Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK ”M” DENGAN DEMAM

THYPOID DI RUANG ANAK RSU CUT MEUTIA


LHOKSEUMAWE TAHUN 2021

Disusun oleh :

Erika Putri (P0082451905)

POLTEKKES KEMENKES
ACEH
PRODI KEBIDANAN
ACEH UTARA
2020/2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat,taufik, hidayah serta inayah-Nya, kepada kita semua sehingga kami dapat
menyusun makalah yang berjudul “DEMAM THYPOID” dengan lancar sebagai
tugas dari Praktik Klinik Kebidanan . Sholawat serta salam selalu tercurah kepada
junjungan kita nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman
jahiliyah sampai zaman islamiyah ini.

Mengingat keterbatasan kemampuan kami menyadari bahwa dalam menyusun


makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena kesempurnaan hanyalah milik
Allah SWT. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kelompok kami dan semua orang yang membaca.

Lhokseumawe, 18 April Januari 2021

penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................... 1
C. Manfaat................................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 2

A. Teori kasus............................................................................................ 2
B. Teoritis Manajemen Asuhan Kebidanan Menurut Varney................... 3
BAB III KASUS.............................................................................................. 9

A. Manajemen Asuhan Kebidanan


1. Pengkajian
2. Identifikasi Diagnosa dan Masalah
3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
4. Identifikasi Kebutuhan Yang Memerlukan Tindakan Segera
5. Rencana Asuhan Kebidanan
6. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan
7. Evaluasi........................................................................................... 14
B. Pendokumentasian
SOAP..................................................................................................... 18
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................... 19
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... 20
B. Saran................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 21
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam thyfoid merupakan kuman yang disebabkan oleh infeksi kuman
salmonella typhi. Salmonella typhi mampu hidup dalam tubuh manusia,
karena manusia sebagai natural resevior. Manusia yang terinfeksi oleh
salmonella thypi ini mampu mengeluarkan melalui urin dan tinja dalam
jangka yang bervariasi (Sodikin, 2014). Penyakit ini sangat erat dengan
sanitasi lingkungan, seperti sumber air yang bersih, hygiene makanan dan
minuman, lingkungan yang kumuh ,serta kehidupan masyarakat yang
kurang mendukung hidup sehat (Cita, 2014).Anak kecil lebih rentan
terkena demam tifoid karena daya tahan tubuhnya tidak sekuat orang
dewasa atau bisa juga karena angka kurang menjaga kebersihan saat
makan dan minum, tidak mencuci tangan dengan baik saat setelah buang
air kecil maupun buang air besar (Nuruzzaman, 2015).
Angka penderita demam tifoid di Indonesia mencapai 81% per 100.000
(Depkes RI, 2015).Demam tifoid masih merupakan penyakit endemik di
Indonesia. Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2 2016, angka
kejadian demam tifoid atau paratifoid menurut Departemen Kesehatan RI
(2016),menempati urutan ke-3 dari 10 penyakit terbanyak pasien rawat
inap di rumah sakit tahun 2016 yaitu sebanyak 41.081 kasus. Di Jawa
Timur angka kejadian demam tifoid sebanyak 483 kasus,menurut
Departemen Kesehatan (2016), di Kota Malang sebanyak 1,2% dari
10.966 sampel pada tahun 2015.Menurut data yang didapatkan dari rekam
medik di Rumah Sakit Panti Waluya Malang pada tahun2018 didapatkan
153 klien anak yang terdiagnosa demam tifoid( Rekam Medis RS.Panti
Waluya Malang,2018).
Mengingat pentingnya masalah ini, maka penulis tertarik untuk
melakukan pengkajian tentang kasus demam thypoid di RSU CUT
MUTIA.

B. Tujuan
Melaksanakan asuhan kebidanan pada anak berdasarkan pendekatan
manajemen asuhan kebidanan di RSU CUT MEUTIA sesuai dengan
wewenang bidan.

C. Manfaat
1. Sebagai bahan ilmiah atau bahan bacaan untuk penulis maupun bagi
pembaca.
2. Dapat memperluas wawasan keilmuan dan menjadi sarana
pengembangan diri melalui penulisan karya tulis ilmiah dan
merupakan pengalaman berharga bagi penulis.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teoritis Kasus
1. Pengertia demam thypoid
Demam Typhoid (tifus abdominalis, enteric fever) merupakan
penyakit infeksiakut yang biasanya terdapat pada saluran cerna dengan
gejala demam satu minggu atau lebih disertai dengan gangguan Demam
Typhoid ini disebabkan oleh bakteri salmonella typhy .penyakit ini
ditularkan melalui konsumsi makanan dan minuman yang telah
terkontaminasi oleh tinja dan urin orang yang terinfeksi. (Astuti, 2013).

2. Etologi Demam Typhoid


Menurut Suratun dan Lusianah (2016) etiologi dari demam tifoid
disebabkan oleh Salmonella typhi (S. Typhi), Paratyphi A, Paratyphi
B, and Paratyphi C. Salmonella typhi merupakan basil garam negatif,
berflagel dan tidak berspora, anaerob fakultatif masuk ke dalam
keluarga enterobacteriaceae, panjang 1-3 um dan lebar 0.5-0.7 um,
berbentukbatang single atauberpasangan. Salmonella typhi hidup
dengan baik pada suhu 37○C dan dapat hidup pada air steril yang beku
dan dingin, air tanah, air laut dan debu selama bermingguminggu,
dapat hidup berbulan-bulan dalam telur yang terkontaminasi dan tiram
beku. Parasite hanya pada tubuh manusia. Dapat dimatikan pada suhu
60○C selama 15 menit. Hidup subur pada medium yang mengandung
garam empedu. Salmonella typhimemiliki 3 macam antigen O
(somatic berupa kompleks polisakarida), antigen H (flagel), dan
antigen Vi. dalam serum penderita demam tifoid akan berbentuk
antibody terhadap ketiga macam antigen tersebut.

3. Patofisologi
Bakteri salmonella thypi masuk kedalam tubuh melalui makanan
dan air yang tercemar. Sebagian kuman dihancurkan oleh asam
lambung, dan sebagian masuk ke usus halus, mencapai plague peyeri
di ileum terminalis yang hipertropi. Salmonella thypimemiliki fimbria
khusus yang dapat menempel kelapisan plague peyeri, sehingga
bakteri dapat difagositosis. Setelah menempel, bakteri memproduksi
protein yang mengganggu brush bobder usus dan memaksa sel usus
dan di presentasikan kemakrofag. Kuman memiliki berbagi mekanisme
sehingga dapat terhindar dari serangan system imun seperti
polisakarida kapsul Vi. Penggunaan mikrofag sebagai kendaraan dan
gen salmonella patogencity island 2 .setelah sampai kelenjar getah
bening menseterika, kuman kemudian masuk kealiran darah melalui
ductustorasikus sehingga terjadi bakterimia pertama asimtomatik.
Salmonella thypi juga bersarang dalam system retikulo endothelial
tertama limpa dan hati, dimana kuman meninggalkan selfagosit
berkembangbiak dan masuk sirkulasi darah lagi sehingga terjadi
bakterimia kedua dengan gejala siskemik. Salmonella typhi
menghasilkan endoktoksin yang berperan dalam inflamasi local
jaringan temapat kuman berkembangbiak merangsang pelepasan zat
pirogen dan leukosit jaringan sehingga muncul demam dan gejala
siskemik lain. Perdarahan saluran cerna dapat terjadi akibat erosi
pembulu darah sekitar plague peyeri. Apabila proses patologis semakin
berkembang, perforasi dapat terjadi (Wibisono et al, 2014).

4. Manifestasitasi Klinis
Demam Tifoid Menurut Wibisono et al ( 2014) masa tunas sekitar
10-14 hari. Gejala yang timbul bervariasi dari ringan sampai berat.
Tanda gejalanya yaitu: 1. Minggu pertama muncul tanda infeksi akut
seperti demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoraksia, mual,
muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak nyaman diperut. Demam
yang terjadi berpola seperti anak tangga dengan suhu semakin tinggi
dari hari kehari. Lebih rendah pada pagi hari dan tinggi pada sore hari.
(wibisonet al 2014). 2. Pada minggu kedua gejala menjadi lebih jelas
dengan demam, bradikardia, relatif, lidah thyfoid (kotor ditengah, dan
ujung bewarna merah disertai tremor). Hepatomegali, splenomegali,
meteorismus, gangguan kesadaran. (Wibisono et al 2014).
B. T eoritis Manajemen Asuhan Kebidanan Menurut Varney
1. Pengertian
Manajemen kebidanan Manajemen asuhan kebidanan atau yang
sering disebut manajemen kebidanan adalah suatu metode berpikir dan
bertindak secara sistematis dan logis dalam memberi asuhan
kebidanan, agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun
pemberi asuhan.
Manajemen atau asuhan segera pada bayi baru lahir normal
adalah asuhan yang diberikan pada bayi pada jam pertama setelah
kelahiran, dianjurkan sampai 24 jam setelah kelahiran.
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir bertujuan untuk
memberikan asuhan yang adekuat dan berstandar pada bayi baru lahir
dengan memperhatikan riwayat bayi selama kehamilan, dalam
persalinan dan keadaan bayi segera setelah dilahirkan.

2. Langkah langkah dalam manajemen kebidanan


a. Pengkajian (langkah 1)
Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi (data)
yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara :
1) Anamnesis Anamnesis dilakukan untuk mendapatkan biodata
dan riwayat bayi. Riwayat kesehatan bayi baru lahir yang
penting dan harus dikaji adalah :
a) Faktor genetik, meliputi kelainan atau gangguan metabolik
pada keluarga dan sindrom genetik.
b) Faktor maternal (ibu), meliputi adanya penyakit jantung,
diabetes mellitus, penyakit ginjal, penyakit hati, hipertensi,
penyakit kelamin, riwayat abortus.
c) Faktor antenatal, meliputi pernah ANC atau tidak, adanya
riwayat preeklamsi, perdarahan, infeksi, perkembangan
janin terlalu besar atau terganggu, diabetes gestasional, poli
atau oligohidraamnion.
d) Faktor perinatal, meliputi premature atau postmatur, partus
lama, gawat janin dll.
2) Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan
tanda tanda vital, meliputi :
a) Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan
perkusi).
b) Pemeriksaan penunjang (labolatorium dan catatan terbaru
serta catatan sebelumnya).
b. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah (langkah II)
Pada langkah kedua dilakukan identifikasi terhadap
diagnosis atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas
data data yang telah dikumpulkan. Data dasar tersebut kemudian
diinterpretasikan sehingga dapat dirumuskan diagnosis dan
masalah yang spesifik. Baik rumusan diagnosis maupun masalah,
keduanya harus ditangani.
c. Identifikasi Diagnosis Dan Masalah Potensial (langkah III)
Pada langkah ketiga kita mengidentifikasi masalah potensial
atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan.
Pada langkah ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi
masalah potensial, tidak hanya merumuskan masalah potensial
yang akan terjadi, tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar
masalah atau diagnosis tersebut tidak terjadi. Langkah ini bersifat
antisipasi yang rasional / logis.
d. Identifikasi Kebutuhan Yang Memerlukan Tindakan Segera
(langkah IV )
Bidan mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter melakukan
konsultasi atau penanganan segera bersama anggota tim kesehatan
lain sesuai kondisi bayi.
Contohnya adalah bayi tidak bernapas spontan dalam 30 detik,
segera lakukan resusitasi.
e. Rencana Asuhan Kebidanan (langkah V)
Pada langkah kelima direncanakan asuhan menyeluruh yang
ditentukan berdasarkan langkah langkah sebelumnya. Langkah ini
merupakan lanjutan manajemen untuk masalah atau diagnosis yang
telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi
data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi segala hal
yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap
masalah terkait, tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi untuk
klien tersebut.
f. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan (langkah VI)
Pada langkah ini, dilakukan pelaksanaan asuhan langsung
secara efisien dan aman. Pada langkah ke-6 ini rencana asuhan
menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke-5
dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa
dilakukan sebagian oleh bidan atau oleh tim anggota kesehatan
lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap memikul
tanggungjawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.
g. Evaluasi (langkah VII)
Evaluasi dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang
aspek asuhan yang tidak efektif untuk mengetahui aspek mana
yang menguntungkan atau menghambat keberhasilan asuhan yang
diberikan.
BAB III

STUDI KASUS

A. Manajemen Asuhan Kebidanan


No. register : 15.22.30

Tanggal Masuk : 16 April 2021, Pukul 10.00 wib

Tanggal Pengkajian : 16 April 2021, Pukul 10.00 wib

a. Pengkajian/Pengumpulan Data
a. anamnesa
Identitas
Nama : Misra Amalia
Umur : 7 Tahun
Agama : Islam
Tgl. Jam/masuk : 16 April 2021 Jam 10.00 wib
Tgl. Lahir : 02 Juli 2014
Jenis kelamin : Perempuan
No. Status Reg : 15.22.30

Nama ibu: Ny “R” Nama Ayah: Tn”M”


Umur : 24 tahun Umur: 27 tahun
Suku : Aceh Suku : Aceh
Agama : Islam Agama : Islam Pendidikan: SMA
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan:Wiraswasta
Alamat : Ceubrek Tunong, Alamat : Ceubrek
Sy. Aron Tunong,
Sy. Aron

1. Riwayat penyakit sekarang : demam >37,5oc


2. Riwayat penyakit dahulu : tidak ada
3. Riwayat kesehatan keluarga :
- Hipertensi: tidak ada
- DM : tidak ada
4. Keadaan anak:
- Lemas
- demam
5. Kebutuhan dasar
a. Nutrisi : anak tidak nafsu makan dan minum
b. Eliminasi : anak BAK 3-4 kali dan BAB 2-3 kali sehari
6. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum anak lemah
b. Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi.
1) Kepala
Bentuk : normal
Rambut : tampak kotor dan kusam
Wajah : normal
Mata : simetris, tidak kotoran, besar pupil tampak
isokor, reflek pupil positif, konjungtiva
anemis
Hidung : normal, ada septum, tidak ada perdarahan
Mulut : simetris, mulut tampak kotor, mukosa bibir
kering
Telinga : simetris
2) Leher: Tidak ada pembesaran atau benjolan.
3) Dada: normal, tidak ada retraksi dinding dada
4) Abdomen : normal
5) Punggung : normal
6) Ekstremitas : simetris
7) Kulit : muka tampak pucat, Kulit kemerahan, kulit
kering, turgor kullit menurun
8) Genetalia dan Anus: normal

7. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Lemah
b. Kesadaran : Composmentis
c. Denyut nadi : 86 x/menit
d. Pernapasan : 24 x/menit
e. Suhu : 38,4oc
8. Antropometri
a. Berat badan : 15 kg

2. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah

Diagnosa : Anak “M” usia 7 Tahun” dengan Riwayat Demam Thypoid

Data dasar:
Data Subjektif :
a. Keluarga mengatakan anak demam tinggi sejak 1 hari yang lalu

Data Objektif :
a. Pada tanggal 16 April 2021 anak datang dengan kondisi tugor kulit
jelek dan demam
b. Keadaan umum anak lemah
c. Suhu 38,4oc

3. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial


Tidak ada

4. Identifikasi Kebutuhan Yang Memerlukan Tindakan Segera


Tidak ada

5. Rencana Asuhan Kebidanan


a. Observasi keadaan umum bayi
b. Beritahu ibu atau keluarga mengenai keadaan anak
c. Pantau TTV bayi
d. Pemberian nutrisi
e. Menjaga personal hygiene
f. Beri terapi cairan infus
g. Beri Injeksi
h. Kolaborasi dengan tim medis
i. Lakukan pendokumentasian
6. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan
a. Mengobservasi keadaan umum bayi: keadaan umum demam dan
lemah
b. Memberitahu ibu atau keluarga mengenai keadaan anak bahwa
anak dengan demam thypoid
c. Memantau TTV bayi: nadi 86 kali/menit, pernapasan 45 kali/menit,
suhu 38,4oc
d. Pemberian nutrisi pada anak dengan memberi anak makan dan
minum yang bergizi
e. Menjaga personal hygiene dengan cara memberitahukan keluarga
untuk mengelap tubuh anak
f. Memberi terapi cairan infus Asering sebanyak 10 tetes/menit
g. Berikan injeksi sesuai dengan instruksi dokter
h. Kolaborasi dengan tim medis untuk memantau keadaan/pernapasan
bayi, memberi pengobatan dan pemberian terapi
i. Melakukan pendokumentasian tindakan yang sudah dilakukan
dengan menyertakan tanggal, pukul dan petugas yang
melaksanakan tindakan tersebut.

7. Evaluasi
Semua tindakan sudah diberikan sesuai dengan standar asuhan,
kondisi anak terus di observasi, TTV dalam keadaan normal.

B. Pendokumentasian SOAP
Tanggal pengkajian : 16 April 2021
Pukul : 10.00
S : Perawat mengatakan anak
O : K/U lemah
BAB 2-3 kali sehari
Nadi : 86 kali/menit
Pernapasan : 24 kalimenit
Temp : 38,4oc
A : Anak “M” usia 7 tahun dengan Riwayat demam thypoid
P : - Observasi keadaan umum bayi dimana kondisi bayi normal
- Memberitahukan kepada ibu atau keluarga tentang kondisi
anak yaitu dengan demam thypoid
- TTV bayi: nadi 86 kali/menit, pernapasan 45 kali/menit,
suhu 38,4oc
- Menjaga personal hygiene dengan cara memberitahu
ibu/keluarga untuk mengelap anak setiap pagi
- Memberi infus Asering 150 cc 10 tetes/menit
- Kolaborasi dengan tim medis
- Pendokumentasian
- Kolaborasi Dokter:
a. Injeksi Ranitidine 1/3 Ampul/12 jam
b. Injeksi Ceftriaxone 350 mg/12 jam
c. Injeksi Ondansetrone 1/3 Ampul/12 jam

Tanggal pengkajian : 17 April 2021

Pukul : 08.00 wib

S : Perawat mengatakan anak


O : K/U lemah
BAB 2-3 kali sehari
Nadi : 86 kali/menit
Pernapasan : 24 kalimenit
Temp : 38,4oc
A : Anak “M” usia 7 tahun dengan Riwayat demam thypoid
P : - Observasi keadaan umum anak dimana kondisi anak mulai
membaik
- Memberitahukan kepada ibu atau keluarga tentang kondisi
anak dan perkembangannya mulai membaik
- TTV bayi: nadi 86 kali/menit, pernapasan 45 kali/menit,
suhu 38,4oc
- Menjaga personal hygiene dengan cara memberitahu
ibu/keluarga untuk mengelap anak setiap pagi
- Memberi infus Asering 150 cc 10 tetes/menit
- Kolaborasi dengan tim medis
- Pendokumentasian
- Kolaborasi Dokter:
d. Injeksi Ranitidine 1/3 Ampul/12 jam
e. Injeksi Ceftriaxone 350 mg/12 jam
f. Injeksi Ondansetrone 1/3 Ampul/12 jam

BAB IV

PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membandingkan tentang kesenjangan
antara teori dan hasil tinjauan kasus pelaksanaan asuhan kebidanan pada
anak “M” dengan demam thypoid di RSU CUT MEUTIA pada tanggal
16-17 April 2021.
Dalam hal ini, penulis akan membahas berdasarkan pendekatan
asuhan kebidanan dengan tujuh langkah varney yaitu : pengumpulan data
dasar, merumuskan diagnosis atau masalah aktual, merumuskan diagnosis
atau masalah potensial, melaksanakan tindakan segera atau kolaborasi,
merencanakan tindakan asuhan kebidanan, melakukan tindakan asuhan
kebidanan, dan mengevaluasi asuhan kebidanan.
Dengan demikian setelah mempelajari teori dan pengalaman langsung
di lahan praktek melalui studi kasus tentang asuhan kebidanan pada anak
dengan demam thypoid dapat disimpulkan bahwa secara garis besar dapat
dilihat bahwa tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan
tinjauan kasus.

BAB V
PENUTUP
Setelah mempelajari teori dan pengalaman langsung di lahan praktek
melalui studi kasus tentang asuhan kebidanan pada anak dengan demam
thypoid di RSU CUT MEUTIA, maka penulis menarik kesimpulan dan
saran sebagai berikut.

A. Kesimpulan
1. Salah satu tanda dan gejala demam tifoid yaitu Hipertermi. Demam
yang biasanya disebabkan oleh tifoid karena adanya bakteri yang
masuk kealiran darah, kemudian dibawa oleh aliran darah ke hati
dan limfe selanjutnya bakteri berkembangbiak di organ tersebut
dan masuk kembali kealiran darah dan bakteri mengeluarkan
endotoksin sehingga ada peningkatan peradangan lokaldan terjadi
gangguan pada pusat termogulasi (pusat pengaturan suhu tubuh)
dan menjadi hipertermi.
2. Anak dengan demam thypoid memerlukan penanganan di rumah
sakit yang memiliki ruang Anak dengan tenaga kesehatan yang ahli
dalam memberikan penanganan beserta peralatan yang lengkap dan
siap pakai.
3. Bidan harus berkolaborasi dengan dokter anak dalam menangani
anak demam thypoid utamanya dalam hal pemberian obat obatan.
4. Penanganan yang diberikan pada bayi baru lahir dengan demam
thpoid yaitu : pemberian infus dan obat-obatan
5. Dokumentasi sangat diperlukan pada setiap manajemen asuhan
kebidanan karena merupakan salah satu bentuk laporan
pertanggung jawaban bidan terhadap tindakan asuhan kebidanan
yang telah diberikan kepada klien dan dapat dijadikan bukti tertulis
apabila terjadi gugatan dari klien dan keluarga.

B. Saran
Diharapkan kepada bidan dan Pasien untuk melakukan tindakan
pencegahan dengan melakukan Konseling kesehatan yang bertujuan
untuk meningkatkan kewaspadaan dan menambah wawasan mengenai
kegawatdaruratan obstetri, serta dukungan dari pihak keluarga.

DAFTAR PUSTAKA
Dewi,Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak
Balita. Jakarta : Salemba Medika.

Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ed IV.Jakarta :


EGC.

Hidayat Aziz Alimul dan Uliyah Musrifatul. 2016. Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar. Jakarta : Salemba Medika.

Sutini Titin. 2017. Modul Ajar Konsep Keperawatan Anak. Jakarta :


Asosiasi Institusi Pendidikan Vokasi Keperawatan Indonesia
(AIPVKI).

Tjipto, Kristiana, Ristrini. 2009. Kajian Faktor Pengaruh Terhadap


Penyakit Demam Tifoid Pada Balita Indonesia. Buletin Penelitian
Sistem Kesehatan, Volume 12, Nomor 4, Tahun 2009.

Anda mungkin juga menyukai