Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIK

PRAKTIK KEPERAWATAN (PK 5)


KEPERAWATAN ANAK
MAHASISWA PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

LAPORAN PENDAHULUAN
“BAYI BARU LAHIR DENGAN KELAINAN CEPHAL HEMATOMA”

Disusun oleh :
Echa Amelia
NIM. P07220219010

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI SARJANA
TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN BAYI BARU LAHIR DENGAN

”CEPHAL HEMATOMA”

A. TINJAUAN TEORI

1. BAYI BARU LAHIR (BBL)


A. Definisi BBL
- Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru lahir mengalami proses
kelahiran, berusia 0 - 28 hari, BBL memerlukan penyesuaian fisiologis
berupa maturase, adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke
kehidupan (ekstrauterain) dan toleransi bagi BBL utuk dapat hidup dengan
baik (Marmi dkk, 2015).
- Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia kehamilan
genap 37-41 minggu, dengan presentasi belakang kepala atau letak
sungsang yang melewati vagina tanpa memakai alat. (Tando, Naomy Marie,
2016).
B. Ciri-ciri BBL Normal
- Berat badan 2500-4000 gram2.
- Panjang badan lahir 48-52 cm3.
-  Nilai AS 7-104.
- LIDA 30-38 cm5.
- LIKA 33-35 cm6.
- Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180x/menit,
kemudianmenurun 120x/menit
- Pernapasan pada menit pertama cepat kira-kira 80x/menit
kemudianmenurun kira-kira 40x/menit.8.
- Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukupterbentuk
dan diliputi vernik caseosa.9.
- Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telahsempurna.
- Genitalia :
Perempuan = labia mayora sudah menutupi labia minora
Laki-laki = testis sudah turun
- Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
- Reflek morro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkangerakan
seperti memeluk.
- Graff reflek sudah baik, apabila diletakkan sesuatu benda di atas
telapaktangan bayi akan menggenggam.
- Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam
pertama,mekonium berwarna hitam kecoklatan

2. CEPHAL HEMATOMA
A. Definisi
- Cephal hematoma merupakan suatu perdarahan subperiostal tulang
tengkorak berbatas tegas pada tulang yang bersangkutan dan tidak
melewati sutura. Cephal hematoma timbul pada persalinan dengan
tindakan seperti tarikan vakum atau cunam, bahkan dapat pula terjadi
pada kelahiran sungsang yang mengalami kesukaran melahirkan kepala
bayi (Puspita, 2013).
- Cephal hematoma adalah pembengkakan pada daerah kepala yang
disebabkan karena adanya penumpukan darah akibat perdarahan pada
subperiostinum (Dewi, 2012).
- Cephal hematoma merupakan pengumpulan darah di subperiosteal
akibat rupture pembuluh darah yang berada di antara tulang tengkorak
dengan periosteum. Kelainan ini berbatas tegas pada tulang yang
bersangkutan dan tidak melampui sutura. Tulang tengkorak yang sering
terkena adalah tulang parietal dan tulang oksipital, ditemukan pada 0,5-
2 % dari kelahiran hidup (Prawirohardjo, 2010).

B. Etiologi
Menurut Dewi (2012), cephal hematoma disebabkan oleh :

1) Tekanan jalan lahir yang terlalu lama pada kepala waktu


persalinan.
2) Molase yang terlalu kuat sehingga selaput tengkorak robek.
3) Partus dengan tindakan seperti forsep dan vakum ekstraksi.

- Sedangkan menurut Maryunani (2009), penyebab dari cephal


hematoma adalah :
1) Persalinan dengan tindakan ekstraksi vakum atau cunam.
2) Kelahiran sungsang yang mengalami kesukaran melahirkan
kepala bayi

C. Klasifikasi
Cephalohematoma terjadi pada 2% dari kelahiran. Cephalohematoma
terjadi di lapisan otak bayi yaitu periosteum. Periosteum merupakan lapisan
tebal yang mencakup seluruh permukaan lapisan otak. Periosteum terdiri
dari dua lapisan antara lain:

- Lapisan fibrosa Luar: Lapisan fibrosa luar terdiri sel kolagen yang
memproduksi fibroblas dan serat saraf. Lapisan luar juga mengandung
banyak pembuluh darah yang memasok osteosit

- Lapisan Dalam: Lapisan peiosteum bagian dalam terdiri dari sel progenitor
osteoblas sebaagi sel pembuatan tulang

Fungsi periosteum adalah untuk menjaga perkembangan tulang baru selama


kehidupan janin hingga anak-anak. Membran padat tersebut menutupi
permukaan tulang juga bersatu dengan dura meter pada bagian tertentu dan
melindungi otak.

D. Manifestasi Klinis

Menurut Puspita (2013), tanda-tanda dan gejala dari cephal


hematoma adalah :

1) Benjolan cephal hematoma tampak berbentuk benjolan


difus, berbatas tegas, tidak melampaui sutura karena
periosteal tulang berakhir di sutura.
2) Pada perabaan teraba adanya fluktuasi karena merupakan
suatu timbunan darah yang letaknya di rongga subperiosteal
yang sifat terjadinya perlahan-lahan.
3) Benjolan biasanya baru tampak jelas beberapa jam setelah
bayi lahir (umur 6-8 jam) dan dapat membesar sampai hari
kedua dan ketiga.

4) Benjolan biasanya tampak di daerah tulang parietal, kadang-


kadang ditemukan di tulang frontal.
5) Benjolan dapat bersifat soliter atau multipel.

E. Pemeriksaan Penunjang

Cephal hematoma pada umumnya tidak memerlukan pengobatan


khusus dan biasanya mengalami resolusi sendiri dalam 2-8
minggu tergantung besar kecilnya benjolan. Apabila adanya gejala
susunan saraf pusat dan benjolan pada cephal hematoma terlalu
besar dan disertai dengan riwayat kelahiran kepala yang sukar
dengan atau tanpa tarikan cunam yang sulit ataupun kurang
sempurna maka perlu dilakukan pemeriksaan radiologik
(Maryunani, 2012).

F. Patofisiologi

Menurut Prawirohardjo (2010), patofisiologi terjadinya cephal


hematoma adalah sebagai berikut :
6) Cephal hematoma terjadi akibat robeknya pembuluh darah yang
melintasi tulang kepala ke jaringan periosteum. Robeknya
pembuluh darah ini dapat terjadi pada persalinan lama. Akibat
pembuluh darah ini timbul timbunan darah di daerah sub
periosteal yang dari luar terlihat benjolan.
7) Bagian kepala yang hematoma biasanya berwarna merah akibat
adanya penumpukan darah di daerah sub periosteum.

G. Penatalaksanaan
Menurut Dewi (2012), penataksanaan bayi baru lahir dengan
cephal hematoma antara lain :
- Pengawasan keadaan umum bayi
- Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar matahari
yang cukup.
- Pemberian ASI yang adekuat, mengajarkan pada ibu teknik
menyusui yang benar.
- Jika ada luka dijaga agar tetap bersih dan kering.
- Apabila dicurigai terjadi fraktur tulang tengkorak, harus dilakukan
pemeriksaan lain seperti foto torak.
- Lakukan pemeriksaan radiologik apabila dicurigai terdapat
gangguan susunan saraf pusat, seperti tampak benjolan yang
sangat luas.

H. Komplikasi
Cephalohematoma dapat menimbulkan komplikasi apabila tidak
diperhatikan dengan segera meskipun dapat hilang dengan sendirinya.
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi antara lain:
- Infeksi,
- Ikterusm
- Fraktur tulang tengkorak.

Perbedaan cephalohematoma dengan kaput suksedaneum adalah lain halnya


dengan cephalohematoma, kaput suksedanum juga merupakan
pembengkakan atau benjolan, tetapi ini terjadi akibat adanya penumpukan
getah bening akibat tekanan pada bagian kepala saat jalan lahir. Pada kaput
suksedaneum, pembengkakan dapat melewati sutura dengan batas yang
tidak jelas. Benjolan akan menghilang perlahan selama 3 minggu.

Anda mungkin juga menyukai