A
DENGAN POST PARTUM : KETIDAKNYAMANAN PASCA PARTUM
LAPORAN PENDAHULUAN
Untuk memenuhi tugas praktik klinik
Maternitas
yang dibina oleh Ibu Sri Muda,
Oleh
Ismatuz Zuhriyah
Kelas 3B/P17220194070
Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan Dengan Judul “Asuhan Keperawatan Pada
Ny. A Dengan Post Partum : Ketidaknyamanan Pasca Partum” ini telah diperiksa dan
disetujui pada :
Hari : ………………………..
Tanggal : ………………….. 2021
Mengetahui,
(_________________) (__________________)
Kepala Ruangan
(_______________________)
LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM (MASA NIFAS)
A. PENGKAJIAN
Pengkajian ibu post partum menurut (Doenges, 2012) dalam (Suryandri, 2019)
a. Data umum
1) Identitas pasien meliputi : nama, umur, alamat, agama, pekerjaan, suku/bangas, status
pernikahan
2) Identitas penanggung jawab : Nama, umur, alamat, pekerjaan, hubungan dengan ibu,
suku/bangsa.
b. Riwayat keluhan utama
1) Keluhan utama
Ibu dengan persalinan normal di temukan nyeri abdomen, nyeri vagina, nyeri
perineum.
2) Riwayat keluhan utama
Riwayat keluhan utama pada ibu dengan masa nifas adalah nyeri akut dan
ketidaknyamanan nyeri dikaji dengan menggunakan P, Q, R, S, T dengan
menggunakan skala 0-10. 0 : nyeri tidak di rasakan, 1-3 : nyeri ringan, 4-5 nyeri
sedang, 6-8, nyeri berat, 9-10 nyeri tak tertahankan.
P (Paliatv) : Penyabab nyeri
Q (Quality) : Nyeri seperti di tusuk, di potong
R (Regional) : Dimana rasa nyeri di rasakan
S (Severty) : Skala nyeri
T (Time) : Berapa lama nyeri berlangsung
Hasil skala nyeri diantaranya agak nyeri, nyeri ringan, nyeri sedang dapat di
alihkan, nyeri sedang tidak dapat di alihkan, nyeri sedang tidak dapat di alihkan tanpa
menggunakan analgetik, nyeri sedang, nyeri berat, nyeri berat dapat di alihkan, nyeri
berat tidak dapat di alihkan dan nyeri hebat/
3) Riwayat kesehatan sekarang
Apa yang ibu rasakan saat ini setelah melahirkan. Penampilan tidak rapih jika dari
ujung rambut sampai ujung kaki ada yang tidak rapih. Misalnya : rambut acak-acakan,
kancing baju tidak tepat, resleting tidak dikunci, baju terbalik, baju tidak diganti-
ganti.
4) Riwayat KB
Apakah ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi misalnya KB
5) Rencana KB
Apakah setelah persalinan ibu akan menggunakan KB atau tidak
6) Riwayat psikososial dan spiritual
Bagaiman hubungan ibu dengan suaminya, keluarga, lingkungan, dan perawat.
c. Pemeriksaan head to toe a)
1) Kepala : Biasanya pasien mengeluh pusing, sakit kepala
2) Wajah : Hiperpigmentasi, edema.
3) Mulut : Mukosa mulut (warna, kelembapan, lesi)
4) Mata : Konjungtiva, sklera (pupil, ukuran, kesamaan reaksi terhadap cahaya
penglihatan)
5) Leher : Pembesaran kelenjar getah bening, disertai vena jugularis.
6) Jantung dan paru : Suara napas normal
7) Payudara : Penampilan, pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan aerola
dan integritas putting, posisi bayi pada payudara, adanya kolostrum, adanya ASI,
adanya pembengkakan, benjolan, nyeri dan adanya sumbatan duktus, dan tanda-tanda
mastitis potensial.
8) Abdomen : Tinggi fundus uteri (dalam cm), lokasi kontraksi uterus atau nyeri.
9) Genitalia : Pengakajian perineum terhadap memar, edema, hematoma, penyembuhan
setiap jahitan, inflamsi. Pemeriksaan tipe, kuantitas dan bau lochea. Pemeriksaan anus
terhadap hemoroid.
10) Eksteremitas bawah : Adanya tanda edema, nyeri tekan atau panas pada betis, varises
Pengkajian pada ibu post partum hal yang dilakukan perawat akan menerapkan
pengetahuan dan pengalaman untuk mengumpulkan data tentang pasien dimulai dari
pemeriksaan dan observasi. Pengkajian menurut (Mitayani, 2013) dalam (Suryandri, 2019)
pada asuhan keperawatan pada ibu post partum antara lain :
a. Temperatur
Periksa satu kali pada satu jam pertama sesuai dengan peraturan rumah sakit, suhu tubuh
akan meningkat apabila terjadi dehidrasi atau keletihan.
b. Nadi
Periksa setiap 15 menit selama satu jam pertama atau sampai stabil, kemudian setiap 30
menit pada jam-jam berikutnya. Nadi kembali normal pada satu jam berikutnya, mungkin
sedikit terjadi bradikardi.
c. Pernapasan
Periksa setiap 15 menit dan biasanya akan kembali normal setelah satu jam post partum.
d. Tekanan darah
Periksa setiap 15 menit selama satu jam atau sampai stabil, kemudian setiap 30 menit
untuk setiap jam berikutnya. Tekanan darah ibu mungkin sedikit meningkat karena upaya
persalinan dan keletihan, hal ini akan normal kembali setelah satu jam.
e. Kandung kemih
Kandung kemih ibu cepat terisi karena diuresis post partum dan cairan intravena.
f. Fundus uteri
Periksa setiap 15 menit selama satu jam pertama kemudian setiap 30 menit, fundus harus
berada dalam midline, keras, dan 2 cm di bawah atau pada umbilikus. Bila uterus lunak,
lakukan masase hingga keras dan pijatan hingga berkontraksi ke pertengahan.
g. Sistem gastrointestinal
Pada minggu pertama post partum fungsi usus besar kembali normal
h. Kehilangan berat badan
Pada masa post partum ibu biasanya akan kehilangan berat badan lebih kurang 5-6 kg
yang disebabkan oleh keluarnya plasenta dengan berat lebih kurang 750 gram, darah dan
cairan amnion lebih kurang 1000 gram, sisanya berat badan bayi.
i. Lochea
Periksa setiap 15 menit, alirannya harus sedang. Bila darah mengalir dengan cepat,
curigai terjadinya robekan serviks.
j. Perineum
Perhatikan luka episiotomi jika ada dan perineum harus bersih, tidak berwarna, tidak ada
edema, dan jahitan harus utuh.
k. Sistem muskuloskeletal
Selama kehamilan otot-otot abdomen secara bertahap melebar dan terjadi penurunan
tonus otot. Pada periode pasca partum penurunan tonus otot jelas terlihat. Abdomen
menjadi lunak, lembut dan lemah, serta muskulus rektus abdominis memisah.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan merupakan bagian vital dalam menentukan asuhan keperawatan
yang sesuai untuk membantu pasien mencapai kesehatan yang optimal. Tujuan diagnosa
keperawatan adalah untuk mengidentifikasi respons pasien individu, keluarga, komunitas
terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (PPNI, 2016) dalam (Suryandri, 2019).
Diagnosa keperawatan yang sering muncul yaitu :
a. Ketidaknyamanan pasca partum berhubungan dengan trauma perineum selama persalinan
dan kelahiran
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik.
c. Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif, peningkatan paparan organisme
patogen lingkungan, malnutrisi, ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer,
ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Ketidaknyamanan pasca partum berhubungan dengan trauma perineum persalinan dan
kelahiran
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…….status kenyamanan
pasca partum meningkat, status pasca partum membaik
Kriteria hasil : Keluhan tidak nyaman menurun, merintih dan meringis menurun,
gelisah menurun, pemulihan perenium meningkat, TTV membaik
Intervensi :
a) Manajemen Nyeri
1) Identifikasi nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
2) Observasi respons nonverbal dari ketidaknyamanan.
3) Kontrol lingkungan yang dapat memperberat rasa nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan.
4) Ajarkan teknik nonfarmakologis yaitu teknik relaksasi napas dalam.
5) Kolaborasi pemberian analgesik
b) Perawatan Pasca Partum
1) Monitor tanda-tanda vital
2) Monitor keadaan lokia (mis. warna, jumlah)
3) Periksa perineum atau robekan (kemerahan, edema, ekimosis, pengeluaran,
penyatuan jahitan)
4) Identifikasi kemampuan ibu merawat bayi
5) Identifikasi adanya masalah adaptasi psikologis ibu Post Partum
6) Dukung ibu untuk melakukan ambulasi dini
7) Berikan kenyamanan pada ibu
8) Fasilitasi tali kasih ibu dan bayi secara optimal
9) Diskusikan kebutuhan aktivitas dan istirahat selama masa Post Partum
10) Diskusikan tentang perubahan fisik dan psikologis ibu Post Partum
11) Diskusikan penggunaan alat kontrasepsi
12) Jelaskan tanda bahaya nifas pada ibu dan keluarga
13) Jelaskan pemeriksaan pada ibu dan bayi secara rutin
14) Ajarkan cara perawatan perineum yang tepat
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama.........rasa nyeri teratasi
Kriteria hasil : Mengidentifikasi dan menggunakan intervensi untuk mengatasi
ketidaknyamanan dengan tepat, mengungkapkan berkurangnya ketidaknyamanan.
Intervensi :
1) Lakukan pengkajian nyeri yang komperhensif meliputi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intesitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus
2) Identifikasi faktor-faktor yang dapat menurunkan atau memperberat nyeri
3) Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap
ketidaknyamanan
4) Kurangi atau eliminasi faktor-faktor yang dapat mencetuskan atau meningkatkan
nyeri
5) Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
6) Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri
c. Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif, peningkatan paparan
organisme patogen lingkungan, malnutrisi, ketidakadekuatan pertahanan tubuh
primer, ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ....... diharapkan infeksi
tidak terjadi.
Kriteria hasil: Mendemonstrasikan tehnik-tehnik untuk menurunkan risiko/
meningkatkan penyembuhan, menunjukan luka yang bebas dari drainase purulen dan
bebas dari infeksi, tidak febris, dan mempunyai aliran lokhea dan karakter normal.
Intervensi :
1) Bersihkan lingkkungan dengan baik setelah digunakan untuk setiap pasien
2) Ganti perawatan per pasien sesuai protokol institusi
3) Batasi jumlah pengunjung
4) Ajarkan pasien teknik mencuci tangan dengan tepat
5) Anjurkan pengunjung untuk mencuci tangan pada saat memasuki dan
meninggalkan ruangan pasien
6) Gunakan sabun antimikroba untuk cuci tangan yang sesuai
7) Cuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan perawatan pasien
8) Lakukan tindakan-tindakan pencegahan yang bersifat universal
9) Pakai sarung tangan sebagaimana dianjurkan oleh kebijakan pencehagan universal
10) Pakai pakaian ganti atau jubah saat menangani bahan-bahan yang infeksius
11) Pakai sarung tangan steril dengan tepat
12) Pastikan teknik perawatan luka yang tepat
13) Tingkatkan intake nutrisi yang tepat
14) Dorong untuk beristirahat
15) Berikan terapi antibiotik yang sesuai
16) Anjurkan pasien untuk meminum antibiotik seperti yang diresepkan
17) Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala infeksi
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Pelaksanaan atau implementasi keperawatan merupakan komponen dari proses
keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan (Potter and Perry, 2006).
Pengertian tersebut menekankan bahwa implementasi adalah melakukan atau menyelesaikan
suatu tindakan yang sudah direncanakan pada tahap perencanaan atau intervensi. Terdapat
beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat dari rasa
nyeri yang dialami oleh ibu post partum. Implementasi lebih ditujukan pada upaya
manajemen nyeri dan perawatan pasca persalinan (PPNI, 2018) dalam (Suryandri, 2019).
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Tindakan intelektual yang melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa
jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaan sudah berhasil dicapai.
Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses keperawatan, evaluasi merupakan
bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan.
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Hal ini
bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien.
Format evaluasi menggunakan :
S : Data subjektif, yaitu data yang diutarakan klien dan pandangannya terhadap data tersebut
O : Data objektif, yaitu data yang di dapat dari hasil observasi perawat, termasuk tanda-tanda
klinik dan fakta yang berhubungan dengan penyakit pasien (meliputi data fisiologis, dan
informasi dan pemeriksaan tenaga kesehatan).
A : Analisa adalah analisa ataupun kesimpulan dari data subjektif dan objektif.
P : Planning adalah pengembangan rencana segera atau yang akan datang untuk mencapai
status kesehatab klien yang optimal (Hutaen, 2010) dalam (Suardi, 2020).
Macam-macam evaluasi :
a. Evaluasi formatif
Hasil observasi dan analisa perawat terhadap respon pasien segera pada saat setelah
dilakukan tindakan keperawatan. Ditulis pada catatan perawat.
b. Evaluasi sumatif
Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan sesuai waktu
pada tujuan. Ditulis pada catatan perkembangan dengan pendekatan SOAP.
S. Data subjektif, yaitu data yang diutarakan klien dan pandangannya terhadap data
tersebut
O. Data objektif, yaitu data yang di dapat dari hasil observasi perawat, termasuk tanda-
tanda klinik dan fakta yang berhubungan dengan penyakit pasien (meliputi data fisiologis,
dan informasi dan pemeriksaan tenaga kesehatan).
A. Analisa adalah analisa ataupun kesimpulan dari data subjektif dan objektif.
P. Planning adalah pengembangan rencana segera atau yang akan datang untuk mencapai
status kesehatab klien yang optimal.
Adapun ukuran pencapaian tujuan tahap evaluasi dalam keperawatan meliputi :
1) Masalah teratasi, jika klien menunjukan perubahan sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil
yang telah ditetapkan.
2) Masalah teratasi sebagian, jika klien menunjukan perubahan sebagian dari kriteria hasil
yang telah ditetapkan.
3) Masalah tidak teratasi, jika klienn tidak menunjukan perubahan dan kemajuan sama sekali
yang sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan dan atau bahkan timbul
masalah/diagnosa keperawatan baru.
(Hutaen, 2010) dalam (Suardi, 2020).
DAFTAR RUJUKAN