KEPERAWATAN MATERNITAS
DISUSUN OLEH :
NANI CAHYA NN
NIM 20200305010
DOSEN PEMBIMBING
LAPORAN PENDAHULUAN
POST PARTUM (NIFAS)
2. Etiologi
Etiologi post partum dibagi 2:
a. etiologi post partum dini
atonia uteri
laserasi jalan lahir;robekan jalan lahir
hematoma
b. etiologi post partum lambat
tertinggalnya sebagian plasenta
subinvolusi di daerah insersi plasenta
dari luka bekas secsio sesaria
3. Fisiologi
a. involusi rahim : terjadi karena masing2 sel menjadi lebih kecil, yang disebabkan karena
adanya proses autolysis, dimana zat protein dinding rahim dipecah di absorbsi dan
kemudian dibuang melalui air kencing.
b. inovasi tempat plasenta;setelah persalinan tempat plasenta merupakan tempat permukaan
kasar tidak rata kira2 sebesar telapak tangan,dengan cepat luka ini mengecil pada akhir
minggu kedua,hanya sebesar 3-4cm dan pada akhir nifas 1-2cm.
c. perubahan pada serviks dan vagina;pada serviks terbentuk sel2 otot terbaru,karena
adanya kontraksi dan retraksi,vagina teregang pada waktu persalinan namun lambat laun
akan mencapai ukuran yang normal.
d. perubahan pembuluh darah rahim;dalam kehamilan uterus mempunyai pembuluh2 darah
yang besar,tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan bagi peredaran darah yang
banyak,maka arteri tersebut harus mengecil lagi saat nifas.
e. dinding perut dan peritoneum;setelah persalinan dinding perut menjadi longgar karena
teregang begitu lama,tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.
f. saluran kencing;dinding kandung kemih terlihat edema, sehingga menimbulkan obstruksi
dan menyebabkan retensi urine,dilatasi ureter dan pyelum kembali normal dalam
2minggu.
g. laktasi;keadaan buah dada pada dua hari pertama nifas sama dengan keadaan dalam
kehamilan pada waktu ini .buah dada belum mengandung susu melainkan
colostrum.colostrum adalah cairan kuning yang mengandung banyak protein dan garam.
4. Klasifikasi
Masa nifas dibagi dalam 3 periode yaitu :
a. Puerperium dini adalah kondisi kepulihan dimana seorang ibu sudah diperbolehkan
berdiri dan berjalan
b. Puerperium Intermedial adalah kondisi kepulihan organ genital secara menyeluruh
dengan lama 6-8 minggu
c. Remote Puerperium waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama
bila saat hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi. Waktu yang diperlukan
untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan ataupun tahunan.
5. Gejala Klinis (Fisiologi Nifas)
Pada masa puerperium atau nifas tampak perubahan dari alat – alat / organ reproduksi yaitu:
a. Sistem Reproduksi
1) Uterus
Secara berangsur-angsur, kondisi uterus akan membaik dengan pengecilan
ukuran (involusi) dari uterus itu sendiri. Adapun tinggi fundus uteri (TFU) post
partum menurut masa involusi :
Tabel 1. TFU menurut masa involusi
INVOLUSI TFU BERAT UTERUS
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Placenta lahir 2 cm di bawah umbilicus dengan 1000 gram
bagian fundus bersandar pada
promontorium sakralis
1 minggu Pertengahan antara umbilikus dan 500 gram
simfisis pubis
2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50-60 gram
b. Sistem Pencernaan
1). Nafsu Makan
Setelah benar-benar pulih analgesia, anesthesia, dan keletihan, kebanyakan ibu
merasa sangat lapar. Permintaan untuk memperoleh makanan dua kali dari
jumlah biasa dikonsumsi diserta konsumsi camilan yang sering ditemukan.
2). Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap
selamawaktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan ansthesia
bisa memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.
3). Defekasi
Ibu sering kali sudah menduga nyeri saat defeksi karena nyeri yang dirasakannya
diperineum akibat episiotomi, laserasi, hemorid. Kebiasan buang air yang teratur
perlu dicapai kembali setelah tonus usus kembali normal.
d. Sistem Perkemihan
Uretra dan kandung kemih
Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses melahirkan, yakni
sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung kemih dapat mengalami hiperemis
dan edema, seringkali diserti daerah-daerah kecil hemoragi.
e. Sistem Integumen
Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya setelah bayi lahir.
Kulit yang meregang pada payudara,abdomen, paha, dan panggul mungkin memudar
tetapi tidak hilang seluruhnya.
6. Patofisiologi
7. Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap ( Hb, Ht, Leukosit, trombosit )
Urine lengkap
8. Komplikasi
Pembengkakan payudara
Mastitis (peradangan pada payudara)
Endometritis (peradangan pada endometrium)
Post partum blues
Infeksi puerperalis ditandai dengan pembengkakan, rasa nyeri, kemerahan pada
jaringan terinfeksi atau pengeluran cairan berbau dari jalan lahir selam persalinan
atau sesudah persalinan.
9. Penatalaksanaan Medis
a. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
b. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri
c. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan
perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas, pemberian
informasi tentang senam nifas.
d. Hari ke- 2 : mulai latihan duduk
e. Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan
DAFTAR PUSTAKA
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY. SR DENGAN POST PARTUM
A. Pengkajian
1. Data Demografi
Nama klien : Ny. SR
Umur klien : 25 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Nama suami : Tn. Wahyunta
Umur suami : 29 tahun
Alamat : Samboro
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT
Diagnosa medik : Post partum
Tanggal masuk RS : 03-11-2004
No. RM : 03 74 77
Tgl Pengkajian : 18/09/2013
2. Keluhan Utama Saat Ini
Ibu menyatakan nyeri pada daerah kemaluan terutama jika untuk duduk dan berjalan.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit berat hingga harus ke rumah sakit.
Ibu merasa baik-baik saja, senang bayinya lahir dengan selamat tanpa masalah
mengingat usia kehamilannya lebih dari 9 bulan (45 minggu).
No Komponen Hasil
.
1. Pola persepsi Ibu mengatakan bayi ini merupakan anak kedua, anak
kesehatan- pertamanya dulu juga dilahirkan di Sardjito, jadi ibu
pemeliharaan merasa yakin atas kemampuannya untuk merawat
kesehatan bayinya ini.
Rencana Keperawatan
Tanggal Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
18/09/2013
1. Nyeri akut Setelah diberikan
1. Kaji ulang
1. mengidentifikasi
berhubungan asuhan keperawatan skala nyeri kebutuhan dan
dengan trauma diharapkan nyeri ibu
2. Anjurkan ibu intervensi yang tepat
mekanis , edema berkurang dengan agar 2. untuk mengalihkan
/ pembesaran criteria evaluasi : menggunakan perhatian ibu dan
jaringan atau skala nyeri 0-1 , ibu teknik rasa nyeri yang
distensi efek – mengatakan relaksasi dan dirasakan
efk hormonal nyerinya berkurang distraksi rasa
3. memperlancar
sampai hilang , tidak nyeri pengeluaran lochea,
merasa nyeri saat
3. Motivasi : mempercepat
mobilisasi , tanda untuk involusi dan
vital dalam batas mobilisasi mengurangi
normal . S = 37 C . sesuai indikasi nyeri secara
N = 80 x/menit , TD
4. Berikan bertahap.
= 120/80 mmHG , R kompres 4. meningkatkan
= 18 – 20 x / menit hangat sirkulasi pada
5. Delegasi perinium
pemberian 5. melonggarkan
analgetik system saraf perifer
sehingga rasa nyeri
berkurang
19/09/2013
1. Resiko tinggi setelah diberikan
1. Kaji lochea
1. untuk dapat
terhadap askep diharapkan (warna, bau, mendeteksi tanda
kekurangan infeksi pada ibu jumlah) infeksi lebih dini dan
volume cairan tidak terjadi dengan kontraksi mengintervensi
berhubungan KE : dapat uterus dan dengan tepat.
dengan mendemonstrasikan kondisi jahitan
2. pembalut yang
penurunan teknik untuk episiotomi. lembab dan banyak
masukan / menurunkan resiko
2. Sarankan darah merupakan
penggantian infeksi, tidak pada ibu agar media yang menjadi
tidak adekuat , terdapat tanda-tanda mengganti tempat
kehilangan infeksi. pembalut tiap 4 berkembangbiaknya
cairan berlebih ( jam. kuman.
muntah , 3. Pantau tanda-
3. peningkatan suhu
hemoragi , tanda vital. > 38C menandakan
peningkatan 4. Lakukan infeksi.
keluaran urine ) rendam 4. untuk
bokong. memperlancar
5. Sarankan ibu sirkulasi ke perinium
membersihkan dan mengurangi
perineal dari udema.
depan ke
5. membantu
belakang. mencegah
kontaminasi rektal
melalui vaginal.
20/09/2013
1. Resiko tinggi setelah diberikan
1. Ajarkan ibu
1. memberi
terhadap infeksi askep ibu agar massage rangsangan pada
berhubungan diharapkan tidak sendiri fundus uterus agar
dengan trauma kekurangan volume uteri. berkontraksi kuat
jaringan , cairan dengan KE 2.
: Pertahankan dan mengontrol
penurunan Hb , cairan masuk dan cairan peroral perdarahan.
prosedur keluar seimbang, 1,5-2 Liter/hari2. mencegah
invasive , pecah Hb/Ht dalam batas
3. Observasi terjadinya dehidrasi.
ketuban , normal (12,0-16,0 perubahan 3. peningkatan suhu
malnutrisi gr/dL) suhu, nadi, dapat memperhebat
tensi. dehidrasi.
4. Periksa ulang
4. penurunan Hb
kadar Hb/Ht. tidak boleh melebihi
2 gram%/100 dL.