Disusun Oleh :
Insisi dinding
Luka post op. SC Tindakan anastesi
abdomen
Terputusnya
Risiko Infeksi Imobilisasi
inkonuitas jaringan,
pembuluh darah, dan
saraf - saraf di sekitar Gangguan mobilitas
daerah insisi fisik
Merangsang
pengeluaran histamin
dan prostaglandin
Nyeri Akut
C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian ibu post partum
Pada pengkajian klien dengan sectio caesarea, data yang ditemukan
meliputi distres janin, kegagalan untuk melanjutkan persalinan, malposisi
janin, prolaps tali pusat, abrupsio plasenta dan plasenta previa.
a. Identitas atau biodata klien
Meliputi : nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa,
pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, nomor registrasi,
dan diagnosa keperawatan.
b. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan klien pada saat ini dikumpulkan untuk
menentukan prioritas intervensi keperawatan, keluhan utama pada
post operasi SC biasanya adalah nyeri dibagian abdomen, pusing dan
sakit pinggang.
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan sekarang berisi tentang pengkajian data yang
dilakukan untuk menentukan sebab dari dilakuakannya operasi
Sectio Caesarea seperti kelainan letak bayi (letak sungsang dan
letak lintang), faktor plasenta (plasenta previa, solution plasenta,
plasenta accrete, vasa previa), kelainan tali pusat (prolapses tali
pusat, telilit tali pusat), bayi kembar (multiple pregnancy), pre
eklampsia, dan ketuban pecah dini yang nantinya akan membantu
membuat rencana tindakan terhadap pasien. Riwayat pada saat
sebelum inpartus di dapatkan cairan yang keluar pervaginan secara
spontan kemudian tidak di ikuti tanda-tanda persalinan
2) Riwayat kesehatan dahulu
Didapatkan data klien pernah riwayat SC sebelumnya, panggul
sempit, serta letak bayi sungsang. Meliputi penyakit yang lain
dapat juga mempengaruhi penyakit sekarang seperti penyakit
diabetes mellitus, jantung, hipertensi, hepatitis, abortus dan
penyakit kelamin.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Adakah penyakit turunan dalam keluarga seperti jantung, HT,
TBC, DM, penyakit kelamin, abortus yang mungkin penyakit
tersebut diturunkan kepada klien.
4) Riwayat perkawinan
Pada riwayat perkawinan hal yang perlu dikaji meliputi meikah
sejak usia berapa, lama pernikahan, berapa kali menikah, status
pernikahan saat ini
5) Riwayat obstetri
Pada pengkajian riwayat obstetri meliputi riwayat kehamilan,
persalinan dan nifas yang lalu, berpa kali ibu hamil, penolong
persalinan, dimana ibu bersalin, cara bersalin, jumlah anak, apakah
pernah abortus, dan keadaan nifas post operasi Sectio Caesarea
yang lalu.
6) Riwayat persalinan sekarang
Meliputi tanggal persalinan, jenis persalinan, lama persalinan, jenis
kelamin anak, keadaan anak
7) Riwayat KB
Pengkajian riwayat KB dilakukan untuk mengetahui apakah klien
pernah ikut program KB, jenis kontrasepsi, apakah terdapat
keluhan dan masalah dalam penggunaan kontrasepsi tersebut, dan
setelah masa nifas ini akan menggunakan alat kontrasepsi apa.
d. Pola fungsi kesehatan
e. Pola aktivitas
Aktivitas klien terbatas, dibantu oleh orang lain untuk memenuhi
keperluannya karena klien mudah letih, klien hanya isa beraktivitas
ringan seperti : duduk ditempat tidur, menyusui
f. Pola eliminasi
Klien dengan pos partum biasanya sering terjadi adanya perasaan
sering/susah kencing akibat terjadinya odema dari trigono, akibat
tersebut menimbulkan inpeksi uretra sehingga menyebabkan
konstipasi karena takut untuk BAB
g. Pola istirahat dan tidur
Klien pada masa nifas sering terjadi perubahan pola istirahat dan tidur
akibat adanya kehadiran sang bayi dan nyeri jahitan
h. Pola hubungan dan peran
Klien akan menjadi ibu dan istri yang baik untuk suaminya
i. Pola penanggulangan stres
Klien merasa cemas karena tidak bisa mengurus bayinya sendiri
j. Pola sensori kognitis
Klien merasakan nyeri pada perineum karena adanya luka jahitan
akibat sectio caesarea
k. Pola persepsi dan konsep diri
Klien merasa dirinya tidak seindah sebelum hamil, semenjak
melahirkan klien mengalami perubahan pada ideal diri
l. Pola reproduksi dan sosial
Terjadi perubahan seksual atau fungsi seksualitas akibat adanya proses
persalinan dan nyeri bekas jahitan luka sectio caesarea
m. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
a) Rambut
Bagaimana bentuk kepala, warna rambut, kebersihan rambut,
dan apakah ada benjolan.
b) Mata
Terkadang adanya pembengkakan pada kelopak mata,
konjungtiva, dan kadang-kadang keadaan selaput mata pucat
(anemia) karena proses persalinan yang mengalami perdarahan,
sclera kuning.
c) Telinga
Biasanya bentuk telinga simetris atau tidak, bagaimana
kebersihannya, adakah cairan yang keluar dari telinga.
d) Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum
kadangkadang ditemukan pernapasan cuping hidung.
e) Mulut dan gigi
Mulut bersih / kotor, mukosa bibir kering / lembab
2) Leher
Saat dipalpasi ditemukan ada / tidak pembesaran kelenjar tiroid,
karna adanya proses penerangan yang salah.
3) Thorak
a) Payudara
Simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan pada payudara,
areola hitam kecoklatan, putting susu menonjol, air susu lancer
dan banyak keluar
b) Paru-paru
Inspeksi : Simetris/tidak kiri dan kanan, ada/tidak terlihat
pembengkakan.
Palpasi : Ada/tidak nyeri tekan, ada/tidak teraba massa
Perkusi : Redup/sonor
Auskultasi : Suara nafas Vesikuler/ronkhi/wheezing
c) Jantung
Inspeksi : Ictus cordis teraba/tidak
Palpasi : Ictus cordis teraba/tidak
Perkusi : Redup/tympani
Auskultasi : Bunyi jantung lup dup
4) Abdomen
Inspeksi : Terdapat luka jahitan post op ditutupi verban,
adanya strie gravidarum
Auskultasi : Bising usus
Palpasi : Nyeri tekan pada luka,konsistensi uterus
lembek/keras
Perkusi : Redup
5) Genetalia
Pengeluaran darah bercampur lendir, pengeluaran air ketuban,
bila terdapat pengeluaran mekomium yaitu feses yang dibentuk
anak dalam kandungan menandakan adanya kelainan letak
anak.
Pada post partum terdapat lochea yaitu cairan/sekret yang
berasal dari kavum uteri dan vagina. Macam – macam lochea :
a) Lochea Rubra (cruenta) : Berisi darah segar dan sisa selaput
ketuban, sel desidua, verniks caseosa, lanugo, dan
mekonium, selama 2 hari nifas.
b) Lochea sanguinoluenta : Berwarna kuning berisi darah dan
lendir, hari 3-7 nifas.
c) Lochea serosa, Berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi,
pada hari ke-7-14 nifas.
d) Lochea alba : Cairan putih, keluar setelah 2 minggu masa
nifas
6) Eksremitas
Pemeriksaan odema untuk melihat kelainan-kelainan karena
membesarkan uterus, karena pre eklamsia atau karena penyakit
jantung atau ginjal.
7) Tanda-tanda vital
Apabila terjadi perdarahan pada post partum tekana darah
turun, nadi cepat, pernafasan meningkat, suhu tubuh turun.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077)
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri (D.0054)
c. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0080)
d. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
(D.0111)
e. Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif (D.0142)
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan Keperawatan dan Rencana Tindakan
No Keperawatan Kriteria Hasil (SIKI)
(SDKI) (SLKI)
1 Nyeri Akut Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nyeri
berhubungan keperawatan diharapkan (I.08238)
dengan Agen Tingkat Nyeri (L.08066)
Cidera Biologis menurun dengan kriteria Observasi
(D.0077) hasil: Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
Definisi:
Kemampuan frekuensi, kualitas,
Pengalaman menuntaskan aktivitas intensitas nyeri
sensorik atau meningkat Identifikasi skala nyeri
emosional yang Keluhan nyeri menurun Identifikasi respons
berkaitan dengan Meringis menurun nyeri non verbal
kerusakan jaringan Gelisah menurun Terapeutik
actual atau Berikan teknik non
Kesulitan tidur menurun
fungsional, dengan
Frekuensi nadi membaik farmakologis untuk
onset mendadak Pola napas membaik mengurangi rasa nyeri
atau lambat dan Tekanan darah membaik (kompres hangat,
berintensitas aromaterapi, terapi
Proses berpikir
ringan hingga berat music, terapi pijat,
(membaik)
yang berlangsung teknik imajinasi
kurang dari 3 bulan terbimbing)
Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri (misalnya suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
Fasilitasi istirahat tidur
Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu
nyeri
Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2 Gangguan Setelah dilakukan tindakan Dukungan Mobilisasi
Mobilitas Fisik keperawatan diharapkan (I.05173)
berhubungan Mobilitas Fisik
dengan nyeri (L. 05042) meningkat dengan Observasi
(D.0054) kriteria hasil: Identifikasi adanya
nyeri atau keluhan fisik
Definisi: Pergerakan ekstremitas lainnya
meningkat Identifikasi toleransi
Keterbatasan Rentang gerak (ROM) fisik melakukan
dalam gerakan meningkat pergerakan
fisik dari satu atau Nyeri menurun Monitor kondisi umum
lebih ekstremitas Gerakan terbatas menurun selama melakukan
secara mandiri mobilisasi
Terapeutik
Fasilitasi aktivitas
mobilisasi dengan alat
bantu (mis. pagar
tempat tidur)
Fasilitasi melakukan
pergerakan, jika perlu
Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan
pergerakan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis: duduk
di tempat tidur, duduk
di sisi tempat tidur,
pindah dari tempat tidur
ke kursi)
3 Ansietas Setelah dilakukan tindakan Terapi Relaksasi (I. 09326)
berhubungan keperawatan diharapkan
dengan Kurang Tingkat Ansietas Observasi
Terpapar (L. 09093) menurun dengan Identifikasi penurunan
Informasi kriteria hasil: tingkat energi,
(D.0080) ketidakmampuan
Verbalisasi kebingungan berkonsentrasi, atau
Definisi : menurun gejala lain yang
Perilaku gelisah menurun mengganggu
Kondisi emosi dan Perilaku tegang menurun kemampuan kognitif
pengalaman Frekuensi pernapasan Identifikasi teknik
subyektif individu membaik relaksasi yang pernah
terhadap objek Frekuensi nadi membaik efektif digunakan
yang tidak jelas Monitor respon
dan spesifik akibat terhadap terapi relaksasi
antisipasi bahaya
yang Terapeutik
memungkinkan Ciptakan lingkungan
individu tenang dan tanpa
melakukan gangguan dengan
tindakan untuk pencahayaan dan suhu
menghadapi ruang nyaman, jika
ancaman memungkinkan
Berikan informasi
tertulis tentang
persiapan dan prosedur
teknik relaksasi
Gunakan pakaian
longgar
Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dengan
analgetik atau tindakan
medis lain, jika sesuai
Edukasi
Jelaskan tujuan,
manfaatkan, batasan,
dan jenis relaksasi yang
tersedia (mis: musik,
meditasi, napas dalam,
relaksasi otot progresif)
Anjurkan mengambil
posisi nyaman
Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi
4 Defisit Setelah dilakukan tindakan Edukasi Proses Penyakit
Pengetahuan keperawatan diharapkan (I.12444)
tentang Penyakit Tingkat Pengetahuan
(D.0111) (L. 12111) meningkat dengan Observasi
kriteria hasil: Identifikasi kesiapan dan
Definisi :
kemampuan menerima
Ketiadaan atau Kemampuan menjelaskan informasi
kurangnya pengetahuan tentang suatu Terapeutik
informasi kognitif topik meningkat Sediakan materi dan
yang berkaitan Pertanyaan tentang media pendidikan
dengan topik masalah yang dihadapi kesehatan
tertentu menurun Jadwalkan pendidikan
Persepsi yang keliru kesehatan sesuai
terhadap masalah kesepakatan
menurun
Perilaku sesuai dengan Edukasi
pengetahuan dan anjuran Informasikan keadaan
meningkat pasien saat ini
Jelaskan pengertian,
penyebab, tanda gejala,
faktor resiko penyakit
Ajarkan cara meredakan
atau mengatasi gejala
yang dirasakan
Beri kesempatan pasien
bertanya
Kolaborasi
Kolaborasikan dengan
fasilitas kesehatan
terdekat
5 Risiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi (I.
berhubungan keperawatan diharapkan 14539)
dengan efek Tingkat Infeksi
prosedur invasif (L. 14137) menurun dengan Observasi
(D.0142) kriteria hasil: Monitor tanda dan gejala
infeksi lokal dan sistemik
Defisini : Kebersihan tangan Terapeutik
meningkat’ Batasi jumlah
Beresiko Demam menurun pengunjung
mengalami Kemerahan menurun Cuci tangan sebelum dan
peningkatan Nyeri menurun sesudah kontak dengan
terserang pasien dan lingkungan
organisme pasien
patogenik Pertahankan teknik
aseptik pada pasien
beresiko tinggi
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
Ajarkan cuci tangan
dengan benar
Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka
operasi
Anjurkan meningkan
asupan nutrisi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
Anjarsari, Dian. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Ny. B dan Ny. E Pasien Post
Sectio Caesarea Indikasi Preeklampsia Berat dengan Masalah
Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik di RSUD dr. Haryoto Lumajang
tahun 2017. Program Studi D3 Keperawatan, Fakultas Keperawatan:
Universitas Jember.
Martowirjo, A. L., Atoy, L., & Prio, A. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Post Op Sectio Caesarea Dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman
(Nyeri) Di Ruang Nifas RSU Dewi Sartika Kendari. Doctoral Dissertation,
Poltekkes Kemenkes Kendari.
Purnamayanthi, P. P. I., Ekajayanti, P. P. N., Adhiestiani, N. M. E., & Suparmi,
W. (2021). Atasi Bendungan Asi Pada Ibu Nifas Dengan
Hipnobreastfeading Di Puskesmas Pembantu Penarukan, Tabanan. Jurnal
Altifani Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(4), 317-324.
Ramandanty, Popy Freytisia. (2019). Asuhan Keperawatan pada Ibu Post Operasi
Sectio Caesarea di Ruang Mawar RSUD A.W Sjahranie Samarinda. Karya
Tulis Ilmiah, Poltekkes Kalimantan Tiur
Rasumawati. (2018). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka
Rihamma
Sagita, Fhadilla Erin. (2019). Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum dengan Post
Operasi Sectio Caesarea di Ruangan Rawat Inap Kebidanan Dr. Achmad
Mochtar Bukittinggi Tahun 2019. Karya Tulis Ilmiah, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Perintis: Padang
Sulfianti, S., Nardina, E. A., Hutabarat, J., Astuti, E. D., Muyassaroh, Y., Yuliani,
D. R. & Argahen, N. B. (2021). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas.
Yayasan Kita Menulis
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
(1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1st
ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (1st
ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.