Anda di halaman 1dari 15

KEPERAWATAN KRITIS

ASIDOSIS METABOLIC (KAD)

OLEH :
KELOMPOK 2
KELAS A12-B

1. Ni Kadek Ayu Dewi Cahyani (183212877)


2. Ni Komang Suryantini (183212890)
3. Ni Luh Erina (183212892)
4. Putu Suci Kristina Dewi (183212898)
5. Wisnu (183212900)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur yang tiada terhingga penulis haturkan kehadapan Ida
Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa), karena atas rahmat dan
karunia-Nya, karya tulis yang berjudul “Asidosis Metabolic (KAD)” ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Karya tulis ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Kritis dalam menempuh Pendidikan Program Studi Keperawatan Program
Sarjana, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali pada semester genap
tahun 2021, yang diampu oleh ibu Ns.Ni Luh Gede Intan Saraswati,S.Kep.,M.Kep
Dalam keberhasilan penyusunan karya tulis ini, tentunya tidak luput dari
bantuan beberapa pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya
tulis ini.
Penulis menyadari bahwa, karya tulis ini masih jauh dari yang sempurna.
Oleh kerena itu, segala kritik dan saran perbaikan sangat diharapkan demi karya-
karya penulis berikutnya. Semoga karya tulis ini ada manfaatnya.

Denpasar, 6 Oktober 2021

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................................2
1.4 Manfaat.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Asidosis Metabolic (KAD)...........................................................3
2.2 Etiologi Asidosis Metabolic (KAD)...........................................................4
2.3 Tanda Gejala Asidosis Metabolic (KAD)...................................................4
2.4 Tes Diagnostik Asidosis Metabolic (KAD)................................................5
2.5 Patofisiologi Asidosis Metabolic (KAD)....................................................7
2.6 Pathway Asidosis Metabolic (KAD)..........................................................10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................11
3.2 Saran...........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketoasidosis diabetikum adalah kasus kedaruratan endokrinologi yang
disebabkan oleh defisiensi insulin relatif atau absolut. Ketoasidosis diabetik juga
merupakan komplikasi akut diabetes mellitus yang ditandai dengan dehidrasi,
kehilangan elektrolit, dan asidosis. Ketoasidosis diabetik ini diakibatkan oleh
defisiensi berat insulin dan disertai gangguan metabolisme protein, karbohidrat
dan lemak. Keadaan ini merupakan gangguan metabolisme yang paling serius
pada diabetes ketergantungan insulin.
Ketoasidosis diabetukum lebih sering terjadi pada usia <65 tahun.
Ketoasidosis diabetikum lebih sering terjadi pada perempuan dibanding laki-laki.
Surveillance Diabetes Nasional Program Centers for Disease Control (CDC)
memperkirakan bahwa ada 115.000 pasien pada tahun 2003 di Amerika Serikat,
sedangkan pada tahun 1980 jumlahnya 62.000. Di sisi lain, kematian KAD per
100.000 pasien diabetes menurun antara tahun 1985 dan 2002 dengan
pengurangan kematian terbesar di antara mereka yang berusia 65 tahun atau lebih
tua dari 65 tahun. Kematian di KAD terutama disebabkan oleh penyakit
pengendapan yang mendasari dan hanya jarang komplikasi metabolik
hiperglikemia atau ketoasidosis.
Adanya gangguan dalam regulasi insulin dapat cepat menjadi ketoasidosis
diabetik manakala terjadi diabetik tipe I yang tidak terdiagnosa,
ketidakseimbangan jumlah intake makanan dengan insulin, adolescen dan
pubertas, aktivitas yang tidak terkontrol pada diabetes, dan stress yang
berhubungan dengan penyakit, trauma, atau tekanan emosional.
Perawatan pada pasien yang mengalami KAD antara lain meliputi rehidrasi,
pemberian kalium lewat infus, dan pemberian insulin. Beberapa komplikasi yang
mungkin terjadi selama pengobatan KAD adalah edema paru, hipertrigliseridemia,

1
infark miokard akut, dan komplikasi iatrogenik. Komplikasi iatrogenik tersebut
ialah hipoglikemia, hipokalemia, edema otak, dan hipokalsemia.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang didapat berdasarkan latar belakang di atas sebagai
berikut:
1. Apa Definisi Asidosis Metabolic (KAD) ?
2. Bagaiman Etiologi Asidosis Metabolic (KAD) ?
3. Bagaimana Tanda Gejala Asidosis Metabolic (KAD) ?
4. Bagaimana Tes Diagnostik Asidosis Metabolic (KAD) ?
5. Bagaimana Patofisiologi Asidosis Metabolic (KAD) ?
6. Bagaiman Pathway Asidosis Metabolic (KAD) ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang didapat berdasarkan rumusan masalah di atas sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Apa Definisi Asidosis Metabolic (KAD)
2. Untuk Mengetahui Bagaiman Etiologi Asidosis Metabolic (KAD)
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Tanda Gejala Asidosis Metabolic (KAD)
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Tes Diagnostik Asidosis Metabolic (KAD)
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Patofisiologi Asidosis Metabolic (KAD)
6. Untuk Mengetahui Bagaiman Pathway Asidosis Metabolic (KAD)

1.4 Manfaat
Adapun tujuan yang didapat berdasarkan rumusan masalah di atas sebagai berikut:
1. Agar Dapat Memahami Apa Definisi Asidosis Metabolic (KAD)
2. Agar Dapat Memahami Bagaiman Etiologi Asidosis Metabolic (KAD)
3. Agar Dapat Memahami Bagaimana Tanda Gejala Asidosis Metabolic (KAD)
4. Agar Dapat Memahami Bagaimana Tes Diagnostik Asidosis Metabolic
(KAD)
5. Agar Dapat Memahami Bagaimana Patofisiologi Asidosis Metabolic (KAD)
6. Agar Dapat Memahami Bagaiman Pathway Asidosis Metabolic (KAD)

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Asidosis Metabolik (KAD)


KAD merupakan komplikasi akut diabetes melitus tipe 1 yang ditandai oleh
hiperglikemia, lipolisis yang tidak terkontrol (dekomposisi lemak), ketogenesis
(produksi keton), keseimbangan nitrogen negatif, deplesi volume vaskuler,
hiperkalemia dan ketidakseimbangan elektrolit yang lain, serta asidosis metabolik.
Akibat defisiensi insulin absolut atau relatif, terjadi penurunan uptake glukosa
oleh sel otot, peningkatan produksi glukosa oleh hepar, dan terjadi peningkatan
metabolisme asam lemak bebas menjadi keton. Walaupun hiperglikemia, sel tidak
mampu menggunakan glukosa sebagai sumber energi sehingga memerlukan
konversi asam lemak dan protein menjadi badan keton untuk energi.
Ketoasidosis diabetic merupakan komplikasi akutyang di tandaidengan
perburukan semua gejala diabetes, ketoasidosis diabetikes merupakan
keadaanyang mengancam jiwa dan memerlukan perawatan di rumah sakit agar
dapat dilakukan koreksi terhadap keseimbangan cairan dan elektrolitnya. (Corwin,
2012)
Diuresis osmotik terjadi: mengakibatkan dehidrasi sel, hipotensi, kehilangan
elektrolit, dan asidosis metabolik gap anion. Kalium intraselular bertukar dengan
ion hidrogen ekstraselular yang berlebihan sebagai usaha untuk mengoreksi
asidosis yang menyebabkan hiperglikemia.
Kebanyakan kasus KAD dicetuskan oleh infeksi umum, antara influenza dan
infeksi saluran kemih. Infeksi tersebut menyebabkan peningkatan kebutuhan
metabolik dan peningkatan kebutuhan insulin. Penyebab umum KAD lainnya
adalah kegagalan dalam mempertahankan insulin yang diresepkan dan/atau
regimen diet dan dehidrasi.

3
2.2 Etiologi Asidosis Metabolik (KAD)
Ada sekitar 20% pasien KAD yang baru diketahui menderita DM untuk
pertama kali. Pada pasien yang sudah diketahui DM sebelumnya, 80% dapat
dikenali adanya faktor pencetus. Mengatasi faktor pencetus ini penting dalam
pengobatan dan pencegahan ketoasidosis berulang. Tidak adanya insulin atau
tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata, yang dapat disebabkan oleh :
1. Insulin tidak diberikan atau diberikan dengan dosis yang dikurangi
2. Keadaan sakit atau infeksi
3. Manifestasi pertama pada penyakit diabetes yang tidak
terdiagnosis dan tidak diobati Beberapa penyebab terjadinya
KAD adalah:
- Infeksi : pneumonia, infeksi traktus urinarius, dan sepsis. diketahui
bahwa jumlah sel darah putih mungkin meningkat tanpa indikasi yang
mendasari infeksi.
- Ketidakpatuhan: karena ketidakpatuhan dalam dosis
- Pengobatan: onset baru diabetes atau dosis insulin tidak adekuat
- Kardiovaskuler : infark miokardium
- Penyebab lain : hipertiroidisme, pankreatitis, kehamilan, pengobatan
kortikosteroid and adrenergik.
(Samijean Nordmark,2008)

2.3 Tanda Gejala Asidosis Metabolik (KAD)


Gejala klinis biasanya berlangsung cepat dalam waktu kurang dari 24 jam.
Poliuri, polidipsi dan penurunan berat badan yang nyata biasanya terjadi beberapa
hari menjelang KAD, dan sering disertai mual-muntah dan nyeri perut. Nyeri
perut sering disalah-artikan sebagai 'akut abdomen'. Asidosis metabolik diduga
menjadi penyebab utama gejala nyeri abdomen, gejala ini akan menghilang
dengan sendirinya setelah asidosisnya teratasi.
Sering dijumpai penurunan kesadaran, bahkan koma (10% kasus), dehidrasi
dan syok hipovolemia (kulit/mukosa kering dan penurunan turgor, hipotensi dan
takikardi). Tanda lain adalah napas cepat dan dalam (Kussmaul) yang merupakan

4
kompensasi hiperventilasi akibat asidosis metabolik, disertai bau aseton pada
napasnya.
1. Sekitar 80% pasien DM ( komplikasi akut )
2. Pernafasan cepat dan dalam ( Kussmaul )
3. Dehidrasi ( tekanan turgor kulit menurun, lidah dan bibir kering )
4. Kadang-kadang hipovolemi dan syok
5. Bau aseton dan hawa napas tidak terlalu tercium
6. Didahului oleh poliuria, polidipsi.
7. Riwayat berhenti menyuntik insulin

2.4 Tes Diagnostik Asidosis Metabolik (KAD)


1. Glukosa
Kadar glukosa dapat bervariasi dari 300 hingga 800 mg/dl. Sebagian pasien
mungkin memperlihatkan kadar gula darah yang lebih rendah dan sebagian
lainnya mungkin memiliki kadar sampai setinggi 1000 mg/dl atau lebih yang
biasanya bergantung pada derajat dehidrasi. Harus disadari bahwa
ketoasidosis diabetik tidak selalu berhubungan dengan kadar glukosa darah.
Sebagian pasien dapat mengalami asidosis berat disertai kadar glukosa yang
berkisar dari 100 – 200 mg/dl, sementara sebagian lainnya mungkin tidak
memperlihatkan ketoasidosis diabetikum sekalipun kadar glukosa darahnya
mencapai 400-500 mg/dl.
2. Natrium
Efek hiperglikemia ekstravaskuler bergerak air ke ruang intravaskuler. Untuk
setiap 100 mg / dL glukosa lebih dari 100 mg / dL, tingkat natrium serum
diturunkan oleh sekitar 1,6 mEq / L. Bila kadar glukosa turun, tingkat natrium
serum meningkat dengan jumlah yang sesuai.
3. Kalium.
Ini perlu diperiksa sering, sebagai nilai-nilai drop sangat cepat dengan
perawatan. EKG dapat digunakan untuk menilai efek jantung ekstrem di
tingkat potasium.
4. Bikarbonat

5
Kadar bikarbonat serum adalah rendah, yaitu 0- 15 mEq/L dan pH yang
rendah (6,8-7,3). Tingkat pCO2 yang rendah ( 10- 30 mmHg) mencerminkan
kompensasi respiratorik (pernapasan kussmaul) terhadap asidosisi metabolik.
Akumulasi badan keton (yang mencetuskan asidosis) dicerminkan oleh hasil
pengukuran keton dalam darah dan urin. Gunakan tingkat ini dalam
hubungannya dengan kesenjangan anion untuk menilai derajat asidosis.
5. Sel darah lengkap (CBC)
Tinggi sel darah putih (WBC) menghitung (> 15 X 109 / L) atau ditandai
pergeseran kiri mungkin menyarankan mendasari infeksi.
6. Gas darah arteri (ABG)
pH sering <7.3. Vena pH dapat digunakan untuk mengulang pH
measurements. Brandenburg dan Dire menemukan bahwa pH pada tingkat gas
darah vena pada pasien dengan KAD adalah lebih rendah dari pH 0,03 pada
ABG. Karena perbedaan ini relatif dapat diandalkan dan bukan dari
signifikansi klinis, hampir tidak ada alasan untuk melakukan lebih
menyakitkan ABG. Akhir CO2 pasang surut telah dilaporkan sebagai cara
untuk menilai asidosis juga.
7. Keton
Diagnosis memadai ketonuria memerlukan fungsi ginjal. Selain itu, ketonuria
dapat berlangsung lebih lama dari asidosis jaringan yang mendasarinya.
8. β-hidroksibutirat
Serum atau hidroksibutirat β kapiler dapat digunakan untuk mengikuti respons
terhadap pengobatan. Tingkat yang lebih besar dari 0,5 mmol / L dianggap
normal, dan tingkat dari 3 mmol / L berkorelasi dengan kebutuhan untuk
ketoasidosis diabetik (KAD).
9. Urinalisis (UA)
Cari glikosuria dan urin ketosis. Hal ini digunakan untuk mendeteksi infeksi
saluran kencing yang mendasari.
10. Osmolalitas
Diukur sebagai 2 (Na +) (mEq / L) + glukosa (mg / dL) / 18 + BUN (mg /
dL) / 2.8. Pasien dengan diabetes ketoasidosis yang berada dalam keadaan

6
koma biasanya memiliki osmolalitis > 330 mOsm / kg H2O. Jika osmolalitas
kurang dari > 330 mOsm / kg H2O ini, maka pasien jatuh pada kondisi koma.
11. Fosfor
Jika pasien berisiko hipofosfatemia (misalnya, status gizi buruk, alkoholisme
kronis), maka tingkat fosfor serum harus ditentukan.
12. Tingkat BUN meningkat
Anion gap yang lebih tinggi dari biasanya.
13. Kadar kreatinin
Kenaikan kadar kreatinin, urea nitrogen darah (BUN) dan Hb juga dapat
terjadi pada dehirasi. Setelah terapi rehidrasi dilakukan, kenaikan kadar
kreatinin dan BUN serum yang terus berlanjut akan dijumpai pada pasien
yang mengalami insufisiensi renal.

2.5 Patofisiologi Asidosis Metabolik (KAD)


Ketoasidosis diabetic merupakan komplikasi metabolic yang disebabkan oleh
DM tipe 1. Dimana apabila kadar insulin sangat menurun, pasien mengalami
hiperglikemia dan glukosuria berat, penurunan liposgenesis, peningkatan lipolisi
dan peningkatan oksidasi asam lemak bebas disertai pembentukan benda keton
(asetoasetat, hidroksibutirat dan aseton). Peningkatan produksi keton
meningkatkan beban ion hydrogen dan asidosis metabolic. Glukosuria dan
ketonuria yang jelas juga dapat mengakibatkan dieresis osmotic denganhasil akhir
dehidrasi dan kehilangan elektrolit. Pasien dapat menjadi hipotensi dan
mengalami syok. Akhirnya akibat penurunan penggunaan oksigen otak, pasien
mengalami koma dan meninggal. Koma dan kematian akibat KAD saat ini jarang
terjadi, karena pasien maupun tenaga kesehatan telah menyadari potensi
komplikasi ini dan pengobatan KAD dapat dilakukan sedini mungkin. (Price,
2006)
Walaupun sel tubuh tidak dapat menggunakan glukosa, system homeostasis
tubuh terus teraktivasi untuk memproduksi glukosa dalam jumlah banyak
sehingga terjadi hiperglikemia. Kombinasi defisiensi insulin dan peningkatan
konsentrasi hormone kontra regulator terutamaepinefrin, mengaktivasi hormone

7
lipase sensitive pada jaringan lemak. Akibatnya lipolisis meningkat sehingga
terjadi peningkatan produksi benda keton oleh sel hati dapat menyebabkan
metabolic asiodosis (Sudoyo, 2009)

8
2.6 Pathway Asidosis Metabolik (KAD)

DM tipe 1 dan 2 Stress


v
v
Glukosa Menstimulasi
hormone kontra
Insulin regulasi (epinefrin)

Pembentukan
Kekacauan benda-benda keton
metabolik

Keatosidosis
diabetic (KAD)

Glukagen Respirasi Nutrisi

Insulin
Akumulasi produksi Insulin
Glukaneogenesis benda keton

Asidosis metabolic hipermetabolisme


Asidosis

Perubahan perfusi Gangguan transport


Diuresis osmotik jaringan glukosa kedalam sel

Volume sirkulasi Pemecahan lemak


Diuresis osmotik tidak adekuat dan protein
v

Perubahan/
Hypovolemia
Pernapasan Pengisian kapiler gangguan nutrisi
kusmaul tidak adekuat, CRT kurang dari
> 3 detik kebutuhan tubuh
Turgor kulit jelek,
9 Syok (koma
mukosa bibir
kering delirium)
Kekurangan Sesak Perfusi jaringan Resiko cedera
volume cairan tidak efektif

Pola nafas tidak


efektif

(Sumber : Sudoyo, 2009 )

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan komplikasi metabolik akut serius
pada pasien diabetes melitus. Manifestasi utamanya adalah kekurangan insulin,
hiperglikemia yang berat, dehidrasi, asidosis metabolik. KAD terjadi bila
kekurangan insulin yang berat tidak saja menimbulkan hiperglikemia dan
dehidrasi yang berat tapi juga mengakibatkan produksi keton meningkat serta
asidosis.

3.2 Saran
Jika dalam penulisan makalah ni terdapat kekurangan dan kesalahan, kami
mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun agar kami dapat membuat membuat makalah lebih baik di kemudian
hari

11
DAFTAR PUSTAKA

Aru W. Sudoyo dkk (2009). Buku Ajar Ilmu penyakit dalam, jilid III edisi V.
Interna Publishing, Jakarta.
Black, J.M., Hawks, J.H. 2014. Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis
untuk Hasil yang diharapkan. Edisi 8. Terj. Joko Mulyanto. Singapore:
Elsevier
Corwin Elizabeth,2012. Buku Saku Patofisiologi . EGC. Jakarta
Dr. MHD. Syahputra. Diabetic ketosidosis. www. Library.usu.ac.id. Samijean
Nordmark.Critical Care Nursing Handbook. http://books.google.co.id
Price, Anderson at al .(2006).Patofisiologi: konsep klinis proses-proses
penyakit, Edisi 6, Volume 2. Jakarta : EGC

Stillwell. 2012. Pedoman keperawatan kritis. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai