DOSEN PEMBIMBING
Kelompok 1:
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6
A. Pengertian Chikungunya........................................................................................6
B. Etiologi..................................................................................................................6
C. Cara Penularan.......................................................................................................7
D. Patofisiologi...........................................................................................................8
E. Manifestasi Klinik.................................................................................................8
F. Komplikasi dan Pemeriksaan Penunjang............................................................10
G. Penatalaksanaan...................................................................................................11
H. Asuhan Keperawatan Chikungunya....................................................................13
A. Kesimpulan..........................................................................................................20
B. Saran....................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Chikungunya
Chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada penderita, yang
berarti “posisi tubuh meliuk atau melengkung” (that which contorts or bends
up),mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat
(arthralgia). Nyeri sendi ini, menurut lembar data keselamatan (MSDS) Kantor
Keamanan Laboratorium Kanada, terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki,
persendian tangan dan kaki.
Chikungunya ialah sejenis demam dan boleh dikatakan ‘bersaudara’ dengan
demam berdarah, karena ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty maupun albopictus.
Bedanya, jika virus demam berdarah menyerang pembuluh darah, sedangkan virus
Chikungunya menyerang sendi dan tulang. Penyakit demam Chikungunya ini merupakan
penyakit endemik. Wabah penyakit ini pertama kali menyerang di Tanzania, Afrika pada
tahun 1952.
Virus chikungunya yang menginfeksi manusia menimbulkan gejala demam
disertai nyeri tulang yang hebat sehingga penderita tidak berani bergerak karena
sakitnya. Karena itu demam chikungunya dulu dikenal sebagai demam patah tulang
(break-bone fever) atau flu tulang. Demam chikungunya tersebar luas didunia, terutama
di Afrika dan Asia.
Demam chikungunya disebabkan oleh virus chikungunya, menimbulkan gejala
mirip demam dengue, tetapi jarang meyebabkan perdarahan.
B. Etiologi
Penyakit chikungunya disebabkan oleh sejenis virus yang disebut virus
Chikungunya. Virus ini termasuk keluarga Togaviridae, genus alphavirus atau “group A”
antropho borne viruses. Virus ini telah berhasil diisolasi di berbagai daerah di Indonesia.
Sejarah Chikungunya di Indonesia Penyakit ini berasal dari daratan Afrika dan mulai
ditemukan di Indonesia tahun 1973.
Vektor penular utamanya adalah Aedes aegypti (the yellow fever mosquito),
nyamuk yang sama juga menularkan penyakit demam berdarah dengue. Meski masih
“bersaudara” dengan demam berdarah, penyakit ini tidak mematikan, namun virus ini
juga dapat diisolasi dari nyamuk Aedes africanus, Culex fatigans dan Culex
tritaeniorrhynchus. Aedes albopictus (the Asian tiger mosquito) mungkin juga
berperanan dalam penyebaran penyakit ini di kawasan Asia. Dan beberapa jenis spesies
nyamuk tertentu di daerah Afrika juga ternyata dapat menyebarkan penyakit
Chikungunya.
Akan tetapi, nyamuk yang membawa darah bervirus didalam tubuhnya akan kekal
terjangkit sepanjang hayatnya. Tidak ada bukti yang menunjukkan virus Chikungunya
dipindahkan oleh nyamuk betina kepada telurnya sebagaimana virus demam berdarah.
Virus chikungunya termasuk kelompok virus RNA yang mempunyai selubung,
merupakan salah satu anggota grup A dari arbovirus, yaitu alphavirus dari famili
Togaviridae. Dengan mikroskop elektron, virus ini menunjukkan gambaran virion yang
sferis yang kasar atau berbentuk poligonal dengan diameter 40-45 nm (nanometer)
dengan intibidiameter 25-30 nm.
Kemudian berjangkit di Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta,
selanjutanya berkembang ke wilayah-wilayah lain. Jumlah kasus chikungunya tahun
2001 sampai bulan Februari 2003 mencapai 9318 tanpa kematian.
Sejak tahun 2003, terdapat beberapa wabah yang berlaku di kepulauan Pasifik
termasuk Madagaskar, Comoros, Mauritius dan La Reunion, dengan jumlah meningkat
terlihat selepas bencana tsunami pada Desember 2004.
C. Cara Penularan
Penularan demam Chikungunya terjadi apabila penderita yang sakit digigit oleh
nyamuk penular , kemudian nyamuk penular tersebut menggigit orang lain. Virus
menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis (berlaku
dengan kerap di suatu kawasan atau populasi dan senantiasa ada). Selain manusia,
primata lainnya diduga dapat menjadi sumber penularan. Selain itu, pada uji
hemaglutinasi inhibisi, mamalia, tikus, kelelawar, dan burung juga bisa mengandung
antibodi terhadap virus Chikungunya.
Seseorang yang telah dijangkiti penyakit ini tidak dapat menularkan penyakitnya
itu kepada orang lain secara langsung. Proses penularan hanya berlaku pada nyamuk
pembawa. Masa inkubasi dari demam Chikungunya berlaku di antara satu hingga tujuh
hari, biasanya berlaku dalam waktu dua hingga empat hari. Manifestasi penyakit
berlangsung tiga sampai sepuluh hari.
Virus chikungunya tersebar luas di Afrika, Asia Selatan dan Asia Tenggara. Yang
untuk pertama kalinya pada tahun 1952 ditemukan pada serum darah seorang penderita
di Tanzania, Afrika Barat. Di Indonesia Demam Chikungunya dilaporkan pertama kali di
Samarinda tahun 1973, kemudian menyebar ke Jambi, Maluku Utara, Jawa, dan daerah
daerah lain di Indonesia
Virus ini ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk, namun menular utamanya adalah
nyamuk aedes aegypty sedangkan sumber penularan adalah manusia dan primate.
Meskipun demikian nyamuk-nyamuk aedes africanus, culex fatigans dan culex
triateniorhnchus diduga juga dapat meyebarkan virus ini.
D. Patofisiologi
Penyakit cikungunya disebarkan oleh nyamuk aedesaegypti, virus yang disebabkan
oleh nyamuk aedesaegypti ini akan berkembang biak di dalam tubuh manusia.Perlawanan
anti bodi tubuh akan mengakibatkan infeksi kemudian secara mendadak penderita akan
mengalami demam tinggi selama 5 hari dan virus Chikungunya menyerang sendi dan
tulang. Pada anak kecil dimulai dengan demam mendadak, kulitkemerahan. Ruam-ruam
merah itu muncul setelah 3-5 hari,mata biasanya merah disertaitanda-tanda seperti flu.
Sering dijumpai anak kejang demam. Pada anak yang lebih besar deman biasanya diikuti
rasa sakit pada otot dan sendi, serta terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang
dewasa gejala nyeri sendi dan otot sangant dominan dan sampai menimbulkan
kelumpuhan sementara karena rasa sakit pada saat berjalan. Kadang-kadang timbul rasa
mual sampai muntah. Pada umumnya demam pada anak dapat berlangsung selama 3 hari
dengan tanpa atau sedikit sekali dijumpai pendarahan maupun syok. Bedanya dengan
demam berdarah dengue pada cikungunya tidak ada pendarahan hebat, renjatan (syok)
maupun kematian.
E. Manifestasi Klinis
Masa inkubasi dari demam Chikungunya 2-4 hari. Viremia dijumpai kebanyakan
dalam 48 jam pertama, dan dapat dijumpai sampai 4 hari pada beberapa pasien.
Manifestasi penyakit berlangsung 3-10 hari. Virus ini termasuk self limiting diseases alias
hilang dengan sendirinya. Gejala penyakit ini sangat mirip dengan demam berdarah.
Hanya saja kalau Chikungunya akan membuat semua persendian terasa ngilu.
a) Demam
Biasanya demam tinggi, timbul mendadak disertai menggigil dan muka
kemerahan. Demam penyakit ini ditandai dengan demam tinggi mencapai 39-
40 derajat C.
b) Sakit persendian
Nyeri sendi merupakan keluhan yang sering muncul sebelum timbul
demam dan dapat bermanifestasi berat, sehingga kadang penderita “merasa
lumpuh” sebelum berobat. Sendi yang sering sering dikeluhkan: sendi lutut,
pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang.
c) Nyeri otot
Nyeri bisa pada seluruh otot atau pada otot bagian kepala dan daerah
bahu. Kadang terjadi pembengkakan pada otot sekitar mata kaki.
d) Bercak kemerahan (ruam) pada kulit
Bercak kemerahan ini terjadi pada hari pertama demam, tetapi lebih
sering pada hari ke 4-5 demam. Lokasi biasanya di daerah muka, badan,
tangan, dan kaki, terutama badan dan lengan. Kadang ditemukan perdarahan
pada gusi.
e) Sakit kepala
Sakit kepala merupakan keluhan yang sering ditemui, conjungtival
injection dan sedikit fotophobia.
f) Kejang dan penurunan kesadaran
Kejang biasanya pada anak karena panas yang terlalu tinggi, jadi
bukan secara langsung oleh penyakitnya.
Gejala lain Gejala lain yang kadang dijumpai adalah pembesaran kelenjar
getah bening di bagian leher dan kolaps pembuluh darah kapiler. Gejala yang timbul
pada anak-anak sangat berbeda seperti nyeri sendi tidak terlalu nyata dan berlangsung
singkat. Ruam juga lebih jarang terjadi. Tetapi pada bayi dan anak kecil timbul:
a. Kemerahan pada wajah dan munculnya ruam kemerahan dalam bentuk papel-
papel (maculopapular) atau erupsi seperti biduran (urtikaria).
b. Rasa linu di persendian tangan dan kaki serta pergelangan lutut.
c. Demam tinggi disertai muntah-muntah, menggigil, sakit kepala, sakit perut,
serta bintik merah pada kulit seperti penderita demam berdarah.
d. Mimisan bisa terjadi pada pasien anak-anak.
e. Pada umumnya pada anak hanya berlangsung selama 3 hari
Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan
hebat, renjatan (shock) maupun kematian. Pada virus DBD akan ada produksi racun
yang menyerang pembuluh darah dan menyebabkan kematian. Sedangkan pada virus
penyebab chikungunya akan memproduksi virus yang menyerang tulang
Untuk memperoleh diagnosis akurat perlu beberapa uji serologik antara lain uji
hambatan aglutinasi (HI), serum netralisasi, dan IgM capture ELISA. Tetapi pemeriksaan
serologis ini hanya bermanfaant digunakan untuk kepentingan epidemiologis dan
penelitian, tidak bermanfaat untuk kepentingan praktis klinis sehari-hari.
Demam Chikungunya dikenal sebagai flu tulang (break-bone fever) dengan gejala
mirip dengan demam dengue, tetapi lebih ringan dan jarang menimbulkan demam
berdarah. Artralgia, pembuluh darah konjungtiva tampak nyata, dengan demam
mendadak yang hanya berlangsung 2-4 hari. Pemeriksaan serum penderita untuk uji
netralisasi menunjukkan adanya antibodi terhadap virus Chikungunya.
Pada pendertita demam Chikungunya akut tipikal mengalami gejala klinis dalam
beberapa hari hingga 2 minggu. Tetapi seperti infeksi dengue, West Nile fever, o'nyong-
nyong fever dan demam arbovirus lainnya, beberapa penderita mengalami kelelahan
berkepanjangan (prolonged fatigue) dalam beberapa minggu. Dalam beberapa literatur
tidak pernah dilaporkan kejadian kematian, kasus neuroinvasive, dan kasus perdarahan
dalam penyakit ini. Meskipun ditularkan oleh nyamuk yang sama dengan penyakit
demam berdarah, tetapi karakteristik penyakit ini berbeda. Bedanya pada Chikungunya
tidak ada perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian.
Setelah terjadi infeksi virus ini tubuh penderita akan membentuk antibodi yang
akan membuat mereka kebal terhadap wabah penyakit ini di kemudian hari. Dengan
demikian, dalam jangka panjang penderita relatif kebal terhadap penyakit virus ini.
G. Penatalaksanaan
Tidak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya. Pengobatan terhadap
penderita ditujukan terhadap keluhan dan gejala yang timbul. Perjalanan penyakit ini
umumnya cukup baik, karena bersifat “self limited disease”, yaitu akan sembuh sendiri
dalam waktu tertentu. Tetapi apabila kecurigaan penyakit adalah termasuk campak atau
demam berdarah dengue, maka perlu kesiapsiagaan tatalaksana yang berbeda, penderita
perlu segera dirujuk apabila terdapat tanda-tanda bahaya.
Demam Chikungunya termasuk ?Self Limiting Disease? atau penyakit yang sembuh
dengan sendirinya. Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk penyakit ini. Pengobatan
yang diberikan hanyalah terapi simtomatis atau menghilangkan gejala penyakitnya,
seperti obat penghilang rasa sakit atau demam seperti golongan parasetamol. Sebaiknya
dihindarkan penggunaan obat sejenis asetosal.
Menguras bak mandi, paling tidak seminggu sekali. Mengingat nyamuk tersebut
berkembang biak dari telur sampai dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari.
Menutup tempat penyimpanan air
Mengubur sampah
Menaburkan larvasida.
Memelihara ikan pemakan jentik
Pengasapan
Pemakaian anti nyamuk
Pemasangan kawat kasa di rumah.
Selain itu, nyamuk juga menyenangi tempat yang gelap, lembab, dan pengap. Pintu
dan jendela rumah dibuka setiap hari mulai dari pagi hingga sore, agar udara segar dan
sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang
sehat. Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari golongan
malation, sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya. Malation dipakai
dengan cara pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke dinding. Hal ini dikarenakan
nyamuk Aedes aegypti tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada benda-benda
yang menggantung.
Halaman atau kebun di sekitar rumah harus bersih dari benda-benda yang
memungkinkan menampung air bersih, terutama pada musim hujan seperti sekarang.
Pintu dan jendela rumah sebaiknya dibuka setiap hari, mulai pagi hari sampai sore, agar
udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan
pencahayaan yang sehat. Dengan demikian, tercipta lingkungan yang tidak ideal bagi
nyamuk tersebut.
Pencegahan individu dapat dilakukan dengan cara khusus seperti penggunaan obat
oles kulit (insect repellent) yang mengandung DEET atau zat aktif EPA lainnya.
Penggunaan baju lengan panjang dan celana panjang juga dianjurkan untuk dalam
keadaan daerah tertentu yang sedang terjadi peningkatan kasus.
H. Asuhan Keperawatan Cikungunya
Contoh kasus :
Tuan A, umur 35 tahun, mengeluh demam dengan suhu 38,5 oC dari dua hari yang
lalu. Pasien juga mengeluhkan rasa nyeri di sendi pada lutut dan tulang belakangnya dan
nyeri seperti tertusuk-tusuk. Kadang-kadang ia merasa pusing, tidak nafsu makan, mual
dan muntah. Pada kulit pasien timbul bercak kemerahan. Keluarga pasien mengatakan
selama empat bulan terakhir ini, di daerah tempat tinggal pasien sering turun hujan dan
sanitasi lingkungan tempat tinggal mereka kurang bagus. Keluarga pasien juga
mengatakan saluran pembuangan di lingkungan tempat tinggal mereka kurang lancar.
a. Fokus Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan perawat untuk mendapatkan
data yag dibutuhkan sebelum melakukan asuhan keperawatan. Pengkajian pada pasien
dengan ”Demam Chikungunya” dapat dilakukan dengan teknik wawancara,
pengukuran dan pemeriksaan fisik. Adapun tahapan-tahapannya meliputi:
Mengkaji data dasar, kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual pasien dari berbagai
sumber (pasien, keluarga, RM, dan hasil pemeriksaan penunjang)
Mengidentifikasi sumber-sumber yang potensial dan tersedia untuk memenuhi
kebutuhan pasien
Kaji riwayat keperawatan
Kaji adanya peningkatan suhu, mual muntah, nyeri otot dan sendi, tanda-tanda
syok (denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab
terutama pada ekstremitas, sianosis, gelisah, dan penurunan kesadaran)
b. Analisa Data
Metastase
virus
Infeksi
Demam
c. Diagnosa Keperawatan
1) Hipertermi b.d. proses infeksi, ditandai dengan :
Suhu 38, 5 oC
Pasien tampak menggigil
2) Nyeri b.d. proses inflamasi pada persendian, ditandai dengan :
Pasien mengeluh nyeri pada sendi lutut dan tulang belakang
Pasien mengeluh nyeri seperti tertusuk-tusuk
Pasien terlihat meringis saat kakinya digerakkan, saat bergerak, dan
saat duduk
3) Ketidakseimbangan nutrisi b.d. ketidakmampuan menelan, mengabsorpsi, dan
mencerna makanan, ditandai dengan :
Pasien mengeluh pusing, tidak nafsu makan, mual, dan muntah
Pasien tidak dapat menghabiskan satu porsi makanan
4) Kekurangan volume cairan b.d. ketidaadekuatan intake cairan, ditandai
dengan :
Px tampak muntah setelah makan
Turgor kulit px menurun
Bibir px terlihat pecah-pecah
5) Kurang pengetahuan b.d. kurang terpapar informasi, ditandai dengan :
Px dan keluarganya terus menerus menanyakan tentang penyakit yang
diderita oleh px
Wajah px dan keluarganya tampak bingung dan cemas
d. Rencana Keperawatan
e. Implementasi
Implementasi disesuaikan dengan intervensi yang direncanakan.
I. Melakukan pemeriksaan TTV.
II. Melakukan pemeriksaan had to toe.
III. Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi.
IV. Melakukan terapi IV sesuai kondisi pasien dan intuksi dokter dengan
memperhatikan jenis cairan jumlah atau dosis pemberian, komplikasi dan
tindakan.
V. Antur intake dan output.
VI. Melakukan edukasi kepada pasien tentang penyakit dan pengobatannya.
f. Evaluasi
1. Suhu tubuh pasien normal, 35-37 0C
2. Nyeri pasien hilang atau terkontrol
3. Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
4. Volume cairan tubuh pasien seimbang
5. Pasien mengerti tentang penyakit dan program pengobatan yang diberikan
P : Tidak ada
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit chikungunya disebabkan oleh sejenis virus yang disebut virus
Chikungunya. Virus ini termasuk keluarga Togaviridae, genus alphavirus atau “group A”
antropho borne viruses. Virus ini telah berhasil diisolasi di berbagai daerah di Indonesia.
Sejarah Chikungunya di Indonesia Penyakit ini berasal dari daratan Afrika dan mulai
ditemukan di Indonesia tahun 1973.
Virus chikungunya termasuk kelompok virus RNA yang mempunyai selubung,
merupakan salah satu anggota grup A dari arbovirus, yaitu alphavirus dari famili
Togaviridae. Penularan demam Chikungunya terjadi apabila penderita yang sakit digigit
oleh nyamuk penular , kemudian nyamuk penular tersebut menggigit orang lain. Virus
menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis (berlaku
dengan kerap di suatu kawasan atau populasi dan senantiasa ada).
Gejalanya adalah demam, sakit persendian, nyeri otot, bercak kemerahan pada
kulit, dan sakit kepala. Untuk memperoleh diagnosis akurat perlu beberapa uji serologik
antara lain uji hambatan aglutinasi (HI), serum netralisasi, dan IgM capture ELISA.
Pengobatan terhadap penderita ditujukan terhadap keluhan dan gejala yang timbul.
Perjalanan penyakit ini umumnya cukup baik, karena bersifat “self limited disease”,
yaitu akan sembuh sendiri dalam waktu tertentu.
Chikungunya tidak menyebabkan kematian atau kelumpuhan. Dengan istirahat
cukup, obat demam, kompres, serta antisipasi terhadap kejang demam, penyakit ini
biasanya sembuh sendiri dalam tujuh hari.
B. SARAN
Bagi penderita sangat dianjurkan makan makanan yang bergizi, cukup karbohidrat
dan terutama protein dapat meningkatkan daya tahan tubuh, serta minum air putih
sebanyak mungkin untuk menghilangkan gejala demam. Perbanyak mengkonsumsi
buah-buahan segar (sebaiknya minum jus buah segar).
Cara mencegah penyakit ini adalah membasmi nyamuk pembawa virusnya,
termasuk memusnahkan sarangpembiakan larva untuk menghentikan rantai hidup dan
penularannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=171&Itemid=3
http://www.indonesiaindonesia.com/f/gaya-hidup-kesehatan/
http://ms.wikipedia.org/wiki/Demam_Chikungunya
http://mikrobia.wordpress.com/2007/05/17/alphavirus-penyebab-chikungunya/
http://www.geocities.com/cakmoki/info_penyakit.html
http://www.polimalang.com/viewtopic.php?
p=259&sid=19649ab076653f201f4fafd0c8e2b6d2chikungunya