“B” Dengan Diabetes Millitus Diruang Igd Rumah Sakit Labuang Baji Makassar
ISSN 2654-4563
Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada
Vol.7,Issue,1, pp. 1395-1398, Juni 2019
Research Article
STUDI KASUS PADA PASIEN Tn. “B” DENGAN DIABETES MILLITUS DIRUANG IGD
RUMAH SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR
sebagai Indonesia Sehat 2010 (Depkes RI, 2008). Berdasarkan uraian diatas maka dapat
Untuk dapat mewujudkan visi Indonesia Sehat disimpulkan bahwa Diabetes Millitus adalah gangguan
2010, ditetapkan empat misi pembangunan kesehatan sistem endokrin yang bersifat kronis yang mengalami
meliputi menggerakkan pembangunan nasional gangguan metabolisme karbohidrat, protein, lemak,
berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian sebagai akibat dari kekurangan hormon insulin yang
masyarakat untuk hidup sehat, memelihara dan dihasilkan oleh beta pankreas (Marylinn, 2005):
meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata dan terjangkau serta memelihara dan Konsep Keperawatan
meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan Asuhan keperawatan merupakan proses
masyarakat beserta lingkungannya (Depkes RI, 2008). terapeutik yang melibatkan hubungan kerjasama
Penyelenggaraan upaya kesehatan dilaksanakan antara perawat dengan klien dan keluarga, untuk
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan, mencapai tingkat kesehatan yang optimal dalam
melalui upaya peningkatan kesehatan, pencegahan melakukan proses terapeutik maka perawat
penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan melakukan metode ilmiah yaitu proses keperawatan
kesehatan serta upaya khusus melalui pelayanan (Tjokronegoro Artjatmo, 2009).
kemanusiaan dan darurat atau krisis. Selanjutnya, Proses keperawatan merupakan tindakan yang
pemerataan dan peningkatan mutu pelayanan berurutan yang dilakukan secara sistematis dengan
kesehatan perlu terus menerus diupayakan. Status latar belakang pengetahuan komprehensif untuk
kesehatan masyarakat diusahakan ditingkatkan mengkaji status kesehatan klien, mengidentifikasi
melalui pencegahan dan pengurangan morbiditas, masalah dan diagnosa, merencanakan intervensi,
mortalitas dan kecatatan dalam masyarakat melalui mengimplementasikan rencana dan mengevaluasi
upaya peningkatan (promosi) hidup sehat, rencana sehubungan dengan proses keperawatan
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular pada klien dengan gangguan sistem endokrin dan
serta pengobatan penyakit dan rehabilitasi. Prioritas Metabolik (Brunner dan Suddart, 2007).
utama diberikan kepada penanggulangan penyakit
menular dan wabah yang cenderung meningkat Metode Penelitian
(Depkes RI, 2008). Studi Kasus desain deskriptif dimana akan
menjelaskan tentang kasus yang dialami oleh pasien
Kajian Literatur dengan Diabetes Militus. Subyek dari studi kasus ini
Pengertian Diabtes Militus adalah pasien Tn.”B” dengan Diabtes Militus yang
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit dirawat di instalasi uni gawatdarurat rumah sakit
kronis yang memberikan gangguan multi sistem dan Labuang Baji Makassar. Prosedur pengumpulan data
mempunyai karakteristik hyperkalemia yang dan instrumen pengumpul data yang digunakan
disebabkan oleh defisiensi insulin atau kerja yang dalam studi kasus, diuraikan pada bagian ini.
tidak adekuat (Smeltzer, 2007). Penyusunan bagian awal instrumen dituliskan
Diabetes mellitus adalah penyakit kronik karakteristik responden: umur, pekerjaan, sosial
yang kompleks yang mengakibatkan adanya gangguan ekonomi, jenis kelamin, dll. Jenis instrument yang
metabolisme karbohidrat, protein, lemak dan sering digunakan pada ilmu keperawatan
berkembang menjadi komplikasi makrovaskuler, diklasifikasikan menjadi 5 bagian (Nursalam, 2003),
mikrovaskuler dan neurologis (Long, 2007). yaitu:
Diabetes Mellitus adalah keadaan 1) Biofisiologis (Pengukuran yang berorientasi pada
hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan dimensi fisiologis manusia, baik invivo maupun
metabolik akibat hormon yang menimbulkan berbagai invitro)
komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan 2) Observasi (terstruktur dan tidak terstruktur)
pembuluh darah disertai lesi pada membran basalis 3) Observasi dapat dilaksanakan dengan
dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron menggunakan beberapa model instrumen, antara
(Mansjoer, 2006). lain:
4) Catatan Anecdotal: mencatat gejala-gejala khusus
atau luar biasa menurut urutan kejadian
5) Catatan Berkala: mencatat gejala secara
berurutan menurut waktu namun tidak terus
menerus
6) Daftar Cek List: menggunakan daftar yang
memuat nama observe disertai jenis gejala yang
diamati
7) Wawancara (terstruktur dan tidak terstruktur)
Kuesioner (pengumpulan data secara formal
untuk menjawab pertanyaan tertulis)
Skala Instrumen studi kasus yang digunakan
dalam studi kasus hendaknya telah teruji validitas dan
reliabilitasnya. Dalam melakukan pengumpulan data,
2 Page
Trimaya Cahya Mulat , Studi Kasus Pada Pasien Tn. “B” Dengan Diabetes Millitus Diruang Igd Rumah Sakit Labuang Baji Makassar
studi kasus harus cermat, intensif dan komprehensif Diagnosa ini tidak diangkat pada kasus
sehingga didapatkan data yang akurat. karena pasien tidak menunjukkan adanya tanda-
Metode Studi kasus data diolah menggunakan tanda ketidakberdayaan, pasien nampak tegar dan
aturan-aturan yang disesuaikan dengan pendekatan berusaha untuk sembuh dari penyakitnya. Kurang
studi kasus. Pada umumnya, jenis studi kasus ini pengetahuan tentang penyakit, prognologis dan
pengolahan datanya secara naratif bersumber dari kebutuhan pengobatan berhubungan dengan
fokus studi dan sesuai dengan tujuan yang telah kurangnya pemajanan / mengingat, kesalahan
ditetapkan. interpretasi informasi.
Penyajian data disesuaikan dengan desain penelitian 3. Intervensi
deskriptif yang dipilih: Untuk Penelitian Studi Kasus: Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake
data disajikan secara tekstular/narasi dan dapat menurun Intervensi yang direncanakan : Timbang
disertai dengan cuplikan ungkapan verbal dari subyek BB tiap hari, Tentukan program diet pada pola
penelitian yang merupakan data pendukungnya. makan pasien, Identifikasi makanan yang disukai,
Libatkan keluarga pasien dalam perencanaan
Hasil maknan, Observasi tanda-tanda hipoglikemia,
Hasil penelitian ini dapat dikemukakan Lakukan konsultasi dengan ahli diet.
kesenjangan yang ada antara teori dengan kasus nyata Kelemahan berhubungan dengan penurunan
pada pasien dengan gangguan sistem endokrin energi metabolik Intervensi yang direncanakan :
Diabetes Mellitus. Untuk memudahkan pembahasan, Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan
penulis menggunakan pendekatan proses aktifitas, Berikan aktivitas alternatif dengan
keperawatan. periode istirahat yang cukup, antau nadi,
1. Pengkajian frekuensi pernapasan dan tekanan darah
Dari data diatas penulis menyimpulkan sebelum/sesudah aktifitas, Tingkatkan partisipasi
bahwa antara teori dan kasus terdapat pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
kesenjangan, dimana ada data pada teori tidak Ansietas b/d perubahan status kesehatan
ditemukan pada kasus, data tersebut yaitu: Mual Intervensi yang direncanakan : Dorong pasien
Karena waktu pengkajian pasien tidak ada untuk mengungkapkan perasaannya, Bantu klein
keluhan mual. Poliuria,Karena tidak mengalami untuk meningkatkan mekanisme coping, Bina
tanda-tanda poliuria. Polidipsi, Karena pasien hubungan slaing percaya dengan pasien,
tidak mengalami tanda-tanda polidipsi. Memberikan HE kepada keluarga agar tidak
Gangguan, istirahat dan tidur, Karena pasien memikirkan penyakitnya.
tidak pernah merasa tidurnya terganggu. Kulit 4. Implementasi
kering, Karena tugor kulit baik. Gatal, Karena Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
pasien tidak merasa gatal. kepada pasien -tidak ditemukan
kendala/hambatan yang ditetapkan dalam
intervensi secara teoritis dapat dilaksanakan di
2. Diagnosa lahan praktek.
Diagnosa yang ada pada teori tetapi tidak Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
terdapat pada kasus yaitu : Kekurangan volume pada pasien Tn “B” implementasi secara teori
cairan tubuh berhubungan dengan diureis semua bisa diaplikasikan dalam pelaksanaan di
osmotik. Diagnosa ini tidak diangkat pada kasus ruangan, yaitu : Diagnosa keperawatan : Nutrisi
kerena pada saat pengkajian tidak ditemukan kurang dari kebutuhan b/d intake menurun.
tanda-tanda kekurangan volume cairan seperti Keperawatan yang telah diberikan yaitu
bibir kering, turgor kulit jelek, dan peningkatan melibatkan keluarga pasien dalam perencanaan
nadi dan suhu. Selain itu di dapatkan data makan. Diagnosa keperawatan : Kelemahan
terpenuhinya kebutuhan cairan dimana pasien berhubungan dengan penurunan energi metabolik.
minum air 6 - 7 gelas/hari ditambah dengan Keperawatan yang telah diberikan yaitu:
cairan infus 16 tts/menit. Resiko infeksi mendiskusikan dengan pasien kebutuhan akan
berhubungan dengan hyperglikemia/adanya luka. aktifitas.
Diagnosa ini tidak diangkat pada kasus karena Diagnosa keperawatan: Ansietas b/d
pada saat pengkajian tidak ditemukan adanya perubahan status kesehatan. Keperawatan yang
luka. telah diberikan. yaitu: mendorong pasien untuk
Perubahan persepsi sensori b/d mengungkapkan perasaannya.
ketidakseimbangan glukosa/insulin dan atau
elektrolit. Diagnosa ini tidak diangkat pada kasus 5. Evaluasi
karena pada pengkajian pasien tidak ditemukan Evaluasi keperawatan antara teori dan kasus
adanya tanda-tanda perubahan persepsi sensori, mengacu pada kriteria tujuan, evaluasi masalah
seperti penurunan tingkat kesadaran, Waktu keperawatan dilakukan melalui evaluasi proses
dikaji pasien tampak tenang. Ketidakberdayaan keperawatan. Berdasarkan evaluasi yang
b/d penyakit jangka panjang/ progresif yang dilakukan, maka dari tiga diagnosa yang
dapat diobati dan ketergantungan pada orang lain ditemukan ada satu diagnosa yang belum teratasi
3 Page
Trimaya Cahya Mulat , Studi Kasus Pada Pasien Tn. “B” Dengan Diabetes Millitus Diruang Igd Rumah Sakit Labuang Baji Makassar
4 Page