DIABETES
MELITUS DI PUSKESMAS DEPOK III YOGYAKARTA
Disusun oleh
KELOMPOK 1 :
Nama : Kelompok 1
MENGETAHUI
.
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa
atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan pembuatan
“Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Susp. Diabetes Melitus Di
Poli Klinik Diabetes RSUP Dr. Sardjito”. Dengan laporan ini
diharapkan pembaca dapat memehami asuhan keperawatan pada Tn. S
ucapan terima kasih kepada dosen yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk belajar lebih giat lagi. Tidak lupa penulis sampaikan
terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan berupa
konsep, pemikiran dalam penyusunan laporan ini.
Penulis
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penderita DMT-2 pada tahun 2000 adalah 171 juta orang dan diperkirakan
mengalami peningkatan sampai 366 juta orang pada tahun 2030. Prevalensi
Diabetes Melitus Tipe 2 adalah kondisi saat gula darah dalam tubuh tidak
kadar gula darah yang tinggi dan gangguan metabolisme pada umumnya, yang
anzim hepar, status perokok, dan penurunan sekresi insulin serta kerja insulin.
pada pasien DM tersebut bermanifestasi pada tiga gejala klasik diabetes yaitu
memberi perawatan langsung pada setiap keadaan sehat dan sakit pada
fungsi keluarga, menyatakan bahwa sehat dan sakit dipengaruhi oleh budaya,
keluarga, sosial ekonomi, dan lingkungan, Salah satu bentuk dukungan yang
gula, garam dan mengandung sedikit serat, komposisi makanan seperti ini
Berat badan anak melalui aktivitas fisik sangat penting. Orang tua dengan
dengan komplikasi. Life style terhadap aktivitas fisik dari keluarga yang
mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat (Putra, & Riski 2018).
beresiko tetapi dapat diubah oleh manusia, dalam hal ini dapat berupa Pola
aktivitas, dan pengelolaan stres. Faktor yang kedua adalah faktor yang
beresiko tetapi tidak dapat dirubah seperti usia, jenis kelamin, serta faktor
pasien dengan latar belakang keluarga dengan penyakit Diabetes (Isnaini &
Ratnasari, 2018).
Menurut International Diabetes Federatiaon (IDF) Jumlah kasus dan
dunia mencapai 10,3 juta orang pada tahun 2017. Jumlah tersebut diprediksi
kasus (8,5%). IDF memperkirakan pada tahun 2035 jumlah insiden DM akan
40-59 tahun (Chaidir, dkk, 2017). Indonesia berada diperingkat ke-7 dengan
Serikat, Brazil, Rusia, dan Mexico. IDF memperdiksi pada tahun 2040
mengalami peningkatan menjadi urutan ke-6 dengan jumlah 16,2 juta orang
meningkat dari 6,9% di tahun 2013 menjadi 8,5% di tahun 2018, Prevalensi
Maluku Utara dan Kalimantan Barat yang mencapai 11,1% (Riskesdas, 2018).
Menurut kriteria 2015, DM ditegakan bila kadar Glukosa Darah Puasa (GDP)
≥ 126 mg/dl; atau Glukosa Darah 2 Jam Pos Prandial (GDPP) ≥ 200 mg/dl;
atau Glukosa Darah Sewaktu (GDS) ≥ 200 mg/dl dengan gejala sering lapar,
sering haus, sering buang air kecil, & jumlah banyak, dan berat badan turun.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
A. Diabetes Melitus
200 g/dL, atau gula darah puasa > 126 g/dL, atau tes toleransi glukosa oral
> 200 mg/dL disertai gejalah klasik diabetes yaitu Poliuria, polidipsia,
dan polifagia (Kumar, Abbas & Aster 2013 dalam Yasmara, dkk, 2017).
2. Klasifikasi DM
Diabetes Melitus di klasifikasikan dan karakteristik sesuai dengan
1 terdiri dari:
2) Diabetes Idiopatik
kecil dan sebagian besar pada populasi keturunan Afrika atau Asia.
Individu dengan diabetes ini mengalami ketoasidosis dan
mayor dengan resistansi insulin. Tidak ada kerusakan imun pada sel
beta. Awalnya, dan pada bebera kasus untuk seumur hidup, insulin
gaya hidup yang tidak banyak bergerak. Terjadi lebih sering pada
4) Gangguan endokrin
6) Infeksi
gondong.
3. Etiologi
sebagai berikut :
1) Faktor genetik/herediter
genetik.
3) Faktor imunologi
b. DM Tipe 2 (NIDDM)
3) Riwayat keluarga
4) Kelompok etnik
c. DM Malnutrisi
Kekurangan protein kronik: menyebabkan hipofungsi pankreas
d. DM Tipe lain
3) Obat-obatan :
4. Patofisiologi
parifer terhadap kerja insulin dan respon sekresi insulin yang tidak adekuat
oleh sel beta pankreas (defisiensi insulin relatif). Kondisi tersebut dapat
terjadi karena beberapa faktor di antaranya genetik, gaya hidup dan diet
5. Manifestasi klinis
Menurut wijaya dan putri (2013), Adanya penyakit diabetes ini
pada awal seringkali tidak dirasakan dan tidak disadari oleh penderita,
a. Keluhan klasik
disalah tafsirkan. Dikiranya sebab rasa haus ialah udara yang panas
atau beban kerja yang berat. Untuk menghilangkan rasa haus itu
terpaksa diambil dari cadangan lain yaitu sel lemak dan otot.
menjadi kurus.
b. Keluhan lain
2) Ganguan penglihatan
3) Gatal/bisul
lama sembuhnya. Luka ini dapat timbul karena akibat hal yang
5) Keputihan
a. Riwayat DM pada orang tua dan saudara kandung. Meski tidak ada
20% lebih dari berat badan yang diharapkan atau memiliki indeks
massa tubuh (IMT) minimal 27 kg/m2. Kegemukan, khususnya
resistensi insulin.
d. Ras/etnis
densitas tinggi, kadar tinggi dari trigliserida, protein reaktif C naik, dan
glukosa darah puasa lebih dari 110 mg/dl meningkatkan Resiko DM,
7. Penatalaksanaan
aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi
1. Diet
Prinsip umum diet dan pengendalian berat badan merupakan
mineral)
2. Latihan
rate). Semua efek ini sangat bermanfaat pada diabetes karena dapat
3. Pemantauan
jangka panjang.
glukosa darah jika diet dan obat hipoglikemia obat oral tidak berhasil
darah sesudah makan dan pada malam hari. Karena dosis insulin yang
5. Pendidikan kesehatan
8. Komplikasi
a. Komplikasi metabolik
1) Ketoasidosis diabetik
2) HHNK (Hiperglikemik Hiperosmolar Non Ketotik)
b. Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi; IM akut. Klaudikasi, kebas dan
kesemutan pada ekstremitas. Ulkus pada kaki, penyembuhan yang
lama.
c. Integritas Ego
Gejala : Stres, tergantung pada orang lain. Masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisi.
e. Makanan/cairan
Gejala : Hilang nafsu makan. Mual atau muntah. Tidak mengikuti
diet, peningkatan masukan glukosa atau karbohidrat. Penurunan
berat badan lebih dari periode beberapa hari atau minggu. Haus.
Penggunaan diaretik (tiazid).
f. Neurosenseri
Gejala : Pusing atau pening. Sakit kepala. Kesemutan, kebas.
Kelemahan pada otot, parestesia. Gangguan penglihatan.
g. Nyeri Kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang atau berat)
h. Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
i. Pernafasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan atau tanda
sputum purulen (tergantung adanya infeksi atau tidak).
Tanda : Demam, diaforesis. Menurunnya kekuatan umum / rentang
gerak. Parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot pernafasan.
j. Seksualitas
Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi)
l. Pemeriksaan diagnostik
1) Pemeriksaan laboratorium
a) Glukosa Urin
Pada umumnya, jumlah glukosa yang dikeluarkan dalam urin
orang normal sukar dihitung, sedangkan pada kasus diabetes,
glukosa yang dilepaskan jumlahnya dapat sedikit sampai
banyak sekali sesuai dengan berat penyakitnya dan asupan
karbohidratnya.
d) Pernapasan aseton
Sejumlah kecil asam asetoasetat, yang sangat meningkat pada
penderita diabetes berat dapat diubah menjadi aseton. Aseton
bersifat mudah menguap dan dikeluarkan melalui udara
ekspirasi, akibatnya seringkali seseorang dapat membuat
diagnosis diabetes mellitus hanya dengan mencium bau
aseton pada napas pasien. (Guyton & Hall, 1996).
m. Pemeriksaan Penunjang
1) Insulin darah
Mungkin menurun bahkan sampai tidak ada ( pada tipe I ) atau
normal sampai tinggi ( tipe II ) yang mengidentifikasi insufisiensi
insulin/gangguan dalam penggunaan ( endogen atau eksogen).
2. Diagnosa
Menurut SDKI (2017), diagnosa keperawatan yang dapat terjadi pada
penderita Diabetes Mellitus adalah:
No. Standar Diagnosa Keperawatan Standar Luaran Keperawatan Indonesia Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Indonesia (SDKI) (SLKI) (SIKI)
1. Kategori : Fisiologis Kestabilan kadar glukosa darah (L.05022) Manajemen Hiperglikemia (I.03115)
Sub Kategori : nutrisi dan cairan
Kode : D.0027 Definisi: Definisi:
Kadar glukosa darah berada pada tentang normal Mengidentifikasi dan mengelola kadar glukosa darah
Ketidakstabilan kadar glukosa darah diatas normal
Ekspektasi: Meningkat
Definisi: Tindakan
Variasi kadar glukosa darah Kriteria Hasil: Observasi
naik/turun dari rentang normal 1. Koordinasi kesadaran 1. Identifikasi kemungkinan penyebab
Keterangan: hiperglikemi
Penyebab 1 = Menurun 2. Identifikasi situasi yang menyebabkan
Hiperglikemia 2 = Cukup Menurun kebutuhan insulin meningkat (mis : penyakit
1. Disfungsi pankreas 3 = Sedang keambuhan)
2. Resistensi insulin 4 = Cukup Meningkat 3. Monitor kadar glukosa darah, bila perlu
3. Gangguan toleransi glukosa darah 5 = Meningkat 4. Monitor tanda dan gejala hiperglikemi (mis
4. Gangguan glukosa darah puasa 2. Mengantuk : poliuria, polidipsi, polifagia, kelemahan,
Hipoglikemia 3. Pusing malaise, pandangan kabur, sakit kepala)
1. Penggunaan insulin atau obat 4. Lelah/lesu 5. Monitor intake dan output cairan
glikemik oral 5. Keluhan lapar 6. Monitor keton urine, kadar glukosa gas darah,
2. Hiperinsulinemia 6. Gemetar elektrolit, tekanan darah ortostatik dan
3. Indokrenopati 7. Berkeringat frekuensi nadi
4. Disfungsi hati 8. Mulut kering
5. Disfungsi ginjal kronis 9. Rasa haus Terapeutik
6. Efek agen farmakologi 10.Perilaku aneh 1. Berikan asupan cairan oral
7. Tindakan pembedahan neoplasma 11.Kesulitan bicara 2. Konsultasi dengan medis jika tanda dan
8. Gangguan metabolik bawaan gejala hiperglikemia tetap ada atau
memburuk
24
Gejala dan Tanda Mayor Keterangan: 3. Fasilitasi ambulasi jik ada hipotensi ortostatik
a. Subjektif 1 = Meningkat
Hipoglikemia 2 = Cukup Meningkat Edukasi
1. Mengantuk 3 = Sedang 1. Anjurkan menghindari olahraga saat
2. Pusing 4 = Cukup Menurun kadar glukosa lebih dari > 200 mg/dL
Hiperglikemia 5 = Menurun 2. Anjurkan monitor kadar glukosa secara
1. Lelah atau lesu mandiri
b. Objektif 12.Kadar glukosa dalam darah 3. Anjurkan kepatuhan terhadap diit dan
Hipoglikemia 13.Kadar glukosa dalam urine olahraga
1. Gangguan koordinasi 14.Palpitasi 4. Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian
2. Kadar glukosa dalam darah atau 15.Perilaku keton urine, jika perlu
urin rendah 16.Jumlah urine 5. Ajarkan pengelolaan diabetes (mis :
Hiperglikemia Keterangan: penggunaan insulin, obat oral, monitor asupan
1. Kadar glukosa dalam darah atau 1 = Memburuk cairan, penggantian karbohidrat, bantuan
urin rendah 2 = Cukup Memburuk profesional kesehatan)
3 = Sedang
Gejala dan Tanda Minor 4 = Cukup Membaik Kolaborasi
a. Subjektif 5 = Membaik 1. Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu
Hipoglikemia 2. Kolaborasi pemberian cairan, jika perlu
1. Palpitasi 3. Kolaborasi pemberian kalium, jika perlu
2. Mengeluh lapar
Hiperglikemia Manajemen Hipoglikemi (I.03115)
1. Mulut kering
2. Haus meningkat Definisi:
b. Objektif Mengidentifikasi dan mengelola kadar glukosa darah
Hipoglikemia rendah
1. Gemetar
2. Kesadaran menurun Tindakan:
3. Perilaku aneh Observasi
4. Sulit bicara 1. Identifikasi tanda dan gejala hipoglikemi
5. Berkeringat
25
Hiperglikemia 2. Identifikasi kemungkinan penyebab
1. Jumlah urin meningkat Kondisi hipoglikemia
klinis terkait
1. Diabetes melitus Terapeutik
2. Ketoasidosis diabetik 1. Berikan karbohidrat sederhana, jika perlu
3. Hipoglikemi 2. Berikan glucagon, jika perlu
4. Hiperglikemia 3. Berikan karbohidrat kompleks dan protein
5. Diabetes gestasional sesuai diet
6. Penggunaan kortikosteroid 4. Pertahankan kepatenan jalan napas
7. Nutrisi parenteral total (TPN) 5. Pertahankan akses IV, jika perlu
6. Hubungi layanan medis darurat, jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan membawa karbohidrat sederhana
setiap saat
2. Anjurkan monitor kadar gula darah
3. Ajarkan pengelolaan hipoglikemia
4. Ajarkan perawatan mandiri untuk
mencegah hipoglikemia
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian dekstrose, jika perlu
2. Kolaborasikan pemberian glukogen, jika perlu
26
Definisi: dan konsisten. Tindakan
Pengalaman sensorik atau emosional Observasi
yang berkaitan dengan kerusakan Ekspektasi: Menurun 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
jaringan aktual atau fungsional, dengan Kriteria Hasil: frekwensi, kualitas, intensitas nyeri
onset mendadak atau lambat dan 17. Kemampuan menuntaskan aktivitas 2. Identifikasi skala nyeri
berintegritas ringan hingga berat yang Keterangan: 3. Identivikasi respon nyeri non verbal
berlangsung kurang dari 3 bulan. 1 = Menurun 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan
2 = Cukup Menurun memperingan nyeri
Penyebab 3 = Sedang 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
1. Agen pencedra fisiologis (mis, 4 = Cukup Meningkat nyeri
inflamasi, iskemia, neoplasma) 5 = Meningkat 6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
2. Agen pencedra kimiawi (mis, 18. Keluhan nyeri nyeri
terbakar, bahan kimia iritan) 19.Meringis 7. Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas
3. Agen pencedra fisik (mis, abses 20.Sikap protektif hidup
amputasi terbakar, terpotong, 21.Gelisah 8. Monitor keberhasilan terapi komplementer
mengangkat beban berat, prosedur 22.Kesulitan tidur yang sudah diberikan
operasi, trauma latihan fisik yang 23.Menarik diri
berlebihan)
9. Monitor efek samping penggunaan analgetik
24.Berfokus pada diri sendiri
Gejala dan Tanda Mayor 25.Diaforesis
Terapeutik
a. Subjektif 26. Perasaan depresi (tertekan)
27. Perasaan takut mengalami cedera berulang 1. Berikan teknik non farmakologis untuk
1. Mengeluh nyeri mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis,
b. Objektif 28.Anoreksia
29.Perineum terasa tertekan akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi
1. Tampak meringis pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing,
30.Uterus teraba membulat
2. Bersikap protektif (mis. kompres hangat atau dingin, terapi bermain)
31.Ketegangan otot 32.Pupil
Waspada, posisi menghindari 2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
dilatasi 33.Muntah
nyeri) nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, dan
34.Mual
3. Gelisah kebisingan)
Keterangan:
4. Frekwensi nadi meningkat 3. Fasilitasi istirahat tidur
1 = Meningkat
5. Sulit Tidur 2 = Cukup Meningkat 4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
27
Gejala dan Tanda Minor 3 = Sedang dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
a. Subjektif (tidak 4 = Cukup Menurun
tersedia) 5 = Menurun Edukasi
b. Objektif 35.Frekwensi nadi 1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
1. Tekanan darah meningkat 36.Pola napas 2. Jelaskan strategi meredahkan nyeri
2. Pola napas berubah 37.Tekanan darah 3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
38.Proses berpikir 4. Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat
3. Nafsu makan berubah
39.Fokus
4. Proses berfikir terganggu 5. Anjurkan teknik non farmakologis untuk
40.Fungsi berkemih
5. Menarik diri mengurangi rasa nyeri
41.Perilaku
6. Berfokus pada diri sendiri 42.Nafsu makan
7. Diaforesis 43.Pola tidur Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Keterangan:
Kondisi Klinis Terkait 1 = Memburuk
1. Kondisi pembedahan 2 = Cukup Memburuk
2. Cedera traumatis 3 = Sedang
3. Infeksi 4 = Cukup Membaik
4. Sindroma coroner akut 5 = Membaik
5. Glaukoma
3. Kategori : Fisiologis Status Nutrisi (L.03030) Manajemen nutrisi (I.03119)
Sub Kategori : Nutrisi dan cairan
Kode : D.0019 Definisi: Definisi:
Keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi Mengidentifikasi dan mengelola asupan nutrisi yang
Defisit nutrisi kebutuhan metabolisme seimbang
Ekspektasi: Membaik Tindakan
Definisi:
Asupan nutrisi tidak cukup untuk Kriteria Hasil: Observasi
memenuhi kebutuhan metabolisme 1. Porsi makanan yang di habiskan 1.Identifikasi status nutrisi
2. Kekuatan otot pengunyah 2.Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Penyebab 3. Kekuatan otot menelan 3.Identifikasi makanan yang disukai
1. Ketidakmampuan menelan 4. Serum albumin 4.Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
5. Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan 5.Identifikasi perlunya penggunaan selang
28
makanan nutrisi nasogastrik
2. Ketidakmampuan mencerna 6. Pengetahuan tentang pilihan makanan yang 6. Monitor asupan makanan
makanan sehat 7. Monitor berat badan
3. Ketidakmampuan mengabsorbsi 7. Pengetahuan tentang pilihan minuman 8. Monitor hasil lab pemeriksaan laboratorium
nutrient yang sehat
4. Peningkatan kebutuhan 8. Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi Terapeutik
metabolisme yang tepat 1. Lakukan oral hygiene sebelum makan,jika
5. Faktor ekonomi (mis. Finansial 9. Penyiapan dan penyimpanan makanan yang perlu
tidak mencukupi) aman 2. Fasilitasi menentukan pedoman diet
6. Faktor psikologis (mis. 10. Penyiapan dan penyimpanan minuman yang (mis.piramida makanan)
Stress,keengganan untuk makan) aman 3. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
11. Sikap terhadap makanan / minuman sesuai sesuai
Gejala dan Tanda Mayor dengan tujuan kesehatan 4. Berikan makanan tinggi serat untuk
a. Subjektif ( tidak tersedia) Keterangan: mencegah konstipasi
b. Objektif 1 = Menurun 5. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
1. Berat badan menurun minimal 2 = Cukup Menurun protein
10% dibawah rentang ideal 3 = Sedang 6. Berikan suplemen makanan, jika perlu
Gejala dan Tanda Minor 4 = Cukup Meningkat 7. Hentikan pemberian makan melalui selang
a. Subjektif 5 = Meningkat nasogastrik jika asupan oral dapat ditoleransi
1. Cepat kenyang setelah makan 12. Perasaan cepat kenyang
2. Kram/nyeri abdomen 13. Nyeri abdomen Edukasi
3. Nafsu makan menurun 14. Sariawan 1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
b. Objektif 15. Rambut rontok 2. Ajarkan diet yang diprogramkan
1. Bising usus hiperaktif 16. Diare
2. Otot pengunyah lemah Keterangan: Kolaborasi
3. Otot menelan lemah 1 = Menurun 1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
4. Membran mukosa pucat 2 = Cukup Menurun (mis.pereda nyeri,antiemetic), jika perlu
5. Sariawan 3 = Sedang 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
4 = Cukup Meningkat jumlah kalori dan jenis
6. Serum albumin turun 5 = Meningkat
7. Rambut rontok berlebihan 17. Berat badan
29
8. Diare 18. Indeks massa tubuh (IMT) nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
19. Frekuensi makan
Kondisi Klinis Terkait 20. Bising usus Pemberian makanan (I.03125)
1. Stroke 21. Tebal lipatan kulit trisep Definisi :
2. Parkinson 22. Membran mukosa Memberikan asupan nutrisi melalui oral pada
3. Mobius syndrome pasien yang tidak mampu makan secara mandiri
Keterangan:
4. Cerebral palsy 1 = Menurun
Tindakan:
5. Cleft lip 2 = Cukup Menurun
Observasi
6. Cleft palate 3 = Sedang
7. Amyotropic lateral sclerosis 4 = Cukup Meningkat 1. Identifikasi makanan yang di programkan
8. Kerusakan neuromuskuler 5 = Meningkat 2. Identifikasi kemampuan menelan
9. Luka bakar 3. Periksa mulut untuk residu pada akhir makan
10.Kanker Nafsu makan (L.03024)
Kriteria Hasil Terapeutik
11.Infeksi
12.AIDS 1. Keinginan makan 1. lakukan kebersihan tangan dan mulut sebelum
13.Penyakit Crohn’s 2. Asupan makanan makan
14.Enterokolitis 3. Asupan cairan 2. sediakan lingkungan yang menyenangkan
15.Fibrosis kistik 4. Energi untuk makan selama waktu makan (mis : simpan urinal,
pispot agar tidak terlihat
5. Kemampuan untuk merasakan makanan
3. berikan posisi duduk atau semifowler saat
6. Kemampuan untuk menikmati makanan makan
7. Asupan nutrisi 4. berikan makanan hangat, jika memungkinkan
8. Stimulus untuk makan 5. sediakan sedotan sesuai kebutuhan
9. Kelaparan 6. berikan makanan sesuai keinginan
Keterangan: 7. tawarkan mencium aroma makanan untuk
1 = Memburuk merangsang nafsu makan
2 = Cukup Memburuk 8. cuci muka dan tangan setelah makan
3 = Sedang Edukasi
4 = Cukup Membaik
5 = Membaik
30
anjurkan orang tua atau keluarga membantu
memberi makan kepada pasien
kolaborasi
1. kolaborasi pemberian analgesik yang
adekuat sebelum makan, jika perlu
2. kolaborasi pemberian antiemetil sebelum
makan, jika perlu
31
8. Penyakit ginjal dan kelenjar 7. Asites 1. Catat intake –output dan hitung balans cairan
9. Dsfungsi intestinal 8. Konfusi 24 jam
Keterangan: 2. Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
Kondisi Klinis Terkait 1 = Meningkat 3. Berikan cairan intravena, jika perlu
1. Prosedur pembedahan mayor 2 = Cukup Meningkat
2. Penyakit ginjal dan kelenjar 3 = Sedang Kolaborasi
3. Perdarahan 4 = Cukup Menurun Kolaborasi pemberian diuretic,jika perlu
4. Luka bakar 5 = Menurun
9. Tekanan darah
10.Denyut nadi radial
11.Tekanan arteri rata-rata
12.Membran mukosa
13.Mata cekung
10. 14.Turgor kulit
15.Berat badan
Keterangan:
1 = Memburuk
2 = Cukup Memburuk
3 = Sedang
4 = Cukup Membaik
5 = Membaik
5. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan Integritas Kulit / Jaringan (L.14125) Perawatan Integritas Kulit (I.11353)
(D.0129)
Definisi Definisi
Kategori : Lingkungan
Kerusakan kulit (dermis dan/atau epidermis) atau Mengidentifikasi dan merawat kulit untuk
Subkategori : Keamanan dan proteksi jaringan (membran mukosa, kornea, fasia, otot, menjaga keutuhan, kelembaban dan mencegah
32
atau kekurangan 2. Hidrasi Identifikasi penyebab gangguan integritas
3. Kekurangan/kelebihan volume 3. Perfusi jaringan kulit (mis. perubahan sirkulasi, perubahan
cairan
Keterangan: status nutrisi, penurunan kelembaban,
4. Penurunan mobilitas
5. Bahan kimia iritatif 1 = Menurun suhu lingkungan ekstrem, penurunan
6. Suhu lingkungan yang ekstrem 2 = Cukup Menurun
3 = Sedang mobilitas)
7. Faktor mekanis (mis. penekanan
4 = Cukup Meningkat
pada tonjolan tulang, gesekan) atau 5 = Meningkat Terapeutik
faktor elektris (elektrodiatermi,
energi listrik bertegangan tinggi) 1. Kerusakan jaringan 1. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
8. Efek samping terapi radiasi 2. Kerusakan lapisan kulit
2. Lakukan pemijatan pada area penonjolan
9. Kelembaban 3. Nyeri
10. Proses penuaan 4. Perdarahan tulang, jika perlu
11. Neuropati perifer 5. Kemerahan 3. Bersihkan perineal dengan air hangat,
12. Perubahan pigmentasi 6. Hematoma
terutama selama periode diare
13. Perubahan hormonal 7. Pigmentasi abnormal
14. Kurang terpapar informasi tentang 8. Jaringan parut 4. Gunakan produk berbahan petroleum dan
upaya mempertahankan/ 9. Nekrosis minyak pada kulit kering
melindungi integritas jaringan 10. Abrasi kornea 5. Gunakan produk berbahan ringan/alami
Gejala dan Tanda Mayor Keterangan: dan hipoalergik pada kulit sensitif
1 = Meningkat 6. Hindari produk berbahan dasar alkohol
Subjektif 2 = Cukup Meningkat
3 = Sedang pada kulit kering
(tidak tersedia) 4 = Cukup Menurun
5 = Menurun Edukasi
Objektif
1. Anjurkan menggunakan pelembab (mis.
1. Kerusakan jaringan dan/atau 1. Suhu kulit lotion, serum)
lapisan kulit 2. Sensasi
2. Anjurkan minum air yang cukup
3. Tekstur
Gejala dan Tanda Minor 4. Pertumbuhan rambut 3. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
4. Anjurkan meningkatkan asupan buah dan
Subjektif Keterangan:
1 = Memburuk sayur
(tidak tersedia) 2 = Cukup Memburuk 5. Anjurkan menghindari terpapar suhu
3 = Sedang
4 = Cukup Membaik ekstrem
Objektif
5 = Membaik 6. Anjurkan menggunakan tabir surya SPF
33
1. Nyeri minimal 30 saat berada di luar rumah
2. Perdarahan 7. Anjurkan mandi dan menggunakan sabun
3. Kemerahan
secukupnya
4. Hematoma
1. Imobilisasi
2. Gagal jantung kongestif
3. Gagal Ginjal
4. Diabetes Melitus
5. Imunodefisiensi (mis. AIDS)
34
4. Implementasi
Pelaksanaan adalah realisasi tindakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi perkummpulan
dan berkelanjutan, mengobservasi respon pasien selama dan sesudah
pelaksanaan tindakan serta menilai data yang baru. Komponen tahap
implementasi diantaranya sebagai berikut :
5. Evaluasi
Evaluasi adalah hasil yang didapatkan dengan menyebutkan item-item
atau perilaku yang dapat diamati dan dipantau untuk menentukan apakah
hasilnya sudah tercapai atau belum dalam jangka waktu yang telah
ditentukan.
35
1. Masalah teratasi
Masalah teratasi apakah klien atau keluarga menunjukan perubahan
tingka laku dan perkembangan kesehatan sesuai dengan kriteria
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
2. Masalah teratasi sebagian
Masalah sebagian teratasi apabila klien atau keluarga menunjukan
perubahan dan perkembangan kesehatan hanya sebagian dari kriteria
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
3. Masalah belum teratasi
Masalah belum teratasi apabila klien atau keluarga sama sekali tidak
menunjukan perubahan perilaku dan perkembangan kesehatan atau
bahkan timbul masalah baru.
36
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S DENGAN SUSP. DIABETES
MELITUS DI PKM DEPOK III YOGYAKARTA
A. Identitas Pasien
1. Nama : Tn. S
2. Alamat : Samirno Baru No 54 B Rt 2/13 Ct
3. No. RM : 0603971
4. Usia : 24 tahun
5. Jenis kelamin : laki- laki
6. Jenis Diabetes :-
7. Lama menderita diabetes :-
8. Riwayat diabetes dalam keluarga : Ibu penderita DM Tipe II
9. Tanggal Pengkajian : Rabu, 31 Mei 2021
37
Genogram
Keterangan :
Laki-laki Pasien
Tinggal serumah
Perempua
Meninggal Pisah
n
Sosial :
- Pendidikan terakhir : SMA
- Bahasa sehari-hari : Bahasa indonesia
- Status pernikahan : belum menikah
- Sistem dukungan sosial : ayah dan ibu
- Jenis pekerjaan : belum bekerja ( mahasiswa)
- Jenis pekerjaan :-
- Hobi : dengarkan musik
Pola Makan :
- Klien mengatakan frekwensi makan 3 kali/ hari
- Klien mengatakan suka mengonsumsi makan siap saji (Go Food)
- Klien mengatakan sering ngemil di malam hari
- Klien mengatakan pola makan baik
- Minum : ≥ 1500-2000 cc/ hari
- Pemanis : Murni
- Keluhan : klien mengatakan sering ngemil di malam hari, suka
kelaparan selesai main game online
- Kategori makan : seimbang
38
- Kebiasaan makan di luar rumah : sering
- Frekwensi : setiap hari makan di luar rumah.
Merokok : Tidak
Pengobatan :
- Amlodipin 10 mg ( 1x1)
- Vit B Kompleks
- Salep luka : chloramphenicol – 1 %
39
Monitoring Diri Terhadap Kontrol Diabetes (Metode pemeriksaan)
1. Pemeriksaan urine : Tidak ada pemeriksaan urine
2. Pemeriksaan glukosa sendiri : klien mengatakan 6 bulan terakhir
belum pernah melakukan pengecekan gula darah
3. Sistem yang digunakan :
4. (1) Visual, jenis strip :-
5. (2) Jenis glukometer darah :-
6. tidak ditemukan adanya gejalah masalah kesehatan atau penyakit
yang tidak diduga
7. kurang terpapar informasi tentang menejemen DM
8. klien mengatakan sering berkeringat dingin di malam hari
40
Pemeriksaan Fisik
I. Pemeriksaan Fisik (Body Sistem)
1. Sistem Pernafasan (B 1 : Breathing)
b. Inspeksi
Sonor (normal)
e. Auskultasi
41
2. Sistem Cardiovascular (B 2 : Bleeding)
0
Tensi : 140/80 mmHg, nadi : 88 X/menit, P : 22 x/m, suhu : 36.5
C, Spo2: 99 %
b. Inspeksi
Tidak dilakukan
e. Auskultasi
b. Kesadaran : Composmentis
d. Inspeksi
42
Kaku kuduk : Tidak ada
Kelumpuhan : tidak ada
Persepsi sensori : tidak ada kelainan
b. Inspeksi
b. Inspeksi
Tidak dilakukan
43
e. Perkusi
Tidak dilakukan
6. Sistem Tulang-Otot-Integumen (B 6 : Bone)
a. Inspeksi
Akral : hangat
Turgor : jelek <3 detik
c. Perkusi
7. Sistem Endokrin
a. Keluhan :
44
b. Inspeksi
Tidak dilakukan
(1) Inspeksi Umum
1. Kesadaran : Compos mentis
2. Suhu : 36.6 oC
3. Nadi : 83x/menit
4. Pernafasan : 20x/menit
5. SPO2 : 98%
6. Tekanan darah : 140/80 mmHg saat posisi duduk.
7. Postural drop/hipostatik : Tidak terjadi hipostatik
8. Tinggi badan : 165 cm
9. Berat badan : 68 kg
a. Riwayat berat badan : Penambahan berat badan kurang lebih 2
kg dalam waktu 1 bulan terakhir
b. Hasil pemeriksaan urine lengkap terakhir (tanggal) : tidak ada hasil
leb terakhir
c. Gejala Diabetes : Kencing berlebih
d. Hasil GDS : -
e. Keadaan umum lemah
(2) Kulit
1. Hiperpigmentasi :tidak terdapat beberapa hiperpigmentasi
2. Turgor : turgor kulit baik
(3) Mulut
1. Membran mukosa mulut : tidak ada keluhan atau stomatitis.
2. Bibir : Bibir lembab tidak ada pecah-pecah dan kering
45
3. ABI (Ankle Brachial Indeks) kanan, kiri : Tidak terkaji
4. Hiperpigmentasi : Tidak terdapat hiperpigmentasi
5. Tanda gangguan sirkulasi : Tidak terdapat gangguan sirkulasi terkait
dengan kerusakan integritas kulit dan jaringan
6. Kelemahan otot kaki : Tidak terjadi kelemahan pada otot
7. Ulkus : Tidak terdapat ulkus
8. Hilangnya sensasi : Tidak
9. Edema di kaki : Tidak
10. Infeksi jamur antara jari kaki : (ya) terdapat luka pada kaki kiri
yang sulit sembuh udah 1 bulan, luka tampak kemerahan.
11. Kondisi kuku : Pendek, Bersih
12. Kebersihan kaki :-
13. Jenis kaos kaki : tidak menggunakan kaos
kaki
14. Sepatu : Memakai sepatu
46
ANALISA DATA
Data Etiologi Problem
Factor risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah Factor risiko : Risiko ketidakstabilan kadar
Factor risiko : - orang tua penyandang DM tipe 2 glukosa darah
- orang tua penyandang DM tipe 2 - TD 140/80 MmHg
- TD : 140/80 MmHg - kurang terpapar informasi tentang
- kurang terpapar informasi tentang menejmen menejmen DM
DM - klien mengatakan sering kincing di
- klien mengtakan sering kencing di malam hari 8- malam hari 4-5 kali
10 kali/ hari - klien mengatakan sering mengkonsumsi
- klien mengatakan sering mengonsumsi makan makanan siap saji ( Go Food)
siap saji ( Go Food)
- klien mengatakan sering mengkonsumsi
makanan manis (Coklat)
47
- tidak ditemukan adanya gejalah masalah
Kesehatan atau penyakit yang tidak di duga
48
DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASAR PRIORITAS
1. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah Factor risiko
- Orang tua penyandang DM tipe 2
- TD : 140/80 MmHg
- kurang terpapar informasi tentang menejmen DM
- klien mengtakan sering kencing di malam hari 4-5 kali/ hari
- klien mengatakan sering mengonsumsi makan siap saji ( Go Food)
- klien mengatakan suka sering mengkonsumsi makanan manis (Coklat)
2. Kesiapan peningkatan manajemen Kesehatan
DS :
- Mengekspresikan keinginan untuk mengelolah masalah kesehatan dan pencegahannya
DO :
- Tidak ditemukan adanya gejalah masalah Kesehatan atau penyakit yang tidak diduga
3. Risiko infeksi Factor risiko :
- Luka tampak kemerahan
- Luka terdapat push
- Luka masi tampak basah
49
- Luka di kaki kiri udah sebulan yang lalu tak kunjung sembuh
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
1. Rabu Risiko ketidakstabilan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x pertemuan Promosi perilaku upaya Kesehatan
diharapkan Kontrol Risiko meningkat Dengan kriteria hasil : (SIKI L.1.12472, HAL. 380)
02/06/21 kadar glukosa darah
Standart Indicator Capaian Keterangan
09:00 luaran Observasi :
Awal Target
keseluruhan - identifikasi perilaku upaya
WIB
Kemampua 2 5 1. Menurun Kesehatan yang dapat
n mencari 2. Cukup
(kurang ( kemampuan ditingkatkan
informasi memurun
terpapar klien dalam
tentang 3. Sedang Terapeutik :
informasi mengubah
factor risiko 4. Cukup
tentang perilaku hidup - berikan lingkungan yang
meningkat
orang tua sehat)
5. meningkat mendukung Kesehatan
penyandang
DM tipe 2) - orentasi pelayanan Kesehatan
yang dapat dimanfaatkan
(SLKI L.14128, HAL. 60)
Edukasi :
- anjurkan mencuci tangan
50
dengan air bersih dan sabun
- anjurkan melakukan aktivitas
fisik setiap hari(aktivitas
ringan 15-30 menit)
2. Rabu Kesiapan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x pertemuan Promosi kesiapan penerimaan
02/06/21 peningkatan diharapkan Manajemen Kesehatan meningkat Dengan kriteria hasil : informasi (SIKI L.1.12470, HAL.
51
untuk menerima informasi
3. Rabu Risiko infeksi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x pertemuan Pencegahan Infeksi (SIKI L.1.14539,
diharapkan Tingkat Infeksi menurun Dengan kriteria hasil : HAL. 278)
02/06/21
Standart Indicator Capaian Keterangan
09:00 luaran Observasi :
Awal Target
keseluruhan - Monitor tanda dan gejalah
WIB
Kemerahan, 2 5 1. menurun infeksi local dan sistemik
nyeri,
( luka tampak ( Tidak 2. cukup menurun Terapeutik :
bengkak
kemerahan, Terdapat
3. sedang - Cuci tangan sebelum dan
push +, luka tanda-tanda
udah 1 bulan infeksi) 4. cukup sesudah kontak dengan pasien
yang lalu tak meningkat
dan lingkungan pasien
kunjung 5. meningkat
sembuh) - Pertahankan Teknik aseptic
pada pasien beresiko tinggi
Edukasi :
(SLKI L.09097, HAL. 138)
- Jelaskan tanda dan gejalah
infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan
dengan benar
- Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka
52
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
02/06/21 ketidakstabilan L.1.12472, HAL. 380) - Klien mengatakan luka di kaki kiri sulit sembuh,
kadar glukosa udah 1 bulan Sahrul
53
A:
Standart Indicator Capaian
luaran
Awal Target Capaian
keseluruhan
Kemampu 2 5 3
an mencari (kurang (kemamp (klien
informasi terpapar uan klien mendapatkan
tentang informasi dalam informasi dari
factor tentang mengubah petugas
risiko orang tua perilaku kesehatan)
penyanda sehat)
ng DM
tipe 2)
54
02/06/21 peningkatan (SIKI L.1.12470, HAL. 371) Sahrul
O:
manajmen
Observasi : - Keadaan umum baik
Kesehatan 09:00
- Mengidentifikasi informasi yang - Klien mendapat informasi dari petugas Kesehatan
akan disampaikan tentang proses penyakit
10 :00 - Mengidentifikasi pemahaman - Keadaan luka masih basa
tentang kondisi Kesehatan saat ini - Terdapat push
10:15 - Mengidentifikasi kesiapan - Luka dibalut dengan kasa
menerima informasi
Terapeutik :
A:
- Melibatkan pengambilan keputusan Standart Indicator Capaian
10 :20
dalam keluarga untuk menerima luaran Awal Target Capaian
informasi Aktivitas 2 5 4
10:30 hidup sehari- (pasien masi (pasien (pasien
hari efektif belum dapat mendapat
memenuhi mengetahui mengetahu informasi
tujuan banyak i tentang dari
Kesehatan tentang informasi petugas
informasi Kesehatan kesehatan)
Kesehatan) )
P : Akan dilakuakan evaluasi Kembali dipertemuan
berikutnya
3. Rabu Risiko infeksi 11:00 Pencegahan Infeksi (SIKI L.1.14539, HAL. S : klien mengatakan kaki kirinya masi terdapat luka
55
02/06/21 WIB 278) O: Sahrul
Observasi : - Terdpat luka di kaki kiri
- Monitor tanda dan gejalah infeksi - Terdapat push +
local dan sistemik - Luka tampak kemerahan
Terapeutik : - Perawatan luka seminggu 2 kali
- Cuci tangan sebelum dan sesudah
- Luka dibalut dengan kasa steril
kontak dengan pasien dan
- Pemberian salep Chloramphenicol -1 %
lingkungan pasien
A:
- Pertahankan Teknik aseptic pada
Standart Indicator Capaian
pasien beresiko tinggi luaran Awal Target Capaian
Edukasi : Kemerahan, 2 5 4
nyeri, (luka tampak (tidak (Tanda-
- Jelaskan tanda dan gejalah infeksi tanda
bengkak kemerahan, terdapat
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan push +, luka tanda- infeksi
udah 1 bulan tanda berkurang,
benar perawatan
yang lalu tak infeksi )
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka kunjung luka 2
minggu
sembuh)
sekali)
56
Daftar Skiring Di Wilayah Kerja PKM Depok III Daerah Istimewah Yogyakarta
57
15. Uni P Karangwuni 55 th IRT 147/69 mmhg 274
16. Hartato L Karang wuni 50 th petani 147/67 mmhg -
18. Sutirah P Karangwuni 58 th IRT 163/82 mmhg 181
58
59
BAB IV
PENUTUP
A. kesimpulan :
Dari data yang didapatkan di PKM Depok III menunjukan bahwa rata-
rata masalah yang sering muncul di wilayah kerja PKM depok III adalah
pasien dengan penderita Hipertensi, dan Diabetes Melitus Tipe 2. Orang tua
dengan penderita DM tipe 2 harus mampu memotivasi anak-anaknya untuk
menjaga gaya hidup di masyarakat. Dari survei dan skring dimasyarakat
menunjukan bahwa banyak orang tua yang masi minim tentang informasi
penyakit Hipetensi dan Diabetes Melitus. Oleh karena itu petugas Kesehatan
wajib melakukan edukasi dan program yang ada di PKM depok III sesuai
rencana dan agenda jangka Panjang.
60
meningkat sehingga kadar gula dalam darah akan berkurang. Orang yang
jarang beraktivitas fisik dan jarang melakukan olahraga, zat makanan yang
masuk kedalam tubuh tidak akan dibakar tetapi akan ditimbun dalam bentuk
lemak dan gula. Jika kondisi pengkreas tidak tidak adekuat dalam
menghasilkan insulin dan tidak mencukupi untuk mengubah glukosa menjadi
energi maka akan timbul penyakit DM.
B. saran
Pada pasien dengan orang tua penyandang DM tipe 2 mampu
mengetahui factor risiko penyakit DM, diharapkan masyarakat dapat
melakukan langkah-langkah antisipasi berupa pencegahan agar kejadian DM
ini dapat diminimalkan di masyarakat. Dan untuk penderita DM harus
mematuhi mengetahui pilar DM dengan mencari informasi tentang DM,
control gula darah secara rutin, terapi nutrisi, dan konsumsi obat secara rutin.
61
Daftar Pustaka
Isnaini, N., & Ratnasari. (2018). Faktor Resiko Mempengaruhi Kejadian Diabetes
Mellitus Tipe Dua. Jurnal Keperawatan Dan Kebidanan Aisyiyah Vol 14,
No. 1,, 59-68.
Lemone, P., Burke, K. M., & Bauldoff, G. (2016). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Lubis, S. L., Utami, G. T., & Dewi, Y. I. (2018). Gambaran Gaya hidup Anggota
Keluarga Beresiko Diabetes Melitus (DM) Tipe 2. JOM FKp, Vol. 5 No. 2,
155-163.
Putra, Yudha Wahyu; Rizqi, Amalia Solichathi. (2018). Index Massa Tubuh
(IMT) Mempengaruhi Aktivitas Remaja Putri SMP Negeri 1
Sumberlawang. Jurnal Gaster Vol. XVI No.1, 105-115.
62
63