I. TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Hadijono, 2009).
Periode pasca partum (puerperium) ialah masa enam minggu sejak bayi lahir
sampai organ-organ reproduksi kembali kekeadaan normal sebelum hamil
(Mochtar, 2011).
Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan
membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2009). Sectio caesarea
adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding
uterus melalui depan perut atau vagina. Atau disebut juga histerotomia untuk
melahirkan janin dari dalam rahim (Sastrawinata, 2010).
Tindakan SC
Defisit
Psikologis Fisiologis Bedrest Penurunan saraf Resiko Perdarahan Luka
Perawatan
Ketidakseimbangan
Penurunan Diri simpatis Regenerasi sel Nyeri
Cairan
Laktasi Involusi Peristaltik Kondisi diri darah merah Resiko Infeksi
Prolaktin Pelepasan Obstipasi menurun Penurunan HB Gangguan
Meningkat desi dua Rasa Nyaman
2. Keperawatan
Menurut Hidayati(2010) penatalaksanaan keperawatannya yaitu :
a. Perawatan awal
1) Periksa kondisi pasien,cek tanda vital tiap 15 menit
2) Yakinkan jalan nafas bersih dan cukup ventilasi
3) Tranfusi jika diperlukan
4) Monitor adanya tanda perdarahan dan syok
b. Diet
1) Pemberian cairan per infus bisa dihentikan setelah pasien flatus
2) Pemberian makanan dan minuman
3) per oral setelah 6-10 jam post operasi
c. Mobilisasi
1) Mobilisasi bertahap mulai dari miring kanan dan kiri dimulai sejak 6-
10 jam post operasi
2) Latihan pernapasan dapat dilakukan sambil tidur terlentang
3) Hari kedua post operasi pasien bisa didudukan selama 5 menit
4) Latihan jalan dapat dilakukan pada hari ke 3 pasca operasi
d. Fungsi gastrointestinal
1) Jika tindakan tidak berat bisa langsung diberi diit cair
2) Jika ada tanda infeksi tunggu bising usus timbul
3) Jika pasien flatus bisa diberi makanan padat
4) Pemberian infus dilanjutkan sampai bisa minum dengan baik
e. Perawatan fungsi kandung kemih
1) Jika urin jernih kateter dilepas 8 jam setelah pembedahan
2) Jika terjadi luka pada kandung kemih pertahankan kateter sampai
tujuh hari atau urine jernih
3) Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak
pada pasien,menghalangin involusio uterus,dan menyebabkan
perdarahan.kateter biasanya terpasang 24-48 jam.
f. Pembalutan dan perawatan luka
1) Jika pada pembalut luka terjadi perdarahan yang tidak terlalu banyak
jangan diganti
2) Jika agak kendor beri plester untuk mengencangkan,jangan diganti
3) Ganti pembalut dengan cara steril
4) Luka harus dijaga agar tetap kering dan bersih
F. Komplikasi
Menurut Hidayati (2010) komplikasi post partum SC adalah:
1. Infeksi puerperial
2. Perdarahan
3. Luka pada kandung kemih
4. Ruptur uteri pada kehamilan berikutnya
5. Kematian perinatal
6. Sepsis
G. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas dan biodata klien
Meliputi nama, umur, alamat, agama, jenis kelamin, suku bangsa,
status perkawinan, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit,
nomor register, dan diagnosa medis.
b. Keluhan utama
c. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan dahulu
Penyakit kronis, menular, menahun dan menurun seperti jantung,
hipertensi, DM, TBC, hepatitis, penyakit kelamin dan abortus.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat sebelum kelahiran didapatkan cairan ketuban yang
keluar pervaginam, kemudian tidak diikuti tanda-tanda
persalinan.
c) Riwayat kesehatan keluarga
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti DM,
hipertensi, jantung.
d. Pola – pola fungsi kesehatan
a) Pola persepsi
Karena kurangnya pengetahuan klien tentang perawatan pasca
sectio caesaria, maka klien takut untuk bergerak dan melakukan
sesuatu tanpa instruksi dokter.
b) Pola nutrisi dan metabolisme
Biasanya terjadi peningkatan nafsu makan karena keinginan
menyusui bayinya.
c) Pola aktifitas
Biasanya terbatas pada aktifitas ringan, tidak membutuhkan
tenaga banyak dan tidak cepat lelah.Selain itu ada pembetasan
aktifitas karena mengalami kelemahan dan nyeri.
d) Pola eliminasi
Sering susah B.A.K karena adanya edema trigono, infeksi
uretra.Konstipasi karena klien takut B.A.B.
e) Istirahat dan tidur
Terjadi perubahan pola tidur karena kehadiran bayi dan nyeri.
f) Pola hubungan peran
Peran klien dalam keluarga meliputi hubungan klien dengan
orang lain.
g) Pola penanggulangan stress
Sering melamun dan merasa cemas
h) Pola sensori kognitif
Klien merasakan nyeri pada luka jahitan, serta nyeri akibat
involusio uteri. Pola kognitif pada primipara terjadi kurang
pengetahuan dalam merawat bayinya.
i) Pola persepsi dan konsep diri
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaannya serta keadaan
bayinya. Kecemasan pada diri dihubungkan dengan body image.
j) Pola reproduksi dan sosial
Terjadi disfungsi seksual, yaitu perubahan dalam hubungan
seksual yang tidak adekuat karena nifas.
e. Pemeriksaan fisik
a) Kepala
Bagaimana bentuk, kebersihan, kloasma gravidarum, benjolan.
b) Leher
Kadang ditemukan pembesaran kelenjar tiroid.
c) Mata
Kadang ditemukan pembengkakan pada kelopak mata,
konjungtiva pucat.
d) Telinga
Biasanya bentuk simetris, bagaimana kebersihannya, adakah
cairan.
e) Hidung
Adakah polip,pernafasan cuping hidung.
f) Dada
Terdapat pembesaran payudara, hiperpigmentasi areola mammae
dan papila mammae.
g) Abdomen
Abdomen kendor, ada luka jahitan, fundus uteri 3 jari dibawah
pusat.
h) Genetalia
Pengeluaran lochea rubra, bagaimana kebersihannya.
i) Anus
Kadang terdapat hemorhoid
j) Ekstremitas
Perhatikan adanya edema
k) Tanda-tanda vital
Apabila terjadi perdarahan tekanan darah turun, suhu turun, nadi
dan pernafasan meningkat.
3. Rencana Keperawatan
N
Diagnosa Keperawatan Ekspektasi dan Kriteria Hasil Intervensi
o
1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera Setelah dilakukan tindakan intervensi Manajemen nyeri :
fisik (prosedur operasi)
selama ... Nyeri Akut Menurun, dengan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
Gejala dan tanda mayor:
Subjektif : kriteria hasil: durasi, frekuensi, kualitas, dan
Mengeluh nyeri
Utama intensitas nyeri
Objektif :
Tampak meringis Tingkat nyeri menurun 2. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
Bersikap protektif
Tambahan mengurangi nyeri
Gelisah
Frekuensi nadi meningkat Fungsi gastrointestinal membaik 3. Jelaskan penyebab, periode, dan
Sulit tidur
Kontrol Nyeri membaik pemicu nyeri
Gejala dan tanda minor
Subjektif Mobilitas fisik membaik 4. Kolaborasi pemberian analgetik, jika
-
Penyembuhan luka meningkat perlu
Objektif
Tekanan darah meningkat Perfusi miokard membaik
Pola nafas berubah
Perfusi perifer membaik
Nafsu makan berubah
Proses berpikir terganggu Pola tidur membaik
Menarik diri
Status kenyamanan meningkat
Berfokus pada diri sendiri
Diaforesis Tingkat cedera menurun
2 Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan intervensi Pengaturan Posisi :
Gejala penyakit
selama ... Gangguan Rasa Nyaman 1. Monitor status oksigenasi sebelum dan
Gejala dan tanda mayor:
Subjektif : Meningkat, dengan kriteria hasil: sesudah mengubah posisi
Mengeluh tidak nyaman Utama 2. Tempatkan pada posisi terapeutik
Objektif :
Status kenyamanan meningkat 3. Ajarkan cara menggunakan postur
Gelisah
Gejala dan tanda minor Tambahan yang baik dan mekanika tubuh yang
Subjektif
Pola tidur membaik baik selama melakukan perubahan
Mengeluh sulit tidur
Tidak mampu rileks Tingkat agitasi menurun posisi
Mengeuh kedinginan/ kepanasan
Tingkat ansietas menurun 4. Kolaborasi pemberian premedikasi
Merasa gatal
Merasa mual Tingkat nyeri menurun sebelum mengubah posisi, jika perlu
Merasa lelah
Tingkat keletihan menurun
Objektif
Menunjukan gejala distress
Tampak merintih/ menangis
Pola eleminasi berubah
Postur tubuh berubah
Iritabilitas
3 Gangguan eleminasi urin berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan intervensi Manajemen Eleminasi Urine :
kelemahan intrinsik spinkter uretra
selama ... Gangguan Eleminasi Urin 1. Identifikasi tanda dan gejala retensi dan
Gejala dan tanda mayor:
Subjektif : Menurun, dengan kriteria hasil: inkontinensia urine
Mengeluh sulit berkemih
Utama 2. Batasi asupan cairan
Objektif :
Distensi kandung kemih Eleminasi urie membaik 3. Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran
Berkemih tidak tuntas
Tambahan kemih
Volume residu urine meningkat
Gejala dan tanda minor Kontinensia urine membaik 4. Kolaborasi pemberian obat suposutoria
Subjektif
Kontrol gejala meningkat uretra, jika uretra
Pengeluaran urine tidak tuntas
Objektif Status neurologis membaik
-
Tingkat infeksi menurun
4 Menyusui efektif berhubungan dengan hormon Setelah dilakukan tindakan intervensi Promosi Laktasi :
ksitosinn dan prolaktin meningkat 1. Identifikasi kebutuhan laktasi bagi ibu
selama ... Menyusui Efektif Meningkat,
Gejala dan tanda mayor: dan bayi
Subjektif : dengan kriteria hasil: 2. Fasilitasi ibu untuk rawat gabung atau
Ibu merasa percaya diri selama proses menyusui rooming in
Utama
Objektif : 3. Jelaskan pentingnya menyusui sampai
Bayi melekat pada payudara ibu dengan benar Status menyusui meningkat 2 tahun
Ibu mampu memposisikan bayi dengan benar 4. Anjurkan ibu untuk memberikan
Tambahan
Miksi bayi lebih dari 8 kali dalam 24 jam nutrisi kepada bayi hanya dengan ASI
Berat badan bayi meningkat Dukungan keluarga meningkat selama 6 bulan dan dilanjutkan sampai
ASI menetes atau memancar 2 tahun
Dukungan sosial meningkat
Suplai ASI adekuat
Puting tidak lecet setelah minggu ke dua Kinerja pengasuhan menningkat
Gejala dan tanda minor
Perlekatan meningkat
Subjektif
- Status menyusui bayi meningkat
Objektif
Bayi tidur setelah menyusui
Payudara ibu kosong setelah menyusui
Bayi tidak rewel dan menangis setelah menyusui
5 Defisit perawatan diri berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan intervensi Dukungan Perawatan Diri :
kelemahan 1. Identifikasi kebutuhan alat bantu
selama ... Defisit Perawatan Diri
Gejala dan tanda mayor: kebersihan diri, berpakaian, berhias,
Subjektif : Menurun, dengan kriteria hasil: dan makan
Menolak melakukan perawatan diri 2. Dampingi dalam melakukan
Utama
Objektif perawatan diri sampai mandiri
Tidak mampu mandi/ mengenakan pakaian/ Perawatan diri meningkat 3. Sediakan lingkungan yang terapeutik
makan/ ke toilet/ berhias secara mandiri Tambahan 4. Anjurkan melakukan perawatan diri
Minat melakukan perawatan diri kurang secara konsisten sesuai kemampuan
Fungsi sensori membaik
Gejala dan tanda minor
Subjektif Koordinasi pergerakan meningkat
-
Mobilitas fisik meningkat
Objektif
- Motivasi meningkat
Status kognitif meningkat
Status neurologi meningkat
Tingkat delirium membaik
Tingkat demensia membaik
Tingkat keletihan menurun
Tingkat kenyamanan meningkat
Tingkat nyeri menurun
6 Resiko aspirasi berhubungan dengan faktor resiko Setelah dilakukan tindakan intervensi Pencegahan Aspirasi :
gangguan menelan 1. Monitor status pernafasan
selama ... Resiko Aspirasi Menurun,
Kondisi klinis terkait : 2. Posisikan semi Fowler (30-45 derajat)
1. Cedera kepala dengan kriteria hasil: 30 menit sebelum memberi asupan
2. Stroke oral
Utama
3. Cedera medula spinalis 3. Anjurkan makan secara perlahan
4. Guillain barre syndrom Tingkat aspirasi menurun 4. Beri obat oral dalam bentuk cair
5. Penyakit parkinson
Tambahan
6. Keracunan obat atau alkohol
7. Pembesaran uterus Kontrol mual/ muntah mebaik
8. Miestenia gravis
Kontrol resiko membaik
9. Fistula trakeoesofagus
10. Striktura esofagus Status menelan membaik
11. Labiapalatoskizis
Status neurolgis membaik
12. Atresia esofagus
13. Laringomalasia
14. Prematuritas
7 Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan Setelah dilakukan tindakan intervensi Manajemen Cairan :
dengan faktor resiko prosedur pembedahan mayor 1. Monitor status hidrasi
selama ... Gangguan Eleminasi Urin
Kondisi klinis terkait : 2. Monitor status hemodinamik
1. Prosedur pembedahan mayor Menurun, dengan kriteria hasil: 3. Catat intake-output dan hitungan
2. Penyakit ginjal dan kelenjar balans cairan selama 24 jam
Utama
3. Perdarahan 4. Berikan cairan intravena jika perlu
4. Luka bakar Eleminasi urie membaik
Tambahan
Kontinensia urine membaik
Kontrol gejala meningkat
Status neurologis membaik
Tingkat infeksi menurun
8 Resiko cedera berhubungan dengan faktor resiko Setelah dilakukan tindakan intervensi Pencegahan Cedera :
hipoksia jaringan 1. Identifikasi area lingkungan yang
selama ... Resiko Cedera Menurun,
Kondisi klinis terkait : berpotensi menyebabkan cedera
1. Kejang dengan kriteria hasil: 2. Sosialisasikan pasien dan keluarga
2. Sinkop dengan lingkungan ruang rawat
Utama
3. Vertigo 3. Sediakan pencahayaan yang memadai
4. Gangguan penglihatan Tingkat cedera menurun 4. Anjurkan berganti posisi perlahan dan
5. Gangguan pendengaran duduk selama beberapa menit sebelum
Tambahan
6. Penyakit parkinson berdiri
7. Hipotensi Fungsi sensori membaik
8. Kelainan nervus vestibularis Keamanan lingkungan rumah
9. Retardasi mental
meningkat
Keseimbangan membaik
Kinerja pengasuhan meningkat
Kontrol kejang meningkat
Koordinasi pergerakan meningkat
Monilitas membaik
Orientasi kognitif meningkat
Tingkat delirium membaik
Tingkat demensia menurun
Tingkat jatuh menurun
9 Resiko Infeksi berhubungan dengan faktor resiko Setelah dilakukan tindakan intervensi Pencegahan Infeksi :
efek prosedur invasif
selama ... Resiko Infeksi Menurun, 1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal
Kondisi klinis terkait :
1. AIDS dengan kriteria hasil: dan sistemik
2. Luka bakar
Utama 2. Cuci tangan sebeum dan sesudah
3. Penyakit paru obstruksi kronis
4. Diabetes melitus Tingkat infeksi menurun kontak dengan pasien dan lingkungan
5. Tindakan invasif
Tambahan pasien
6. Kondisi penggunaan terapi streoid
7. Penyalahgunaan obat Integritas kulit dan jaringan membaik 3. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
8. Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW)
Kontrol resikko membaik dan luka operasi
9. Kanker
10. Gagal ginjal Status Imun meningkat 4. Kolaborasi pemberian antibiotik, jika
11. Immunosupresi Status nutrisi meningkat perlu
12. Lymphedema
13. Leukositopenia
14. Gangguan fungsi hati
4. Evaluasi
Adapun kriteria yang diharapkan pada evaluasi dari penyakit hemoroid adalah:
a. Diagnosa 1:Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik (tindakan
pembedahan)
Evaluasi : Mampu mengontrol nyeri, melaporkan bahwa nyeri berkurang
dengan menggunakan manajemen nyeri, mampu mengenali nyeri (skala,
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri), dan tanda vital dalam rentang normal
b. Diagnosa 2: Resiko kekurangan volume cairan berubungan dengan
kehilangan cairan aktif
Evaluasi : Mempertahankan urine output sesuai usia dan BB, BJ urine
normal, hematokrit normal, tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan dalam
batas normal, dan tidak ada tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik,
membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus berlebihan
c. Diagnosa 3: Defisit perawatan diri berhubungan dengan immobilisasi;
kelemahan.
Evaluasi: Klien terbebas dari badan yang kotor dan berbau, menyatakan
kenyamanan terhadap kemampuan untuk melakukan ADLs, dan dapat
melakukan ADLs dengan bantuan
d. Diagnosa 4: Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasiv
Evaluasi : Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi, mendiskripsikan proses
penularan penyangkit, faktor yang memengaruhi penularan serta
penatalaksanaannya, dan menunjukkan kemampuan untuk mencegah
timbulnya infeksi
b. Diagnosa 5: Ketidakefektifan menyusui berhubungan dengan ketidakstabilan
hormone
Evaluasi : Pengeluaran ASI lancer, palpasi payudara : kencang terisi ASI, dan
bayi tampak kenyang
DAFTAR PUSTAKA
Disusun oleh
BRAM SURYA WIDI
NIM : SN191025