Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

POST SECTIO CAESAREA DENGAN INDIKASI PERSENTASE


BOKONG
A. Pengertian
1. Sectio Caesarea
Sectio caesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan janin dengan
berat di atas 4500 gram, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih
utuh (Wiknjosastro, 2006).
Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut (Nanda, 2012-
2014).
Jenis-jenis operasi sectio caesareaa.
a. Sectio caesarea abdomen
Sectio caesarea transperitonealisb.
b. Sectio caesarea vaginalis
Menurut arah sayatan pada rahim, sectio caesarea dapat dilakukan
sebagai berikut :
1) Sayatan memanjang (longitudinal) menurut Kronig
2) Sayatan melintang (transfersal) menurut Kerr
3) Sayatan huruf T (T-incision)
c. Sectio caesarea klasik (Corporal)
Dilakukan dengan membuat sayatan melintang pada korpus uteri kira-
kira 10 cm. Tetapi saat ini tehnik ini jarang dilakukan karena memiliki
banyak kekurangan namun pada kasus seperti operasi berulang yang
memiliki banyak perlengketan organ cara ini dapat dipertimbangkan.
d. Sectio caesarea ismika (Profunda)
Dilakukan dengan membuat sayatan melintang konkaf pada segmen
bawah rahim (low servikal transfersal) kira-kira sepanjang 10 cm.
2. Presentasi Bokong
Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian
terendahnya bokong, kaki atau kombinasi keduanya (Prawirohardjo, 2010).
Presentasi bokong adalah suatu keadaan yang terjadi dimana bokong
atau tungkai janin sebagai bagian yang terendah di dalam panggul ibu
(Fadlun, 2011).
Menurut Prawirohardjo (2010), letak sungsang adalah keadaan
dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong
berada di bawah cavum uteri.
Jenis-jenis presentasi bokong :
a. Presentasi bokong murni (Frank Breech)
Fleksi ekstermitas bawah pada sendi paha dan ekstensi lutut
sehingga kaki terletak berdekatan dengan kepala.
b. Presentasi bokong lengkap (Complete Breech)
Satu atau kedua lutut lebih banyak dlam keadaan fleksi dari pada
ekstensi.
c. Presentasi bokong tidak lengkap (Incomplete Breech)
Satu atau kedua sendi paha tidak dalam keadaan fleksi dan satu
atau kedua kaki atau lutut terletak dibawah bokong, sehingga kaki atau
lutut bayi terletak paling bawah pada jalan lahir, terdiri dari : Letak kaki :
Jika kedua kaki terletak dibawah maka letak kaki sempurna, hanya satu
kaki terletak dibawah maka letak kaki tak sempurna. Sedangkan letak
lutut : Kedua lutut terletak paling rendah maka letak lutut sempurna, dan
jika hanya satu lutut terletak paling rendah maka letak lutut tak
sempurna.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan sectio
caesareaindikasi presentasi bokong adalah suatu tindakan pembedahan
untuk melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus
karena keadaan dimana janin yang letaknya kepala berada di fundus dan
bokong di bawah.
3. Konsep Nifas
a. Pengertian
Nifas adalah masa pulih kembali dari persalinan selesai sampai
alat-alat kandungan kembali seperti pre hamil selama 6 minggu
(Mochtar, 2002).
Periode nifas terdiri dari nifas dini, nifas intermedial, nifas remote.
Nifas dini merupakan kepulihan ibu dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan. Nifas intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-
alat genitalia yang lamanya 6-8 minggu. Nifas remote yaitu waktu yang
diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil
dan saat persediaan mengalami gangguan (Mochtar,2002).
b. Adaptasi Fisiologis
Menurut Mochtar (2001) perubahan fisiologis pada masa nifas
antara lain : sistem reproduksi terdiri dari vulva dan vagina, uterus,
lochea, serviks, perinium.
Sistem reproduksi yang terdiri dari vulva dan vagina, uterus,
lochea, serviks, perinium. Vulva dan vaginamengalami penekanan serta
peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dan dalam
beberapa hari pertama sesudah proses tersebut kedua organ ini tetap
berada dalam keadaan kendor setelah 3 minggu vulva dan vagina
kembali kepada keadaan tidak hamil. Semua alat reproduksi berangsur-
angsur akan kembali semula dari yang tadinya kendor. Uterus, pada akhir
kala III persalinan, fundus uteri setinggi umbilikus atau berada pada garis
tengah kira-kira sama dengan umur kehamilan 10 minggu (kira-kira sama
dengan buah jeruk). Uterus mempunyai panjang kira-kira 14 cm, lebar 12
cm dan tebal 10 cm, serta berat kira-kira 1000 gram setelah 12 jam
persalinan fundus berada kurang lebih 1 cm di atas umbilikus dan
simfisis pubis setelah 9 hari post partum uterus sudah tidak berada lagi di
abdomen. Lochea merupakan cairan sekret yang berasal dari cavum uteri
dan vagina dalam masa nifas.
Jenis-jenis lochea yaitu :
1) lochea rubra, berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban selama 2
hari post partum.
2) Lochea sanguinoleta, berwarna merah kuning berisi darah dan lendir,
hari ke 3-7 post partum.
3) Lochea serosa, berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, hari ke 7-
14 post partum.
4) Lochea alba, cairan putih selama 2 minggu.
5) Lochea purulenta, bila terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah dan
berbau busuk.
6) Lochea statis, lochea tidak lancar.
Serviks, setelah persalinan bentuk serviks agak menganga seperti
corong berwarna merah kehitaman, konsistensinya lunak kadang-kadang
terdapat perlukaan kecil setelah melahirkan, tangan masih bisa masuk
karena rahim setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari
dapat dilalui 1 jari. Perinium, segera setelah melahirkan perinium
kembali menjadi kendor karena sebelum teregang oleh tekanan kepala
bayi yang bergerak maju.
Payudara dan laktasi yaitu payudara mencapai maturitas yang
penuh selama masa nifas terkecuali jika laktasi disupresi payudara akan
menjadi lebih besar lebih kencang dan mula-mula lebih nyeri tekan
sebagai reaksi terhadap perubahan status hormonal serta dimulainya
laktasi. Traktus urinarius merupakan buang air kecil sulit selama 24 jam
pertama, kemungkinan terjadi spasme spinger edeme leher buli-buli
sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang
pubis selama persalinan. Sistem gastointestinal, kerap kali diperlukan
waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar
progesteron menurun setelah melahirkan namun asupan makanan juga
mengalami penurunan selama 1 atau 2 hari. Gerak tubuh berkurang dan
unsur bagian bawah sering kosong jika sebelum melahirkan diberikan
enema. Sistem kardiovaskuler, setelah terjadi yang mencolok akibat
penurunan kadar estrogen oedem, darah kembali kepada keadaan tidak
hamil, jumlah sel darah merendah kadar HB kembali pada hari ke 3.
After pain, after pain atau mules sesudah melahirkan akibat reaksi usus
kadang-kadang sangat mengganggu selama 3-4 hari post partum.
Perasaan saat itu timbul bila masih terdapat sisa selaput ketuban sisa-sisa
plasenta atau gumpalan darah dalam cavum urteri.
c. Adaptasi Psikologis
Adaptasi psikologis masa nifas merupakan suatu proses adaptasi
dari seorang ibu post partum,dimana pada saat ini ibu akan lebih sensitif
dalam segala hal, terutama yang berkaitan dengan dirinya serta bayinya.
Perubahan psikologis mempunyai peranan yang sangat penting.
Dorongan serta perhatian anggota keluarga lainnya merupakan dukungan
positif bagi ibu. Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan
mengalami fase-fase sebagai berikut :
1) Fase taking in
Merupakan periode ketergantungan yang berkelanjutan dari hari
pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Fokus pada dirinya
sendiri, nafsu makan meningkat, cenderung positif pada
lingkungannya.
2) Fase taking hold
Berlangsung antara hari ke 3 - 10 post partum. Ibu merasa khawatir
akan ketidakmampuannya dalam merawat bayi serta mudah
tersinggung. Pada saat ini sangat dibutuhkan sistem pendukung
terutama bagi ibu muda atau primipari karena pada fase ini seiring
dengan dengan terjadinya post partum blues. Pada fase ini merupakan
kesempatan yang baik untuk memberi penyuluhan.
3) Letting go
Berlangsung setelah 10 hari melahirkan. Fase ini merupakan fase
menerima tanggung jawab akan peran baru sebagai seorang ibu.
B. Anatomi dan fisiologi
1. Anatomi

Gambar . Alat reproduksi internal pada wanita (Prawirohardjo, 2010).


2. Fisiologi Alat Reproduksi bagian dalam atau Internal
Alat reproduksi bagian dalam atau internal terdiri dari vagina, uterus,
tubafalopi, ovarium. Vaginayaitu organ yang mempunyai banyak pembuluh
darah dan selaput syaraf, tidak ada kelenjar tetapi tetap basah oleh sekret
dari serviks. Vaginajuga merupakan saluran merculus membranaus yang
menghubungkan rahim dan vulva. Vulva terletak antara kandung kemih dan
rectum. Pada dinding vagina terdapat lipat melintang disebut rugae terutama
dibagian bawah sel dinding vagina mengandung glikogen yang
menghasilkan asam susu dari PH 4,5 untuk memberikan proteksi terhadap
infeksi.
Uterus merupakan jaringan otot yang kuat terletak antara dipelvis
minordiantara kandung kemih dan rectum. Bentuk uterus seperti bola lampu
(buah pear) dan gepeng ukuran uterus tergantung pada usia, anak-anak 2-3
cm multipara 6-8 cm, uterus memiliki fungsi antara lain : mempersiapkan
tempat untuk ovum yang telah mengalami vertilisasi, memberikan makan
ovum yang telah dibuahi selama masa kehamilan untuk mengeluarkan hasil
konsepsi setelah cukup umur untuk mengadakan involusi setelah kelahiran
bayi. Tuba falopi terdapat di tepi atas ligamentum latum, tuba falopi
merupakan tuba muskuler dengan panjang ± 12 jam dan diameternya 8
sampai 9 cm, tuba falopi berfungsi untuk menyalurkan telur dan hasil
konsepsi. Yang terakhir adalah ovarium yaitu kelenjar berbentuk biji kenari
yang terletak di kanan dan kiri uterus di bawah uteri dan terikat di sebalah
belakang oleh ligamentum uteri, fungsinya antara lain : untuk memproduksi
ovum, memproduksi estrogen dan memproduksi progesteron.
C. Etiologi
1. Etiologi sectio caesaria menurut : Nanda (2013) yaitu :
a. Etiologi yang berasal dari ibu
Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, primi para tua disertai
kelainan letak ada, disproporsi sefalo pelvik (disproporsi janin/panggul),
ada sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk, terdapat kesempitan
panggul, plasenta previa terutama pada primigravida,solutsio plasenta
tingkat I-II, komplikasi kehamilan yaitu preeklamsia-eklamsia, atas
permintaan, kehamilan yang disertai penyakit (jantung, DM), gangguan
perjalanan persalinan (kista, ovarium, mioma uteri, dan sebagainya).
b. Etiologi berasal dari janin
Fetal distress/gawat janin, mal presentasi dan mal posisi kedudukan
janin, prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan persalinan
vakum atau forseps ekstraksi.
2. Etiologi presentasi bokong menurut : Prawirohardjo (2010) yaitu : Penyebab
presentasi bokong tidak diketahui, tetapi terdapat beberapa faktor resiko
selain prematuritas, yaitu abnormalitas struktural uterus, polihidramnion,
plasenta previa, multiparitas, mioma uteri, kehamilan multipel, anormali
janin (anemsefali, hidrosefalus), dan riwayat presentasi bokong lainnya.
D. Patofisiologi
Sectio caesarea adalah teknik untuk menghentikan perjalanan
persalinan dimana kelahiran melalui jalan yang dialami ditinggalkan, proses ini
pada umumnya disiapkan hanya untuk wanita yang hidupnya dalam bahaya
akibat kehamilan.
Pada presentasi bokong resikonya sama besarnya bagi ibu dan bayinya
dibanding letak kepala. Bagaimanapun tindakan obstrectic tidak mengurangi,
tidak mortalitas dan mordibitas pada presentasi bokong.Sehingga
memugkinkan janin besar gerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat
menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang dan presesentasi
bokong (Prawirohardjo,2010).
After coming head adalah melahirkan kepala yang tertinggal atau
kepala yang menyusul, ada 4 cara melahirkan after coming headyaitu dengan
cara :
1. Cara mauricau
Tangan penolong yang sesuai muka janin dimasukkan ke dalam jalan lahir.
Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk dan jari keempat
mencengkeram fossa kanina, sedangkan jari lain mencengkeram leher.
Badan anak diletakkan di atas lengan bawah penolong seolah-olah janin
menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari ketiga penolong yang lain
mencengkeram leher janin dari punggung. Kedua tangan penolong menarik
kepala janin curam ke bawah sambil seorang asisten melakukan ekspresi
kristeller. Tenaga tarikan terutama dilakukan oleh penolong yang
mencengkeram leher janin dari arah punggung. Bila suboksiput tampak
dibawah simpisis, kepala dielevasi ke atas dengan suboksiput sebagai
hipomoklion sehingga berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung, mata dahi,
ubun-ubun besar dan akhirnya lahir seluruh kepala janin.
2. Cara naujoks
Tehnik ini dilakukan apabila kepala masih tertinggal sehingga jari penolong
tidak dimasukan ke dalam mulut janin. Kedua tangan penolong yang
mencengkeram leher janin menarik bahu curam ke bawah dan bersamaan
dengan itu seorang asisten mendorong kepala janin kearah bawah. Cara ini
tidak dianjurkan lagi karena menimbulkan trauma yang berat.
3. Cara prague terbalik
Tehnik ini dipakai bila oksiput dengan ubun-ubun kecil berada di belakang
dekat sacrum dan muka janin menghadap simpisis. Satu tangan penolong
mencengkeram leher dari bawah dan punggung janin diletakkan pada
telapak tangan penolong. Tangan penolong yang lain memegang kedua
pergelangan kaki, kemudian ditarik keatas bersamaan dengan tarikan pada
bahu janin sehingga perut janin mendekati perut ibu. Dengan laring sebagai
hipomoklion, kepala janin dapat dilahirkan.
4. Cara cunan piper
Seorang asisten memegang badan janin pada kedua kaki dan kedua
lengan janin diletakkan dipunggung janin. Kemudian adan janin dielevasi ke
atas sehingga punggung janin mendekati punggung ibu. Pemasangan cunan
piper sama prinsipnya dengan pemasangan pada letak belakang kepala.
Hanya saja cunam dimasukkan dari arah bawah sejajar dengan pelipatan
paha belakang. Setelah oksiput tampak dibawah simpisis, cuman dielevasi
ke atas dan dengan suboksiput sebagai hipomoklion berturut-turut lahir
dagu, mulut, muka, dahi, dan akhirnya seluruh kepala lahir.
Pada umumnya janin kembar tidak berat dan cairan amnion lebih
banyak daripada biasa. Sehingga sering terjadi perubahan presentasi dan
posisi janin. Demikian pula letak kedua dapat berubah setelah kelahiran bayi
pertama misalnya dari letak lintang menjadi presentasi bokong. Berbagai
kombinasi letak serta presentasi dapat terjadi, yang paling sering ditemukan
ialah kedua janin dalam letak memanjang dengan presentasi kepala.
Kemudian menyusul presentasi kepala dan bokong, presentasi kepala dan
bahu, presentasi bokong dan bahu, dan yang paling jarang keduanya,
presentasi bahu (Wiknjosastro, 2005).
Letak janin dalam uterus tergantung pada proses adaptasi janin
terhadap ruangan di dalam uterus. Perubahan spontan menjadi presentasi
kepala sebagian besar akan terjadi pada umur kehamilan 34 minggu,
sehingga penemuan adanya presentasi bokong mulai umur 34 minggu akan
bermanfaat untuk pertimbangan melakukan tindakan versi luar. Versi luar
adalah prosedur yang dilakukan dengan menggunakan tekanan dan manuver
tertentu pada perut ibu untuk mengubah presentasi janin menjadi presentasi
kepala (Prawirohardjo, 2010).
Cairan amnion yang banyak (hidramnion) membuat janin dengan
mudah bergerak bebas dan bisa pada posisi lintang, presentasi bokong atau
kepala (Sastrowinata, 2005).
E. Pathway

Faktor Ibu : Faktor Janin :


- Disfungsi uterus - Letak lintang
- Disfungsi jaringan - Fetal distress
- Distosia jaringan - Prolap umbilicus
lunak - Janin besar
- CPD
- Plasenta previa - Presentasi bokong
- Obesitas

Sectio Caesarea

Post Sectio Caesarea

Insisi Abdomen Nifas

Cedera Fisiologis Psikologis


Terputusnya Resiko
Kandung kemih
Kontinuitas Infeksi
Jaringan Lokhea Kurangnya Menyusui
Retensi Urine Krisis Pengetahuan Tidak
Situasi Efektif
Trauma
Defisiensi
Kelemahan Otot Ivolusio Pengetahuan
Uterus Tentang
Efek Anestesi Meningkat
Konstipasi Perawatan
Payudara,
Nyeri Akut Menyusui
Mual/Nausea Pembatasan Penurunan yang benar
Vormitius Intake Ketahanan Dan
Peroral Kekuatan otot

Intoleransi
aktivitas
Nutrisi Kurang
Dari Kebutuhan
Tubuh Defisit
Perawatan Diri

Sumber : Prawirohardjo (2010), Mochtar (2002), Nanda (2013)


F. Manifestasi Klinis
Menurut Prawirohardjo (2010), tanda dan gejala presentasi bokong
yaitu melalui pemeriksaan fisik abdomen. Manuver Leopold perlu dilakukan
pada setiap kunjungan perawatan antenatal bila umur kehamilannya ≥ 34
minggu. Untuk memastikan apabila masih terdapat keraguan pada pemeriksaan
palpasi, dapat dilakukan periksa dalam vagina dan/atau pemeriksaan
ultrasonograf. Keberhasilan untuk menemukan adanya presentasi bokong pada
masa kehamilan sangat penting oleh karena adanya prosedur versi luar yang
direkomendasikan guna menurunkan insidensi persalinan dengan presentasi
selain kepala dan persalinan bedah sesar.
G. Pemeriksaan penunjang
Pre operasi dan post operasi section caesarea. Pre operasi terdiri dari
hitung darah lengkap, golongan darah, pencocokan silang, urinalis : kadar
albium atau glukosa, kultur : mengidentifikasi herpes simplek, pelvi metri :
menentukan cevalo pervik disporpotion (CPD). Post operasi sectio caesarea
terdiri dari jumlah darah lengkap, Hemoglobin atau Hemotokrit : mengkaji dari
kadar pre operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada pembedahan,
urinalis, kultur urin, darah, vagina dan lochea.
H. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan umum
Penatalaksanaan umum pre operasi menurut (Hamilton, 2004) yaitu
puasa, percukuran pada pubis dan perineal dari garis nipple sampai pubis,
pemasangan kateter untuk drainase independent, penandatanganan izin
operasi, pemasangan infus, perawatan bayi, penghangat dan perlengkapan.
penatalaksanaan pre operasi menurut (Mochtar, 2002) yaitu perawatan luka
insisi : luka insisi dibersihkan dengan larutan suci hama (larutan betadin)
lalu tutup dengan kassa, luka dibersihkan dan pembalut luka diganti secara
periodik.Berikan makanan peroral secara bertahap mulai dari bubur halus,
bubur kasar, makanan biasa, mobilisasi : mobilisasi dilakukan secara
bertahap mulai dari miring kanan, kiri setelah penderita sadar, hari kedua
didudukkan selama 5 menit dan bernafas dalam lalu menghembuskannya
disertai batuk-batuk kecil untuk melonggarkan pernafasan secara berturut-
turut belajar duduk, belajar berjalan dan kemudian berjalan sendiri pada hari
ke 3 sampai ke 5 pasca bedah, kateterisasi : kandung kemih yang penuh
menimbulkan rasa tidak enak pada penderita dianjurkan pemasangan kateter
selama 24 – 48 jam atau lebih menurut keadaan normal, pemberian obat-
obatan : obat-obatan anti biotik dan anti inflamasi, obat-obatan pencegah
perut kembung untuk memperlancar kerja saluran pencernaan, obat-obatan
lainnya seperti analgetik.
2. Penatalaksanaan Keperawatan

Pathways keperawatan
Faktor Ibu : Faktor Janin :
- Disfungsi uterus - Letak lintang
- Disfungsi jaringan - Fetal distress
- Distosia jaringan - Prolap umbilicus
lunak - Janin besar
- CPD
- Plasenta previa - Presentasi bokong
- Obesitas

Sectio Caesarea

Post Sectio Caesarea

Insisi Abdomen Nifas

Cedera Fisiologis Psikologis


Terputusnya Resiko
Kandung kemih
Kontinuitas Infeksi
Jaringan Lokhea Kurangnya Menyusui
Retensi Urine Krisis Pengetahuan Tidak
Situasi Efektif
Trauma
Defisiensi
Kelemahan Otot Ivolusio Pengetahuan
Uterus Tentang
Efek Anestesi Meningkat
Konstipasi Perawatan
Payudara,
Menyusui
yang benar
Nyeri Akut
Mual/Nausea Pembatasan Penurunan
Vormitius Intake Ketahanan Dan
Peroral Kekuatan otot

Intoleransi
aktivitas
Nutrisi Kurang
Dari Kebutuhan
Tubuh Defisit
Perawatan Diri

Sumber : Prawirohardjo (2010), Mochtar (2002), Nanda (2013)


a. Fokus intervensi keperawatan
Sumber Nanda (2013)
DX.KepTujuan (NOC)Intervensi (NIC)Nyeri akut Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan nyeri
berkurang/hilang dengan Kriteria Hasil:Indikator AwalTujuanTTV
normal34Laporan nyeri24Klien rileks24Mampu tidur24 Keterangan
:1.ekstrim 4. ringan 2.sedang 5.tidak ada keluhan 3.cukup -Tentukan
karakteristik dan lokasi ketidaknyamanan. -Evaluasi TTV-Ajarkan tehnik
relaksasi nafas dalam-Perhatikan nyeri tekan uterus -Kolaborasi
pemberian analgetikDefisit perawatan diri:toileting & mandi Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama ...x 24 jam diharapkan perawatan
diri terpenuhi dengan Kriteria Hasil:Indikator AwalTujuanMampu
melakukan ADL23Mampu mempertahankan keb.diri23-Memfasilitasi
kebutuhan diri klien-Menyediakan privasi klen-Ganti pakaian klien-
Pantau tindak kekuatan dan toleran aktivitas Resiko infeksi Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24 jam masalah infeksi tidak
terjadi dengan KH :Indikator AwalAkhir-Tidak terdapat tanda-tanda
infeksi (tumor, rubor, dobor, calor dan fungsiolaesa24-Luka bersih24-
Ukur tanda-tanda vital -Kaji terhadap tanda-tanda infeksi (tumor, rubor,
dolor, calor, dan fungsiolaesa) - Anjurkan pasien untuk tidak memegang
daerah sekitar luka

-Tanda-tanda vital dalam batas normal24Keterangan :1.ekstrim 4. ringan


2.sedang 5.tidak ada keluhan 3.cukup Defisiensi pengetahuan Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama ...x 24 jam diharapkan masalah
pengetahuan dapat terpenuhi dengan Kriteria Hasil: Indikator
AwalTujuanKlien dan keluarga menyatakan pemahaman35Klien dan
keluarga mampu menjelaskan kembali35Keterangan:1.ekstrim 4.ringan
2.sedang 5.tidak ada keluhan 3.cukup-Sediakan informasi pada klien dan
keluarga tentang kondisi -Kaji pengetahuan klien tentang penyakit -
Jelaskan tentang pentingnya asi untuk bayi.

Anda mungkin juga menyukai