Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai
sampai 6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara
berlahan akan mengalami perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa
nifas perlu mendapat perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60%
terjadi pada masa nifas. Dalam angka kematian ibu (AKI) adalah penyebab
banyaknya wanita meninggal dari suatu penyebab kurangnya perhatian
pada wanita post partum (Maritalia,2012).
Di Negara berkembang seperti indonesia, masa nifas merupakan
masa yang kritis bagi ibu yang sehabis melahirkan. Dirpekirakan bahwa
60% kematian ibu terjadi setelah persalinan dan 50% diantaranya terjadi
dalam selang waktu 24 jam pertama (Prawirardjo,2006). Tingginya
kematian ibu nifas merupakan masalah yang komlpeks yang sulit diatasi.
AKI merupakan sebagai pengukuran untuk menilai keadaan pelayanan
obstretri disuatu negara. Bila AKI masih tinggi berarti pelayanan obstretri
masih buruk, sehingga memerlukan perbaikan. Dari laporan WHO di
Indonesia merupakan salah satu angka kematian ibu tergolong tinggi yaitu
420 per 100.000 kelahiran hidup, bila dibandingkan dengan negara-negara
ASEAN lainnya.
Sementara menurut Depkes tahun 2009, mengalami penurunan
menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup. Dari data tersebut didapatkan
penurunan angka 2 kematian ibu di Indonesia tahuntara penyebab
kematian ibu post partum di Indonesia dikarenakan oleh infeksi dan
pendarahan pervaginam. Semua itu dapat terjadi, jika ibu post partum
tidak mengetahui tanda bahaya selama masa nifas. Hal ini disebabkan
karena kurangnya pengetahuan tentang masalah informasi yang diperoleh
ibu nifas kurang.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi
Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu.
Periode pascapartum (puerperium) ialah masa enam minggu sejak bayi lahir
sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil.
Post partum (nifas) secara harafiah adalah sebagai masa persalinan dan segera
setelah kelahiran, masa pada waktu saluran reproduktif kembali ke keadaan
semula (tidak hamil).
Puerperium / nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama  6 minggu (Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal,2002)
2. Etiologi
Etiologi post partum dibagi 2:
a. etiologi post partum dini
 atonia uteri
 laserasi jalan lahir;robekan jalan lahir
 hematoma
b. etiologi post partum lambat
 tertinggalnya sebagian plasenta
 subinvolusi di daerah insersi plasenta
 dari luka bekas secsio sesaria
3. Fisiologi
a. involusi rahim : terjadi karena masing2 sel menjadi lebih kecil,yang
disebabkan karena adanya proses autolysis,dimana zat protein dinding
rahim dipecah diabsorbsi dan kemudian dibuang melalui air kencing.

2
b. inovasi tempat plasenta : setelah persalinan tempat plasenta merupakan
tempat permukaan kasar tidak rata kira2 sebesar telapak tangan,dengan
cepat luka ini mengecil pada akhir minggu kedua,hanya sebesar 3-4cm dan
pada akhir nifas 1-2cm.
c. perubahan pada serviks dan vagina : pada serviks terbentuk sel-sel otot
terbaru,karena adanya kontraksi dan retraksi,vagina teregang pada waktu
persalinan namun lambat laun akan mencapai ukuran yang normal.
d. perubahan pembuluh darah rahim;dalam kehamilan uterus mempunyai
pembuluh2 darah yang besar,tetapi karena setelah persalinan tidak
diperlukan bagi peredaran darah yang banyak,maka arteri tersebut harus
mengecil lagi saat nifas.
e. dinding perut dan peritoneum : setelah persalinan dinding perut menjadi
longgar karena teregang begitu lama,tetapi biasanya pulih kembali dalam 6
minggu.
f. saluran kencing : dinding kandung kemih terlihat edema, sehingga
menimbulkan obstruksi dan menyebabkan retensi urine,dilatasi ureter dan
pyelum kembali normal dalam 2minggu.
g. Laktasi : keadaan buah dada pada dua hari pertama nifas sama dengan
keadaan dalam kehamilan pada waktu ini .buah dada belum mengandung
susu melainkan colostrum.colostrum adalah cairan kuning yang
mengandung banyak protein dan garam.
4. Klasifikasi
Masa nifas dibagi dalam 3 periode yaitu :
a. Puerperium dini adalah kondisi kepulihan dimana seorang ibu sudah
diperbolehkan berdiri dan berjalan
b. Puerperium Intermedial adalah kondisi kepulihan organ genital secara
menyeluruh dengan lama  6-8 minggu
c. Remote Puerperium waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila saat hamil atau waktu persalinan mengalami
komplikasi. Waktu yang diperlukan untuk sehat sempurna bisa
berminggu-minggu, bulanan ataupun tahunan.

3
5. Gejala Klinis (Fisiologi Nifas)
Pada masa puerperium atau nifas tampak perubahan dari alat – alat / organ
reproduksi yaitu:
a. Sistem Reproduksi
1. Uterus
Secara berangsur-angsur, kondisi uterus akan membaik dengan
pengecilan ukuran (involusi) dari uterus itu sendiri. Adapun tinggi
fundus uteri (TFU) post partum menurut masa involusi :
Tabel 1. TFU menurut masa involusi
INVOLUSI TFU BERAT UTERUS
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Placenta lahir  2 cm di bawah umbilicus dengan  1000 gram
bagian fundus bersandar pada
promontorium sakralis
1 minggu Pertengahan  antara umbilikus dan 500 gram
simfisis pubis
2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50-60 gram

2. Vagina dan Perineum


Pada post partum terdapat lochia yaitu cairan/sekret yang berasal
dari kavum uteri dan vagina. Macam – macam lochia :
 Lochia rubra : berisi darah segar dan sisa – sisa selaput ketuban,
terjadi selama 2 hari pasca persalinan
 Lochia Sanguinolenta : berwarna merah kuning berisi darah dan
lendir, terjadi hari ke 3 – 7 pasca persalinan
 Lochia serosa : Keluar cairan tidak berisi darah berwarna kuning.
Terjadi hari ke 7 – 14 hari pasca persalinan
 Lochia alba : Cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan.

4
3. Payudara
Pada masa nifas akan timbul masa laktasi akibat pengaruh
hormon laktogen (prolaktin) terhadap kelenjar payudara. Kolostrum
diproduksi mulai di akhir masa kehamilan sampai hari ke 3-5 post
partum dimana kolostrum mengandung lebih banyak protein dan
mineral tetapi gula dan lemak lebih sedikit. Produksi ASI akan
meningkat saat bayi menetek pada ibunya karena menetek merupakan
suatu rangsangan terhadap peningkatan produksi ASI. Makin sering
menetek, maka ASI akan makin banyak diproduksi.
b. Sistem Pencernaan
1. Nafsu Makan
Setelah benar-benar pulih analgesia, anesthesia, dan keletihan,
kebanyakan ibu merasa sangat lapar. Permintaan untuk memperoleh
makanan dua kali dari jumlah biasa dikonsumsi diserta konsumsi
camilan yang sering ditemukan.
2. Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna
menetap selamawaktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan
analgesia dan ansthesia bisa memperlambat pengembalian tonus dan
motilitas ke keadaan normal.
3. Defekasi
Ibu sering kali sudah menduga nyeri saat defeksi karena nyeri
yang dirasakannya diperineum akibat episiotomi, laserasi, hemorid.
Kebiasan buang air yang teratur perlu dicapai kembali setelah tonus
usus kembali normal.
c. Sistem Perkemihan
Uretra dan kandung kemih
Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses
melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung
kemih dapat mengalami hiperemis dan edema, seringkali diserti daerah-
daerah kecil hemoragi.

5
d. Sistem Integumen
Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya
setelah bayi lahir. Kulit yang meregang pada payudara,abdomen, paha, dan
panggul mungkin memudar tetapi tidak hilang seluruhnya.
e. Patofisiologi

Adanya proses persalinan



Robekan jalan lahir

Discontuinitas jaringan

implus/penekanan pada syaraf nyeri

cortex cerebri

dipersepsikan nyeri

gangguan rassa nyaman nyeri

f. Pemeriksaan penunjang
 Darah lengkap ( Hb, Ht, Leukosit, trombosit )
 Urine lengkap
g. Komplikasi
 Pembengkakan payudara
 Mastitis (peradangan pada payudara)
 Endometritis (peradangan pada endometrium)
 Post partum blues

6
 Infeksi puerperalis ditandai dengan pembengkakan, rasa nyeri,
kemerahan pada jaringan terinfeksi atau pengeluran cairan berbau dari
jalan lahir selam persalinan atau sesudah persalinan.
h. Penatalaksanaan Medis
 Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring
kanan kiri
 Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang
benar dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada
masa nifas, pemberian informasi tentang senam nifas.
 Hari ke- 2 : mulai latihan duduk
 Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan

7
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY. K DENGAN POST PARTUM
 
Asuhan Keperawatan Pada : Ny. K
Dengan Diagnosa Medis : Post Partum
Di Ruangan : Poned
Tanggal : 16 Juli 2020

1. Pengkajian

A. Biodata

1) Identitas Pasien

Nama : Ny. K

Umur : 22 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Sukamenak

Status perkawinan : Kawin

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Diagnosa medis : P1 A1 Partus Normal

Tanggal pengkajian : 16 Juli 2020, Pukul : 10.35 WIB

2) Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. C

8
Umur : 25 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Buruh

Hubungan dengan pasien : Suami

Alamat : Sukamenak

B. Keluhan Utama Saat Pengkajian

Klien mengeluh lemas dan nyeri pada daerah kemaluan terutama jika
untuk duduk dan berjalan.
C. Riwayat persalinan dan kelahiran saat ini
1. Lama persalinan:
 Kala I 4 jam 20 menit
 Kala II 5 menit
 Kala III 5 menit
Total waktu persalinan 4 jam 30 menit.
a. Posisi fetus memanjang, punggung kiri, dengan presentasi
kepala.
b. Tipe kelahiran spontan.
c. Penggunaan analgesik dan anestesi, selama proses persalinan ibu
tidak diberikan analgesik dan anestesi.
d. Masalah selama persalinan tidak ada, bayi lahir spontan, terjadi
ruptur perineum derajat I dengan jahitan dalam 1 luar 1. Jumlah
perdarahan kala I 0 cc, kala II 0 cc, kala III 100 cc, kala IV 50 cc.
Total perdarahan 150 cc.
e. Data Bayi Saat Ini
1. Keadaan umum bayi baru lahir (Jenis kelamin: Laki-laki)
1) Berat badan : 3100 Gram
2) Panjang badan : 45 Cm

9
3) Lingkar kepala : 32 Cm
4) Lingkar dada : 33 Cm.
5) Lingkar perut : 31,5 Cm.
6) Lingkar lengan atas : 10,5 Cm.
2. Apgar Score
Tabel 3.1
No Tgl/Jam Karakteristik Menit 1 Menit 5
Penilaian
1. 15-01-2020 Denyut jantung 2 2
2. 23.25 WIB Pernapasan 2 2
3. Refleks 1 1
4. Tonus otot 1 2
5. Warna kulit 1 2
Total 7 9
Kesimpulan: Bayi normal tidak mengalami asfiksia.

D. Riwayat Kesehatan Dahulu

Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit berat hingga harus ke


rumah sakit.
E. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang menderita

penyakit hipertensi, gula, atau penyakit menurun lainnya. Juga tidak ada

yang menderita penyakit menular.

F. Riwayat Ginekologi

a) Riwayat menstruasi:

(1) Menarche : 12 tahun

(2) Lamanya menstruasi : 7 hari

10
(3) Siklus : 28 hari

(4) Banyaknya : 2-3 pembalut/hari

(5) Sifat darah : Warna merah kehitaman,

bau khas darah, konsistensi kental dengan gumpalan kecil.

(6) HPHT : 03 Oktober 2019

(7) Taksiran persalinan : 10 Juli 2020

b) Riwayat perkawinan (suami dan istri)

(1) Usia saat menikah : Suami: 21 tahun, Istri: 19 tahun

(2) Lamanya pernikahan : 2 tahun

(3) Pernikahan ke :1

G. Riwayat Obstetri

a) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu : P1 A1

Tabel 3.2

Riwayat Persalinan Lalu

No Tahun Tipe Persalinan Penolong JK BB Lahir Keadaan Bayi Masalah

1. 2018 Curet Dokter    - - Mati -

2. Hamil ini

Pengalaman Menyusui       : belum pernah menyusui                   Berapa lama    : -

b) Riwayat kehamilan sekarang

(1) Klien merasa hamil pada saat 4 minggu

(2) Klien mengeluh mual pada kehamilan trimester 1

(3) Gerakan anak pertama dirasakan pada saat 16 minggu

11
(4) Berat Badan saat hamil 26-27 minggu: 45 kg.

Sebelum hamil: 40 kg.

(5) Pemeriksaan kehamilan: Teratur, 3 kali/trimester 1 dan 2,

suntik TT ke-1 pada saat trimester 1 dan TT ke-2 satu bulan

setelah TT 1.

(6) Tempat pemeriksaan: Bidan di KIA Puskesmas Darmaraja

H. Data Biologis

Tabel 3.3
Activity Daily Living

No. ADL Saat Hamil Setelah Melahirkan

1. Nutrisi:
a. Makan
- Jenis menu Nasi, lauk pauk, sayur Nasi, lauk pauk, sayur

- Frekuensi 3 kali / hari 1 kali / hari

- Porsi 1 porsi 1 porsi sedikit

- Pantangan Tidak ada Tidak ada

- Keluhan Tidak ada Tidak ada

b. Minum
- Jenis minuman Air putih Air putih

- Frekuensi 10 gelas / hari ± 10 gelas / hari

- Jumlah ± 2 liter / hari ± 2 liter / hari

- Pantangan Tidak ada Tidak ada

- Keluhan Tidak ada Tidak ada

2. Istirahat dan Tidur


a. Malam
- Berapa jam ± 8 jam Semalam ibu tidak

- Dari jam…s/d 21.00 - 05.00 dapat tidur karena

12
- Kesukaran Tidak ada dalam proses persalinan
tidur
b. Siang
- Berapa jam 1 jam Belum bisa tidur siang

- Dari jam…s/d 12.30 - 13.30 WIB

- Kesukaran Tidak ada

tidur
3. Eliminasi
a. BAK
- Frekuensi ± 6 kali / hari ± 3 kali / hari

- Jumlah ± 600 cc ± 600 cc

- Warna Kuning jernih Kuning jernih

- Bau Khas urin Khas urin

- Kesulitan Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan

b. BAB
- Frekuensi 1 kali/ 2 hari Ibu mengatakan belum

- Konsistensi Lunak BAB sejak proses

- Warna Cokelat melahirkan

- Bau Khas feses

- Kesulitan Tidak ada

4. Personal Hygiene
a. Mandi
- Frekuensi 2 kali / hari 1 kali / hari

- Sabun Ya Ya

- Gosok gigi Ya Ya

b. Berpakaian
- Frekuensi 2 - 3 kali / hari 2 kali / hari

ganti
5. Mobilitas
dan Aktivitas
- Aktivitas yang Selama hamil ibu Ibu merasa lelah dan

13
dilakukan sering jalan-jalan ingin tidur, juga tampak
- Kesulitan bersama suami dan berhati-hati ketika
aktivitas sehari-hari bergerak di tempat
dapat dilakukan tidur.
mandiri,

I. Data Hasil Pemeriksaan Fisik

1) Penampilan Umum

a) Kondisi Umum : Lemas.

b) Tingkat Kesadaran : Composmentis.

c) Tanda-tanda Vital : TD : 100/60 mmHg R : 20 x/menit

P : 80 x/menit S : 36,5 ºC

d) BB dan TB : 52 kg, 150 cm.

2) Sistem pernafasan

Gerakan dan bentuk dada simetris antara kanan dan kiri, tidak ada

nyeri tekan dan tidak ada retraksi dinding dada, suara paru resonan,

tidak ada suara nafas tambahan, suara nafas vesikuler.

3) Sistem kardiovaskuler

Konjungtiva anemis, tidak ada varises dan sianosis, tidak terdapat

edema di ekstremitas bawah kanan dan kiri, nadi 80 x/menit, CRT < 2

detik.

4) Sistem pencernaan

Bibir lembab, lidah bersih, gigi lengkap, bising usus 9 x/menit.

5) Sistem persyarafan

14
Status mental : Baik

Refleks patella : + (normal)

Kesadaran : Composmentis GCS 15 (V5 M6 E4)

6) Sistem panca indra

Fungsi penglihatan : Dapat melihat dengan baik, dapat

membedakan warna, bentuk mata

simetris, tidak terdapat nyeri tekan.

Fungsi pendengaran : Pendengaran normal, bentuk telinga

simetris, tidak ada serumen, tidak ada

benjolan.

Fungsi penciuman : Penciuman baik, dapat mengenali

bau minyak kayu putih dan minyak

wangi.

Fungsi pengecapan : Pengecapan baik, dapat merasakan

rasa asin, manis, asam dan pahit.

Fungsi perabaan : Klien dapat merasakan nyeri, panas

dan dingin.

7) Sistem perkemihan

Frekuensi berkemih : 3 x / hari

Jumlah : ± 300 cc

Warna : Kuning jernih

Bau : Khas urin

Keluhan : Tidak ada keluhan

15
8) Sistem integumen

Kulit bersih, turgor kulit baik, lembab, rambut bersih tidak rontok,

kuku rapi dan pendek.

9) Sistem endokrin

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak tremor, tidak ada

pembesaran kelenjar getah bening.

10) Sistem musculoskeletal

Ekstremitas atas : simetris antara kanan dan kiri.

Ekstremitas bawah : simetris antara kanan dan kiri, tidak

ada oedema, refleks positif,, tidak ada

varises, tidak terjadi oedema,

kekuatan otot 5, ROM normal.

11) Sistem reproduksi

Payudara : Bentuk payudara simetris, aerola berwarna hitam

kecoklatan, puting susu menonjol, ASI sudah keluar.

Abdomen :

1. TFU             : 2 jari dibawah pusar,  Kontraksi   : keras


2. Kandung kemih  : kosong
3. Bising Usus        : (+), peristaltik usus normal
4. Masalah khusus  : -
Perineum dan Vagina :

1.  Vagina        : Integritas kulit baik, tidak edema dan tidak ada


memar

16
2.   Perineum     : terdapat hecting,                  
Tanda REEDA : tidak ada kemerahan, ekimosis, terdapat
darah,
Kerekatan jahitan : kuat pada area perineum, klien
mengatakan masih nyeri.
3. Kebersihan  : Bersih
4.   Lokia          :
jenis/warna : Rubra   
Jumlah            : 50 cc             
Bau      : Anyir
5.   Hemorrhoid            : Tidak ada tanda atau riwayat hemoroid.
6.   Masalah Khusus     : nyeri pada daerah perineum, skala 5,
klien terlihat meringis ketika bergerak
dan di bersihkan.
J. Data Psikososial dan Spiritual

1) Psikososial

a) Pola pikir

Ibu merasa baik-baik saja, senang bayinya lahir dengan selamat

tanpa masalah mengingat usia kehamilannya lebih dari 9 bulan

(41 minggu).

b) Persepsi diri

Ibu sangat kooperatif terhadap tindakan keperawatan yang

diberikan dan meyakini bahwa semua tindakan itu adalah untuk

mempercepat menolong diri dan bayinya

c) Konsep diri

Klien mengatakan bahagia anak sudah lahir dengan selamat, dan

ini merupakan anak pertamanya setelah dulu mempunyai riwayat

17
keguguran tetapi masih bingung karena baru pertama kali

melahirkan.

d) Hubungan Komunikasi

Bahasa yang digunakan dalam kesehariannya adalah bahasa

sunda.

e) Kebiasaan seksual

Selama hamil sudah ada kesepakatan dengan suami untuk

mengurangi frekwensi hubungan seksual. Tidak ada gangguan

dalam melakukan akttifitas tersebut, juga tidak terjadi kontak

bleeding.

f) Spiritual

Klien beragama Islam, sering berdo’a meminta perlindungan

terhadap dirinya dan bayi yang baru dilahirkannya.

K. Data Penunjang

1) Hasil Laboratorium pada tanggal 16-06-2020

Tabel 3.4
Hasil Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan Metode


Hemoglobin 10.1 g/Dl 12 – 16

2) Terapi

18
Tabel 3.5
Terapi

Tanggal Jenis Terapi Rute Dosis Indikasi Terapi


Terapi
16/07/202 Amoxycillin Oral 3 x 500 Mg Antibiotik (mencegah
0 infeksi)
Parasetamol Oral 3 x 500 Mg Analgetik (mengurangi
nyeri)
Ferros Fumalat Oral 1 x 1 tab. Derivat besi (mengatasi
200 mg + As. anemia)
Folat 0,04 mg

L. Analisa Data

Tabel 3.6
Analisa Data

No Data focus Etiologi Masalah

1. DS : Agen injuri fisik Nyeri akut

a. Klien mengatakan vagina


masih terasa sakit terutama
pada luka jahitan
b. Klien mengatakan mules-
mules
c. Klien mengatakan skala
nyeri : 5

DO :

a. Kontraksi uterus baik


b. Perut teraba keras

19
c. Klien tampak menahan nyeri
d. Terdapat laserasi pada
perineum
e. Karakteristik nyeri:

P : episiotomi pada perinium

Q : nyeri seperti di sayat dan


ditusuk-tususk

R : daerah vagina

S : skala nyeri 5

 T : nyeri tidak terus


menerus

2. DS : Tindakan Resti infeksi


hecting
a. Klien mengatakan masih
takut untuk membersihkan
perineum dan vaginanya
karena masih terasa nyeri
b. Klien mengatakan belum tahu
cara merawat luka hecting

DO :

a) Terdapat robekan di daerah

perineum

b) Terdapat luka hecting pada

perinium

c) Tanda vital/reeda (-)

20
1. TD : 110/70
2. N : 84x/mnt
3. S    : 36,20 C
4. R  : 24x/mnt

3. DS : Kurangnya Kurang
sumber pengetahuan
a. Klien mengatakan belum tahu
informasi
perubahan fisiologis post
melahirkan karena baru
pertama kali melahirkan
b. Klien mengatakan belum tahu
cara membersihkan perinial
dan merawat luka hecting
c. Klien mengatakan masih
bingung mau KB ap setelah
melahirkan nanti karena belum
pernah KB

DO : -

M. Diagnosa Keperawatan
Sesuai dengan prioritas diagnosa yang muncul adalah:
a. Nyeri berhubungan dengan agen injuri biologis
b. Resti infeksi b.d luka hecting, personal hygiene kurang
c. Defisit pengetahuan b.d kurangnya sumber informasi post partum

21
L. Rencana Pendidikan Kesehatan

Area Rencana Tindakan


Kerja Memberikan informasi bahwa selama tiga minggu post partum belum
diperbolehkan bekerja keras, seperti mengangkat ember, barang-
barang yang berat, dan memperbolehkan bekerja ringan seperti
menyapu, menyetrika, dan memasak.
Istirahat Mengajarkan kepada ibu agar istirahat dengan cukup saat bayi tertidur,
hal ini sangat baik untuk memulihkan kondisi ibu walaupun ibu tidak
punya masalah dengan keadaan tidur.
Latihan Mengajarkan kepada ibu bahwa latihan pada awal minggu pertama
post partum seperti menaiki tangga, senam post partum.
Hygiene Mengajarkan pada ibu untuk selalu membersihkan daerah vagina dan
perineum setelah bak atau bab dengan air sabun.
Koitus Mengajarkan pada ibu bahwa koitus bisa dimulai apabila lokhia
berubah menjadi putih dan luka perineum sudah sembuh sempurna
serta ibu merasa nyaman untuk melakukan hubungan.
Kontrasepsi Menjelaskan kepada ibu bisa menggunakan kontrasepsi setelah tiga
minggu post partum dan apabila ibu menyusui secara penuh dan tidak
memberikan makanan tambahan pada bayi bisa dipergunakan untuk
kontrasepsi selama enam bulan post partum.
Follow up Ibu bisa mengontrolkan diri seminggu setelah persalinan dan
selanjutnya kontrol sampai 42 hari post partum
Lain-lain -

22
N. Rencana Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasionalisasi

1. Nyeri berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor vital sign a. Mengetahui tingkat, skala nyeri
dengan agen injuri keparawatan selama 2 x 24 2. Kaji nyeri yang dirasakan b. Dengan posisi yang nyaman,
biologis jam nyeri berkurang/hilang klien dengan cara klien akan merasa nyaman dan
dengan indikator : komprenshif nyeri akan berkurang
3. Kaji skala nyeri yang c. Dengan menggunakan teknik
1. Klien nampak rileks
dirasakan klien relaksasi akan mengurangi
2. Nyeri
4. Anjurkan klien untuk posisi sensasi nyeri yang dirasakan
berkurang/hilang
yang nyaman untuk klien d. Analgetik akan mengurangi rasa
3. Skala 3
5. Ajarkan klien untuk tenik nyeri
relaksasi
6.   Kolabirasikan dengan
dokter obat analgetik

2. Resti infeksi b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tanda dan gejala 1. Mengetahui tingkat resiko

23
luka hecting, keperawatan selama ± 3x24 infeksi seperti kemerahan, infeksi
personal hygiene jam  resiko infeksi panas, nyeri, tumor, dan 2.  Suhu yang meningkat
kurang terkontrol dengan indikator adanya fungsiolaesa merupakan salah satu tanda
2.  Kaji temperatur klien terjadinya infeksi
A. Tidak ada tanda-tanda
3. Cuci tangan sebelum dan 3.  Mencegah terjadinya infeksi
infeksi (kalor, rubor,
sesudah melakukan tindakan nosokomial
dolor, tumor)
4. Pastikan tehnik perawatan 4. Untuk mencegah adanya
B. Vital sign dalam batas
luka secara tepat (steril) infeksi
normal
5.  Ajarkan klien untuk 5. Mencegah infeksi dari
C. TD : 120/80, N : 60-
membersihkan dan merawat penyebaran ke jaringan sekitar
100, S: 36,5-37,5
luka jahitan atau aliran darah. Pilihan
D. Tidak adanya PUS
pada perineum 6. Kolaborasi dengan team antibiotic tergantung pada
E. Luka jahit pada medis untuk pemberian sensitivitas organisme
perineum baik dan antibiotik penginfeksi.
tidak perdarahan

3. Defisit Setelah dilakukan tindakan a. Kaji tingkat pengetahuan klien a. Untuk mengetahui tingkat
pengetahuan b.d keperawatan selama 2x24 b. Jelaskan fisiologis post pengetahuan klien
kurangnya sumber pasien menunjukan partum, tanda dan gejala serta b. Agar klien mendapat informasi

24
informasi post pengetahuan tentang proses tanda bahaya post partum mengenai kondisinya
partum post partum dengan c. Jelaskan dan ajarkan cara c. Agar klien mampu dan mandiri
indikator : merawat perinium dalam merawat perineum
d. Berikan konseling KB d.  Agar klien mendapat informasi
a. Pasien menyatakan
e. Beri kesempatan klien untuk yang tepat
pemahaman tentang
bertanya
penyakit, kondisidan
f. Sediakan informasi pada
prognosis
pasien tentang kondisi
b.  Pasien mampu
melaksanakan prosedur
yang dijelaskan

25
O. Rencana Tindak Lanjut
RTL di RS
1. Pantau keadaan ibu
2. Pantau kesejahteraan / kondisi bayi
3. Memberi dukungan kepada ibu dan keluarga
4. Mengobservasi dan mengkaji tingkat,skala dan agen penyebab nyeri
5. Mengobservasi Tanda tanda vital dan observasi luka
RTL di rumah
1. Mengajarkan ibu untuk menjaga kebersihan dan merawat luka bekas
jahitan dengan membersihkan menggunakan air sabun.
2. Mengajarkan ibu untuk memandikan bayinya.
3. Mengajarkan ibu tentang cara perawatan payudara.
4. mengajarkan ibu cara merawat tali pusat bayi.
5. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara eksklusif sampai
usia 6 bulan.
6. Menganjurkan ibu untuk makan makanan dengan gizi seimbang dan
menghindari pantangan makan.
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang seminggu
setelah persalinan dan kembali jika ada keluhan

26
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta : EGC
Carpenito, L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta
Carpenito, L. J. 1998. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis. Edisi
6. EGC. Jakarta
Doengoes, E. Marilyn. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi Edisi 2. Jakarta:
EGC
Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC. Jakarta
Hadijono, Soerjo. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta:Bina Pustaka
http://www. Us elsevierhealth. com. Nursing diagnoses. Outcomes and
interventions
Maritalia, Dewi. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta
Pustaka Pelaja
NANDA. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification. Philadelphia
Sarwono, P. 1994. Ilmu Kebidanan. Balai Penerbit UI. Jakarta
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002.Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.

27

Anda mungkin juga menyukai