Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

KONSEP LANSIA

DISUSUSN OLEH :
ARIKA HESTI A.P P072201180
ARIF MUDRIK B P072201180
ARSIANA P072201180
FIRMAN FITRIANTO P072201180
HANI SABELLA P072201180
JORDAN P072201180
LAOYA AMELIA P P072201180
M. TAUFIK P072201180
MUSTAJAM P072201180
SYAFRUDDIN NUR P072201180
RAHAYU FAUZI S P072201180
YETI NURCAHYANI P07220118059

POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR


PRODI DIII KEPERAWATAN
2020
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Lansia

Lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial,
perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatanya, oleh
karena itu kesehatan lansia perlu mendapat perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan
agar selama mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuanya sehingga dapat ikut
serta berperan aktif dalam pembangunan (Mubarak, 2006).

Aging process atau proses menua merupakan suatu proses biologis yang tidak dapat dihindarkan, yang
akan dialami oleh setiap orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
(graduil) kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan struktur
dan fungsi secara normal, ketahanan terhadap injuri termasuk adanya infeksi (Paris Contantinides,
1994).

Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai dewasa, misalnya dengan terjadinya
kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf dan jaringan lain sehingga tubuh “mati” sedikit demi
sedikit. Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada usia berapa penampilan seorang mulai menurun.
Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak
maupun aat menurunya. Namun umumnya fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada umur 20-
30 tahun. Setelah mencapai puncak, fungsi alat tubuh akan berada dalam kondisi tetap utuh beberapa
saat, kemudian menurun sedikit demi sedikit sesuai bertambahnya umur.

Berikut ini beberapa pengertian lansia menurut para ahli :

 Pengertian Lansia Menurut Smith (1999): Lansia terbagi menjadi tiga, yaitu: young old (65-74
tahun); middle old (75-84 tahun); dan old old (lebih dari 85 tahun).
 Pengertian Lansia Menurut Setyonegoro: Lansia adalah orang yang berusia lebih dari 65 tahun.
Selanjutnya terbagi ke dalam 70-75 tahun (young old); 75-80 tahun (old); dan lebih dari 80 tahun
(very old).
 Pengertian Lansia Menurut UU No. 13 Tahun 1998: Lansia adalah seseorang yang mencapai usia
60 tahun ke atas.
 Pengertian Lansia Menurut WHO: Lansia adalah pria dan wanita yang telah mencapai usia 60-74
tahun.
 Pengertian Lansia Menurut Sumiati AM: Seseorang dikatakan masuk usia lansia jika usianya
telah mencapai 65 tahun ke atas.

B. Alasan Timbulnya Perhatian pada Lansia


1. Pensiunan dan masalah-masalahnya
2. Kematian mendadak karena penyakit jantung dan stroke
3. Meningkatnya jumlah lansia
4. Pemerataan pelayanan kesehatan
5. Kewajiban pemerintah terhadap orang cacat dan jompo
6. Perkembangan ilmu
- Gerontology
- Geriatri
7. Program PBB
8. Konferensi internasional di Wina tahun 1983
9. Mahalnya obat-obatan

C. FOKUS KEPERAWATAN GERONTIK


a. Peningkatan kesehatan (health promotion)
Upaya yang dilakukan adalah memelihara kesehatan dan mengoptimalkan kondisi lansia dengan
menjaga perilaku yang sehat. Contohnya adalah memberikan pendidikan kesehatan tentang gizi
seimbang pada lansia, perilaku hidup bersih dan sehat serta manfaat olah raga.
b. Pencegahan penyakit (preventif)
Upaya untuk mencegah terjadinya penyakit karena proses penuaan dengan melakukan
pemeriksaan secara berkala untuk mendeteksi sedini mungkin terjadinya penyakit, contohnya
adalah pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol secara berkala, menjaga pola makan,
contohnya makan 3 kali sehari dengan jarak 6 jam, jumlah porsi makanan tidak terlalu banyak
mengandung karbohidrat (nasi, jagung, ubi) dan mengatur aktifitas dan istirahat, misalnya tidur
selama 6-8 jam/24 jam.
c. Mengoptimalkan fungsi mental.
Upaya yang dilakukan dengan bimbingan rohani, diberikan ceramah agama, sholat berjamaah,
senam GLO (Gerak Latih Otak) (GLO) dan melakukan terapi aktivitas kelompok, misalnya
mendengarkan musik bersama lansia lain dan menebak judul lagunya.
d. Mengatasi gangguan kesehatan yang umum.
Melakukan upaya kerjasama dengan tim medis untuk pengobatan pada penyakit yang diderita
lansia, terutama lansia yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit, misalnya pada saat
kegiatan Posyandu Lansia.

D. TUJUAN KEPERAWATAN GERONTIK


a. Lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari–hari secara mandiri dan produktif.
b. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan lansia seoptimal mungkin.
c. Membantu mempertahankan dan meningkatkan semangat hidup lansia (Life Support).
d. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit (kronis atau akut).
e. Memelihara kemandirian lansia yang sakit seoptimal mungkin.

Menurut Eliopoulus (2005), fungsi perawat gerontik adalah:


a. Guide Persons of all ages toward a healthy aging process (membimbing orang pada segala
usia untuk mencapai masa tua yang sehat).
b. Eliminate ageism (menghilangkan perasaan takut tua).
c. Respect the tight of older adults and ensure other do the same (menghormati hak orang
dewasa yang lebih tua dan memastikan yang lain melakukan hal yang sama).
d. Overse and promote the quality of service delivery (memantau dan mendorong kualitas
pelayanan).
e. Notice and reduce risks to health and well being (memperhatikan serta mengurangi resiko
terhadap kesehatan dan kesejahteraan).
f. Teach and support caregives (mendidik dan mendorong pemberi pelayanan kesehatan).
g. Open channels for continued growth (membuka kesempatan lansia supaya mampu
berkembang sesuai kapasitasnya).
h. Listern and support (mendengarkan semua keluhan lansia dan memberi dukungan).
i. Offer optimism, encourgement and hope (memberikan semangat, dukungan dan harapan
pada lansia).
j. Generate, support, use and participate in research (menerapkan hasil penelitian, dan
mengembangkan layanan keperawatan melalui kegiatan penelitian).
k. Implement restorative and rehabilititative measures (melakukan upaya pemeliharaan dan
pemulihan kesehatan).
l. Coordinate and managed care (melakukan koordinasi dan manajemen keperawatan).
m. Asses, plan, implement and evaluate care in an individualized, holistic maner (melakukan
pengkajian, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi perawatan individu dan perawatan
secara menyeluruh).
n. Link services with needs (memmberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan).
o. Nurture future gerontological nurses for advancement of the speciality (membangun masa
depan perawat gerontik untuk menjadi ahli dibidangnya).
p. Understand the unique physical, emotical, social, spritual aspect of each other (saling
memahami keunikan pada aspek fisik, emosi, sosial dan spritual).
q. Recognize and encourge the appropriate management of ethical concern (mengenal dan
mendukung manajemen etika yang sesuai dengan tempat bekerja).
r. Support and comfort through the dying process (memberikan dukungan dan kenyamanan
dalam menghadapi proses kematian).
s. Educate to promote self care and optimal independence (mengajarkan untuk meningkatkan
perawatan mandiri dan kebebasan yang optimal).

E. Landasan Penanganan Lansia


Pada tanggal 24 Mei 2018 Menteri Sosial Idrus Marham menandatangani Peraturan Menteri
Sosial RI Nomor 5 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.
Peraturan Menteri tentang Standar Nasional Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia ini untuk merespons
semakin meningkatnya usia harapan hidup dan jumlah lanjut usia dengan kompleksitas
permasalahannya memerlukan standar lembaga dan rehabilitasi sosial lanjut usia.
Permensos Nomor 5 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia
diberlakukan dan diundangkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 780
pada tanggal 21 Juni 2018 oleh Widodo Ekatjahjana, Dirjen Peraturan Perundang-undangan
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI di Jakarta.
Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 5 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Rehabilitasi Sosial
Lanjut Usia.
Latar belakang terbitnya Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 5 Tahun 2018 tentang Standar
Nasional Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia adalah dengan pertimbangan:
 bahwa semakin meningkatnya usia harapan hidup dan jumlah lanjut usia dengan
kompleksitas permasalahannya memerlukan standar lembaga dan rehabilitasi sosial lanjut
usia;
 bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Sosial tentang Standar Nasional Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

Landasan penerbitan kebijakan Permensos Nomor 5 Tahun 2018 tentang Standar Nasional
Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia adalah:

 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 190, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3796);
 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4967);
 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan
Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4451);
 Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5294);
 Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
 Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2015 tentang Kementerian Sosial (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 86);
 Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Sosial (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1845)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Sosial Nomor 14 Tahun 2017 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Sosial (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1125);
 Peraturan Menteri Sosial Nomor 5 Tahun 2017 tentang Standar Rehabilitasi Sosial dengan
Pendekatan Profesi Pekerjaan Sosial (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
744);
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Edisi ke-6. Jakarta : EGC

Leeckenotte, Annete Glesler. 1997. Pengkajian Gerontologi, Edisi ke-2. Jakarta : EGC
Nugroho, Wahjudi. 2000. Keperawatan Gerontik, Edisi ke-2. Jakarta : EGC

Muhith, Abdul , 2016. Pendidikan keperawatan gerontic, edisi 1, yokyakarta : ANDI OFFFSET

https://www.academia.edu/8570033/Konsep-keperawatan-gerontik

https://www-jogloabang-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.jogloabang.com/sosial/permensos-5-2018-
standar-nasional-rehabilitasi-sosial-lanjut-usia?
amp_js_v=a2&amp_gsa=1&amp&usqp=mq331AQFKAGwASA
%3D#aoh=15897163700028&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=From
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.jogloabang.com%2Fsosial%2Fpermensos-5-2018-
standar-nasional-rehabilitasi-sosial-lanjut-usia

https://www.slideshare.net/mobile/abimuhlies/54098757-asuhankeperawatanlansia

Anda mungkin juga menyukai