OLEH :
KELOMPOK 2
KELAS A12-B
Puja dan puji syukur yang tiada terhingga penulis haturkan kehadapan Ida
Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa), karena atas rahmat dan
karunia-Nya, karya tulis yang berjudul “Asidosis Metabolic (KAD)” ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Karya tulis ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Kritis dalam menempuh Pendidikan Program Studi Keperawatan Program
Sarjana, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali pada semester genap
tahun 2021, yang diampu oleh ibu Ns.Ni Luh Gede Intan Saraswati,S.Kep.,M.Kep
Dalam keberhasilan penyusunan karya tulis ini, tentunya tidak luput dari
bantuan beberapa pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya
tulis ini.
Penulis menyadari bahwa, karya tulis ini masih jauh dari yang sempurna.
Oleh kerena itu, segala kritik dan saran perbaikan sangat diharapkan demi karya-
karya penulis berikutnya. Semoga karya tulis ini ada manfaatnya.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................................2
1.4 Manfaat.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Asidosis Metabolic (KAD)...........................................................3
2.2 Etiologi Asidosis Metabolic (KAD)...........................................................4
2.3 Tanda Gejala Asidosis Metabolic (KAD)...................................................4
2.4 Tes Diagnostik Asidosis Metabolic (KAD)................................................5
2.5 Patofisiologi Asidosis Metabolic (KAD)....................................................7
2.6 Pathway Asidosis Metabolic (KAD)..........................................................10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................11
3.2 Saran...........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
infark miokard akut, dan komplikasi iatrogenik. Komplikasi iatrogenik tersebut
ialah hipoglikemia, hipokalemia, edema otak, dan hipokalsemia.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang didapat berdasarkan rumusan masalah di atas sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Apa Definisi Asidosis Metabolic (KAD)
2. Untuk Mengetahui Bagaiman Etiologi Asidosis Metabolic (KAD)
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Tanda Gejala Asidosis Metabolic (KAD)
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Tes Diagnostik Asidosis Metabolic (KAD)
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Patofisiologi Asidosis Metabolic (KAD)
6. Untuk Mengetahui Bagaiman Pathway Asidosis Metabolic (KAD)
1.4 Manfaat
Adapun tujuan yang didapat berdasarkan rumusan masalah di atas sebagai berikut:
1. Agar Dapat Memahami Apa Definisi Asidosis Metabolic (KAD)
2. Agar Dapat Memahami Bagaiman Etiologi Asidosis Metabolic (KAD)
3. Agar Dapat Memahami Bagaimana Tanda Gejala Asidosis Metabolic (KAD)
4. Agar Dapat Memahami Bagaimana Tes Diagnostik Asidosis Metabolic
(KAD)
5. Agar Dapat Memahami Bagaimana Patofisiologi Asidosis Metabolic (KAD)
6. Agar Dapat Memahami Bagaiman Pathway Asidosis Metabolic (KAD)
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Etiologi Asidosis Metabolik (KAD)
Ada sekitar 20% pasien KAD yang baru diketahui menderita DM untuk
pertama kali. Pada pasien yang sudah diketahui DM sebelumnya, 80% dapat
dikenali adanya faktor pencetus. Mengatasi faktor pencetus ini penting dalam
pengobatan dan pencegahan ketoasidosis berulang. Tidak adanya insulin atau
tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata, yang dapat disebabkan oleh :
1. Insulin tidak diberikan atau diberikan dengan dosis yang dikurangi
2. Keadaan sakit atau infeksi
3. Manifestasi pertama pada penyakit diabetes yang tidak
terdiagnosis dan tidak diobati Beberapa penyebab terjadinya
KAD adalah:
- Infeksi : pneumonia, infeksi traktus urinarius, dan sepsis. diketahui
bahwa jumlah sel darah putih mungkin meningkat tanpa indikasi yang
mendasari infeksi.
- Ketidakpatuhan: karena ketidakpatuhan dalam dosis
- Pengobatan: onset baru diabetes atau dosis insulin tidak adekuat
- Kardiovaskuler : infark miokardium
- Penyebab lain : hipertiroidisme, pankreatitis, kehamilan, pengobatan
kortikosteroid and adrenergik.
(Samijean Nordmark,2008)
4
kompensasi hiperventilasi akibat asidosis metabolik, disertai bau aseton pada
napasnya.
1. Sekitar 80% pasien DM ( komplikasi akut )
2. Pernafasan cepat dan dalam ( Kussmaul )
3. Dehidrasi ( tekanan turgor kulit menurun, lidah dan bibir kering )
4. Kadang-kadang hipovolemi dan syok
5. Bau aseton dan hawa napas tidak terlalu tercium
6. Didahului oleh poliuria, polidipsi.
7. Riwayat berhenti menyuntik insulin
5
Kadar bikarbonat serum adalah rendah, yaitu 0- 15 mEq/L dan pH yang
rendah (6,8-7,3). Tingkat pCO2 yang rendah ( 10- 30 mmHg) mencerminkan
kompensasi respiratorik (pernapasan kussmaul) terhadap asidosisi metabolik.
Akumulasi badan keton (yang mencetuskan asidosis) dicerminkan oleh hasil
pengukuran keton dalam darah dan urin. Gunakan tingkat ini dalam
hubungannya dengan kesenjangan anion untuk menilai derajat asidosis.
5. Sel darah lengkap (CBC)
Tinggi sel darah putih (WBC) menghitung (> 15 X 109 / L) atau ditandai
pergeseran kiri mungkin menyarankan mendasari infeksi.
6. Gas darah arteri (ABG)
pH sering <7.3. Vena pH dapat digunakan untuk mengulang pH
measurements. Brandenburg dan Dire menemukan bahwa pH pada tingkat gas
darah vena pada pasien dengan KAD adalah lebih rendah dari pH 0,03 pada
ABG. Karena perbedaan ini relatif dapat diandalkan dan bukan dari
signifikansi klinis, hampir tidak ada alasan untuk melakukan lebih
menyakitkan ABG. Akhir CO2 pasang surut telah dilaporkan sebagai cara
untuk menilai asidosis juga.
7. Keton
Diagnosis memadai ketonuria memerlukan fungsi ginjal. Selain itu, ketonuria
dapat berlangsung lebih lama dari asidosis jaringan yang mendasarinya.
8. β-hidroksibutirat
Serum atau hidroksibutirat β kapiler dapat digunakan untuk mengikuti respons
terhadap pengobatan. Tingkat yang lebih besar dari 0,5 mmol / L dianggap
normal, dan tingkat dari 3 mmol / L berkorelasi dengan kebutuhan untuk
ketoasidosis diabetik (KAD).
9. Urinalisis (UA)
Cari glikosuria dan urin ketosis. Hal ini digunakan untuk mendeteksi infeksi
saluran kencing yang mendasari.
10. Osmolalitas
Diukur sebagai 2 (Na +) (mEq / L) + glukosa (mg / dL) / 18 + BUN (mg /
dL) / 2.8. Pasien dengan diabetes ketoasidosis yang berada dalam keadaan
6
koma biasanya memiliki osmolalitis > 330 mOsm / kg H2O. Jika osmolalitas
kurang dari > 330 mOsm / kg H2O ini, maka pasien jatuh pada kondisi koma.
11. Fosfor
Jika pasien berisiko hipofosfatemia (misalnya, status gizi buruk, alkoholisme
kronis), maka tingkat fosfor serum harus ditentukan.
12. Tingkat BUN meningkat
Anion gap yang lebih tinggi dari biasanya.
13. Kadar kreatinin
Kenaikan kadar kreatinin, urea nitrogen darah (BUN) dan Hb juga dapat
terjadi pada dehirasi. Setelah terapi rehidrasi dilakukan, kenaikan kadar
kreatinin dan BUN serum yang terus berlanjut akan dijumpai pada pasien
yang mengalami insufisiensi renal.
7
lipase sensitive pada jaringan lemak. Akibatnya lipolisis meningkat sehingga
terjadi peningkatan produksi benda keton oleh sel hati dapat menyebabkan
metabolic asiodosis (Sudoyo, 2009)
8
2.6 Pathway Asidosis Metabolik (KAD)
Pembentukan
Kekacauan benda-benda keton
metabolik
Keatosidosis
diabetic (KAD)
Insulin
Akumulasi produksi Insulin
Glukaneogenesis benda keton
Perubahan/
Hypovolemia
Pernapasan Pengisian kapiler gangguan nutrisi
kusmaul tidak adekuat, CRT kurang dari
> 3 detik kebutuhan tubuh
Turgor kulit jelek,
9 Syok (koma
mukosa bibir
kering delirium)
Kekurangan Sesak Perfusi jaringan Resiko cedera
volume cairan tidak efektif
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan komplikasi metabolik akut serius
pada pasien diabetes melitus. Manifestasi utamanya adalah kekurangan insulin,
hiperglikemia yang berat, dehidrasi, asidosis metabolik. KAD terjadi bila
kekurangan insulin yang berat tidak saja menimbulkan hiperglikemia dan
dehidrasi yang berat tapi juga mengakibatkan produksi keton meningkat serta
asidosis.
3.2 Saran
Jika dalam penulisan makalah ni terdapat kekurangan dan kesalahan, kami
mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun agar kami dapat membuat membuat makalah lebih baik di kemudian
hari
11
DAFTAR PUSTAKA
Aru W. Sudoyo dkk (2009). Buku Ajar Ilmu penyakit dalam, jilid III edisi V.
Interna Publishing, Jakarta.
Black, J.M., Hawks, J.H. 2014. Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis
untuk Hasil yang diharapkan. Edisi 8. Terj. Joko Mulyanto. Singapore:
Elsevier
Corwin Elizabeth,2012. Buku Saku Patofisiologi . EGC. Jakarta
Dr. MHD. Syahputra. Diabetic ketosidosis. www. Library.usu.ac.id. Samijean
Nordmark.Critical Care Nursing Handbook. http://books.google.co.id
Price, Anderson at al .(2006).Patofisiologi: konsep klinis proses-proses
penyakit, Edisi 6, Volume 2. Jakarta : EGC