Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : MANAJEMEN NYERI NON FARMAKOLOGI

Hari / Tanggal : Sabtu, 12 Oktober 2019

Waktu : 09:00 – Selesai

Penyaji : Faiza Alfiara, S.Kep

Moderator : Nurul Adha, S.Kep

Notulen & Fasilitator : Dila Gusnita, S.Kep

Tempat : Ruang Inap Paru


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam melakukan praktek keperawatan medical bedah, maka penulis
melakukan satuan acara penyuluhan yang berkaitan dengan menajemen nyeri
non farmakologi. Yang mana isi dari penyuluhan tersebut adalah mengenai
pengertian dari nyeri, klasifikasi, tanda dan gejala serta cara mengurangi nyeri
dengan menajemen nyeri farmakologi. Penyuluhan menajemen non
farmakologi dilaksanakan pada beberapa pasien yang mana sebagian dari
pasien diparu mengeluh nyeri.
Untuk menunjang usaha tersebut, kami merencanakan akan memberikan
pendidikan kesehatan tentang menajemen nyeri non farmakologi, sehingga
pasien dapat hidup dengan produktif dan mandiri.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan klien diharapkan mampu
mengontrol nyeri secara nonfarmakologi.

2. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )


Setelah dilakukan tindakan keperawatan / pendidikan kesehatan selama 1 x
30 menit klien diharapkan mampu :
a. Mengetahui pengertian dari nyeri
b. Mengetahui klasifikasi nyeri
c. Mengetahui tanda dan gejala nyeri
d. Menjelaskan manajemen nyeri secara nonfarmakologi

BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Topik
Pengertian nyeri, klasifikasi, tanda dan gejala, dan manajenen nyeri non
farmakologis
B. Sasaran
Sasaran ditujukan pada klien dengan Ca Paru dan keluarga
C. Metoda
a. Ceramah
b. Simulasi
D. Strategi Pelaksanaan

1. Metode : Ceramah, diskusi


2. Media : Leafleat
E. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Sabtu/ 12 Oktober 2019
Waktu : Pukul 09:00-selesai
Tempat : Ruang rawat inap paru RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi
F. Pengorganisasian
Moderator : Nurul Adha, S.Kep
Penyaji : Faiza Alfiara,S.Kep
Notulen/ Fasilitator : Dila Gusnita,S.Kep
Uraian Tugas
a. Moderator
1) Membuka acara
2) Memperkenal mahasiswa dan pembimbing
3) Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan
4) Menjelaskan kontrak waktu
5) Memberi kesempatan pada presenter untuk menjelaskan
materi
6) Mengarahkan alur diskusi
7) Memimpin jalannya penyuluhan
8) Menyimpulkan penyuluhan
9) Menutup acara
b. Perilaku yang diharapkan dari Penyaji
1) Menyampaikan informasi dan fasilitator kepada leader
2) Membantu leader dalam melaksanakan tugasnya
c. Fasilitator/Notulen
1) Memotivasi peserta agar berperan aktif
2) Membuat absensi penyuluhan
3) Mengantisipasi suasana yang dapat menganggu kegiatan
penyuluhan
4) Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan
5) Melaporkan tentang hasil penyuluhan
G. Setting Tempat

Keterangan:

Penyaji :

Moderator :

Notulen :

Keluarga/Klien :

H. Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan

N Kegiatan Waktu Perawat Peserta Media/


o alat
1 Pembuka 5 menit  Salam pembuka  Menjawab
.  Memperkenalkan diri salam
 Menjelaskan topik yang akan  Mendengarkan
disampaikan
 Menjelaskan relevansi dari
materi yang disampaikan
terhadap kesehatan
2 Kerja 20 1. Penyampaian Materi  Mendengarkan Leaflet
. menit Menjelaskan tentang : dengan penuh dan
perhatian Lembar
 pengertian nyeri Balik
 klasifikasi nyeri
 tanda dan gejala nyeri
 manajemen nyeri secara
nonfarmakologi

2. Tanya Jawab

Memberi kesempatan pada


5 menit peserta untuk mengajukan
pertanyaaan.

a) Evaluasi
 Bertanya
Memberikan pertanyaan  Menjawab
5 menit tentang Pertanyaan
 Menjelaskan
1. pengertian nyeri dan
2. klasifikasi nyeri memraktekka
3. tanda dan gejala n
nyeri
4. manajemen nyeri
secara nonfarmakologi
3 Penutup 5  Menyimpulkan  Mendengarka
. menit  Salam Penutup n
 Menjawab
salam

I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Peserta Mengetahui pengertian dari nyeri
b. Peserta Mengetahui klasifikasi nyeri
c. Peserta Mengetahui tanda dan gejala nyeri
d. Peserta Menjelaskan manajemen nyeri secara nonfarmakologi
BAB II
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Nyeri

Nyeri merupakan sensasi tidak menyenangkan yang terjadi bila kita


mengalami cedera atau kerusakan pada tubuh kita. Nyeri dapat terasa sakit,
panas, gemetar, kesemutan seperti terbakar, tertusuk, atau ditikam.

B. Klasifikasi Nyeri

1. Nyeri akut (< 6 bulan)

Nyeri akut biasanya terjadi secara tiba- tiba dan umumnya berkaitan
dengan cedera spesifik. Nyeri akut merupakan nyeri yang berlangsung dari
beberapa detik hingga enam bulan.

2. Nyeri kronik

Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau menetap sepanjang suatu periode
waktu. Nyeri kronik merupakan nyeri yang dirasakan selama lebih dari 6
bulan.

3. Tanda dan Gejala Nyeri

a. SUARA
1) Menangis
2) Merintih
3) menarik/ menghembuskan nafas
b. EKSPRESI WAJAH
1) Meringis
2) menggigt lidah , mengatupkan gigi
3) tertutup rapat/membuka mata atau mulut
4) menggigit bibir
c. PERGERAKAN TUBUH
1) Kegelisahan
2) mondar-mandir
3) gerakan menggosok atau berirama
4) bergerak melindungi tubuh
5) otot tegang
d. INTERAKSI SOSIAL
1) menghindari percakapan dan kontak sosial
2) berfokus aktivitas untuk mengurangi nyeri
3) disorientasi waktu
C. Manajemen Nyeri Nonfarmakologi
1. Distraksi

Distraksi adalah teknik untuk mengalihkan perhatian terhadap hal – hal


lain sehingga lupa terhadap nyeri yang dirasakan. Contoh :

a. Membayangkan hal – hal yang menarik dan indah


b. Membaca buku, Koran sesuai dengan keinginan
c. Medengarkan musik, radio, dll

2. Relaksasi

Teknik relaksasi memberi individu control diri ketika terjadi rasa tidak
nyaman atau nyeri, stres fisik dan emosi pada nyeri. Sejumlah teknik
relaksasi dapat dilakukan untuk mengendalikan rasa nyeri ibu dengan
meminimalkan aktivitas simpatik dalam system saraf otonom .

a. relaksasi nafas dalam adalah sebagai berikut :


1) Ciptakan lingkungan yang tenang
2) Usahakan tetap rileks dan tenang
3) Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan
udara melalui hitungan 1,2,3
4) Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil
merasakan ekstremitas atas dan bawah rileks
5) Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
6) Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui
mulut secara perlahan-lahan
7) Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
8) Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam
9) Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
10) Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa
berkurang
11) Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5
kali.
b. Lingkungan
1) Suhu ruangan
Berikan suhu runagan yang sesuai dengan kenyamanan pasien,
usahakan agar suhu ruangan tidak lembab.
2) Pencahayaan
Usahakan cahaya matahari masuk ke dalam ruangan.
3) Kebisingan
Berikan pasien tempat yang aman, tenang, yang tidak berisik.
c. Posisi tidur
Berikan posisi pasien yang nyaman dengan semi-fowler atau fowler
3. Stimulus kulit
a. Pemberian kompres hangat
Utuk mengurangi nyeri dan perandangan otot.
b. Pemberian kompres dingin
Dapat memperlambat implus-implus motorik menuju menuju otot-otot
area yang terasa nyeri.
c. Balsem analgetik
Yang berisi metholdapat membebaskan nyeri. Balsem ini dapat
menyebabkan rasa hangat pada kulit yang berlangsung beberapa jam.

Daftar Pustaka

Smeltzer & Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Suddarth & Brunner. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta:
EGC.

Tamsuri, A. (2006). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC.

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN


NYERI NONFARMAKOLOGIS DI RUANGAN
INAP PARU RSAM BUKITTINGGI
TAHUN 2019

OLEH :

DILA GUSNITA,S.Kep
FAIZA ALFIARA, S.Kep
NURUL ADHA, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES FORT DE KOCK
BUKITTINGGI 2019

Anda mungkin juga menyukai