Anda di halaman 1dari 9

a.

Definisi

Mioma uteri adalah neoplasma jinak, berasal dari otot uterus yang dalam kepustakaan
ginekologi terkenal dengan istilah-istilah fibroma uteri, atau uteria fibroid. (Prawirohardjo, 2006 )
Mioma uteri adalah tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya.

b. Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga merupakan penyakit
multifaktorial. Dipercayai bahwa mioma merupakan sebuah tumor monoklonal yang dihasilkan
dari mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik tunggal. Sel-sel tumor mempunyai abnormalitas
kromosom, khususnya pada kromosom lengan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
tumor, di samping faktor predisposisi genetik, adalah estrogen, progesteron dan human growth
hormone.
1. Estrogen.
Mioma uteri dijumpai setelah menarke. Seringkali terdapat pertumbuhan tumor yang cepat
selama kehamilan dan terapi estrogen eksogen. Mioma uteri akan mengecil pada saat menopause
dan pengangkatan ovarium. Adanya hubungan dengan kelainan lainnya yang tergantung estrogen
seperti endometriosis (50%), perubahan fibrosistik dari payudara (14,8%), adenomyosis (16,5%)
dan hiperplasia endometrium (9,3%).Mioma uteri banyak ditemukan bersamaan dengan anovulasi
ovarium dan wanita dengan sterilitas. 17B hidroxydesidrogenase: enzim ini mengubah estradiol
(sebuah estrogen kuat) menjadi estron (estrogen lemah). Aktivitas enzim ini berkurang pada
jaringan miomatous, yang juga mempunyai jumlah reseptor estrogen yang lebih banyak daripada
miometrium normal.

2. Progesteron
Progesteron merupakan antagonis natural dari estrogen. Progesteron menghambat
pertumbuhan tumor dengan dua cara yaitu: mengaktifkan 17B hidroxydesidrogenase dan
menurunkan jumlah reseptor estrogen pada tumor.
3. Hormon pertumbuhan
Level hormon pertumbuhan menurun selama kehamilan, tetapi hormon yang mempunyai
struktur dan aktivitas biologik serupa yaitu HPL, terlihat pada periode ini, memberi kesan bahwa
pertumbuhan yang cepat dari leiomioma selama kehamilan mingkin merupakan hasil dari aksi
sinergistik antara HPL dan Estrogen.
Dalam Jeffcoates Principles of Gynecology, ada beberapa faktor yang diduga kuat sebagai faktor
predisposisi terjadinya mioma uteri, yaitu :
1. Umur :
Mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan sekitar 10% pada wanita
berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering memberikan gejala klinis antara 35 – 45 tahun.
2. Paritas :
Lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanirta yang relatif infertil, tetapi sampai saat ini
belum diketahui apakan infertilitas menyebabkan mioma uteri atau sebaliknya mioma uteri yang
menyebabkan infertilitas, atau apakah kedua keadaan ini saling mempengaruhi.
3. Faktor ras dan genetik :
Pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka kejadian mioma uteri tinggi.
Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor ini tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga ada yang
menderita mioma.
4. Fungsi ovarium :
Diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan pertumbuhan mioma, dimana
mioma uteri muncul setelah menarke, berkembang setelah kehamilan dan mengalami regresi
setelah menopause. Pemberian agonis GnRH dalam waktu lama sehingga terjadi hipoestrogenik
dapat mengurangi ukuran mioma. Efek estrogen pada pertumbuhan mioma mungkin berhubungan
dengan respon mediasi oleh estrogen terhadap reseptor dan faktor pertumbuhan lain. Terdapat
bukti peningkatan produksi reseptor progesteron, faktor pertumbuhan epidermal dan insulin-like
growth factor yang distimulasi oleh estrogen. Anderson dkk, telah mendemonstrasikan munculnya
gen yang distimulasi oleh estrogen lebih banyak pada mioma daripada miometrium normal dan
mungkin penting pada perkembangan mioma. Namun bukti-bukti masih kurang meyakinkan
karena tumor ini tidak mengalami regresi yang bermakna setelah menopause sebagaimana yang
disangka. Lebih daripada itu tumor ini kadang-kadang berkembang setelah menopause bahkan
setelah ooforektomi bilateral pada usia dini.
c. Patofisiologi

Jika tumor dipotong, akan menonjol diatas mimetrium sekitarnya karena kapsulnya
berkontraksi warnanya akan keputihan, tersusun atas berkas-berkas otot jalin-menjalin dan
melingkar-lingkat didalam matrik jaringan ikat. Pada bagian perifer serabut otot tersusun atas
lapisan kosentrik serta serabut normal yang mengelilingi tumor berorientasi sama antara tumor
dan miometrium normal, terdapat lapisan jaringan areolar tipis yang membentuk pseudokapsul,
tempat masuknya pembuluh darah ke dalam mioma.
Pada pemeriksaan mikroskopis, kelompok-kelompok sel otot berbentuk kumparan dengan inti
panjang dipisahkan menjadi berkas-berkas oleh jaringan ikat. Karena seluruh suplai darah mioma
berasal dari beberapa pembuluh darah yang masuk ke predokapsul, berarti pertumbuhan tumor
tersebut selalu melampani suplai darahnya. Ini menyebabkan degenerasi terutama pada bagian
tengah mioma. Mula-mula terjadi degenerasi nyalin mungkin menjadi degenerasi kistik. Atau
klasifikasi dapat terjadi kapanpun. Oleh ahli ginekologi pada obat ke-19 disebut “ batu rahim “.
Pada kehamilan dapat terjadi komplikasi, dengan diikuti ekstravasasi darah diseluruh tumor yang
memberikan gambaran, seperti daging sapi mentah, kurus dan 10% terjadi perubahan tumor.
d. Pathways

e. Manifestasi klinis

Hampir separuh dari kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan pelvik
rutin. Pada penderita memang tidak mempunyai keluhan apa-apa dan tidak sadar bahwa mereka
sedang mengandung satu tumor dalam uterus. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya gejala
klinik meliputi :
1. Besarnya mioma uteri.
2. Lokalisasi mioma uteri.
3. Perubahan-perubahan pada mioma uteri.
Gejala klinik terjadi hanya pada sekitar 35 % – 50% dari pasien yang terkena. Adapun gejala
klinik yang dapat timbul pada mioma uteri:
1. Perdarahan abnormal, merupakan gejala klinik yang sering ditemukan (30%). Bentuk
perdarahan yang ditemukan berupa: menoragi, metroragi, dan hipermenorrhea. Perdarahan
dapat menyebabkan anemia defisiensi Fe. Perdarahan abnormal ini dapat dijelaskan oleh
karena bertambahnya area permukaaan dari endometrium yang menyebabkan gangguan
kontraksi otot rahim, distorsi dan kongesti dari pembuluh darah di sekitarnya dan ulserasi dari
lapisan endometrium.
2. Penekanan rahim yang membesar :
 Terasa berat di abdomen bagian bawah.
 Gejala traktus urinarius: urine frequency, retensi urine, obstruksi ureter dan hidronefrosis.
 Gejala intestinal: konstipasi dan obstruksi intestinal.
 Terasa nyeri karena tertekannya saraf.
3. Nyeri, dapat disebabkan oleh :
 Penekanan saraf.
 Torsi bertangkai.
 Submukosa mioma terlahir.
 Infeksi pada mioma.
4. Infertilitas, akibat penekanan saluran tuba oleh mioma yang berlokasi di cornu. Perdarahan
kontinyu pada pasien dengan mioma submukosa dapat menghalangi implantasi. Terdapat
peningkatan insiden aborsi dan kelahiran prematur pada pasien dengan mioma intramural dan
submukosa.
5. Kongesti vena, disebabkan oleh kompresi tumor yang menyebabkan edema ekstremitas
bawah, hemorrhoid, nyeri dan dyspareunia.
6. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan.
Kehamilan dengan disertai mioma uteri menimbulkan proses saling mempengaruhi :
 Kehamilan dapat mengalami keguguran.
 Persalinan prematuritas.
 Gangguan proses persalinan.
 Tertutupnya saluran indung telur menimbulkan infentiritas.
 Pada kala III dapat terjadi gangguan pelepasan plasenta dan perdarahan.

f. Pemeriksaan penunjang

 Pemeriksaan Darah Lengkap : Hb turun, Albumin turun, Lekosit turun/meningkat, Eritrosit


turun.
 USG (Ultrasonografi) : terlihat massa pada daerah uterus.
 Vaginal Toucher : didapatkan perdarahan pervaginam, teraba massa, konsistensi dan
ukurannya.
 Sitologi : menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut.
 Rontgen : untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapat menghambat tindakan
operasi.
 ECG : Mendeteksi kelainan yang mungkin terjadi, yang dapat mempengaruhi tindakan
operasi.
 Ultrasonografi
Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat dalam menetapkan adanya
Mioma Uteri. Ultrasonografi transvaginal terutama bermanfaat pada uterus yng kecil.
Uterus atau massa yang paling besar paling baik diobservasi melalui ultrasonografi
transabdominal. Mioma Uteri secara khas menghasilkan gambaran ultrasonografi yang
mendemonstrasikan irregularitas kontur maupun pembesaran uterus. Adanya klasifikasi
ditandai oleh fokus-fokus hiperekoik dengan bayangan akustik. Degenerasi kistik ditandai
adanya daerah yang hipoekoik.
 Histeroskopi
Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya Mioma Uteri submukosa, jika tumornya kecil
serta bertangkai. Tumor tersebut sekaligus dapat diangkat.
 MRI (Magnetic Resonance Imaging)
MRI sangat akurat dalam menggambarkan jumlah,ukuran dan lokasi mioma, tetapi jarang
diperlukan. Pada MRI, mioma tampak sebagai massa gelap terbatas tegas dan dapat
dibedakan dari miometrium yang normal. MRI dapat mendeteksi lesi sekecil 3 mm yang
dapat dilokalisasi dengan jelas, termasuk mioma submukosa. MRI dapat menjadi alternatif
ultrasonografi pada kasus -kasus yang tidak dapat disimpulkan.

g. Komplikasi

a. Perdarahan sampai terjadi anemi


b. Torsi tungkai mioma dari :
- Mioma uteri, subsemsa
- Mioma uteri subumatosa
c. Nekrosis dan infeksi, setelah tursi dapat terjadi nekrosis dan infeksi
d. Pengaruh timbal balik mioms dan kehamilan
· Pengaruh mioma terhadap kehamilan
 Infeksi
 Abortus
 Persalinan premature dan kelaianan letak
 Infeksia uteria
 Gangguan jalan persalinan
 Retensi plasenta
· Pengaruh kehamilan terhadap mioma uteri bertangkai

h. Penatalaksanaan

Penanganan yang dapat dilakukan ada dua macam yaitu penanganan secara konservatif dan
penanganan secara operatif.
1. Penanganan koservatif sebagai berikut :
- Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan
- Anemia, Hb < 89 % tranfusi PRC
- Pemberian zat besi
- Penggunaan agonis GnRH lenprotid asetat 3,75 mg 1M pada hari 1-3 menstruasi setiap minggu
sebanyak 3 kali. Obat ini mengakibatkan pengerutan tumor dan menghilangkan gejala. Obat ini
menekan sekresi genedropin dan menciptakan keadaan hipohistrogonik yang serupa yang
ditekankan pada periode postmenopause efek maksimum dalam mengurangi ukuran tumor
diobservasi dalam 12 minggu. Terapi GnRH .
- Ini dapat pula diberikan sebelum pembedahan, karena memberikan beberapa keuntungan ,
mengurangi kehilangan darah selama pembedahan, dan dapat mengurangi kebutuhan akan
transfuse darah, namun obat ini menimbulkan kehilangan masa tulang meningkat dan osteoporosis
pada waktu tersebut.
2. Penanganan operatif bila
- Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus 12-14 minggu
- Pertumbuhan tumor ceppat
- Mioma subserosa, bertangkai, dan torsi
- Bila dapat menjadi penyulit pada kehamilan berikutnya
- Hipermenoria pada mioma submukosa
- Penekanan pada organ sekitarnya
Jenis operasi dilakukan dapat berupa :
a. Enukluasi mioma
b. Histektomi
c. Miotektomi
Daftar Pustaka

Bagian obstreti dan Ginekologi. FK. Unpad. 2000. Ginekologi.Edisi.Bandung

Brunner and Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah edisi 8. EGC

Doengoes,ME . 2010. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi II. EGC.Jakarta

Hartono, paijo. 2011 . Kanker serviks / lahir Rahim dan masalah skrining di Indonesia.

Khursus pra kongres KOLG XI Denpasar. Membar vol 5 No 2 2001

Pengurus Besar Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. 1991.

Standar pelayanan medik obstetri dan ginekologi. POGI. Jakarta

Sarjadi. 1995. Patologi Ginekologi Hipokrates. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.


Jakarta

Sarwono Prawirahardjo. 1976. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta

Tucker.Martin susan.dkk. 2005. Pasien Care Nursing proses Diagnosa outcome.Volume 4.


Edisi v. Penerjemah yasmin asihEGC.Jakarta

Wiknjosastro Hanifa. 1999. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo.
Jakarta

Wilkinson, Judith M. 2013. Buku Diagnosa keperawatan, Edisi 9. EGC.Jakarta

(Http//www.depkes.go.id. online diakses tanggal 8 April 2019 pukul 22:48)

(Http://kesmas-unsoed.blogspot.mioma-Uteri diakses tanggal 8 April 2019 pukul 22:48)

(Http: //www. InfoMedika.com/ mioma uteri. Htm diakses tanggal 8 April 2019 pukul 22:48)

https://aljazuli99.blogspot.com/2015/03/asuhan-keperawatn-mioma-uteri.htmldiakses tanggal 8
April 2019 pukul 22:48

Anda mungkin juga menyukai