Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN MATERNITAS

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

PADA PASIEN BUMIL

DENGAN POST PARTUM

DISUSUN OLEH :

NANI CAHYA NN

NIM 20200305010

DOSEN PEMBIMBING

Ety Nurhayati, S.Kp., M.Kep., Ns., Sp. Kep. Mat


PROGRAM STUDI NERS ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU
KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

LAPORAN PENDAHULUAN
POST PARTUM (NIFAS)

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi
Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Periode pascapartum (puerperium) ialah masa enam
minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum
hamil. Post partum (nifas) secara harafiah adalah sebagai masa persalinan dan segera setelah
kelahiran, masa pada waktu saluran reproduktif kembali ke keadaan semula (tidak hamil).
Puerperium / nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas
berlangsung selama  6 minggu (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,2002)

2. Etiologi
Etiologi post partum dibagi 2:
a. etiologi post partum dini
 atonia uteri
 laserasi jalan lahir;robekan jalan lahir
 hematoma
b. etiologi post partum lambat
 tertinggalnya sebagian plasenta
 subinvolusi di daerah insersi plasenta
 dari luka bekas secsio sesaria

3. Fisiologi
a. involusi rahim : terjadi karena masing2 sel menjadi lebih kecil, yang disebabkan karena
adanya proses autolysis, dimana zat protein dinding rahim dipecah di absorbsi dan
kemudian dibuang melalui air kencing.
b. inovasi tempat plasenta;setelah persalinan tempat plasenta merupakan tempat permukaan
kasar tidak rata kira2 sebesar telapak tangan,dengan cepat luka ini mengecil pada akhir
minggu kedua,hanya sebesar 3-4cm dan pada akhir nifas 1-2cm.
c. perubahan pada serviks dan vagina;pada serviks terbentuk sel2 otot terbaru,karena
adanya kontraksi dan retraksi,vagina teregang pada waktu persalinan namun lambat laun
akan mencapai ukuran yang normal.
d. perubahan pembuluh darah rahim;dalam kehamilan uterus mempunyai pembuluh2 darah
yang besar,tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan bagi peredaran darah yang
banyak,maka arteri tersebut harus mengecil lagi saat nifas.
e. dinding perut dan peritoneum;setelah persalinan dinding perut menjadi longgar karena
teregang begitu lama,tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.
f. saluran kencing;dinding kandung kemih terlihat edema, sehingga menimbulkan obstruksi
dan menyebabkan retensi urine,dilatasi ureter dan pyelum kembali normal dalam
2minggu.
g. laktasi;keadaan buah dada pada dua hari pertama nifas sama dengan keadaan dalam
kehamilan pada waktu ini .buah dada belum mengandung susu melainkan
colostrum.colostrum adalah cairan kuning yang mengandung banyak protein dan garam.

4. Klasifikasi
Masa nifas dibagi dalam 3 periode yaitu :
a. Puerperium dini adalah kondisi kepulihan dimana seorang ibu sudah diperbolehkan
berdiri dan berjalan
b. Puerperium Intermedial adalah kondisi kepulihan organ genital secara menyeluruh
dengan lama  6-8 minggu
c. Remote Puerperium waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama
bila saat hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi. Waktu yang diperlukan
untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan ataupun tahunan.
5. Gejala Klinis (Fisiologi Nifas)
Pada masa puerperium atau nifas tampak perubahan dari alat – alat / organ reproduksi yaitu:
a. Sistem Reproduksi
1) Uterus
Secara berangsur-angsur, kondisi uterus akan membaik dengan pengecilan
ukuran (involusi) dari uterus itu sendiri. Adapun tinggi fundus uteri (TFU) post
partum menurut masa involusi :
Tabel 1. TFU menurut masa involusi
INVOLUSI TFU BERAT UTERUS
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Placenta lahir  2 cm di bawah umbilicus dengan  1000 gram
bagian fundus bersandar pada
promontorium sakralis
1 minggu Pertengahan  antara umbilikus dan 500 gram
simfisis pubis
2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50-60 gram

2) Vagina dan Perineum


Pada post partum terdapat lochia yaitu cairan/sekret yang berasal dari kavum
uteri dan vagina. Macam – macam lochia :
 Lochia rubra: berisi darah segar dan sisa – sisa selaput ketuban, terjadi
selama 2 hari pasca persalinan
 Lochia Sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir,
terjadi hari ke 3 – 7 pasca persalinan
 Lochia serosa: Keluar cairan tidak berisi darah berwarna kuning. Terjadi
hari ke 7 – 14 hari pasca persalinan
 Lochia alba: Cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan
3) Payudara
Pada masa nifas akan timbul masa laktasi akibat pengaruh hormon laktogen
(prolaktin) terhadap kelenjar payudara. Kolostrum diproduksi mulai di akhir
masa kehamilan sampai hari ke 3-5 post partum dimana kolostrum mengandung
lebih banyak protein dan mineral tetapi gula dan lemak lebih sedikit. Produksi
ASI akan meningkat saat bayi menetek pada ibunya karena menetek merupakan
suatu rangsangan terhadap peningkatan produksi ASI. Makin sering menetek,
maka ASI akan makin banyak diproduksi.

b. Sistem Pencernaan
1). Nafsu Makan
Setelah benar-benar pulih analgesia, anesthesia, dan keletihan, kebanyakan ibu
merasa sangat lapar. Permintaan untuk memperoleh makanan dua kali dari
jumlah biasa dikonsumsi diserta konsumsi camilan yang sering ditemukan.
2). Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap
selamawaktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan ansthesia
bisa memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.
3). Defekasi
Ibu sering kali sudah menduga nyeri saat defeksi karena nyeri yang dirasakannya
diperineum akibat episiotomi, laserasi, hemorid. Kebiasan buang air yang teratur
perlu dicapai kembali setelah tonus usus kembali normal.
d. Sistem Perkemihan
Uretra dan kandung kemih
Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses melahirkan, yakni
sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung kemih dapat mengalami hiperemis
dan edema, seringkali diserti daerah-daerah kecil hemoragi.

e. Sistem Integumen
Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya setelah bayi lahir.
Kulit yang meregang pada payudara,abdomen, paha, dan panggul mungkin memudar
tetapi tidak hilang seluruhnya.

6. Patofisiologi

Adanya proses persalinan



Robekan jalan lahir

Discontuinitas jaringan

implus/penekanan pada syaraf nyeri

cortex cerebri

dipersepsikan nyeri

gangguan rassa nyaman nyeri

7. Pemeriksaan penunjang
 Darah lengkap ( Hb, Ht, Leukosit, trombosit )
 Urine lengkap
8. Komplikasi
 Pembengkakan payudara
 Mastitis (peradangan pada payudara)
 Endometritis (peradangan pada endometrium)
 Post partum blues
 Infeksi puerperalis ditandai dengan pembengkakan, rasa nyeri, kemerahan pada
jaringan terinfeksi atau pengeluran cairan berbau dari jalan lahir selam persalinan
atau sesudah persalinan.

9. Penatalaksanaan Medis
a. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
b. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri
c. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan
perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas, pemberian
informasi tentang senam nifas.
d. Hari ke- 2 : mulai latihan duduk
e. Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta : EGC


Carpenito, L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta
Carpenito, L. J. 1998. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis. Edisi 6. EGC.
Jakarta
Doengoes, E. Marilyn. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi Edisi 2. Jakarta: EGC
Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC. Jakarta
Hadijono, Soerjo. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta:Bina Pustaka
http://www. Us elsevierhealth. com. Nursing diagnoses. Outcomes and interventions
NANDA. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification. Philadelphia
Sarwono, P. 1994. Ilmu Kebidanan. Balai Penerbit UI. Jakarta
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002.Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal.

 
 

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY. SR DENGAN POST PARTUM

Asuhan Keperawatan Pada : Ny. SR


Dengan Diagnosa Medis : Post Partum
DiRuagan : Edelweis
Tanggal : 18 Sesember 2013

A.     Pengkajian
1. Data Demografi
Nama klien : Ny. SR
Umur klien : 25 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Nama suami : Tn. Wahyunta
Umur suami : 29 tahun
Alamat : Samboro
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT
Diagnosa medik : Post partum
Tanggal masuk RS : 03-11-2004
No. RM : 03 74 77
Tgl Pengkajian : 18/09/2013
2. Keluhan Utama Saat Ini
Ibu menyatakan nyeri pada daerah kemaluan terutama jika untuk duduk dan berjalan.
3.  Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit berat hingga harus ke rumah sakit.

4.Riwayat persalinan dan kelahiran saat ini


a. .Lama persalinan:
 Kala I 4 jam 20 menit
 Kala II 5 menit
 Kala III 5 menit
Total waktu persalinan 4 jam 30 menit.
b.  Posisi fetus memanjang, punggung kiri, dengan presentasi kepala.
c.Tipe kelahiran spontan.
d.Penggunaan analgesik dan anestesi, selama proses persalinan ibu tidak diberikan analgesik dan
anestesi.
e. Masalah selama persalinan tidak ada bayi lahir spontan, terjadi ruptur perineum derajat I
dengan jahitan dalam 1 luar 1. Jumlah perdarahan kala I 0 cc, kala II 0 cc, kala III 100 cc, kala
IV 50 cc. Total perdarahan 150 cc.

5. Data Bayi Saat Ini


a.Keadaan umum bayi baru lahir (Jenis kelamin: Laki-laki)
1) . Berat badan : 3100 Gram
2). Panjang badan : 45 Cm
3). Lingkar kepala : 32 Cm
4)      Lingkar dada : 33 Cm.
5)      Lingkar perut : 31,5 Cm.
6)      Lingkar lengan atas : 10,5 Cm.
b. Apgar Score
No Tgl/Jam Karakteristik Menit 1 Menit 5
Penilaian
1. 3-11-2004 Denyut jantung 2 2
2. 06.25 WIB Pernapasan 2 2
3. Refleks 1 1
4. Tonus otot 1 2
5. Warna kulit 1 2
Total 7 9
Kesimpulan: Bayi normal tidak mengalami asfiksia.

6. Keadaan Psikologis Ibu

Ibu merasa baik-baik saja, senang bayinya lahir dengan selamat tanpa masalah
mengingat usia kehamilannya lebih dari 9 bulan (45 minggu).

7. Riwayat Penyakit Keluarga


Ibu mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit hipertensi,
gula, atau penyakit menurun lainnya. Juga tidak ada yang menderita penyakit menular.
8. Riwayat Ginekologi
Ibu mengalami menarche pada usia 14 tahun, lama menstruasi 5 hari dengan siklus
30 hari. Darah yang keluar biasanya cukup banyak, encer, berwarna merah, dengan bau
amis. Hari pertama menstruasi terakhir (HPHT) 09-12/2012 dengan hari perkiraan lahir
(HPL) 05/09/2013.
Ibu merupakan akseptor IUD dan sudah dipakai selama 2 tahun sebelum gagal dan
diekstraksii pada bulan Maret 2012.
9. Riwayat Obstetri
Ibu G2P1A0 , anak pertama laki-laki usia 3 tahun dengan BBL 3200 gram, lahir
spontan, di RSUD Kabupaten Mamuju.
10. Review of System dan Pemeriksaan Fisik
a.       Penampilan umum : Ibu tampak rapi, terlihat lelah, berjalan dengan bantuan dan
tertatih-tatih.
b.      Berat badan : 60 Kg.
c.       Tinggi badan : 151 Cm.
d.      Tanda-tanda vital : TD: 110/80 mmHg , N: 84 kali/menit, R: 24 kali/menit, S:
36,5 oC.

No Komponen Review of System Pemeriksaan Fisik


.
1. Kulit, rambut, Ibu mengatakan setelah Kulit bersih, turgor kulit baik,
kuku melahirkan langsung lembab, rambut bersih tidak
dimandikan oleh bidan, rontok, kuku rapi dan pendek.
kuku sudah dipotong sejak
dari rumah.
Tidak ada keluhan.
2. Kepala dan leher Ibu mengatakan tadi pagi Ekspresi wajah merintih ketika
sudah mencuci muka bergerak atau duduk. Tampak
sekalian mandi, tidak ada lelah.
keluhan. Tidak ada oedema,
konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik,
penglihatan normal, kelenjar
tiroid tidak membesar, kelenjar
limfe tidak teraba, vena
jugularis tidak meningkat,
tidak terdapat bekas operasi.
3. Telinga Tidak ada keluhan. Bersih, discharge tidak ada,
pendengaran normal.
4. Mulut, Tidak ada keluhan. Bersih, tidak terdapat karies
tenggorokan, gigi, tidak ada stomatitis,
hidung sekret hidung bersih, tidak
memakai alat bantu, fungsi
baik.
5. Thoraks dan paru- Tidak ada keluhan. Simetris kanan-kiri, tidak ada
paru ketinggalan gerak, paru dalam
batas normal, tidak terdengar
suara nafas tambahan.
6. Payudara Ibu mengatakan air susu Lunak, puting susu menonjol
sudah keluar dan akan keluar, ASI sudah keluar.
menyusui bayinya setelah
istirahat.
7. Jantung Tidak ada keluhan. Tidak membesar, ictus kordis
pada ICS ke 5, tidak ada bising
jantung.
8. Abdomen Ibu mengatakan perut Terdapat striae gravidarum,
terasa mual-mual dan tinggi fundus uteri 2 jari
seperti dipelintir. dibawah pusat, teraba lunak,
peristaltik positif agak lemah.
9. Genetalia Ibu mengatakan nyeri pada Lochia jumlahnya sedang,
daerah kemaluan terutama warna merah gelap, terdapat
jika untuk bergerak dan bekuan kecil.
duduk, nyeri tajam, perih,
lokasi pada daerah
perineum, nyeri sedang
skala 6.
Ibu menyatakan sudah
buang air kecil 1 kali.
10. Anus dan rektum Ibu mengatakan buang air Terdapat ruptur perineum
besar tadi malam sebelum dengan jahitan luar 1 jenis
melahirkan, setelah Zide. Luka tampak basah.
melahirkan sampai
sekarang belum.
11. Musculoskeletal Tidak ada keluhan. Refleks positif,, tidak ada
varises, tidak terjadi oedema,
tanda-tanda REEDA negatif,
kekuatan otot 5, ROM normal.

11.  Riwayat Kesehatan

No Komponen Hasil
.
1. Pola persepsi Ibu mengatakan bayi ini merupakan anak kedua, anak
kesehatan- pertamanya dulu juga dilahirkan di Sardjito, jadi ibu
pemeliharaan merasa yakin atas kemampuannya untuk merawat
kesehatan bayinya ini.

Selama ini ibu rajin memeriksakan diri ke dokter


kandungan, jika merasa tidak enak badan juga langsung
ke Puskesmas atau dokter praktek.
2. Pola nutrisi- Ibu makan 3 kali sehari, minum 6-8 gelas perhari,
metabolisme selama hamil muda merasa mual muntah tapi semakin
bertambah usia kehamilan gejala semakin hilang.
Sekarang ibu sudah mulai makan makanan kecil yang
dibawa oleh suaminya.
3. Pola aktifitas-latihan Selama hamil ibu sering jalan-jalan bersama suami dan
aktivitas sehari-hari apat dilakukan mandiri, sekarang
ibu merasa lelah dan ingin tidur, juga tampak berhati-
hati ketika bergerak di tempat tidur.
Ibu tidak mampu masuk dan keluar dari kamar mandi
sehingga aktivitas kebersihan diri dibantu oleh
keluarga.
4. Pola eliminasi Biasanya ibu bab 1-2 kali sehari dengan konsistensi
lunak dan bak 6-8 kali sehari selama hamil. Setelah
melahirkan bab belum sedangkan bak 1 kali tadi pagi.
5. Pola isitirahat-tidur Selama hamil istirahat/tidur tidak ada gangguan, tidur
siang selama 2 jam dan malam tidur jam 21.00 WIB
dan bangun pagi jam 04.30 WIB. Semalam ibu tiak
dapat tidur karena dalam proses persalinan, baru setelah
bayi lahir dan ibu dimandikan dapat tidur sebentar.
6. Pola persepsi-kognitif Ibu mengatakan merasa sakit pada daerah kemaluan.
Ibu juga mengatakan bahwa kehamilan yang sekarang
ini tidak disengaja karena gagalnya IUD, tetapi ibu dan
suaminya merasa senang juga dengan kehadiran anak
yang kedua ini.
7. Pola persepsi Ibu sangat kooperatif terhadap tindakan keperawatan
terhadap diri yang diberikan dan meyakini bahwa semua tindakan itu
adalah untuk mempercepat menolong diri dan bayinya.
8. Pola hubungan-peran Orang terdekat adalah suaminya dan ibunya yang selalu
mendampingi. Ibu mengatakan selama ini hubungan
antar anggota keluarga dan masyarakat sekitar baik-
baik saja.
9. Pola seksualitas- Selama hamil sudah ada kesepakatan dengan suami
reproduksi untuk mengurangi frekwensi hubungan seksual. Tidak
ada gangguan dalam melakukan akttifitas tersebut, juga
tidak terjadi kontak bleeding.
10. Pola stress-koping Ibu berpenampilan rapi, berbicara pelan-pelan, dan
selalu minta pertimbangan suami atau ibunya jika ada
masalah atau harus mengambil keputusan.
11. Pola kepercayaan- Ibu berasal dari suku jawa dan beragama Islam
nilai-nilai sehingga kebudayaan yang umum di masyarakat masih
dilakukan seperti tujuh bulanan dan selamatan. Ibu
merasa sangat bersyukur bayinya dapat lahir selamat
mengingat usia kehamilan yang mundur.

12.  Profil Keluarga


a.       Pendukung keluarga
Ibu tinggal serumah dengan suami, satu anaknya, dan satu adiknya. Jika ada apa-
apa biasa minta tolong kepada orang tuanya. Hubungan dengan masyarakat sekitar
juga baik.
b.      Jumlah anak
Dua dengan anak yang sekarang. Anak pertama laki-laki, anak kedua perempuan.
c.       Tipe rumah dan komunitas
Rumah milik sendiri dengan bangunan permanen, lantai keramik dengan ventilasi
dan cahaya yang cukup. Sumber air PAM dan memiliki WC sendiri. Jarak dengan
tetangga dekat dan tipe komunitas masyarakat desa dengan budaya gotong royong.
d.      Pekerjaan
Ibu tidak bekerja, di rumah saja mengurus anaknya, sedangkan suaminya adalah
seorang pegawaii negeri sipil (Guru).
e.       Tingkat pendidikan
Ibu berpendidikan terakhir SLTA sedangkan suaminya sarjana.
f.        Tingkat sosial ekonomi
Menengah dengan penghasilan perbulan  Rp 750.000.00.

13.  Riwayat dan Rencana Keluarga Berencana


Ibu pernah menggunakan IUD selama 2 tahun tapi gagal, ibu merasa tidak nyaman
akhirnya diekstraksi pada bulan Maret 2011. Ibu mengatakan berencana akan memakai
IUD lagi.

14.  Pemeriksaan Laboratorium atau Hasil Pemeriksaan Diagnostik Lainnya


Tanggal dan Jenis Hasil pemeriksaan dan Interpretasi
Pemeriksaan Nilai Normal
Tanggal 03-11-2013
Lab. Darah :
        HB 9,9 (11,5-16,5) Turun
        AL 13,3 (4-11) Naik
        AE 4.35 (3,8-5,8) Normal

        AT 152 (150-450) Normal


        HCT 30 (37-47) Turun
Golongan Darah AB
 
15.  Terapi Medis yang Diberikan

Tanggal Jenis Terapi Rute Dosis Indikasi Terapi


Terapi
18/09/2013 Amoxycillin Oral 3 x 500 Mg Antibiotik (mencegah
Asam Oral 3 x 500 Mg infeksi)
Mefenamat Oral 1 x 1 tab. Analgetik (mengurangi
Emineton nyeri)
Derivat besi (mengatasi
anemia)
19/09/2013 Amoxycillin Oral 3 x 500 Mg Antibiotik (mencegah
Asam Oral 3 x 500 Mg infeksi)
Mefenamat Oral 1 x 1 tab. Analgetik (mengurangi
Emineton nyeri)
Derivat besi (mengatasi
anemia)
20/09/2013 Amoxycillin Oral 3 x 500 Mg Antibiotik (mencegah
Asam Oral 3 x 500 Mg infeksi)
Mefenamat Oral 1 x 1 tab. Analgetik (mengurangi
Emineton nyeri)
Derivat besi (mengatasi
anemia)

16.  Analisa Data

Data Penyebab Masalah


DS: Agen injuri fisik Nyeri akut
1.      Ibu mengatakan nyeri pada daerah Kontraksi uterus
kemaluan terutama jika untuk bergerak
dan duduk, nyeri tajam, perih, lokasi pada
daerah perineum, nyeri sedang skala 6.
2.      Ibu mengatakan perut terasa mual-mual
dan seperti dipelintir.
DO:
1.      Tampak berhati-hati ketika bergerak di
tempat tidur.
2.      Ekspresi wajah merintih ketika bergerak
atau duduk.
3.      Tanda-tanda vital : TD: 110/80
mmHg , N: 84 kali/menit, R: 24
kali/menit, S: 36,5 oC.
DS: Faktor risiko: Risiko infeksi
Ibu mengatakan terdapat luka di Trauma jaringan
kemaluannya dan rasanya sakit. Tidak adekuatnya
DO: pertahanan
1.      Terdapat ruptur perineum derajat I sekunder tubuh
dengan jahitan luar 1 Zide.
2.      Luka tampak basah.
3.      Lb. Darah (3-11-2004):
HB: 9,9
AL: 13,3
HCT: 30
DS: Kelelahan Defisit perawatan
Ibu mengatakan merasa lelah dan ingin diri:
tidur. Mandi/kebersihan
DO: diri, Toileting
1.      Ibu tidak mampu masuk dan keluar dari
kamar mandi.
2.      Tampak lemah.
3.      Aktivitas kebersihan diri dibantu oleh
keluarga.

4.      Diagnosa Keperawatan

Sesuai dengan prioritas diagnosa yang muncul adalah:


a.       Nyeri akut berhubungan dengan Agen injuri fisik, Kontraksi uterus.
b.      Defisit perawatan diri: Mandi/kebersihan diri, Toileting berhubungan dengan
Kelelahan.
c.       Risiko infeksi berhubungan dengan Faktor risiko: Trauma jaringan, Tidak
adekuatnya pertahanan sekunder tubuh.

5.      Rencana Pendidikan Kesehatan

Area Rencana Tindakan


Kerja Memberikan informasi bahwa selama tiga minggu post partum belum
diperbolehkan bekerja keras, seperti mengangkat ember, barang-
barang yang berat, dan memperbolehkan bekerja ringan seperti
menyapu, menyetrika, dan memasak.
Istirahat Mengajarkan kepada ibu agar istirahat dengan cukup saat bayi tertidur,
hal ini sangat baik untuk memulihkan kondisi ibu walaupun ibu tidak
punya masalah dengan keadaan tidur.
Latihan Mengajarkan kepada ibu bahwa latihan pada awal minggu pertama
post partum seperti menaiki tangga, senam post partum.
Hygiene Mengajarkan pada ibu untuk selalu membersihkan daerah vagina dan
perineum setelah bak atau bab dengan air sabun.
Koitus Mengajarkan pada ibu bahwa koitus bisa dimulai apabila lokhia
berubah menjadi putih dan luka perineum sudah sembuh sempurna
serta ibu merasa nyaman untuk melakukan hubungan.
Kontrasepsi Menjelaskan kepada ibu bisa menggunakan kontrasepsi setelah tiga
minggu post partum dan apabila ibu menyusui secara penuh dan tidak
memberikan makanan tambahan pada bayi bisa dipergunakan untuk
kontrasepsi selama enam bulan post partum.
Follow up Ibu bisa mengontrolkan diri seminggu setelah persalinan dan
selanjutnya kontrol sampai 42 hari post partum
Lain-lain -
No Tanggal/Jam Tindakan Catatan Perkembangan TTD
DX
1 Rabu,18/09/20131.      Mengkaji nyeri klien: S :
Jam 09.45 Wita PQRST. 1.  Ibu mengatakan masih
2.      Mengukur TTV. merasa nyeri pada daerah
3.      Menganjurkan klien sekitar kemaluan meskipun
untuk melakukan sudah berkurang dibanding
mobilisasi bertahap. tadi pagi.
Rabu,18/09/20134.      Membatasi pengunjung. 2.  Nyeri tajam, perih, nyeri
Jam 21.10 Wita sedang skala 5, waktu ketika
1.      Mengkaji nyeri klien: melakukan
PQRST. mobilisasi/ambulasi.
2.      Menyarankan klien3.  Ibu mengatakan sudah
untuk mengubah posisi mencoba turun dari tempat
tidur secara teratur. tidur dengan bantuan kursi
3.      Mengajarkan klien dan posisi tidur berubah-
tehnik napas dalam dan ubah.
masase pada daerah O :
ekstremitas dan punggung.
1.      Ekspresi wajah ketika
4.      Membatasi pengunjung. melakukan ambulasi tampak
menahan nyeri.
Kamis,19/09/201 2.      Posisi tidur miring ke
3 Jam 06.00 Wita kanan.
3.      Ibu mampu
mempraktekkan teknik napas
dalam dan masase.
1.      Mengkaji nyeri klien:
4.      Penunggu 1 orang ibu
PQRST. klien.
2.      Mengukur TTV. A : Tujuan belum berhasil.
3.      Memberikan analgetik P : Lanjutkan intervensi.
asam mefenamat 500 Mg S : Ibu mengatakan nyeri
oral. jauh berkurang dibandingkan
4.      Menjelaskan tentang kemarin, nyeri ringan, skala
nyeri pada post partum. 3, lokasi di daerah sekitar
kemaluan.
O:
1.      Tanda-tanda vital: TD:
120/70 mmHg, N: 80
kali/mnt, R: 24 kali/mnt, S:
36,6 oC.
2.      Obat diminum.
3.      Wajah tampak segar,
tenang.
4.      Dapat turun dari tempat
tidur dan berjalan.
A : Tujuan berhasil sebagian.
P : Lanjutkan intervensi.
2 Kamis,19/09/2011.      Mengkaji kemampuanS :
3 Jam 09.45 Wita mandi ibu. 1.      Ibu mengatakan sudah bisa
2.      Mengkaji kemampuan membersihkan daerah
ibu ke toilet. perineal yaitu dengan sabun
3.      Mengkaji keadaan kuku. dan selalu dijaga
kekeringannya, mengganti
pembalut jika basah.
2.      Ibu mengatakan kalau
mandi dan ke toilet
sementara waktu dibantu
Kamis,19/09/201 oleh ibunya, tadi sore.
3 Jam 21.30 Wita
1.      Melakukan diskusi
dengan ibu cara O : Aktif dalam diskusi.
membersihkan daerah A : Tujuan berhasil sebagian.
perineal. P : Lanjutkan intervensi.
2. Menganjurkan ibu pada
saat mandi untuk:
Kamis,19/09/201      Menggunakan suhu air
3 yang nyaman.
Jam 05.30 Wita      Memonitor kondisi
kulit. Kamis, 19/09/2013 Jam
     Menempatkan alat 07.00 WIB
mandi sesuai kondisi. S:
     Menyediakan alat
1.      Ibu mengatakan pagi ini
mandi pribadi. akan mencoba mandi sendiri
ke kamar mandi.
Kamis, 19/09/2013 Jam
2.      Keluarga menyatakan akan
05.30 WIB membantu semua kebutuhan
1.      Memfasilitasi ibu untuk klien.
mandi dengan O :
menyediakan air hangat,
1.      Ibu tampak berjalan ke
menjaga privasi, kamar mandi.
melibatkan keluarga
2.      Ibu mampu mandi dan
dalam membantu mandi melakukan eliminasi di
dan toileting. kamar mandi.
2.      Mengkaji kemampuan
3.      Keluarga membantu
klien ke toilet. menuntun klien dan
menyediakan alat mandinya.
4.      Ibu tampak segar dan
berbau haru
A : Tujuan berhasil.
P : Lanjutkan dengan
motivasi ibu untuk
melakukan aktivitas lainnya
secara mandiri.
3 Jumat,20/09/20131.      Membatasi jumlahS : Ibu mengatakan akan
Jam 09.45 Wita pengunjung. melakukan hal-hal yang
2.      Mengajarkan cara disarankan meskipun selama
mencuci tangan kepada ini juga sudah
orang tua. melakukannya.
3.      Menganjurkan orang tua O : Klien dan keluarga aktif
untuk mencuci tangan dalam diskusi.
sebelum dan sesudah Tidak ditemukan tanda-
kontak dengan bayi. tanda infeksi.
4.      Memonitor tanda infeksi A : Tujuan berhasil sebagian.
lokal dan sistemik. P : lanjutkan intervensi.
5.      Memonitor AL.
Jumat,20/09/20136.      Mengukur tanda-tanda
Jam 21.30 Wita vital.
7.      Mengawasi tanda-tanda
REEDA.
8.      MengobservasiS : Ibu mengatakan cairan yang
kontraksi uterus. keluar berwarna merah
dengan jumlah lumayan
1. Menganjurkan ibu dan banyak, perut juga masih
keluarga untuk: terasa mulas tapi sudah
     Menjaga kebersihan berkurang dibanding
kamar. kemarin.
     membatasi jumlah
Jumat,20/09/2013 pengunjung.
Jam 05.30 Wita      Memberikan nutrisiO :
yang adekuat. 1.      Kulit intact, mukosa
     Memberikan cairan dan tampak basah, kemerahan,
istirahat yang cukup. dan tidak ada perlukaan.
     Menjaga kebersihan
2.      Lokhia rubra.
dan melakukan perawatan
3.      Involusi uterus baik.
kulit. 4.      TFU 2 jari dibawah pusat.
     Melakukan aktivitas
5.      Tanda-tanda vital: TD:
dan mobilisasi. 120/70 mmHg, N: 80
2.      Mengajarkan ibu dan kali/mnt, R: 24 kali/mnt, S:
keluarga tentang tanda- 36,6 oC.
tanda infeksi, cara
6.      Tidak terdapat tanda
mencegah infeksi. REEDA.
7.      Obat diminum.
1.      Meginspeksi kulit dan A : Tujuan berhasil.
mukosa dari kemerahan, P : Monitoring hasil
panas, atau drainase. implementasi.
2.      Memonitor pengeluaran
lokhia.
3.      Memonitor involusi
uterus dan tinggi fundus
uteri.
4.      Memonitor tanda-tanda
vital.
5.      Mengawasi tanda-tanda
REEDA.
6.      Mencuci tangan sebelum
dan sesudah melakukan
tindakan.
7.      Memberikan antibiotik
Amoxycillin 500 Mg per
oral dan derivat besi
Emineton 1 tablet.

Rencana Keperawatan
Tanggal Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
18/09/2013
1.      Nyeri akut Setelah diberikan
1.      Kaji ulang
1.      mengidentifikasi
berhubungan asuhan keperawatan skala nyeri kebutuhan dan
dengan trauma diharapkan nyeri ibu
2.      Anjurkan ibu intervensi yang tepat
mekanis , edema berkurang dengan agar 2.      untuk mengalihkan
/ pembesaran criteria evaluasi : menggunakan perhatian ibu dan
jaringan atau skala nyeri 0-1 , ibu teknik rasa nyeri yang
distensi efek – mengatakan relaksasi dan dirasakan
efk hormonal nyerinya berkurang distraksi rasa
3.      memperlancar
sampai hilang , tidak nyeri pengeluaran lochea,
merasa nyeri saat
3.      Motivasi : mempercepat
mobilisasi , tanda untuk involusi dan
vital dalam batas mobilisasi mengurangi
normal . S = 37 C . sesuai indikasi nyeri secara
N = 80 x/menit , TD
4.      Berikan bertahap.
= 120/80 mmHG , R kompres 4.      meningkatkan
= 18 – 20 x / menit hangat sirkulasi pada
5.      Delegasi perinium
pemberian 5.      melonggarkan
analgetik system saraf perifer
sehingga rasa nyeri
berkurang

19/09/2013
1.      Resiko tinggi setelah diberikan
1.      Kaji lochea
1.      untuk dapat
terhadap askep diharapkan (warna, bau, mendeteksi tanda
kekurangan infeksi pada ibu jumlah) infeksi lebih dini dan
volume cairan tidak terjadi dengan kontraksi mengintervensi
berhubungan KE : dapat uterus dan dengan tepat.
dengan mendemonstrasikan kondisi jahitan
2.      pembalut yang
penurunan teknik untuk episiotomi. lembab dan banyak
masukan / menurunkan resiko
2.      Sarankan darah merupakan
penggantian infeksi, tidak pada ibu agar media yang menjadi
tidak adekuat , terdapat tanda-tanda mengganti tempat
kehilangan infeksi. pembalut tiap 4 berkembangbiaknya
cairan berlebih ( jam. kuman.
muntah , 3.      Pantau tanda-
3.      peningkatan suhu
hemoragi , tanda vital. > 38C menandakan
peningkatan 4.      Lakukan infeksi.
keluaran urine ) rendam 4.      untuk
bokong. memperlancar
5.      Sarankan ibu sirkulasi ke perinium
membersihkan dan mengurangi
perineal dari udema.
depan ke
5.      membantu
belakang. mencegah
kontaminasi rektal
melalui vaginal.

20/09/2013
1.      Resiko tinggi setelah diberikan
1.      Ajarkan ibu
1.      memberi
terhadap infeksi askep ibu agar massage rangsangan pada
berhubungan diharapkan tidak sendiri fundus uterus agar
dengan trauma kekurangan volume uteri. berkontraksi kuat
jaringan , cairan dengan KE 2.     
: Pertahankan dan mengontrol
penurunan Hb , cairan masuk dan cairan peroral perdarahan.
prosedur keluar seimbang, 1,5-2 Liter/hari2.      mencegah
invasive , pecah Hb/Ht dalam batas
3.      Observasi terjadinya dehidrasi.
ketuban , normal (12,0-16,0 perubahan 3.      peningkatan suhu
malnutrisi gr/dL) suhu, nadi, dapat memperhebat
tensi. dehidrasi.
4.      Periksa ulang
4.      penurunan Hb
kadar Hb/Ht. tidak boleh melebihi
2 gram%/100 dL.

Anda mungkin juga menyukai