Anda di halaman 1dari 59

1

LAPORAN PRAKTIK PROFESI NERS


STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN
RUANG KEMUNING RSUD TARAKAN JAKARTA

Disusun Oleh Kelompok :


1. Dhimas Satrio Aji 20200305001
2. Dede Renovaldi 20200305002
3. Silvia Linggar Arum 20200305005
4. Ayu WindaSari 20200305006
5. Indah Sundari 20200305007

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2020/2021
2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah Sakit merupakan unit pelayanan kesehatan dari sistem pelayanan
kesehatan dan merupakan unsur strategis dilihat dari konteks jumlah biaya yang
dikeluarkan , dimana sebagian besar dana kesehatan terserap dalam sektor
pengelolaan r umah sakit baik di Negara maju maupun di Negara berkembang.
Pelayanan medik dan perawatan merupakan sub sistem dari sistem pelayanan yang
ada di rumah sakit. Bentuk pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan keadaan
pasien, sehingga lebih bersifat individual (Depkes, 2014).
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan di rumah
sakit dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh
karena itu pelayanan keperawatan ini perlu mendapat prioritas utama dalam
pengembangan ke masa depan. Perawatharus mau mengembangkan ilmu
pengetahuannya dan berubah sesuai tuntutan masyarakat, dan menjadi tenaga
perawat yang professional. Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan
bersifat saling berhubungan, saling bergantung, saling mempengaruhi dan saling
berkepentingan oleh karena itu inovasi dalam pendidikan keperawatan, praktek
keperawatan, ilmu keperawatan dan kehidupan keprofesian merupakan fokus utama
keperawatan Indonesia dalam proses profesionalitas. Proses profesionalisasi
merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai dan diterima
secara spontan oleh masyarakat, maka dituntut untuk mengembangkan dirinya
dalam sistem pelayanan kesehatan. Oleh karena alasan-alasan di atas maka
pelayanan keperawatan harus dikelola secara professional, karena itu perlu adanya
Manajemen Keperawatan (Priharjo, 2013).
Manjemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan organisasi. Sedangkan manajemen keperawatan adalah
proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan secara professional. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan
proses keperawatan sebagai suatu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara
professional, sehingga diharapkan keduanya saling menopang. Sebagaimana yang
terjadi di dalam proses keperawatan, di dalam manajemen keperawaatan pun terdiri
3

dari pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan


evaluasi hasil. Karena manajemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap
mayoritas tenaga seorang pegawai, maka setiap tahapan di dalam proses manajemen
lebih rumit jika dibandingkan dengan proses keperawatan. Manajemen keperawatan
harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga
perawat perlu memahami bagaimana konsep dan aplikasinya di dalam organisasi
keperawatan itu sendiri (Gillies, 2010).
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan Jakarta Pusat merupakan
salah satu rumah sakit umum yang dikelola oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta
dan berada di wilayah kota administratif jakarta pusat. RSUD Tarakan di tahun
2006 beralih menjadi BLUD secara penuh dengan sertifikasi ISO 9001:2008 dan
akreditasi 5 pelayanan. RSUD ini terdiri atas 2 gedung utama, yang dilengkapi
dengan fasilitas 352 tempat tidur (kelas III sebanyak 70%). Tahun 2011, RSUD
Tarakan dikembangkan menjadi RSUD dengan peningkatan pelayanan Critical
Care Center dan resmi menjadi pusat penanganan pasien gawat dan penanganan
pasien kritis. Saat ini, RSUD Tarakan menjadi RS Tipe A dengan berbagai
kelengkapan fasilitas misalnya ruang gawat darurat (Instalasi Gawat Darurat),
intensive care unit (NICU, PICU, ICU, ICCU), intermediate ward, serta banyak
ruang rawat inap dengan berbagai spesialisasi pelayanan. Selain itu, RS ini juga
menjadi salah satu Rumah Sakit Pendidikan yang menjadi wahana pendidikan
berbagai institusi kesehatan. Salah satu nya adalah praktik manajemen keperawatan
oleh Universitas Esa Unggul. Salah Ruang rawat yang menjadi lahan praktek
manajemen keperawatan yang telah ditetapkan adalah ruang Kemuning. Ruang
Kemuning merupakan ruang rawat inap dengan pelayanan infeksius, hepatogastro
dan vaskuler. Sebagian besar keterampilan unggulan pada ruangan ini adalah
perawatan luka meliputi perawatan luka diabetes, tracheostomy, dan jenis
perawatan luka lainnya. Ruang Kemuning dinilai memiliki sistem manajemen
keperawatan yang mumpuni sehingga sesuai dengan kebutuhan pembelajaran
mahasiswa khususnya praktek manajemen keperawatan.
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh Mahasiswa
Profesi Ners Universitas Esa Unggul yang sedang berpraktek manajemen
keperawatan di ruangan rawat inap kemuning di RSUD Tarakan Jakarta, ditemukan
data bahwa pengelolaan manajemen pelayanan dan manajemen asuhan
4

keperawatan sudah baik dengan proses penerapan manajemen yang benar. Hal ini
dapat dilihat mulai dari proses perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), kepegawaian (staffing), pengarahan (directing), dan pengawasan
(controlling). Beberapa hal yang perlu ditingkatkan terkait optimalisasi sumber
daya manusia (Man), metode manajemen keperawatan (Methods), material
(Materials) serta aspek keuangan (Money) menjadi sumber pengkajian dan acuan
pada praktek manajemen keperawatan, khususnya dari Profesi Ners Universitas Esa
Unggul.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa memahami dan mampu menerapkan konsep teori dalam
aplikasi prinsip-prinsip manajemen keperawatan dalam pelaksanaan manajemen
asuhan keperawatan dan manajemen pelayanan keperawatan di ruang rawat inap
kemuning di RSUD Tarakan Jakarta
1.2.2 Tujuan Khusus
Selama berlangsungnya praktek manajemen keperawatan mahasiswa
diharapkan mampu untuk :
a. Mengidentifikasi masalah yang memerlukan optimalisasi terkait prinsip
manajemen keperawatan yang terdapat di ruang rawat inap kemuning di
RSUD Tarakan Jakarta Mempraktekkan konsep teori manajemen asuhan
keperawatan, baik manajemen pelayanan maupun manajemen asuhan
keperawatan.
b. Mengaplikasikan model keperawatan metode tim dengan cara bermain peran
(Role play) di salah satu ruangan di ruang rawat inap kemuning di RSUD
Tarakan Jakarta.
c. Memudahkan perawat yang ada di ruangan rawat inap kemuning di RSUD
Tarakan Jakarta dalam mengatasi masalah yang terkait dengan manajemen
keperawatan dengan metode 4M (Man, Methode, Material, dan Money) yang
dipaparkan dalam analisa SWOT.
5

1.3 Manfaat Penulisan


Dengan diadakannya praktek manajemen keperawatan ini diharapkan akan
memberikan manfaat kepada ;
1.3.1 Mahasiswa
a. Mahasiswa lebih terampil dalam penerapan aplikasi prinsip-prinsip
manajemen keperawatan di lapangan.
b. Mahasiswa mendapat pengalaman baru di lapangan dalam hal penerapan
manajemen keperawatan.
1.3.2 Perawat
a. Meningkatkan penerapan manajemen keperawatan yang sesuai standar, mutu
dan teori guna peningkatan pelayanan kesehatan serta kepuasan terhadap
pasien.
b. Menambah pengetahuan tenaga perawat tentang manajemen pelayanan dan
manajemen asuhan keperawatan melalui bermain peran oleh mahasiswa (role
play) dan penyegaran yang diberikan sesuai dengan masalah yang ditemukan.
1.3.3 Rumah Sakit
Data yang diperoleh dari hasil pengkajian akan membantu sebagai bahan
masukan bagi Rumah Sakit, dalam upaya peningkatan mutu manajerial pelayanan
rumah sakit.
6

BAB II
TINJAUAN LITERATUR

2.1 Manajemen Keperawatan


Manajemen berasal dari kata manus yang artinya tangan, maka diartikan
secara singkat sebagai proses menyelesaikan pekerjaan melalui tangan orang lain.
Manajemen mendefinisikan manajemen keperawatan sebagai proses pelaksanaan
pelayanan keperawatan melalui upaya staff keperawatan untuk memberikan
Asuhan Keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga,
kelompok dan masyarakat (Gillies, 2010).
Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional yang
merencanakan, mengatur, dan menggerakkan para karyawannya untuk
memberikan pelayanan keperawatan yang sebaik-baiknya kepada pasien melalui
manajemen Asuhan Keperawatan. Agar dapat memberikan pelayanan keperawatan
dengan sebaik-baiknya, maka diperlukan suatu Standard Asuhan Keperawatan
(SAK) yang akan digunakan sebagai target maupun alat kontrol pelayanan tersebut.
Surjawati (2012), menyatakan bahwa manajemen mengandung tiga prinsip
pokok yang menjadi ciri utama penerapannya yaitu efisiensi dalam pemanfaatan
sumber daya, efektif dalam memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan
organisasi, dan rasional dalam pengambilan keputusan manajerial.
Seluruh aktivitas manajemen, kognitif, afektif dan psikomotor berada
dalam satu atau lebih dari fungsi-fungsi utama yang bergerak mengarah pada satu
tujuan. Sehingga selanjutnya, bagian akhir dalam proses manajemen keperawatan
adalah perawatan yang efektif dan ekonomis bagi semua kelompok.

2.2 Fungsi Manajemen


Pada fungsi manajemen keperawatan terdapat beberapa elemen utama yaitu
Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Staffing (kepegawaian),
Directing (pengarahan), Controlling (pengendalian/evaluasi).
2.2.1 Planning (Perencanaan)
Fungsi planning (perencanaan) adalah fungsi terpenting dalam manajemen,
oleh karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi manajemen lainnya.
Menurut Surjawati, (2012) fungsi perencanaan merupakan landasan dasar dari
7

fungsi manajemen secara keseluruhan. Tanpa ada fungsi perencanaan tidak


mungkin fungsi manajemen lainnya akan dapat dilaksanakan dengan baik.
Perencanaan akan memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua
pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan melakukan, dan kapan akan
dilakukan. Perencanaan merupakan tuntutan terhadap proses pencapaian tujuan
secara efektif dan efesien. Swanburg (2015) mengatakan bahwa planning adalah
memutuskan seberapa luas akan dilakukan, bagaimana melakukan dan siapa yang
melakukannya.
Dibidang kesehatan perencanaan dapat didefenisikan sebagai proses untuk
menumbuhkan, merumuskan masalah-masalah kesehatan di masyarakat,
menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan
program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
a. Tujuan Perencanaan
- Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan tujuan
- Agar penggunaan personel dan fasilitas yang tersedia lebih efektif
- Membantu dalam koping dengan situasi kritis
- Meningkatkan efektivitas dalam hal biaya
- Membantu menurunkan elemen perubahan, karena perencanaan
berdasarkan masa lalu dan akan datang.
- Dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk berubah
- Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif
b. Tahap dalam perencanaan :
- Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif
- Analisis situasi, bertujuan untuk mengumpulkan data atau fakta.
- Mengidentifikasi masalah dan penetapan prioritas masalah
- Merumuskan tujuan program dan besarnya target yang ingin dicapai.
- Mengkaji kemungkinan adanya hambatan dan kendala dalam pelaksanaan
program.
- Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)
8

c. Jenis Perencanaan
- Perencanaan Strategi
Perencanaan strategis merupakan suatu proses berkesinambungan,
proses yang sistematis dalam pembuatan dan pengambilan keputusan masa
kini dengan kemungkinan pengetahuan yang paling besar dari efek-efek
perencanaan pada masa depan, mengorganisasikan upaya-upaya yang perlu
untuk melaksanakan keputusan ini terhadap hasil yang diharapkan melalui
mekanisme umpan balik yang dapat dipercaya. Perencanaan strategis dalam
keperawatan bertujuan untuk memperbaiki alokasi sumber-sumber yang
langka, termasuk uang dan waktu, dan untuk mengatur pekerjaan divisi
keperawatan.
- Perencanaan Operasional
Perencanaan operasional menguraikan aktivitas dan prosedur yang
akan digunakan, serta menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan,
menentukan siapa orang-orang yang bertanggung jawab untuk setiap
aktivitas dan prosedur. Menggambarkan cara menyiapkan orang-orang
untuk bekerja dan juga standard untuk mengevaluasi perawatan pasien.
Di dalam perencanaan operasional terdiri dari dua bagian yaitu
rencana tetap dan rencana sekali pakai. Rencana tetap adalah rencana yang
sudah ada dan menjadi pedoman di dalam kegiatan setiap hari, yang terdiri
dari kebijaksanaan, standard prosedur operasional dan peraturan.
Sedangkan rencana sekali pakai terdiri dari program dan proyek.
d. Manfaat Perencanaan
- Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan lingkungan.
- Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk pelaksanaan
- Memudahkan kordinasi
- Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasional
secara jelas
- Membantu penempatan tanggungjawab lebih tepat
- Membuat tujuan lebih khusus, lebih rinci dan lebih mudah dipahami
- Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
- Menghemat waktu dan dana
9

e. Keuntungan Perencanaan
- Mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak produktif.
- Dapat dipakai sebagai alat pengukur hasil kegiatan yang dicapai
- Memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya terutama
fungsi keperawatan
- Memodifikasi gaya manajemen
- Fleksibilitas dalam pengambilan keputusan
f. Kelemahan Perencanaan
- Perencanaan mempunyai keterbatasan dalam hal ketepatan informasi dan
fakta-fakta tentang masa yang akan datang
- Perencanaan memerlukan biaya yang cukup banyak
- Perencanaan mempunyai hambatan psikologis
- Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif
- Perencanaan menyebabkan terhambatnya tindakan yang perlu diambil.

2.2.2 Organizing (Pengorganisasian)


Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolongkan
dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang
seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka mencapai tujuan. Fungsi
pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan semua kegiatan yang
beraspek personil, finansial, material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditetapkan (Surjawati, 2012).
Berdasarkan penjelasan tersebut, organisasi dapat dipandang sebagai
rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap
kegiatan usaha kerjasama dengan jalan membagi dan mengelompokkan
pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan serta menyusun jalinan hubungan
kerja di antara para pekerjanya.
a. Manfaat Pengorganisasian
Melalui fungsi pengorganisasian akan dapat diketahui :
- Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok.
- Hubungan organisatoris antara orang-orang di dalam organisasi tersebut
melalui kegiatan yang dilakukannya.
10

- Pendelegasian wewenang.
- Pemanfaatan staff dan fasilitas fisik.
b. Langkah-langkah Pengorganisasian
- Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tugas ini sudah tertuang dalam
fungsi perencanaan.
- Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk mencapai
tujuan.
- Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan-satuan kegiatan yang
praktis.
- Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan
menyediakan fasilitas yang diperlukan.
- Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas.
- Mendelegasikan wewenang.

2.2.3 Staffing (Kepegawaian)


Staffing merupakan metodologi pengaturan staff, proses yang teratur,
sistematis berdasarkan rasional yang diterapkan untuk menentukan jumlah
personil suatu organisasi yang dibutuhkan dalam situasi tertentu (Swanburg,
2011). Proses pengaturan staff bersifat kompleks. Komponen pengaturan staff
adalah sistem kontrol termasuk studi pengaturan staff, penguasaan rencana
pengaturan staff, rencana penjadwalan, dan Sistem Informasi Manajemen
Keperawatan (SIMK). SIMK meliputi lima elemen yaitu kualitas perawatan
pasien, karakteristik dan kebutuhan perawatan pasien, perkiraan suplai tenaga
perawat yang diperlukan, logistik dari pola program pengaturan staf dan
kontrolnya, evaluasi kualitas perawatan yang diberikan.
Dasar perencanaan untuk pengaturan staff pada suatu unit keperawatan
mencakup personil keperawatan yang bermutu harus tersedia dalam jumlah yang
mencukupi dan adekuat, memberikan pelayanan pada semua pasien selama 24
jam sehari, 7 hari dalam seminggu, 52 minggu dalam setahun. Setiap rencana
pengaturan staff harus disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit dan tidak dapat
hanya dicapai dengan rasio atau rumusan tenaga/pasien yang sederhana. Jumlah
dan jenis staff keperawatan yang diperlukan dipengaruhi oleh derajat dimana
departemen lain memberikan pelayanan pendukung, juga dipengaruhi oleh
11

jumlah dan komposisi staff medis dan pelayanan medis yang diberikan.
Kebutuhan khusus individu, dokter, waktu dan lamanya ronde, jumlah test, obat-
obatan dan pengobatan, jumlah dan jenis pembedahan akan mempengaruhi
kualitas dan kuantitas personel perawat yang diperlukan dan mempengaruhi
penempatan mereka.
Pengaturan staff kemudian juga dipengaruhi oleh organisasi divisi
keperawatan. Rencana harus ditinjau ulang dan diperbaharui untuk mengatur
departemen beroperasi secara efisien dan ekonomis dengan pernyataan misi,
filosofi dan objektif tertulis, struktur organisasi, fungsi dan tanggung jawab,
kebijakan dan prosedur tertulis, pengembangan program staff efektif, dan
evaluasi periodik terencana.
Komponen yang termasuk dalam fungsi staffing adalah prinsip rekrutmen,
seleksi, orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan klasifikasi pasien.
Pengrekrutan merupakan proses pengumpulan sejumlah pelamar yang
berkualifikasi untuk pekerjaan di perusahaan melalui serangkaian aktivitas.
Tujuan orientasi pegawai baru adalah untuk membantu perawat dalam
menyesuaikan diri pada situasi baru. Produktivitas meningkat karena lebih sedikit
orang yang dibutuhkan jika mereka terorientasi pada situasi kerja. Penjadwalan
siklus merupakan salah satu cara terbaik yang dipakai untuk memenuhi syarat
distribusi waktu kerja dan istirahat untuk pegawai. Pada cara ini dibuat pola waktu
dasar untuk minggu-minggu tertentu dan diulang pada siklus berikutnya. Jadwal
modifikasi kerja mingguan menggunakan shift 10-12 jam dan metode lain yang
biasa.

2.2.4 Directing (Pengarahan)


Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang
ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk dapat
dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan perusahaan yang
nyata.
Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam keberhasilan manajemen.
Menurut Stogdill dalam Swanburg (2015), kepemimpinan adalah suatu proses
yang mempengaruhi aktivitas kelompok terorganisasi dalam upaya menyusun
dan mencapai tujuan. Gardner dalam Swanburg (2000), menyatakan bahwa
12

kepemimpinan sebagai suatu proses persuasi dan memberi contoh sehingga


individu (pimpinan kelompok) membujuk kelompoknya untuk mengambil
tindakan yang sesuai dengan usulan pimpinan atau usulan bersama.
Seorang manajer yang ingin kepemimpinannya lebih efektif harus mampu
untuk memotivasi diri sendiri untuk bekerja dan banyak membaca, memiliki
kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan organisasi, dan menggerakkan
(memotivasi) staffnya agar mereka mampu melaksanakan tugas-tugas pokok
organisasi.
Menurut Lewin dalam Swanburg (2015), terdapat beberapa macam gaya
kepemimpinan yaitu :
- Autokratik
Pemimpin membuat keputusan sendiri. Mereka lebih cenderung
memikirkan penyelesaian tugas dari pada memperhatikan karyawan.
Kepemimpinan ini cenderung menimbulkan permusuhan dan sifat agresif atau
sama sekali apatis dan menghilangkan inisiatif.
- Demokratis
Pemimpin melibatkan bawahannya dalam proses pengambilan
keputusan. Mereka berorientasi pada bawahan dan menitikberatkan pada
hubungan antara manusia dan kerja kelompok. Kepemimpinan demokratis
meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja.
- Laissez faire
Pemimpin memberikan kebebasan dan segala serba boleh, dan pantang
memberikan bimbingan kepada staff. Pemimpin tersebut membantu
kebebasan kepada setiap orang dan menginginkan setiap orang senang. Hal ini
dapat mengakibatkan produktivitas rendah dan karyawan frustasi.
Manajer perawat harus belajar mempraktekkan kepemimpinan perilaku
yang merangsang motivasi pada para pemiliknya, mempraktekkan
keperawatan professional dan tenaga perawat lainnya. Perilaku ini termasuk
promosi autonomi, membuat keputusan dan manajemen partisipasi oleh
perawat professional.
13

2.2.5 Controlling (Pengawasan)


Fungsi pengawasan atau pengendalian (controlling) merupakan fungsi yang
terakhir dari proses manajemen, yang memiliki kaitan yang erat dengan fungsi
yang lainnya.
Pengawasan merupakan pemeriksaan terhadap sesuatu apakah terjadi
sesuai dengan rencana yang ditetapkan/disepakati, instruksi yang telah
dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang telah ditentukan, yang bertujuan untuk
menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki (Surjawati. (2012)
Pengawasan juga diartikan sebagai suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standard pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem
informasi timbal balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standard yang
telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-
penyimpangan, serta mengambil tindakan yang digunakan dengan cara paling
efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan (Nursalam , 2018).
Pengontrolan atau pengevaluasian adalah melihat bahwa segala sesuatu
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disepakati, instruksi yang telah
diberikan, serta prinsip-prinsip yang telah diberlakukan
Tugas seorang manajemen dalam usahanya menjalankan dan
mengembangkan fungsi pengawasan manajerial perlu memperhatikan beberapa
prinsip berikut :
- Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staff dan hasilnya mudah
diukur, misalnya menepati jam kerja.
- Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam upaya
mencapai tujuan organisasi.
- Standard unjuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua staf,
sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan komitmen
terhadap kegiatan program.
- Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk meyakinkan bahwa
sasaran dan kelengkapan rencana untuk mencapai tujuan telah tersedia, serta
alat untuk memperbaiki kinerja.
- Terdapat sepuluh karakteristik suatu sistem control yang baik :
- Harus menunjukkan sifat dari aktivitas
- Harus melaporkan kesalahan-kesalahan dengan segera
14

- Harus memandang ke depan


- Harus menunjukkan penerimaan pada titik kritis
- Harus objektif
- Harus fleksibel
- Harus menunjukkan pola organisasi
- Harus ekonomis
- Harus mudah dimengerti
- Harus menunjukkan tindakan perbaikkan.
Untuk fungsi-fungsi control dapat dibedakan pada setiap tingkat manajer.
Sebagai contoh, manajer perawat kepala dari satu unit bertanggung jawab
mengenai kegiatan operasional jangka pendek termasuk jadwal harian dan
mingguan, dan penugasan, serta pengunaan sumber-sumber secara efektif.
Kegiatan-kegiatan control ditujukan untuk perubahan yang cepat.
Dua metode pengukuran yang digunakan untuk mengkaji pencapaian
tujuan-tujuan keperawatan adalah:
- Analisa tugas : kepala perawat melihat gerakan, tindakan dan prosedur yang
tersusun dalam pedoman tertulis, jadwal, aturan, catatan, anggaran. Hanya
mengukur dukungan fisik saja, dan secara relatif beberapa alat digunakan
untuk analisa tugas dalam keperawatan.
- Kontrol kualitas : Kepala perawat dihadapkan pada pengukuran kualitas dan
akibat-akibat dari pelayanan keperawatan.
Apabila fungsi pengawasan dan pengendalian dapat dilaksanakan dengan
tepat, maka akan diperoleh manfaat :
- Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan sesuai
dengan standard atau rencana kerja.
- Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian staf
dalam melaksanakan tugas-tugasnya
- Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi
kebutuhan dan telah digunakan secara benar.
- Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi
dan latihan lanjutan.
15

2.3 Standard Asuhan Keperawatan


Standard merupakan suatu tingkat keungulan yang ditentukan sebelumnya
yang bertindak sebagai petunjuk untuk praktik. Standard memiliki karakteristik
pembeda, ditetapkan sebelumnya, dibuat oleh para ahli, dikomunikasikan dan
diterima oleh orang-orang yang terpengaruh olehnya.
Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui
kerjasama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam
memberikan asuhan keperawatan atau sesuai dengan lingkungan wewenang dan
tanggungjawabnya. Sumber-sumber standar keperawatan berupa standar yang
dibuat oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Departemen Kesehatan
RI, rumah sakit, Undang-undang , Keppres, Peraturan Pemerintah.
Tujuan standar keperawatan adalah meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan, mengurangi biaya asuhan keperawatan, melindungi perawat dari
kelalaian dalam melaksanakan tugas dan melindungi pasien dari tindakan yang
tidak terapeutik. Jenis-jenis standar profesi keperawatan meliputi: standard
pelayanan keperawatan, standard praktik keperawatan, standard pendidikan
keperawatan, dan standard pendidikan keperawatan berkelanjutan.
Selain standard tersebut, perawat yang bekerja di rumah sakitharus
melaksanakan standard asuhan keperawatan di rumah sakit. Standard asuhan
keperawatan di rumah sakit, yang meliputi:
Standard 1: Falsafah keperawatan
Standard 2: Tujuan Asuhan Keperawatan
Standard 3: Pengkajian Keperawatan
Standard 4 : Diagnosa Keperawatan
Standard 5 : Perencanaan Keperawatan
Standard 6: Intervensi Keperawatan
Standard 7 :Evaluasi Keperawatan
Standard 8: Catatan Asuhan Keperawatan
Standard kinerja dapat digunakan untuk kinerja individual, dan kriteria
dapat dikembangkan untuk evaluasi keseluruhan perawatan pasien. Standard
membentuk kriteria kinerja, tujuan perencanaan, rencana strategis, pengukuran
hasil secara fisik dan kuantitatif, unit pelayanan, jam personel, kecepatan, biaya,
modal, pajak, program, dan standard-standard yang tidak jelas. Mereka juga
16

menetapkan sebagai suatu pengukuran yang tidak diketahui tentang perbandingan


dari nilai-nilai kualitatif dan kuantitatif, kriteria atau norma, dan sebagai suatu
aturan standard atau tes dimana suatu pengevaluasian atau keputusan dapat
dijadikan dasar. Manajer perawat mengembangkan kerja sama dengan perawat-
perawat klinik, kriteria keperawatan klinik dihadapkan pada pengukuran hasil
pasien dan proses keperawatan. Standar-standard ini digambarkan sebagai hasil
pasien dan sebagai proses asuhan keperawatan.
Dalam menilai kualitas pelayanan keperawatan kepada klien digunakan
standar praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan. Standar praktik keperawatan telah dijabarkan
oleh PPNI (2010) yang mengacu dalam tahapan proses keperawatan, yang meliputi
: (1) Pengkajian, (2) Diagnosa keperawatan, (3) Perencanaan, (4) Implementasi, (5)
Evaluasi.
2.3.1 Standard I : Pengkajian keperawatan
Pengumpulan data tentang status kesehatan pasien secara sistematis,
menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan dan data dapat diperoleh,
dikomunikasikan, dan dicatat.
Kriteria Pengkajian meliputi :
- Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnese, observasi, pemeriksaan
fisik, serta dari pemeriksaan penunjang
- Sumber data adalah pasien, keluarga atau orang yang terkait, tim kesehatan,
rekam medis dan catatan lain.
- Data yang dikumpulkan difokuskan untuk mengidentifikasi :
- Status kesehatan pasien masa lalu
- Status kesehatan pasien saat ini
- Status biologis-psikologis-sosial-spritual
- Respon terhadap terapi
- Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal
2.3.2 Standard II : Diagnosa keperawatan
Adapun kriteria proses :
- Proses diagnosa terdiri dari analisis, interpretasi data, identifikasi masalah,
perumusan diagnosa keperawatan.
17

- Diagnosa keperawatan terdiri dari masalah (P), penyebab (E), dan tanda/gejala
(S), atau terdiri dari masalah dan penyebab (P, E).
- Bekerjasama dengan pasien dan petugas kesehatan lainnya untuk memvalidasi
diagnosa keperawatan.
- Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa berdasarkan data terbaru.
2.3.3 Standard III : Perencanaan keperawatan
Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah
dan meningkatkan kesehatan pasien.
Kriteria proses, meliputi :
- Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan dan rencana
tindakan keperawatan
- Bekerjasama dengan pasien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan
- Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien
- Mendokumentasikan rencana keperawatan
2.3.4 Standard IV : Implementasi
Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam
proses Asuhan Keperawatan.
Kriteria proses, meliputi :
- Bekerjasama dengan pasien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
- Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan pasien.
- Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga mengenai
konsep, keterampilan asuhan diri, serta membantu pasien memodifikasi
lingkungan yang digunakan
- Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan
respon pasien.
2.3.5 Standard V : Evaluasi keperawatan
Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan
dalam pencapaian tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan.
Adapun kriteria prosesnya adalah:
- Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif,
tepat waktu dan terus-menerus
18

- Menggunakan data dasar dan respon pasien dalam mengukur ke arah


pencapaian tujuan
- Memvalidasi dan menganalisa data baru dengan teman sejawat
- Bekerja sama dengan pasien dan keluarga untuk memodifikasi perencanaan
keperawatan
- Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan
Melalui aplikasi standard asuhan keperawatan tersebut, maka pelayanan
keperawatan diharapkan akan menjadi lebih terarah.

2.4 Pendokumentasian Asuhan Keperawatan


Dokumentasi merupakan penulisan dan pencatatan suatu kejadian/aktivitas
tertentu secara sah/legal Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang dapat
dibuktikan atau dijadikan bukti dari segala macam tuntutan, yang berisi data
lengkap, nyata dan tercatat bukan hanya tentang tingkat kesakitan dari pasien,
tetapi juga jenis/tipe, kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dalam memenuhi
kebutuhan pasien Carpenito, 2011).
2.4.1 Tujuan Dokumentesi Keperawatan
Tujuan dokumentasi keperawatan sebagai berikut
- Alat komunikasi anggota tim
- Biling keuangan
- Bahan pendidikan
- Sumber data dalam menyusun NCP
- Audit keperawatan
- Dokumen yang legal
- Informasi statistik
- Bahan penelitian
2.4.2 Makna Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan mempunyai makna yang penting bila dilihat dari
berbagai aspek yaitu :
- Hukum :
Semua catatan informasi tentang pasien merupakan dokumentasi resmi
dan bernilai hukum. Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan
profesi keperawatan dimana perawat sebagai pemberi jasa dan pasien sebagai
19

pengguna jasa, maka dokumentasi diperlukan sewaktu-waktu. Dokumentasi


tersebut dapat digunakan sebagai barang bukti di pengadilan. Oleh karena itu
data-data harus diidentifikasi secara lengkap, jelas, objektif, dan
ditandatangani oleh tenaga kesehatan (perawat), tanggal dan perlu dihindari
adanya interpretasi yang salah (Nursalam, 2011).
- Jaminan mutu (Kualitas pelayanan) :
Pencatatan data pasien yang lengkap dan akurat akan memberi
kemudahan bagi perawat dalam membantu menyelesaikan masalah pasien.
Dan untuk mengetahui sejauh mana kesehatan pasien dapat teratasi dan
seberapa jauh masalah baru dapat diidentifikasi dan dimonitor melalui catatan
yang akurat. Hal ini membantu meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
(Nursalam, 2011).
- Komunikasi :
Dokumentasi keadaan pasien merupakan alat perekam terhadap masalah
yang berkaitan dengan pasien. Perawat atau tenaga kesehatan lain akan dapat
melihat catatan yang ada dan sebagai alat komunikasi yang dijadikan pedoman
dalam memberikan Asuhan Keperawatan (Nursalam, 2011).
- Keuangan :
Dokumentasi dapat bernilai keuangan. Semua tindakan keperawatan
yang belum, sedang, dan telah diberikan dicatat dengan lengkap yang dapat
dipergunakan sebagai acuan atau pertimbangan dalam biaya keperawatan bagi
pasien (Nursalam,2011).
- Pendidikan :
Dokumentasi mempunyai nilai pendidikan karena isinya menyangkut
kronologis dari kegiatan Asuhan Keperawatan yang dapat dipergunakan
sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi keperawatan
(Nursalam,2011).
- Penelitian :
Dokumentasi keperawatan mempunyai nilai penelitian. Data yang
terdapat didalamnya mengandung informasi yang dapat dijadikan sebagai
bahan atau objek riset dan pengembangan profesi keperawatan. (Nursalam,
2011).
20

- Akreditasi :
Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran
dan fungsi perawat dalam memberikan Asuhan Keperawatan kepada Pasien.
Dengan demikian akan dapat diambil kesimpulan tingkat keberhasilan
pemberian Asuhan Keperawatan yang diberikan, pembinaan dan
pengembangan lebih lanjut. Hal ini selain bermanfaat bagi peningkatan mutu
sendiri, juga bagi individu perawat dalam mencapai tingkat kepangkatan yang
lebih tinggi (Nursalam, 2012).
Hal yang pokok dalam prinsip-prinsip dokumentasi adalah :
a. Dokumentasi harus dilakukan segera setelah pengkajian pertama dilakukan,
demikian juga pada setiap langkah kegiatan keperawatan
b. Bila memungkinkan, catat setiap respon pasien / keluarganya tentang
informasi/data yang penting tentang keadaannya
c. Pastikan kebenaran setiap data data yang akan dicatat
d. Data pasien harus objektif dan bukan merupakan penafsiran perawat, dalam
hal ini perawat mencatat apa yang dilihat dari respon pasien pada saat merawat
pasien mulai dari pengkajian sampai evaluasi
e. Dokumentasikan dengan baik apabila terjadi hal-hal sebagai berikut : adanya
perubahan kondisi atau munculnya masalah baru, respon pasien terhadap
bimbingan perawat
f. Harus dihindari dokumentais yang baku sebab sifat individu /Pasien adalah
unik dan setiap pasien mempunyai masalah yang berbeda.
g. Hindari penggunaan istilah penulisan yang tidak jelas dari setiap catatan yang
dicatat, harus disepakati atas kebijaksanaan institut setempat
h. Data harus ditulis secara syah dengan menggunakan tinta dan jangan
menggunakan pinsil agar tidak mudah dihapus.
i. Untuk merubah atau menutupi kesalahan apabila terjadi salah tulis, coret dan
diganti dengan yang benar kemudian ditanda tangani.
j. Untuk setiap kegiatan dokumentasi, cantumkan waktu tanda tangan dan nama
jelas penulis
k. Wajib membaca setiap tulisan dari anggota lain kesehatan yang lain sebelum
menulis data terakhir.
l. Dokumentasi harus dibuat dengan tepat, jelas dan lengkap.
21

2.4.3 Proses dokumentasi keperawatan


Proses dokumentasi keperawatan mencakup:
a. Pengkajian
- Mengumpulkan Data
- Validasi data
- Organisasi data
- Mencatat data
b. Diagnosa Keperawatan
- Analisa data
- Identifikasdi masdalah
- Formulasi diagnosa
c. Perencanaan / Intervensi
- Prioritas Masalah
- Menentukan tujuan
- Memilih strategi keperawatan
- Mengembangkan rencana keperawatan
d. Pelaksanaan/implementasi
- Melaksanakan intervensi keperawatan
- Mendokumentasikan asuhan keperawatan: mencatat waktu dan tanggal
pelaksanaan, mencatat diagnosa keperawatan nomor berapa yang dilakukan
intervensi tersebut, mencatat semua jenis intervensi keperawatan termasuk
hasilnya, berikan tanda tangan dan nama jelas perawat satu tim kesehatan
yang telah melakukan intervensi.
- Memberikan laporan secara verbal
- Mempertahankan rencana asuhan
e. Evaluasi
- Mengidentifikasikan kriteria hasil
- Mengevaluasi pencapaian tujuan
- Memodifikasi rencana keperawatan
22

2.4.4 Manfaat kegunaan dokumentasi implementasi


Manfaat kegunaan dokumentasi implementasiantara lain:
a. Mengkomunikesikan secara nyata tindakan-tindakan yang telah dilakukan
untuk klien. Hal ini penting untuk :
- Menghindarkan kesalahan-kesalahan seperti duplikasi tindakan, yang
seharusnya tidak perlu terjadi
Contoh : Pemberian obat sudah diberikan, tetapi tidak dicatat sehingga
diberikan obat kembali
- Quality Assurance (menjamin mutu ) yang akan menunjukkan apa yang secara
nyata telah dilakukan terhadap klien dan bagaimana hubungannya dengan
standar yang telah dibuat
- Melihat hubungan respon-respon klien dengan tindakan keperawatan yang
sudah diberikan (evaluasi klinis)
b. Menjadi dasar penentuan tugas
Sistem klasifikasi klien didasarkan pada dokumentasi tindakan keperawatan
yang sudah ada, untuk selanjutnya digunakan dalam menentukan jurnal
perawat yang harus bartugas dalam setiap shift jaga
c. Memperkuat pelayanan keperawatan
Jalan keluar dari tindakan malpraktek tergantung pada dokumen-dokumen
yang ada.
- Dokumen tentang kondisi klien
- Segala sesuatu yang telah dilakukan untuk k1ien
- Kejadian-kejadian atau kondisi klien sebelum dilakukan tindakan
d. Menjadi dasar perencanaan anggaran pembelanjaan
Dokumen tentang penggunaan alat-alat dan bahan-bahan akan membantu
perhitungan anggaran biaya suatu rumah sakit.
2.5 Model Asuhan Keperawatan
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat ditentukan
oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan profesional. Ada 5 metode
pemberian asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dan akan terus
dikembangkan di masa depan dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan.
Untuk memberikan asuhan keperawatan yang lazim dipakai meliputi metode
fungsional, metode tim, metode kasus, modifikasi metode tim-primer.
23

2.5.1 Metode fungsional


Metode fungsional merupakan manajemen klasik yang menekankan
efisiensi, pembagian tugas yang jelas, dan pengawasan yang baik. Metode ini
sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga. Perawat senior
menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawat pasien diserahkan
kepada perawat junior dan/atau belum berpengalaman. Kelemahan dari metode
ini adalah pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan. Setiap perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi (misalnya
merawat luka). Metode ini tidak memberikan kepuasan kepada pasien maupun
perawat dan persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
keterampilan saja.

Kepala Ruangan

Perawat : Perawat : Perawat : Perawat :


Pengobatan Merawat luka Pengobatan Merawat luka

Pasien/klien
Skema 1. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Fungsional

2.5.2 Metode Tim


Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda
dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat
ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional,
teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu.
Metode ini memungkinkan pemberian pelayanan keperawatan yang menyeluruh,
mendukung pelaksanaan proses keperawatan, dan memungkinkan komunikasi
antartim, sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota
24

tim. Namun, komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam bentuk


konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk
dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk. Hal pokok dalam metode tim adalah ketua
tim sebagai perawat profesonal harus mampu menggunakan berbagai teknik
kepemimpinan, pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana
keperawatan terjamin, anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim,
model tim akan berhasil bila didukung oleh kepala ruang.
Tujuan metode keperawatan tim adalah untuk memberikan perawatan yang
berpusat pada klien. Perawatan ini memberikan pengawasan efektif dari
memperkenalkan semua personel adalah media untuk memenuhi upaya
kooperatif antara pemimpin dan anggota tim. Melalui pengawasan ketua tim
nantinya dapat mengidentifikasi tujuan asuhan keperawatan, mengindentifikasi
kebutuhan anggota tim, memfokuskan pada pemenuhan tujuan dan kebutuhan,
membimbing anggota tim untuk membantu menyusun dan memenuhi standard
asuhan keperawatan.
Walaupun metode tim keperawatan telah berjalan secara efektif, mungkin
pasien masih menerima fragmentasi pemberian asuhan keperawatan jika ketua
tim tidak dapat menjalin hubungan yang lebih baik dengan pasien, keterbatasan
tenaga dan keahlian dapat menyebabkan kebutuhan pasien tidak terpenuhi.

Kepala Ruangan

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim

Staf Perawat Staf Perawat Staf Perawat

Pasien / klien Pasien / klien Pasien / klien

Skema 2. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Team nursing


25

2.5.3 Metode primer


Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh
selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai pasien masuk sampai
keluar rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan
antara pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan
adanya keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan perawat yang
ditugaskan untuk merencanakan, malakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan
selama pasien dirawat. Konsep dasar metode primer adalah ada tanggung jawab
dan tanggung gugat, ada otonomi, dan ketertiban pasien dan keluarga.
Metode primer membutuhkan pengetahuan keperawatan dan keterampilan
manajemen, bersifat kontinuitas dan komprehensif, perawat primer mendapatkan
akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan memungkinkan pengembangan diri
sehingga pasien merasa dimanusiakan karena terpenuhinya kebutuhan secara
individu. Perawat primer mempunyai tugas mengkaji dan membuat prioritas
setiap kebutuhan klien, mengidentifikasi diagnosa keperawatan, mengembangkan
rencana keperawatan, dan mengevaluasi keefektifan keperawatan. Sementara
perawat yang lain memberikan tindakan keperawatan, perawat primer
mengkoordinasikan keperawatan dan menginformasikan tentang kesehatan klien
kepada perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Selain itu, asuhan yang diberikan
bermutu tinggi, dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap pengobatan,
dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi.

Dokter Kepala Ruangan Sarana RS

Perawat Primer

Pasien / Klien

Perawat Perawat Perawat pelaksana


pelaksana pelaksana jika diperlukan
evening night days

Skema 3. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Primary Nursing


26

2.5.4 Metode kasus


Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat
dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift, dan tidak
ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari
berikutnya. Metode penugasan kasus biasanya diterapkan satu pasien satu
perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk
keperawatan khusus seperti: isolaso, intensivecare. Kelebihannya adalah perawat
lebih memahami kasus per kasus, sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih
mudah. Kekurangannya adalah belum dapat diidentifikasi perawat penanggung
jawab, perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang
sama.

Kepala Ruangan

Staf Perawat Staf Perawat Staf Perawat

Pasien / klien Pasien / klien Pasien / klien

Skema 4. Sistem Asuhan Keperawatan Case Method Nursing

2.5.5 Modifikasi : MAKP Tim-Primer


Pada model MAKP tim digunakan secara kombinasi dari kedua sistem.
Menurut Ratna S. Sudarsono (2013) penetapan sistem model MAKP ini
didasarkan pada beberapa alasan :
a Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena perawat primer
harus mempunyai latar belakang pendidikan S1 Keperawatan atau setara.
b Keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena tanggung jawab
asuhan keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim.
c Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan komunitas asuhan
keperawatan dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada primer.
27

Disamping itu, karena saat ini perawat yang ada di RS sebagian besar adalah
lulusan SPK, maka akan mendapat bimbingan dari perawat primer/ketua tim
tentang asuhan keperawatan.
Contoh: untuk ruang model MAKP ini diperlukan 26 perawat. Dengan
menggunakan model modifikasi keperawatan primer ini diperlukan 4 (empat)
orang perawat primer (PP) dengan kualifikasi Ners, di samping seorang kepala
ruang rawat juga Ners. Perawat associate (PA) 21 orang, kualifikasi pendidikan
perawat asosiasi terdiri atas lulusan D3 Keperawatan (3 orang) dan SPK (18
orang). Pengelompokan Tim pada setiap shift jaga terlihat pada gambar di bawah.

Kepala Ruang

PP1 PP2 PP3 PP4

PA PA PA PA

PA PA PA PA

PA PA PA PA

7-8 Pasien 7-8 Pasien 7-8 Pasien 7-8 Pasien

(Jadwal diatur Pagi, Sore, Malam dan Libur/Cuti)


Skema 5. Sistem Asuhan Keperawatan Metode Primary Tim (Modifikasi)
28

2.6 JCIA (Joint Comition International Acreditation)


Adalah suatu tingkat kualitas pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien
yang diharapkan.
Strata-strata dalam sistem
Input Proses Output
Sumber daya Penerimaan pasien Meningkatnya status
Perlengkapan rawat inap kesehatan
Persediaan Pemeriksaan pasien Pelayanan yang efisien
Edukasi terhadap pasien Kepuasan pasien
Pengobatan
Tabel 1. Strata – strata dalam sistem JCIA
Misi JCI
Meningkatkan keselamatan dan kualitas perawatan pasien di seluruh dunia.
Tujuan JCIA
1. Kualitas pelayanan
2. Kepercayaan masyarakat
3. Patient safety ervirontment safety
4. Staff safety
5. Revenue
6. Margin
7. Kesejahteraan karyawan
8. Daya saing

Manfaat JCIA
1. Meningkatkan kepercayaan public
2. Menyediakan lingkungan kerja yang aman dan efisien kepuasan karyawan
3. Bernegosiasi dengan sumber sumber pembayaran
4. Memperhatikan pasien dan keluarganya, menghormati hak-haknya, melibatkan
mereka dalam proses pelayanan
5. Menciptakan budaya yang terbuka
6. Membangun kepemimpinan yang kolaboratif
Persyaratan umum
1. Izin operasi
29

2. Ingin meningkatkan kualitas pelayanan


3. Mengikuti standar JCI
Standar JCI
1. Patient focus function
a. International patient savety goals
b. Access to care and continuity of care
c. Care of patient
d. Assesment of patient
e. Anasthesia and surgical care
f. Patient and family right
g. Patient and family education
h. Madication managemet and use
2. Organitation function
a. Staff Qualification and education
b. Goverments, leadership and direction
c. Fasility management and savety
d. Management of comunication and information
e. Quality improvement and patient savety
f. Prevention and control of infection

Tugas Dan Tanggung Jawab Kepala Ruang Rawat


1. Mengobservasi dan memberi masukan kepada PP terkait dengan bimbingan
yang diberikan PP kepada PA. Apakah sudah baik.
2. Memberikan masukan pada diskusi kasus yang dilakukan PP dan PA.
3. Mempresentasikan isu-isu baru terkait dengan asuhan keperawatan.
4. Mengidentifikasi fakta dan temuan yang memerlukan pembuktian.
5. Mengidentifikasi masalah penelitian, merancang usulan dan melakukan
penelitian.
6. Menerapkan hasil-hasil penelitian dan memberikan asuhan keperawatan .
7. Bekerjasama dengan kepala ruangan dalam hal melakukan evaluasi tentang
mutu asuhan keperawatan, mengarahkan dan mengevaluasi tentang
implementasi MPKP
30

8. Mengevaluasi pendidikan kesehatan yang dilakukan PP dan memberikan


masukan untuk perbaikan.
9. Merancang pertemuan ilmiah untuk membahas hasil evaluasi/penelitian
tentang asuhan keperawatan.

Tugas Dan Tanggung Jawab Kepala Group


Kedudukan
Perawat ketua grup/TIM adalah seorang perawat professional dalam
melaksanakan tugas, bertanggung jawab kepada kepala ruangan.
Tugas Pokok :
Melaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai dengan standar profesi
serta menggunakan dan memelihara logistic keperawatan secara efisien dan efektif.
Uraian Tugas :
1. Bersama anggota group melaksanakan Askep sesuai standar
2. Bersama anggota group mengadakan serah terima dengan group.tim (group
petugas ganti) mengawasi : kondisi klien/anggota keluarga, logistic
keperawatan, administrasi rekam medic, pelayanan pemeriksaan penunjang,
kolaborasi program pengobatan.
3. Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan oleh group
sebelumnnya.
4. Merundingkan pembagian tugas dengan anggota groupnya.
5. Menyiapkan perlengkapan untuk pelayanan dan visite dokter.
6. Mendampingi dokter visite, mencatat dan melaksanakan program pengobatan
dokter.
7. Membantu pelaksanaan rujukan
8. Melakukan orientasi terhadap klien/anggota keluarga baru mengenai : tata tertib
ruangan RS, perawat yang bertugas.
9. Menyiapkan orientasi pulang dan memberi penyuluhan kesehatan
10. Memelihara kebersihan ruang rawat dengan : mengatur tugas cleaning service,
mengatur tugas peserta didik, mengatur tata tertib ruangan yang ditunjukkan
kepada semua petugas, peserta didik dan pengunjung ruangan.
11. Membantu karu membimbing peserta didik keperawatan
12. Membantu karu untuk menilai mutu pelayanan askep serta tenaga keperawatan
13. Menulis laporan tim mengenai klien/anggota keluarga dan lingkungan.
31

Tugas Dan Tanggung Jawab CI


Uraian tugas :
1. Melihat dan membaca laporan pendahuluan peserta didik
2. Melakukan pre conference.
3. Memberi waktu kepada peserta didik untuk membaca rekam medis pasien
4. Membimbing peserta didik untuk meningkatkan komunikasi terapeutik
5. Membimbing peserta didik dalam menerapkan rencana tindakan
keperawatan
6. Melakukan bedside teaching
7. Melakukan ronde keperawatan
8. Mengambil alih yang dilakukan peserta didik dalam situasi tertentu
9. Melakukan post konfrens yang membahas tentang kegiatan peserta didik
dalam melakukan asuhan keperawatan selama dinas.
10. Membimbing peserta didik dalam rangka mengakhiri praktek di suatu
ruangan
11. Mengontrol kehadiran peserta didik dan melaporkan kepada diklat apabila
peserta didik tidak hadir memberi bimbingan peserta didik sesuai dengan
tingkat pendidikannya dalam hal : melaksanakan asuhan keperawatan
dengan penerapan proses keperawatan membimbing pembuatan laporan
kasus.
12. Mengkoordinasi bimbingan kepada penanggung jawab tugas sore dan
malam.

Tugas Dan Tanggung Jawab Perawat Pelaksana


Uraian tugas :
1. Melakukan asuhan keperawatan sesuai standar
2. Mengadakan serah terima dengan group/tim lain (group petugas ganti)
mengenai kondisi klien/anggota keluarga, logistic keperawatan,
administrasi rekam medic, pelayanan pemeriksaan penunjang, kolaborasi
program pengobatan.
3. Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan oleh group
sebelumnya.
4. Merundingkan pembagian tugas dalam groupnya.
32

5. Menyiapkan perlengkapan untuk pelayanan dan visite dokter


6. Mendampingi dokter visite, mencatat dan melaksanakan program
pengobatan dokter
7. Membantu pelaksanaaan rujukan
8. Melakukan orientasi terhadap klien/anggota keluarga/keluarga baru
mengenai : tata tertib ruangan/RS, perawat yang bertugas
9. Menyiapkan klien/anggota keluarga pulang dan memberikan penyuluhan
kesehatan
10. Memelihara kebersihan ruang rawat dengan : mengatur tugas cleaning
service dan peserta didik
11. Mengatur tata tertib ruangan yang ditujukan kepada semua petugas, peserta
didik dan pengunjung ruangan
12. Membantu kepala ruangan membimbing peserta didik keperawatan
13. Membantu kepala ruangan untuk menilai mutu pelayanan asuhan
keperawatan serta tenaga keperawatan
14. Menulis laporan tim/group mengenai kondisi klien/anggota keluarga dan
lingkungannya.
15. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada klien/anggota
keluarga/keluarga.
33

BAB III
ANALISIS SITUASIONAL SISTEM MANAJEMEN RUANGAN KEMUNING
RSUD TARAKAN JAKARTA

Analisis situasional fungsi manajemen dikaji oleh mahasiswa profesi Ners


Universitas Esa Unggul 2020/2021 untuk mencapai kompetensi praktek manajemen
keperawatan. Analisa situasional mencakup seluruh kegiatan manajemen di ruangan
Kemuning RSUD Tarakan Jakarta yaitu keadaan ruangan, lingkungan dan
tenaga/sumber daya manusia yang melaksanakan pekerjaan di ruangan Kemuning. Hal
ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang kekuatan dan kelemahan dalam
manajemen keperawatan sehingga dapat diberikan intervensi untuk peningkatan mutu
manajemen keperawatan.

3.1 Gambaran Sistem Manajemen Ruangan Kemuning RSUD Tarakan Jakarta


3.1.1 Pengkajian
Pengkajian sistem manajemen di Ruangan Kemuning RSUD Tarakan
Jakarta dilakukan dengan analisa situasi ruangan pada tanggal 22-23 April 2021
melalui metode:
 Wawancara menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun dan
dilakukan dengan kepala ruangan, ketua tim, dan beberapa perawat pelaksana,
serta CI ruangan.
 Observasi dilakukan oleh kelompok manajemen pada shift pagi, yaitu
observasi situasi dan kondisi ruangan, pelayanan asuhan keperawatan,
penyediaan sarana dan prasarana, sistem kerja, dan komunikasi perawat, serta
program discharge planning pada pasien.
Gambaran hasil analisa situasi ruangan di ruangan Kemuning RSUD Tarakan
dideskripsikan sebagai berikut:
34

1. MAN
Gambaran hasil analisa situasi diruangan Kemuning RSUD Tarakan Jakarta
dideskripsikan sebagai berikut :
a. Gambaran ketenagaan Perawat
Gambaran tenaga perawat di ruangan Kemuning RSUD Tarakan yaitu
terdiri atas :
Jumlah Jabatan Jenjang pendidikan
1 Kepala ruangan S.Kep., Ners
2 Ketua tim/CI S.Kep., Ners., M.kep
S.Kep., Ners
10 Perawat Penanggung Jawab (PJ) S.Kep., Ners
Amd.Kep
7 Perawat Pelaksana (PP) Amd.Kep
Jumlah tenaga perawat berdasarkan pendidikan:
- S2 Keperawatan : 1 orang
- S1 Keperawatan + Ns : 3 orang
- DIII Keperawatan : 16 orang
Total : 20 orang
b. Proses Rekruitmen dan Seleksi Tenaga Kerja
Metode rekruitmen yang diterapkan di ruangan Kemuning RSUD
Tarakan, melalui ujian seleksi karyawan oleh Bagian SDM dan Komite
Keperawatan pihak rumah sakit.
Orientasi
Dalam proses memasuki tempat kerja baru, perlu adanya program
orientasi dimana kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman kepada
tenaga baru dalam menjalankan tugasnya. Pemahaman ini diberikan agar
dalam menjalankan tugasnya pegawai baru dapat menyesuaikan dengan
prosedur yang ada di rumah sakit.
Pada proses orientasi, pegawai baru akan melakukan orientasi terhadap
pekerjaan dan rumah sakit. Orientasi memberikan gambaran tentang tugas
pokok di rumah sakit dengan tujuan :
• Mempercepat proses adaptasi dan kerja sesuai dengan bidangnya
masing-masing.
35

• Memahami tugas, kewajiban, wewenang, dan prosedur kerja.


• Memahami tujuan, falsafah dan peraturan-peraturan dilingkungan
rumah sakit serta kebijakan pimpinan rumah sakit.
• Memahami prosedur-prosedur pengamanan dalam berbagai bidang
di berbagai unit kerja
• Memahami tehnik-tehnik mengerjakan basic life support dalam
keadaan darurat.
• Memahami prosedur tentang penilaian terhadap penampilan kerja
staff keperawatan.,

Proses orientasi dilakukan dalam waktu 3 bulan dengan melewati beberapa


tahap kredensial (kredensial I, II, III) yang di evaluasi oleh Komite
Keperawatan, Kepala Ruangan eksternal, pihak SDM, dan pihak organisasi
(PPNI).
c. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat
Pada tanggal 23 April 2021, pendistribusian tenaga keperawatan yang
ada di ruang Kemuning adalah sebagai berikut: pada shift pagi 6 orang
perawat, shift sore 4 orang perawat, shift malam 4 orang perawat dan
perawat yang libur/off sebanyak 6 orang.

Pembagian jam kerja:


- Shift Pagi : 08.00-14.30 WIB
- Shift Sore : 14.30-20.30 WIB
- Shift Malam : 20.30-08.00 WIB
1) Rumus Douglas

Tabel 3.1 jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan


berdasarkan tingkat ketergantungan pasien (23 April 2021).

No. Tingkat ketergantungan Jumlah kebutuhan tenaga


Tingkat Jumlah Pagi Sore Malam
ketergantungan Pasien
1. Minimal care 3 orang 3x0,17=0,51 3x0,14=0,42 3x0,07=0,21
2. Partial care 8 orang 8x0,27=2,16 8x0,15=1,2 8x0,10=0,8
3. Total care 9 orang 9x0,36=3,24 9 x0,3=2,7 9x0,2=1,8
Jumlah 20 orang 5,91=6 4,32=5 2,72=3
36

Berdasarkan perhitungan tersebut,maka disimpulkan:


Pagi : 6 perawat
Sore : 5 perawat
Malam : 3 perawat +
14 Perawat

Faktor libur dan cuti = 25%x14 = 3,5 perawat = 4 perawat


Jadi, jumlah perawat yang di butuhkan berdasarkan ketergantungan pasien
adalah:
P+S+M+L = 6+5+3+4= 18 perawat

Jumlah tenaga perawat diruangan Kemuning berjumlah 20 orang dimana kepala


ruangan, ketua tim I (ganjil) dan ketua tim II (genap) tidak termasuk dalam
perawat pelaksana sehingga ruangan Kemuning masih kekurangan 1 orang
tenaga perawat (Pengkajian pada tanggal 23 April 2021).

d. Deskripsi Kerja
Setiap organisasi memiliki serangkaian tugas atau kegiatan yang harus
diselesaikan untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian kegiatan dilakukan
untuk memudahkan pembagian tugas kepala perawat sesuai dengan
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
Adapun uraian tugas yang dimiliki struktur organisasi Ruang Kemuning
RSUD Tarakan Jakarta adalah sebagai berikut :
1) Kepala Ruangan
Kedudukan
Kepala ruangan adalah seorang perawat profesional secara teknis
fungsional bertanggung jawab kepada kepala bidang keperawatan
melalui perawat pengawas keperawatan secara operasional bertanggung
jawab kepada kepala instalasi.

Tugas pokok
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan
diruang rawat yang berada di wilayah tanggung jawab nya
37

Uraian Tugas
Melaksanakan fungsi perawatan,meliputi:
- Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta lain sesuai
dengan kebutuhan
- Merencanakan jumlah jenis peralatan yang diperlukan sesuai
kebutuhan.
- Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan atau asuhan
keperawatan yang akan di selenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
- Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan meliputi:
- Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan ruang
rawat
- Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga
lain sesuai kebutuhan dan ketentuan atau peraturan yang berlaku.
- Melaksanakan program oerientasi kepada tenaga perawatan baru atau
tenaga lain yang akan bekerja di ruang rawat
- Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan
untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standard dan
ketentuan.
- Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja
sama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan diruang
rawat.
- Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan dan
tenaga lain yang beraada di wilayah tanggung jawabnya.
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang perawatan
antara lain melalui pertemuan ilmiah.
- Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta mengusahakan
pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar mencapai pelayanan
yang optimal.
- Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat,obat dan bahan
lain yang di perlukan diruang rawat.
- Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu
dalam keadaan siap pakai.
- Mempertanggung jawabkan pelaksanaan invetarisasi peralatan.
38

- Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarga meliputi


penjelasan tentang peraturan rumah sakit. Tata tertib ruangan,fasilitas
yang ada,cara penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari
diruangan.
- Mendampingi dokter selama kunjungan keliling (visite).
- Mengelompokan pasien dan mengatur penempatannya diruang rawat
inap menurut tingkat kegawatannya,infeksi dan non infeksi untuk
memudahkan pemberian asuha keperawatan.
- Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang di rawat untuk
mengetahui keadaannya dan menampung keluhan serta membantu
memecahkan masalah yang di hadapinya.
- Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung.
- Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien ataupun keluarga
dalam batas kewenangan.
- Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung.
- Memeliharan dan mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan
asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang dilakukan secara tepat
dan benar. Untuk tindakan perawatan selanjutnya.
- Mengadakan kerja sama yang baik dengan kepala ruangan yang
lain,seluruh kepala bidang,kepala bagian,kepala instalasi dan kepala
unit di rumah sakit.
- Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara
petugas,pasien dan keluarganya sehingga memberikan keterangan.
- Meneliti pengisian fomulir sensus harian pasien diruangan.
- Memeriksa dan meneliti pengisian ddaftar permintaan makanan
berdasarkan macam dan jenis makanan pasien. Kemudian memeriksa
dan meneliti ulang saat pengkajian sesuai dengan deritanya.
- Memelihara buku register dan berkas catatan medik.
- Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan kegiatan
asuhan keperawatan serta kegiatan lain diruang rawat.
39

- Melaksanakan fungsi pengawasan,pengendalian dan penilaian,


meliputi: mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
yang telah ditentukan.
- Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan
dan keterampilan dibidang keperawatan .
- Mengawasi dan megendalikan pendayagunaan peralatan perawatan
serta obat-obatan secara efektif dan efisien
- Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dna pelaporan kegiatan
asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain diruanga rawat.

2) Ketua tim (Katim)


Kedudukan
Perawat Ketua Tim adalah seorang perawat profesional dalam
melaksanakan tugas,bertanggung jawab kepada kepala ruangan dan
mengepalai suatu tim yang beranggotakan perawat pelaksana.
Pada Ruang Kemuning RSUD Tarakan Jakarta, terdapat 2 Tim yang
dipimpin oleh 2 Katim yang terdiri atas pembagian kamar rawat dengan
nomor Ganjil dan Genap. Katim I bertanggung jawab pada pasien yang
dirawat pada kamar dengan nomor ganjil, sementara Katim II
bertanggung jawab pada pasien yang dirawat pada kamar dengan nomor
genap. Penetapan pasien yang dirawat di kamar bernomor ganjil dan
genap dilakukan berdasarkan jenis kelamin, dimana kamar nomor ganjil
untuk pasien dengan jenis kelamin perempuan, dan kamar nomor genap
untuk pasien dengan jenis kelamin laki-laki.
Tugas pokok
Melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien atau anggota
keluarga sesuai dengan standard profesi serta menggunakan daftar
memeliharan logistik keperawatan secara efektif dan efisien dengan
pembagian/pemilahan pasien berdasarkan kelompok-kelompok pasien
yang telah ditetapkan.
Uraian Tugas
- Melakukan kontrak dengan klien atau keluarga pada awal masuk
ruangan sehingga tercipta hubungan tepeutik,hubungan ini dibina
secara terus menerus pada saat melakukan pengkajian atau tindakan
40

kepada klien/keluarga panduan orientasi ini sebaiknya dilaminating


dan digantung di kamar klien sehingga setiap saat klien/keluarga
dapat membaca kembali.
- Melakukan pengkajian terhadap klien baru atau melengkapi
pengkajian yang sudah dilakukan oleh PP pada sore,malam atau hari
libur.
- Menetapkan rencana asuhan keperawatan berdasarkan analisis
standard renpra sesuai dengan hasil pengkajian.
- Melaksanakan renpra yang sudah ditetapkan kepada PP dibawah
tanggung jawabnya sesuai dengan klien yang dirawat (pre
conference).
- Menetapkan PP yang bertanggung jawab pada setiap klien setiap kali
giliran jaga (shift) pembagian klien didasarkan pada jumlah klien,
tingkat ketergantungan klien,dan tempat tidur yang berdekatan.
- Melakukan bimbingan dan evaluasi (mengecek) terhadap PP dalam
melakukan tindakan keperawatan (kesesuaian dengan SOP).
- Memonitor dokumentasi yang dilakukan oleh PP.
- Melakukan tindakan keperawatan yang bersifat terapi keperawatan
dan tindakan keperawatan yang tidak dapat dilakukan oleh PP.
- Mengatur pelaksanaan konsultasi dan pemeriksaan laboratorium.
- Melakukan kegiatan serah terima klien dibawah tanggung jawabnya
bersama dengan PP.
- Mendampingi dokter visite klien dibawah tanggung jawabnya, bila
Katim tidak ada visite di dampingi oleh PP sesuai dengan timnya.
- Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat catatan
perkembangan klien setiap hari.
- Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien ataupun keluarga.
- Membuat perencanaan pulang.
2) CI (clinical instruktur)
Uraian tugas
- Melihat dan membaca laporan pendahuluan peserta didik.
- Melakukakan pre conference dan membahas laporan pendahuluan.
41

- Memberikan waktu kepada peserta didik untuk membaca rekam


medis pasien.
- Membimbing peserta didik untuk meningkatkan komunikasi
terapeutik.
- Membimbing peserta didik dalam menerapkan rencana tindakan.
- Melakukan bed side teaching.
- Mengambil alih tindakan yang dilakukan peserta didik dalam situasi
tertentu.
- Melakukan post conference yang membahas tentang kegiatan peserta
didik dalam melakukan asuhan keperawatan.
- Membimbing peserta didik dalam rangka mengakhiri praktek disuatu
tempat/ruang.
- Mengontrol kehadiran peserta didik dan melaporkan kepada diklat
apabila peserta didik tidak hadir, memberi bimbingan peserta didik
sesuai dengan tingkat pendidikanya dalam hal melaksanakan asuhan
keperawatan dengan penerapan proses keperawatan, membimbing
pembuatan laporan kasus.
- Memberi penilaian terhadap hasil kerja peserta didik sesuai dengan
tempat tugasnya.

4) Perawat Pelaksana
Uraian Tugas
- Membaca renpra yang telah ditetapkan Katim
- Membina hubungan terapeutik dengan klien/keluarga, sebagai
lanjutan kontrak yang sudah dilakukan Katim.
- Menerima klien baru (kontrak) dan memberikan informasi format
orientasi klien/keluarga jika Katim tidak ada di tempat.
- Melakukan tindakan keperawatan pada kliennya berdasarkan renpra.
- Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan
mendokumentasikannya pada format tersedia.
- Mengikuti visite dokter bila Katim tidak ditempat.
- Memeriksa kerapian dan kelengkapan status keperawatan
- Membuat laporan pergantian dinas dan setelah selesai di paraf.
42

- Melakukan komunikasi dengan Katim bila menemukan masalah yang


perlu diselesaikan.
- Mempersiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostic, laboratorium,
pengobatan dan tindakan.
- Berperan serta dalam memberikan pendidikan kesehatan pada
klien/keluarga yang dilakukan oleh Katim
- Melakukan investarisasi fasilitas yang terkait dengan timnya.
- Membantu tim lain yang membutuhkan.

e. Lingkungan Kerja dan Manajerial


Proses asuhan keperawatan dan proses manajerial supaya terlaksana
secara optimal maka ruangan Kemuning RSUD Tarakan dibagi menjadi
ruangan dengan 6 kamar. Dengan jumlah bed yang tersedia 42 bed yang
dibagi menjadi 7 Bed/Kamar.
Rumah sakit memberikan kesempatan yang seluasnya untuk
mengembangkan dan meningkatkan SDM stafnya yaitu memberikan
kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (S1
Keperawatan), dan mengenai pengaturan jadwal dinas disesuaikan oleh
kepala ruangan. Perawat juga diberikan kebebasan untuk mengikuti
pelatihan yang terkait dengan keperawatan yang diadakan oleh pihak rumah
sakit maupun di luar rumah sakit.
Kepala ruangan Kemuning pada kebiasaannya menggadakan
pertemuan bulanan. Namun, semenjak ditetapkannya pandemic COVID-
19, kegiatan ini menjadi berkurang. Kepala ruangan juga melakukan
penilaian terhadap kinerja perawat (supervise) menggunakan form evaluasi
kinerja yang dilakukan rutin setiap bulan/sekali. Hasil penilaian
disampaikan ke KSP/Kepala Bidang atau melalui komentar langsung
berupa teguran/punishment langsung kepada staf yang kinerjanya menurun,
atau pujian/reward secara langsung dan menjadikan staf tersebut sebagai
role model terhadap staf yang lain.
43

f. Keterampilan Tenaga Perawat


Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan, salah satu
keunggulan tenaga perawat di ruangan Kemuning adalah keterampilan
dalam perawatan luka. Hal ini didukung dengan adanya peningkatan
kualitas tenaga perawat melalui berbagai jenis pelatihan dan training yang
sebagian besar di fasilitasi oleh manajerial ruangan.
Adapun daftar pelatihan dan keterampilan yang dimiliki oleh tenaga
perawat di ruang Kemuning, antara lain:
Jenis Pelatihan Jumlah Perawat
ICU Dewasa 1

BTCLS 19

ACLS 1

Workshop Skill BHD dan Kardio 4

Emergency Nursing Intermediate Level (ENIL) 2

Clinical Instruktur 2

PPI Hand Hygiene 20

Workshop perawatan luka 16

Pelatihan Perawatan Luka Diabetes 2

Management of Wound Disease of Post Laparotomy 1

Pelatihan Perawatan Stoma 1

Perawatan Luka Bakar 4

GI Track Disease Management 1

Preop nursing management for lower digestive 1

Management Home care Nekrotomi 1

Nursing Cancer Care 1

Dan lain-lain ~
44

g. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan di


Ruang Kemuning

Kepuasan pasien Berdasarkan Survey yang dilakukan pihak RS pada


April 2021

Frequency Percent
Valid Tidak puas 1 5
Puas 19 95

Total 20 100.0

Berdasarkan dari hasil kuesioner yang dibagikan pada 20 orang


pasien dengan kriteria lama hari rawat>2 hari diperoleh hasil bahwa (95%)
menyatakan puas dengan pelayanan di ruangan, sementara hanya (5%) yang
menyatakan tidak puas terhadap pelayanan di ruang Kemuning. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar pasien yang dirawat di ruang
Kemuning menyatakan puas dengan pelayanan yang diberikan di ruang
Kemuning RSUD Tarakan Jakarta.

2. METODE
Visi dan Misi Ruang Kemuning RSUD Tarakan Jakarta antara lain:
Visi : Memberikan pelayanan yang optimal untuk meningkatkan harapan
hidup pasien
Misi :
1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan dalam
pengkajian pasien infeksius
2. Melakukan perencanaan proses, dan evaluasi penanganan pasien
infeksius di ruang rawat inap
3. Bekerja sama multidisiplin untuk memberikan pelayanan yang
komprehensif guna mendapatkan hasil yang optimal
4. Melakukan sosialisasi dan edukasi tentang penyakit infeksius kepada
pasien dan keluarga hingga terbentuk pemahaman tentang perawatan
penyakit infeksius.
45

Penerimaan Pasien Baru


Pasien baru diterima oleh perawat yang bertugas di ruangan
Kemuning RSUD Tarakan Jakarta. Prosedur penerimaan pasien baru
diawali dengan penerimaan informasi (pemberitahuan) dari IGD ataupun
ruang lainnya. Kemudian perawat ruangan (terutama Ketua Tim) bersama
perawat pelaksana akan mempersiapkan ruangan dan tempat tidur untuk
pasien baru. Penentuan kamar rawat berdasarkan jenis kelamin (perempuan
pada kamar bernomor ganjil, laki-laki pada kamar bernomor genap) beserta
kondisi pasien (pada umumnya pasien dengan gangren/ulkus diabetikum
berada di satu ruangan yang sama) .
Saat pasien masuk ke ruangan, perawat akan menerima identitas
pasien rawat inap beserta ringkasan pada waktu pasien masuk, pengkajian
pasien diinstalasi gawat darurat, serta stiker nama pasien. Setiap pasien baru
memiliki hak dan kewajiban yang berlaku di ruangan Kemuning RSUD
Tarakan Jakarta. Oleh karena itu, pasien dan keluarga mendapatkan
orientasi.
Hak pasien adalah :
 Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis yang
akan dilakukan mencakup :
- Diagnosa dan tata cara tindakan medis
- Tujuan tindakan medis yang dilakukan
- Alternatif tindakan lain dan risikonya
- Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
- Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
 Meminta pendapat dari dokter dan dokter spesialis.
 Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien
 Menolak tindakan medis
 Mendapatkan isi rekam medis, dalam bentuk resume medis

Kewajiban pasien antara lain :


 Mentaati segala peraturan dan tata tertib rumah sakit
 Mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam pengobataan
 Memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit
yang diderita kepada dokter yang merawat
46

 Melunasi semua imbalan atas jasa dan pelayanan rumah sakit dan/atau
dokter.
 Mematuhi hal-hal yang telah disepakati atau diperjanjikan

Metode Asuhan Keperawatan


Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan, metode asuhan
keperawatan yang dipergunakan ruang Kemuning RSUD Tarakan adalah
metode tim. Pada Ruang Kemuning RSUD Tarakan Jakarta, terdapat 2 Tim
yang dipimpin oleh 2 Katim yang terdiri atas pembagian kamar rawat
dengan nomor Ganjil dan Genap. Katim I bertanggung jawab pada pasien
yang dirawat pada kamar dengan nomor ganjil, sementara Katim II
bertanggung jawab pada pasien yang dirawat pada kamar dengan nomor
genap. Penetapan pasien yang dirawat di kamar bernomor ganjil dan genap
dilakukan berdasarkan jenis kelamin, dimana kamar nomor ganjil untuk
pasien dengan jenis kelamin perempuan, dan kamar nomor genap untuk
pasien dengan jenis kelamin laki-laki.

Standar Asuhan Keperawatan


Ruangan Kemuning RSUD Tarakan Jakarta memiliki standar asuhan
keperawatan yang terdiri dari : pengkajian keperawatan, diagnose
keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan
catatan asuhan keperawatan. Dari hasil observasi ditemukan bahwa terdapat
format pengkajian dalam bentuk check list dan pertanyaan terbuka sehingga
data pengkajian lebih lengkap.
Discharge planning sudah dilakukan dengan baik di ruangan
Kemuning RSUD Tarakan. SPO dan leaflet sudah cukup lengkap terkait
perawatan DC, suction, perawatan tracheostomy, pemberian oksigen,
perawatan stoma, perawatan luka, pemberian insulin, dan ROM. Namun,
dari hasil pengamatan dan wawancara dengan Kepala Ruangan, Ketua tim
dan beberapa perawat pelaksana didapatkan data bahwa kebutuhan akan
discharge planning khususnya pada pasien dengan luka gangren masih
perlu dilakukan optimalisasi. Hal ini terutama terkait program diet pasien
dimana pasien dengan gangren/ulkus diabetikum mengidap penyakit
47

diabetes mellitus dengan prognosis penyakit yang sangat dipengaruhi oleh


pola makan dan asupan sehari-hari. Dari hasil pengamatan juga didapatkan
beberapa pasien dengan DM + luka gangren masih mengkonsumsi makanan
diluar diet dan menyebabkan glukosa darah sulit untuk dikontrol. Hal ini
juga akan berdampak pada recovery luka dan risiko komplikasi lain akibat
diabetes melitus.
Kepegawaian/Staffing
Penyusunan daftar dinas pagi, sore, dan malam dilakukan oleh kepala
ruangan dengan ketentuan :
 Ketua Tim : hadir setiap pagi (shift pagi)
 PJ : mendapatkan delegasi penanggung jawab pada shift sore dan malam.
di dalam satu bulan masuk malam 2x, masuk hari minggu 1x, dan
tinggal 1x
 Perawat pelaksana : menjadi bagian dalam setiap tim di masing-masing
shift

Operan tanggung jawab perawatan dilakukan setiap mulai shift.


Operan tanggung jawab diikuti oleh semua perawat yang bertugas. Operan
dengan cara bed to bed dilakukan saat operan dinas pagi ke dinas sore, dinas
sore ke dinas malam, dinas malam ke dinas pagi. Operan bed to bed penting
dilakukan untuk mengetahui keadaan umum pasien sehingga perawat dapat
mengetahui perkembangan kondisi kesehatan pasien dan menentukan
tindakan perawatan selanjutnya.

Pengarahan
Gaya kepemimpinan yang diterapakan kepala ruangan di ruang
Kemuning RSUD Tarakan adalah gaya kepemimpinan demokratis.
Manajemen konflik di ruang Kemuning dilakukan dengan cara
pemecahan masalah (win-win solution) yang terdiri dari tahapan:
 Melakukan diskusi bersama
 Menyadari adanya perbedaan
 Memiliki sikap empati
48

 Asertif dialog dengan bebagai perbedaan, prinsip, dan permasalahan


sesuai dengan pengakuan kelompok
 Setuju terhadap keputusan bersama
Berdasarkan pengkajian melalui wawancara dan observasi, sistem
pendelegasian tugas keperawatan di rungan Kemuning RSUD Tarakan
dilaksanakan sesuai dengan model keperawatan Tim, dimana
pendelegasian dilakukan dari kepala ruangan kepada Ketua Tim, dan
selanjutnya Ketua Tim mendelegasikan intervensi keperawatan kepada PP
di dalam timnya. Setiap perawat juga bertanggung jawab terhadap 3-5 orang
pasien. Kebutuhan perawat masih dinilai kurang terutama jika jumlah pasien
masuk bertambah. Hal ini sesuai dengan hasil perhitungan kebutuhan tenaga
perawat yang telah dilakukan.

Pengawasan
Pemeriksan dokumentasi asuhan keperawatan pasien dilakukan
secara berkala oleh ketua tim, kepala ruangan dan bagian bidang
keperawatan terutama saat periode supervisi. Kepala ruangan memberikan
penilaian kinerja kepada setiap tenaga SDM di ruangan, baik itu tenaga
perawat (Katim, CI, PP), beserta tim kru penanggung jawab bagian (PJ
Alkes, PJ Askep, PJ amprahan, PJ 5R, PJ IPCN, PJ Mutu, dan PJ Edukasi).
Penilaian dilakukan berdasarkan form evaluasi kinerja yang sudah
ditentukan oleh Bagian Mutu. Apabila terdapat kesenjangan pada saat
penilaian kinerja maka penilaian kinerja akan dilakukan kembali oleh
kepala ruangan. Hasil penilaian kinerja perawat akan disampaikan ke
bidang keperawatan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kinerja
perawat menjadi motivasi bagi perawat dalam menjalankan tugasnya.
Untuk itu, kepala ruangan berusaha memperhatikan bagaimana kinerja
masing-masing perawat yang dipimpinnya.
49

3. MATERIAL
Pengadaan barang logistik di ruang Kemuning RSUD Tarakan Jakarta
memiliki penanggung jawab yang disebut PJ Alat Kesehatan, dilakukan oleh
3 orang tenaga. Barang logistik yang dibutuhkan akan disampaikan kepada
kepala ruangan lalu dilaporkan kepada instalasi. Jika persediaan habis, maka
penanggungjawab peralatan akan mendaftarkannya dan melaporkan kepada
kepala ruangan. Waktu untuk permintaan logistik dilakukan saat barang
logistik diperlukan, tanpa ada ketetapan waktu yang rutin.
Lokasi dan denah ruangan Kemuning RSUD Tarakan Jakarta terletak
pada Lantai 7 Gedung A yang terdiri dari : Nurse Station, Ruang Adm, Depo
Farmasi, Ruang Visite dan Ruang perawat, Ruang Coass/mahasiswa, Ruang
pantry, Ruang Logistik, dan Ruang Rawat Inap. Pengadaan logistik di ruangan
Kemuning cukup lengkap baik alat tenun maupun alat-alat kesehatan. Dalam
pengadaan logistik baik alat tenun maupun alat kesehatan diatur secara
terstruktur.
Berdasarkan hasil observasi telah tersedia pembuangan sampah yang
terpisah di ruang Kemuning, yaitu tempat pembuangan sampah medis, tempat
pembuangan sampah domestik, dan tempat pembuangan sampah benda tajam,
penggunaan papan identitas pasien sudah tidak digunakan lagi namun diganti
dengan menggunakan Id Bend. Sistem pengamprahan kebutuhan peralatan
medis yang dibutuhkan di ruangan dilakukan secara terstruktur dan terperinci
sesuai dengan kebutuhan ruangan. Jumlah tempat tidur di ruang Kemuning
terdiri dari 42 tempat tidur dan seluruhnya dalam kondisi yang baik. Beberapa
hal inventaris alat rumah tangga sudah baik seperti meja dan bantal pasien
sehingga meningkatkan rasa nyaman terhadap pasien serta pemenuhan oksigen
central yang sudah terpenuhi secara maksimal.
50

Denah Ruangan Kemuning RSUD Tarakan Jakarta

5. MONEY
Ruang di ruangan Kemuning RSUD Tarakan Jakarta memiliki sistem
budgeting yang diatur langsung oleh Direktorat RSUD Tarakan Jakarta baik
untuk pelayanan pendanaan kesehatan bagi petugas kesehatan. Setiap kegiatan
di ruangan diatur langsung oleh instalasi, ruangan hanya memberikan laporan
mengenai apa yang ingin dilakukan termasuk untuk renovasi ruangan,
sedangkan untuk pendanaan operasional dan fasilitas kesehatan diatur
langsung oleh instalasi sarana dan prasarana.
51

3.3 Analisa SWOT di Ruangan Kemuning RSUD Tarakan Jakarta


3.3.1 MAN
Strength Weakness Opportunity Threatened
 Adanya orientasi kepada pegawai baru selama 3 bulan.  Kurangnya jumlah tenaga  RSUD Tarakan  Kondisi pandemik covid
 Jumlah tenaga perawat di Ruangan Kemuning berjumlah 20 orang, dengan perawat dimana jumlah Merupakan Rumah Sakit menyebabkan sebagian dari
jenjang pendidikan dari DIII keperawatan hingga S2 Keperawatan. tenaga perawat termasuk Tipe A dan menjadi salah tenaga perawat ruang
 Dari hasil observasi diperoleh bahwa asuhan keperawatan yang diberikan kepala ruangan, Katim, dan satu RS rujukan utama di Kemuning di alihkan ke
oleh perawat sudah sesuai dengan SOP. PP adalah 20 orang/hari Jakarta. perawatan pasien covid.
 Keterampilan unggulan yang dimiliki tenaga perawat Ruang Kemuning (Pengkajian pada 23 april  Adanya bantuan tenaga
adalah Perawatan Luka. 2021). Sedangkan dari hasil perawat status PKWT
 Perawat di Ruangan Kemuning diberikan kesempatan untuk melanjutkan perhitungan jumlah tenaga  Adanya sumber daya
pendidikan. kerja menurut tingkat tambahan yaitu Nurse Aid
 Adanya penilaian hasil kinerja perawat yang dilakukan oleh kepala ruangan ketergantungan adalah 21 yang membantu pekerjaan
setiap satu kali sebulan sehingga evaluasi mutu berjalan dengan baik. orang, perawat harian.
 Perawat yang memiliki kinerja yang baik akan mendapatkan reward berupa Jadi terdapat kekurangan 1
penambahan jasa medik yang diusulkan oleh kepala ruangan, sedangkan orang perawat.
perawat yang memiliki kinerja yang kurang baik akan mendapatkan sanksi
berupa teguran dari kepala ruangan dan pengurangan jasa medik.
 Kepala ruangan memiliki gaya kepemimpinan yang terbuka dan demokratis.
 Adanya CI yang mengkoordinir mahasiswa yang sedang praktek belajar
lapangan (PBL).
 Berdasarkan hasil kuesioner kepuasan pasien diperoleh 95% menyatakan
puas dengan pelayanan di Ruangan Kemuning.
52

3.3.2 METODE

Strength Weakness Oppurtunity Threat


 Memiliki Visi dan Misi yang sesuai dengan fokus perawatan di ruangan.  Discharge planning sudah  Metode tim merupakan  Adanya tuntutan masyarakat
 Kepala ruangan telah melakukan fungsinya sesuai dengan peran pada fungsi dilakukan dengan baik salah satu metode yang yang tinggi untuk
mendapatkan pelayanan yang
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan evaluasi. Hal ini dilihat namun perlu optimalisasi efektif untuk setting
lebih cepat dan profesional.
dari adanya timbang terima rutin, bed to bed, pengawasan melalui supervisi terutama terkait edukasi ruangan dengan variasi
dan evaluasi menggunakan form evaluasi diet dan asupan harian kasus yang linier.
 Memiliki struktur organisasi yang jelas dan melakukan pendelegasian sesuai pasien dengan DM +
alur struktur dan jenis metode manajemen keperawatan (metode tim) Gangren (merupakan
 Di setiap shift, ada ketua tim atau penanggung jawab terhadap ruangan. mayoritas diagnosa pada

 Deskripsi tugas dan pendelegasian tersusun dengan komunikatif dan pasien yang dirawat di

interaktif. ruang Kemuning)

 Sudah adanya format dokumentasi yang terintegrasi (catatan integrasi) yang


digunakan sebagi dokumentasi semua tenaga medis.
 Ruangan Kemuning telah difasilitasi dengan SAK dan SOP serta penjaminan
mutu.
 Kepala ruangan melakukan supervisi terhadap seluruh unit tenaga/sumber
daya.
53

3.3.3 MATERIAL

Strength Weakness Opportunity Threatened

 Ruang Kemuning telah memberikan fasilitas gelang  Terdapat beberapa  RSUD Tarakan Jakarta  Adanya persaingan mutu pelayanan
tangan sebagai identitas pasien sebagai pengganti peletakan berkas merupakan rumah sakit tipe antar Rumah Sakit.
papan nama identitas pasien. rekam medis yang A yang memungkinkan
 Ruang Kemuning telah memiliki pembagian kamar terbuka di nurse untuk memperoleh fasilitas
rawat yang jelas. station (sifat rahasia) yang lengkap sehingga ruang
 Telah tersedia tempat sampah yang berbeda untuk jenis memiliki kesempatan yang
sampah medis, domestik dan alat- alat tajam. besar untuk melengkapi
 Ruangan Kemuning sudah menggunakan Sistem fasilitas kesehatan yang
Informasi Rumah Sakit (SIRS) yaitu sistem belum tersedia.
komputerisasi dalam pemasukan data.
54

3.3.4 MONEY

Strength Weakness Opportunity Threatened

 Ruangan Kemuning memiliki system budgeting yang  Menerima bantuan jaminan  Pasien yang tidak memiliki
diatur langsung oleh Rumah Sakit baik untuk pelayanan pembayaran Umum dan BPJS. penanggung jawab (anggota
maupun untuk pendanaan kesehatan bagi petugas  Pembayaran jasa pelayanan keluarga, dll), maka akan di
kesehatan. Umum dan BPJS langsung alihkan menjadi status Orang
 Pergantian alat yang rusak diruangan dilaporkan oleh dilakukan transaksi di Bagian Telantar (OT) yang selanjutnya
perawat pelaksana kepada penanggung jawab (PJ) alat Administrasi sesuai dengan akan dialihkan ke dinas sosial.
dan selanjutnya membuat laporan kepada bagian instalasi rincian tindakan dan pelayanan. Hal ini sedikit banyaknya akan
dan atas persetujuan kepala ruangan Kemuning.  Sistem pembayaran sudah bisa mempengaruhi masalah
 Memiliki staf admission khusus di Ruangan yang melalui ATM banking dan keuangan internal.
membantu pengurusan administrasi pasien termasuk centralisasi sehingga
keuangan. mempermudah pembayaran di
. RSUD Tarakan Jakarta
55

PRIORITAS MASALAH

1. Man

 Inefisiensi pemberian asuhan keperawatan berhubungan dengan kekurangan tenaga


perawat berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga perawat.
2. Metode

 Optimalisasi discharge planning khususnya pada pasien dengan DM + Gangren terkait

edukasi kepatuhan pola diet dan pengaturan asupan nutrisi.

3. Material

 Optimalisasi penyusunan rekam medis dalam sisi etis kerahasiaan.

3.5 Planning Of Action Management Keperawatan Profesi Ners Universitas Esa Unggul di

Ruang Kemuning RSUD Tarakan

No Masalah Rencana Tindakan Tanggal Penanggung


Pelaksanaan Jawab

1. Inefisiensi pemberian asuhan - Melakukan pelaporan hasil 26-april-2021 Dede Renovaldi


keperawatan berhubungan pengkajian kepada Kepala Ruangan Silvia Linggar A.
dengan kekurangan tenaga
perawat berdasarkan
perhitungan kebutuhan tenaga
perawat.
56

2. Optimalisasi discharge planning - Melakukan pengkajian 26-28 april 2021 Dede renovaldi
khususnya pada pasien dengan komprehensif terkait kebutuhan Silvia Linggar A
DM + Gangren terkait edukasi edukasi terkait pola diet dan Ayu Windasari
pola diet dan pengaturan asupan pengaturan asupan nutrisi.
nutrisi. - Melakukan kolaborasi dengan
konsultan gizi ruangan.
- Mempersiapkan media edukasi
kesehatan terkait pola diet dan
pengaturan asupan nutrisi pasien
dengan DM dan Gangren.
- Melakukan demonstrasi discharge
planning dengan penambahan
materi edukasi terkait pola diet dan
pengaturan asupan nutrisi pada
pasien DM dan Gangren yang
memiliki riwayat pulang.
- Melakukan evaluasi hasil
demonstrasi discharge planning
melalui kuesioner evaluasi

3. Optimalisasi penyusunan rekam - Melakukan diskusi terbuka dengan 26-28 april 2021 Dhimas Satrio A
medis dalam sisi etis perawat pelaksana ruangan terkait Indah Sundari
kerahasiaan. pentingnya etis kerahasian
dokumen pasien
- Membuat penunjuk lemari
penyimpanan dokumen rekam
medis
- Membuat dan melakukan
pemasangan animasi yang berisi
pentingnya etis kerahasiaan
dokumen rekam medis pasien.
Animasi diletakkan di beberapa
tempat strategis disekitar nurse
station.
- Evaluasi hasil pemasangan
selebaran animasi
57

Lembar monitoring Pelaksanaan Plan of Action (POA)

No Masalah Implementasi Tanggal Checklist Paraf Keterangan


dan Tidak Pembimbing/
Waktu Dilaksanakan dilaksanakan supervisor
1. Inefisiensi pemberian - Melakukan pelaporan hasil pengkajian
asuhan keperawatan kepada Kepala Ruangan
berhubungan dengan
kekurangan tenaga
perawat berdasarkan
perhitungan
kebutuhan tenaga
perawat.

2. Optimalisasi - Melakukan pengkajian komprehensif


discharge planning terkait kebutuhan edukasi terkait pola
khususnya pada diet dan pengaturan asupan nutrisi.
pasien dengan DM + - Melakukan kolaborasi dengan
Gangren terkait konsultan gizi ruangan.
edukasi pola diet dan - Mempersiapkan media edukasi
pengaturan asupan kesehatan terkait pola diet dan
nutrisi. pengaturan asupan nutrisi pasien
dengan DM dan Gangren.
- Melakukan demonstrasi discharge
planning dengan penambahan materi
edukasi terkait pola diet dan pengaturan
asupan nutrisi pada pasien DM dan
58

Gangren yang memiliki riwayat


pulang.
- Melakukan evaluasi hasil demonstrasi
discharge planning melalui kuesioner
evaluasi

3. Optimalisasi - Melakukan diskusi terbuka dengan


penyusunan rekam perawat pelaksana ruangan terkait
medis dalam sisi etis pentingnya etis kerahasian dokumen
kerahasiaan. pasien
- Membuat penunjuk lemari
penyimpanan dokumen rekam medis
- Membuat dan melakukan pemasangan
animasi yang berisi pentingnya etis
kerahasiaan dokumen rekam medis
pasien. Animasi diletakkan di
beberapa tempat strategis disekitar
nurse station.
- Evaluasi hasil pemasangan selebaran
animasi
59

DAFTAR PUSTAKA

Depkes. (2014). Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Edisi ke-1, Direktorat Pelayanan
Keperawatan. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan. Jakarta :
Depkes RI

Carpenito, L.J. (2011). Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, (Edisi 2 Bahasan
Indonesia), Jakarta : EGC

Gillies, D.A. (2010). Nursing Management: a system approach (3th Edition). Philadelpia: W.B.
Saunders

Priharjo, R (2013), Praktek Keperawatan Profesional: Konsep Dasar dan Hukum. Jakarta : EGC

Surjawati. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Keperawatan. Disampaikan dalam
Seminar Nasional Persi. Jakarta

Swansburg, R.C. (2015). Nursing Staff Development. Jones and Bartlett Publisher, Toronto

Nursalam. (2001). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional.


Edisi I. Jakarta : EGC

Nursalam. (2018). Manajemen Keperawatan, Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional.


Edisi II. Jakarta: Salemba Medik

Anda mungkin juga menyukai