Dosen pembimbing :
OLEH :
KELOMPOK 9, KELAS 3B :
NANDA JULIAN
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah satu masalah yang sangat perlu untuk dikhawatirkan bagi semua ibu hamil
misalnya kerusakan ginjal yang ditunjukkan oleh tingginya kadar protein pada
urine (proteinuria). Saat usia kehamilan Anda sudah memasuki minggu ke-20
atau lebih (paling umum usia kehamilan 24-26 minggu) sampai tidak lama setelah
bayi lahir maka sebaiknya harus waspada karena gejala awal preeklamsia
biasanya akan muncul. Masalah preeklamsia biasanya tidak disadari oleh ibu
medis serius yang mengancam keselamatan ibu hamil dan janinnya. Pada tahun
nomor tiga tertinggi di dunia, dengan menyumbang 14 persen dari total kematian
2015). Menurut data WHO (World health Organization) tahun 2001 di seluruh dunia
sebesar ±5-10% dan menjadi satu dari tiga penyebab utama angka kematian ibu
Indonesia yaitu antara 5,75 - 9,17% dan meningkat sebesar 40% selama beberapa
bervariasi dari hipertensi ringan, hipertensi berat atau krisis hipertensi, eklampsia
kondisi preeklamsi berat ini dapat terjadi pada ±1 per 1000 kehamilan (Davison,
risiko yang merugikan dari keluaran persalinan pada wanita yang mengalami
hipertensi dalam kehamilan yang kronik. Keluaran persalinan terdiri dari keluaran
eklamsia dapat mencapai lebih dari 25%.7. Selain kematian maternal pada
plasenta (1–4%), edema paru / aspirasi (2–5%), gagal ginjal akut (1–5%),
nyawa baik ibu hamil atau pun janin yang dikandung. Hellp sindrom biasanya
sebesar 0,2 – 0,6% dari seluruh kehamilan dan 10 – 20% terjadi pada pasien
dengan komorbid Preeklamsia. Secara umum terjadi pada pasien multipara, usia
hipertensi, 30% kasus disertai hipertensi sedang dan 50% kasus disertai hipertensi
berat. Gejala lainnya adalah nyeri kepala 30%, pandangan kabur, malaise 90%,
mual/muntah 30%, nyeri disekitar perut atas 65% dan parestesia, kadang juga
B. Rumusan Masalah
2. Apa saja penyebab dari HELLP (Hemolysis, Elevated Liver Enzyme, Low
Platelet) sindrom?
3. Ada berapa klasifikasi dari HELLP (Hemolysis, Elevated Liver Enzyme, Low
Platelet) sindrom?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
biasanya terjadi akibat pre-eklampsia, kedua kondisi ini biasanya terjadi selama
fase akhir dari suatu kehamilan atau kadang-kadang terjadi setelah melahirkan
Hellp Sindrom merupakan rusaknya sel darah merah, meningkatnya enzim liver,
Enzyme, Low Platelets Count) merupakan suatu variasi dari Pre-eklamsi berat
yang merupakan komplikasi dari Pre-eklamsi dan eklamsi yang terdiri dari :
Sindrom HELLP adalah suatu keadaan multisitem, yang merupakan suatu bentuk
menunjukan adanya bukti laboratorium umum untuk sindrom hemolisis sel darah
mortalitas maternal cukup tinggi (24%) serta mortalitas perinatal antara 7,7 –
60%.
Sindroma HELLP juga merupakan suatu kondisi yang mengancam jiwa dan
edema, proteinuria dan hipertensi pada abad ke 20 dan kemudian berganti nama
B. Etiologi
Penyebab pasti Hellp Sindrom sampai sekarang belum jelas. Yang ditemukan
pada penyakit multisystem ini adalah kelainan tonus vaskuler, vasospasme dan
Etiologi dan patogenesis dari sindroma HELLP ini selalu dihubungkan dengan
ini juga belum dapat diketahui dengan pasti. Banyak teori yang dikembangkan
namun dalam dekade terakhir ini perhatian terfokus pada aktivasi atau disfungsi
dari sel endotel. Tetapi apa penyebab dari perubahan endotel ini belum juga
diketahui dengan pasti. Saat ini ada empat buah hipotesis yang sedang diteliti
dan penyakit genetik. Sindroma HELLP ini merupakan manifestasi akhir dari
(Prawirohardjo, 2009).
C. Klasifikasi
maka Klas 1 termasuk kelompok sindroma HELLP atau Hellp Sindrom komplit,
D. Patofisiologi
HELLP sindrom (Hemolysis, Elevated Liver Enzyme, Low Platelets Count) ini
tanda khas. Sel darah merah terfragmentasi saat melewati pembuluh darah kecil
yang endotelnya rusak dengan deposit fibrin. Pada sediaan apus darah tepi
kadar enzim hati diperkirakan skunder akibat obstruksi aliran darah hati oleh
2009).
Menurut Bobak, dkk (2005) walaupun mekanisme pasti belum diketahui, sindrom
E. Faktor Resiko
eklamsi. Pasien Hellp Sindrom secara bermakna lebih tua (rata – rata umur 25
tahun) disbanding pasien Pre-Eklamsi dan eklamsi tanpa Hellp Sindrom (rata –
rata umur 19 tahun). Insiden sindrom ini juga lebih tinggi pada populasi kulit
muncul pada umur kehamilan < 27 minggu, pada masa antepartum sekitar 69 %
pasien dan pada masa postpartum sekitar 31 %. Pada masa postpartum, saat
Multipara Nulipara
Usia Ibu > 25 tahun Usia ibu < 20 tahun atau > 40 tahun
Hipertensi Kronik
Kehamilan Multipel
F. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pasien dengan Hellp Sindrome sangat bervariasi. Secara umum
terjadi pada kehamilan multipara, warna kulit putih, dengan usia kehamilan
minimal 35 minggu. Sebanyak 20% kasus tidak disertai dengan hipertensi, 30%
disertai dengan hipertensi sedang dan 50% disertai hipertensi berat. Gejala
mual/muntah (30%), nyeri disekitar perut atas (65%) dan parestesia. Kadang
kadang bisa juga disertai dengan edema (Rahardjo dan Maulydia, 2012)
Tanda gejala atau keluhan ibu terhadap kondisi ini bervariasi dari malaise, nyeri
ulu hati, mual dan muntah sampai gejala meyerupai virus yang tidak spesifik.
Pada awal berobat, ibu biasanya sudah berada dalam trimester kedua atau awal
1. Hemolisis
Tanda hemolisis dapat dilihat dari ptekie, ekimosis, hematuria dan secara
Dengan meningkatnya SGOT, SGPT (>70 IU) dan LDH (>600 IU) maka
Pada pemeriksaan darah tepi terdapat bukti – bukti Hemolisis dengan adanya
kerusakan sel eritrosit, antara lain Burr Celss dan Helmet Cells. Hemolisis ini
proses kerusakan yang terjadi, terdapat gangguan koagulasi dan hemostatis darah
50.000/ml biasanya akan didapatkan hasil hasil degradasi fibrin dan aktivasi
Coagulopathy (DIC), dimana insidens DIC pada Hellp Sindrome sekitar 4 – 38%.
Pasien Hellp Sindrom dapat mempunyai gejala dan tanda yang sangat bervariasi,
dari yang bernilai diagnostic sampai semua gejala dan tanda pada pasien
muncul dengan keluhan nyeri epigastrium atau nyeri perut kanan atas (90%).
Beberapa mengeluh mual dan muntah (50%), yang lainnya bergejala seperti
infeksi virus. Sebagian besar pasien (90%) mempunyai riwayat malaise selama
beberapa hari sebelum tanda lain. Mual dan atau muntah dan nyeri epigastrium
diperkirakan akibat obstruksi aliran darah di sinusoid hati, yang dihambat oleh
peningkatan berat badan yang bermakna dengan edema menyeluruh. Hal yang
penting adalah bahwa hipertensi berat (sistolik 160 mmHg, diastolic 110 mmHg)
Menurut Cushman dkk (2012) satu – satunya tatalaksana yang efektif adalah
dengan proses persalinan yang cepat. Protokol standar dari The University of
sebagai berikut:
4. Hendaknya dilakukan section cesaria dan bila trombosit < 50.000/cc, maka
perlu diberikan transfusi trombosit. Bila trombosit < 40.000/cc dan akan
5. Dapat pula diberikan Plasma Exchange dengan Fresh Frozen Plasma dengan
dengan :
a. Meningkatnya produksi urin
b. Meningkatnya trombosit
10. Sikap terhadap kehamilan pada Hellp Sindrom lahirkan bayi tanpa
H. Diagnosis banding
Pasien sindrom HELLP dapat menunjukkan tanda dan gejala yang sangat
sering terjadi salah diagnosis, diikuti dengan kesalahan pemberian obat dan
2) Apendistis
3) Gastroenteritis
4) Kolesistitis
5) Batu ginjal
6) Pielonefritis
7) Ulkus peptikum
I. Prognosis
1. Pada kebanyakan pasien akan stabil dalam waktu 24 – 48 jam dan sebagian
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
dibutuhkan kecermatan dan ketelitian agar data yang terkumpul lebih akurat,
Menurut Mitayani (2012) pengkajian yang dilakukan pada pasien antara lain
sebagai berikut :
pada ibu dengan obesitas serta ibu hamil mungkin pernah menderita penyakit
ginjal kronis.
Biasanya ibu merasa sakit kepala di daerah frontal, terasa sakit di ulu hati /
diplopoa), mual dan muntah, tidak nafsu makan, gangguan serebral lainnya
5. Riwayat perkawinan
Biasanya terjadi pada wanita yang menikah dibawah usia 20 tahun atau diatas
35 tahun
6. Pemeriksaan fisik
7. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
lambat, aktivitas janin lambat dan volume cairan ketuban sedikit serta
Berat lebih banyak terjadi pada wanita dan golonganekonomi rendah, karena
9. Data psikologis
Biasanya ibu berada dalam kondisi yang labil dan mudah marah, ibu merasa
khawatir akan keadaan dirinya dan keadaan janin dalam kandungannya, ibu
takut nanti anaknya lahir cacat atau meninggal dunia sehingga ibu takut untuk
melahirkan
B. Diagnosa Keperawatan
Menurut Mitayani (2012) dari hasil pengkajian diatas diagnose keperawatan yang
balik vena
3. Resiko cedera pada janin berhubungan dengan tidak adekuatnya perfusi darah
ke plasenta
4. Risiko kejang pada ibu b/d penurunan fungsi organ (vasospasme dan
misinterpretasi informasi
C. Rencana Keperawatan
dengan pengkajian yang telah dilakukan. Pada tahap ini ditetapkan tujuan dan
Tujuan :
Intervensi :
R/. dengan memantau intake dan output diharapkan dapat diketaui adanya
glomerulus.
R/. dengan memantau tanda tanda vital dan pengisian kapiler dapat
kardiovaskular.
balik vena
Tujuan :
Intervensi :
R/. dengan memantau nadi dan tekanan darah dapat melihat peningkatan
R/. meningkatkan aliran balik vena, curah jantung dan perfusi ginjal
R/. mengetahui efek samping yang terjadi seperti takikardi, sakit kepala.
3. Resiko cedera pada janin berhubungan dengan tidak adekuatnya perfusi darah
ke plasenta.
Tujuan :
Intervensi :
R/. dengan memantau denyut jantung janin (DJJ) dapat diketaui keadaan
R/. dengan posisi miring kekiri diharapkan venan kava di bagian kanan
tidak tertekan oleh uterus yang membesar sehingga aliran darah keplasenta
menjadi lancer
4. Risiko kejang pada ibu b/d penurunan fungsi organ (vasospasme dan
Tujuan :
Intervensi :
R/. Tekanan diastole > 110 mmHg dan sistole 160 atau lebih merupkan
uterus
terjadinya persalinan
Tujuan :
Intervensi :
a. Kaji adanya masalah SSP ( mis; sakit kepala, peka rangsang ,gangguan
R/: Edema serebral dan vasokontriksi dapat diev aluasi dari masa
serebral
d. Kaji tanda tanda eklamsia yang akan datang; hiperaktivitas (3+sampai 4+)
dari reflek tendon dalam, klonus pergelangan kaki, penurunan nadi dan
oernafasan , nyeri epegastrik, dan oliguria (kurang dari 50ml/jam ) .
mendahului kejang .
bila mulut rileks; berikan oksigen lepaskan pakaian yang ketat ; jangan
Tujuan :
Intervensi :
b. Kaji penyebab nyeri, tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
inter personal )
e. Ajarkan teknik relaksasi
i. Tingkatkan istirahat
j. Kolaborasikan dengan dokter atau medis lain jika ada keluhan dan
Tujuan :
Intervensi :
nadi 20/m diatas frekuensi nadi istirahat, catat peningkatan tekanan darah,
pingsang.
hemodinamik
perawatan diri.
diatas tempat tidur bila tidak ada pusing dan nyeri, bangun dari tempat
Tujuan :
Intervensi :
salah )
perawatan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hellp Sindrom yaitu singkatan dari Hemolysis, Elevated Liver Enzyme, Low
Platelets Count merupakan suatu variasi dari Pre-eklampsi berat yang disertai
dan Eklampsi tanpa Hellp Sindrom. Gambaran klinis Hellp Sindrom bervariasi.
Sindrom. Diagnosis ini sangat penting mengingat banyak penyakit yang mirip
B. Saran
Diharapkan nanti nya pasien dengan pre eklamsi dapat segera diatasi serta
HELLP sindrom dan apabila sudah terjadi dalam kondisi sindrom HELLP
Bailis, A., & Witter, F. Hypertensive Disorders of Pregnancy. In: The Jhons Hopkins
Depkes RI. 2001. Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001. Jakarta: Departement
Kesehatan RI.