Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA TN.

M DENGAN KASUS TETANUS


DIRUANG PICU RUMAH SAKIT CUT MEUTIA

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan praktik klinik


Keperawatan Anak

Disusun Oleh:
Nama : Aula aulia
Npm : 20010135

Dosen Pembimbing: Ns. Cut Yeni Fachrina,S.Kep

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BUMI PERSADA (UNBP)
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA TN.M DENGAN
KASUS TETANUS DIRUANG PICU
RUMAH SAKIT CUT MEUTIA

LHOKSEUMAWE, 15 AGUSTUS 2022

Telah Disetujui Oleh :

Clinical Instruktur Akademik Clinical Instruktor Klinik

(……………………………………...) (………………………………………)
Ns.Cut Yeni Fachriana,S.Kep Ns.karmila s.kep

KATA PENGATAR
Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt,
karena hanya berkat Limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Laporan ini berjudul “Asuhan keperawatan
Anak Pada Klien kasus Tetanus”. Adapun tujuan penyusunan laporan ini
adalah untuk memenuhi salah satu tugas Klinik Keperawatan.
Selain itu, tujuan lain penulisan laporan ini adalah untuk menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai apa itu Tetanus.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini bukanlah


hasil penulis sendiri, melaikan atas bantuan dari berbagai pihak, baik
maril maupun materil,oleh karena itu penulis ingin berterima kasih
kepada CI yang telah membimbing kami dalam membuat laporan ini.
Tidak ada sesuatu apapun yag sempurna di dunia ini, karena
kesempurnaan hanyalah milik Allah swt, begitu pula dengan laporan ini.
Oleh karena itu kriktik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak akan penulis terima sebagai bahan evaluasi dan acuan untuk
penulis dalam menyusun laporan dimasa mendatang, meskipun
demikian penulis dalam menyusun laporan ini dapat bermanfaat bagi
penulis, pembaca serta perkembangan dan pengetahuan di persada
Indonesia.

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………i
Ii BAB I PENDAHULUAN………………………………..…………………………………..1
A. Latar Belakan………………………………………………….………………………………..1
B. Tujuan Pembahasan…………………………………………………………………………2
C. Manfaat ……………………………………………………………….………………………….3
BAB II TINJAUN TEORI……………………………………………….………………………4
A.Pengertian………………………………………………………………………………………..4
B. Etiologi …………………………………………………………………………………………….5
C. Tanda dan Gejala ……………………………………………………………………..……..6
D. Komplikasi
……………………………………………………………………………………….7
E. Terapi ………………………………………………………………………………………….....8
F. Penatalaksanaan ………………………………………………………………………........9
BAB III TINJAUAN KASUS ………………………………………………………………..10
BAB IV PENUTUP …………………………………………………………………………….20
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………20
B. Saran ……………………………………………………………………………………………..20
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tetanus adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan
meningkatnya tonus otot dan spasme, yang disebabkan oleh
tetanospasmin, suatu toksin protein yang kuat yang dihasilkan oleh
clostridium Tetani. Tedapat beberapa bentuk klinis tetanus termasuk di
dalamnya tetanus neonatorum, tetanus generalisata dan gangguan
neurologis local (Sudoyo, 2010 : 2911). Menurun Saraswita 2014 Di
Negara berkembang, mortalitas tetanus melebihi 50% dengan
perkiraan jumlah kematian 800.000-1.00.000 orang per tahun.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Pavilium Mawar


RSUD Kabupaten Jombang pada tanggal 7 Desember 2014, tercatat
sebanyak 35 kasus. Tetanus mulai bulan Desember 2014, 14 kasus
diantaranya meninggal dunia.

Tetanus disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani


yang terdapat pada tempat luka (Schwartz, 2008 : 85). Tetanus yang
tidak tetangani dengan baik dapat menimbulkan kompikasi
penyakitnya.Seperti laringospasme, atau sebagai kosenkuensi dari
terapi ederhana, seperti sedasi yang mengarah pada koma, aspirasi
atau apnea,atau konsekuensi dari perawatan intensif, seperti
pneumonia berkaitan dengan ventilator. Kemampuan respirasi yang
berkurang berakibat terjadinya apnea dan mengancam jiwa (Sudoyo,
2010 : 2916).

Menurut Saraswita 2014 Tetanus adalah penyakit yang dapat dicegah.


Menurut kementrian
kesehatan Republik Indonesia dalam rangkaian PID, Kemenkes bersama
stakeholder lain menggelar seminar dengan tema Imunisasi untuk Masa
Depan Lebih Sehat, diJakarta Mei 2014. Imunisasi pencegahan dengan
toksoid tetanus merupakan pencegahan tetanus terbaik. Imunisasi
dasar di berikan pada usia 7 tahun dan di ulangi sampai tiga kali.
Penatalaksanaan untuk pasien tetanus bermula dengan pembersihan
secara seksama dan debriden luka untuk membuang jaringan nekrotik
dan benda asing. Penisilin merupakan antibiotic terpilih. Tetrasiklin
dapat di gunakan untuk mereka yang alergi terhadap penisilin.
Pemberian relaksan otot dan pentotal sistemik di gunakan untuk
spasme yang berat. Kontrol pernapasan dan pembersihan paru penting
di lakukan dalam kasus yang berat (Schwartz, 2000 :2912).
penulis mengambil kasus pasien dengan tetanus di Picu RSU Cut Meutia
Lhokseumawe, dengan mengambil kasus ini penulis akan dapat
memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif kepadapasien
dengan tetanus.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana asuahan keperawatan pasien dengan kasus gangguan
persarafan (tetanus) dipicu RSU Cut Meutia Lhokseumawe?

1.3 Tujuan
Untuk melaksanakan asuhan keperwatan pada kasus gangguan
pernafasan (tetanus) di Picu RSU Cut Meutia Lhokseumawe ?

1.3.2 Tujuan Khusus


Dengan studi kasus ini diharapkan penulis dapat :
a. Melakukan pengkajian pada pasien dengan tetanus
b. Menginterprestasikan data yang diperoleh dan memutuskan
diagnose, masalah, dan kebutuhan.
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan yang akan diberikan pada
pasien secara menyeluruh.
d. Melaksanakan tindakan-tindakan sesuai yang telah direncanakan
dengan baik dan benar.
e .Mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan.
f. Mendokumentasikan hasil tindakan yang telah dilakukan.

1.4 Manfaat
a. Bagi peneliti
Mempelajari kasus yang ada, mengevaluasi kegiatan yang
dilakukan,menambah ilmu pengetahuan dan lebih memahami serta
lebih terampil dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
pasien dengan tetanus.

b .Bagi Institusi Pendidikan


Sebagai pengembangan dalam pembelajaran khususnya mata kuliah
asuhan keperawatan,serta menambah catalog perpustakaan dan
dikembangkan pada asuhan selanjutnya.

c. Bagi Tempat Pelaksanaan Studi Kasus


Sebagai masukan bagi tempat penelitian khususnya bagi pemberi
asuhan keperawatan,agar menindak lanjut hasil asuhan yang diberikan.

d. Bagi Tenaga Kesehatan


Sebagai acuan untuk membrikan asuhan keperawatan pada pasien
dengan tetanus,serta sebagai bahan acuan dalam memberikan asuhan
keperawatan untuk pendidikn.

1.5 Metode Penulisan


Metode penulisan merupakan suatu cara memperoleh kebenaran ilmu
pengetahuan atau pemecahanmasalah menurut metode keilmuan.
Dalam hal ini meliputi metode penulisan, teknik pengumpulan data,
sumber data, dan studi kepustakaan.

1.5.1 Metode Penyusunan


Metode deskriptif yaitu metode yang sifatnya mengungkapkan
peristiwa atau gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang meliputi
studi kepustakaan yang mempelajari, mengumpulkan, membahas, data
dengan studi pendekatan proses keperawatan dengan langkah-langkah
pengkajian, diagnosis, perencanaan, peleksanaan dan evaluasi.

1.5.2 Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data pada tahap pengkajian dapat menggunakan tiga
metode, yaitu komunikasi, observasi, dan pemeriksaan fisik. Metode
tersebut sangat bermanfaat bagi perawat dalam melakukan
pendekatan kepada klien paa saat pengumpulan data, perumusan
masalah diagnosis keperawatan, dan perencanaan secara rasional dan
sistematik, penjelasan mengenai metode-metode tersebut sebagai
berikut (Nursalam, 2011 :34).

a. Komunikasi
Wawancara merupakan suatu metode komunikasi yang
direncanakan dan meliputi tanya jawab antara perawat dengan klien
yang berhubungan dengan masalah kesehatan klien. Untuk itu
kemampuan komunikasi dibutuhkan oleh perawat agar dapat
memperoleh data yang diperlukan. Tujuan wawancara pada pengkajian
keperawatan adalah :
1. Mendapatkan informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan
merencanakan asuhan keperawatan.
2. Meningkatkan hubungan perawat-klien dengan adanya komunikasi.
3. Membantu klien untuk memperoleh informasi akan kesehatannya
dan ikut berpartisipasi dalam identifikasi masalah dan pencapaian
tujuan asuahan keperawatan.
4. Membantu perawat untuk menentukan pengkajian yang lebih lanjut.
(Nursalam, 2011 :34).

b. Observasi
Observasi merupakan kegiatan mengamati perilaku dan keadaan
klien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan klien.
Observasi memerlukan keterampilan disiplin dan praktik klinik sebagai
bagian dari tugas perawat.
Kegiatan observai meliputi 2S- HFT (sight, smell, hearing, feeling, taste
).
Kegiatan tersebut mencakup aspek fisik, mental, spsoal, spiritual
(Nursalam, 2011 : 39).

c. Pemeriksaa Fisik
Pemeriksaan fisik (physical examination) dalam pengkajian
keperawatan dipergunakan untuk memperoleh data objektif dari klien.
Tujuan dari pemeriksaan masalah kesehatan, dan memperoleh data
dasar guna menyusun rencana asuhan keperawatan. Pemeriksaan fisik
sebaiknya dilaksanakan bersamaan dengan wawacara. Fokus
peemerikasaan fisik dapat dilakukan melalui empa teknik, yaitu
inspeksi, perkusi, dan auskultasi (IPPA) (Nursalam, 2011 : 39).

1.6 Sumber Data


Data- data yang dikumpulkan dapat diperoleh tidak hanya dari
klien tetapi dari orang terdekat (keluarga) klien, catatan klien, riwayat
penyakit terdahulu, konsultasi dengan terapis, hasil pemeriksaan
diagnostic, catatan medis, dan sumber kepustakaan. Tipe dsts psds
pengkajian keperawatan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data
subjektif dan data objetif. Asuhan keperawatan sesuai dengan respon
individu, sebagai yang telah diterangkan dalam standart praktik
keperawatan dari American Nursing Association (ANA) (Nursalam,
2011 : 29).

1.6.1 Data Subjektif


Data subjektif adalah data yang didapati dari klien sebagai suatu
pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Data tersebut tidak
dapat ditentukan oleh perawat secara independen tetapi melalui suatu
interaksi sosisal atau komunikasi. Data subjektif diperoleh dari riwayat
keperawatan termasuk persepsi klien, perasaan, dan ide tentang status
kesehatan (Nursalam, 2011 : 31).

1.6.2 Data Objektif


Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur oleh
perawat. Data ini diperoleh melalui kepekaan perawat (sense) selama
melakukan pemeriksaan fisik melalui 2S (Sight, smell) dan HT (hearing,
touch/ taste) (Nursalam, 2011 : 31).

1.7 Studi Kepustakaan


Studi kepustakaan yaitu mempelajari buku sumber yang
berhubungan dengan judul studi kasus dan masalah yang dibahas.

1.8 Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah pembaca dalam mempelajari dan
memahami studi kasus ini, maka penulis secara keseluruhan membagi
menjadi tiga bagian yaitu:

1.8.1 Bagian Awal


Bagian awal, memuat halaman judul, persetujuan dosen
pembimbing, pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar,
daftar isi, daftar table.

1.8.2 Bagian Inti


Bagian inti, terdiri dua bab, yang masing-masing bab terdiri dari
sub bab berikut :
BAB 1 : Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode memperoleh data, dan
sistematika penulisan.
BAB 2 : Tinjaun pustaka, berisi tentang konsep penyakit dari tinjaun
medis ketuban pecah dini, tinjauan teori asuhan keperawatan, serta
kerangka masalah.
1.6.3 Bagian Akhir
Terdiri dari daftar pustaka.

BAB II
TINJAUN TEORI

A. Pengertian
Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama kekakuan otot
(spasme) tanpa disertai gangguan kesadaran. Gejala ini bukan
disebabkan oleh kuman clostridium tetani, tetapi akibat toksin
(tetanospasmin) yang dihasilkan kuman.Tetanus adalah penyakit infeksi
yang ditandai oleh kekakuan dan kejang otot, tanpa disertai gangguan
kesadaran, sebagai akibat dari toksin kuman clostridium tetani.

Penyakit ini tersebar di seluruh dunia, terutama pada daerah resiko


tinggi dengan cakupan imunisasi DPT yang rendah. Reservior utama
kuman ini adalah tanah yang mengandung kotoran ternak sehingga
resiko penyakit ini di daerah peternakan sangat tinggi. Spora kuman
Clostridium tetani yang tahan kering dapat bertebaran di mana-mana.

Kuman C. tetani tersebar luas ditanah, terutama tanah garapan, dan


dijumpai pula pada tinja manusia dan hewan. Perawatan luka yang
kurang baik disamping penggunaan jarum suntik yang tidak steril
(misalnya pada pecandu narkotik). Merupakan beberapa faktor yang
sering dijumpai sebagai pencetus tirribulnya tetanus. Tetanus dapat
menyerang semua golongan umur, mulai dari bayi (tetanus
neonatorum), dewasa muda (biasanya pecandu narkotik) sampai orang-
orang tua.

Dari Program Nasional Surveillance Tetanus di Amerika serikat


diketahui rata-rata usia pasien tetanus dewasa berkisar antara 50-57
tahun.

B. Etiologi
Penyakit tetanus disebabkan oleh racun kuman klostridium tetani
yang dapat masuk melalui luka tusuk, Gigitan binatang, luka bakar, luka
operasi yang tidak dirawat dan tidak di bersihkan dengan baik, karies
gigi, pemotongan tali pusat yang tidak steril, dan penjahitan luka, robek
yang tidak steril. Penginfeksikuman kehilangan ridium tetani lebih
mudah bila klien belum termunisasi.

B. Patofisiologi
Tetanus disebabkan oleh racun manusia klostiridium tetani yang
masuk melalui luka tusuk, gigitan binatang, luka bakar, luka operasi
yang tiada dirawat dan tidak dibersihkan dengan baik, karies gigi,
pemotongan tali pusat yang tidak steril, dan penjahitan luka robek yang
tidak steril yang lebih bahaya bagi orang-orang yang belum termunisasi.

Toksin kuman,teta niber bentuk sporadis. Bentuk sporadis dalam suasa


naerob dapat berubah menjadi kuman vegatif yang menghasilkan
kanetoksin. Toksin ini menjani trakasonal sampai ganglin/simpul saraf
dan menyebabkan gudang keseimbangan nada otot terjadi kekakuan
otot baik local maupun menyeluruh. Bila racun banyak, selain itu otot
bergaris, otot polos dan saraf otak juga terpengaruh.

C. Manifestasikan Klinik
Penyakit ini biasanya terjadi galeri dengan sepeti otot yang semakin
bertambah terutama padarahang dan leher. Dalam waktu 48selain
penyakit ini menjadi nyata dengan gejala umum:
1. Trimus (kesukaran membuka mulut) karena kejang otot-otot
pengunyah.
2. Kaku kuduk sampai epis totonus karena racun otot-pembina
trunki.
3. Ketegangan otot dinding perut.
4. Kejang tronik terutama bila di rangsang karena racun terdapat
dikornu depan.
5. Risussardinikus karena kejang otot muka (alias tertarik keatas),
sudut mulut tertarik keluar dan kebawah, bibir tertekan kuat pada
gigi.
6. Kesukaran menelan, gelisah, mudah terangsang, nyeri anggota
badan (sering merupakan gejala dini).
7. Spasme yang khas yaitu badan kaku dengan epis totonus,
ekremitas lebih rendah dada keadaan ektensi, lengan kaku datang
mengepal kuat. Keadaan tetap sadar, kejang mula-mula terputus-
putus diselingi periode relaksasi, kemudian tidak jelas lagi dan
serangan tersebut disertai nyeri. Kadang-kadang terjadi
pendarahan intramuscular karena kontraksi yang kuat.
8. Asfiksia dan sianosis terjadi akibat serangan pada otot
pernapasan sebuah besar. Retensi air seni dapat terjadi akibat
karena kejang otot uretra. Fraktur kolom tulang belakang dapat
pula terjadi karena kontrak siotot yang sangat kuat.
9. Panas biasanya tidak tinggi dan terdapat pada stadion akhir.
10. Biasanya terdapat leukositosis ringan dan kadang-kadang
peninggian tekanan cair dan otak.

D. Penatalaksanaan Tetanus
Penatalaksanaan pada klien dengan tetanus ada dua macam yaitu
farmakologi dan nonfarmakoogi.
1. Farmakologi
1. Antitoksin: antitoksin 20.0001u/1.M/5hari. Mempersembahkn
baru diberikan setelah dipastikan tidak ada reaksi
hipersensitivitas.
2. Antikejang (antikonvulsan)
 Fenobarbital (luminal): 3x100mg/1.M.untuk sebuah aku
diberikan mula-mula 60-100mg/1.M lalu dilanjutkan
6x30mg/hari (mask.200mg/hari).
 Klorpromosin: 0,5-10mg/kgBB/1.M/4selai,dll.
2. Non-farmakologi
1.Antibiotika : penisilin prokain 1juta 1u/hari atau tetrasifilin
1gr/hari/1. V. Dapat memusnakan tetani tetap tidak
mempengaruhi proses neurologisnya.
 Merawat dan membersihkan luka sebaik-baiknya.
 Diet TKTP. Pemberian tergantung kemampuan saya nelan.
Bilatrimus, diberikan lewat sonde parenteral.
 Isolasi pada ruang yang tenang, bebas dari rangsangan luar.
 Baik cairan dan elektrolit.

E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada klien dengan tetanus meliputi:
1. Darah
Glukosadarah: hipoglikemia merupakan kecenderungan kejang.
Sanggul peningkatan sanggul memiliki potensi kejang dan merupakan
indikasi neprotoksik akibat dari mempersembahkan obat.

Elektrolit (K,tidak): ketidak seimbangan elektroit merupakan


kecenderungan kejang kalium (normal 3,80-5,00meq/dll).

1. Tengkorak Sinar: untuk mengidentifikasi adanya proses desak ruang


dan yalesi.
2.EGG: teknik untuk menekan aktifitas listrik kotak melalui tengkorak
yang tidak utuh untuk mengetahui fokus aktifitas kejang-kejang, hasil
biasanya normal.

F. Komplikasi pada klien Tetanus


1. Spasmeotot perjalanan yang menyebabkan terkumpulnya udara liur
(air liur) dirongga mulut. Hal ini memungkinkan terjadinya aspirasi jadi
dapat terjadi penyakit menularaspirasi.
2. Asfiksia.
3. Atelektasis karena halangan rahasia.

BAB III
TINJAUN KASUS

Nama : Aula aulia Tanggal Pengkajian : 13-08-2022


Npm : 20010135 Ruang RS/PKM : Picu

A. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan : Muhammad Aziz/Aziz
2. Tempat tanggal lahir/Usia : Aceh Utara,18-07-2011/11 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : Sekolah Dasar
6. Alamat : Cot Ara, Baktiya
7. Tanggal Masuk : 07-08-2022
8. Tanggal Pengkajian : 13-08-2022
9. Diagnosa Medis : Tetanus
10. Rencana Therapy : Nacl 20 tpm, D 5% + Diazepam 3 ampul 16
Tpm, Ceftriaxon 1g Rasional 12 jam,
Metronidazole 500 mg / 6 jam, Raritidine
25 mg / 12 jam, Faemadol 100 mg / baik
perlu.

I. BIODATA
B. Identitas Orang Tua
Ayah
Nama : Tn. I
Usia : 45 Tahun
Pendidikan : Tamat SD Sederajat
Pekerjaan/Penghasilan : Wiraswasta/-
Agama : Islam
Alamat : Cot Ara, Baktiya

Ibu
Nama : Ny. D
Usia : 40 Tahun
Pendidikan : Tamat SD Sederajat
Pekerjaan/penghasilan: Mengurus rumah tangga
Agama : Islam
Alamat : Cot Ara, Baktiya

C. Identitas saudara kandung


No Nama Usia Hubungan ket
1 Tn. M 21 Tahun Abang Sehat
Kandung
2 Tn. H 15 Tahun Abang Sehat
Kandung
3 Tn. M 5 Tahun Adek Sehat
Kandung

II. KELUHAN UTAMA


1.keluhan utama : (saat pengkajian)
Kejang
2. Riwayat penyakit sekarang : (secara kronologis mulai awal sakit
hingga saat ini. Tiap masalah yang ditemukan diindefikasi lengkap)
Pasien masuk dengan keluhan kaku seluruh tubuh lebih kurang 3 hari
demam naik turun, keluar cairan dari dalam telinga sebelah kiri +
mulut mencicit, seperti mulut ikan, riwayat tertusuk dari sawit ( + ).

3. Riwayat penyakit pada keluarga yang diturunkan (sebutkan


penyakitnya terutama yang ada hubungan dengan penyakit sekarang)
Keluarga pasien menyatakan tidak ada penyakit turunan, dan tidak
ada penyakit keluarga yang bersangkutan dengan pasien.

4. Riwayat keluarga diberikan oleh :


(ayah/ibu/kakek/nenek/saudara/tetangga) ikhtisar keturanan : (gambar
skema keluarga dan beri tanda keluarga yang menderita penyakit
sejenis. Untuk kelainan congenital usahakan skema yang lebih lengkap
termasuk saudara sepupu dan sebagainya jika memungkinkan
-
III. RIWAYAT PRIBADI
1. Riwayat kehamilan dan persalinan : (terangkan dengan jelaskan
faktor resiko yang berhubungan dengan penyakit/kelainan yang
didapat)
Prenatal = -
Intra natal = -
Post natal = -
2. Riwayat makanan/minum (sejak lahir sampai sekarang, kualitas dan
kuantitas)
Umur 0 - 6 bulan mengkonsumsi Asi
6 bulan - 12 bulan nasi tim
1 Tahun - Sekarang biasa ( Nasi + lauk pauk )

3. perkembangan dan kepandaian (uraikan kronologis sejak lahir


sampai sekarang) : (lampiran Denver/DDST)
-

4. riwayat vaksinasi:
A. dasar : B. Ulangan : -
BCG : 1 +/- Pada Umur : - Scar : - Pada Umur : -
DPT :3 x Pada Umur : 3 Di : Posyandu Pada Umur : 3 dan 4
Polio :3 x Pada Umur : 2 Di : Posyandu Pada Umur : 3 dan 4
Campak : 1 x Pada Umur : 9 Di : Posyandu

5. riwayat penyakit dahulu : (alergi, hospitalisasi, injury, pengobatan dll


Pasien sebelumnya tidak memiliki riwayat alergi.

6. riwayat sosial, ekonomi dan lingkungan :


Yang mengasuh
Orang Tua

Pola hubungan
Sangat Baik

7. pemeriksaan fisik khusus:


a. kesan umum :
Badan kaku

b. Tanda vital utama


Nadi : 135 x/menit
Isi dan tegangan : - teratur/tidak
Suhu : 28,3 % C
Pernafan : 22 x/menit
Tekanan Darah : - mmhg
Tipe :-

c. Status Gizi :
Berat Badan : 38 kg
Tinggi Badan : 143 cm
Lingkar Kepala : 51,5 cm
Lingkar Dada : 82 cm
Lingkar Lengan Atas : 15,2 cm
Kesimpulan status gizi : Gizi lebih, Gizi baik, Gizi kurang, Gizi buruk

d. Kulit/integument, kelenjar limfe : Kulit lembab


e. Otot : Tegang
f. Tulang : Dalam batas normal
g. Sendi : Kaku

h. jantung :
1) Batas Jantung (jelaskan) : inspeksi, palpasi, perkusi
Inspeksi : Latus cardi tidak terlihat.
Palpasi : Latus cardi teraba.
Perkusi : Kanan : lcs II paras ternal dex.
Kiri : lcs paras ternal fix.

2) Suara Jantung :
BJ 1 > BJ II Reguler, Gallop ( - ).
i. paru – paru/ pernafasan (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi)
Bagian Kanan Kiri
Depan Statis bentuk nada Dalam batas normal
normal
Belakang Statis bentuk nada Dalam batas normal
normal

j. Perut (inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi) :


Inspeksi : Tidak terlihat benjolan.
Auskultasi : Gerakan peristaltic normal.
Palpasi : Masa abdomen normal.
Perkusi : Masa abdomen normal.
k. Anogenital
-
1. Ekstermitas :
Item Tungkai lengan
kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Kaku Kaku Kaku Kaku
tonus Kaku Kaku Kaku Kaku
Trofi Lemas Lemas Lemas Lemas
Reflex fidiologis Sedikit Sedikit kaku Sedikit kaku Sedikit
kaku kaku
Reflex patologis Sedikit Sedikit kaku Sedikit kaku Sedikit
kaku kaku

m. sensibilitas & persyarafan : -


n. Kepala :
1) Bentuk, rambut, kulit:
Bentuk kepala simetris, rambut bewarna hitam, kulit kepala
bersih.

2) Mata
Konjungtora ( -/- ), seller letenla ( -/- ), Cekung ( -/- ).

3) Hidung
Simetris ( + ), septum derasi ( - ), darah ( - ).

4) Telingga :
Bermasalah
Keluar cairan disebelah kiri.

5) Mulut ( dan gigi ) :


Simetris ( + ), Normoglosis.

6) Pharynx, leher :
Pembesaran KUB ( - ), pembesara thyroit ( - ).

IV. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN SAAT INI


1. Aktivitas dan istirahat
Terganggu : Semua aktivitas pasien harus dibantu.

2. Eliminasi
Terganggu : Selama di RS tidak BAB.

3. Koping dan dampak hospitalisasi pada anak dan orang tua


Terganggunya aktivitas
V. DATA DASAR LABOLATORIUM ( Darah/Kemih/Tinja) :
Tanggal : 07 - 08 – 2022
Hasil Laboratorium
Nama Test Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematology
Darah Lengkap
Hemologlobin 13 . 99 9 / dl 13 . 0 – 18 . 0
( HGB )
Eritrosit ( RBC ) 5 . 07 Juta / ul 4.5.6.5
Hematokrit 37 . 95 37 . 0 – 47 . 0
( HCT ) %
MCV 74 . 90 Fl 79 . 99
MCH 27 . 60 P9 27 . 0 -31 . 2
MCHC 36 . 85 9 / dl 33 . 0 – 37 . 0
Leukosit ( WBC ) 11 . 87 Ribu / ul 4 . 0 – 11 . 0
Trombosit 259 Ribu / ul 150 – 450
RDW – CV 9 . 24 % 11 . 5 – 14 . 5
Hitung Jenis
Lekosit
Basophil 0 . 24 % 0–1.7
Eosinophil 0 . 49 % 0 . 60 – 7 . 30
Nitrofil Segnem 82 . 42 % 39 . 3 – 73 . 7
Limfosit 13 . 43 % 18 . 0 – 48 . 3
Monosit 3 . 25 % 4 . 40 – 12 . 7
NLR 6 . 14 Cutoff 0 – 3 . 13
ALC 1594 . 14 Juta / L 0 – 1500
Kimia darah
Glukosa darah
Gula stik 67 Mg / dl 70 – 125
VI. RIWAYAT PENGOBATAN :
Tanggal : 07 – 08 – 2022 Mahasiswa

( AULA AULIA )

ANALISA DATA
Nama pasien : Tn. A
Umur : 11 Tahun
Ruang : Picu
Hari / Tanggal : Sabtu / 13 agustus 2022
No Data fokus Etiologi Problem
/masalah
1. DS : Orang tua mengeluh - infeksi toksin c Hipertemi
anaknya demam tetani
- suhu tubuh
DO : Vital Sign meningkat
T : 38 C
P : 120 C
RR : 22 C
SPO2 : 98 %
2. DS : Orang tua - sering kejang Resiko ketidak
mengatakan anaknya - oli giguria dan seimbangan
jarang sekali BAK intake cairan cairan dan
kurang elektrolit
DO : Vital Sign - keseimbangan
T : 37 C cairan elektrolit
P : 11O C terganggu
RR : 21 C
SPO2 : 99 %
3 DS : Orang tua mengeluh - sering kejang Intoleransi
badan anaknya lemes - kondisi lemah aktivitas
- kurang bisa
DO : Vital Sign memenuhi
T : 36,6 C kebutuhan sehari-
P : 100 C hari
RR : 20 C
SPO2 : 100 %
PRIORITAS MASALAH
1. Kejang
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif
3. Gangguan penurunan nutrisi

RENCANA KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn.A
Umur : 11 Tahun
Ruang : Picu
Hari / tgl : Sabtu / 13 agustus 2022
Diagnose Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Hipertemi - Setelah dilakukan Termoregulasi
asuhan keperawatan - atur suhu lingkungan
selama 2x 24 jam yang nyaman
suhu tubuh normal - pantau suhu tubuh
dengan dengan suhu tiap 2jam sekali
tubuh normal - berikan hidrasi atau
- suhu 36.37 c minuman yang cukup
- hasil lap sel darah adekuat
putih (leukosit) antara
- berikan kompres
5000 sd 1000 hangat bila tidak
terjadi ekternal
rangsangan kejang
nyeri Setelah dilakukan Manajemen nyeri
tindakan keperawatan - kaji nyeri secara
selama 2 x 24 jam konprehensif (parsi)
diharapkan klien - amati isyarat non
terjadi peningkatan verbal kenyamanan
kenyamanan nyeri - bantu pasien
terkontrol dengan menemukan posisi
criteria hasil nyaman
- klien mengatakan - kolaborasi dalam
nyeri berkurang skala pemberian analgesic
(4-6)
- klien mempu
istirahat/tidur
- wajah klien relex
Resiko nyeri Setelah dilakukan -mengetahui keadaan
tindakan asuhan umum klien
keperawatan selama 2 - mengetahui nilai TTV
x 24 jam diharapkan klien, terutama suhu
faktor-faktor infeksi klien
terkontrol dengan - mengetahui apakah
criteria hasil sudah terjadi infeksi
- status imun adekuat - mencegah terjadinya
TTV (5:36:37.5c) infeksi
- pasien bebas dari - mencegah infeksi
tanda dan gejala lanjut
infeksi
- jumlah sel darah
putih dalam batas
normal (4.100.000)

CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnose keperawatan
Tanggal Implementasi Evaluasi ( SOAP )
14 – 08 – 2022 - Memonitor S : Keluarga mengatakan
kemampuan klien keadaan pasien sudah
dalam aktivitas jauh membaik

O : Kaku
HR : 100 C
RR : 24 C
T : 36,4 C
SPO2 : 98 %

A : Gangguan aktivitas
fisik

P : Oot keuhan pasien


- Mengatur posisi
- Menciptakan
lingkungan yang
- Nyaman
- Kolaborasi dengan tim
medis lainnya

15 – 08 – 2022 - Mengidentifikasi S : Os masih kejang tapi


faktor pencetus dari sudah berkurang ( + )
kejang nyeri perut ( + ) nafsu
makan berkurang

O : Keluhan lemah
HR : 100 C
RR : 25 C
T : 37 C
SPO2 : 100%

A : nyeri
P : - observasi keluhan
pasien
-mengatur posisi os
-memberi obat oral
Anjurkan keluarga dan os
melakukan gerak pasif
-kolaborasi dengan tim
medis

16-08-2022 -memonitor S: keluarga mengatakan


kemampuan klien keadaan pasien sudah
dalam aktivtas jauh membaik

O : kaku
HR : 100 c
RR : 24
T : 36.4 c
SPO : 98%

A : gangguan akvitas fisik

P : oot keluhan pasien


- mengatur posisi
- menciptakan
lingkungan yang nyaman
- kolaborasi dengan tim
medis lainnya

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN ANAK


Nama : Aula aulia
NPM : 20010135
Tgl. Pengkajian :13-08-2022
A. identitas
9. identitas pasien
a. nama pasien : Muhammad aziz
b. tanggal lahir : 18-07-2011
c. agama : islam
d. suku bangsa : indonesia
e. pendidikan : SD
f. alamat : Cot Ara, Bakhtiya
g. No.RM : 01-01-08-14

10. ayah
a. nama : Tn. i
b. agama : islam
c. suku : aceh
d. pendidikan : SD sederajat
e. pekerjaan : wiraswasta
f. alamat : Cot Ara, Baktiya
g. jumlah sauda :-

11. nama ibu


a. umur : Ny. D
b. agama : Islam
c. suku : Aceh
d. pendidikan : SD sederajat
e. pekerjaan : Mengurus rumah tangga
f. alamat : Cot Ara, Baktiya
g. jumlah sauadara : -
II. keluhan utama : kejang

III. riwayat penyakit sekarang : Tetanus

IV. riwayat penyakit dahulu : -

V. pelaksanaan pemeriksaan
1. pemeriksaan fisik : keadaan umum sakit
2. diagnose medic : Tetanus
3. tindakan keperawatan yang dilakukan : -
4. terapi medic yang diberikan : NACL20 TPM, ns% Diazepam 3
ampul 16 tem, cetriaxon 19rasional 12 jam, metronidazole 500mg

a. KESIMPULAN / ANALISA ANAMNESA berdasarkan MTBS :


Tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan oleh toksin
kuman clostridium tetani, dimanifestasikan dengan tegang otot secara
proksimal dan diikuti kekakuan oleh sluruh tubuh atau badan. Kekakuan
tonus otot ini dampak pada otot maseter dan otot-otot rangka.

Anda mungkin juga menyukai