Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

MATA KULIAH EPID PENYAKIT TIDAK MENULAR


“DIABETES MILITUS”

DISUSUN OLEH

1. YUNITA Y JUMA : 115017 064

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHTAN INDONESIA JAYA


KAMPUS II PARIGI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “DIABETES
MILITUS” Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah “EPID
PENYAKIT TIDAK MENULAR”. Tujuan yang lebih khusus penulisan
makalah ini ialah untuk menambah pengetahuan tentang apa itu Diabetes
Militus yang kami sajikan berdasarkan referensi dan berita

Kami menyampaikan rasa terimakasih kepada dosen yang telah


memberikan tugas untuk menulis tugas ini, serta kepada teman-teman
mahasiswa yang juga sudah memberikan kontribusi baik langsung maupun
tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sunbangan pemikiran kepada pembaca khsusnya kepada para
mahasiswa Akademik KESMAS STIK IJ parigi. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu,
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan.

Parigi, April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR.............................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH........................................... 1


B. RUMUSAN MASALAH……………………………………… 2
C. TUJUAN………………………………………......................... 2

BAB II PEMBAHASAN…………………........……………………… 3

A. APA PENGERTIAN DIABETES MILITUS…………........…. 3


B. APA SAJA TYPE DIABETES MILITU…............................… 4
C. APA SAJA TANDA-TANDA DAN GEJALA
DIABETES MILITUS..............................................................6
D. APA SAJA FAKTOR PENYEBAB
DIABETES MILITUS............................................................. 6
E. BAGAIMANA CARA PENGOBATAN DAN
PENANGANA DIABETES MILITUS..................................... 8
F. BAGAIMANA HUBUNGAN DIABETES MILITUS
DENGAN ANGGOTA TUBUH ...........................................… 10

BAB III PENUTUP…………………………………………………….11

A. KESIMPULAN…….…………………………………………. 11
B. SARAN………………….…………………………………….. 11

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………. 12
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah 

Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang


berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya Manusia.
Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem kesehatan
suatu negara. Walaupun belum ada survei nasional, sejalan dengan perubahan
gaya hidup termasuk pola makan masyarakat Indonesia diperkirakan penderita
DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa keatas
pada seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan penyakit
DM belum menempati skala prioritas utama dalam pelayanan kesehatan,
walaupun diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar antara
lain komplikasi kronik pada penyakit jantung kronis, hipertensi, otak, system
saraf, hati, mata dan ginjal.
DM atau kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan hormon
insulin baik absolut maupun relatif. Absolut berarti tidak ada insulin sama
sekali sedangkan relatif berarti jumlahnya cukup/memang sedikit tinggi atau
daya kerjanya kurang. Hormon Insulin dibuat dalam pancreas. Ada 2 macam
type DM :
DM type I. atau disebut DM yang tergantung pada insulin. DM ini
disebabkan akibat kekurangan insulin dalam darah yang terjadi karena
kerusakan dari sel beta pancreas. Gejala yang menonjol adalah terjadinya
sering kencing (terutama malam hari), sering lapar dan sering haus, sebagian
besar penderita DM type ini berat badannya normal atau kurus. Biasanya
terjadi pada usia muda dan memerlukan insulin seumur hidup.
DM type II atau disebut DM yang tak tergantung pada insulin. DM ini
disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar
insulin dapat normal, rendah atau bahkan bahkan meningkat tetapi fungsi
insulin untuk metabolisme glukosa tidak ada/kurang. Akibatnya glukosa dalam
darah tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemia, 75% dari penderita DM type
II dengan obersitas atau ada sangat kegemukan dan biasanya diketahui DM
setelah usia 30 tahun.
DM tipe 3 atau disebut Diabetes mellitus gestasional (bahasa Inggris:
gestational diabetes, insulin-resistant type 1 diabetes, double diabetes, type 2
diabetes which has progressed to require injected insulin, latent autoimmune
diabetes of adults, type 1.5" diabetes, type 3 diabetes, LADA) atau diabetes
melitus yang terjadi hanya selama kehamilan dan pulih setelah melahirkan,
dengan keterlibatan interleukin-6 dan protein reaktif C pada lintasan
patogenesisnya.GDM mungkin dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan
sekitar 20–50% dari wanita penderita GDM bertahan hidup
A. Rumusan Masalah
A. Apa pengertian Diabetes Militus(DM)?
B. Apa saja type Diabetes Militus?
C. Apa saja tanda – tanda dan gejala Diabetes Militus?
D. Apa saja faktor penyebab Diabetes Militus?
E. Bagaimana cara pengobatan dan penangan Diabetes Milit
F. Bagaimana hubungan Diabetes Militus dengan anggota tubuh?

B. Tujuan
A. Untuk mengetahui pengertian Diabetes Militus
B. Untuk mengetahui apa saja type Diabetes Militus
C. Untuk mengetahui apa saja tanda – tanda dan gejala Diabetes Militus
D. Untuk mengetahui apa saja faktor penyebab Diabetes Militus?
E. Untuk mengetahui cara pengobatan dan penangan Diabetes Militus
F. Untuk mengetahui hubungan Diabetes Militus dengan anggota tubuh
BAB II
PEMBAHASAN
A. Diabetes mellitus

DM (bahasa Yunani: διαβαίνειν, diabaínein, tembus atau pancuran air)


(bahasa Latin: mellitus, rasa manis) yang juga dikenal di Indonesia dengan
istilah penyakit kencing gula adalah kelainan metabolis yang disebabkan oleh
banyak faktor, dengan simtoma berupa hiperglisemia kronis dan gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, sebagai akibat dari:

1. defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya


2. defisiensi transporter glukosa.
3. atau keduanya.

Berbagai penyakit, sindrom dan simtoma dapat terpicu oleh diabetes


mellitus, antara lain: Alzheimer, ataxia-telangiectasia, sindrom Down,
penyakit Huntington, kelainan mitokondria, distrofi miotonis, penyakit
Parkinson, sindrom Prader-Willi, sindrom Werner, sindrom Wolfram,
leukoaraiosis, demensia, hipotiroidisme, hipertiroidisme, hipogonadisme, dan
lain-lain.
DM yaitu kelainan metabolik akibat dari kegagalan pankreas untuk
mensekresi insulin (hormon yang responsibel terhadap pemanfaatan glukosa)
secara adekuat. Akibat yang umum adalah terjadinya hiperglikemia.
DM merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kelainan
kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang disebabkan defisiensi
insulin atau akibat kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner & Suddart).
Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi, meningkat setelah makan dan
kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi
hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar
gula darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau
minum cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat lainnya.
B. Type – type Diabetes Militus

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan bentuk diabetes


mellitus berdasarkan perawatan dan simtoma:

1. Diabetes tipe 1, yang meliputi simtoma ketoasidosis hingga rusaknya sel


beta di dalam pankreas yang disebabkan atau menyebabkan autoimunitas,
dan bersifat idiopatik. Diabetes mellitus dengan patogenesis jelas, seperti
fibrosis sistik atau defisiensi mitokondria, tidak termasuk pada
penggolongan ini.
2. Diabetes tipe 2, yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali
disertai dengan sindrom resistansi insulin
3. Diabetes gestasional, yang meliputi gestational impaired glucose tolerance,
dan menurut tahap klinis tanpa pertimbangan patogenesis, dibuat menjadi:

A. Insulin requiring for survival diabetes, seperti pada kasus defisiensi


peptida-C.

B. Insulin requiring for control diabetes. Pada tahap ini, sekresi insulin
endogenus tidak cukup untuk mencapai gejala normoglicemia, jika tidak
disertai dengan tambahan hormon dari luar tubuh.
C. Not insulin requiring diabetes.

      Diabetes mellitus tipe 1

Diabetes mellitus tipe 1, diabetes anak-anak (bahasa Inggris: childhood-


onset diabetes, juvenile diabetes, insulin-dependent diabetes mellitus, IDDM)
adalah diabetes yang terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi
darah akibat hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans
pankreas. IDDM dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.

Sampai saat ini IDDM tidak dapat dicegah dan tidak dapat disembuhkan,
bahkan dengan diet maupun olah raga. Kebanyakan penderita diabetes tipe 1
memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat penyakit ini mulai
dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respons tubuh terhadap insulin
umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama pada tahap awal.

Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1 adalah
kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi
autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh.

Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin,
dengan pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat
monitor pengujian darah. Pengobatan dasar diabetes tipe 1, bahkan untuk tahap
paling awal sekalipun, adalah penggantian insulin. Tanpa insulin, ketosis dan
diabetic ketoacidosis bisa menyebabkan koma bahkan bisa mengakibatkan
kematian. Penekanan juga diberikan pada penyesuaian gaya hidup (diet dan
olahraga). Terlepas dari pemberian injeksi pada umumnya, juga dimungkinkan
pemberian insulin melalui pump, yang memungkinkan untuk pemberian
masukan insulin 24 jam sehari pada tingkat dosis yang telah ditentukan, juga
dimungkinkan pemberian dosis (a bolus) dari insulin yang dibutuhkan pada
saat makan. Serta dimungkinkan juga untuk pemberian masukan insulin
melalui "inhaled powder".

Perawatan diabetes tipe 1 harus berlanjut terus. Perawatan tidak akan


memengaruhi aktivitas-aktivitas normal apabila kesadaran yang cukup,
perawatan yang tepat, dan kedisiplinan dalam pemeriksaan dan pengobatan
dijalankan. Tingkat Glukosa rata-rata untuk pasien diabetes tipe 1 harus
sedekat mungkin ke angka normal (80-120 mg/dl, 4-6 mmol/l. Beberapa dokter
menyarankan sampai ke 140-150 mg/dl (7-7.5 mmol/l) untuk mereka yang
bermasalah dengan angka yang lebih rendah, seperti "frequent hypoglycemic
events".Angka di atas 200 mg/dl (10 mmol/l) seringkali diikuti dengan rasa
tidak nyaman dan buang air kecil yang terlalu sering sehingga menyebabkan
dehidrasi. Angka di atas 300 mg/dl (15 mmol/l) biasanya membutuhkan
perawatan secepatnya dan dapat mengarah ke ketoasidosis. Tingkat glukosa
darah yang rendah, yang disebut hipoglisemia, dapat menyebabkan kehilangan
kesadaran.
Diabetes mellitus tipe 2

Diabetes mellitus tipe 2 (bahasa Inggris: adult-onset diabetes, obesity-


related diabetes, non-insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM) merupakan
tipe diabetes mellitus yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam
sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan
oleh mutasi pada banyak gen, termasuk yang mengekspresikan disfungsi sel β,
gangguan sekresi hormon insulin, resistansi sel terhadap insulin yang
disebabkan oleh disfungsi GLUT10 dengan kofaktor hormon resistin yang
menyebabkan sel jaringan, terutama pada hati menjadi kurang peka terhadap
insulinserta RBP4 yang menekan penyerapan glukosa oleh otot lurik namun
meningkatkan sekresi gula darah oleh hati. Mutasi gen tersebut sering terjadi
pada kromosom 19 yang merupakan kromosom terpadat yang ditemukan pada
manusia.

Pada NIDDM ditemukan ekspresi SGLT1 yang tinggi, rasio RBP4 dan
hormon resistin yang tinggi, peningkatan laju metabolisme glikogenolisis dan
glukoneogenesis pada hati, penurunan laju reaksi oksidasi dan peningkatan laju
reaksi esterifikasi pada hati.

Pada tahap awal kelainan yang muncul adalah berkurangnya sensitifitas


terhadap insulin, yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam
darah. Hiperglisemia dapat diatasi dengan obat anti diabetes yang dapat
meningkatkan sensitifitas terhadap insulin atau mengurangi produksi glukosa
dari hepar, namun semakin parah penyakit, sekresi insulin pun semakin
berkurang, dan terapi dengan insulin kadang dibutuhkan. Ada beberapa teori
yang menyebutkan penyebab pasti dan mekanisme terjadinya resistensi ini,
namun obesitas sentral diketahui sebagai faktor predisposisi terjadinya
resistensi terhadap insulin, dalam kaitan dengan pengeluaran dari adipokines
( nya suatu kelompok hormon) itu merusak toleransi glukosaObesitas
ditemukan di kira-kira 90% dari pasien dunia dikembangkan diagnosis dengan
jenis 2 kencing manis. Faktor lain meliputi mengeram dan sejarah keluarga,
walaupun di dekade yang terakhir telah terus meningkat mulai untuk
memengaruhi anak remaja dan anak-anak.

Diabetes tipe 2 dapat terjadi tanpa ada gejala sebelum hasil diagnosis.
Diabetes tipe 2 biasanya, awalnya, diobati dengan cara perubahan aktivitas
fisik (olahraga), diet (umumnya pengurangan asupan karbohidrat), dan lewat
pengurangan berat badan. Ini dapat memugar kembali kepekaan hormon
insulin, bahkan ketika kerugian berat/beban adalah rendah hati,, sebagai
contoh, di sekitar 5 kg ( 10 sampai 15 lb), paling terutama ketika itu ada di
deposito abdominal yang gemuk. Langkah yang berikutnya, jika perlu,,
perawatan dengan lisan [antidiabetic drugs. [Sebagai/Ketika/Sebab] produksi
hormon insulin adalah pengobatan pada awalnya tak terhalang, lisan ( sering
yang digunakan di kombinasi) kaleng tetap digunakan untuk meningkatkan
produksi hormon insulin ( e.g., sulfonylureas) dan mengatur pelepasan/release
yang tidak sesuai tentang glukosa oleh hati ( dan menipis pembalasan hormon
insulin sampai taraf tertentu ( e.g., metformin), dan pada hakekatnya menipis
pembalasan hormon insulin ( e.g., thiazolidinediones). Jika ini gagal, ilmu
pengobatan hormon insulin akan jadilah diperlukan untuk memelihara normal
atau dekat tingkatan glukosa yang normal. Suatu cara hidup yang tertib tentang
cek glukosa darah direkomendasikan dalam banyak kasus, paling terutama
sekali dan perlu ketika mengambil kebanyakan pengobatan.

Sebuah zat penghambat dipeptidyl peptidase 4 yang disebut sitagliptin,


baru-baru ini diperkenankan untuk digunakan sebagai pengobatan diabetes
mellitus tipe 2. Seperti zat penghambat dipeptidyl peptidase 4 yang lain,
sitagliptin akan membuka peluang bagi perkembangan sel tumor maupun
kanker.

Sebuah fenotipe sangat khas ditunjukkan oleh NIDDM pada manusia adalah
defisiensi metabolisme oksidatif di dalam mitokondria pada otot lurik.
Sebaliknya, hormon tri-iodotironina menginduksi biogenesis di dalam
mitokondria dan meningkatkan sintesis ATP sintase pada kompleks V,
meningkatkan aktivitas sitokrom c oksidase pada kompleks IV, menurunkan
spesi oksigen reaktif, menurunkan stres oksidatif, sedang hormon melatonin
akan meningkatkan produksi ATP di dalam mitokondria serta meningkatkan
aktivitas respiratory chain, terutama pada kompleks I, III dan IV. Bersama
dengan insulin, ketiga hormon ini membentuk siklus yang mengatur fosforilasi
oksidatif mitokondria di dalam otot lurik. Di sisi lain, metalotionein yang
menghambat aktivitas GSK-3beta akan mengurangi risiko defisiensi otot
jantung pada penderita diabetes.

Simtoma yang terjadi pada NIDDM dapat berkurang dengan dramatis,


diikuti dengan pengurangan berat tubuh, setelah dilakukan bedah bypass usus.
Hal ini diketahui sebagai akibat dari peningkatan sekresi hormon inkretin,
namun para ahli belum dapat menentukan apakah metoda ini dapat
memberikan kesembuhan bagi NIDDM dengan perubahan homeostasis
glukosa.

Pada terapi tradisional, flavonoid yang mengandung senyawa hesperidin


dan naringin, diketahui menyebabkan

1. peningkatan mRNA glukokinase,


2. peningkatan ekspresi GLUT4 pada hati dan jaringan
3. peningkatan pencerap gamma proliferator peroksisom
4. peningkatan rasio plasma hormon insulin, protein C dan leptin
5. penurunan ekspresi GLUT2 pada hati
6. penurunan rasio plasma asam lemak dan kadar trigliserida pada hati
7. penurunan rasio plasma dan kadar kolesterol dalam hati, antara lain
dengan menekan 3-hydroxy-3-methylglutaryl-coenzyme reductase, asil-
KoA, kolesterol asiltransferase
8. penurunan oksidasi asam lemak di dalam hati dan aktivitas karnitina
palmitoil, antara lain dengan mengurangi sintesis glukosa-6 fosfatase
dehidrogenase dan fosfatidat fosfohidrolase
9. meningkatkan laju lintasan glikolisis dan/atau menurunkan laju lintasan
glukoneogenesis
sedang naringin sendiri, menurunkan transkripsi mRNA fosfoenolpiruvat
karboksikinase dan glukosa-6 fosfatase di dalam hati.

Hesperidin merupakan senyawa organik yang banyak ditemukan pada buah


jenis jeruk, sedang naringin banyak ditemukan pada buah jenis anggur.

Diabetes mellitus tipe 3

Diabetes mellitus gestasional (bahasa Inggris: gestational diabetes, insulin-


resistant type 1 diabetes, double diabetes, type 2 diabetes which has progressed
to require injected insulin, latent autoimmune diabetes of adults, type 1.5"
diabetes, type 3 diabetes, LADA) atau diabetes melitus yang terjadi hanya
selama kehamilan dan pulih setelah melahirkan, dengan keterlibatan
interleukin-6 dan protein reaktif C pada lintasan patogenesisnya.[29] GDM
mungkin dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 20–50% dari
wanita penderita GDM bertahan hidup.

Diabetes melitus pada kehamilan terjadi di sekitar 2–5% dari semua


kehamilan. GDM bersifat temporer dan dapat meningkat maupun menghilang
setelah melahirkan. GDM dapat disembuhkan, namun memerlukan
pengawasan medis yang cermat selama masa kehamilan.

Meskipun GDM bersifat sementara, bila tidak ditangani dengan baik dapat
membahayakan kesehatan janin maupun sang ibu. Resiko yang dapat dialami
oleh bayi meliputi makrosomia (berat bayi yang tinggi/diatas normal), penyakit
jantung bawaan dan kelainan sistem saraf pusat, dan cacat otot rangka.
Peningkatan hormon insulin janin dapat menghambat produksi surfaktan janin
dan mengakibatkan sindrom gangguan pernapasan. Hyperbilirubinemia dapat
terjadi akibat kerusakan sel darah merah. Pada kasus yang parah, kematian
sebelum kelahiran dapat terjadi, paling umum terjadi sebagai akibat dari
perfusi plasenta yang buruk karena kerusakan vaskular. Induksi kehamilan
dapat diindikasikan dengan menurunnya fungsi plasenta. Operasi sesar dapat
akan dilakukan bila ada tanda bahwa janin dalam bahaya atau peningkatan
resiko luka yang berhubungan dengan makrosomia, seperti distosia bahu.
C. Tanda dan gejala Diabetes Militus

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau


kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah,
dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mg/dL
dan air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose),
sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut.
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala
dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita :
1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
10. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.

D. Faktor penyebab Diabetes Militus

Penyakit diabetes bisa disebabkan oleh beberapa faktor pemicu,diantaranya:

1. Pola makan

Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang


dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu timbulnya diabetes mellitus. konsumsi
makan yang berlebihan dan tidak diimbangi dengan sekresi insulin dalam
jumlah yang memadai dapat menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat
dan pastinya akan menyebabkan diabetes melitus.
2. Obesitas (kegemukan)

Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cenderung memiliki


peluang lebih besar untuk terkena penyakit diabetes militus. Sembilan dari
sepuluh orang gemuk berpotensi untuk terserang diabetes mellitus.

3. Faktor genetis

Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen
penyebab diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita
diabetes mellitus. Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit
walaupun resikonya sangat kecil.

4. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan

Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang


pankreas, radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas menurun
sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh
termasuk insulin. Segala jenis residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang
lama dapat mengiritasi pankreas.

5. Penyakit dan infeksi pada pancreas

Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan


radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun
sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh
termasuk insulin. Penyakit seperti kolesterol tinggi dan dislipidemia dapat
meningkatkan resiko terkema diabetes mellitus.

6. Pola hidup

Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab diabetes mellitus.


Jika orang malas berolah raga memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena
penyakit diabetes mellitus karena olah raga berfungsi untuk membakar kalori
yang berlebihan di dalam tubuh. Kalori yang tertimbun di dalam tubuh
merupakan faktor utama penyebab diabetes mellitus selain disfungsi pankreas.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kasus diabetes di negara-negara
Asia akan naik hingga 90 persen dalam 20 tahun ke depan. “Dalam 10 tahun
belakangan, jumlah penderita diabetes di Hanoi, Vietnam, berlipat ganda.
Sebabnya? Di kota ini, masyarakatnya lebih memilih naik motor dibanding
bersepeda,” kata Dr Gauden Galea, Penasihat WHO untuk Penyakit Tidak
Menular di Kawasan Pasifik Barat. Kesimpulannya, mereka yang sedikit
aktivitas fisik memiliki risiko obesitas lebih tinggi dibanding mereka yang rajin
bersepeda, jalan kaki, atau aktivitas lainnya.

7. Teh manis
Penjelasannya sederhana. Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula
darah melonjak tinggi. Belum risiko kelebihan kalori. Segelas teh manis kira-
kira mengandung 250-300 kalori (tergantung kepekatan). Kebutuhan kalori
wanita dewasa rata-rata adalah 1.900 kalori per hari (tergantung aktivitas). Dari
teh manis saja kita sudah dapat 1.000-1.200 kalori. Belum ditambah tiga kali
makan nasi beserta lauk pauk. Patut diduga kalau setiap hari kita kelebihan
kalori. Ujungnya: obesitas dan diabetes.

8. Gorengan
Karena bentuknya kecil, satu gorengan tidak cukup buat kita. Padahal
gorengan adalah salah satu faktor risiko tinggi pemicu penyakit degeneratif,
seperti kardiovaskular, diabetes melitus, dan stroke. Penyebab utama penyakit
kardiovaskular (PKV) adalah adanya penyumbatan pembuluh darah koroner,
dengan salah satu faktor risiko utamanya adalah dislipidemia. Dislipidemia
adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar
kolesterol total, LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida, serta penurunan kadar
HDL (kolesterol baik) dalam darah. Meningkatnya proporsi dislipidemia di
masyarakat disebabkan kebiasaan mengonsumsi berbagai makanan rendah
serat dan tinggi lemak, termasuk gorengan.
9. Suka ngemil

Kita mengira dengan membatasi makan siang atau malam bisa


menghindarkan diri dari obesitas dan diabetes. Karena belum kenyang, perut
diisi dengan sepotong atau dua potong camilan seperti biskuit dan keripik
kentang. Padahal, biskuit, keripik kentang, dan kue-kue manis lainnya
mengandung hidrat arang tinggi tanpa kandungan serta pangan yang memadai.
Semua makanan itu digolongkan dalam makanan dengan glikemik indeks
tinggi. Sementara itu, gula dan tepung yang terkandung di dalamnya
mempunyai peranan dalam menaikkan kadar gula dalam darah.

10. Kurang tidur.

Jika kualitas tidur tidak didapat, metabolisme jadi terganggu. Hasil riset
para ahli dari University of Chicago mengungkapkan, kurang tidur selama 3
hari mengakibatkan kemampuan tubuh memproses glukosa menurun drastis.
Artinya, risiko diabetes meningkat. Kurang tidur juga dapat merangsang
sejenis hormon dalam darah yang memicu nafsu makan. Didorong rasa lapar,
penderita gangguan tidur terpicu menyantap makanan berkalori tinggi yang
membuat kadar gula darah naik.

11. Sering stress

Stres sama seperti banjir, harus dialirkan agar tidak terjadi banjir besar.
Saat stres datang, tubuh akan meningkatkan produksi hormon epinephrine dan
kortisol supaya gula darah naik dan ada cadangan energi untuk beraktivitas.
Tubuh kita memang dirancang sedemikian rupa untuk maksud yang baik.
Namun, kalau gula darah terus dipicu tinggi karena stres berkepanjangan tanpa
jalan keluar, sama saja dengan bunuh diri pelan-pelan.

12. Kecanduan rokok

Sebuah penelitian di Amerika yang melibatkan 4.572 relawan pria dan


wanita menemukan bahwa risiko perokok aktif terhadap diabetes naik sebesar
22 persen. Disebutkan pula bahwa naiknya risiko tidak cuma disebabkan oleh
rokok, tetapi kombinasi berbagai gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan
dan olahraga.

13. Menggunakan pil kontrasepsi

Kebanyakan pil kontrasepsi terbuat dari kombinasi hormon estrogen dan


progestin, atau progestin saja. Pil kombinasi sering menyebabkan perubahan
kadar gula darah. Menurut dr Dyah Purnamasari S, Sp PD, dari Divisi
Metabolik Endokrinologi RSCM, kerja hormon pil kontrasepsi berlawanan
dengan kerja insulin. Karena kerja insulin dilawan, pankreas dipaksa bekerja
lebih keras untuk memproduksi insulin. Jika terlalu lama dibiarkan, pankreas
menjadi letih dan tidak berfungsi dengan baik.

14. Keranjingan soda

Dari penelitian yang dilakukan oleh The Nurses’ Health Study II terhadap
51.603 wanita usia 22-44 tahun, ditemukan bahwa peningkatan konsumsi
minuman bersoda membuat berat badan dan risiko diabetes melambung tinggi.
Para peneliti mengatakan, kenaikan risiko itu terjadi karena kandungan
pemanis yang ada dalam minuman bersoda. Selain itu, asupan kalori cair tidak
membuat kita kenyang sehingga terdorong untuk minum lebih banyak.

E. Cara pengobatan dan penanganan Diabetes Militus

Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin


(Lantus/Levemir, Humalog, Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan,
selain itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan
menu makanan (diet).
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan
penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai
kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan, yaitu
dengan mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga. Jika hal ini tidak
mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet akan diperlukan.
Bahkan pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi
pengontrolan kadar gula darah.
A. PERAWATAN PREVENTIF
1. Identifikasi
Penderita membawa keterangan tentang : jenis DM, komplikasi, regimen
Pengobatan
2. Vaksinasi
Merupakan tindakan yang baik terutama terhadap pnemokokus dan
influensa
3. Tidak merokok
4. Deteksi dan Penatalaksanaan hipertensi dan hiperlipidemia
5. Perawatan kaki
F. Hubungan diabetes militus dengan anggota tubuh
1. Hubungan Kesehatan Gigi dan Diabetes Melitus
Kebanyakan orang mempunyai kebiasaan suka makan malas sikat gigi.
Tapi itu juga tidak semua. Apalagi bila orang tersebut tahu benar dengan
menjaga kesehatan gigi dapat menghindarkan tubuh dari penyakit lainnya.
Salah satu penyakit yang dapat dihindari adalah penyakit diabetes melitus.
Karena menurut studi penelitian di Amerika menunjukkan bahwa penderita
kerusakan gigi kronis bisa jadi orang tersebut pengidap penyakit diabetes
melitus tipe 2.

Pada kerusakan gigi yang parah, bakteri dapat masuk ke aliran darah dan
mengganggu sistem kekebalan tubuh. Sel sistem kekebalan tubuh yang rusak
melepaskan sejenis protein yang disebut cytokines. Cytokines inilah penyebab
kerusakan sel pankreas penghasil insulin, hormon yang memicu diabetes. Jika
ini terjadi sekali saja, walaupun orang itu sebelumnya dalam keadaan sehat
maka orang tersebut berpeluang menderita diabetes tipe 2.

Selain itu tingginya kandungan kolesterol dari glukosa yang dibutuhkan


tubuh merupakan faktor utama pemicu risiko diabetes bagi orang yang
mengalami kerusakan gigi. Dan kolesterol rendah dapat menolong orang sehat
untuk tidak terserang problem gangguan gigi yang mampu memicu diabetes.
Untuk itu, penderita diabetes sebaiknya mengikuti diet rendah kalori, rajin
mengonsumsi obat pengatur hormon insulin dan menjaga kesehatan gigi. Dan
alangkah baiknya jika orang sehat juga ikut menjaga kesehatan giginya agar
tidak berisiko terkena diabetes.

Radang gusi adalah jenis penyakit gigi yang paling ringan, disebabkan
oleh bakteri dalam plak. Penyakit ini masih bisa disembuhkan, tapi jika
disepelekan tanpa perawatan lebih lanjut bisa berkembang menjadi penyakit
gigi yang parah juga. Plak yang menempel pada rongga antara gusi dan gigi
mampu menimpulkan infeksi dan menyebabkan kasus serius. Bahkan pada
stadium tertentu, gigi harus dicabut.

Diabetes merupakan kondisi di mana tubuh tidak mampu meregulasi


kandungan glukosa. Artinya, tekanan darah bisa menjadi sangat tinggi.
Pengobatan dengan insulin bisa membantu tubuh mengontrol jumlah glukosa
pada aliran darah.

Pada diabetes tipe 2, insulin diproduksi sangat sedikit sehingga tidak cukup
jumlahnya untuk keperluan tubuh manusia. Biasanya hal ini sangat
berpengaruh pada orang berusia di atas 40 tahun. Untuk mengatasinya
dibutuhkan diet teratur dan mengonsumsi pil atau suntikan reguler.

2. Diabetes dan Kesehatan Mata

Diabetes adalah penyakit kompleks yang merupakan hasil dari


ketidakmampuan tubuh untuk menghasilakn insulin, hormon yang mengatur
kadar gula dalam darah, membawa gula berlebih untuk disimpan di dalam sel
dan kemudian akan digunakan jika diperlukan.
Tanpa insulin yang memadai, gula di dalam darah akan menjadi berlebih.
Analoginya seperti mobil yang penuh bensin tetapi tidak ada kuncinya;
Anda mempunyai energi untuk menggerakkan mobil, tersebut tetapi tidak bisa
menggunakannya dengan maksimal.
Diabetes dialami oleh lebih dari 16 juta warga Amerika. Sebagian besar
kasus yang dialami adalah diabetes onset dewasa, yang biasanya mengenai
individu berusia lebih dari 40 tahun. Salah satu faktor risiko termasuk riwayat
keluarga yang menderita diabetes dan kelompok etnis tertentu. Keturunan
Afrika, Amerika asli, Jepang, Latin ataupun Polinesia lebih tinggi risikonya.
Komplikasi umum penderita diabetes adalah penyakit mata akibat
diabetes. Salah satunya adalah glaukoma. Komplikasi lainnya termasuk
retinopati dan katarak. Retinopati diabetik adalah penyakit yang merusak
pembuluh darah kecil pada retina (jaringan yang peka cahaya yang berjajar di
belakang mata) yang sering dijumpai pada penderita diabetes. Selama masa
hidup mereka, sekitar 16 juta penderita diabetes akan mengalami berbagai
tingkatan retinopati diabetik dan setidaknya 25.000 menjadi buta tiap tahunnya.
Katarak adalah pengaburan lensa mata yang mengakibatkan pudarnya
penglihatan normal. Penderita diabetes mempunyai risiko hampir dua kali
mengalami katarak dibandingkan yang lainnya.
Katarak juga mempunyai kecenderungan terjadi pada usia yang lebih muda.
Hubungan antara diabetes dengan glaukoma sudut-terbuka (tipe glaukoma
yang paling umum) telah membangkitkan minat para peniliti selama bertahun-
tahun. Penderita diabetes mempunyai risiko dua kali terkena glaukoma
daripada individu non-diabetes, meskipun beberapa penelitian baru-baru ini
telah mempertanyakan hal ini. Yang lebih menarik lagi, kemungkinan
seseorang yang mempunyai glaukoma sudut terbuka kemudian menderita
diabetes ternyata lebih tinggi dibandingkan individu yang tidak mempunyai
penyakit mata. Glaukoma neovaskuler, tipe glaukoma yang jarang selalu
dikaitkan dengan abnormalitas yang lain, diabetes adalah yang paling sering.
Pada beberapa kasus retinopati diabetes, pembuluh darah pada retina menjadi
rusak. Retina kemudian memproduksi pembuluh darah baru yang abnormal.
Glaukoma neovaskuler dapat terjadi jika pembuluh darah yang baru
tumbuh pada iris (bagian berwarna pada mata), menutup cairan pada mata dan
meningkatkan tekanan pada mata. Glaukoma neovaskuler adalah penyakit yang
sulit untuk diobati. Salah satu pilihan adalah bedah laser untuk mengurangi
pembuluh darah abnormal pada permukaan iris dan retina.
Komplikasi pada mata adalah hal yang umum terjadi pada penderita
diabetes, penting bagi penderita diabetes untuk memeriksakan kesehatan mata
mereka secara rutin. Institusi Mata Nasional (National Eye Institute)
merekomendasikan penderita diabetes untuk memeriksakan mata mereka
setahun sekali.
3. Diabetes dan luka pada bagian kaki
Ulkus atau luka kaki dapat menjadi masalah yang sangat serius bagi
penderita diabetes. Penting untuk menyembuhkan ulkus secepatnya.
Kerusakan saraf pada diabetes dapat mengurangi nyeri sehingga ulkus kaki
kadang tidak menimbulkan rasa nyeri jadi sering diabaikan. Sejalan dengan
waktu ulkus kaki atau gejala-gejala penyakit dapat merusak kaki secara serius.
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir. Ulkus
bisa dikatakan kematian jaringan yang luas dan disertai invasif kuman saprofit.
Adanya kuman saprofit tersebut menyebabkan ulkus berbau, ulkus diabetikum
juga merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan penyakit DM dengan
neuropati perifer. Ulkus kaki diabetes (UKD) merupakan komplikasi yang
berkaitan dengan morbiditas akibat diabetes mellitus.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari makalah yang saya buat, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyakit
Diabetes Militus (DM) ini sangat brrbahaya dan menakutkan. Banyak sekali
faktor yang menyebabkan seseorang menderita penyakit Diabetes Militus.
Seperti conohnya, Obesitas(berat badan berlebih),faktor genetis, pola hidup
yang tidak sehat (jarang berolah raga), kurang tidur, dan masih banyak yang
lainnya.

B. Saran

Adapun saran bagi pembaca dari makalah ini adalah sebagai berikut.

1.      Selalu berhati – hatilah dalam menjaga pola hidup. Sering berolah raga
dan istirahat yang cukup

2.      Jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau
minuman yang terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula
melonjak tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

http://faluethautamiee.2012/12/makalah-diabetes-militus.html

Anda mungkin juga menyukai