Anda di halaman 1dari 27

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENANGANAN DIABETES MELLITUS DAN SENAM KAKI DIABETES

Oleh Kelompok 8 :

1. I Gede Agus Ada, S.Kep 14.901.0742


2. I Putu Gede Astra Sukadana, S.Kep 14.901.0754
3. Ni Made Wira Puspita, S.Kep 14.901.0770
4. Eka Devi Pramita Sari, S.Kep 14.901.0780

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2015

1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENANGANAN DIABETES MELLITUS DAN SENAM KAKI DIABETES

Hari/Tanggal : Senin, 8 Juni 2015


Waktu : 45 menit
Tempat Pelaksanaan : Ruang F RSUD Klungkung
Sasaran : Keluarga Pasien penderita Diabetes Mellitus
Topik Kegiatan : Pengenalan Diabetes Mellitus dan Senam Kaki Diabetes
Sub Topik : 1. Pengenalan Diabetes Mellitus
2. Penanganan Diabetes Mellitus
3. Cara mengontrol Diabetes Melitus
4. Pencegahan Diabetes Mellitus
5. Senam Kaki Diabetik

A. LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi ini, kemajuan teknologi, tingkat kemakmuran, dan
informasi semakin pesat pula. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan terjadi pergeseran gaya hidup masyarakat yang ditandai dengan pola
makan yang berlebihan. Pergeseran-pergeseran ini tentu saja berpengaruh terhadap
tingkat kesehatan yang dialami oleh masyarakat.Penyakit yang dahulu banyak
disebabkan oleh infeksi kuman beralih ke munculnya sindroma metabolik salah
satunya adalah Diabetes Mellitus.
Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Suastika, 2008). Menurut
American Diabetes Association/ADA (2003), DM merupakan suatu kelompok
penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
destruksi sel beta dan resistensi insulin.
DM saat ini menjadi penyakit yang sangat populer di kalangan penduduk
dunia.WHO menyebutkan, jumlah penderita DM di dunia pada tahun 2011
mencapai lebih dari 346 juta jiwa. Jumlah ini kemungkinan akan lebih dari dua kali
lipat pada tahun 2030 tanpa intervensi.

2
Penanganan di tatanan rumah tangga tentu sangat penting bagi penderita DM
mengingat rumah merupakan tempat seseorang menghabiskan waktu dalam
keseharianna apalagi bagi meraka para lansia.Memberikan pendidikan kesehatan
mengenai DM pada seluruh anggota keluarga tentu sangat membantu perawatan
penderita DM di rumah. Selain memberikan gambaran mengenai cara perawatan
pasien DM terutama dalam hal diet yang harus dipenuhi, juga memberikan
dorongan psikologis kepada para penderita DM agar dapat hidup bersama
penyakitnya. Oleh karena latar belakang tersebutlah saya tertarik untuk
memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga mengenai DM.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit diharapkan sasaran dapat
mengerti dan memahami mengenai pengelolaan penyakit Diabetes Melitus dan
mampu melakukan senam kaki.
2. Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit, sasaran dapat:
1) Memahami dan mampu mengenal kembali apa itu Diabetes Mellitus
2) Memahami dan mampu menyebutkan kembali penanganan Diabetes
Mellitus

3) Memahami dan mampu menyebutkan kembali cara mengontrol Diabetes


Mellitus

4) Memahami dan mampu menyebutkan kembali pencegahan Diabetes


mellitus.
5) Memahami dan mampu melakukan gerakan Senam Kaki Diabetik

C. SASARAN
Keluarga penderita diabetes millitus

D. GARIS BESAR MATERI


1. Pengenalan Diabetes Mellitus

3
2. Penanganan Diabetes Mellitus
3. Cara mengontrol Diabetes Melitus
4. Pencegahan Diabetes Mellitus
5. Senam Kaki Diabetik

E. METODE PELAKSANAAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi

F. STRATEGI PELAKSANAAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran
1. 5 menit Pembukaan :
- Penyaji memberikan salam - Peserta membalas salam
- Penyaji memperkenalkan diri - Peserta mendengarkan
- Penyaji melakukan kontrak topik, penyaji
waktu dan tempat - Peserta mendengarkan
penyaji
2. 30 menit Penyampaian Materi
(10 menit - Penyuluh menggali sedikit - Sasaran mengeksplorasi apa
materi, informasi pada sasaran mengenai yang mereka ketahui tentang
10 menit Diabetes Mellitus. Diabetes Mellitus.
demons- - Penyuluh menjelaskan materi - Sasaran memperhatikan
trasi dan mengenai : penjelasan dan mencermati
rede- 1) Pengertian Diabetes Mllitus materi.
monstrasi 2) Penanganan Diabetes Mellitus - Sasaran mendemonstrasikan
senam 3) Cara mengontrol Diabetes senam kaki diabetik.
kaki Melitus - Sasaran mengajukan
diabetik, 4) Pencegahan Diabetes mellitus pertanyaan.
10 menit 5) Senam kaki diabetik - Sasaran memperhatikan
tanya - Tanya Jawab jawaban yang diberikan.
jawab) - Penyuluh membuka sesi tanya
jawab.

4
- Demonstrasi dan redemonstrasi
Senam Kaki Diabetik
3. 7 menit Evaluasi
- Penyaji menanyakan kepada - Peserta menjawab
peserta beberapa pertanyaan pertanyaan sesuai dengan
mengenai materi yang telah pemahaman.
disampaikan
4. 3 menit Terminasi
- Penyaji menyimpulkan seluruh - Peserta mendengarkan
materi penyaji
- Penyaji mengucapkan terimakasih
- Penyaji menyampaikan salam - Peserta membalas
Penutup terimakasih dari penyaji
- Peserta membalas salam

G. MEDIA DAN ALAT


1. Leaflet
2. Lembar balik
3. Koran bekas

H. SETTING TEMPAT

1 2

5 5 5 5 5 5

3 4

Keterangan gambar:
1. Penyaji 4. Observer/ Notulen
2. Moderator 5. Peserta
3. Fasilitator
I. PENGORGANISASIAN

5
1. Moderator :
2. Penyaji :
3. Fasilitator :
4. Observer/ Notulen :
5. Peseta

J. KRITERIA EVALUASI
 Evaluasi Struktur
Rencana kegiatan dipersiapkan dua hari sebelum kegiatan dengan melakukan
kontrak sebelumnya dengan keluarga satu hari sebelum kegiatan.Sarana
prasarana seperti leaflet, lembar balik, dan materi penyuluhan disiapkan paling
lambat dua hari sebelum pelaksanaan.
 Evaluasi Proses
 Kegiatan berlangsung tepat waktu
 Peserta yang hadir 75% dari jumlah total peserta
 Peserta yang aktif bertanya 60% dari total peserta.
 Evaluasi Hasil
Sasaran penyuluhan mampu:
1. Memahami dan mampu mengenal kembali apa itu Diabetes Mellitus
2. Memahami dan mampu menyebutkan kembali penanganan Diabetes
Mellitus.
3. Memahami dan mampu menyebutkan kembali cara mengontrol Diabetes
Mellitus.
4. Memahami dan mampu menyebutkan kembali pencegahan Diabetes
Mellitus.
5. Memahami dan mampu melakukan gerakan Senam Kaki Diabetik.

Lampiran Materi

6
MATERI PENYULUHAN PENANGANAN, CARA MENGONTROL GULA
DARAH, PENCEGAHAN DIABETES MELLITUS DAN SENAM KAKI
DIABETIK

1. DEFINISI
Diabetes merupakan salah satu penyakit tertua pada manusia. Nama lengkapnya
adalah diabetes mellitus, berasal dari bahasa Yunani : diabetes yang berarti pancuran
dan mellitus yang berarti madu atau gula. Jadi istilah diabetes mellitus
menggambarkan gejala diabetes yang tidak terkontrol, yakni banyak keluar air seni
yang manis karena mengandung gula. Itulah sebabnya penyakit ini disebut “diabetes
mellitus”.
Diabetes mellitus merupakan suatu gangguan kronis yang ditandai dengan
metabolisme karbohidrat dan lemak yang diakibatkan oleh kekurangan insulin atau
secara relatif kekurangan insulin.
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai
oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
Klasifikasi diabetes mellitus yang utama adalah tipe I : Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (IDDM) dan tipe II : Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(NIDDM).
Kriteria Diagnosik Gula Darah
Kriteria Diagnostik Gula Darah (mg/dL)
  Bukan Diabetes Pra Diabetes Diabetes
Puasa < 110 110-125 > 126
Sewaktu < 110 110-199 > 200
Sumber : Brunner & Suddarth, 2002.

2. PENYEBAB KADAR GULA DARAH MENINGKAT


Diabetes disebabkan oleh kekurangan hormone insulin bisa juga karena
resistensi terhadap insulin. Hormone adalah bahan yag dibuat oleh tubuh dan dilepas
ke aliran darah untuk digunakan oleh bagian tubuh yang membutuhkannya.
Hormone insulin dibuat oleh kelenjar pancreas. Hormone insulin dapat menurunkan
gula darah dengan cara:

7
 Meningkatkan jumlah gula yang disimpan dalam hati
 Merangsang sel-sel tubuh agar menyerap gula
 Mencegah hati mengeluarkan terlalu banyak gula
Ada orang sama sekali tidak dapat menghasilkan insulin, tetapi ada juga yang
produksi insulinnya cukup tetapi hormone tersebut tidak bekerja dengan sempurna.
Jika insulin berkurang maka kadar gula di dalam darah meningkat.
Glukosa dalam darah berasal dari makanan kita yang diolah secara kimiawi oleh
hati. Sebagian glukosa disimpan dan sebagian lagi digunakan untuk tenaga. Jika
kadar gula dalam darah melebihi angka tertentu, gula mulai keluar dari darah dan
masuk ke dalam urin.
Beberapa ahli berpendapat bahwa dengan bertambahnya umur, intoleransi
terhadap glukosa juga meningkat, jadi untuk golongan usia lanjut diperlukan batas
glukosa darah yang lebih tinggi daripada orang dewasa non usia lanjut.
Pada NIDDM, intoleransi glukosa pada lansia berkaitan dengan obesitas,
aktivitas fisik yang berkurang,kurangnya massa otot, penyakit penyerta,
penggunaaan obat-obatan, disamping karena pada lansia terjadi penurunan sekresi
insulin dan insulin resisten. Lebih dari 50% lansia diatas 60 tahun yang tanpa
keluhan, ditemukan hasil Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) yang abnormal.
Intoleransi glukosa ini masih belum dapat dikatakan sebagai diabetes. Pada usia
lanjut terjadi penurunan maupun kemampuan insulin terutama pada post reseptor.
Beberapa faktor yang berkaitan dengan penyebab diabetes mellitus pada lansia
(Jeffrey)
a. Umur yang berkaitan dengan penurunan fungsi sel pankreas dan sekresi insulin.
b. Umur yang berkaitan dengan resistensi insulin akibat kurangnya massa otot dan
perubahan vaskuler.
c. Obesitas, banyak makan.
d. Aktivitas fisik yang kurang
e. Penggunaan obat yang bermacam-macam.
f. Keturunan
g. Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress
3. GAMBARAN KLINIS

8
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM lansia
umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan
akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada DM
lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua, sehingga gambaran
klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi yang
luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan penglihatan karena
katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan
luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering
ditemukan adalah :

 Katarak
 Glaukoma
 Retinopati
 Gatal seluruh badan
 Pruritus Vulvae
 Infeksi bakteri kulit
 Infeksi jamur di kulit
 Dermatopati
 Neuropati perifer
 Neuropati viseral
 Amiotropi
 Ulkus Neurotropik
 Penyakit ginjal
 Penyakit pembuluh darah perifer
 Penyakit koroner
 Penyakit pembuluh darah otak
 Hipertensi

4. GEJALA KENCING MANIS


a. Banyak kencing
Disebabkan oleh kadar gula darah yang terlalu tinggi
b. Banyak makan dan minum

9
Disebabkan karena pasien mudah lapar dan haus. Selain itu, untuk mengimbangi
banyaknya ar yang keluar sebaagai kencing maka pasoen akan banyak minim
(sering merasa haus)
c. Berat badan menurun tanpa sebab yang jelas
Disebabkan karena tidak terdapat cukup insulin untuk mengubah gula menjadi
tenaga, tubuh akan menggunakan simpanan lemak dan protein. Hal ini
menyebabkan hilngnya berat badan.
d. Penglihatan kabur, sering berganti kacamata
Kadar gula darah yang terlalu tinggi menyebakan perubahan pada lensa mata
sehingga penglihatan tetap kabur walaupun sudah berganti berkacamata
e. Gatal-gatal terutama disekitar kemaluan
Hal ini disebabkan karena infeksi jamur di sekitar kemaluan, terutama pada
wanita
f. Cepat lelah dan mengantuk
Karena gula darah tidak dapat diubah menjadi tenaga untuk sel-sel tubuh maka
badan akan cepat merasa lelah, kurang bertenaga, dan mengantuk
g. Luka sulit sembuh
Disebabkan karena pada penderita DM terjadi penurunan daya tahan tubuh
sehingga pasien rentan terhadap infeksi. Hai ini menyebabkan luka sulit sembuh.
h. Melahirkan bayi dengan berat badan >4 kg
Kadar gula darah yang tinggi pada ibu hamil akan menyebakan janin tumbuh
menjadi besar, sehingga berat badan waktu lair mencapai lebih dari 4 kg
i. Impoten dan kesemutan
Diabetes dapat merusak jaringan saraf dan pembuluh darah baik pada kemaluan
maupun kaki sehingga dapat menyebakan impoten dan kesemutan pada kaki

5. KOMPLIKASI
a. Kerusakan ginjal
Menimbulakan gagali ginjal sehingga harusa cuci darah
b. Infeksi kaki (gangrene)
Infeksi kaki yang berat dan lama-kelamaan akan membusuk (gangrene)
sehingga memerlukan tindakan amputansi

10
c. Hipoglikemia
Disebabkan karena terlalu banyak minum obat minum dan suntik insulin terlalu
banyak yang dibarengi dengan makan yang sedikit dan olahraga yang terlalu
berat. Tanda-tanda hipogikemia: lemas, lapar, pusing, gemetar, berkeringat, dan
detak jantung cepat. Pingsan juga dapat terjadi bila kadar gula darah terlalu
rendah.
d. Koma ketoasidosis diabetic
Disebabakan karena kadar gula darah yang terlalu tinggi dan kurangnya
hormone insulin sehingga tubuh menggunakan lemak sebgai sumber energy
yang menghasilkan badan keton di darah dan urin.
Gejala ketoasidosis:
 Kadar gula darah terlalu tinggi (> 240 mg/dl)
 Terdapat keton di urine
 Nafas berbau aseton
 Makin banyak kencing sehingga timbul kekurangan cairan
 Mual, muntah, sakit perut
 Sesak nafas (nafas cepat dan dalam)
 Badan lemas dan akhirnya pingsan

6. PENANGANAN DIABETES MELLITUS


Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas
insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi
vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah
mencapai kadar glukosa darah normal.
Ada 6 komponen dalam penatalaksanaan diabetes:
1) Diet/Pengaturan Pola Makan
Tiga hal penting yang harus diperhatikan pada penderita diabetes mellitus adalah
tiga J (jumlah, jadwal dan jenis makanan) yaitu :
- J I : jumlah kalori sesuai dengan resep dokter harus dihabiskan.
- J 2 : jadwal makanan harus diikuti sesuai dengan jam makan terdaftar.
- J 3 : jenis makanan harus diperhatikan (pantangan gula dan makanan manis).
Diet pada penderita diabetes mellitus dapat dibagi atas beberapa bagian
antara lain :

11
1. Diet A : terdiri dari makanan yang mengandung karbohidrat 50 %, lemak 30
%, protein 20 %. (Diberikan pada semua penderita diabetes mellitus pada
umumnya).
2. Diet B : terdiri dari karbohidrat 68 %, lemak 20 %, protein 12 %. Indikasi
diet B :Diberikan pada penderita diabetes terutama yang :
a) Kurang tahan lapar dengan dietnya.
b) Mempunyai hyperkolestonemia.
c) Mempunyai penyulit mikroangiopati misalnya pernah mengalami
cerobrovaskuler acident (CVA) atau penyakit jantung koroner.
d) Mempunyai penyulit mikroangiopati misalnya terdapat retinopati
diabetik tetapi belum ada nefropati yang nyata.
e) Telah menderita diabetes lebih dari 15 tahun
3. Diet B1 : terdiri dari karbohidrat 60 %, lemak 20 %, protein 20 %. Diberikan
pada penderita diabetes yang memerlukan diet protein tinggi, yaitu penderita
diabetes terutama yang :
a. Mampu atau kebiasaan makan tinggi protein.
b. Kurus (underweight) dengan relatif body weight kurang dari 90 %.
c. Masih muda atau dalam masa pertumbuhan.
d. Mengalami patah tulang.
e. Hamil dan menyusui.
f. Menderita tuberkulosis paru.
g. Menderita penyakit graves (morbus basedou).
h. Menderita selulitis.
i. Dalam keadaan pasca bedah.
Indikasi tersebut di atas selama tidak ada kontra indikasi penggunaan protein
kadar tinggi.
4. Diet B2 :diberikan pada penderita nefropati dengan gagal ginjal kronik yang
klirens kreatininnya masih lebar dari 25 ml/mt. Sifat-sifat diet B2:
a. Tinggi kalori (lebih dari 2000 kalori/hari tetapi mengandung protein
kurang.
b. Komposisi sama dengan diet B, (68 % hidrat arang, 12 % protein dan 20
% lemak) hanya saja diet B2 kaya asam amino esensial.

12
c. Dalam praktek hanya terdapat diet B2 dengan diet 2100 – 2300 kalori/
hari. Karena bila tidak maka jumlah perhari akan berubah.
5. Diet B3: Diberikan pada penderita nefropati diabetik dengan gagal ginjal
kronik yang klibers kreatininnya kurang dari 25 MI/mt. Sifat diet B3 :
a. Tinggi kalori (lebih dari 2000 kalori/hari).
b. Rendah protein tinggi asam amino esensial, jumlah protein 40 gram/hari.
c. Karena alasan No 2 maka hanya dapat disusun diet B3 2100 kalori dan
2300 / hari (bila tidak akan merubah jumlah protein).
d. Tinggi karbohidrat dan rendah lemak.
e. Dipilih lemak yang tidak jenuh.
Diet B2 dan B3 diberikan untuk nefropati diabetik dengan gangguan faal
ginjal.

2) Pemberian insulin
Yang harus diperhatikan dalam pemberian insulin adalah jenis, dosis,
kapan pemberian, dan cara penyuntikan serta penyimpanan. Terdapat berbagai
jenis insulin berdasarkan asal maupun lama kerjanya, menjadi kerja cepat/rapid
acting, kerja pendek(regular/soluble), menengah, panjang, dan campuran.
Saat awal pengobatan insulin diberikan 3-4 kali injeksi.Bila dosis optimal
dapat diperoleh, diusahakanuntuk mengurangi jumlah suntikan menjadi 2 kali
dengan menggunakan insulin kerja mengengah atau kombinasi kerja pendek dan
menengah (split-mix regimen).Penyuntikan setiap hari secara subkutan dipaha,
lengan atas, sekitar umbilikus secara bergantian.Insulin sebaiknya disimpan
dalam lemari es pada suhu 4-80C.

3) Olahraga
Dianjurkan latihan jasmani teratur 3-4 kali tiap minggu selama kurang
lebih 30 menit yang sifatnya sesuai CRIPE (Continous Rytmical Interval
Progressive Endurance Training).Latihan yang dapat dijadikan pilihan adalah
jalan kaki, jogging, lari, renang, dan bersepeda.

13
4) Obat hipoglikemik oral (OHO)
Jika pasien telah melakukan pengaturan makan dan kegiatan jasmani yang
teratur, tetapi kadar glukosa darahnya masih belum baik, dipertimbangkan
pemakaian obat berhasiat hipoglikemik.
a. Sulfoniurea
Berfungsi untuk menstimulasi pelepasan insulin yang tersimpan,
menurunkan ambang sekresi insulin, meningkatkan sekresi insulin sebagai
akibat rangsangan glukosa.
b. Biguanid
Menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai di bawah normal.
Dianjurkan untuk pasien gemuk.
c. Inhibitor α glukosidase
Bersifat kompetitif menghambat kerja enzim α glukosidase sehingga
menurunkan penyerapan glukosa dan menurunkan hiperglikemia
pascaprandial.
d. Insulin sentizing agent
Berfungsi meningkatkan sensitifitas insulin tanpa menyebabkan
hipoglikemia.

5) Edukasi
Kegiatan edukasi meliputi pemahaman dan pengertian penyakit dan
komplikasinya, memotivasi penderita dan keluarga agar patuh berobat.

6) Pemantauan mandiri/home monitoring


Pasien serta keluarga harus dapat melakukan pemantauan kadar glukosa darah
dan penyakitnya di rumah. Halini sangat diperlukan karenasangat menunjang
upaya pencapaian normoglikemia.Pamantauan dapat dilakukan secara langsung
(darah) dan secara tidak langsung (urin).

14
6. CARA MENGONTROL DIABETES MELLITUS
Kontrol diabetes adalah suatu upaya yang dilakukan secara teratur untuk
mengobati diabetes, mengetahui, dan mengobati komplikasi yang mungkin terjadi.
Kontrol ini mencakup beberapa hal, yaitu :
1) Pemeriksaan kadar glukosa darah
2) Pengecekan apakah diet sudah dilakukan dengan benar
3) Pengecekan apakah olahraga sudah dilakukan secara rutin
4) Pengecekan apakah berat badan sudah ideal
5) Pengecekan apakah suntikan insulin sudah dilakukan dengan benar.
Pemeriksaan gula darah pada pasien diabetes tidak boleh jarang
dilakukan.Karena gula darah dapat berubah-ubah sepanjang hari, tergantung pada
bagaimana aktivitas dan makanan.Pemeriksaan gula darah adalah satu-satunya cara
untuk mengetahui apakan pasien diabetes telah terkontrol dengan baik atau tidak.
Intensitas pemeriksaan glukosa darah bergantung pada tipe diabetes yang
diderita.Jika menggunakan suntikan insulin, maka perlu pemeriksaan gula darah
lebih sering dilakukan, bisa 2 sampai 6 kali sehari. Pemeriksaan ini biasanya
dilakukan sebelum makan dan sebelum tidur, atau bila sudah tidak makan selama 4
jam atau lebih. Yang baik adalah sebelum dilakukan penyuntikan insulin.
Untuk diabetes tipe 2 yang tidak memakai insulin, perlu dilakukan pemeriksaan
darah agar kadar gula darah selalu terkontrol dengan baik. Ada yang melakukan
pemeriksaan gula darah setiap hari, ada juga yang seminggu 3 kali.Untuk penderita
diabetes yang telah melakukan program diet, dan olahraga serta minum obat secara
teratur, pemeriksaan gula darah tidak perlu dilakukan secara rutin.Salah satu waktu
yang tepat untuk melakukan pemeriksaan gula darah adalah di waktu pagi hari
ketika bangun tidur sebelum melakukan aktivitas dan sebelum makan. Hal ini perlu
dilakukan karena apabila kadar gula darah tidak normal, anda langsung dapat
melakukan pengobatan. Biasakan memulai hari anda dengan melakukan pemeriksan
kadar gula darah dengan baik.

7. PENCEGAHAN DIABETES MELLITUS


Upaya pencegahan penyakit diabetes mellitus dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :

15
1) Pencegahan Primer
Cara ini adalah cara yang paling sulit karena sasarannya orang sehat. Hal ini
dilakukan dengan tujuan untuk mencegah agar DM tidak terjadi pada orang atau
populasi yang rentan (risiko tinggi), yang dilakukan sebelum timbul tanda-tanda
klinis dengan cara:
- Makan seimbang artinya yang dimakan dan yang dikeluarkan seimbang
disesuaikan dengan aktifitas fisik dan kondisi tubuh, dengan menghindari
makanan yang mengandung tinggi lemak karena bisa menyebabkan
penyusutan konsumsi energi.
- Mengkonsusmsi makanan dengan kandungan karbohidrat yang berserat
tinggi dan bukan olahan.
- Meningkatkan kegiatan olah raga yang berpengaruh pada sensitifitas insulin
dan menjaga berat badan agar tetap ideal.
- Kerjasama dan tanggung jawab antara instansi kesehatan, masyarakat,
swasta dan pemerintah, untuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat.
2) PencegahanSekunder
- Ditujukan pada pendeteksian dini DM serta penanganan segera dan efektif,
sehingga komplikasi dapat dicegah.
- Hal ini dapat dilakukan dengan skrining, untuk menemukan penderita sedini
mungkin terutama individu/populasi.
- Kalaupun ada komplikasi masih reversible / kembali seperti semula.
- Penyuluhan kesehatan secara profesional dengan memberikan materi
penyuluhan seperti : apakah itu DM, bagaimana penatalaksanaan DM, obat-
obatan untuk mengontrol glukosa darah, perencanaan makan, dan olah raga.
3) Pencegahan Tersier
- Upaya dilakukan untuk semua penderita DM untuk mencegah komplikasi.
- Mencegah progresi dari komplikasi supaya tidak terjadi kegagalan organ.
- Mencegah kecacatan akibat komplikasi yang ditimbulkan.

16
8. SENAM KAKI DIABETIK
1) Pengertian Senam Kaki
Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh penderita
diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan
peredaran darah bagian kaki (Soegondo, 2008).
Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan
memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki.
Selain itu dapat meningkatkan kekuatan otot betis, otot paha, dan juga mengatasi
keterbatasan pergerakan sendi (Soegondo, 2008).

2) Manfaat Senam Kaki


a. Memperbaiki sirkulasi darah
b. Memperkuat otot-otot kecil
c. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
d. Meningkatkan kekuatan oto betis dan paha
e. Mengatasi keterbatasan gerak sendi.

3) Gerakan Senam Kaki


(1) Duduklah tegak di atas sebuah kursi (jangan bersandar)

Gambar 1: Duduk Tegak (Sumber: Soegondo, 2008)

(2) Dengan meletakkan tumit di lantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan ke
atas lalu dibengkokkan kembali ke bawah seperti cakar ayam sebanyak 10
kali

17
Gambar 2: Gerak Pertama(Sumber: Soegondo, 2008)

(3) Dengan meletakkan tumit salah satu kaki di lantai, angkat telapak kaki ke
atas. Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki
diangkatkan ke atas. Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan
secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.

Gambar 3: Gerak Kedua (Sumber: Soegondo, 2008)

(4) Tumit kaki diletakkan di lantai. Kedua ujung kaki diangkat ke atas dan buat
gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki ke arah
samping lalu ke tengah masing-masing sebanyak 10 kali.

Gambar 4: Gerak Ketiga (Sumber: Soegondo, 2008)

18
(5) Jari-jari kaki diletakkan di lantai. Kedua tumit diangkat dan buat gerakan
memutar ke samping. Turunkan kembali ke lantai dan gerakkan ke tengah,
dengan pergerakkan pada pergelangan kaki, masing-masing sebanyak 10
kali.

Gambar 5: Gerak Keempat (Sumber: Soegondo, 2008)

(6) Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari ke depan
turunkan kembali kaki anda, bergantian kiri dan kanan. Ulangi sebanyak 10
kali.

Gambar 6: Gerak Kelima (Sumber: Soegondo, 2008)

(7) Luruskan salah satu kaki di atas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan
gerakkan ujung jari kaki ke arah muka anda lalu turunkan kembali ke lantai.
Masing-masing kaki ulangi 10 kali

19
Gambar 7: Gerak Keenam (Sumber: Soegondo, 2008)

(8) Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi gerak keenam, namun gunakan
kedua kaki secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.

Gambar 8: Gerak Ketujuh (Sumber: Soegondo, 2008)

(9) Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan posisi tersebut. Gerakan


pergelangan kaki ke depan dan ke belakang.

Gambar 9: Gerak Kedelapan (Sumber: Soegondo, 2008)

20
(10) Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki ,
tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 9 lakukan secara
bergantian.

Gambar 10: Gerak Kesembilan (Sumber: Soegondo, 2008)

(11) Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola
dengan kedua belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran
seperti semula menggunakan kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya
sekali saja
 Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran.
 Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua
kaki
 Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki
lalu letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh.
 Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola

Gambar 11: Gerak Kesepuluh (Sumber: Soegondo, 2008)

21
Lampiran Soal

1. Apa itu diabete mellitus?


2. Apa saja penanganan yang bisa dilakukan pada diabetes mellitus?
3. Bagaimana cara mengontrol diabetes mellitus?
4. Bagaimana cara mencegah diabetes mellitus?
5. Bagaimana cara melakukan senam kaki diabetik?

22
DAFTAR PUSTAKA

American Diabetic Associations. 2003. Diabetes Mellitus, (Online),


(http://www.diabetes.org, diakses 22 Agustus 2012)

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Vol 2. Jakarta: EGC.

Setyanto, Purwo. 2009. Senam Kaki untuk Cegah Diabetic Foot di Persatuan Diabetes
Indonesia (PERSADIA) Unit RS Ciremai Cirebon, (Online),
(http://www.kesad.mil.id/content/senam-kaki, diakses 22 Agustus 2012)

Smeltzer, Suzane C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Edisi 8. Jakarta: EGC

Soegondo. 2008. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus di


Indonesia. Jakarta: Perkeni FKUI

Suastika, Ketut. 2008. Kumpulan Naskah Ilmiah. Obesitas, Sindrom Metabolik,


Diabetes, Displidemia, Penyakit Tiroid. Bali. Penerbit: Udayana University
Press.

Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta : Interna
Publishing

Waspadji, Sarwono. 2006. Kaki Diabetes. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III.
Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Penyakit Dalam FKUI.

23
NOTULEN PENYULUHAN

KEGIATAN
Acara : Penyuluhan Tentang Penyakit Diabetes Mellitus Dan
Senam Kaki Diabetes Mellitus
Hari/Tanggal : Senin, 8 Juni 2015
Pukul : 10.00 Wita – Selesai
Tempat : Ruang Interna F RSUD Klungkung
Ketua Penyuluhan : I Gede Agus Ada
Jumlah Peserta Penyuluhan : 12 Orang

SUSUNAN ACARA
1. Pembukaan : Dibuka oleh moderator penyuluhan pada pukul 10.00
WITA, Moderator : I Gede Agus Ada
Pemaparan materi : Eka Devi Pramita Sari
2. Penutup : Ditutup oleh moderator dengan ucapan terimakasih

Evaluasi Struktur
1. Materi penyuluhan sudah disediakan sebelum penyuluhan dilaksanakan.
2. Media yang digunakan untuk menjalankan penyuluhan : lembar balik, leaflet,
handrub/antiseptik.
3. Penyuluhan dilakukan di Ruang Interna F dan mulai pukul 10.00 Wita –
Selesai.
4. Undangan dikirim sebelum melaksanakan penyuluhan dan dihadiri oleh
PKMRS (Ketut Sriani, A.Md.,Keb.), PPI (Ni Made Sudewi, S.Kep.,Ns),
Kepala ruangan ruang Interna F (I Wayan Krisdanta, A.Md.,Kep).
5. Penyuluhan dibuka dan ditutup oleh moderator, seorang penyaji memaparkan
materi Diabetes Mellitus dan fasilitator beserta peserta penyuluhan
mendemostrasikan senam kaki diabetes mellitus dan 6 langkah cuci tangan.

Evaluasi Proses

24
1. Peserta penyuluhan berjumlah 12 orang dan tidak ada yang keluar sebelum
penyuluhan berakhir.
2. Peserta dapat aktif mengikuti penyuluhan yang diberikan dengan bertanya
jika ada yang tidak dimengerti.
Hal – hal yang dibahas
1. Pemaparan teori tentang pengertian Diabetes Mellitus
2. Pemaparan teori tentang penyebab Diabetes Mellitus
3. Pemaparan teori tentang tanda dan gejala Diabetes Mellitus
4. Pemaparan teori tentang komplikasi Diabetes Mellitus
5. Pemaparan teori tentang pencegahan Diabetes Mellitus
6. Prosedur senam kaki Diabetes Mellitus
7. Prosedur 6 langkah cuci tangan

Evaluasi Hasil
1. Diharapkan semua peserta mengetahui pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, komplikasi, dan pencegahan penyakit Diabetes Mellitus.
2. Diharapkan semua peserta mengetahui dan melaksanakan senam kaki
Diabetes Mellitus dengan benar.
3. Diharapkan semua peserta mengetahui dan melaksanakan 6 langkah cuci
tangan dengan benar.

Kesimpulan : Dari hasil pemaparan diatas, peserta mampu mengetahui perihal


penyakit Diabetes Mellitus, mampu memperagakan senam kaki Diabetes Mellitus
dengan benar dan mampu melaksanakan 6 langkah cuci tangan dengan benar.

Penutup : Pelaksanaan penyuluhan ditutup oleh moderator (I Gede Agus Ada).

Klungkung, 8 Juni 2015

Notulen

(Ni Made Wira Puspita)

25
26
27

Anda mungkin juga menyukai