DI SUSUN OLEH
KELAS REGULER TINGKAT 2
1
DI SUSUN OLEH
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Penyakit Tropis Typoid ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Ns. M
Robby Cahya ,S.Kep,M.Ns
Pada mata kuliah KMB 1 . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan kepada masyarakat tentang penyakit Tropis Typoid dan bagaimana cara
penanganannya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami berharap dengan adanya makalah ini para pembaca dapat mengambil ilmu tentang
penyakit Tropis Typoid, serta dengan adanya penyuluhan ini kami harap masyarakat dapat sadar
tentang bahaya penyakit Tropis Typoid dan cara penanganannya.
Kami menyadari, makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................3
DAFTAR ISI...........................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................5
A. Latar Belakang........................................................................................5
B. Tujuan Makalah.......................................................................................6
C. Manfaat Makalah.....................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................7
A. Definisi....................................................................................................7
B. Etiologi....................................................................................................7
C. Manifestasi Klinis....................................................................................7
D. Patofisiologi............................................................................................8
E. pengkajian................................................................................................9
A. Kesimpulan................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tyhpoid merupakan penyakit akut saluran usus halus yang disebabkan oleh Salminella
paratyphi A, salmonella paratyphi B, salmonella typhi C. Penyakit ini mempunyai tanda –
tanda khas berupa perjalanan yang cepat yang berlangsung kurang lebih 3 minggu disertai
gejala demam, nyeri perut, dan erupsi kulit. Penyakit ini termasuk dalam penyakit daerah
tropis dan penyakit ini sangat sering di jumpai di Asia termasuk di Indonesia. ( Widodo
Djoko, 2009 ).
Dewasa ini, perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran telah banyak menyelamatkan
nyawa manusia. Penyakit – penyakit yang selama ini tidak terdiagnosis dan terobati, sekarang
sudah banyak teratasi. Tetapi untuk memperbaiki taraf kesehatan secara global tidak dapat
mengendalkan hanya pada tindakan kuratif, karena penyakit yang memerlukan biaya mahal
itu sebagian besar dapat dicegah dengan pola hidup sehat dan menjauhi pola hidup beresiko.
Artinya para pengambil kebijakan harus mempertimbangkan untuk mengalokasi dana
kesehatan yang lebih menekankan pada segi preventif dari pada kuratif. ( Muttaqin Arif,
2011)
Didunia pada tanggal 27 September 2011 sampai dengan 11 Januari 2012 WHO mencatat
sekitar 42.564 orang menderita Typhoid dan 214 orang meninggal. Penyakit ini biasanya
menyerang anak-anak usia pra sekolah maupun sekolah akan tetapi tidak menutup
kemugkinan juga menyerang orang dewasa.
Demam tifoid sendiri akan sangat berbahaya jika tidak segara di tangani secara baik dan
benar, bahkan menyebabkan kematian. Menurut data WHO (World Health Organisation)
memperkirakan angka insidensi di seluruh dunia sekitar 17 juta jiwa per tahun, angka
kematian akibat demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia. Di Indonesia
sendiri, penyakit tifoid bersifat endemik, menurut WHO angka penderita demam tifoid di
Indonesia mencapai 81% per 100.000 (Depkes RI, 2013).
5
Berdasarkan data yang di peroleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah berdasarkan
system surveilans terpadu beberapa penyaki terpilih pada tahun 2010 penderita Demam
Tifoid ada 44.422 penderita, termasuk urutan ketiga dibawah diare, TBC dan selaput otak,
sedangkan pada tahun 2011 jumlah penderita demam tifoid meningkat menjadi 46.142
penderita. Hal ini menunjukan bahwa kejadian demam tifoid di Jawa Tengah termasuk tinggi.
(Depkes RI, 2013).
2. Tujuan Masalah
Mengkaji penyakit Typoid
Menjelaskan tinjauan teoritis meliputi : Patofisiologi, tanda dan gejala
Menjelaskan manajemen keperawatan meliputi : Pengkajian, doagnosa, keperawatan,
intervensi, evaluasi dan Discharge Planing.
Menjelaskan manajemen medis
3. Manfaat Masalah
Memberikan pengetahuan tentang tanda dan gejala penyakit typoid
Dapat dijadikan sebagai materi pembelajaran dalam pelajaran keperawatan
Memberikan referensi kepada mahasiswa keperawatan tentang asuhan keperawatan
penyakit typoid.
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Typhoid adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala
sistemik yang disebabkan oleh salmonella typhosa, salmonella type A.B.C.
penularan terjadi secara pecal, oral melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi (Mansoer Orief.M. 1999).
Demam tifoid adalah penyakit menular yang bersifat akut, yang ditandai
dengan bakterimia, perubahan pada sistem retikuloendotelial yang bersifat difus,
pembentukan mikroabses dan ulserasi Nodus peyer di distal ileum. (Soegeng,
2002).
B. ETIOLOGI
Imfeksi bakteri Salmonella typhi
Lingkungan yang kumuh
Makanan dan Minuman yang tidak bersih
Pola hidup yang tidak sehat
C. MANIFESTASI KLINIS
Masa tunas 7-14 (rata-rata 3 – 30) hari, selama inkubasi ditemukan gejala
prodromal (gejala awal tumbuhnya penyakit/gejala yang tidak khas) :
Perasaan tidak enak badan
Lesu
Nyeri kepala
Pusing
Diare
Anoreksia
Mual muntah
7
Batuk
Nyeri otot
Demam juga di sertai dengan gejala klinis, antara lain sebagai berikut
1. Demam
Demam berlangsung 3 hari
Minggu I : Demam remiten, biasanya menurun pada pagi hari dan
meningkat pada sore dan malam hari
Minggu II : Demam terus
Minggu III : Demam mulai turun secara berangsur – angsur
2. Gangguan pada saluran pencernaan
Lidah kotor yaitu ditutupi selaput kecoklatan kotor, ujung dan tepi
kemerahan, jarang disertai tremor
Hati dan limpa membesar yang nyeri pada perabaan
Terdapat konstipasi, diare
3. Ganggua kesadaran
Kesadaran yaitu apatis – somnolen
Gejala lain “ROSEOLA” (bintik-bintik kemerahan karena emboli hasil
dalam kapiler kulit) (Rahmad Juwono, 1996).
D. PATOFISIOLOGI
Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang
dikenal dengan 5 F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus
(muntah), Fly (lalat), dan melalui Feses.
Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman
salmonella thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui
perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh
8
orang yang sehat. Apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan
dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman salmonella
thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk
ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan
sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid.
Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran
darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial
E. PENGKAJIAN
Pengkajian menurut ( Carpenito, 2007 ), yaitu tahap pertama proses keperawatan
yang meliputi pengumpulan data secara sistematis dan cermat untuk menentukan
status kesehatan klien saat ini dan riwayat kesehatan masa lalu, serta menentukan
status fungsional serta mengevaluasi pola koping klien saat ini dan masa lalu.
Pengumpulan data diperoleh dengan cara wawancara, pemeriksaan fisik,
observasi, peninjauan catatan dan laporan diagnostik, kolaborasi dengan rekan
sejawat.
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
Diagnosa keperawatan dan intervensi pada pasien demam typhoid menurut
Doenges, 2000 antara lain:
1. Hipertemi , berhubungan dengan meningkatnya metabolism suhu tubuh
Tujuan: suhu tubuh kembali normal (36-37⁰ C) setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24jam
Kriteria hasil
Suhu klien kembali normal ( 36 – 37 ⁰ C )
9
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia mual
Tujuan: Kebutuhan nutrisi klien terpenuhu setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3x24jam
Kriteria hasil
Intake nutrisi meningkat
Diit habis 1 porsi yang telah disediakan
Berat badan stabil
Intervensi
Timbang berat badan secara teratur
Kaji pola nutrisi dan perubahan yang terjadi
Kaji faktor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi
Beri diit dalam porsi hangat, porsi kecil tapi sering, lunak
Kolaborasi dengan ahli gizi
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Tujuan: Aktifitas klien meningkat setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam.
Kriteria hasil
Kemampuan aktivitas bisa sendiri
Intervensi
Monitor suhu sesering mungkin
Ajarkan mobilisasi aktifitas
Atur posisi nyaman
Berikan pengetahuan tentang pentingnya beraktifitas
Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan aktifitas pada klien.
10
METODE PENELITIAN
PENELITIAN STUDI KASUS
Hasil Penelitian
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
OKE INI KU SERHKAN KEPADA MU DWI, SELAMAT MENIKMATI UWI
11
12