Anda di halaman 1dari 17

A.

DIAGNOSA KEPERAWATAN KERACUNAN NON KOROSIF


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru akibat akumulasi udara
Peningkatan curah jantung berhubungan dengan perubahan tahanan vaskuler sistemik
Resiko tinggi cidera berhubungan dengan respon saraf autonom pada perubahan status sistem yang tiba-tiba
Ansietas berhubungan dengan merasakan adanya ancaman kematian
Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perubuahan aliran darah
Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular cerebralh

B. INTERVENSI KEPERAWATAN KERACUNAN NON KOROSIF

No
DX
1

Tujuan dan Kreteria Hasil


Setelah diberikan asuhan keperawatan

Intervensi
a) Pantau

diharapkan pola nafas klien kembali

Rasional

tingkat/kedaleman

dan

a) Pengkajian yang berulang kali sangat penting

pola pernafasan.

karena kadar toksisitas mungkin berubah

efektif dengan Kriteria hasil:


-

Pasien mampu mempertahankan

secara drastis.
b) Catat periode apnea, pernafasan

b) Bunyi nafas dapat menurun atau tidak ada

Cheyne-Stokes.

pola nafas yang efektif dengan

pada lobus,segmen paru, atau seluruh area


paru ( unilateral ).

tingkat pernafasan yang normal.


-

Paru-paru pasien bersih, bebas

c) Auskultasi bunyi nafas.

c) Area atelektasi btidak ada bunyi napas, dan

dari cianosis, dan tanda-tanda/

pada area yang kolaps menurun bunyinya,

gejala-gejala hipoksia yang lain.

evaluasi juga di lakukan untuk area yang baik


pertukaran gasnya dan memberikan data
evaluasi perbaikan pneumotaraks.
d) Catat bpengembangan dada

d) Pengembangan dada sama dengan ekspansi


paru.

e) Pertahankan posisi tidur yang


nyaman,

biasanya

e) Meningkatkan

dengan

inspirasi

maksimal,

meningkatkan ekspansi paru.

peninggian kepala tempat tidur.


f)
2

Setelah diberikan asuhan keperawatan


diharapkan curah jantung klien kembali
normal dengan Kriteria hasil:
-

Berikan tambahan O2

No
1

Intervensi
Pantau tanda tanda vital

f)

Hipoksia

pada

susunan

saraf

pusat

mengakibatkan depres pernafasan.


Rasionalisasi
Hipertermi
yang
terus
menerus

dapat

mengakibatkan terjadinya perdrahan pada otak,


yang dapat mengakibatkan terjadinya penurunan
kesadaran.

Adanya

peningkatan

suhu,

menunjukan pasien berada dalam tahap infeksi


2

baik karena dehidrasi.


Tinggikan posisi kepala tempat Tekanan diafragma bagian
tidur

berkurang,

meningkat.
Auskultasi bunyi nafas. Catat Perubahan
adanmya
nafas

perubahan

adventisius

bunyi

inflasi

nafas

paru

menjadi
menjadi

menunjukan

pasien

bunyi mengalami perubahan ke arah yang memburuk


seperti seperti adanya penurunan kesdaran, ataupun

stridor, gallop, ronkhi, mengii.


4

sehingga

baawah

pasien jatuh ke dalam penyakit paru paru seperti


edema paru dan pneumonia .
Hipoksia yang terlalu lama mempengaruhi susuan

Berikan O tambahan.

saraf pusat dapat membuat pasien mengalami


5

Kolaborasi

dengan

laboratorium

depres nafas yang hebat.


petugas Hasil pemeriksa AGD dapa menunjukkan kadar O2
dalam dalam darah, sehingga dapat di lakukan/di berikan

pemeriksaan AGD.

obat-obatan

oleh

dokter

yang

mampu

mempercepat peningkatan kadar O2 dalam darah


6

Kolaborasi

dengan

pasien.
dokter Cairan IV

dapat

mencegah

terjadinya

syok

dalam pemberian cairan IV hipivolemik dan pemberian obat-obatan yang


dan obat obatan.
3

Setelah diberikan asuhan keperawatan


diharapkan cedera tidak terjadi dengan
Kriteria hasil:
-

Trauma pada pasien tidak terjadi

No
1

sesuai akan dapat membantu proses peningkatan

kadar O2 dalam darah.


Intervensi
Rasionalisasi
Pasang bamtalan lunak atau Mengurangi terjadinya trauma akibat jatuh dari
penghalang pada tempat tidur.

tempat tidur saat pengobatan karena pasien


mengalami penurunan ketajaman pandang.

Pasien mengerti tentang keadaan

Pantau

adanya

kejang/ Mencerminkan adanya hipoksia pada ssp yang

sakit yang dialaminya saat ini

kedutan pada kaki, tangan dan dapat mempengaruhi kerja saraf sraf yang lain

Pasien kooperatif dalam setiap

wajah.

termasuk saraf penglihatan ( pasien menjadi

tindakan yang diberikan


3

Perthankan

buta ).
baring Menurunkan resiko terjatuh /trauma.

tirah

selama fase akut.. berikan


bantuan pada pasien sesuai
4

kebutuhannya.
Berikan
penjelasan

pada Akan mampu meningkatan kesadaran pasien

pasien tentang mapa tyang tentang

keaadaanya

saat

ini

dan

mampu

sedang dialami dan apa tujuan menurukan cemas yang dialami pasien, dan
setiap

tindakannya

yang pasien mau kooperatif dalam setiap tindakan yang

diberikan.
4

Setelah diberikan asuhan keperawatan


diharapkan ansietas klien menurun atau

No
1

secara terus menerus.

hilang dengan Kriteria hasil:


-

Pasien akan melaporkan adanya


tingkat

penurunan

kecemasan

Pasien

menunjukkan

orangbersama

Pasien dapat mengidentifikasikan


kecemasan yang dialaminya dan
mampu mengontrol dir dan situasi

pasien tidak mau berespon terhadap semua


tindakan yang dilakukan.
pasien Pengetahuan tentang dimana pasien berada saat

pada

keadaan ini akan meningkatan rasa aman, pasien akan

sekelilingnya,

keadaan

yang relaksasi
-

Orientasikan
terhadap

yang dialaminya
-

di berikan.
Intervensi
Rasionalisasi
Kaji tingkat kecemasan pasien Peningkatan kecemasan akan mengacu pada

waktu

orang

yang

psien,

dengan nada lembut.


Jelaskan
tentang

dan dapat mengontrol dirinya.


ada

berbicara
semua Pasien akan merasa aman dan kooperatif dalam

tingdakan yang akan dilakukan setiap tindakan yang akan diberikan.

terhadap pasien.
Anjurkan pasien untuk berdoa Doa akan menyebabkan psikologis pasien akan
sesuai

dengan

keyakinan merasa aman.

pasien.
5

Setelah diberikan asuhan keperawatan


diharapkan pemenuhan informasi klien

No
1

dari pasien dan orang- orang orang terdekat tentang kondisi yang dialami

terpenuhi dengan Kriteria hasil:


-

teredekat tentang kondisi yang pasien saat ini akan mempengaruhi kemajuan

Klien menyatakan pemahaman

dialami pasien saat ini.

tentang kondisi, prognosis dan


pengobatan.
-

Klien

dapat

Intervensi
Rasionalisasi
Kaji kemampuan pengetahuan Keslahan persepsi dari pasien maupun orang

mengidentifikasi

oleh pasien.
Jelaskan efek dari adanya Memberikan pemahan dasar tentang efek dari
peningkatan

hubungan tanda/gejala dengan

dan prognosis terhadap penyakit yang dialami

kerja

jantung peningkatan kerja jantung.

terhadap tensi, nadi dan irama

proses penyakit.
3

nafas.
Berikan

penguatan

tentang Alasan kurangnya kerja sama adalah alasan

pentingnya kerja sama dalam


pengobatan
4

dan

umum kegagalan terapi.

pertahan

perjanjian tindak lanjut.


Jelaskan tentang obat

Informasi yang adekuat dan pemahaman tentang

obatan yang akan diberikan efek samping dari obat akan mengurangi tingkat
bdan
6

Setelah diberikan asuhan keperawatan


diharapkan

perfusi

jaringan

normal dengan Kriteria hasil:


-

kembali

No
1

efek

smaping

dari kecemasan pasien dan keluarga.

pemakaian obat tersebut.


Intervensi
Rasionalisasi
Awasi tanda vital. Palpasi nadi indikasi umum status sirkulasi dan keadekuatan
perifer, perhatikan kekuatan perfusi.
dan keasaman.

Lakukan

pengkajian gangguan sirkulasi dalam waktu yang lama dapat

neuromuskular
contohnya
3

ferakan jaringan tubuh.

periodik/produk

volume

sirkulasi

untuk

darah memaksimalkan perfusi jaringan.

sesuai dengan indikasi.


Kolaborasi dalam pemberian Mungkin berguna dalam mencegah pembentukan
obat

sensasi,

nadi, warna kulit dan suhu


Kolaborasi dalam pemberian Mempertahankan
IV

periodik, mengakibatkan terjadinya nekrosis pada seluruh

anti

koagulan

dosis trombus.

rendah sesuai dengan indiksi.


Anjurkan pada pasien untuk Ini akan ssangat berguna bgai kita dalam
mengungkapkan
yang

hal

hal mencegah

adanya

gangguan

sirkulasi

dan

berhubungan dengan kerusakan perifer lebih lanjut.

adanya

perubahan

perfusi

jaringan perifer, seperti adanya


rasa dingin pada ekstrimitas
dan adanya perubahan warna
kulit.
7

Setelah diberikan asuhan keperawatan


diharapkan

nyeri

terkontrol

dengan

Pasien

mampu

melaporkan

tingkat nyeri yang berkurang atau


hilang
-

Teliti

Intervensi
keluhan nyeri,

Rasionalisasi
catat Nyeri merupakan penglaman subjektif dan harus

intensitasnya (dengan skala 0- di jelaskan oleh pasien. Identifikasi karakteristik

Kriteria hasil:
-

No
1

Pasien relaks, tidak gelisah dan

10),
(berdenyut,

karakteristiknya nyeri dan faktor yang berhubungan merupakan


konstan)

lamanya,
memperburuk

faktor

lokasi, suatu hal yang amat penting untuk memilih


yang intervensi yang cocok dan dapat mengevaluasi
atau keefektifan terapi yang diberikan .

tidak menunjukkan gejala-gejala


nyeri non verbal lainnya

meredakannya.
Observasi tanda-tanda nyeri Merupakan indikator/derajat nyeri yang tidak
non verbal seperti ekspresi langsung yang dialami. Sakit kepla mungkin
wajah

posisitubuh,

menangis/meringis,
diri,

perubahan

gelisah, bersifat

akut

atau

kronis,

jadi

manifestasi

menarik fisiologinya dapat muncu atatu tidak.


frekuensi

jantung, pernafasan, tekanan


3

darah.
Berikan

kompres Kompres mampu meningkatkan sirkulasi dan

lembab/kering
leher
4

pada

sesuai

kebutuhan pasien.
Kolaborasi dengan
dalam
analgetik

kepala, mampu menimbulkan relaksasi.


dengan
dokter Penanganan pertama pada sakit kepala secara

pemberian

obat umum hanya kadang- kadang bermanfaat pada


seperti sakit kepala karenan gangguan vaskuler.

asetaminofen, ponstan, dan


5

sebagainya.
Kolaborasi dalam pemberian Pemendekan serangan sakit kepala 60%-70%
O2 sesuai dengan indikasi.

pada

beberapa

pasien

dapat

menurunkan

hipoksia yang berhubungan dengan perubahan


tekanan vaskuler cerebral.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN KERACUNAN KOROSIF


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Resiko penurunan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan adanya perdarahan.
Nyeri akut berhubungan dengan adanya gangguan integritas mukosa pada saluran cerna.
Difisit pengetahuan berhubungan dengan kuarangnya informasi.
Ansietas berhubungan dengan krisis situasional dan ancaman kematian.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan efek tokxin pada pencernaan.
Konstipasi berhubungan dengan adanya penurunan peristaltic usus oleh karena obstruksi saluran cerna bagian bawah.
Kesulitan bernafas berhubungan dengan defresi susunan saraf pusat.
Perubahan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perubahan aliran darah.

D. INTERVENSI KEPERAWATAN KERACUNAN KOROSIF

No

Tujuan dan Kriteria Hasil

Setelah diberikan asuhan keperawatan

No

Intervensi

Rasional

1.

Catat karakteristik muntah dan

Membantu dalam menentukan penyebeb distress

pendarahan

pada

diharapkan volume cairan dan elektrolit


seimbang dengan Kriteria hasil:
-

cairan

Kandungan

kehijauwan

Pasien menunjukkan perbaikan


keseimbangan

gaster.

menunjukanbahwa

kuning
pylorus

terbuka.Kandungan fekal menunjukan adanya

dan

elektroloit dibuktikan oleh haluran

empedu

2.

obstruksi pada usus. Darah pada saluran cerna.


Awasi tanda vital, bandingkan Perubahan tekanan darah dan nadi dapat
dengan saat awal penderita dijadikan sebagai indicator perkiraan kehilangan

urine yang adekuat dengan berat

dating ke rumah sakit saat darah (Mis.TD < 90 mmHg dan nadi > 110 diduga

jenis normal, tanda vital stabil,

kejadian.

membran mukosa lembab, turgor

25%

penurunan

1000ml).

kulit baik, pengisian kapiler cepat


3.

volume

Hipotensi

atau

kurang

postural

lebih

menunjukan

penurunan volume sirkulasi.


Catat respon fisiologis pasien Simtomatologi dapat berguna dalam mengukur
terhadap perdarahan misalnya berat/lamanya
adanya kelemahan, gelisah, Memburuknya

episode
gejala

perdarahan.

dapat

menunjukan

pucat, berkeringat, takipneu, berlanjutan perdarahan dan tidak adekuatan


4.

peningkatan suhu tubuh.


penggantian cairan.
Kolaborasi
dengan
dokter Penggantian cairan
dalam
cairan/darah
indikasi

pemasangan hipovelemia
sesuai

dan

tergantung
lamanya

dari

derajat

perdarahan

dengan Pemberian darah segar lengkap diindikasikan


pada

pasien

perdarahan

akut

(dengan

syok)karena darah simpanan dapat kekurangan

5.

Kolaborasi

factor pembekuan.
dokter Memberikan kesempatan untuk menghilangkan

dengan

dalam pemasangan selang NG sekresi iritan pada gaster, darah dan bekuan, juga
6.

pada perdarahan akut.


dapat menurunkan mual dan muntah.
Kolaborasi dalam pemberian Obat-obatan
tersebut
berfungsi
obat-obatan

sesuai

sebagai

dengan penghambat H2 menurunkan produksi asam

indikasi

seperti gaster

simitidin,ranitidine.

meningkatkan

pH

gaster,

menurunkan iritasi pada mukosa gaster penting


untuk

penyembuhan,

juga

pencegahan

pembentukan iritasi
2

Setelah diberikan asuhan keperawatan


diharapkan nyeri klien terkontrol dan

No
1.

termasuk

hilang dengan Kriteria hasil:


-

Pasien
nyeri

mengungkapkan
berkurang

dan

hilang
-

Pasien tampak rileks

Catatan

Intervensi
keluhan
lokasi,

Rasional
nyeri, Nyeri tidak selalu ada, tetapi bila da harus
lamanya,

intervensinya ( skala 1-10).

rasa

dibandingkan dengan gejala nyeri pasien


sebelumnya dimna dapat membantu
mendiagnosa pendarahan dan adanya

bahkan
2.

Kaji

ulang

factor

meningkatkan
3.

komplikasi.
yang Membantu dalam membuat diagnose dan
atau kebutuhan therapy.

menurunkan nyeri.
Catat petunjuk nyeri non-

Petunjuk non verbal dapat berupa fisiologi dan

verbal seperti gelisah,

patofisiologidan dapat digunakan dalam

menolak bergerak, takikardi

menghubungkan petunjuk verbal untuk

berkeringat. Selidiki ketidak

mengidentifikasi berat ringannya masalah.

sesuaian antara petunjuk


4.

dan

verbal dan non verbal.


Kolaborasidengan dokter

Analgetik dapat menurunkan fase nyeri yang

dalam pemberian oabat

hebat dan dapat menurunkan peristaltic usus.

analgetik, dan antasida.

Antasida dapat menurunkan keasaman lambung


dengan acara absorpsi dan dengan cara
menetralisir kimia.

Setelah diberikan asuhan keperawatan


diharapkan pemenuhan informasi klien
terpenuhi dengan Kriteria hasil:
-

Klien menyatakan pemahaman

No
1.

Intervensi
Sadar dan hadapi ansietas

Rasional
Ansietas dapat mempengaruhi kemampuan

2.

pada pasien dan keluarga.


Berikan peran aktif pasien

mendengar dan mengasimilasi informasi.


Belajar akan dapat ditingkatkan apabila individu

atau orang terdekat dalam

dapat secara aktif terlibat.

tentang kondisi, prognosis dan

proses belajar seperti diskusi

pengobatan.
-

tentang keadaan pasien.


Kaji kemampuan pengetahuan

Membantu dalam memperlancar pelaksanaan

hubungan tanda/gejala dengan

pasien dan keluarga terhadap

perencanaan yang dibuat untuk proses

proses penyakit.

penyakit yang dihadapi oleh

kesembuhan pasien.

pasien saat ini.


Informasikan semua tindakan

Paien dan keluarga mengerti dan memahami

yang dilakukan terhadap

pentingnya tindakan yang akan dilakukan bagi

pasien, baik tentang manfaat

kesembuhan pasien, pasien dan keluarga

serta efek samping tindakan

kooperatif dalam semua tindakan yang dilakukan.

kalau ada bagi pasien.


Intervensi
Identifikasi penyebeb ansietas,

Rasional
Dengan melinatkan pasien dalam proses

libatkan klien dalam proses

pengobatan akan dapat menurunkan tingkat

pengobatan yang dilakukan.


Kembangkan hubungan saling

ansietas pasien.
Meningkatkan perasaan pasien sebagai manusia,

percaya melalui kontrak yang

membantu menurunkan perasaan curiga dan

Klien

dapat

mengidentifikasi

3.

4.

Setelah diberikan asuhan keperawatan


diharapkan ansietas klien menurun atau

No
1.

hilang dengan Kriteria hasil:


-

Pasien akan melaporkan adsanya


tingkat

penurunan

kecemasan

2.

yang dialaminya
-

Pasien

menunjukkan

keadaan

yang relaksasi
-

Pasien dapat mengidentifikasikan

3.

kecemasan yang dialaminya dan


mampu mengontrol dir dan situasi

terus menerus. Tunjukan sikap

rendah diri pasien terhadap pemberi pelayanan

yang menerima keadaan

keperawatan.

pasien
Informasi pada pasien

Meningkatkan rasa kepercayaan dan

mengenai apa yang akan

meningkatkan kerjasama danm menurunkan

dilakukan oleh petugas dan

ansietas.

manfaatnya bagi kesembuhan


5

Setelah diberikan asuhan keperawatan


diharapkan

kebutuhan

nutrisi

klien

No
1.

terpenuhi dengan Kriteria hasil:


-

Nafsu makan meningkat

BB naik

Kebutuhan tubuh pasien akan


nutrisi tetap terpenuhi

Pasien

tidak

penurunan
seperti

menunjukkan

status

pasien

pasien.
Intervensi
Evaluasiadanya/ kaulitas

Rasional
Iritasi pada mukosa saluran cerna. Terutama pada

bising usus. Catat adanya

gaster dapat mengakibatkan nyeri pada

distensi atau ketegangan dari

epigastrium, mual, dan hiperaktif bising usus, efek

abdominal

yang lebih serius dari system gastrointestinal


mungkin terjadi sekunder sensoris atau hepatitis.

2.

Catat adanya mual, muntah,

Mual dan muntah adalah tanda yang pertama

dan diare

yang sering muncul dari reksi gangguan system

gizi/nutrisi,

tidak

gastrointestinal, yang sangat berhubungan

tampak

dengan pencapaian masukan nutrisi yang

mengurus, turgor kulit tetap baik


3.

Kolaborasi dalam

adekuat.
Memberikan istirahat pada gastrointestinal untuk

mengusahakan status puasa

menurunkan efek yang berbahaya pada stimulasi

sesuai dengan indikasi

lambung/pancreas bila ditemukan adanya


perdarahan gastrointestinal atau muntah yang
berlebihan.

4.

5.

Setelah diberikan asuhan keperawatan


diharapkan BAB klien lancar dengan

No
1.

Kriteria hasil:
-

Klien melaporkan tidak konstipasi

Peristaltik

usus

normal

(5-

2.

35x/menit)
3.

Kolaborasi dengan dokter

Nutrisi yang diberikan secara I.V tidaka akan

dalam pemberian nutrisi

mengganggu proses istirahatnya salauran

melalui I.V

gastrointestinal, dan nutrisi bagi keperluan tubuh

Kolaborasi dalam pemberian

pasien tetap terpenuhi.


Antasida dapat menurunkan iritasi lambung.

obat-obatan seperti antisida ,

Vitamin dapat menggantikan kehilangan vitamin

vitamin- vitamin

tubuh pasien yang keluar lewat muntahan,

Intervensi
Pantau pergerakan usus

pendarahan, maupun diare kalau ada.


Rasional
Mengidentifikasi masalah konstifasi pada pasien.

pasien

Konstifasi adalah merupakan manifestasi

Pantau keadekuatan masukan

termudah dari neurotoksisitas


Ketidakadekuatan masukan cairan dapat

cairan dapat menimbulkan

menimbulkan konstifasi.

konstipasi
Kolaborasi dalam pemantauan

Adanya ketidakseimbangan dalam pemeriksaan

pemeriksaan lab dan rontgent

eliktrolit menunjukan ketidak adekuatan nutrisi I.V


yang masuk kedalam tubuh pasien. Dengan
adanya pemeriksaan rontgen dapat menunjukan
posisi, dan kelainannya yang ada pada
gastrointestinal yang dapat mengakibatkan pasien

4.

Jelaskan pada pasien dan

konstifasi.
Paien dan keluarga paham dengan penyebab

keluarga tentang semua hasil

mengapa pasien tidak bisa buang air besar.

pemeriksaan lab, dan rontgen

5.

Setelah diberikan asuhan keperawatan


diharapkan klien tidak kesulitan bernafas

No
1.

dengan Kriteria hasil:

pasien
Lavement bila tergantung

Lavement dapat membantu mengeluarkan isi

indikasi

usus bagian bawah, baik inti berupa feses

Intervensi
Pertahanan bantalan lunak

maupun sisa darah yang membeku


Rasional
Mengurangi trauma saat kejang selama pasien

dan penghalang tempat tidur

berada di tempat tidur.

RR normal (16-20x/menit)

dengan posisi tempat tidur

Pasien relaks, tidak gelisah dan

rendah
Catat tipe aktifitas kejang

Membantu melokalisasi daerah otak yang

seperti lokasi, lamanya, tanda-

mengalami hipoksia.

tanda penurunan kesadaran


Observasi munculnya tanda-

Hal ini merupakan keadaan darurat yang

tanda stalus epileptikus,

mengancam hidup yang dapat mengakibatkan

seperti adanya kejang tonik-

henti nafas ,hipoksia berat, attau kerusakan otot

klonik setelah jenis lain muncul

dan sel saraf

tidak menunjukkan gejala-gejala

2.

takipneu
3.

dengan cepat dan cukup


4.

5.

6.

menyakitkan.
Kolaborasi dalam pemberian

Oksigen akan membantu mengurangi hipoksia

oksigen 4-6 1/mnt

pada jaringan perifer karenai suplai oksigen ke

Kolaborasi dalam pemberian

otak mencukupi.
Mungkin bergunaa dalam mencegah dalam

obat anti koagulan dosis

pembentukan thrombus yang dapat memicu

rendah sesuai denmgan

terjadinya henti nafas.

indikasi
Kolaboraasi dengan petugas

Dengan diketahuinya kadar oksigen dalam darah

lab. Untuk pemeriksaan kadar


8

dapat menentukan tindakan segera yang harus

Setelah diberikan asuhan keperawatan

oksigen dalam darah


No
Intervensi

dilakukan untuk mencegah henti nafas.


Rasional

diharapkan

1.

Tinggikan tempat tidur, tempat

Memindahkan aliran vena sehingga dapat

2.

kepela pada posisi sedang.


Obsupsi pupil atau perubahan

mengurangi resiko kongesti vaskular


Memberikan deteksi awal dan intervensi untuk

tanda-tanda vital, penurunan

meminimalakan perlukaan pada susunan saraf

tingkat kesadaran atau fungsi

pusat

motorik
Doromg istrahat dan

Meningkatkan relaksasi dan dapat memebantu

ketenangan. Kurangi

menurunkan tekanan darah

rangsangan lingkungan
Pantau tekanan darah dan

Mengevaluasi kebutuhan/efektifitas intervensi

perfusi

serebral

kembali

normal dengan Kriteria hasil:


-

3.

4.

tanda vital yang lain sepoerti


5.

nadi dan pernafasan


Kolaborasi dalam pemberian

Oksigen akan membantu mengurangi hipoksia

oksigen 4-6 1/mnt

pada jaringan perifer karena suplai oksigen ke


otak mencukupi

Anda mungkin juga menyukai