Anda di halaman 1dari 21

LP DAN ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT DM

Disusun Oleh
Kelompok I A12B
Nama Kelompok :

1. I Made Widhi Antara (18.321.2870)


2. I Putu Wira Suyoga Adi Saputra (18.321.2872)
3. I Wayan Widarta (18.321.2873)
4. Ni Luh Putu Dita Puspita Sari (18.321.2896)
5. Putu Shinta Trisnayanti (18.321.2897)
6. Putu Suci Kristina Dewi (18.321.2898)
7. Wahidah Shenny Rusliana (18.321.2899)
8. Wisnu (18.321.2900)
9. Yunda Candra Dewi (18.321.2901)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2020
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) karena atas rahmat dan karunia-Nya tulisan yang
berjudul “LP dan Asuhan Keperawatan Penyakit DM” ini dapat diselesaikan
tepat waktunya.
Tulisan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah II dalam menempuh pendidikan Program Studi S1
Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali pada Semester
IV tahun 2020, yang diampu oleh Ns. Ni Wayan Trisnadewi,S.Kep.,M.Kes
Dalam keberhasilan penyusunan tulisan ini tentu tidak luput dari bantuan
beberapa pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih yang setulus–
tulusnya kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tulisan ini.
Kami menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari yang sempura, oleh
karena itu segala kritik dan saran perbaikan sangat diharapkan demi karya – karya
penulis berikutnya. Semoga tulisan ini ada manfaatnya.

Denpasar, 15 April 2020

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................................1
1.4 Manfaat.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Dan Fisiologi Sistem Endkrin......................................................3
2.2 Kimia dan Biokimia Sistem Endokrin........................................................19
2.3 Fungsi Umum Sistem Endokrin..................................................................29
2.4 Proses Glikogenesis, Glikogenolisis,Glukoneogenisis ..............................29
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................31
3.2 Saran...........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semakin bertambah usia manusia maka semakin tambah kemungkinan
terkena penyakit. Semakin bertambah usia maka sel-sel manusia bertambah
tua dan berkurang fungsi serta anatominya. Dengan demikian akan semakin
dekat dan mudah terkena penyakit. Penyakit yang mungkin muncul adalah
salah satunya diabetes melitus. Meskipun diabetes melitus mungkin juga
terjadi pada usia anak dan muda tergantung jenis DM yang menjangkit.
Diabetes Melitus penyakit yang tidak dapat disembuhkan namun bisa
dikendalikan. Untuk mengendalikan penyakit Diabetes Melitus diperlukan
pengetahuan dan kemauan dari pasien. Untuk itu pasien memerlukan bantuan
dalam menghadapi penyakit Diabetes Melitus dengan asuhan keperawatan
yang komprehensif.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa itu penyakit diabetes melitus?
1.2.2 Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui tentang penyakit Diabetes Melitus dan penyebabnya
1.3.2 Mengetahui tanda dan gejala dari DM.
1.3.3 Mengetahui perawatan, penatalaksanaan serta komplikasi DM.
1.3.4 Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan DM.
1.3.5 Mampu menerapkan asuhan keperawatan dengan DM.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Penyakit


2.1.1 Pengertian
Dari berbagai sumber dapat disebutkan beberapa pengertian Diabetes Mellitus
diantaranya yaitu:
Brunner & Suddarth (2002) mendefinisikan Diabates Mellitus sebagai
sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa
dalam darah atau hiperglikemia.
Mansjoer (2000) menjelaskan Diabetes Mellitus sebagai keadaan
hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan
hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal,
saraf dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam
pemeriksaan dengan mikroskop elektron.
Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang memerlukan
upaya penanganan yang tepat dan serius dimana penderita tidak bisa secara
otomatis mengendalikan tingkat gula (glukosa) dalam darahnya (Diabetes
Mellitus, 2007).
2.1.2 Klasiikasi
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
4. Diabetes mellitus gestasional (GDM)
2.1.3 Etiologi
1. Diabetes tipe I:
Disebabkan karena pancreas tidak bisa menghasilkan insulin atau
pankreas bisa menghasilkan insulin sangat sedikit sekali, sehingga kerja
pancreas tidak bisa memenuhi kebutuhan tubuh dan sangat tergantung
dengan asupan insulin dari luar tubuh, yang didapatkan dengan cara
menyuntikkan (SC,IM,IM) insulin insulin setiap hari (IDDM) / Insulin
Dependent DM).
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya DM tipe I yaitu :
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah
terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada
individu yang memiliki tipe antigen HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana
antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi
terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai
jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans
dan insulin endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi selbeta.
2. Diabetes Tipe II
Keadaan pankreas baik dan dapat memproduksi insulin, namun reseptor
dalam tubuh tidak sanggup untuk menggunakan insulin secara efektif.
Beberapa kasus yang dapat diatasi dengan memodifikasi gaya hidup, akan
tetapi umumnya dibutuhkan OAD (Oral Antidiabetic Drug) yang disebut
juga denagn NIDDM (Non Insulin Dependent DM). Faktor genetik
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. faktor-
Faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
2.1.4 Tanda dan Gejala

Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM

umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan

akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada DM

lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua, sehingga gambaran

klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi yang

luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan penglihatan karena

katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan

luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.

Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering

ditemukan adalah :

1. Katarak
2. Glaukoma
3. Retinopati
4. Gatal seluruh badan
5. Pruritus Vulvae
6. Infeksi bakteri kulit
7. Infeksi jamur di kulit
8. Dermatopati
9. Neuropati perifer
10. Neuropati viseral
11. Amiotropi
12. Ulkus Neurotropik
13. Penyakit ginjal
14. Penyakit pembuluh darah perifer
15. Penyakit koroner
16. Penyakit pembuluh darah otak
17. Hipertensi

Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal

yang tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau

bahkan inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang

dirasakan, akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu

tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut.

Penyakit yang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat pada

pasien DM usia lanjut dapat berubah tiba-tiba, apabila pasien mengalami infeksi

akut. Defisiensi insulin yang tadinya bersifat relatif sekarang menjadi absolut dan

timbul keadaan ketoasidosis dengan gejala khas hiperventilasi dan dehidrasi,

kesadaran menurun dengan hiperglikemia, dehidrasi dan ketonemia. Gejala yang

biasa terjadi pada hipoglikemia seperti rasa lapar, menguap dan berkeringat

banyak umumnya tidak ada pada DM usia lanjut. Biasanya tampak bermanifestasi

sebagai sakit kepala dan kebingungan mendadak.

Pada usia lanjut reaksi vegetatif dapat menghilang. Sedangkan gejala

kebingungan dan koma yang merupakan gangguan metabolisme serebral tampak

lebih jelas.
2.1.5 Patofisiologi
Diabetes Mellitus merupakan salah satu gangguan pada organ pankreas.
Dalam pankreas terdapat pulau-pulau langerhans yang terdiri dari sel beta yang
mengeluarkan insulin, sel alpa yang memproduksi glukagon, dan sel delta yang
mengeluarkan somatostatin.
Berdasarkan penyebabnya Diabetes Mellitus dibagi menjadi dua tipe yaitu:
(Mansjoer, 2000; Brunner & Suddart, 2002 )
Dm Tipe I: Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) atau tergantung
insulin yang disebabkan oleh karena destruksi atau kerusakan sel beta dari pulau –
pulau langerhans akibat proses autoimun, sehingga pankreas berhenti
memproduksi insulin. Kerusakan sel beta tersebut dapat terjadi sejak kecil ataupun
setelah dewasa, sehingga diperlukan penyuntikan insulin untuk mengendalikan
kadar glukosa darah.
DM Tipe II : Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) atau
tidak tergantung insulin, terjadi jika insulin hasil produksi pankreas tidak cukup
atau sel lemak dan otot tubuh menjadi kebal terhadap insulin sehingga terjadi
gangguan pengiriman glukosa ke sel tubuh. Biasanya terjadi pada usia diatas 40
tahun, munculnya perlahan-lahan, bisa dikontrol dengan DOA (Diit, Obat,
Activity)

Manifestasi Klinis (Mansjoer, 2000)


Gejala-gejala khas yang biasa muncul pada penderita Diabetes Mellitus
Tipe I sebagai akibat dari kelainan genetika, sehingga tubuh tidak dapat
memproduksi insulin dengan baik antara lain: poliuri, polidipsi, polifagia, berat
badan menurun, kelelahan penglihatan kabur, meningkatnya kadar gula dalam
darah dan air seni dan gejala- gejala lain yang mungkin dikeluhkan yaitu
kesemutan, gatal, impotensi pada pria, dan pruritus pada vulva wanita.
Sedangkan gejala-gejala DM Tipe II muncul secara perlahan-lahan sampai
menjadi gangguan yang jelas, dan pada tahap permulaan sama seperti gejala DM
Tipe I.
Komplikasi DM (Brunner & Suddart, 2002)
Komplikasi akut DM : Hipoglikemia, Ketoasidosis Diabetik, dan Sindrom HHNK
(Hiperglikemia Hiperosmoler Non Ketotik)
Komplikasi kronis DM: Penyakit Makrovaskuler (penyakit Jantung dan Pembuluh
Darah), Penyakit Mikrovaskuler (Retinopati diabetik, Nefropati Diabetik,
Neuropati Diabetik)

PATHWAYS

Defisiensi Insulin

glukagon↑ penurunan pemakaian


glukosa oleh sel

glukoneogenesis hiperglikemia

lemak protein glycosuria

ketogenesis BUN↑ Osmotic Diuresis

Kekurangan
ketonemia Nitrogen urine ↑ Dehidrasi volume cairan

Mual muntah ↓ pH Hemokonsentrasi

Resti Ggn Nutrisi


Asidosis Trombosis
Kurang dari kebutuhan
 Koma Aterosklerosis
 Kematian

Makrovaskuler Mikrovaskuler

Retina Ginjal
Jantung Serebral Ekstremitas
Retinopati Nefropati
diabetik
Miokard Infark Stroke Gangren

Ggn. Penglihatan Gagal


Ggn Integritas Kulit Ginjal

Resiko Injury
2.1.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Glukosa darah sewaktu
2. Kadar glukosa darah puasa
3. Tes toleransi glukosa

Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)
Bukan DM Belum pasti DM DM
Kadar glukosa darah sewaktu
- Plasma vena
- Darah kapiler < 100 100-200 >200
Kadar glukosa darah puasa <80 80-200 >200
- Plasma vena
- Darah kapiler
<110 110-120 >126
<90 90-110 >110

Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali


pemeriksaan :
1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200
mg/dl

2.1.7 PENATALASANAAN
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas
insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi
vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah
mencapai kadar glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika diperlukan)
5. Pendidikan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.W
DENGAN ULKUS DIABETES MELLITUS GRADE II DI RUANG 201
RSU WIRA MEDIKA, DENPASAR

I. Identitas Diri Klien


Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah
sakit dan diagnosa medis.

II. Riwayat Penyakit


1. Keluhan Utama Saat Masuk Rumah Sakit
Pasien mengeluh lemas sejak 2 hari yang lalu
2. Alasan Masuk Rumah Sakit
Pasien mengeluh lemas sejak 2 hari yang lalu. Pasien juga mengeluh
terdapat luka yang berada di telapak kaki kiri yang sudah pecah dan
mengeluarkan cairan
3. Upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasinya
pasien sebelumnya hanya mengkonsumsi glibenclamid yang secara
bebas di beli diapotik
4. Diagnosa Medik dan terapi
- Diagnosa medis : Diabetes mellitus tipe 2 ulkus DM
- Terapi :
1. diet dm
2. ivfd rl 20 tpm,
3. inj.ceftiaxone 2x1 gr,
4. levemir 1x6 unit,
5. novorapid 3x8 unit,
6. interpril 1x5 mg
III. Pola Kebutuhan Dasar
1. Pola Nutrisi / metabolik
Intake makanan : Saat sakit / dirawat di rumah sakit klien biasa makan
3x dengan porsi yang disajikan selalu habis. Pasien tidak mengeluhkan
mual dan muntah.
Intake cairan : Saat di rumah sakit ini klien minum air putih 5 – 6
gelas sehari .

2. Pola Eliminasi
a. Buang air besar
Saat sakit di rumah sakit klien tidak mengalami gangguan pada BAB
nya. Klien bab 1x sehari dengan konsistensi padat, warna kuning.
b. Buang air kecil
Selama di rumah sakit klien BAK 3-4 sehari Dalam satu hari ± 800
CC warna kuning pekat, bau khas urin.
3. Pola Aktivitas dan Latihan
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan / Minum 
Mandi 
Toileting 

Berpakaian 
Berpindah 
0 : mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan
alat, 4 : tergantung total.

IV. Pengkajian Fisik


1. Kesadaran umum : cukup. Tampak terpasang infus di tangan kanan
Tingkat kesadaran : komposmetis
GCS : verbal : 4 . Psikomotor : 5 . Mata : 6.
2. Tanda-tanda Vital
(2) Suhu : 36,5 C
(3) Nadi : 84 X/menit
(4) Pernafasan : 20 X/menit
(5) Tekanan Darah : 150/100 mmHg
2. BB / TB
TB = 150 cm.
BB = 55 kg

a. Ekstremitas
Terdapat ulkus di telapak kaki kiri, yang mengeluarkan cairan. Tampak
luka yang ditutupi kasa, rembesan luka (+), pus (+). Tidak ada nyeri tekan,
perfusi dalam batas normal. Dg kulit hangat. Infus terpasang di tangan
kanan.

b. Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium:
Normal
ALT : 16,4 (10 – 40)
AST : 14,8 (10 – 42)
BUN : 22,1 (7 – 18)
Creatinin : 1,22 (0,6 – 1,3)
Glukosa : 253 mg/dl (80 – 120)
Ureum : 47,29 (20 – 40)

RBC : 3,81106/μl (3,7-6,5)


HGB : 10,1 9/dl (12-18)
HCT : 31,6 % (47-75)
MCV : 82,9 Fl (80-99)
MCH : 26,5 Fl (27-31)
PLT : 386 103/μl (150-450)
RDW : 42,2 Fl (35-47)
PDW : 9,9 Fl (9-13)
MPV : 8,4 Fl (7,2-11,1)
ANALISA DATA
No Data interpretasi masalah
1. DS : px mengatakan badannya Intoleransi
lemas aktivitas
DO : aktivitas px dibantu
(mandi, makan minum,
2 DS. px mengeluh terdapat luka Kerusakan
yang berada di telapak kaki intregitas kulit
kiri yang sudah pecah dan
mengeluarkan cairan
DO. luka tampak ditutup kasa,
rembesan luka (+), pus (+)
3. DS : px mengatakan px tidak Kurangnya
pernah kontrol rutin di pengetahuan
puskesmas. Px hanya membeli
obat bebas di apotek
DO : -

Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya ganggren pada
ekstremitas
3. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan informasi
pengetahuan yang didapat mengenai penyakitnya.
RENCANA KEPERAWATAN
N NO PERENCANAAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
O DX
1 1 Setelah dilakukan a) Evaluasi respon pasien terhadap ⁻ Menentukan respon pasien
asuhan keperawatan aktivitas, catat perubahan dan terhadap aktivitas dan dapat
selama 3 x 24 jam laporkan bila terjadi perubahan mengindikasikan penurunan
Intoleransi aktivitas tanda - tanda vital, kelelahan oksigen
tidak terjadi dengan
kriteria hasil : b) Berikan lingkungan yang tenang ⁻ Dengan lingkungan yang
1. px dapat melakukan dan batasi pengunjung tenang membantu proses
ADL secara mandiri penyembuhan pasien

c) Bantu perawatan dari pasien ⁻ Meminimalkan terjadi


yang diperlukan kelelahan pada pasien
2 2 Setelah dilakukan 1. Kaji luas dan keadaan luka ⁻ Pengkajian yang tepat
asuhan keperawatan serta proses penyembuhan. terhadap luka dan proses
selama 3 x 24 jam penyembuhan akan
kerusakan integritas membantu dalam
kulit dapat berkurang menentukan tindakan
atau menunjukkan selanjutnya.
penyembuhan. Dengan
kriteria hasil : 2. Rawat luka dengan baik dan ⁻ merawat luka dengan
⁻ Kondisi luka benar : membersihkan luka teknik aseptik, dapat
menunjukkan secara abseptik menggunakan menjaga kontaminasi luka
adanya perbaikan larutan yang tidak iritatif, dan larutan yang iritatif
jaringan dan tidak angkat sisa balutan yang akan merusak jaringan
terinfeksi: menempel pada luka dan granulasi tyang timbul, sisa
⁻ pus dan jaringan nekrotomi jaringan yang mati. balutan jaringan nekrosis
berkurang dapat menghambat proses
granulasi.

3. Kolaborasi dengan dokter ⁻ insulin akan menurunkan

untuk pemberian insulin, kadar gula darah,

pemeriksaan kultur pus pemeriksaan kultur pus


pemeriksaan gula darah untuk mengetahui jenis
pemberian anti biotik. kuman dan antibiotik yang
tepat untuk pengobatan,
pemeriksaan kadar gula
darah untuk mengetahui
perkembangan penyakit.

3 3 Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat pengetahuan ⁻ Untuk memberikan


asuhan keperawatan pasien/keluarga tentang informasi pada
selama 3 x 24 jam penyakit DM dan gangren. pasien/keluarga, perawat
pasien memperoleh perlu mengetahui sejauh
informasi yang jelas mana informasi atau
dan benar tentang pengetahuan yang diketahui
penyakitnya dengan pasien/keluarga.
criteria hasil :
a) Mendemonstrasik ⁻ Agar perawat dapat
an bagaimana 2. Kaji latar belakang pendidikan memberikan penjelasan
gambaran tentang pasien. dengan menggunakan kata-
prosedur yang kata dan kalimat yang dapat
akan dijalani. dimengerti pasien sesuai
b) Menjelaskan tingkat pendidikan pasien.
tentang proses
penyakit, ⁻ Agar informasi dapat

perlunya diterima dengan mudah dan

pengobatan dan 3. Jelaskan tentang proses tepat sehingga tidak

memahami penyakit, diet, perawatan dan menimbulkan

perawatan. pengobatan pada pasien kesalahpahaman.

c) Membuat daftar dengan bahasa dan kata-kata


sumber yang akan yang mudah dimengerti.
digerakkan ⁻ Dengan penjelasdan yang

sebagai sumber 4. Jelasakan prosedur yang kan ada dan ikut secra langsung

informasi dilakukan, manfaatnya bagi dalam tindakan yang

pasien dan libatkan pasien dilakukan, pasien akan

didalamnya. lebih kooperatif dan


cemasnya berkurang.

⁻ Gambar - gambar dapat


5. Gunakan gambar-gambar membantu mengingat
dalam memberikan penjelasan penjelasan yang telah
( jika ada / memungkinkan). diberikan.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Sesuai dengan intervensi

EVALUASI

DX 1 :
Px dapat melakukan ADL secara mandiri

DX2 :
Kondisi luka menunjukkan adanya perbaikan jaringan dan tidak terinfeksi:
Pus dan jaringan berkurang

DX 3 :
Px mengerti dan kooperatif dengan penjelasan yang di berikan oleh perawat

KESIMPULAN
Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang memerlukan upaya penanganan
yang tepat dan serius dimana penderita tidak bisa secara otomatis mengendalikan tingkat gula (glukosa)
dalam darahnya.
Diabetes Mellitus merupakan salah satu gangguan pada organ pankreas. Dalam pankreas terdapat
pulau-pulau langerhans yang terdiri dari sel beta yang mengeluarkan insulin, sel alpa yang memproduksi
glukagon, dan sel delta yang mengeluarkan somatostatin. Berdasarkan penyebabnya Diabetes Mellitus
dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe I dan tipe II

.
DAFTAR ISI

E. Doenges, Marilyn. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC,2000

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester,
Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.

Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa
YasminAsih, Jakarta : EGC, 1997.

Anda mungkin juga menyukai