Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH SEMINAR

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID PADA AN. W


DI RUANG MATAHARI
DI RUMAH SAKIT UMUM SUNDARI MEDAN

DISUSUN OLEH :
1. ENNINA KRISTIN MANIK
2. GLORIA ADVELIN SIBAGARIANG
3. GRECILIA SILVANI PARDOSI
4. HELGA PERNINSA MELIALA
5. JOANA PATRICIA HUTAGALUNG
6. KIKI ANGGRAINI PUTRI
7. LYDIA DAME N.M Br HUTAPEA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN KEPERAWATAN
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan yang maha Esa atas Kasih dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah dengan judul
“MAKALAH SEMINAR ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID
PADA AN.M DI RUANG MATAHARI DI RUMAH SAKIT UMUM
SUNDARI” Kami menyadari bahwa selama penulisan Asuhan Keperawatan ini
kami banyak mendapatkan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Koordinator mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah Ibu Tiurlan Mariasima
Doloksaribu, M.Kes
2. Ibu Yufdel S.Kep, Ns, M.Kes selaku pembimbing yang dengan sepenuh hati
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk,bimbingan dan pengarahan
dalam menyusun asuhan keperawatan ini.
3. Pihak RSU Sundari telah memberikan kesempatan untuk praktek.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut
membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Semoga Ilmu dalam Makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi
pembaca yang turut berpartisipasi dalam proses penyusunan tugas ini, karena
kami sadar sebagai makhluk sosial kami tidak bisa berbuat banyak tanpa adanya
interaksi dengan orang lain dan tanpa adanya bimbingan, serta rahmat dan karunia
dari–Nya.

Kami berharap agar mahasiswa khususnya dan umumnya dari para


pembaca dapat memberikan kritik yang positif dan saran untuk kesempurnaan
makalah ini. Dan kepada Dosen Pembimbing yang mengajarkan mata kuliah ini
kami ucapkan terima kasih.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB 1......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................4

1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................5

1.3 TUJUAN........................................................................................................5

BAB II.....................................................................................................................6

TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................6

2.1 DEFENISI.....................................................................................................6

2.2 ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................12

A. PENGKAJIAN...........................................................................................12

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN...............................................................12

C. INTERVENSI............................................................................................13

D. IMPLEMENTASI......................................................................................15

E. EVALUASI................................................................................................15

BAB III..................................................................................................................16

ASUHAN KEPERAWATAN..............................................................................16

3.1 PENGKAJIAN............................................................................................16

I. BIODATA...................................................................................................16

II. KELUHAN UTAMA.................................................................................16

3
III. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN....................................16

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU..............................................17

V. RIWAYAT KELUARGA.........................................................................18

VI. RIWAYAT SOSIAL................................................................................18

VII. KEBUTUHAN DASAR.........................................................................19

VIII. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI.................................................21

IX. PEMERIKSAAN FISIK..........................................................................25

3.2 ANALISA DATA.........................................................................................28

3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN..................................................................31

3.4 ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................................31

3.5 CATATAN PERKEMBANGAN.................................................................33

BAB IV..................................................................................................................41

PENUTUP.............................................................................................................41

4.1 Kesimpulan..................................................................................................41

4.2 Saran............................................................................................................42

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................43

4
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Demam tifoid adalah infeksi sistemik yang disebabkan oleh
Salmonella Typhi, biasanya melalui konsumsi makanan atau air yang
terkontaminasi. Penyakit akut ditandai oleh demam berkepanjangan, sakit
kepala, mual, kehilangan nafsu makan, dan sembelit atau kadang-kadang
diare. Gejala seringkali tidak spesifik dan secara klinis tidak dapat dibedakan
dari penyakit demam lainnya (WHO, 2018). Dari data WHO di dapatkan
perkiraan jumlah kasus demam tifoid mencapai angka antara 11 dan 21 juta
kasusdan 128.000 hingga 161.000 kematian terkait demam tifoid terjadi
setiap tahun di seluruh dunia. Penyakit serupa tetapi seringkali kurang parah,
demam paratipoid, disebabkan oleh Salmonella Paratyphi (WHO, 2018).
Demam Tifoid harus mendapat perhatian serius dari berbagai pihak,
karena penyakit ini bersifat endemis dan mengancam kesehatan masyarakat.
Permasalahannya semakin kompleks dengan meningkatnya kasus-kasus
karier (carrier) atau relaps dan resistensi terhadap obat-obat yang dipakai,
sehingga menyulitkan upaya pengobatan dan pencegahan. Angka kesakitan
tifoid di Indonesia dilaporkan sebesar 81,7 per 100.000 penduduk, dengan
sebaran menurut kelompok umur 0,0/100.000 penduduk (0–1 tahun),
148,7/100.000 penduduk (2–4 tahun), 180,3/100.000 (5-15 tahun), dan
51,2/100.000 (≥16 tahun). Angka ini menunjukkan bahwa penderita
terbanyak adalah pada kelompok usia 2-15 tahun. Hasil kajian kasus di rumah
sakit besar di Indonesia menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan
jumlah kasus tifoid dari tahun ke tahun dengan rata-rata kesakitan
500/100.000 penduduk dan kematian diperkirakan sekitar 0,6–5%. (Elisabeth
Purba, 2016).

5
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengkajian pada Demam Tifoid
2. Untuk mengetahui diagnosa pada Demam Tifoid
3. Untuk mengetahui intervensi pada Demam Tifoid
4. Untuk mengetahui implementasi pada Demam Tifoid
5. Untuk mengetahui evaluasi pada Demam Tifoid

1.3 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan Demam Tifoid pada bayi An. W
di ruang matahari RSU SUNDARI MEDAN .

2. Tujuan Khusus
1. Dapat melakukan pengkajian Demam Tifoid
2. Dapat mengetahui diagnosa Demam Tifoid
3. Dapat merencanakan intervensi Demam Tifoid
4. Dapat melakukan implementasi Demam Tifoid
5. Dapat mengevaluasi Demam Tifoid

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEMAM TIFOID
A. Defenisi
Demam tifoid merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh
Salmonella enterica serovar typhi (S typhi). Salmonella enterica serovar
paratyphi A, B, dan C juga dapat menyebabkan infeksi yang disebut
demam paratifoid. Demam tifoid dan paratifoid termasuk ke dalam
demam enterik. Pada daerah endemik, sekitar 90% dari demam enterik
adalah demam tifoid (Linson, 2012). Penyakit sistemik yang bersifat
akut atau dapat disebut demam tifoid, mempunyai gejala dengan
spektrum klinis yang bervariasi dari ringan berupa demam, lemas serta
batuk yang ringan sampai dengan gejala berat seperti gangguan
gastrointestinal sampai dengan gejala komplikasi (Sucipta, 2015).

B. Etiologi
Demam tifoid (tifus abdominalis) atau lebih populer dengan nama
tifus di kalangan masyarakat adalah penyakit infeksi akut yang
disebabkan oleh kuman Salmonela typhi yang menyerang saluran
pencernaan. Kuman ini masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau
minuman yang tercemar, baik saat memasak ataupun melalui tangan dan
alat masak yang kurang bersih. Selanjutnya, kuman itu diserap oleh usus
halus yang masuk bersama makanan, lantas menyebar ke semua organ.

C. Manifestasi Klinis
1. Gejala pada anak: Inkubasi antara 5-40 hari dengan rata-rata 10-14
hari.
2. Demam meninggi sampai akhir minggu pertama
3. Demam turun pada minggu ke empat, kecuali demam tidak
tertangani akan menyebabkan syok, Stupor dan Koma.

7
4. Ruam muncul pada hari ke 7-10 dan bertahan selama 2-3 hari.
5. Nyeri kepala, Nyeri perut
6. Kembung, Mual, muntah, Diare, Konstipasi
7. Pusing, Bradikardi, Nyeri otot
8. Batuk
9. Epistaksis
10. Lidah yang berselaput (kotor ditengah, tepid an ujung merah serta
tremor)
11. Hepatomegali, Splenomegali, Meteroismus
12. Gangguan mental berupa samnolen
13. Delirium atau psikosis
Dapat timbul dengan gejala yang tidak tipikal terutama pada bayi muda
sebagai penyakit demam akut dangan disertai syok dan hipotermia.
(Sudoyo Aru, dkk 2009).

D. Patofisiologi
Patofisiologi Patogenesis demam tifoid merupakan proses yang
kompleks yang melalui beberapa tahapan. Setelah kuman Salmonella
typhi tertelan, kuman tersebut dapat bertahan terhadap asam lambung
dan masuk ke dalam tubuh melalui mukosa usus pada ileum terminalis.
Bakteri melekat pada mikrovili di usus, kemudian melalui barier usus
yang melibatkan mekanisme membrane ruffling, actin rearrangement,
dan internalisasi dalam vakuola intraseluler. Kemudian Salmonella typhi
menyebar ke sistem limfoid mesenterika dan masuk ke dalam pembuluh
darah melalui sistem limfatik. Bakteremia primer terjadi pada tahap ini
dan biasanya tidak didapatkan gejala dan kultur darah biasanya masih
memberikan hasil yang negatif. Periode inkubasi ini terjadi selama 7-14
hari.
Bakteri dalam pembuluh darah ini akan menyebar ke seluruh
tubuh dan berkolonisasi dalam organ-organ sistem retikuloendotelial,
yakni di hati, limpa, dan sumsum tulang. Kuman juga dapat melakukan

8
replikasi dalam makrofag. Setelah periode replikasi, kuman akan
disebarkan kembali ke dalam sistem peredaran darah dan menyebabkan
bakteremia sekunder sekaligus menandai berakhirnya periode inkubasi.
Bakteremia sekunder menimbulkan gejala klinis seperti demam, sakit
kepala, dan nyeri abdomen. Bakteremia dapat menetap selama beberapa
minggu bila tidak diobati dengan antibiotik. Pada tahapan ini, bakteri
tersebar luas di hati, limpa, sumsum tulang, kandung empedu, dan
Peyer’s patches di mukosa ileum terminal. Ulserasi pada Peyer’s patches
dapat terjadi melalui proses inflamasi yang mengakibatkan nekrosis dan
iskemia. Komplikasi perdarahan dan perforasi usus dapat menyusul
ulserasi. Kekambuhan dapat terjadi bila kuman masih menetap dalam
organ-organ system retikuloendotelial dan berkesempatan untuk
berproliferasi kembali. Menetapnya Salmonella dalam tubuh manusia
diistilahkan sebagai pembawa kuman atau carrier (Linson et al., 2012).

9
E. Pathway
Demam tipoid

Salmonella typhosa

Saluran pencernaan

Diserap oleh usus


halus

Bakteri memasuki aliran darah sistemik

Limpa Endotoksin Kelenjar limfoid


usus halus

Splenomegali Terjadinya kerusakan Tukak


sel

Mual, muntah / tidak Merangsang melepas


Diare
nafsu makan zat epirogen oleh
leukosit

Defisit nutrisi Mempengaruhi pusat Resiko


termoregulator ketidakseimbangan
dihipotalamus elektrolit

Ketidakseimbangan
termoregulasi

10
F. Pemeriksaan diagnostik
1. Pemeriksaan Darah Perifer Lengkap
Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukositosis atau kadar
leukosit normal. Leukositosit dapat terjadi walaupun tanpa disertai
infeksi sekunder.
2. Pemeriksaan SGOT dan SGPT SGOT dan SGPT sering meningkat,
tetapi akan kembali normal setelah sembuh. Peningkatan SGOT dan
SGPT ini tidak memerlukan penanganan khusus
3. Pemeriksaan Uji Widal
Uji Widal dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap
bakteri Salmonella typhi. Uji Widal dimaksudkan untuk menentukan
adanya aglutinin dalam serum penderita Demam Tifoid. Akibat
adanya infeksi oleh Salmonella typhi maka penderita membuat
antibodi (aglutinin)
4. Kultur
Kultur darah :bisa positif pada minggu pertama Kultur urin: bisa
positif pada akhir minggu kedua Kulturfeses: bisa positif dari
minggu kedua hingga minggu ketiga
5. Anti Salmonella typhi IgM
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi secara dini infeksi akut
Salmonella typhi, karena antibodi IgM muncul pada hari ke-3 dan 4
terjadinya demam.

G. Penatalaksanaan
1. Non Farmakologi
- Bed rest
- Diet; diberikan bubur saring kemudian bubur kasar dan
akhirnya nasi sesuai dengan tingkat kesembuhan pasien. Diet
berupa makanan rendah serat.

11
2. Farmakologi
- Kloramfenikol, dosis 50 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3-4 kali
pemberian, oral atau IV selama 14 hari.
- Bila ada kontraindikasi kloramfenikol diberikan ampisilin
dengan dosis 200 mg/kgBB/hari, terbagi dalam 3-4 kali.
Pemberian, intravena saat belum dapat minum obat, selama 21
hari, atau amoksisilin dengan dosis 100 mg/kgBB/hari, terbagi
dalam 3-4 kali. Pemberian, oral/intravena selama 21 hari
kotrimoksasol dengan dosis (tmp) 8 mg/kbBB/hari terbagi
dalam 2-3 kali pemberian, oral, selama 14 hari.
- Pada kasus berat, dapat diberi seftriakson dengan dosis 50
mg/kg BB/kali dan diberikan 2 kali sehari atau 80 mg/kg
BB/hari, sekali sehari, intravena, selama 5-7 hari.
- Pada kasus yang diduga mengalami MDR, maka pilihan
antibiotika adalah meropenem, azithromisin dan
fluoroquinolon.

12
2.2 ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian merupakan pengumpulan informasi subjektif dan objektif,
dan peninjauan informasi riwayat pasien pada rekam medik. Informasi
subjektif, misalnya dengan wawancara pasien/ keluarga. Sedangkan
informasi objektif, misalnya dengan pengukuran tanda-tanda vital dan
pemeriksaan fisik (Herdman, 2015) . Data yang perlu dikaji yaitu :
1. Identitas
Meliputi : nama, umur, jenis kelamin,agama, suku bangsa, alamat,
tanggal masuk rumah sakit, nomor regular, tanggal pengkajian dan
diagnosa medis.
2. Keluhan Utama
Merupakan kebutuhan yang mendorong penderita untuk masuk
Rumah Sakit.
3. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan pasien mulai awal dirasakan hingga masuk rumah sakit.
4. Riwayat penyaikt dahulu
Riwayat penyakit yang pernah diderita klien.
5. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien dengan Febris antara
lain sebagai berikut :

1. Defisit nutrisi berhungan dengan faktor psikologi d/d BB menurun


dan nafsu makan menurun.

2. Ketidakseimbangan termoregulasi berhungan dengan proses penyakit


d/d suhu tubuh naik turun

3. Resiko ketidakseimbangan elitrolit berhubungan dengan Diare d/d


mual muntah

13
C. INTERVENSI

Diagnosa Intervensi Rasional


No
Keperawatan
Defisit nutrisi b/d 1. Identifikasi
1. 1. Untuk memantau ada atau
faktor penyakit alergi dan tidaknya alergi makanan
(psikologis) intoleransi 2. Pemberian makanan
ditandai dengan BB makanan dari tambahan diharapkan dapat
menurun dan nafsu hasil menambah kebutuhan
makan menurun identifikasi
nutrisi
klien tidak ada
3. Untuk memantau
alergi makanan
terjadinya kenaikan berat
2. Monitor asupan
badan
makanan
3. Monitor BB

2. Ketidakseimbangan 1. Monitor suhu 1. Untuk memantau


termoregulasi b/d tubuh klien tiap kenaikan suhu tubuh secara
penyakit ditandai 2 jam teratur
dengan suhu tubuh 2. Monitor 2. Untuk memantau
tidak stabil dan frekuensi nafas frekuensi pernapasan
pucat RR : 20x/menit
3. Untuk menurunkan
3. Monitor dan
kehilangan panas karena
catat tanda
konveksi/konduksi.Memberi
gejala
kehilangan panas melalui
hipotermia
radiasi
yang dirasakan
klien, badan 4.Untuk mengetahui cara
klien dingin, pencegahan hipotermi
akral dingin,
menggigil

14
4. Jelaskan cara
pencegahan
hipotermi
karena terpapar
udara dingin
(jaga tubuh
agar tetap
kering,gunakan
pakaian sesuai
dengan kondisi
cuaca yang
dirasakan
klien)

3. Resiko 1. Monitor kadar 1. Untuk mengetahui kadar


ketidakseimbangan elektrolit elektrolit
elektrolit b/d diare 2. Monitor mual 2. Untuk membantu dalam
ditandai dengan muntah dan mendiagnosis dan
mual muntah diare memberikan tindakan
3. Monitor keperawatan
kehilangan
3. Untuk mengetahui cairan
cairan
yang hilang membutuhkan
4. Mengatur
pengganti
interval waktu
pemantauan 4. Mengetahui interval
sesuai kondisi waktu elektrolit pada
klien kondisi klien

15
D. IMPLEMENTASI
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan klien secara optimal. Pada tahap ini perawat
menerapkan pengetahuan intelektual, kemampuan hubungan antar manusia
(komunikasi) dan kemampuan teknis keperawatan, penemuan perubahan
pada pertahanan daya tahan tubuh, pencegahan komplikasi, penemuan
perubahan sistem tubuh, pemantapan hubungan klien dengan lingkungan,
implementasi pesan tim medis serta mengupayakan rasa aman, nyaman
dan keselamatan klien.

E. EVALUASI
Evaluasi merupakan perbandingan yang sistemik dan terencana
mengenai kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dan
dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga
kesehatan lainnya. Penilaian dalam keperawatan bertujuan untuk
mengatasi pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil
dari proses keperawatan.

16
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
I. BIODATA

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : An. W

Tempat/tgl lahir : Medan, 02April 2017

Nama ayah/ibu : Tn.F/Ny.S

Pekerjaan ayah/ibu : Wiraswasta/Ibu rumah tangga

Suku : Jawa

Agama : Islam

Pendidikan anak : TK

Alamat : Jl. Pinang Baris Gang H.M Busma

II. KELUHAN UTAMA


Ibu klien mengatakan anaknya demamnaik turun +1 minggu lalu,
sebelum dibawa ke rumah sakit klien mengalami mencret 3 kali, mencret
berlendir dan sedikit ampas, nafsu makan klien menurun dan apa yang
dimakan klien keluar kembali dan klien mengalami mual dan muntah.

III. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN


A. Prenatal : Ibu mengatakan saat kehamilan
keadaannya sehat dan tidak ada masalah, ibu klien juga melakukan
permeriksaan kehamilannya 1 bulan sekali
B. Natal : Proses melahirkannya dibantu oleh bidan

17
C. Post natal : Ibu klien mengatakan klien lahir dalam
keadaan normal dan tidak ada masalah

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit masa kecil


Ibu klien mengatakan anaknya tidak ada riwayat penyakit waktu
kecil
B. Pernahdirawatdirumah sakit (Riwayat Hospitalisasi)
Ibu pasien mengatakan anaknya belum pernah dirawat di rumah sakit
sebelumnya
C. Riwayat penggunaan obat
Ibu pasien mengatakan anaknya mengonsumsi obat penurun panas
sesuai dosis
D. Riwayat pembedahan
Tidak ada dilakukan pembedahan
E. Alergi
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak ada alergi obat, makanan
ataupun lingkungan
F. Kecelakaan
Tidak ada

18
V. RIWAYAT KELUARGA

Ket :

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien

: Meninggal

: Serumah

: Cerai

19
VI. RIWAYAT SOSIAL
A. Yang mengasuh
Yang mengasuh ibunya
B. Hubungan dengan anggota keluarga
Orangtua klien mengatakan hubungan anaknya dengan anggota
keluarganya sakit baik
C. Hubungan dengan teman sebaya
Orangtua klien mengatakan hubungan anaknya dengan teman
sebayanya sangat baik
D. Pembawaan secara umum
Ibu klien mengatakan anaknya biasanya periang dan sangat aktif
bermain, tetapi pada saat sakit anaknya tampak lemas
E. Lingkungan rumah
Ibu klien mengatakan lingkungan rumahnya padat penduduk dan
lingkungan lumayan kotor

VII. KEBUTUHAN DASAR


A. Makanan
Makanan yang disukai/tidak disukai:
Ibu mengatakan klien sewaktu dirumah saat suka sekali makan ayam
goreng dan tidak suka makan ikan laut, ketika dirumah sakit ibu
mengatakan klien tidak ada nafsu makan, dan jika dikasi makan klien
muntah.
Selera/Nafsu Makan :
- Sebelum Sakit : Orangtua pasien mengatakan anaknya makannya
baik,makan 3x sehari dan makan 2x sehari walaupun sedikit selama
di rumah sakit
- Selama Sakit : Orangtua pasien mengatakan anaknya selama sakit
tidak nafsu makan,makan 2x sehari walaupun sedikit selama di
rumah sakit.

20
Alat Makan Yang Dipakai :
Pada saat makan,pasien menggunakan piring,sendok dan gelas untuk
minum

Pola Makan Yang Dipakai


1. Makan pagi : 3 sendok + buah-buahan
2. Makan siang : 5 sendok
3. Makan malam : 3 sendok
B. Pola tidur
Kebiasaan sebelum tidur (perlu mainan,dibacakan cerita,benda yang
dibawa tidur)
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan sebelum sakit pasien
menggunakan hp sebelum tidur
b. Selama sakit : Ibu pasien mengatakan selama sakit pasien harus
memeluk bantal kesayangannya

Tidur Siang/Jam

a. Sebelum Sakit : Pasien tidur malam 9 jam sehari,tidur siang kurang


lebih 2 jam
b. Selama sakit : Pasien tidur malam 7 jam sehari,tidur siang kurang
lebih 30 menit
C. Mandi
a. Sebelum Sakit : Orang tua pasien mengatakan anaknya mandi 2x
sehari,rajin menggosok gigi dang anti baju ketika kotor
b. Selama sakit : Orangtua pasien mengatakan anaknya mandi 1x
sehari walaupun sakit
D. Aktivitas bermain
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan anaknya aktif bermain
dengan teman sebayanya

21
b. Selama sakit: Dalam melakukan aktivitasnya pasien dibantu oleh
ibunya seperti mandi,makan,ganti baju dan pasien hanya berbaring
saja
E. Eliminasi
Buang Air Besar (BAB)
Ibu pasien mengatakan anaknya BAB + 5 kali sehari warna
kuning,konsistensi encer,berbau khas
Buang Air Kecil (BAK)
Ibu pasien mengatakan anaknya sebelum sakit + 7kali perhari bewarna
kuning,jernih dan berbau khas dan selama sakit BAKnya 2 kali perhari
warna kuning,bau khas

VIII. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI


A. Diagnosa medis
Demam Thypoid

B. Tindakan operasi
Tidak ada tindakan operasi

C. Status cairan/hidrasi
Klien mengatakan dehidrasi disebabkan diare

D. Status nutrisi
Diet diberikan 3x sehari
E. Obat-obatan
1. Infus RL 0,9%
2. Paracetamol ½ 3×1
4. Injeksi Cefotaxime900 mg
5. KCL 500mg 3x
6. Amoxilin

22
F. Aktivitas
Pasien terlihat sangat lemah dan ketika ingin melakukan aktivitas
dibantu oleh orangtuanya

G. Tindakan keperawatan
1. Manajemen nutrisi
2. Monitor TTV
3. Terapi aktivitas
4. Pemantauan elektrolit

H. PEMERIKSAAN LABORATORIM

NO R00000285731/0013350 Ruang Nurse


Reg/NO.R 8 Perawata Station
M n Matahati

Tanggal 07/11/2022
masuk

Nama An.W
Pasien

Tanggal 04/04/2017/ 5 tahun Dokter dr.Rahmad


lahir Pengirim Sumiko,
Sp.A

Jenis Laki-laki Tgl. 08/11/2022


kelamin Periksa 10:25:21

Alamat Jl. Pinang Baris Gang Analis Hesti


H.M Busma EmeliaBuki
t

23
Jenis Pemeriksaan Hasil Urut/Satuan Angka Metode
Normal

HEMATOLOGI

Darah Rutin
Haemoglobin 13.9 9/dl P: 13-18
Leukosit 3.000 /mm3 W:12-16
Laju Edap Darah 9 Mm/1 jam 4000-
JumlahTrombosit 191.000 /ul 11000
Hematokrit 43 % P: 0-10
Eritrosit 5.11 Juta/mm3 W:0-20
MCV 85.3 Fl 150000-
MCH 27.2 Pg 450000
MCHC 31.9 g/dl P: 40-45
W 36-47
P:4,5-6,5
W 3,9-
5,6
81,0-
99,9
27,0-
31,0
33,0-
37,0

Hitung Jenis
Leuokosit
Eosinofil 1 % 1-3

Basofil 4 % 0-1
%

24
N.Batang 2 % 2-6
Segmen 64 % 50-70
Limfosit 20 % 20-40
Monosit 9 2-8

I. Foto rontgen
Tidak Ada Pemeriksaan

J. Lain-lain
Tidak ada

IX. PEMERIKSAAN FISIK


A. Keadaan umum
Keadaan Umum : Compos Menitis
TTV : T : 39,3 C
N : 80x/i
RR : 20x/i
B. Tb/Bb
TB: 120 Cm
BB : 26 Kg
Tentukan Status Nutrisi Anak
Kurang baik berhubungan dengan diare

C. Kedudukan anak dalam keluarga

Anak ke : 1

D. Riwayat penyakit dalam keluarga


Tidak Ada
E. Keadaan umum anak saat ini 07 November 2022
Warna Kulit : Merah Muda

25
Turgor : < 1 menit
Tonus otot : Lemah
BB : 26kg
PB : 120 cm

F. Vital sign
Pernafasan / RR : 20x/menit
Usaha Nafas : Pernapasan Cuping Hidung
Suara Nafas : Vesikuler
Nadi / pols : 80 x/menit
Irama : Regular
Lokasi Arteri : Radialis
Suhu : 39,3oC
Lokasi : Axilla

G. Kepala dan leher


Kepala : Normal
Sutura : Melebar
Fontanel Anterior : Datar
Fontanel Posterior : Datar

Rambut : Lebat dan Hitam


Wajah : Simetris
Mata : Simetris
Sclera : Putih / Normal
Pupil : Bulat
Kornea : Jernih
Secret : Basah

Jarak Kantus : Normal


Hidung : Simetris, Paten dan Utuh

26
Mulut : Simetris
Bibir : Utuh
Palatum : : Utuh
Membran Mukosa : Merah muda dan Lembab
Refleks Hisap : Kuat / baik
Telinga : Simetris, sejajar mata dan Normal

H. Thoraks/Dada
Dada : Simetris
Putting susu : Jelas terlihat
Klavikula : Utuh
Suara nafas : Bronchial
Leher : Simetris
Lipatan kulit dibelakang : Ada
Pergerakan : Baik
Vetebra/ Tulang punggung : Simetris

I. Abdomen
Abdomen : Simetris

J. Ektremitas
Ektremitas atas/ lengan : Simetris dan sama panjang
Tonus otot : Aktif
Telapak tangan : Dapat terbuka
Kulit : Merah muda
Ekstremitas Bawah : Simetris
Tonus Otot : Aktif
Kuku : Merah muda

K. Gastrointestinal
Frekuensi : 4x/hari

27
Konsistensi : Lembek
Warna : Hitam kehijauan

L. Kulit
Kulit : Sawo Matang
Warna : Merah
Tekstur : Lembut

M. Pemenuhan kebutuhan istirahat tidur


Frekuensi tidur : 2x/hari
Frekuensi tidur siang : 1-3 jam
Frekuensi tidur malam : 5-6 jam
Lain-lain
Tidak ada
Nutrisi (ASI/PASI, jumlah dan waktu pemberian)
Tidak ada
Medikasi dan terapi
1. Infus RL 0,9%
2. Paracetamol ½ 3×1
4. Injeksi Cefotaxime900 mg
5. KCL 500mg 3x
6. Amoxilin

S. Pemeriksaan penunjang
-Pemeriksaan Laboratorium : Pemeriksaan darah lengkap

T. Kemampuan ibu berhubungandengan perawatan bbl


Baik

U. Ringkasan riwayat keperawatan

28
(Kesimpulan hasil pengkajian yang menunjukan informasi khusus
yang perlu mendapatkan perhatian dalam penyusunan rencana
perawatan)

Pasien datang ke RS dengan orangtuanya dengan keluhan

DS :

1. Ibu mengatakan nafsu makan klien menurun


2. Ibu mengatakan klien mual dan muntah
3. Ibu mengatakan suhu tubuh klien tidak stabil
4. Ibu mengatakan klien lemas
5. Ibu mengatakan sakit pada perutnya

DO :

1. Klien tampak mual muntah


2. Klien tampak mukosa pucat dan kering
3. Suhu tubuh klien 39,3 C
4. Klien tampak meringis dan mengatakan sakit perut kepada
ibunya

3.2 ANALISA DATA


NO DATA ETIOLOGI PROBLEM

29
1. DS : Salmonella typhosa Defisit nutrisi
1.Ibu mengatakannafsu
makan klien menurun Saluran pencernaan
2.Ibu mengatakan klien
mual dan muntah Diserap oleh urus halus

3. Ibu mengatakan sakit


pada perutnya Bakteri memasuki aliran
darah sistemik

DO :
1. Klien tampak mual Limpa
muntah
Splenomegali
2. Klien tampak
meringis dan
Mual,muntah/tidak
mengatakan sakit perut
nafsu makan
kepada ibunya

Defisit nutrisi

2. DS : Bakteri memasuki aliran Ketidakseimbangan


Ibu mengatakan suhu darah sistemik termoregulasi
tubuh klien tidak stabil
Endotoksin
DO :
Temp : 39,3⁰C Terjadinya kerusakan
sel

Merangsang melepas
zat epirogen oleh
leukosit

Mempengaruhi pusat
termoregulator

30
dihipotalamus

3. DS : Bakteri memasuki aliran Resiko


Ibu mengatakan klien darah sistemik ketidakseimbangan
lemas elektrolit
Kelenjar limfoid usus
DO : halus
Klien tampak mukosa
pucat dan kering Tukak

Diare

Resiko
ketidakseimbangan
elektrolit

3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor penyakit (psikologis) ditandai
dengan BB menurun dan nafsu makan menurun
2. Ketidakseimbangan termoregulasi berhubungan dengan penyakit ditandai
dengan suhu tubuh tidak stabil dan pucat
3. Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan diare ditandai
dengan mual muntah

3.4 ASUHAN KEPERAWATAN


Diagnosa Intervensi Rasional
No.
Keperawatan

31
Defisit nutrisi b/d 1. Identifikasi
1. 1. Untuk memantau ada atau
faktor penyakit alergi dan tidaknya alergi makanan
(psikologis) intoleransi 2. Pemberian makanan
ditandai dengan BB makanan dari tambahan diharapkan dapat
menurun dan nafsu hasil menambah kebutuhan
makan menurun identifikasi nutrisi
klien tidak ada
3. Untuk memantau
alergi makanan
terjadinya kenaikan berat
2. Monitor asupan
badan
makanan
3. Monitor BB

2. Ketidakseimbangan 1. Monitor suhu 1. Untuk memantau


termoregulasi b/d tubuh klien tiap kenaikan suhu tubuh secara
penyakit ditandai 2 jam teratur
dengan suhu tubuh 2. Monitor 2. Untuk memantau
tidak stabil dan frekuensi nafas frekuensi pernapasan
pucat RR : 20x/menit
3. Untuk menurunkan
3. Monitor dan
kehilangan panas karena
catat tanda
konveksi/konduksi.Memberi
gejala
kehilangan panas melalui
hipotermia
radiasi
yang dirasakan
klien, badan 4.Untuk mengetahui cara
klien dingin, pencegahan hipotermi
akral dingin,
menggigil
4. Jelaskan cara
pencegahan
hipotermi

32
karena terpapar
udara dingin
(jaga tubuh
agar tetap
kering,gunakan
pakaian sesuai
dengan kondisi
cuaca yang
dirasakan
klien)

3. Resiko 1. Monitor kadar 1. Untuk mengetahui kadar


ketidakseimbangan elektrolit elektrolit
elektrolit b/d diare 2. Monitor mual 2. Untuk membantu dalam
ditandai dengan muntah dan mendiagnosis dan
mual muntah diare memberikan tindakan
3. Monitor keperawatan
kehilangan
3. Untuk mengetahui cairan
cairan
yang hilang membutuhkan
4. Mengatur
pengganti
interval waktu
pemantauan 4. Mengetahui interval
sesuai kondisi waktu elektrolit pada
klien kondisi klien

3.5 CATATAN PERKEMBANGAN


No DX HARI/ IMPLEMENTASI EVALUASI
TANGGAL

33
1. Defisit nutrisi Senin 1. Mengidentifikasi S :
b/d faktor (07/11/2022) alergi dan intoleransi -Ibu klien
penyakit Pukul 09.00 makanan dari hasil mengatakan nafsu
(psikologis) WIB identifikasi klien makan menurun
ditandai tidak ada alergi - Ibu klien
dengan BB mengatakan
makanan
menurun dan anaknya hanya
2. Memonitor asupan
nafsu makan makan 1 sendok
makanan
menurun lalu muntah
3. Memonitor BB
O : Klien
menolak saat
diberi makan

A : Masalah
belum teratasi

P : Intervensi
dilanjutkan

. Defisit nutrisi Selasa 1. Mengidentifikasi S :


b/d faktor (08/11/2022) alergi dan intoleransi -Ibu klien
penyakit Pukul 09.00 makanan dari hasil mengatakan
(psikologis) WIB identifikasi klien anaknya sudah
ditandai tidak ada alergi mau makan tapi
dengan BB sedikit
makanan
menurun dan -Ibu klien
2. Memonitor asupan
nafsu makan mengatakan
makanan
menurun hanya mau makan
3. Memonitor BB
makanan

34
kesukaannya

O : Klien tampak
mau makan
dengan makanan
kesukaannya

A : Masalah
teratasi sebagian

P : Intervensi
dilanjutkan

Defisit nutrisi Rabu 1. Mengidentifikasi S :


b/d faktor (09/11/2022) alergi dan intoleransi -Ibu klien
penyakit Pukul 09.00 makanan dari hasil mengatakan
(psikologis) identifikasi klien anaknya sudah
ditandai tidak ada alergi mau makan
dengan BB -Ibu klien
makanan
menurun dan mengatakan BB
2. Memonitor asupan
nafsu makan klien naik 1kg
makanan
menurun BB :27kg
3. Memonitor BB

O:
-Klien tampak
sudah mau makan
-BB klien 27 kg

A : Masalah
teratasi

35
P : Intervensi
dihentikan

2. Ketidakseimb Senin 1. Memonitor suhu S :


(07/11/2022)
angan tubuh klien tiap 2 -Ibu pasien
Pukul 09.20 mengatakan suhu
termoregulasi jam
b/d penyakit WIB tubuh klien tidak
2. Memonitor
stabil
ditandai frekuensi nafas
- Ibu klien
dengan suhu
RR : 20x/menit mengatakan
tubuh tidak
stabil dan 3. Memonitor dan anaknya lelah
pucat catat tanda gejala
hipotermia yang O :
dirasakan klien, -Suhu klien tidak
badan klien dingin, stabil
akral dingin, -Klien tampak
menggigil lemah
-RR : 20 x/menit
4. Menjelaskan cara
-Temp : 39,3 ⁰C
pencegahan
hipotermi karena
A : Masalah
terpapar udara
belum teratasi
dingin (jaga tubuh
agar tetap
P : Intervensi
kering,gunakan
dilanjutkan
pakaian sesuai
dengan kondisi
cuaca yang dirasakan
klien)

Ketidakseimb Selasa 1. Memonitor suhu S :


(08/11/2022)
angan tubuh klien tiap 2 -Ibu klien

36
Pukul 09.20 mengatakan suhu
termoregulasi jam
b/d penyakit WIB tubuh sudah stabil
2. Memonitor
-Ibu klien
ditandai frekuensi nafas
mengatakan
dengan suhu
RR : 20x/menit sudah tidak lelah
tubuh tidak
stabil dan 3. Memonitor dan lagi
pucat catat tanda gejala
hipotermia yang O :
dirasakan klien, -Suhu tubuh 38⁰C
badan klien dingin, -Klien tampak
akral dingin, beraktivitas
menggigil -RR : 24 x/menit

4. Menjelaskan cara
A : Masalah
pencegahan
teratasi sebagian
hipotermi karena
P : Intervensi
terpapar udara
dilanjutkan
dingin (jaga tubuh
agar tetap
kering,gunakan
pakaian sesuai
dengan kondisi
cuaca yang dirasakan
klien)

Ketidakseimb Rabu 1. Memonitor suhu S :


(09/11/2022)
angan tubuh klien tiap 2 -Ibu klien
Pukul 09.20 mengatakan
termoregulasi jam
suuhu tubuh
b/d penyakit 2. Memonitor
normal
ditandai frekuensi nafas
-Ibu klien
dengan suhu

37
mengatakan klien
tubuh tidak RR : 20x/menit
sudah tidak lelah
stabil dan 3. Memonitor dan
lagi
pucat catat tanda gejala
hipotermia yang
O:
dirasakan klien,
- Temp : 36,6⁰C
badan klien dingin,
-RR : 22x/menit
akral dingin,
menggigil A : Masalah
4. Menjelaskan cara teratasi
pencegahan
hipotermi karena P : Intervensi
terpapar udara dihentikan
dingin (jaga tubuh
agar tetap
kering,gunakan
pakaian sesuai
dengan kondisi
cuaca yang dirasakan
klien)
3. Senin
Resiko 1. Memonitor kadar S :
(07/11/2022) -Ibu klien
ketidakseimb elektrolit
Pukul 10.00 mengatakan
angan 2. Memonitor mual
elektrolit b/d WIB anaknya lemas
muntah dan diare
-Ibu klien
diare ditandai
3. Memonitor mengatakan
dengan mual
kehilangan cairan anaknya mual
muntah
4. Mengatur interval muntah
waktu pemantauan -Ibu klien
sesuai kondisi klien mengatakan sakit
perut

38
-Ibu klien
mengatakan
sering pusing

O:
-Klien tampak
lemah terlihat dari
aktivitas dibantu
keluarga
-Klien tampak
meringis dan
mengatakan sakit
perut
-Klien tampak
gelisah karena
pusing

A : Masalah
belum teratasi

P : Intervensi
dilanjutkan

Selasa
Resiko 1. Memonitor kadar S :
(08/11/2022) -Ibu klien
ketidakseimb elektrolit
Pukul 10.00 mengatakan
angan 2. Memonitor mual
lemah sudah
elektrolit b/d muntah dan diare
berkurang
diare ditandai
3. Memonitor -Ibu klien
dengan mual
kehilangan cairan mengatakan sakit
muntah
perut sudah

39
4. Mengatur interval berkurang
waktu pemantauan O :
-Klien sudah
sesuai kondisi klien
tidak lemas
-Klien tidak
meringis

A : Masalah
teratasi sebagian

P : Intervensi
dilanjutkan

Rabu
Resiko 1. Memonitor kadar S :
(09/11/2022) -Ibu Klien
ketidakseimb elektrolit
Pukul 10.00 mengatakan
angan 2. Memonitor mual
anaknya sudah
elektrolit b/d muntah dan diare
tidak lemah lagi
diare ditandai
3. Memonitor -Ibu klien
dengan mual
kehilangan cairan mengatakan
muntah
4. Mengatur interval sudah tidak
waktu pemantauan pusing
sesuai kondisi klien
O : Pasien tampak
segar

A : Masalah
teratasi

P : Intervensi
dihentikan

40
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan

1. Demam tifoid adalah infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella


Typhi, biasanya melalui konsumsi makanan atau air yang
terkontaminasi. Penyakit akut ditandai oleh demam berkepanjangan,
sakit kepala, mual, kehilangan nafsu makan, dan sembelit atau kadang-
kadang diare. Gejala seringkali tidak spesifik dan secara klinis tidak
dapat dibedakan dari penyakit demam lainnya (WHO, 2018).
2. Diagnosa keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien dengan
Febris antara lain sebagai berikut :Defisit nutrisi berhungan dengan
faktor psikologi d/d BB menurun dan nafsu makan menurun.
Ketidakseimbangan termoregulasi berhungan dengan proses penyakit

41
d/d suhu tubuh naik turunResiko ketidakseimbangan elitrolit
berhubungan dengan Diare d/d mual muntah.

3. Intervensi keperawatan yang diambil berdasarkan NOC dan NIC yaitu


pada diagnose keperawatan.

4. Implementasi keperawatan
Semua implementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan aktifitas
yang berada pada intervensi keperawatan yang disusun.

5. Evaluasi keperawatan yang dilakukan pada pasien An. W


menunjukkan ketiga masalah keperawatan.

4.2 Saran
Dalam hal ini penulis memberikan beberapa saran setelah secara langsung
mengamati lebih dekat perkembangan status kesehatan pasien:

1. Bagi Institusi Pendidikan


Diharapkan dengan adanya studi kasus ini, dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran bagi mahasiswa/i di kampus Politeknik Kesehatan
Kemenkes Medan, khususnya pada Keperawatan Anak terutama pada
pembelajaran tentang asuhan keperawatan Anak

2. Bagi Rumah Sakit


Diharapkan Rumah Sakit dapat memberikan asuhan keperawatan secara
efektif kepada pasien Febris di RSU SUNDARI MEDAN secara benar
dan tepat kepada seluruh masyarakat.

3. Bagi Dokter dan Perawat

42
Diharapkan bagi perawat dan dokter yang bertugas di RSU SUNDARI
MEDAN yang melakukan tindakan keperawatan pada penyakit Febris
bisa lebih memperhatikan dan menekankan perawatan secara tepat dan
cepat.

43
DAFTAR PUSTAKA

NANDA 2015, Diagnosa keperawatan defenisi dan klasifikasi. Jakarta; EGC

NANDA 2015, Intervensi keperawatan defenisi dan klasifikasi. Jakarta; EGC

Tim Pokja SDKI 2018, Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia; defenisi dan
indikator Diagnostik, Jakarta ; Dewan Pengurus Pusat.

Tim Pokja SDKI 2018, Standar Luaran Keperawatan Indonesia; defenisi dan
indikator Diagnostik, Jakarta ; Dewan Pengurus Pusat.

44

Anda mungkin juga menyukai