BAB I
PENDAHULUAN
keperawatan sudah baik dengan proses penerapan manajemen yang benar. Hal ini
dapat dilihat mulai dari proses perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), kepegawaian (staffing), pengarahan (directing), dan pengawasan
(controlling). Beberapa hal yang perlu ditingkatkan terkait optimalisasi sumber
daya manusia (Man), metode manajemen keperawatan (Methods), material
(Materials) serta aspek keuangan (Money) menjadi sumber pengkajian dan acuan
pada praktek manajemen keperawatan, khususnya dari Profesi Ners Universitas Esa
Unggul.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
c. Jenis Perencanaan
- Perencanaan Strategi
Perencanaan strategis merupakan suatu proses berkesinambungan,
proses yang sistematis dalam pembuatan dan pengambilan keputusan masa
kini dengan kemungkinan pengetahuan yang paling besar dari efek-efek
perencanaan pada masa depan, mengorganisasikan upaya-upaya yang perlu
untuk melaksanakan keputusan ini terhadap hasil yang diharapkan melalui
mekanisme umpan balik yang dapat dipercaya. Perencanaan strategis dalam
keperawatan bertujuan untuk memperbaiki alokasi sumber-sumber yang
langka, termasuk uang dan waktu, dan untuk mengatur pekerjaan divisi
keperawatan.
- Perencanaan Operasional
Perencanaan operasional menguraikan aktivitas dan prosedur yang
akan digunakan, serta menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan,
menentukan siapa orang-orang yang bertanggung jawab untuk setiap
aktivitas dan prosedur. Menggambarkan cara menyiapkan orang-orang
untuk bekerja dan juga standard untuk mengevaluasi perawatan pasien.
Di dalam perencanaan operasional terdiri dari dua bagian yaitu
rencana tetap dan rencana sekali pakai. Rencana tetap adalah rencana yang
sudah ada dan menjadi pedoman di dalam kegiatan setiap hari, yang terdiri
dari kebijaksanaan, standard prosedur operasional dan peraturan.
Sedangkan rencana sekali pakai terdiri dari program dan proyek.
d. Manfaat Perencanaan
- Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan lingkungan.
- Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk pelaksanaan
- Memudahkan kordinasi
- Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasional
secara jelas
- Membantu penempatan tanggungjawab lebih tepat
- Membuat tujuan lebih khusus, lebih rinci dan lebih mudah dipahami
- Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
- Menghemat waktu dan dana
9
e. Keuntungan Perencanaan
- Mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak produktif.
- Dapat dipakai sebagai alat pengukur hasil kegiatan yang dicapai
- Memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya terutama
fungsi keperawatan
- Memodifikasi gaya manajemen
- Fleksibilitas dalam pengambilan keputusan
f. Kelemahan Perencanaan
- Perencanaan mempunyai keterbatasan dalam hal ketepatan informasi dan
fakta-fakta tentang masa yang akan datang
- Perencanaan memerlukan biaya yang cukup banyak
- Perencanaan mempunyai hambatan psikologis
- Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif
- Perencanaan menyebabkan terhambatnya tindakan yang perlu diambil.
- Pendelegasian wewenang.
- Pemanfaatan staff dan fasilitas fisik.
b. Langkah-langkah Pengorganisasian
- Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tugas ini sudah tertuang dalam
fungsi perencanaan.
- Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk mencapai
tujuan.
- Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan-satuan kegiatan yang
praktis.
- Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan
menyediakan fasilitas yang diperlukan.
- Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas.
- Mendelegasikan wewenang.
jumlah dan komposisi staff medis dan pelayanan medis yang diberikan.
Kebutuhan khusus individu, dokter, waktu dan lamanya ronde, jumlah test, obat-
obatan dan pengobatan, jumlah dan jenis pembedahan akan mempengaruhi
kualitas dan kuantitas personel perawat yang diperlukan dan mempengaruhi
penempatan mereka.
Pengaturan staff kemudian juga dipengaruhi oleh organisasi divisi
keperawatan. Rencana harus ditinjau ulang dan diperbaharui untuk mengatur
departemen beroperasi secara efisien dan ekonomis dengan pernyataan misi,
filosofi dan objektif tertulis, struktur organisasi, fungsi dan tanggung jawab,
kebijakan dan prosedur tertulis, pengembangan program staff efektif, dan
evaluasi periodik terencana.
Komponen yang termasuk dalam fungsi staffing adalah prinsip rekrutmen,
seleksi, orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan klasifikasi pasien.
Pengrekrutan merupakan proses pengumpulan sejumlah pelamar yang
berkualifikasi untuk pekerjaan di perusahaan melalui serangkaian aktivitas.
Tujuan orientasi pegawai baru adalah untuk membantu perawat dalam
menyesuaikan diri pada situasi baru. Produktivitas meningkat karena lebih sedikit
orang yang dibutuhkan jika mereka terorientasi pada situasi kerja. Penjadwalan
siklus merupakan salah satu cara terbaik yang dipakai untuk memenuhi syarat
distribusi waktu kerja dan istirahat untuk pegawai. Pada cara ini dibuat pola waktu
dasar untuk minggu-minggu tertentu dan diulang pada siklus berikutnya. Jadwal
modifikasi kerja mingguan menggunakan shift 10-12 jam dan metode lain yang
biasa.
- Diagnosa keperawatan terdiri dari masalah (P), penyebab (E), dan tanda/gejala
(S), atau terdiri dari masalah dan penyebab (P, E).
- Bekerjasama dengan pasien dan petugas kesehatan lainnya untuk memvalidasi
diagnosa keperawatan.
- Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa berdasarkan data terbaru.
2.3.3 Standard III : Perencanaan keperawatan
Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah
dan meningkatkan kesehatan pasien.
Kriteria proses, meliputi :
- Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan dan rencana
tindakan keperawatan
- Bekerjasama dengan pasien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan
- Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien
- Mendokumentasikan rencana keperawatan
2.3.4 Standard IV : Implementasi
Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam
proses Asuhan Keperawatan.
Kriteria proses, meliputi :
- Bekerjasama dengan pasien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
- Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan pasien.
- Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga mengenai
konsep, keterampilan asuhan diri, serta membantu pasien memodifikasi
lingkungan yang digunakan
- Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan
respon pasien.
2.3.5 Standard V : Evaluasi keperawatan
Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan
dalam pencapaian tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan.
Adapun kriteria prosesnya adalah:
- Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif,
tepat waktu dan terus-menerus
18
- Akreditasi :
Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran
dan fungsi perawat dalam memberikan Asuhan Keperawatan kepada Pasien.
Dengan demikian akan dapat diambil kesimpulan tingkat keberhasilan
pemberian Asuhan Keperawatan yang diberikan, pembinaan dan
pengembangan lebih lanjut. Hal ini selain bermanfaat bagi peningkatan mutu
sendiri, juga bagi individu perawat dalam mencapai tingkat kepangkatan yang
lebih tinggi (Nursalam, 2012).
Hal yang pokok dalam prinsip-prinsip dokumentasi adalah :
a. Dokumentasi harus dilakukan segera setelah pengkajian pertama dilakukan,
demikian juga pada setiap langkah kegiatan keperawatan
b. Bila memungkinkan, catat setiap respon pasien / keluarganya tentang
informasi/data yang penting tentang keadaannya
c. Pastikan kebenaran setiap data data yang akan dicatat
d. Data pasien harus objektif dan bukan merupakan penafsiran perawat, dalam
hal ini perawat mencatat apa yang dilihat dari respon pasien pada saat merawat
pasien mulai dari pengkajian sampai evaluasi
e. Dokumentasikan dengan baik apabila terjadi hal-hal sebagai berikut : adanya
perubahan kondisi atau munculnya masalah baru, respon pasien terhadap
bimbingan perawat
f. Harus dihindari dokumentais yang baku sebab sifat individu /Pasien adalah
unik dan setiap pasien mempunyai masalah yang berbeda.
g. Hindari penggunaan istilah penulisan yang tidak jelas dari setiap catatan yang
dicatat, harus disepakati atas kebijaksanaan institut setempat
h. Data harus ditulis secara syah dengan menggunakan tinta dan jangan
menggunakan pinsil agar tidak mudah dihapus.
i. Untuk merubah atau menutupi kesalahan apabila terjadi salah tulis, coret dan
diganti dengan yang benar kemudian ditanda tangani.
j. Untuk setiap kegiatan dokumentasi, cantumkan waktu tanda tangan dan nama
jelas penulis
k. Wajib membaca setiap tulisan dari anggota lain kesehatan yang lain sebelum
menulis data terakhir.
l. Dokumentasi harus dibuat dengan tepat, jelas dan lengkap.
21
Kepala Ruangan
Pasien/klien
Skema 1. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Fungsional
Kepala Ruangan
Perawat Primer
Pasien / Klien
Kepala Ruangan
Disamping itu, karena saat ini perawat yang ada di RS sebagian besar adalah
lulusan SPK, maka akan mendapat bimbingan dari perawat primer/ketua tim
tentang asuhan keperawatan.
Contoh: untuk ruang model MAKP ini diperlukan 26 perawat. Dengan
menggunakan model modifikasi keperawatan primer ini diperlukan 4 (empat)
orang perawat primer (PP) dengan kualifikasi Ners, di samping seorang kepala
ruang rawat juga Ners. Perawat associate (PA) 21 orang, kualifikasi pendidikan
perawat asosiasi terdiri atas lulusan D3 Keperawatan (3 orang) dan SPK (18
orang). Pengelompokan Tim pada setiap shift jaga terlihat pada gambar di bawah.
Kepala Ruang
PA PA PA PA
PA PA PA PA
PA PA PA PA
Manfaat JCIA
1. Meningkatkan kepercayaan public
2. Menyediakan lingkungan kerja yang aman dan efisien kepuasan karyawan
3. Bernegosiasi dengan sumber sumber pembayaran
4. Memperhatikan pasien dan keluarganya, menghormati hak-haknya, melibatkan
mereka dalam proses pelayanan
5. Menciptakan budaya yang terbuka
6. Membangun kepemimpinan yang kolaboratif
Persyaratan umum
1. Izin operasi
29
BAB III
ANALISIS SITUASIONAL SISTEM MANAJEMEN RUANGAN KEMUNING
RSUD TARAKAN JAKARTA
1. MAN
Gambaran hasil analisa situasi diruangan Kemuning RSUD Tarakan Jakarta
dideskripsikan sebagai berikut :
a. Gambaran ketenagaan Perawat
Gambaran tenaga perawat di ruangan Kemuning RSUD Tarakan yaitu
terdiri atas :
Jumlah Jabatan Jenjang pendidikan
1 Kepala ruangan S.Kep., Ners
2 Ketua tim/CI S.Kep., Ners., M.kep
S.Kep., Ners
10 Perawat Penanggung Jawab (PJ) S.Kep., Ners
Amd.Kep
7 Perawat Pelaksana (PP) Amd.Kep
Jumlah tenaga perawat berdasarkan pendidikan:
- S2 Keperawatan : 1 orang
- S1 Keperawatan + Ns : 3 orang
- DIII Keperawatan : 16 orang
Total : 20 orang
b. Proses Rekruitmen dan Seleksi Tenaga Kerja
Metode rekruitmen yang diterapkan di ruangan Kemuning RSUD
Tarakan, melalui ujian seleksi karyawan oleh Bagian SDM dan Komite
Keperawatan pihak rumah sakit.
Orientasi
Dalam proses memasuki tempat kerja baru, perlu adanya program
orientasi dimana kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman kepada
tenaga baru dalam menjalankan tugasnya. Pemahaman ini diberikan agar
dalam menjalankan tugasnya pegawai baru dapat menyesuaikan dengan
prosedur yang ada di rumah sakit.
Pada proses orientasi, pegawai baru akan melakukan orientasi terhadap
pekerjaan dan rumah sakit. Orientasi memberikan gambaran tentang tugas
pokok di rumah sakit dengan tujuan :
• Mempercepat proses adaptasi dan kerja sesuai dengan bidangnya
masing-masing.
35
d. Deskripsi Kerja
Setiap organisasi memiliki serangkaian tugas atau kegiatan yang harus
diselesaikan untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian kegiatan dilakukan
untuk memudahkan pembagian tugas kepala perawat sesuai dengan
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
Adapun uraian tugas yang dimiliki struktur organisasi Ruang Kemuning
RSUD Tarakan Jakarta adalah sebagai berikut :
1) Kepala Ruangan
Kedudukan
Kepala ruangan adalah seorang perawat profesional secara teknis
fungsional bertanggung jawab kepada kepala bidang keperawatan
melalui perawat pengawas keperawatan secara operasional bertanggung
jawab kepada kepala instalasi.
Tugas pokok
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan
diruang rawat yang berada di wilayah tanggung jawab nya
37
Uraian Tugas
Melaksanakan fungsi perawatan,meliputi:
- Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta lain sesuai
dengan kebutuhan
- Merencanakan jumlah jenis peralatan yang diperlukan sesuai
kebutuhan.
- Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan atau asuhan
keperawatan yang akan di selenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
- Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan meliputi:
- Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan ruang
rawat
- Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga
lain sesuai kebutuhan dan ketentuan atau peraturan yang berlaku.
- Melaksanakan program oerientasi kepada tenaga perawatan baru atau
tenaga lain yang akan bekerja di ruang rawat
- Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan
untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standard dan
ketentuan.
- Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja
sama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan diruang
rawat.
- Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan dan
tenaga lain yang beraada di wilayah tanggung jawabnya.
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang perawatan
antara lain melalui pertemuan ilmiah.
- Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta mengusahakan
pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar mencapai pelayanan
yang optimal.
- Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat,obat dan bahan
lain yang di perlukan diruang rawat.
- Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu
dalam keadaan siap pakai.
- Mempertanggung jawabkan pelaksanaan invetarisasi peralatan.
38
4) Perawat Pelaksana
Uraian Tugas
- Membaca renpra yang telah ditetapkan Katim
- Membina hubungan terapeutik dengan klien/keluarga, sebagai
lanjutan kontrak yang sudah dilakukan Katim.
- Menerima klien baru (kontrak) dan memberikan informasi format
orientasi klien/keluarga jika Katim tidak ada di tempat.
- Melakukan tindakan keperawatan pada kliennya berdasarkan renpra.
- Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan
mendokumentasikannya pada format tersedia.
- Mengikuti visite dokter bila Katim tidak ditempat.
- Memeriksa kerapian dan kelengkapan status keperawatan
- Membuat laporan pergantian dinas dan setelah selesai di paraf.
42
BTCLS 19
ACLS 1
Clinical Instruktur 2
Dan lain-lain ~
44
Frequency Percent
Valid Tidak puas 1 5
Puas 19 95
Total 20 100.0
2. METODE
Visi dan Misi Ruang Kemuning RSUD Tarakan Jakarta antara lain:
Visi : Memberikan pelayanan yang optimal untuk meningkatkan harapan
hidup pasien
Misi :
1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan dalam
pengkajian pasien infeksius
2. Melakukan perencanaan proses, dan evaluasi penanganan pasien
infeksius di ruang rawat inap
3. Bekerja sama multidisiplin untuk memberikan pelayanan yang
komprehensif guna mendapatkan hasil yang optimal
4. Melakukan sosialisasi dan edukasi tentang penyakit infeksius kepada
pasien dan keluarga hingga terbentuk pemahaman tentang perawatan
penyakit infeksius.
45
Melunasi semua imbalan atas jasa dan pelayanan rumah sakit dan/atau
dokter.
Mematuhi hal-hal yang telah disepakati atau diperjanjikan
Pengarahan
Gaya kepemimpinan yang diterapakan kepala ruangan di ruang
Kemuning RSUD Tarakan adalah gaya kepemimpinan demokratis.
Manajemen konflik di ruang Kemuning dilakukan dengan cara
pemecahan masalah (win-win solution) yang terdiri dari tahapan:
Melakukan diskusi bersama
Menyadari adanya perbedaan
Memiliki sikap empati
48
Pengawasan
Pemeriksan dokumentasi asuhan keperawatan pasien dilakukan
secara berkala oleh ketua tim, kepala ruangan dan bagian bidang
keperawatan terutama saat periode supervisi. Kepala ruangan memberikan
penilaian kinerja kepada setiap tenaga SDM di ruangan, baik itu tenaga
perawat (Katim, CI, PP), beserta tim kru penanggung jawab bagian (PJ
Alkes, PJ Askep, PJ amprahan, PJ 5R, PJ IPCN, PJ Mutu, dan PJ Edukasi).
Penilaian dilakukan berdasarkan form evaluasi kinerja yang sudah
ditentukan oleh Bagian Mutu. Apabila terdapat kesenjangan pada saat
penilaian kinerja maka penilaian kinerja akan dilakukan kembali oleh
kepala ruangan. Hasil penilaian kinerja perawat akan disampaikan ke
bidang keperawatan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kinerja
perawat menjadi motivasi bagi perawat dalam menjalankan tugasnya.
Untuk itu, kepala ruangan berusaha memperhatikan bagaimana kinerja
masing-masing perawat yang dipimpinnya.
49
3. MATERIAL
Pengadaan barang logistik di ruang Kemuning RSUD Tarakan Jakarta
memiliki penanggung jawab yang disebut PJ Alat Kesehatan, dilakukan oleh
3 orang tenaga. Barang logistik yang dibutuhkan akan disampaikan kepada
kepala ruangan lalu dilaporkan kepada instalasi. Jika persediaan habis, maka
penanggungjawab peralatan akan mendaftarkannya dan melaporkan kepada
kepala ruangan. Waktu untuk permintaan logistik dilakukan saat barang
logistik diperlukan, tanpa ada ketetapan waktu yang rutin.
Lokasi dan denah ruangan Kemuning RSUD Tarakan Jakarta terletak
pada Lantai 7 Gedung A yang terdiri dari : Nurse Station, Ruang Adm, Depo
Farmasi, Ruang Visite dan Ruang perawat, Ruang Coass/mahasiswa, Ruang
pantry, Ruang Logistik, dan Ruang Rawat Inap. Pengadaan logistik di ruangan
Kemuning cukup lengkap baik alat tenun maupun alat-alat kesehatan. Dalam
pengadaan logistik baik alat tenun maupun alat kesehatan diatur secara
terstruktur.
Berdasarkan hasil observasi telah tersedia pembuangan sampah yang
terpisah di ruang Kemuning, yaitu tempat pembuangan sampah medis, tempat
pembuangan sampah domestik, dan tempat pembuangan sampah benda tajam,
penggunaan papan identitas pasien sudah tidak digunakan lagi namun diganti
dengan menggunakan Id Bend. Sistem pengamprahan kebutuhan peralatan
medis yang dibutuhkan di ruangan dilakukan secara terstruktur dan terperinci
sesuai dengan kebutuhan ruangan. Jumlah tempat tidur di ruang Kemuning
terdiri dari 42 tempat tidur dan seluruhnya dalam kondisi yang baik. Beberapa
hal inventaris alat rumah tangga sudah baik seperti meja dan bantal pasien
sehingga meningkatkan rasa nyaman terhadap pasien serta pemenuhan oksigen
central yang sudah terpenuhi secara maksimal.
50
5. MONEY
Ruang di ruangan Kemuning RSUD Tarakan Jakarta memiliki sistem
budgeting yang diatur langsung oleh Direktorat RSUD Tarakan Jakarta baik
untuk pelayanan pendanaan kesehatan bagi petugas kesehatan. Setiap kegiatan
di ruangan diatur langsung oleh instalasi, ruangan hanya memberikan laporan
mengenai apa yang ingin dilakukan termasuk untuk renovasi ruangan,
sedangkan untuk pendanaan operasional dan fasilitas kesehatan diatur
langsung oleh instalasi sarana dan prasarana.
51
3.3.2 METODE
Deskripsi tugas dan pendelegasian tersusun dengan komunikatif dan pasien yang dirawat di
3.3.3 MATERIAL
Ruang Kemuning telah memberikan fasilitas gelang Terdapat beberapa RSUD Tarakan Jakarta Adanya persaingan mutu pelayanan
tangan sebagai identitas pasien sebagai pengganti peletakan berkas merupakan rumah sakit tipe antar Rumah Sakit.
papan nama identitas pasien. rekam medis yang A yang memungkinkan
Ruang Kemuning telah memiliki pembagian kamar terbuka di nurse untuk memperoleh fasilitas
rawat yang jelas. station (sifat rahasia) yang lengkap sehingga ruang
Telah tersedia tempat sampah yang berbeda untuk jenis memiliki kesempatan yang
sampah medis, domestik dan alat- alat tajam. besar untuk melengkapi
Ruangan Kemuning sudah menggunakan Sistem fasilitas kesehatan yang
Informasi Rumah Sakit (SIRS) yaitu sistem belum tersedia.
komputerisasi dalam pemasukan data.
54
3.3.4 MONEY
Ruangan Kemuning memiliki system budgeting yang Menerima bantuan jaminan Pasien yang tidak memiliki
diatur langsung oleh Rumah Sakit baik untuk pelayanan pembayaran Umum dan BPJS. penanggung jawab (anggota
maupun untuk pendanaan kesehatan bagi petugas Pembayaran jasa pelayanan keluarga, dll), maka akan di
kesehatan. Umum dan BPJS langsung alihkan menjadi status Orang
Pergantian alat yang rusak diruangan dilaporkan oleh dilakukan transaksi di Bagian Telantar (OT) yang selanjutnya
perawat pelaksana kepada penanggung jawab (PJ) alat Administrasi sesuai dengan akan dialihkan ke dinas sosial.
dan selanjutnya membuat laporan kepada bagian instalasi rincian tindakan dan pelayanan. Hal ini sedikit banyaknya akan
dan atas persetujuan kepala ruangan Kemuning. Sistem pembayaran sudah bisa mempengaruhi masalah
Memiliki staf admission khusus di Ruangan yang melalui ATM banking dan keuangan internal.
membantu pengurusan administrasi pasien termasuk centralisasi sehingga
keuangan. mempermudah pembayaran di
. RSUD Tarakan Jakarta
55
PRIORITAS MASALAH
1. Man
3. Material
3.5 Planning Of Action Management Keperawatan Profesi Ners Universitas Esa Unggul di
2. Optimalisasi discharge planning - Melakukan pengkajian 26-28 april 2021 Dede renovaldi
khususnya pada pasien dengan komprehensif terkait kebutuhan Silvia Linggar A
DM + Gangren terkait edukasi edukasi terkait pola diet dan Ayu Windasari
pola diet dan pengaturan asupan pengaturan asupan nutrisi.
nutrisi. - Melakukan kolaborasi dengan
konsultan gizi ruangan.
- Mempersiapkan media edukasi
kesehatan terkait pola diet dan
pengaturan asupan nutrisi pasien
dengan DM dan Gangren.
- Melakukan demonstrasi discharge
planning dengan penambahan
materi edukasi terkait pola diet dan
pengaturan asupan nutrisi pada
pasien DM dan Gangren yang
memiliki riwayat pulang.
- Melakukan evaluasi hasil
demonstrasi discharge planning
melalui kuesioner evaluasi
3. Optimalisasi penyusunan rekam - Melakukan diskusi terbuka dengan 26-28 april 2021 Dhimas Satrio A
medis dalam sisi etis perawat pelaksana ruangan terkait Indah Sundari
kerahasiaan. pentingnya etis kerahasian
dokumen pasien
- Membuat penunjuk lemari
penyimpanan dokumen rekam
medis
- Membuat dan melakukan
pemasangan animasi yang berisi
pentingnya etis kerahasiaan
dokumen rekam medis pasien.
Animasi diletakkan di beberapa
tempat strategis disekitar nurse
station.
- Evaluasi hasil pemasangan
selebaran animasi
57
DAFTAR PUSTAKA
Depkes. (2014). Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Edisi ke-1, Direktorat Pelayanan
Keperawatan. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan. Jakarta :
Depkes RI
Carpenito, L.J. (2011). Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, (Edisi 2 Bahasan
Indonesia), Jakarta : EGC
Gillies, D.A. (2010). Nursing Management: a system approach (3th Edition). Philadelpia: W.B.
Saunders
Priharjo, R (2013), Praktek Keperawatan Profesional: Konsep Dasar dan Hukum. Jakarta : EGC
Surjawati. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Keperawatan. Disampaikan dalam
Seminar Nasional Persi. Jakarta
Swansburg, R.C. (2015). Nursing Staff Development. Jones and Bartlett Publisher, Toronto