OLEH
3A KEPERAWATAN
KELOMPOK 2
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu mata kuliah
Keperawatan Keluarga yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami
berharap makalah yang kami susun dapat bermanfaat untuk menambah. Kami
menyadari bahwa makalah kami masih banyak kekurangan maka kami mengharap
kritik dan saran dari pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Sampul..........................................................................................
Kata Pengantar.............................................................................................
Daftar Isi......................................................................................................
BAB I PENDAULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................
C. Tujuan..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................
A. Konsep Dasar Penyakit..................................................................
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga..............................
BAB III PENUTUP.....................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................
B. Saran.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit Diabetes Mellitus adalah penyakit yang dapat menurun,
jika dalam sebuah keluarga terdapat anggota keluarga yang menderita
Diabetes Mellitus maka kemungkinan besar akan menurun, kurangnya
pengetahuan keluarga tentang kesehatan dapat menjadi masalah serius
karena keluarga tidak dapat menjalankan 5 tugas keluarga, misalnya
keluarga tidak mengerti bagaimana cara melakukan perawatan pada
anggota keluarga yang sakit, tidak mampu memanfaatkan fasilitas
kesehatan, tidak membuat keputusan dan mengambil keputusan yang
tepat, tidak mampu memberikan lingkungan yang tepat, sehingga pada
keluarga yang mempunyai anggota keluarga yang memiliki penyakit
Diabetes Mellitus harus mendapatkan perhatian yang cukup agar Keluarga
memahami konsep dasar Diabetes Mellitus serta mencegah komplikasi
dari Diabetes Mellitus. Masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga,
dalam mengambil keputusan dan memecahkan masalah tersebut adalah
kepala keluarga dan anggota yang dituakan. Dalam mengatasi masalah ini
peran perawat kesehatan adalah memberikan keperawatan keluarga untuk
mencegah komplikasi lebih lanjut.
Angka kejadian DM di dunia dari tahun ke tahun selalu mengalami
peningkatan. Data terakhir dari World Health Organization (WHO)
menunjukkan pada tahun 2000 sebanyak 150 juta penduduk dunia
menderita DM dan angka ini akan menjadi dua kali lipat sampai pada
tahun 2025 (WHO, 2014). International Diabetes Federation (2014) telah
melaporkan terdapat kematian sebesar 4,6 juta setiap tahunnya dan lebih
dari 10 juta pasien mengalami kelumpuhan dan komplikasi seperti
serangan jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan dan amputasi. Pada tahun
2015 Indonesia berdiri pada posisi ketujuh dengan jumlah penderita
sebanyak 10 juta jiwa. Jumlah penderita DM ini diperkirakan akan
meningkat pada tahun 2040, yaitu sebanyak 16,2 juta jiwa penderita, dapat
diartikan bahwa akan terjadi peningkatan penderita sebanyak 56,2% dari
tahun 2015 sampai 2040. Indonesia juga merupakan negara ketiga yang
jumlah orang dengan gangguan toleransi glukosa (20-79 tahun) pada tahun
2015 yaitu sebesar 29 juta jiwa orang (IDF, 2015). Menurut Riset
Kementerian Kesehatan pada tahun 2018, Prevalensi diabetesIndonesia
sebesar 2,0%, sedangkan di Jawa Timur sebesar 2,6% pada penduduk
umur diatas 15 tahun (Kemenkes, 2019:127)
Tingginyan prevalensi Diabetes Melitus disebabkan oleh
faktor risiko yang tidak dapat berubah misalnya jenis kelamin, umur,
dan faktor genetik, selain itu dapat juga disebabkan oleh faktor genetik
yang dapat diubah misalnya kebiasaan merokok, tingkat pendidikan,
konsumsi alkohol, obesitas. Dampak yang paling serius dari penyakit
diabetik ini yaitu komplikasi kaki ulkus diabetik.
Dukungan keluarga diyakini memiliki pengaruh terhadap kualitas
hidup penderita DM. Keluarga merupakan bagian penting dari seseorang
begitu pula dengan penderita DM. Penderita DM tipe 2 diasumsikan
memiliki masa-masa sulit seperti berbenah diri, sering mengontrol gula
darah, pola makan, dan aktivitas. Noviarini dkk (2013), mengungkapkan
bahwa salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas hidup adalah
adanya dukungan keluarga, pola diet sehat, dan aktivitas fisik. Keluarga
memiliki tugas dalam pemeliharaan kesehatan anggotanya, termasuk
mengenal masalah tentang Diabetes Mellitus, mengambil keputusan untuk
melakukan tindakan yang tepat, memberikan keperawatan kepada anggota
keluarganya yang sakit, mempertahankan suasana rumah yang kondusif
bagi kesehatan
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana proses asuhan keperawatan keluarga dengan masalah diabetes
mellitus?
C. TUJUAN
Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Keluarga dengan masalah
Diabetes Mellitus.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi DM
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan
kadar glukosa di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat
melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat. Kadar glukosa
darah setiap hari bervariasi, kadar gula darah akan meningkat setelah
makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar glukosa darah
normal pada pagi hari sebelum makan atau berpuasa adalah 70-110
mg/dL darah. Kadar gula darah normal biasanya kurang dari 120- 140
mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung
gula maupun mengandung karbohidrat (Irianto, 2015).
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua – duanya (Perkeni,
2015).
Menurut American Diabetes Association (ADA) 2015, diabetes
melitus merupakan suatu penyakit yang kompleks yang membutuhkan
perawatan medis yang lama atau terus menerus dengan cara
mengendalikan kadar guka darah untuk mengurangi risiko
multifaktoral.
2. Etiologi
Faktor risiko yang berhubungan dengan Diabetes Melitus antara lain :
a. Hipertensi
Peningkatan tekanan darah pada hipertensi berhubungan erat
dengan tidak tepatnya penyimpanan garam dan air atau
meningkatnya tekanan dari dalam tubuh pada sirkulasi pembulh
darah perifer.
b. Faktor genetic
DM tipe 2 berasal dari interaksi genetis dan berbagai faktor mental
penyakit ini sudah lama dianggap berhubungan dengan agregasi
familial. Risiko emperis dalam hal terjadinya DM tipe 2 akan
meningkat dua sampai enam kali lipat jika orang tua atau saudara
kandung mengalami DM.
c. Riwayat keluarga
Seorang yang menderita diabetes melitus juga diduga mempunyai
gen diabetes diduga bahwa bakat diabetes merupakan gen resesif.
d. Usia
Berdasarkan penelitian, usia terbanyak terkena diabetes melitus
adalah lebih dari 45 tahun.
e. Obesitas (kegemukan)
Terdapat korelasi bermakna antara obesitas dengan kadar glukosa
dalam darah, pada derajat kegemukan dengan IMT >23 dapat
menyebabkan peningkatakn kadar glukosa darah menjadi 200 mg
%.
f. Alkohol dan rokok
g. Alkohol akan mengganggu metabolisme gula darah terutama pada
penderita DM, sehingga akan mempersulit regulasi gula darah dan
meningkatkan tekanan darah.
3. Patofisiologi
Diabetes melitus tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi
insulin, namun karena sel – sel sasaran insulin tidak mampu merespon
insulin secara normal. Keadaan ini disebut resistensi insulin. Resistensi
insulin terjadi akibat dari obesitas dan kurangnya aktivitas fisik serta
penuaan. Penderita DM tipe 2 dapat terjadi produksi glukosa hepatic
yang berlebihan namun tidak terjadi pengrusakan sel sel B Langerhans
secara autoimun DM tipe 2. Defisiensi fungsi insulin DM tipe 2
bersifat relatif dan tidak absolut.
Pada awal perkembangan DM tipe 2, sel B menunjukkan gangguan
pada sekresi insulin fase pertama, artinya sekresi insulin gagal
mengkompensasi resistensi insulin. Apabila tidak ditangani dengan
baik pada perkembangan selanjutkan akan terjadi kerusakan sel – sel B
pankreas. Kerusakan sel –sel B pankreas akan terjadi secara progresif
seringkali akan menyebabkan defisiensi insulin.
4. Manifestasi Klinis
Gejala diabetes melitus dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Gejala akut
1) Poliuria
Kekurangan insulin untuk mengangkut glukosa melalui
membrane dalam sel menyebabkan hiperglikemia sehingga
serum plasma meningkat atau hiperosmolariti menyebabkan
cairan intrasel berdifusi kedalam sirkulasi atau cairan
intravaskuler, aliran darah ke ginjalmeningkat sebagai akibat
dari hiperosmolariti dan akibatnya akan terjadi diuresis
osmotic.
2) Polidipsia
Akibat meningkatnya difusi cairan dari intrasel kedalam
vaskuler menyebabkan penurunan volume intrasel sehingga
efeknya adalah dehidrasi sel. Akibat dari dehidrasi sel mulut
menjadi kering dan sensorhaus teraktivasi menyebabkan
seseorang haus terus dan ingin selalu minum.
3) Poliphagia
Karena glukosa tidak dapat masuk ke sel akibat dari
menurunnya kadar insulin maka produksi energi menurun,
penurunan energi akan menstimulasi rasa lapar. Maka reaksi
yang terjadi adalah seseorang akan lebih banyak makan.
4) Penurunan berat badan
Karena glukosa tidak dapat di transport kedalam sel maka
selkekurangan cairan dan tidak mampu mengadakan
metabolisme, akibat dari itu maka sel akan menciut, sehingga
seluruh jaringan terutama otot mengalami atrofi dan penurunan
secara otomatis.
5) Malaise atau kelemahan.
b. Gejala Kronis
Gejala kronis diabetes melitus yaitu: Kesemutan, kulit terasa panas
atau seperti tertusuk-tusuk jarum, rasa kebas di kulit, kram,
kelelahan, mudah mengantuk, pandangan mulai kabur, pada ibu
hamil sering terjadi keguguran atau kematian janin dalam
kandungan atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4 kg.
5. Komplikasi Diabetes Mellitus
Menurut Priscilla LeMone, dkk, 2016 penyandang DM apapun
tipenya, berisiko tinggi mengalami komplikasi yang melibatkan
banyak sistem tubuh yang berbeda. Perubahan kadar glukosa darah,
perubahan sistem kardiovaskuler, neuropati, peningkatan kerentanan
terhadap infeksi, dan penyakit peridontal umum terjadi. Selain itu,
interaksi dari beberapa komplikasi dapat menyebabkan masalah kaki.
6. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas
insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya
komplikasi vaskuler serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap
tipe DM adalah mencapai kadar glukosa darah normal (euglikemia),
tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan serius pada pola aktivitas
pasien. Ada lima komponen dalam penatalaksanaan DM yaitu:
a. Diet
b. Latihan
c. Penyuluhan
d. Obat
e. Cangkok pancreas