Anda di halaman 1dari 7

0

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


DIABETES MELITUS
DI RSUD MADANI PALU

Disusun Oleh :

Nindya Resmala

NIM : PO7120121026

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI
D3 KEPERAWATAN PALU
TAHUN 2023
1

BAB 1

PENDAHHULUAN

A. Latar belakang

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit yang tidak dapat

disembuhkan dan membutuhkan pengelolaan seumur hidup dalam mengontrol

kadar gula darah, agar dapat meningkatkan kualitas hidup penderita

(Sulistyowati & Asnindari, 2017).

Menurut World Health Organization (WHO, 2017) jumlah orang dengan

diabetes telah meningkat dari 108 juta pada tahun 1980 menjadi 422 juta pada

tahun 2014. Pada 2015, sekitar 1,6 juta kematian secara langsung disebabkan

oleh diabetes. WHO memprediksi bahwa diabetes akan menjadi penyebab

kematian ketujuh di tahun 2030. Indonesia menempati peringkat ke-7 di dunia

sebesar 10 juta jiwa. (Sulistyowati & Asnindari, 2017)

Diabetes Mellitus (DM) ialah penyakit metabolik yang terjadi ketika

pankreas tidak mampu memproduksi insulin yang cukup atau agar ketika tubuh

tidak dapat secara efektif menggunakan insulin sesuai kebutuhan tubuh,

ditandai adanya peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia)

disertai munculnya gejala khas yakni urin yang keluar dalam jumlah banyak

(Indriani et al., 2019). Kadar glukosa darah normal di dalam tubuh pada waktu

puasa dan 2 jam setelah makan adalah 100 mg/dL dan 140 mg/dL. Pada

toleransi glukosa yang terganggu menyebabkan keadaan hiperglikemia dengan

1
2

kadar glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan yaitu 100-125 mg/dL dan

140-199 mg/dL (Sugiharto, 2019).

Peningkatan jumlah kasus DM yang terus bertambah dan

penatalaksanaan yang kurang tepat dapat mengakibatkan komplikasi seperti

retinopati diabetik, penyakit kardiovaskuler, nefropati diabetik, neuropati

diabetik (ulkus kaki), salah satu komplikasi yang sering terjadi yaitu ulkus kaki

diabetik. Terjadinya ulkus kaki diabetik diawali dengan adanya hiperglikemia

pada pasien diabetes mellitus (Rona 2021)

Ulkus diabetikum adalah luka yang dialami oleh penderita diabetes

melitus pada area kaki dengan kondisi luka mulai dari luka superficial, nekrosis

kulit, sampai luka dengan ketebalan penuh, yang dapat meluas ke jaringan lain

seperti tendon, tulang dan persendian. Jika ulkus dibiarkan tanpa

penatalaksanaan yang baik akan mengakibatkan infeksi atau gangren

(Setiyawan, 2016).

Masalah keperawatan yang muncul pada kasus ulkus diabetikum

diantaranya adalah gangguan integritas kulit/jaringan ditandai dengan adanya

kerusakan jaringan pada lapisan kulit seperti adanya nyeri, perdarahan

kemerahan dan hematoma. Penanganan yang dilakukan pada pasien ulkus

diabetikum yaitu melakukan perawatan luka untuk membantu proses

penyembuhan dan mencegah komplikasi, memberikan edukasi tentang

perawatan luka dan penerapan diet berupa pengaturan makananuntuk

membantu meningkatkan kualiatas hidup dan mempertahankan kadar gula


3

darah normal sehingga angka kesmbuhan meningkat (Yuniarti, 2015). Hal ini

sejalan dengan penelitian (Rahman, 2020) bahwa dengan edukasi perawatan

luka pada penderita ulkus diabetikum dapat memberikan pemahaman pada

penderita sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan.

Secara umum dituliskan Kolcaba di dalam teori comfort yang

dikembangkannya menyebutkan adanya holistic comfort yang merupakan

sebuah bentuk kenyamanan yang mencakup tiga tipe kenyamanan yaitu relief,

ease, dan transcendence. Relief diartikan sebuah kondisi resipien yang

memerlukan penanganan spesifik dan segera, ease dimaknai kondisi tenteram

atau kepuasan hati dari pasien yang terjadi karena hilangnya ketidaknyamanan

fisik yang dirasakan pada semua kebutuhannya, sedangkan transcendence

didefenisikan sebagai keadaan seorang individu yang dapat mengatasi

masalah dari ketidaknyamanan yang terjadi. Kolcaba sendiri, memandang

bahwa kenyamanan merupakan kebutuhan dasar seseorang yang bersifat

holistic yang meliputi kenyamanan fisik, psikospiritual, sosiokultural, dan

lingkungan. (Risnah & Muhammad Irwan, 2021)


4

B. Rumusan masalah

Bagaimanakah penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan

diabetes melitus di RSUD MADANI PALU.

C. Tujuan penulisan

1. Tujuan umum

Melakukan Asuhan Keperawatan Pada pasien Di Rsud Madani

palu.

2. Tujuan khusus

a. Melakukan pengkajian keperawatan Pada pasien di Rsud Madani palu.

b. Menetapkan diagnosa keperawatan Pada pasien di Rsud Madani palu.

c. Menyusun perencanaan keperawatan Pada Pada pasien di Rsud

Madani palu.

d. Melaksanakan implementasi keperawatan Pada pasien di Rsud Madani

palu.

e. Melakukan evaluasi keperawatan Pada pasien di Rsud Madani palu.

D. Manfaat penulisan

1. Manfaat teoritis

Meninkatkan pengetahuan bagi pembaca agar dapat lebih memahami

bagaimana penanganan atau tindakan mandiri perawat yang dapat

dilakukan jika mendapat kasus yang sama.


5

2. Manfaat praktisi

a. Bagi Poltekkes Kemenkes Palu

Manfaat bagi instansi akademik yaitu dapat digunakan sebagai

referensi bagi intitusi pendididkan untuk mengembangkan ilmu

tentang asuhan keperawatan dengan kasus diabetes melitus.

b. Bagi Rumah Sakit Umum Madani

Manfaat penulisan karya ilmiah ini bagi rumah sakit yaitu dapat

digunakan sebagai acuan dalam melakukan tindakan asuhan

keperawatan pada pasien dengan kasus diabetes militus.

c. Bagi Pembaca

Manfaat penulisan karya ilmiah ini bagi pembaca yaitu menjadi

sumber referensi dan informasi bagi orang yang membaca.


6

DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M. R. (2014). Nursing Theorist And Their Work. St. Louis, Missouri :
Elsevier

Basri, B., utami, T., & Mulyadi, E. (2020). Konsep Dasar Dokumentasi Keperawatan.
Bandung: CV. Media Sains Indonesia.

Ernawati, N. (2019). Implementasi dana Evaluasi Keperawatan Dengan Pendekatan


Kasus. Modul 3 Metodologi Keperawatan

Everett, E. (2018). Update on management of diabetic foot ulcers. Annals Of


The New York Academy Of Sciences, 2.

Fitria, E., Nur, A., Marissa, N., & Ramadhan, N. (2017). Karakteristik Ulkus
Diabetikum pada Penderita Diabetes Mellitus di RSUD dr. Zainal Abidin dan
RSUD Meuraxa Banda Aceh. Buletin Penelitian Kesehatan Vol. 45 No. 3,
153-160.

Hastuti, R. (2008). Faktor-Faktor Risiko Ulkus Diabetika pada Penderita Diabtes

Mellitus. Semarang: Program Studi Magister Epidemiologi Program Pasca

Indriani, S., Amalia, I. N., & Hamidah, H. (2019). Hubungan Antara Self Care
Dengan Insidensi Neuropaty Perifer Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II
RSUD Cibabat Cimahi 2018. Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health
Sciences Journal, 10(1), 54–67.

Morison. 2014. Manajemen Luka. Jakarta: EGC


vv

Anda mungkin juga menyukai