan
makanannnya
-
A : defisit nutrisi
P : Intervensi
dilanjutkan
3 Ansietas b.d - Kaji tingkat kecemasan S:
Selasa / 29 status ibu Ibu mengatakan cemas
Oktober 2019 kesehatan - Jelaskan mekanisme terhadap penyakitnya
Pukul :00.00 proses persalinan sekarang
WIB - gali dan tingkatkan
O:
mekanisme koping ibu ibu tampak cemas dan
yang efektif. tegang
- Beri support system
pada ibu. A:
Ansietas
P : intervensi dilanjutkan

4 Rabu,30 Nyeri akut b.d  Observasi tanda-tanda S:


Oktober 2019 luka operasi – tanda vital  Klien
Pukul : 11.35  Melakukan mengatakan
WIB pengkajian nyeri nyeri setelah
secara komprehensif operasi
 Menggunakan strategi O:
komunikasi terapeutik  Skala nyeri 2-3
 Mengajarkan teknik  Pasien tampak
non farmakologi meringis
seperti teknik
relaksasi tarik nafas A: Nyeri

31
dalam
P: Intervensi
dilanjutkan
5 Resiko infeksi  Pertahankan tehnik S:
Rabu , 30 berhubungan aseptic Pasien mengatakan
Oktober 2019 dengan adanya  Pertahankan tehnik luka post sc berdarah
Pukul : 12.15 luka operasi isolasi O:
WIB  Batasi pengunjung terdapat luka operasi
bila perlu A:
 Cuci tangan Resiko infeksi
sebelum dan
sesudah tindakan P:
 Monitor tanda dan Intervensi dilanjutkan
gejala infeksi
 Kaji suhu tubuh
pasien
Tingkatkan intake
nutrisi

6
rabu, 30 Risiko  Amati insisi dan S:
Oktober 2019 Perdarahan luka untuk O : - terdapat luka
b.d tindakan perdarahan yang operasi
Pukul : 12.30 pembedahan tampak
WIB  Amati proses A; resiko perdarahan
penyembuhan luka P : intervensi
dilanjutkan
 Amati balutan
untuk perdarahan
yang tampak
 Pantau tanda-tanda
vital, terutama
tekanan darah, dan
nadi
7. Rabu , 30 Intoleransi  Bantu klien untuk S:
Oktober 2019 aktivitas b.d mengidentifikasi  Klien
Pukul :12. 20 proses aktivitas yang mengatakan
WIB persalinan mampu dilakukan badan terasa
 Bantu klien lemas
koagulasi O:
 Pertahankan  Klien tampak
bedrest selama lemah
perdarahan  Aktivitas klien
 Kolaborasi tampak dibantu
pemberian anti keluarga
perdarahan A:
jelaskan tanda dan  Intoleransi
gejala perdarahan aktivitas

P:

32
Intervensi dilanjutkan

No HARI/ DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


TANGGAL
1 Kamis , 31 Defisit nutrisi Maajemen nutrisi S:
Oktober 2019 b.d faktor - Anjurkan makan - Pasien mengatakan
Pukul : 11.00 biologis sedikit tapi sering sudah
WIB ( gangguan Anjurkan menghabiskan
mencerna ) - kolaborasi dengan makanannya
ahli gizi tentang setengah porsi
diet makanan
cair,makanan O:
saring,makanan - Pasien tampak
lunak,makanan sudah mau makan
biasa walaupun hanya
menghabiskan
stengah porsi

A : intervensi teratasi
sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan
4. kamis/ 31 Nyeri akut b.d  Observasi tanda-tanda S:
Oktober 2019 luka operasi – tanda vital  Klien
Pukul :12.00  Melakukan mengatakan
WIB pengkajian nyeri nyeri sedikit
secara komprehensif berkurang
 Nyeri semakin hebat O:
 Menggunakan strategi  Skala nyeri 3-4
komunikasi terapeutik  Pasien tampak
 Mengajarkan teknik tidak meringis
non farmakologi lagi
seperti teknik
relaksasi tarik nafas A: intervensi teratasi
dalam sebagian
Pasien melakukan
teknik relaksasi tarik P: Intervensi
nafas dalam dilanjutkan
5 Resiko infeksi  Pertahankan tehnik S:
kamis , 31 berhubungan aseptic -Ibu mengatakan
Oktober 2019 dengan adanya  Pertahankan tehnik keluar darah sedikit
Pukul : 12.15 luka operasi isolasi O:
WIB  Batasi pengunjung -terdapat luka operasi
bila perlu A:
 Cuci tangan -Resiko infeksi
sebelum dan
sesudah tindakan P:
 Monitor tanda dan -Intervensi dilanjutkan

33
gejala infeksi
 Kaji suhu tubuh
pasien
Tingkatkan intake
nutrisi

6.
kamis , 31 Risiko  Amati insisi dan S:
Oktober 2019 Perdarahan luka untuk perdarahan -Ibu mengatakan
b.d tindakan yang tampak keluar darah sedikit
Pukul : 12.30 pembedahan  Amati proses O : - terdapat luka
WIB penyembuhan luka operasi
 Amati balutan
untuk perdarahan A; resiko perdarahan
yang tampak P : intervensi
 Pantau tanda-tanda dilanjutkan
vital, terutama
tekanan darah, dan
nadi
 Periksa kadar
hemoglobin dan
kematokrit

7. kamis , 31 Intoleransi  Bantu klien untuk S:


Oktober 2019 aktivitas b.d mengidentifikasi  Klien
13: 20 WIB proses aktivitas yang mengatakan
persalinan mampu dilakukan badan terasa
 Bantu klien lemas
koagulasi O:
 Pertahankan  Klien tampak
bedrest selama lemah
perdarahan  Aktivitas klien
 Kolaborasi tampak dibantu
pemberian anti keluarga
perdarahan A:
jelaskan tanda dan  Intoleransi
gejala perdarahan aktivitas

P:
Intervensi dilanjutkan

No HARI/ DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


TANGGAL
2 Jumat ,01 Defisit nutrisi Maajemen nutrisi S:
November b.d faktor - Anjurkan makan - Pasien mengatakan
2019 biologis sedikit tapi sering sudah

34
Pukul : 11.35 (gangguan Anjurkan menghabiskan
WIB mencerna ) - kolaborasi dengan makananya
ahli gizi
O:
- Pasien tampak
sudah mau makan

A : intervensi teratasi
P : Intervensi di
hentikan
4. Jumat / 01 Nyeri akut b.d  Observasi tanda-tanda S:
november luka operasi – tanda vital  Klien
2019  Melakukan mengatakan
Pukul :12.00 pengkajian nyeri nyeri sudah
WIB secara komprehensif berkurang
 Nyeri semakin hebat O:
 Menggunakan strategi  Skala nyeri 3
komunikasi terapeutik  Pasien tampak
 Mengajarkan teknik tidak meringis
non farmakologi lagi
seperti teknik
relaksasi tarik nafas A: masalah teratasi
dalam
Pasien melakukan teknik P: Intervensi
relaksasi tarik nafas dalam dihentikan
5. Resiko infeksi  Pertahankan tehnik S:
Jumat , 01 berhubungan aseptic -Ibu mengatakan sudah
november dengan adanya  Pertahankan tehnik bisa menjaga
2019 luka operasi isolasi kebersihannya
Pukul : 12.15  Batasi pengunjung O:
WIB bila perlu -Ibu tampak sudah bisa
 Cuci tangan menjaga
sebelum dan kebersihannya
sesudah tindakan A:
 Monitor tanda dan -intervensi teratasi
gejala infeksi
 Kaji suhu tubuh P:
pasien -Intervensi dihentikan
Tingkatkan intake
nutrisi

6.
Jumat , 01 Risiko  Amati insisi dan S:
Oktober 2019 Perdarahan luka untuk perdarahan -Ibu mengatakan
b.d tindakan yang tampak darahnya tidak keluar
Pukul : 12.30 pembedahan  Amati proses lagi
WIB penyembuhan luka O : - tampak kondisi
 Amati balutan luka suda bagus
untuk perdarahan
A; intervensi di

35
yang tampak hentikan
 Pantau tanda-tanda P : intervensi
vital, terutama dihentikan
tekanan darah, dan
nadi

7. Jumat ,01  Bantu klien untuk S:


Oktober 2019 Intoleransi mengidentifikasi  Klien
13: 00 WIB aktivitas b.d aktivitas yang mengatakan
proses mampu dilakukan sudah bisa
persalinan  Bantu klien beraktifitas
koagulasi O:
 Pertahankan  Klien tampak
bedrest selama sudah berjalan
perdarahan jalan
 Kolaborasi  Pasien tampak
pemberian anti sudah ceria
perdarahan A:
 jelaskan tanda dan  intervensi
gejala perdarahan teratas

P:
 Intervensi
dihentikan

36
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pembahasan kelompok akan membahas mengenai kesenjangan dari

asuhan keperawatan ibu hamil pada Ny. R G4P2A1H2 + GR 38-39 Minggu

dengan PEB di ruangan Kamar Bersalin Rumah Sakit Achmad Mochtar

Bukittinggi tahun 2019. Berdasarkan tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus yang

dibuat serta faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan asuhan

keperawatan yang mengacu teori yang ada.

1. Pengkajian

Pengkajian yang telah dilakukan berdasarkan teoritis dan anamnesa dari

pasien, kemudian data dikumpulkan dan dianalisa sehingga dapat diketahui

kebutuhan klien sesuai dengan kebutuhan yang ada. Data yang didapat setelah

pengkajian pada Ny. R cukup sesuai dengan teori yang dibuat. Data-data tersebut

menunjang untuk dilakukan asuhan keperawatan selanjutnya karena data sudah

didapatkan dengan jelas dan sesuai.

2. Keluhan utama

Dalam keluhan utama dengan tinjauan kasus tidak ada terdapat kesenjangan

pada saat dilakukan pengkajian. Pada tinjauan teori biasanya klien mengeluh

nyeri pada jalan lahir, dan pada tinjauan kasus juga ditemukan klien

mengatakan nyeri ari-ari menjalar ke punggung. Nyeri pinggang menjalar ke ari

37
ari semenjak 6 jam SMRS, Keluar lendir bercampur darah , Keluar air air (-) Sakit

kepala, pusing, mual , Sesak nafas apabila berakifitas , Adanya nyeri tekan pada

ulu hati , Hipertensi , Demam , Perut tegang, mengatakan penglihatan kabur

demam , Cemas .

3. Riwayat kesehatan dahulu


Berdasarkan hasil wawancara pada Ny.R , bahwa Ny.R ada riwayat asma
4.Diagnosa Keperawatan

Dari beberapa diagnosa keperawatan yang ada diteoritis tidak

seluruhnya dialami oleh pasien. Sesuai dengan data objektif dan data

subjektif pasien dirumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan

keadaan pasien serta diagnosa keperawatan diangkat berdasarkan batasan

karakteristik yang terdapat pada SDKI, SLKI, SIKI, yaitu sebagai berikut

PRE Op :

1. Nyeri akut b.d proses penyakit

2. Defisit nutrisi b.d faktor biologis (gangguan mencerna makanan )

3. Ansietas b.d status kesehatan

POST OP :

1. Nyeri akut b.d luka operasi

2. Resiko perdarahan b.d tindakan pembedahan

3. Resiko infeksi b.d luka operasi

4. Intoleransi aktivitas b.d proses persalinan

5. Intervensi

Dalam penyusunan rencana keperawatan mahasiswa menggunakan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun oleh SDKI, SLKI, SIKI

sebagai standar. Dalam hal ini setiap rencana asuhan keperawatan

dikembangkan berdasarkan teori yang dapat diterima secara logis dan sesuai

38
dengan kondisi pasien. Intervensi yang dilakukan adalah menagement nyeri,

manajemen nutrisi, manajemen kecemasan.


Dalam hal ini kelompok tidak terlalu mengalami kesulitan yang

begitu berarti hal ini disebabkan karena adanya beberapa faktor pendukung

diantaranya hubungan komunikasi yang baik antara anggota kelompok,

keluarga klien, dan juga pada perawat ruangan.

6. Implementasi

Tahap implementasi yang merupakan penerapan asuhan

keperawatan yang didelegasikan kepada orang tua anak. Dalam tahap ini

implementasi penulis tidak mengalami kesulitan. Pada tahap implementasi

ini, penulis mengambil aktivitas dari beberapa jurnal penelitian yang telah

dipublikasikan.

7. Evaluasi

Dari semua diagnosa keperawatan yang kelompok tegakkan

sesuai dengan apa yang kelompok temukan dalam melakukan studi

kasus dan melakukan asuhan keperawatan, kurang lebih sudah

mencapai perkembangan yang lebih baik dan optimal, maka dari itu

dalam melakukan asuhan keperawatan untuk mencapai hasil yang

maksimal memerlukan adanya kerja sama antara kelompok dengan klien,

perawat, dokter, dan tim kesehatan lainnya.


Kelompok tidak dapat melihat perkembangan selama 3 hari

berturut-turut karena pada hari pertama pasca pasien melahirkan, pasien

sudah dipindahkan ke ruang rawat inap, maka pada hari itu perawat

melakukan langsung intervensi pasca setelah pasien melahirkan.

39
1. Pada diagnosa pertama yaitu nyeri berhubungan dengan proses

persalinan. Perawat melakukan manajemen nyeri dan dianggap

masalah sudah teratasi sebagian karena nyeri klien sudah berkurang

dan skala nyeri 3.

2. Pada diagnosa kedua yaitu defisit nutrisi berhubungan denganfaktor

bilogis gangguan mencerna makanan, perawat melakukan manajemen

nutrisi dan diangaap masalah sudah teratasi sebagian karena tidak ada

tampak tanda-tanda infeksi dan luka tidak memerah.

3. pada diagnosa ketigas yaitu ansietas berhubungan dengan status

kesehatan saat ini, perawat melakukan manajemen kecemasan,

mengajrkan ibu dan keluarga agar tidak cemas untuk menghadapi

tindakan medis selanjtnya .

4. Pada diagnosa ke empat yaitu nyeri berhubungan dengan luka

operasi. Perawat melakukan manajemen nyeri dan dianggap masalah

sudah teratasi sebagian karena nyeri klien sudah berkurang dan skala

nyeri 3.

5. pada diagnosa ke empat yaitu :

Resiko perdarahan berhubungan dengan tindkan pembedahan, perawat

melakukan, mengajarkan pasien dan keluarga untuk mengamati luka

operasi, , melihat tanda tanda terjainya perdarahan, agar tidak

terjadinya perdarahan pada luka operasi.

6. pada diagnosa kelima yaitu resiko infeksi berhubungan dengan luka

operasi, perawat sudah mengajarkan untuk merawat luka, mencuci

tangan sebelum memegang luka, melihat tanda tanda terjadinya

infeksi, aga tidak terjadinya infeksi di area luka operasi.

40
7. Pada diagnosa keenam yaitu intoleransi aktivitas berhubungan

dengan proses persalinan, perawat dianggap masalah belum teratasi

karena keadaan klien masih sangat lemah, aktivitas klien tampak

dibantu keluarga dan klien masih terbaring lemah di atas tempat tidur.

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penulisan kasus seminar setelah praktek

profesi yang dilakukan di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi dapat

diambil kesimpulan Dari analisa data yang didapatkan dapat ditegakkan

diagnosa pada Ny .R yaitu :

PRE Op :

1. Nyeri akut b.d proses penyakit


2. Defisit nutrisi b.d faktor biologis (gangguan mencerna makanan )
3. Ansietas b.d status kesehatan

POST OP :

1. Nyeri akut b.d luka operasi

2. Resiko perdarahan b.d tindakan pembedahan


3. Resiko infeksi b.d luka operasi
4. Intoleransi aktivitas b.d proses persalinan

Dalam hal ini setiap rencana asuhan keperawatan dikembangkan

berdasarkan teori yang dapat diterima secara logis dan sesuai dengan

kondisi pasien. Intervensi yang dilakukan adalah menagement nyeri.


Implementasi keperawatan yang dilakukan juga dilakukan sesuai rencana

asuhan keperawatan yang telah disusun, yang disesuaikan dengan kondisi

pasien. Pendokumentasian askep sesuai dengan intervensi yang telah

dilakukan .

41
B. SARAN

Dengan selesainya dilakukan asuhan keperawatan pada Ny R dengan

pre eklamsi berat di ruangan Kb IGD RSUD Dr. Achmad Mochtar

Bukittinggi tahun 2019, diharapkan dapat memberikan masukkan terutama

pada :
1. Penulis/ Mahasiswa
Mengasah kemampuan terutama dalam penerapan memberikan

asuhan keperawatan yang profesional bidang keperawatan pasien

dengan PEB di Ruang KB IGD RSUD Dr. Achmad Mochtar

Bukittinggi.
2. Instansi Pendidikan
Sebagai bahan masukan kepada Universitas Fort De Kock

Bukittinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar untuk

perbandingan dalam memberikan konsep asuhan keperawatan secara

teori dan praktek.


3. RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
Sebagai bahan acuan kepada tenaga kesehatan RSUD Dr. Achmad

Mochtar Bukittinggi dalam memberikan pelayanan yang lebih baik dan

menghasilkan pelayanan yang memuaskan pada pasien serta

melihatkan perkembangan pasien yang lebih baik.


4. Pasien/ keluarga
Dapat memberikan pengetahuan dan pendidikan tentang PEB,

sehingga pasien ataupun keluarga dapat menerapkan pengetahuan

tentang cara perawatan dan pencegahan penyakit ini untuk kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

42
Chapman, Vicky. (2006). Asuhan Kebidanan Persalinan &
Kelahiran.Jakarta :EGC
Himpunan Kedokteran Feto Maternal POGI. (2006). Pedoman
Pengelolaan Hipertensi dalam Kehamilan di Indonesia, edisi (2). Kelompok Kerja
Penyusun
Manuaba, Ida Bagus Gede. (2010). Ilmu Penyakit Kandungan dan
KB.Jakarta :EGC
Manjoer, Arif, dkk. (2009). Kapita Selekta Edisi Ketiga Jilid
Ketiga.Jakarta :Media Aesculapius
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Ed rev, Jakarta:
Rineka Cipta
Prawirohardjo, S. (2008). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP
Prawirohardjo, S. (2008).Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP
Robert J. M.(2007). Carl A Hubel Oxydative Stress in
Preeclampsia. AJOG, 190: 117 – 8
Sofoewan S.(2007). Preeklampsia – Eklampsia di Beberapa Rumah Sakit
diIndonesia, patogen. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran
danKesehatan esis, dan kemungkinan pencegahannya. MOGI, 27; 141 – 151.
Syaifudin.(2006). Anatomi Fisiologi.EGC. Jakarta.
Yusmardi.(2010). Perbandingan Kadar Asam Folat Serum
MaternalPreeklampsia Berat dengan Kehamilan Normal. Tesis Bagian Obgyn FK
USU : RSUP Haji Adam Malik

43

Anda mungkin juga menyukai