Dosen Pengampu:
Ns. Lia Mulyati, S.Kep., M.Kep
Ns. Rastipiati Salahudin, S.Kep., M.Kep
Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
RSU KMC LURAGUNG
Puji dan syukur Penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan kasih-Nya, Penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Asuhan Keperawatan tepat pada waktunya. Laporan ini disusun berdasarkan hasil
pengamatan dan pengkajian langsung mengenai kasus ulkus diabetikum.
Tujuan dari praktik ini adalah diharapkan agar mahasiswa dapat
mengaplikasikan konsep dan teori yang telah didapatkannya di akademik untuk
mencapai kompetensi pada aspek keterampilan dan psikomotor stase Keperawatan
Medikal Bedah II (KMB II)..
Penyusun menyadari bahwa laporan ini dapat disusun dan diselesaikan
berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penyusun
ingin menyampaikan ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. dr. Yoga Karsenda, M.H., Kes selaku Direktur RSU KMC Luragung.
2. Santy W, S.Kep.Ners selaku Komite Keperawatan RSU KMC Luragung.
3. Nuryati, Amd.Kep selaku Kepala Bidang Keperawatan RSU KMC Luragung.
4. Iis Sulastri, Amd. Kep selaku Kepala Ruangan Ruang Melati RSU KMC
Luragung.
5. Seluruh Pembimbing Klinik di RSU KMC Luragung.
6. Prof. Dr. Hj. Dewi Lailatul Badriah, M.Kes., AIFO selaku Ketua Yayasan
Pendidikan Bhakti Husada Kuningan
7. H. Abdal Rohim., S. KP., MH selaku Ketua STIKes Kuningan
8. Ns. Lia Mulyati, S. Kep., M. Kep selaku Dosen Pembimbing Stase
Keperawatan Medikal Bedah II STIKes Kuningan
9. Ns. Rastipiati Salahuddin, S. Kep., M. Kep selaku Dosen Pembimbing Stase
Keperawatan Medikal Bedah II STIKes Kuningan
10. Seluruh Pembimbing Akademik STIKes Kuningan
11. Rekan-rekan yang telah berjuang bersama selama melaksanakan Praktek
Stase Keperawatan Medikal Bedah II di RSU KMC Luragung.
Semoga kegiatan Praktek ini dapat menjadi pengalaman yang paling
berharga bagi mahasiswa dan dapat dijadikan bahan evaluasi apabila terdapat
kekurangan dalam pelaksanaannya.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
metabolik yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah atau
tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, atau pankreas dapat
tinggi lemak, tinggi kalori serta minimnya aktivitas fisik (Smeltzer & Bare,
2008).
Diabetes melitus (DM) dan komplikasinya masih menjadi
kematian di dunia (Mu’in, 2011). Pada tahun 2000, diseluruh dunia terdapat
171 juta penyandang diabetes, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 300
juta jiwa pada tahun 2025, serta menjadi 366 juta pada tahun 2030
(PERKENI, 2011). Fenomena ini terjadi di hampir semua Negara baik maju
terbanyak di seluruh dunia setelah India, China, dan Amerika Serikat (Mu’in,
penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta jiwa pada tahun 2000 menjadi
sekitar 21,3 juta jiwa pada tahun 2030, yang menunjukkan adanya
peningkatan jumlah penyandang DM sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun 2030
tahun keatas di daerah urban Indonesia adalah 5,98% dari total penduduk
diabetes cenderung lebih sulit dan membutuhkan waktu yang lebih lama.
infeksi. Dari hasil penelitian tersebut, juga didapatkan data bahwa risiko
hospitalisasi dan amputasi eksremitas bawah adalah 56-155 kali lebih besar
amputasi baik dalam skala minor maupun mayor, sedangkan adanya infeksi
Demikian juga tanda-tanda inflamasi seperti dolor, rubor, kalor, dan tumor
sebagai respon terhadap adanya infeksi mungkin saja tidak muncul (Pozzili &
sepsis di dunia (Finfer et al, 2009; Stegenga et al, 2010 dalam Koh, Peacock,
Poll, & Wandersenga, 2012). Hal yang patut diwaspadai dengan adanya
tubuh secara berlebihan dan bersifat sistemik terhadap infeksi, baik yang
bersumber dari bakteri, virus, jamur, maupun parasit. Masalah tersebut jika
Syndrome (MODS), dan kematian. Sepsis dan syok sepsis merupakan bagian
petugas kesehatan yang tidak mampu mengenali tanda dan gejalanya. Hal
mengalami sepsis serta kematian akibat syok sepsis (Nursing Times, 2014).
lebih lanjut.
membuat karya tulis ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Ny. R
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Ulkus Diabetikum diruang rawat inap Melati RSU KMC Luragung tahun
2021.
2. Tujuan Khusus
tahun 2021.
2021.
C. Manfaat
1. Bagi Penyusun
Ulkus Diabetikum.
2. Bagi Institusi Pendidikan
segera masalah ulkus diabetikum. Hasil penulisan karya ilmiah ini juga
pada pasien dengan ulkus diabetikum. Selain itu, karya ilmiah ini juga
diharapkan dapat menjadi acuan bagi institusi rumah sakit dalam upaya
pelayanan keperawatan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
hidup yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah yang
Anatomi Pankreas
hilus limpa diarah kronio – dorsal dan bagian atas kiri kaput pankreas
bagian pankreas yang lehernya biasanya tidak lebih dari 4 cm, arteri
dan vena mesentrika superior berada dileher pankreas bagian kiri bawah
beta dan delta. Sel beta yang mencakup kira-kira 60 % dari semua
dinding sel oleh suatu proses yang tampaknya sel ini yang
endotel fenestrata kapiler untuk mencapai aliran darah. Sel alfa yang
mencakup kira-kira 25 % dari seluruh sel mensekresikan glukagon.
Fisiologi Pankreas
metabolisme karbohidrat.
Pankreas menghasilkan :
lemak.
Hormon Insulin
amino yang satu sama lainnya dihubungkan oleh ikatan disulfida. Bila
Insulin dalam darah berdasar dalam bentuk yang tidak terikat dan
dengan reseptor yang ada pada sel target, sisa insulin didegradasi oleh
enzim insulinase dalam hati, ginjal, otot dan dalam jaringan yang lain.
diabetes mellitus, suatu penyakit kompleks yang bila tidak diobati dapat
a. Sintesis insulin
diketahui.
b. Sekresi Insulin
mg/dL.
3. Klasifikasi
(Corwin, 2009)
insulin. Pengobatan pertama adalah diit dan olah raga, jika kenaikan
yang berusia lebih dari 30 tahun dan pada mereka yang obesitas.
c. DM tipe lain
4. Etiologi
Beta pancreas.
d. DM Tipe lain
1) Penyakit hormonal
diabetes).
normal.
5. Manifestasi Klinis
6. Patofisiologi
Langerhans. Di dalam pulau- pulau tersebut berisi sel alfa (sel yang
memasukkan glukosa ke dalam sel), dan sel delta (sel yang memproduksi
kunci yang dapat membuka pintu masuk agar glukosa dapat masuk ke
dalam sel dan dimetabolisme menjadi tenaga. Bila insulin tidak ada,
maka glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel dan tetap berada di
pembuluh darah. Pada Diabetes Melitus type II, mekanisme yang tepat
risiko yang mempengaruhi hal tersebut yaitu faktor usia (> 60 th),
obesitas, riwayat kelarga dan kelompok etnik tertentu.Proses terjadinya
Diabetes Melitus type II yaitu bila jumlah insulin normal tetapi reseptor
Diuresis Osmotik.
(polidipsia). Karena glukosa hilang bersama urine, maka sel dalam tubuh
rasa lapar (polifagia). Akibat kehilangan zat nutrisi yang akan diubah
Dari kekurangan zat nutrisi dalam sel dan hiperglikemia juga dapat
diabetik. Penyakit ini berjalan kronis dan terbagi dua yaitu gangguan
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
2) Palpasi
3) Pemeriksaan fisik
b) Nilon monofilament 10 G
b. Pemeriksaan vaskuler
lengan.
c. Pemeriksaan Radiologis :
d. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah
puasa >120 mg/dl dan dua jam post prandial > 200 mg/dl.
2) Urine
3) Kultur pus’/;.l,kmijnuhbyvcewwwertyu
8. Penatalaksanaan
pengelolaan komplikasi.
a. Penatalaksanaan Medis
4) Insulin, jenisnya :
a) Short acting 1/2-1 jam, puncak 2-3 jam, duarsi kerja 4-6
c) Long acting 6-8 jam, puncak 12-16 jam, durasi kerjanya 20-
b. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Hyperglikemia
berikut :
darah.
d) Glikolisis (pemecahan glukosa) mrningkat, sehingga
dan lemak.
hyperglikemia yaitu :
1. Pengertian
selaput lender dan ulkus adalah kematian jaringan yang luas dan disertai
ulkus berbau, ulkus diabetikum juga merupakan salah satu gejala klinik
2010).
kuatnya elastisitas kulit yang disebabkan oleh gangren pada kulit dari
2. Etiologi
a. Faktor endogen
1) Genetik, metabolik
2) Angiopati diabetik
3) Neuropati diabetik
b. Faktor ekstrogen
1) Trauma
2) Infeksi
3) Obat
Faktor utama yang berperan pada timbulnya Ulkus Diabetikum
terjadinya atrofi pada otot kaki sehingga meribah titik tumpu yang
pada pembuluh darah yang lebih besar maka penderita akan merasa sakit
3. Patofisiologi
berjalan kronis dan terbagi dua yaitu gangguan pada pembuluh darah
keratin keras pada daera kaki yang mengalami beban terberat neuropati
sekitarnya.
4. Manifestasi Klinis
panas walaupun nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan terasa
hangat oleh peradangan dan biasanya teraba pulsasi arteri pada bagian
a. Pain (nyeri)
b. Palanes (kepucatan)
c. Paresthesia (kesemutan)
e. Paralilysis (lumpuh)
Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut
1) Stadium I
2) Stadium II
3) Stadium III
4) Stadium IV
12 gr/dl dan pertahanan albumin diatas 3,5 gr/dl. Diet pada penderita
melawan infeksi turun sehingga kontrol gula darah yang baik harus
diupayakan sebagai perawatan pasien secara total.
b. Stres Mekanik
kursi roda, sepatu yang tertutup dan sepatu khusus. Semua pasien
yang istirahat ditempat tidur, tumit dan mata kaki harus dilindungi
serta kedua tungkai harus diinspeksi setiap hari. Hal ini diperlukan
karena kaki pasien sudah tidak peka lagi terhadap rasa nyeri,
c. Obat-obatan
(reologi- vasoaktif-neurotropik-antiagregasi-antioksidan-antibiotika)
ANTI REVANE-PUT).
d. Tindakan Bedah
berikut :
a. Derajat I (Pertama)
dan gejala pada tubuh dan kulit seperti : lesi sudah tampak tapi
terlihat hanya lesi dalam dan tidak ada lesi terbuka adanya ulkus
b. Derajat II (Kedua)
dan gejala pada tubuh dan kulit seperti : lesi sudah tampak tapi
terlihat hanya lesi dalam dan tidak ada lesi terbuka adanya ulkus
superfisial pada kulit, luka sudah tampak pada kulit terlihat ulkus
dan gejala pada tubuh dan kulit sperti : lesi sudah tampak tapi
terlihat lesi lebu dalam dari derajat 2 sedikit ada lesi terbuka, adanya
ulkus superfisial pada kulit, luka sudah tampak pada kulit terlihat
Pada derajat 3 ini pus sudah lebih tampak pada pinggiran luka, dan
yang terlihat dapat diamati mulai dari lapisan kulit utama (dermis)
Ulkus Diabetikum
1. Pengkajian
a. Identitas penderita
b. Keluhan Utama
Menggambarkan alasan seseorang masuk rumah sakit. Pada
/ tungkai bawah, rasa raba yang menurun, adanya luka yang tidak
menusuk.
3) Region : radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa
c. Riwayat Kesehatan
gestasional
d. Pemeriksaan Fisik
1) Aktifitas/istirahat
dengan aktifitas
2) Sirkulasi
penglihatan
Tanda : Disorientasi, mengantuk, letargi, stupor/koma
atau tidak)
Tanda : Batuk, dengan dan tanpa sputum purulen
cukup tajam)
10) Seksualitas
wanita
e. Pemeriksaan diagnostic
metabolik)
5) Alkalosis respiratorik
9) Insulin darah : mungkin menurun sampai tidak ada (pada tipe I),
insufisiensi insulin.
meningkat.
a. Analisa Data
o Akral dingin
o Tampak edema
o Nyeri
o Perdarahan
o Kemerahan
o Hematoma
3) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik, dibuktikan
dengan:
o Tampak meringis
o Tampak gelisah
o Sulit tidur
o TTV berubah
o Bersikap protektif
o ROM menurun
o Gerakan terbatas
o Fisik lemah
5) Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri yang
o TTV abnormal
3.
4. Intervensi Keperawatan
Terapeutik
1. Hindari pemakaian benda-benda yang suhunya berlebihan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik
Kolaborasi pemberian kostikosteroid
2 Gangguan Integritas Kulit Setelah dilakukan tindakan Perawatan Intergritas Kulit (I.11353)
keperawatan selama 3 x 24 Observasi
Definisi : jam, diharapkan: 1. Identifikasi penyebab integritas kulit (mis.
Kerusakan kulit (dermis 1. Integritas kulit dan perubahan sirkulasi, perubahan status nutrisi, penurunan
dan/atau epidermis) atau jaringan membaik kelembaban, suhu lingkungan ektrem, penurunan mobilitas)
jaringan (membrane mukosa, (L.14125), dengan kriteria
kornea, fasia, otot, lendon, hasil: Terapeutik
tulang, kartilago, kapsul, sendi, a. Pemulihan pasca 1. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
dan/atau ligament) bedah 2. Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu.
b. Penyembuhan luka 3. Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit
c. Perfusi perifer kering
d. Repon alergi local 4. Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalgerik pada
Penyebab : e. Status nutrisi kulit sensitive
1. Perubahan sirkulasi membaik 5. Hindari produk berbahan dasar alcohol pada kulit kering
2. Perubahan status nutrisi f. Status sirkulasi
(kelebihan atau meningkat Edukasi
kekkurangan) g. Termoregulasi baik
3. Kekurangan/kelebihan 1. Anjurkan menggunakan pelembab (mis. lotion, serum)
volume cairan 2. Anjurkan minum air yang cukup
4. Penurunan mobilitas 3. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
4. Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
5. Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
5. Bahan kimia iritatif 6. Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat
6. Suhu/lingkungan yang berada di luar rumah
ekstrim Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
7. Faktor mekanis (mis.
penekanan pada tonjolan
tulang, gesekan) atau faktor
elektris
8. Efek samping terapi radiasi
9. Kelembaban
10. Proses penuaan
11. Neuropati perifer
12. Perubahan pigmentasi
13. Perubahan hormonal
14. Kurang terpapar informasi
tentang upaya
mempertahankan/melindun
gi integritas jaringan
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
4 Gangguan mobilitas fisik Seteah Dilakukan Tindakan Dukungan Ambulasi (1.06171)
Keperawatan Selama 3 X 24 Observasi
Defisnisi: jam diharapkan: 1. Identifikasi Adanya Nyeri Atau Keluhan Fisik
Keterbatasan dalam gerakan 1. Mobilitas fisik meningkat, Lainnya
fisik dari satua atau lebih dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi Toleransi Fisik Melakukan Ambulasi
ekstremitas secara mandiri a. Pergerakan 3. Monitor Frekuensi Jantung Dan Tekanan Darah
ekstremitas Sebelum Memulai Ambulasi
Penyebab: meningkat 4. Monitor Kondisi Umum Selama Melakukan
1. Kerusakan integritas b. Kekuatan otot Ambulasi
struktur tulang meningkat Terapeutik
2. Perubahan metabolisme c. RoM meningkat 1. Fasilitasi Aktivitas Ambulasi Dengan Alat Bantu
3. Ketidakbugaran fisik d. Nyeri menurun’kaku (Mis. Tongkat, Kruk)
4. Penurunan kendali otot sendir menurun 2. Fasilitasi Melakukan Mobilisasi Fisik, Jika Perlu
5. Penurunan massa otot e. Gerakan terbatas 3. Libatkan Keluarga Untuk Membantu Pasien Dalam
6. Penurunan kekuatan otot menurun Meningkatkan Ambulasi
7. Keterlambatan f. Kelemahan fisik
perkembangan menurun Edukasi
8. Kekakuan sendi 1. Jelaskan Tujuan Dan Prosedur Ambulasi
9. Kontraktur 2. Anjurkan Melakukan Ambulasi Dini
10. Malnutrisi 3. Ajarkan Ambulasi Sederhana Yang Harus Dilakukan (Mis.
11. Gangguan Berjalan Dari Tempat Tidur Ke Kursi Roda, Berjalan Dari
muskuloskeletal Tempat Tidur Ke Kamar Mandi, Berjalan Sesuai Toleransi)
12. Gangguan neurmuskular
13. Indeks massa tubuh diatas
persentil ke-75 sesuai usia
14. Efek agen farmakologis
15. Program pembatasan
gerak
16. Nyeri
17. Kurang terpapar informasi
tentang aktivitas fisik
18. Kecemasan
19. Gangguan kognitif
20. Keengganan melakukan
pergerakan
21. Gangguan sensori persepsi
5 Gangguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan Dukungan Tidur (I.09265)
keperawatan selama 3 x 24
Definisi: jam diharapkan: Observasi
Gangguan kualitas dan 1. Pola tidur membaik 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
kuantitas waktu tidur akibat (L.05045) dengan kriteria 2. Identifikasi faktor pengganggu tidr
faktor eksternal hasil: 3. Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur
g. Keluhan tidak puas 4. Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
Penyebab: tidur meningkat
1. Hambatan lingkungan h. Keluhan istirahat yang Terapeutik
2. Kurang kontrol tudyr cukup meingkat. 1. Modifikasi lingkungan
3. Kurang privasi 2. Batasi waktu tidur siang
4. Restraint fisik 3. Fasilitasi hilangkan stress sebelum tidur
5. Ketiadaan teman tidur 4. Tetapkan jadwal tidur
6. Ttidak familiar dengan 5. Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan
peralatan tidur 6. Sesuaikan jadwal pemberian obat
Edukasi
1. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
2. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
3. Anjurkan menghindari makanan/ minuma yang mengganggu
tidur
Ajarkan terapi non-farmakologi
6 Ansietas Setelah dilakukan tindakan Reduksi Anxietas (I.09314)
keperawatan selama 3 x 24 Observasi
Definisi: jam, diharapkan: 1. Identifikasi saat tingkat anxietas berubah (mis.
Kondisi emosi dan pengalaman 1. Tingkat Ansietas menurun, Kondisi, waktu, stressor)
subyektif individu terhadap dengan kriteria hasil 2. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
objek yang tidak jelas dan a. Tingkat ansietas 3. Monitor tanda anxietas (verbal dan non verbal)
spesifik akibat antisipasi menurun
bahaya yang memungkinkan b. Harga diri terpenuhi Terapeutik
individu melakukan tindakan c. Proses informasi
untuk menghadapi ancaman. d. Tingkat pengetahuan 1. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
2. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan , jika
Penyebab memungkinkan
1. Krisis situasional 3. Pahami situasi yang membuat anxietas
2. Kebutuhan tidak terpenuhi 4. Dengarkan dengan penuh perhatian
3. Krisis maturasional 5. Gunakan pedekatan yang tenang dan meyakinkan
4. Ancaman terhadap konsep 6. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
diri 7. Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan
5. Ancaman terhadap datang.
kematian
6. Kekhawatiran mengalami
Edukasi
kegagalan
7. Disfungsi sistem keluarga 1. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
8. Hubungan orang tua-anak 2. Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan,
tidak memuaskan dan prognosis
9. Faktor keturunan 3. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
(temperamen mudah 4. Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai
teragitasi sejak lahir) kebutuhan
10. Penyalahgunaan zat 5. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
11. Terpapar bahaya 6. Latih kegiatan pengalihan, untuk mengurangi ketegangan
lingkungan (mis. toksin, 7. Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
polutan, dan lain-lain) 8. Latih teknik relaksasi
12. Kurang terpapar
informasi Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat anti anxietas, jika perlu
Terapi Relaksasi
Observasi
1. Identifikasi penurunan tingkat energy, ketidakmampuan
berkonsentrasi, atau gejala lain yang menganggu kemampuan
kognitif
2. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
3. Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan teknik
sebelumnya
4. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan
suhu sebelum dan sesudah latihan
5. Monitor respons terhadap terapi relaksasi
Terapeutik
1. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman, jika
memungkinkan
2. Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi
3. Gunakan pakaian longgar
4. Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat
dan berirama
5. Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang
dengan analgetik atau tindakan medis lain, jika sesuai
Edukasi
1. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis, relaksasi yang
tersedia (mis. music, meditasi, napas dalam, relaksasi otot
progresif)
2. Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih
3. Anjurkan mengambil psosisi nyaman
4. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
5. Anjurkan sering mengulang atau melatih teknik yang dipilih’
Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis. napas dalam,
pereganganm atau imajinasi
5. Implementasi Keperawatan
a. Fase Orientasi
b. Fase Kerja
kesehatanya.
c. Fase Terminasi
yang bertujuan untuk menilai hasil akhir dari semua tindakan keperawatan
yang telah diberikan dengan menggunakan SOAP (subyektif, obyektif,
dimodifikasi.
BAB III
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny. R
Umur : 65 tahun
Pendidikan : SD
Nama : Ny. I
Umur : 35 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Klien mengeluh nyeri pada bennjolan diatas payudara sebelah kiri ( sinistra )
Klien diantar keluarganya ke IGD RSU KMC Luragung pada Sabtu, tanggal
10 April 2021 pada pukul 11.30 WIB. Klien masuk ke ruang bedah RSU
KMC Luragung pada Sabtu, 10 April 2021 pukul 12.30 WIB. Saat dilakukan
sebelah kiri, klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti nyut-nyutan dan
dirasakan terus menerus. Nyeri dirasakan menyebar pada area benjolan (area
ketika ditekan dan luka tidak ada perbaikan, klien mengatakan luka semakin
melebar dan basah meskipun diberi salep. Klien mengatakan nyeri disertai
dengan pusing, muntah setelah makan (+), batuk berdahak (+), dahak keluar,
klien sakit tenggorokan, klien sering tiduran dan menghadap ke beselah kiri
klien ke dr. umum dan diberikan terapi berupa salep dan obat yang diminum
dirumah (+). Klien dilakukan “ro” thorax dan tidak menunjukkan adanya
perbaikan.
Keluarga mengatakan setelah pemberian salep, luka semakin melebar, luka
gelisah, pucat, akral pucat, akral teraba hangat, CRT >3 detik, konjungtiva
dibantu. Luka terlihat kemerahan, berisi nanah, tidak keluar darah, nyeri
tekan (+). Klien mengalami kelemahan otot ekstremitas atas sinistra, BAB
SpO2 : 97%, GDS : 291 gr/dl. Klien telah diberikan terapi : IVFD RL 20 tpm,
cefotaxime 1gr IV, glimepende 2mg oral. Klien dianjurkan untuk puasa dari
genogram.
F. Kebutuhan Dasar
1. Oksigenasi
Usaha nafas klien spontan, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak
sesak, tidak kesulitan bernafas, tidak ada retraksi dinding dada dan tidak
batuk berdahak.
3. Nutrisi
menelan, klien sedikit makan, makan tidak habis. Klien muntah setelah
makan. Saat dirawat klien sulit makan, gangguan menelan masih ada.
pukul 12.00 siang sampai dilakukan operasu pukul 18.00 WIB pada hari
4. Eliminasi
KEluarga mengatakan BAB dan BAK klien tidak ada keluhan. BAB (+)
kamar mandi.
Klien mengatakan tidak nyaman dengan benjolan yang ada di area atas
karena lemas dan lebih banyak berbaring, kurang pergerakan dan kurang
mobilisasi karena nyeri yang dirasakan, klien juga megatakan sulit tidur.
dibantu.
5 3
5 5
8. Peran Seksual
9. Psikososial
1. Penampilan Umum
Keadaan umum klien sakit sedang, tampak lemah, lemas, kekuatan otot
5 3
5 5
Ekstremitas Tidak ada lesi, Tidak ada Tidak dikaji Tidak dikaji
bawah bengkak, nyeri tekan
oedema, kuku
menebal, tidak
kemerahan
11 Punggung Tampak normal, Tidak ada Tidak dikaji Tidak dikaji
tidak ada lesi, nyeri tekan
lebam,
kemerahan,
oedem
12 Ginjal Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji
13 Rektum Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji
14 Genitalia Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji
I. Pemeriksaan Penunjang
HEMATOLOGI
Parameter Hasil Satuan Normal
Hb 9,3 G% 12-16
Leukosit 17.900 /mm3 4.000-10.000
Hitung Jenis :
Basophil 0 % 0-1
Eosinophil 1 % 1-4
N. Staf 1 % 3-5
N. Segmen 94 % 35-70
Lymphosit 3 % 20-40
Monosit 1 % 2-10
Hematokrit 26,0 % 37-48
Trombosit 363.000 /mm3 150.000-300.000
Ms. Pembekuan 3’30” Menit 3-6
Ms. Perdarahan 3’30” Menit 1-3
MIKROBIOLOGI
NLR 31,33
ALC 537
Rapid Antigen Negatif
GDS :
Tanggal 10 April 2021 : 291 gr/dl
Tanggal 11 April 2021 : 189 gr/dl
Tanggal 12 April 2021 : 258 gr/dl ( jam 10.00 )
Tanggal 12 April 2021 : 217 gr/dl ( jam 16.00 )
a. IVFD RL 20 tpm
b. Ceftriaxone 2 x 1gr
c. Glimepende 1 x 2mg
d. Ondansentron 2 x 1
e. Ketorolac 2 x 1
g. Novomix 8-0-16
i. Erdostein caps 3 x 1
k. Ats 1 @ektra
2. Penatalaksanaan Medis
sinistra
K. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
.
PRE OPERASI
1. DS : Diabetes Mellitus, gula darah Nyeri akut
- Klien mengatakan nyeri meningkat
pada benjolan di area atas ↓
payudara sebelah kiri Penebalan membran dasar
- Klien mengatakan nyeri vaskuler
yang dirasakan seperti ↓
nyut-nyutan. Disfungsi endothel
- Nyeri dirasakan menyebar mikrovaskuler
pada area benjolan, ke ↓
badan dan ekstremitas. Mikroangiopati
- Klien mengatakan skala ↓
nyeri 6 (1-10). Neuropati
- Nyeri bertambah ketika ↓
ditekan. Neuropati otonom
- Nyeri dirasakan terus ↓
menerus. Infeksi
↓
DO : Ulkus diabetikum
- Klien tampak meringis ↓
menahan nyeri, tampak Nyeri yang lebih sensitif,
gelisah peningkatan jumlah sel dasrah
- Tampak pucat putih dan timbul bauyang khas
- Luka terlihat kemerahan, ↓
berisi nanah, tidak keluar Nyeri akut
darah, nyeri tekan (+).
- TTV : RD : 140/90
mmHg, nadi : 116xpm,
RR : 23xpm, suhu :
37,4°c, SpO2 : 97%.
- GDS : 291 gr/dl.
- Adanya benjolan dada
sebelah kiri atas payudara,
ulkus diabetikum diameter
10cm, tercium bau,
kemerahan, pus sedikit
- Leukosit : 17.900/mm3
2 DS : Diabetes Mellitus, gula darah Perfusi
- Klien mengatakan luka meningkat Perifer
semakin melebar dan ↓ Tidak
basah meskipun diberi Penebalan membran dasar Efektif
salep vaskuler
- Sering kesemutan, kebas, ↓
sensasi menurun, tangan Disfungsi endothel
kiri sulit digerakkan, mikrovaskuler
↓
DO : Mikroangiopati
- Akral pucat, akral teraba ↓
hangat Neuropati
- CRT >3 detik ↓
- Konjungtiva anemis Neuropati sensori
- TTV : RD : 140/90 ↓
mmHg, nadi : 116xpm, Kesemutan
RR : 23xpm, suhu : ↓
37,4°c, SpO2 : 97%. Hilang rasa
- GDS : 291 gr/dl. ↓
- Keadaan umum klien sakit Trauma
sedang. ↓
- GCS : 13; E : 4; M : 4; V : Ulkus diabetikum
5 ↓
- Kuku menebal Perfusi perifer tidak efektif
3 DS : Diabetes Mellitus, gula darah Gangguan
- Klien mengatakan nyeri meningkat Integritas
pada benjolan di area atas ↓ Kulit
payudara sebelah kiri Penebalan membran dasar
vaskuler
DO : ↓
- Luka terlihat kemerahan, Disfungsi endothel
berisi nanah, tidak keluar mikrovaskuler
darah, nyeri tekan (+). ↓
- GDS : 291 gr/dl. Aterosklerosis
- Adanya benjolan dada ↓
sebelah kiri atas payudara, Oklusi
ulkus diabetikum diameter ↓
10cm, tercium bau, Makroangiopati
kemerahan, pus sedikit. ↓
Penyakit pembuluh darah
kapiler
↓
Ulkus diabetikum
↓
Gangguan integritas kulit
dengan:
DS :
sebelah kiri.
ekstremitas.
DO :
- Tampak pucat
tekan (+).
- TTV : RD : 140/90 mmHg, nadi : 116xpm, RR : 23xpm, suhu :
- Leukosit : 17.900/mm3
dengan:
DS :
sebelah kiri
DO :
tekan (+).
DS :
diberi salep
- Sering kesemutan, kebas, sensasi menurun, tangan kiri sulit
digerakkan,
DO :
- Konjungtiva anemis
- GCS : 13; E : 4; M : 4; V : 5
- Kuku menebal
DS :
kehilangan tenaga.
DO :
- Sulit bergerak.
- Kesadaran compos mentis, GCS : 13
- Tampak meringis
DS :
DO :
- Luka ±10 cm
- Ku : tampak lemah
- Tampak meringis
- Tampak gelisah
DS :
DO :
- KU : sakit sedang
- Luka ±10 cm
- Ku : tampak lemah
- Tampak meringis
- Tampak gelisah
- GCS 14
- Warna kulit area luka tampak kemerahan.
DS :
DO :
- KU : sakit sedang
- Tampak lemah
- Tampak meringis
- Tampak gelisah
- GCS 14
Terapeutik
5. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur,
terapi musik, biofeedback,
terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
6. Control lingkungan
yang memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
7. Fasilitasi istirahat
dan tidur
8. Pertimbangkan
jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
6. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
7. Anjurkan
memonitor nyeri secara
mandiri
8. Anjurkan
menggunakan analgetik secara
tepat
9. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
2 2 Setelah dilakukan tindakan Perawatan Intergritas Kulit
keperawatan selama 3 x 24 jam, (I.11353)
diharapkan: Observasi
2. Integritas kulit dan jaringan 2. Identifikasi
membaik (L.14125), dengan penyebab integritas kulit (mis.
kriteria hasil: perubahan sirkulasi, perubahan
h. Pemulihan pasca bedah status nutrisi, penurunan
i. Penyembuhan luka kelembaban, suhu lingkungan
j. Perfusi perifer ektrem, penurunan mobilitas)
k. Repon alergi local
l. Status nutrisi membaik Terapeutik
m. Status sirkulasi 6. Ubah posisi tiap 2 jam jika
meningkat tirah baring.
n. Termoregulasi baik 7. Gunakan produk berbahan
petrolium atau minyak pada
kulit kering
8. Gunakan produk berbahan
ringan/alami dan hipoalgerik
pada kulit sensitive
9. Hindari produk berbahan
dasar alcohol pada kulit
kering
Edukasi
7. Anjurkan minum air yang
cukup
8. Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
9. Anjurkan meningkatkan
asupan buah dan sayur.
Perawatan Luka
Observasi
1. Kaji KU
2. Kaji kesadaran
3. Monitor TTV
4. Monitor karakteristik luka
5. Monitor tanda-tanda infeksi
Terapeutik
1. Lakukan perawatan luka
sesuai sop
Edukasi
1. Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
2. Anjurkan mengkonsumsi
makanan tinggi kalori dan
protein
3. Anjurkan prosedur perawatan
luka secara mandiri
Kolaborasi
1. Kolaborasi prosedur
debridement
2. Kolaborasi pemberian
antibiotic
3 3 Setelah dilakukan tindakan Perawatan Sirkulasi
keperawatan selama 3 x 24 jam, Observasi
diharapkan: 4. Periksa sirkulasi perifer (nadi
3. Perfusi perifer membaik, perifer, CRT, warna kulit, dan
dengan kriteria hasil: lain-lain)
d. Denyut nadi perifer5. Identifikasi faktor risiko
meningkat gangguan sisrkulasi (misal:
e. Kelemahan otot menurun DM. Hipertensi, kolesterol
f. Turgor kulit mrmbaik tinggi, perokok, dan lain lain)
4. Status sirkulasi membaik, 6. Monitor panas, kemerahan,
dengan kriteria hasil: nyeri atau bengkak di
d. Kekuatan nadi meningkat ekstremitas.
e. Pucat menurun
f. CRT membaik Terapeutik
5. Hindari pemasangan infus dan
pemeriksaan tekanan darah
pada area keterbatasan perifer
6. Lakukan pencegahan infeksi
7. Lakukan perawatan kaki dan
kuku
8. Lakukan hidrasi
Edukasi
2. Anjurkan melakukan
perawatan kulit yang benar dan
tepat
Terapeutik
2. Hindari pemakaian benda-
benda yang suhunya
berlebihan
Kolaborasi
2. Kolaborasi pemberian
analgetik
4 4 Seteah Dilakukan Tindakan Dukungan Ambulasi (1.06171)
Keperawatan Selama 3 X 24 jam Observasi
diharapkan: 5. Kaji keadaan
2. Mobilitas fisik meningkat, umum
dengan kriteria hasil: 6. Kaji kesadaran\
a. Pergerakan ekstremitas 7. Monitor TTV
meningkat 8. Identifikasi adanya
b. Kekuatan otot meningkat nyeri atau keluhan fisik
c. RoM meningkat lainnya
d. Nyeri menurun’kaku 9. Identifikasi
sendir menurun toleransi fisik melakukan
e. Gerakan terbatas ambulasi
menurun 10. Monitor frekuensi
f. Kelemahan fisik jantung dan tekanan darah
menurun sebelum memulai ambulasi
11. Monitor kondisi
umum selama melakukan
ambulasi
Terapeutik
4. Fasilitasi aktivitas
ambulasi dengan alat bantu
(mis. Tongkat, kruk)
5. Fasilitasi
melakukan mobilisasi fisik,
jika perlu
6. Libatkan keluarga
untuk membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
Edukasi
4. Jelaskan tujuan dan prosedur
ambulasi
5. Anjurkan melakukan ambulasi
dini
6. Ajarkan ambulasi sederhana
yang harus dilakukan (mis.
Berjalan dari tempat tidur ke
kursi roda, berjalan dari tempat
tidur ke kamar mandi, berjalan
sesuai toleransi)
No Medrek : 042659
Tanggal
No
No dan Implementasi dan Respon Catatan Perkembangan Paraf
DX
waktu
PRE OPERASI
1 1 Sabtu, Manajemen Nyeri (I. 08238) S : Enok
10 April - Klien mengeluh nyeri Cucu
2021 Observasi pada area benjolan
1. Mengkaji KU
R : klien sakit sedang, O :
klien tampak lemah - KU : sakit sedang
2. Mengkaji - TTV :
kesadaran TD : 140/90mmHg, N :
R : kesadaran CM 116xpm, R : 23xpm,
3. Memonitor Spo2 : 96%
TTV - Skala nyeri 6
R: - Nyeri berada di thorax
TTV : TD : 140/90mmHg, anterior sinistra, nyeri
N : 116xpm, R : 23xpm, dirasakan nyut-nyutan
Spo2 : 96% dan setiap saat, intensitas
4. Mengidentifik nyeri sedang
asi lokasi, karakteristik, - Tampak meringis
durasi, frekuensi, kualitas, - Tampak gelisah
intensitas nyeri
R : nyeri berada di thorax A:
anterior sinistra, nyeri Nyeri Akut
dirasakan nyut-nyutan dan
setiap saat, intensitas nyeri P:
sedang Berikan Intervensi
5. Mengidentifik
asi skala nyeri I:
R : Skala nyeri 6 (0-10) - Mengkaji KU
6. Mengidentifik - Mengkaji kesadaran
asi respon nyeri non verbal - Memonitor TTV
R : klien tampak gelisah, - Mengidentifikasi lokasi,
meringis ketika menahan karakteristik, durasi,
nyeri frekuensi, kualitas,
7. Mengidentifik intensitas nyeri
asi faktor yang - Mengidentifikasi skala
memperberat dan nyeri
memperingan nyeri - Mengidentifikasi respon
R : nyeri semakin berat nyeri non verbal
bila di tekan, nyeri ditekan - Mengidentifikasi faktor
secara terus menerus yang memperberat dan
8. Memonitor memperingan nyeri
efek samping penggunaan - Memonitor efek samping
analgetik penggunaan analgetik
R : tidak ada efek samping - Memberikan teknik
nonfarmakologis untuk
Terapeutik mengurangi rasa nyeri,
1. Memberikan tekik relaksasi nafas
teknik nonfarmakologis dalam
untuk mengurangi rasa
nyeri, tekik relaksasi nafas E:
dalam Masalah teratasi sebagian
R : nyeri belum
berkurang, klien dapat R:
melakukan teknik nafas Lanjutkan intervensi
dalam
2 2 Sabtu, Perawatan Intergritas Kulit S:
10 April (I.11353) - Klien mengeluh nyeri
2021 Observasi pada area benjolan
1. Mengidentifikasi
penyebab integritas kulit O:
R : adanya ulkus - KU : sakit sedang
diabetikum, pasien - TTV :
rencana operasi jam TD : 140/90mmHg, N :
18.30 WIB. Saat 116xpm, R : 23xpm,
dirumah, klien selalu Spo2 : 96%
tidur miring kiri - Terdapat benjolan di
sehingga timbul ulkus area thorax sinistra.
Edukasi A:
1. Menganjurkan minum Gangguan Integritas Kulit
air yang cukup
R : klien dapat P:
memahami, keluarga Berikan Intervensi
mengatakan klien sulit
menelan I:
- Mengidentifikasi
penyebab integritas kulit
- Menganjurkan minum
air yang cukup
E:
Masalah teratasi sebagian
R:
Lanjutkan intervensi
3 3 Sabtu, Perawatan Sirkulasi S: Enok
10 April Observasi - Klien mengatakan klien Cucu
2021 1. Memeriksa nadi perifer, sering kesemutan
CRT, warna kulit
R : Nadi : 111xpm, CRT O :
>3 detik, warna kulit - KU : sakit sedang
normal tampak kemerahan - TTV :
di area luka TD : 140/90mmHg, N :
2. Mengidentifikasi faktor 116xpm, R : 23xpm,
risiko gangguan sisrkulasi Spo2 : 96%
R : penyebabnya DM - Tampak kemerahan di
3. Memonitor kemerahan, area luka
nyeri atau bengkak di - Penurunan kekuatan otot
ekstremitas. - CRT > 3detik
R : terdapat kemerahan
pada are luka, tidak edema A :
pada ekstremitas dan tidak Perfusi Perifer Tidak Efektif
bengkak
P:
Manajemen Sensasi Perifer Berikan Intervensi
Observasi
1. Memonitor terjadinya I :
parestesia - Memonitor nadi perifer,
R : Klien mengatakan CRT, warna
kesemutan pada bagian - Mengidentifikasi faktor
ektremitas risiko gangguan sirkulasi
- Memonitor kemerahan
pada area luka
ekstremitas
- Memonitor terjadinya
parestesia
E:
Masalah teratasi sebagian
R:
Lanjutkan intervensi
4 4 Sabtu, Dukungan Ambulasi S: Enok
10 April (1.06171) - Klien mengatakan klien Cucu
2021 Observasi sering kesemutan
1. Mengidentifik - Klien mengatakan nyeri
asi adanya nyeri atau bertambah ketika banyak
keluhan fisik lainnya bergerak
R : klien mengatakan sulit - Klien mengatakan sulit
menggerakan tangan kiri, menggerakkan tangan
terdapat nyeri pada kirinya
benjolan di atas payudara
2. Identifikasi O:
toleransi fisik melakukan - KU : sakit sedang
ambulasi - TTV :
R : klien hanya mampu TD : 140/90mmHg, N :
melakukan mika miki 116xpm, R : 23xpm,
Spo2 : 96%
Terapeutik - Klien hanya mampu
1. Melibatkan keluarga untuk mika miki
membantu pasien dalam - Aktivitas dibantu
meningkatkan ambulasi keluarga
R : keluarga membantu - Kekuatan otot menurun
klien dalam melakukan
aktivitas A:
Gangguan Mobilitas Fisik
P:
Berikan Intervensi
I:
- Mengidentifikasi adanya
nyeri / keluhan fisik lain
- Mengidentifikasi
toleransi fisik melakukan
pergerakan
- Melibatkan keluarga
untuk membantu
meningkatkan ambulasi
pada pasien
E:
Masalah teratasi sebagian
R:
Lanjutkan intervensi
Pada tanggal 10 April 2021 sekitar pukul 19.00 WIB klien telah dilakukan tindakan
operasi debridement ulkus diabetikum thorax anterior sinistra
POST OPERASI
1 1 Senin, Laporan Dinas Pagi S: Enok
12 April Manajemen Nyeri - Klien mengeluh nyeri Cucu
2021 pada luka operasi diatas
Dinas 1. Mengkaji KU payudara sebelah kiri
Pagi R : klien sakit sedang,
klien tampak lemah O:
2. Mengkaji - KU : sakit sedang
kesadaran - TTV :
R : kesadaran CM TD : 110/70mmHg, N :
3. Merapikan 98xpm, R : 20xpm,
tempat tidur suhu : 37,8°c, Spo2 :
R : tempat tidur rapi 86%
4. Mengajarkan - Skala nyeri 5
teknik relaksasi - Terpasang infus RL
R : klien danjurkan untuk 20tpm
tarik nafas dalam untuk - Tampak ada luka post
mengurangi nyeri, nyeri operasi pada area atas
tidak berkurang payudara sebelah kiri
5. Memonitor tertutup perban
tetesan infus
R : tetesan infus lancar, A :
terpasang IVFD RL 20tpm Nyeri Akut
di lengan kanan
6. Memberikan P:
terapi injeksi Berikan Intervensi
R : Ceftriaxone 1 mg
Ketorolac 1@ I:
Ondansentron 1@ - Merapikan tempat tidur
7. Mengganti - Mengkaji KU
balutan (GP) - Mengajarkan teknik
R : Luka masih basah, relaksasi
push (-), darah (-) - Memonitor tetesan infus
8. Memonitor - Memberikan terapi
TTV injeksi
R: - Mengganti balutan
TTV : TD : 110/70mmHg, - Memonitor TTV
N : 98xpm, R : 20xpm, - Mendampingi visit dr.
Spo2 : 86% Sahal
9. Mendampingi - Memberika terapi oral
visit dr. Sahal - Mendampingi visit dr.
R : terapi lanjut Irman Sp.B
10. Memberikan
terapi oral E:
R : Paracetamol infus Masalah teratasi sebagian
11. Mendampingi
visit dr. Irman Sp.B R:
Lanjutkan intervensi
Senin, Dinas Siang S:
12 April Manajemen Nyeri - Klien mengeluh nyeri
2021 pada luka operasi diatas
Dinas 1. Mengkaji KU payudara sebelah kiri
Pagi R : KU sakit sedang
2. Mengkaji O:
kesadaran - KU : sakit sedang
R : compos mentis - Kesadaran : Cm
3. Mengkaji - TTV :
skala nyeri TD : 130/70mmHg, N :
R : skala nyeri 3 98xpm, R : 20xpm,
4. Menganjurkan suhu : 36,3°c, Spo2 : 6%
teknik relaksasi nafas - Skala nyeri 3
dalam - Terpasang infus RL
R : klien tampak paham 20tpm
5. Mendampingi - Tampak ada luka post
visit dr. Rika operasi pada area atas
R : terapi lanjut payudara sebelah kiri
6. Memonitor tertutup perban
TTV
R: A:
TTV : TD : 130/70mmHg, Nyeri Akut
N : 96xpm, suhu : 36,3, R :
20xpm, Spo2 : 96%, P:
GDS : 217 gr/dl Berikan Intervensi
7. Memberikan
terapi injeksi I:
R : Ceftriaxone 1 mg - Mengkaji KU
Ketorolac 1@ - Mengkaji kesadaran
Ondansentron 1@ - Menganjurkan klien
melakukan teknik
relaksasi nafas dalam
- Mendampingi visit dr.
Rika
- Memonitor TTV
- Memberikan terapi
injeksi
E:
Masalah teratasi sebagian
R:
Lanjutkan intervensi
2 2 Senin, Laporan Dinas Pagi S: Enok
12 April Perawatan Intergritas Kulit - Klien mengeluh nyeri Cucu
2021 (I.11353) pada luka operasi diatas
Dinas Observasi payudara sebelah kiri
Pagi 1. Memonitor
karakteristik luka post op O:
R : luka tampak basah, - KU : sakit sedang
darah, pus (+) sedikit, - Kesadaran : Cm
darah (-) - Tampak ada luka post
2. Melakakukan operasi pada area atas
perawatan luka post op payudara sebelah kiri
R : tanda infeksi : nyeri, tertutup perban
kemerahan, panas, - Luka basah, pus (+),
bengkak, luka basah darah (-).
menghitam, pus (+),
darah (-) A:
Gangguan Integritas Kulit
Edukasi
1. Menganjurkan makan P:
tinggi protein Berikan Intervensi
R : klien dan keluarg
tampak paham I:
2. Menganjurkan minum - Memonitor karakteristik
air yang cukup luka
R : klien dapat - Melakukan perawatan
memahami, keluarga luka op
mengatakan klien sulit - Menganjurkan makan
menelan tiggi protein
- Menganjurkan banyak
minum
E:
Masalah teratasi sebagian
R:
Lanjutkan intervensi
3 3 Senin, Dinas Siang S: Enok
12 April - Klien mengeluh nyeri Cucu
2021 Dukungan Mobilisasi pada luka operasi diatas
Dinas Observasi payudara sebelah kiri
Siang 1. Mengidentifik - Klien mengatakan sulit
asi adanya nyeri atau menggerakan ektremitas
keluhan fisik lain atas kiri
R : klien mengatakan
nyeri pada area luka post O :
operasi, klien me - KU : sakit sedang
2. Mengidentifik - Kesadaran : Cm
asi toleransi fisik - Klien tampak mika miki
melakukan pergerakan - Aktivitas dibantu
R : klien hanya dapat keluarga
mika miki, klien
cenderung tirah baring A:
3. Melibatkan Gangguan Mobilitas Fisik
keluarga untuk
meningkatkan ambulasi P:
pada pasien Berikan Intervensi
R : keluarga membantu
pasien melakukan I:
ambulasi - Mengidentifikasi adanya
nyeri atau keluhan fisik
lain
- Mengidentifikasi
toleransi melakukan
pergerakan
- Melibatkan keluarga
untuk membantu
meningkatkan ambulasi
E:
Masalah teratasi sebagian
R:
Lanjutkan intervensi
4 1 Selasa, Laporan Dinas Pagi S: Enok
13 April Manajemen Nyeri - Klien mengeluh nyeri Cucu
2021 pada luka operasi diatas
Dinas 1. Mengkaji KU payudara sebelah kiri
Pagi R : klien sakit sedang,
klien tampak lemah O:
2. Mengkaji - KU : sakit sedang
kesadaran - Kesadaran : CM
R : kesadaran CM - Klien tampak lebih
3. Mengajarkan tenang
teknik relaksasi - Skala nyeri 3
R : klien danjurkan untuk - TTV :
tarik nafas dalam untuk TD : 130/80mmHg, N :
mengurangi nyeri, nyeri 100xpm, R : 20xpm,
tidak berkurang suhu : 36,2°c, Spo2 :
4. Memonitor 97%, GDS : 233 gr/dl
tetesan infus - Terpasang infus RL
R : tetesan infus lancar, 20tpm
terpasang IVFD RL 20tpm - Tampak ada luka post
di lengan kanan operasi pada area atas
5. Memberikan payudara sebelah kiri
terapi injeksi tertutup perban
R : Ceftriaxone 1 mg
MP infus 500ml A:
Ketorolac 1@ Nyeri Akut
Ondansentron 1@
6. Mengganti P:
balutan (GP) Berikan Intervensi
R : Luka masih basah, bau
(+), push (-), darah (-) I:
7. Memonitor - Mengkaji KU
TTV - Mengajarkan teknik
R: relaksasi
TTV : TD : 130/80mmHg, - Memonitor tetesan infus
N : 100xpm, R : 20xpm, - Memberikan terapi
Spo2 : 97%, GDS : 233 injeksi
gr/gl - Mengganti balutan
8. Mendampingi - Memonitor TTV
visit dr. Syafei - Mendampingi visit dr.
R : terapi lanjut Syafei
E:
Masalah teratasi sebagian
R:
Lanjutkan intervensi
Selasa, Dinas Siang S: Enok
13 April Manajemen Nyeri - Klien mengatakan nyeri Cucu
2021 berkurang
Dinas 1. Mengkaji KU
Siang R : KU sakit sedang O:
2. Mengkaji - KU : sakit sedang, lemas
kesadaran - Kesadaran : CM
R : compos mentis - Klien tampak lebih
3. Mengkaji tenang
skala nyeri - Skala nyeri 2
R : skala nyeri 3 - TTV :
4. Mendampingi TD : 130/80mmHg, N :
visit dr. Dyah 100xpm, R : 20xpm,
R : Acc pulang suhu : 36,2°c, Spo2 :
97%, GDS : 233 gr/dl
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
5 2 Selasa, Laporan Dinas Pagi S: Enok
13 April - Klien mengatakan nyeri Cucu
2021 Perawatan Luka berkurang
Dinas 1. Melakukan perawatan
Pagi luka post op O:
R : luka tampak masih - KU : sakit sedang, lemas
basah, luka menghitam, - Kesadaran : CM
keluaran pus (-), - Klien tampak lebih
keluaran darah (-), tenang
tampak kemerahan pada - Skala nyeri 2
area sekitar luka - TTV :
Selasa, Dinas Siang TD : 130/80mmHg, N :
13 April 100xpm, R : 20xpm,
2021 Perawatan Luka suhu : 36,2°c, Spo2 :
Dinas Observasi 97%, GDS : 233 gr/dl
Pagi 1. Mengkaji KU
R : KU sakit sedang, A:
kesadaran CM Masalah teratasi
2. Mengidentifik
asi adanya nyeri atau P:
keluhan fisik lain Intervensi dihentikan
R : klien mengatakan
nyeri pada area luka post
operasi
3. Mengidentifik
asi toleransi fisik
melakukan pergerakan
R : klien hanya dapat
mika miki, klien
cenderung tirah baring
4. Melibatkan
keluarga untuk
meningkatkan ambulasi
pada pasien
R : keluarga membantu
pasien melakukan
ambulasi
5. Mengikuti
visit dr. Dyah
R : Klien acc pulang
6 3 Selasa, Dinas Siang S: Enok
13 April - Klien mengatakan nyeri Cucu
2021 Dukungan Mobilisasi berkurang
Dinas Observasi
Siang 1. Mengkaji KU O:
R : KU sakit sedang, - KU : sakit sedang, lemas
kesadaran CM - Kesadaran : CM
2. Mengidentifik - Klien tampak lebih
asi adanya nyeri atau tenang
keluhan fisik lain - Skala nyeri 2
R : klien mengatakan - TTV :
nyeri pada area luka post TD : 130/80mmHg, N :
operasi 100xpm, R : 20xpm,
3. Mengidentifik suhu : 36,2°c, Spo2 :
asi toleransi fisik 97%, GDS : 233 gr/dl
melakukan pergerakan
R : klien hanya dapat A:
mika miki, klien Masalah teratasi
cenderung tirah baring
4. Melibatkan P:
keluarga untuk Intervensi dihentikan
meningkatkan ambulasi
pada pasien
R : keluarga membantu
pasien melakukan
ambulasi
5. Mengikiti visit
dr. Dyah
R : Klien acc pulang
ANALISIS JURNAL
1. Judul Jurnal
2. Kata Kunci
3. Penulis Jurnal
meningkat dari 4,7% pada tahun 1980 menjadi 8,5% pada tahun 2014 dan
tahun 2016 diperkirakan 1,6 juta kematian akibat (utama) diabetes dan
pada tahun 2012, 2,2 juta kematian disumbang oleh gula darah tinggi
dengan jumlah penyandang diabetes usia 20-79 tahun sekitar 10,3 juta
prevalensi diabetes yang cukup signifikan, yaitu dari 6,9% di tahun 2013
5. Tujuan Penelitian
6. Metodologi Penelitian
7. Hasil Penelitian
Hasil tinjauan literatur adalah dari enam artikel penelitian yang dianalisis,
iodine dan terapi lainnya (nilai p < 0.05), namun ada satu artikel tidak
dilakukan
biaya
10. Manfaat Penelitian Yang Didapat Pada Jurnal Ini Bagi Kesehatan
Askandar. 2006. Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes mellitus. Jakarta
: Gramedia Pustaka Utama.
Doenges, M.E., Moorhouse, M.F., & Murr, A.C.2010. Nursing care plan:
Guidelines for individualizing elient care across the life span.
(8thedition). Philadelphia: F. A Davis Company.
Guyton, A.C and Hall, J.E. 2005. Text Book of Medical Physiology tenth
Edition. Singapore : W.B. sauders Company. Hal : 894-897.
Irawan, D. 2010. Prevalensi dan faktor risiko kejadian Diabetes Mellitus tipe
2 di daerah urban Indonesia. FKMUI.
Smeltzer, SC. Bare BG. 2008. Medical Surgical Nursing Brunner & Suddarth.
Philadelphia : Lippincott
Williams, D.T. Hilton, J.R and Harding, K.G. 20014. Diagnosing Foot
Infection in diabetes. Clinical Infection Disease (CID). 39, 83-86.