DISUSUN OLEH :
1. ENNINA KRISTIN MANIK
2. GLORIA ADVELIN SIBAGARIANG
3. GRECILIA SILVANI PARDOSI
4. HELGA PERNINSA MELIALA
5. JOANA PATRICIA HUTAGALUNG
6. KIKI ANGGRAINI PUTRI
7. LYDIA DAME N.M Br HUTAPEA
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan yang maha Esa atas Kasih dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah dengan judul
“MAKALAH SEMINAR ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID
PADA AN.M DI RUANG MATAHARI DI RUMAH SAKIT UMUM
SUNDARI” Kami menyadari bahwa selama penulisan Asuhan Keperawatan ini
kami banyak mendapatkan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Koordinator mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah Ibu Tiurlan Mariasima
Doloksaribu, M.Kes
2. Ibu Yufdel S.Kep, Ns, M.Kes selaku pembimbing yang dengan sepenuh hati
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk,bimbingan dan pengarahan
dalam menyusun asuhan keperawatan ini.
3. Pihak RSU Sundari telah memberikan kesempatan untuk praktek.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut
membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Semoga Ilmu dalam Makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi
pembaca yang turut berpartisipasi dalam proses penyusunan tugas ini, karena
kami sadar sebagai makhluk sosial kami tidak bisa berbuat banyak tanpa adanya
interaksi dengan orang lain dan tanpa adanya bimbingan, serta rahmat dan karunia
dari–Nya.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB 1......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.3 TUJUAN........................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................6
2.1 DEFENISI.....................................................................................................6
A. PENGKAJIAN...........................................................................................12
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN...............................................................12
C. INTERVENSI............................................................................................13
D. IMPLEMENTASI......................................................................................15
E. EVALUASI................................................................................................15
BAB III..................................................................................................................16
ASUHAN KEPERAWATAN..............................................................................16
3.1 PENGKAJIAN............................................................................................16
I. BIODATA...................................................................................................16
3
III. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN....................................16
V. RIWAYAT KELUARGA.........................................................................18
BAB IV..................................................................................................................41
PENUTUP.............................................................................................................41
4.1 Kesimpulan..................................................................................................41
4.2 Saran............................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................43
4
BAB 1
PENDAHULUAN
5
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengkajian pada Demam Tifoid
2. Untuk mengetahui diagnosa pada Demam Tifoid
3. Untuk mengetahui intervensi pada Demam Tifoid
4. Untuk mengetahui implementasi pada Demam Tifoid
5. Untuk mengetahui evaluasi pada Demam Tifoid
1.3 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan Demam Tifoid pada bayi An. W
di ruang matahari RSU SUNDARI MEDAN .
2. Tujuan Khusus
1. Dapat melakukan pengkajian Demam Tifoid
2. Dapat mengetahui diagnosa Demam Tifoid
3. Dapat merencanakan intervensi Demam Tifoid
4. Dapat melakukan implementasi Demam Tifoid
5. Dapat mengevaluasi Demam Tifoid
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEMAM TIFOID
A. Defenisi
Demam tifoid merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh
Salmonella enterica serovar typhi (S typhi). Salmonella enterica serovar
paratyphi A, B, dan C juga dapat menyebabkan infeksi yang disebut
demam paratifoid. Demam tifoid dan paratifoid termasuk ke dalam
demam enterik. Pada daerah endemik, sekitar 90% dari demam enterik
adalah demam tifoid (Linson, 2012). Penyakit sistemik yang bersifat
akut atau dapat disebut demam tifoid, mempunyai gejala dengan
spektrum klinis yang bervariasi dari ringan berupa demam, lemas serta
batuk yang ringan sampai dengan gejala berat seperti gangguan
gastrointestinal sampai dengan gejala komplikasi (Sucipta, 2015).
B. Etiologi
Demam tifoid (tifus abdominalis) atau lebih populer dengan nama
tifus di kalangan masyarakat adalah penyakit infeksi akut yang
disebabkan oleh kuman Salmonela typhi yang menyerang saluran
pencernaan. Kuman ini masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau
minuman yang tercemar, baik saat memasak ataupun melalui tangan dan
alat masak yang kurang bersih. Selanjutnya, kuman itu diserap oleh usus
halus yang masuk bersama makanan, lantas menyebar ke semua organ.
C. Manifestasi Klinis
1. Gejala pada anak: Inkubasi antara 5-40 hari dengan rata-rata 10-14
hari.
2. Demam meninggi sampai akhir minggu pertama
3. Demam turun pada minggu ke empat, kecuali demam tidak
tertangani akan menyebabkan syok, Stupor dan Koma.
7
4. Ruam muncul pada hari ke 7-10 dan bertahan selama 2-3 hari.
5. Nyeri kepala, Nyeri perut
6. Kembung, Mual, muntah, Diare, Konstipasi
7. Pusing, Bradikardi, Nyeri otot
8. Batuk
9. Epistaksis
10. Lidah yang berselaput (kotor ditengah, tepid an ujung merah serta
tremor)
11. Hepatomegali, Splenomegali, Meteroismus
12. Gangguan mental berupa samnolen
13. Delirium atau psikosis
Dapat timbul dengan gejala yang tidak tipikal terutama pada bayi muda
sebagai penyakit demam akut dangan disertai syok dan hipotermia.
(Sudoyo Aru, dkk 2009).
D. Patofisiologi
Patofisiologi Patogenesis demam tifoid merupakan proses yang
kompleks yang melalui beberapa tahapan. Setelah kuman Salmonella
typhi tertelan, kuman tersebut dapat bertahan terhadap asam lambung
dan masuk ke dalam tubuh melalui mukosa usus pada ileum terminalis.
Bakteri melekat pada mikrovili di usus, kemudian melalui barier usus
yang melibatkan mekanisme membrane ruffling, actin rearrangement,
dan internalisasi dalam vakuola intraseluler. Kemudian Salmonella typhi
menyebar ke sistem limfoid mesenterika dan masuk ke dalam pembuluh
darah melalui sistem limfatik. Bakteremia primer terjadi pada tahap ini
dan biasanya tidak didapatkan gejala dan kultur darah biasanya masih
memberikan hasil yang negatif. Periode inkubasi ini terjadi selama 7-14
hari.
Bakteri dalam pembuluh darah ini akan menyebar ke seluruh
tubuh dan berkolonisasi dalam organ-organ sistem retikuloendotelial,
yakni di hati, limpa, dan sumsum tulang. Kuman juga dapat melakukan
8
replikasi dalam makrofag. Setelah periode replikasi, kuman akan
disebarkan kembali ke dalam sistem peredaran darah dan menyebabkan
bakteremia sekunder sekaligus menandai berakhirnya periode inkubasi.
Bakteremia sekunder menimbulkan gejala klinis seperti demam, sakit
kepala, dan nyeri abdomen. Bakteremia dapat menetap selama beberapa
minggu bila tidak diobati dengan antibiotik. Pada tahapan ini, bakteri
tersebar luas di hati, limpa, sumsum tulang, kandung empedu, dan
Peyer’s patches di mukosa ileum terminal. Ulserasi pada Peyer’s patches
dapat terjadi melalui proses inflamasi yang mengakibatkan nekrosis dan
iskemia. Komplikasi perdarahan dan perforasi usus dapat menyusul
ulserasi. Kekambuhan dapat terjadi bila kuman masih menetap dalam
organ-organ system retikuloendotelial dan berkesempatan untuk
berproliferasi kembali. Menetapnya Salmonella dalam tubuh manusia
diistilahkan sebagai pembawa kuman atau carrier (Linson et al., 2012).
9
E. Pathway
Demam tipoid
Salmonella typhosa
Saluran pencernaan
Ketidakseimbangan
termoregulasi
10
F. Pemeriksaan diagnostik
1. Pemeriksaan Darah Perifer Lengkap
Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukositosis atau kadar
leukosit normal. Leukositosit dapat terjadi walaupun tanpa disertai
infeksi sekunder.
2. Pemeriksaan SGOT dan SGPT SGOT dan SGPT sering meningkat,
tetapi akan kembali normal setelah sembuh. Peningkatan SGOT dan
SGPT ini tidak memerlukan penanganan khusus
3. Pemeriksaan Uji Widal
Uji Widal dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap
bakteri Salmonella typhi. Uji Widal dimaksudkan untuk menentukan
adanya aglutinin dalam serum penderita Demam Tifoid. Akibat
adanya infeksi oleh Salmonella typhi maka penderita membuat
antibodi (aglutinin)
4. Kultur
Kultur darah :bisa positif pada minggu pertama Kultur urin: bisa
positif pada akhir minggu kedua Kulturfeses: bisa positif dari
minggu kedua hingga minggu ketiga
5. Anti Salmonella typhi IgM
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi secara dini infeksi akut
Salmonella typhi, karena antibodi IgM muncul pada hari ke-3 dan 4
terjadinya demam.
G. Penatalaksanaan
1. Non Farmakologi
- Bed rest
- Diet; diberikan bubur saring kemudian bubur kasar dan
akhirnya nasi sesuai dengan tingkat kesembuhan pasien. Diet
berupa makanan rendah serat.
11
2. Farmakologi
- Kloramfenikol, dosis 50 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3-4 kali
pemberian, oral atau IV selama 14 hari.
- Bila ada kontraindikasi kloramfenikol diberikan ampisilin
dengan dosis 200 mg/kgBB/hari, terbagi dalam 3-4 kali.
Pemberian, intravena saat belum dapat minum obat, selama 21
hari, atau amoksisilin dengan dosis 100 mg/kgBB/hari, terbagi
dalam 3-4 kali. Pemberian, oral/intravena selama 21 hari
kotrimoksasol dengan dosis (tmp) 8 mg/kbBB/hari terbagi
dalam 2-3 kali pemberian, oral, selama 14 hari.
- Pada kasus berat, dapat diberi seftriakson dengan dosis 50
mg/kg BB/kali dan diberikan 2 kali sehari atau 80 mg/kg
BB/hari, sekali sehari, intravena, selama 5-7 hari.
- Pada kasus yang diduga mengalami MDR, maka pilihan
antibiotika adalah meropenem, azithromisin dan
fluoroquinolon.
12
2.2 ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan pengumpulan informasi subjektif dan objektif,
dan peninjauan informasi riwayat pasien pada rekam medik. Informasi
subjektif, misalnya dengan wawancara pasien/ keluarga. Sedangkan
informasi objektif, misalnya dengan pengukuran tanda-tanda vital dan
pemeriksaan fisik (Herdman, 2015) . Data yang perlu dikaji yaitu :
1. Identitas
Meliputi : nama, umur, jenis kelamin,agama, suku bangsa, alamat,
tanggal masuk rumah sakit, nomor regular, tanggal pengkajian dan
diagnosa medis.
2. Keluhan Utama
Merupakan kebutuhan yang mendorong penderita untuk masuk
Rumah Sakit.
3. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan pasien mulai awal dirasakan hingga masuk rumah sakit.
4. Riwayat penyaikt dahulu
Riwayat penyakit yang pernah diderita klien.
5. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien dengan Febris antara
lain sebagai berikut :
13
C. INTERVENSI
14
4. Jelaskan cara
pencegahan
hipotermi
karena terpapar
udara dingin
(jaga tubuh
agar tetap
kering,gunakan
pakaian sesuai
dengan kondisi
cuaca yang
dirasakan
klien)
15
D. IMPLEMENTASI
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan klien secara optimal. Pada tahap ini perawat
menerapkan pengetahuan intelektual, kemampuan hubungan antar manusia
(komunikasi) dan kemampuan teknis keperawatan, penemuan perubahan
pada pertahanan daya tahan tubuh, pencegahan komplikasi, penemuan
perubahan sistem tubuh, pemantapan hubungan klien dengan lingkungan,
implementasi pesan tim medis serta mengupayakan rasa aman, nyaman
dan keselamatan klien.
E. EVALUASI
Evaluasi merupakan perbandingan yang sistemik dan terencana
mengenai kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dan
dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga
kesehatan lainnya. Penilaian dalam keperawatan bertujuan untuk
mengatasi pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil
dari proses keperawatan.
16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
I. BIODATA
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : An. W
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan anak : TK
17
C. Post natal : Ibu klien mengatakan klien lahir dalam
keadaan normal dan tidak ada masalah
18
V. RIWAYAT KELUARGA
Ket :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Serumah
: Cerai
19
VI. RIWAYAT SOSIAL
A. Yang mengasuh
Yang mengasuh ibunya
B. Hubungan dengan anggota keluarga
Orangtua klien mengatakan hubungan anaknya dengan anggota
keluarganya sakit baik
C. Hubungan dengan teman sebaya
Orangtua klien mengatakan hubungan anaknya dengan teman
sebayanya sangat baik
D. Pembawaan secara umum
Ibu klien mengatakan anaknya biasanya periang dan sangat aktif
bermain, tetapi pada saat sakit anaknya tampak lemas
E. Lingkungan rumah
Ibu klien mengatakan lingkungan rumahnya padat penduduk dan
lingkungan lumayan kotor
20
Alat Makan Yang Dipakai :
Pada saat makan,pasien menggunakan piring,sendok dan gelas untuk
minum
Tidur Siang/Jam
21
b. Selama sakit: Dalam melakukan aktivitasnya pasien dibantu oleh
ibunya seperti mandi,makan,ganti baju dan pasien hanya berbaring
saja
E. Eliminasi
Buang Air Besar (BAB)
Ibu pasien mengatakan anaknya BAB + 5 kali sehari warna
kuning,konsistensi encer,berbau khas
Buang Air Kecil (BAK)
Ibu pasien mengatakan anaknya sebelum sakit + 7kali perhari bewarna
kuning,jernih dan berbau khas dan selama sakit BAKnya 2 kali perhari
warna kuning,bau khas
B. Tindakan operasi
Tidak ada tindakan operasi
C. Status cairan/hidrasi
Klien mengatakan dehidrasi disebabkan diare
D. Status nutrisi
Diet diberikan 3x sehari
E. Obat-obatan
1. Infus RL 0,9%
2. Paracetamol ½ 3×1
4. Injeksi Cefotaxime900 mg
5. KCL 500mg 3x
6. Amoxilin
22
F. Aktivitas
Pasien terlihat sangat lemah dan ketika ingin melakukan aktivitas
dibantu oleh orangtuanya
G. Tindakan keperawatan
1. Manajemen nutrisi
2. Monitor TTV
3. Terapi aktivitas
4. Pemantauan elektrolit
H. PEMERIKSAAN LABORATORIM
Tanggal 07/11/2022
masuk
Nama An.W
Pasien
23
Jenis Pemeriksaan Hasil Urut/Satuan Angka Metode
Normal
HEMATOLOGI
Darah Rutin
Haemoglobin 13.9 9/dl P: 13-18
Leukosit 3.000 /mm3 W:12-16
Laju Edap Darah 9 Mm/1 jam 4000-
JumlahTrombosit 191.000 /ul 11000
Hematokrit 43 % P: 0-10
Eritrosit 5.11 Juta/mm3 W:0-20
MCV 85.3 Fl 150000-
MCH 27.2 Pg 450000
MCHC 31.9 g/dl P: 40-45
W 36-47
P:4,5-6,5
W 3,9-
5,6
81,0-
99,9
27,0-
31,0
33,0-
37,0
Hitung Jenis
Leuokosit
Eosinofil 1 % 1-3
Basofil 4 % 0-1
%
24
N.Batang 2 % 2-6
Segmen 64 % 50-70
Limfosit 20 % 20-40
Monosit 9 2-8
I. Foto rontgen
Tidak Ada Pemeriksaan
J. Lain-lain
Tidak ada
Anak ke : 1
25
Turgor : < 1 menit
Tonus otot : Lemah
BB : 26kg
PB : 120 cm
F. Vital sign
Pernafasan / RR : 20x/menit
Usaha Nafas : Pernapasan Cuping Hidung
Suara Nafas : Vesikuler
Nadi / pols : 80 x/menit
Irama : Regular
Lokasi Arteri : Radialis
Suhu : 39,3oC
Lokasi : Axilla
26
Mulut : Simetris
Bibir : Utuh
Palatum : : Utuh
Membran Mukosa : Merah muda dan Lembab
Refleks Hisap : Kuat / baik
Telinga : Simetris, sejajar mata dan Normal
H. Thoraks/Dada
Dada : Simetris
Putting susu : Jelas terlihat
Klavikula : Utuh
Suara nafas : Bronchial
Leher : Simetris
Lipatan kulit dibelakang : Ada
Pergerakan : Baik
Vetebra/ Tulang punggung : Simetris
I. Abdomen
Abdomen : Simetris
J. Ektremitas
Ektremitas atas/ lengan : Simetris dan sama panjang
Tonus otot : Aktif
Telapak tangan : Dapat terbuka
Kulit : Merah muda
Ekstremitas Bawah : Simetris
Tonus Otot : Aktif
Kuku : Merah muda
K. Gastrointestinal
Frekuensi : 4x/hari
27
Konsistensi : Lembek
Warna : Hitam kehijauan
L. Kulit
Kulit : Sawo Matang
Warna : Merah
Tekstur : Lembut
S. Pemeriksaan penunjang
-Pemeriksaan Laboratorium : Pemeriksaan darah lengkap
28
(Kesimpulan hasil pengkajian yang menunjukan informasi khusus
yang perlu mendapatkan perhatian dalam penyusunan rencana
perawatan)
DS :
DO :
29
1. DS : Salmonella typhosa Defisit nutrisi
1.Ibu mengatakannafsu
makan klien menurun Saluran pencernaan
2.Ibu mengatakan klien
mual dan muntah Diserap oleh urus halus
DO :
1. Klien tampak mual Limpa
muntah
Splenomegali
2. Klien tampak
meringis dan
Mual,muntah/tidak
mengatakan sakit perut
nafsu makan
kepada ibunya
Defisit nutrisi
Merangsang melepas
zat epirogen oleh
leukosit
Mempengaruhi pusat
termoregulator
30
dihipotalamus
Diare
Resiko
ketidakseimbangan
elektrolit
31
Defisit nutrisi b/d 1. Identifikasi
1. 1. Untuk memantau ada atau
faktor penyakit alergi dan tidaknya alergi makanan
(psikologis) intoleransi 2. Pemberian makanan
ditandai dengan BB makanan dari tambahan diharapkan dapat
menurun dan nafsu hasil menambah kebutuhan
makan menurun identifikasi nutrisi
klien tidak ada
3. Untuk memantau
alergi makanan
terjadinya kenaikan berat
2. Monitor asupan
badan
makanan
3. Monitor BB
32
karena terpapar
udara dingin
(jaga tubuh
agar tetap
kering,gunakan
pakaian sesuai
dengan kondisi
cuaca yang
dirasakan
klien)
33
1. Defisit nutrisi Senin 1. Mengidentifikasi S :
b/d faktor (07/11/2022) alergi dan intoleransi -Ibu klien
penyakit Pukul 09.00 makanan dari hasil mengatakan nafsu
(psikologis) WIB identifikasi klien makan menurun
ditandai tidak ada alergi - Ibu klien
dengan BB mengatakan
makanan
menurun dan anaknya hanya
2. Memonitor asupan
nafsu makan makan 1 sendok
makanan
menurun lalu muntah
3. Memonitor BB
O : Klien
menolak saat
diberi makan
A : Masalah
belum teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
34
kesukaannya
O : Klien tampak
mau makan
dengan makanan
kesukaannya
A : Masalah
teratasi sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan
O:
-Klien tampak
sudah mau makan
-BB klien 27 kg
A : Masalah
teratasi
35
P : Intervensi
dihentikan
36
Pukul 09.20 mengatakan suhu
termoregulasi jam
b/d penyakit WIB tubuh sudah stabil
2. Memonitor
-Ibu klien
ditandai frekuensi nafas
mengatakan
dengan suhu
RR : 20x/menit sudah tidak lelah
tubuh tidak
stabil dan 3. Memonitor dan lagi
pucat catat tanda gejala
hipotermia yang O :
dirasakan klien, -Suhu tubuh 38⁰C
badan klien dingin, -Klien tampak
akral dingin, beraktivitas
menggigil -RR : 24 x/menit
4. Menjelaskan cara
A : Masalah
pencegahan
teratasi sebagian
hipotermi karena
P : Intervensi
terpapar udara
dilanjutkan
dingin (jaga tubuh
agar tetap
kering,gunakan
pakaian sesuai
dengan kondisi
cuaca yang dirasakan
klien)
37
mengatakan klien
tubuh tidak RR : 20x/menit
sudah tidak lelah
stabil dan 3. Memonitor dan
lagi
pucat catat tanda gejala
hipotermia yang
O:
dirasakan klien,
- Temp : 36,6⁰C
badan klien dingin,
-RR : 22x/menit
akral dingin,
menggigil A : Masalah
4. Menjelaskan cara teratasi
pencegahan
hipotermi karena P : Intervensi
terpapar udara dihentikan
dingin (jaga tubuh
agar tetap
kering,gunakan
pakaian sesuai
dengan kondisi
cuaca yang dirasakan
klien)
3. Senin
Resiko 1. Memonitor kadar S :
(07/11/2022) -Ibu klien
ketidakseimb elektrolit
Pukul 10.00 mengatakan
angan 2. Memonitor mual
elektrolit b/d WIB anaknya lemas
muntah dan diare
-Ibu klien
diare ditandai
3. Memonitor mengatakan
dengan mual
kehilangan cairan anaknya mual
muntah
4. Mengatur interval muntah
waktu pemantauan -Ibu klien
sesuai kondisi klien mengatakan sakit
perut
38
-Ibu klien
mengatakan
sering pusing
O:
-Klien tampak
lemah terlihat dari
aktivitas dibantu
keluarga
-Klien tampak
meringis dan
mengatakan sakit
perut
-Klien tampak
gelisah karena
pusing
A : Masalah
belum teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
Selasa
Resiko 1. Memonitor kadar S :
(08/11/2022) -Ibu klien
ketidakseimb elektrolit
Pukul 10.00 mengatakan
angan 2. Memonitor mual
lemah sudah
elektrolit b/d muntah dan diare
berkurang
diare ditandai
3. Memonitor -Ibu klien
dengan mual
kehilangan cairan mengatakan sakit
muntah
perut sudah
39
4. Mengatur interval berkurang
waktu pemantauan O :
-Klien sudah
sesuai kondisi klien
tidak lemas
-Klien tidak
meringis
A : Masalah
teratasi sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan
Rabu
Resiko 1. Memonitor kadar S :
(09/11/2022) -Ibu Klien
ketidakseimb elektrolit
Pukul 10.00 mengatakan
angan 2. Memonitor mual
anaknya sudah
elektrolit b/d muntah dan diare
tidak lemah lagi
diare ditandai
3. Memonitor -Ibu klien
dengan mual
kehilangan cairan mengatakan
muntah
4. Mengatur interval sudah tidak
waktu pemantauan pusing
sesuai kondisi klien
O : Pasien tampak
segar
A : Masalah
teratasi
P : Intervensi
dihentikan
40
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
41
d/d suhu tubuh naik turunResiko ketidakseimbangan elitrolit
berhubungan dengan Diare d/d mual muntah.
4. Implementasi keperawatan
Semua implementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan aktifitas
yang berada pada intervensi keperawatan yang disusun.
4.2 Saran
Dalam hal ini penulis memberikan beberapa saran setelah secara langsung
mengamati lebih dekat perkembangan status kesehatan pasien:
42
Diharapkan bagi perawat dan dokter yang bertugas di RSU SUNDARI
MEDAN yang melakukan tindakan keperawatan pada penyakit Febris
bisa lebih memperhatikan dan menekankan perawatan secara tepat dan
cepat.
43
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI 2018, Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia; defenisi dan
indikator Diagnostik, Jakarta ; Dewan Pengurus Pusat.
Tim Pokja SDKI 2018, Standar Luaran Keperawatan Indonesia; defenisi dan
indikator Diagnostik, Jakarta ; Dewan Pengurus Pusat.
44