Disusun Oleh:
Nama : Aula aulia
Npm : 20010135
(……………………………………...) (………………………………………)
Ns.Cut Yeni Fachriana,S.Kep Ns.karmila s.kep
KATA PENGATAR
Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt,
karena hanya berkat Limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Laporan ini berjudul “Asuhan keperawatan
Anak Pada Klien kasus Tetanus”. Adapun tujuan penyusunan laporan ini
adalah untuk memenuhi salah satu tugas Klinik Keperawatan.
Selain itu, tujuan lain penulisan laporan ini adalah untuk menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai apa itu Tetanus.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………i
Ii BAB I PENDAHULUAN………………………………..…………………………………..1
A. Latar Belakan………………………………………………….………………………………..1
B. Tujuan Pembahasan…………………………………………………………………………2
C. Manfaat ……………………………………………………………….………………………….3
BAB II TINJAUN TEORI……………………………………………….………………………4
A.Pengertian………………………………………………………………………………………..4
B. Etiologi …………………………………………………………………………………………….5
C. Tanda dan Gejala ……………………………………………………………………..……..6
D. Komplikasi
……………………………………………………………………………………….7
E. Terapi ………………………………………………………………………………………….....8
F. Penatalaksanaan ………………………………………………………………………........9
BAB III TINJAUAN KASUS ………………………………………………………………..10
BAB IV PENUTUP …………………………………………………………………………….20
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………20
B. Saran ……………………………………………………………………………………………..20
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tetanus adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan
meningkatnya tonus otot dan spasme, yang disebabkan oleh
tetanospasmin, suatu toksin protein yang kuat yang dihasilkan oleh
clostridium Tetani. Tedapat beberapa bentuk klinis tetanus termasuk di
dalamnya tetanus neonatorum, tetanus generalisata dan gangguan
neurologis local (Sudoyo, 2010 : 2911). Menurun Saraswita 2014 Di
Negara berkembang, mortalitas tetanus melebihi 50% dengan
perkiraan jumlah kematian 800.000-1.00.000 orang per tahun.
1.3 Tujuan
Untuk melaksanakan asuhan keperwatan pada kasus gangguan
pernafasan (tetanus) di Picu RSU Cut Meutia Lhokseumawe ?
1.4 Manfaat
a. Bagi peneliti
Mempelajari kasus yang ada, mengevaluasi kegiatan yang
dilakukan,menambah ilmu pengetahuan dan lebih memahami serta
lebih terampil dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
pasien dengan tetanus.
a. Komunikasi
Wawancara merupakan suatu metode komunikasi yang
direncanakan dan meliputi tanya jawab antara perawat dengan klien
yang berhubungan dengan masalah kesehatan klien. Untuk itu
kemampuan komunikasi dibutuhkan oleh perawat agar dapat
memperoleh data yang diperlukan. Tujuan wawancara pada pengkajian
keperawatan adalah :
1. Mendapatkan informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan
merencanakan asuhan keperawatan.
2. Meningkatkan hubungan perawat-klien dengan adanya komunikasi.
3. Membantu klien untuk memperoleh informasi akan kesehatannya
dan ikut berpartisipasi dalam identifikasi masalah dan pencapaian
tujuan asuahan keperawatan.
4. Membantu perawat untuk menentukan pengkajian yang lebih lanjut.
(Nursalam, 2011 :34).
b. Observasi
Observasi merupakan kegiatan mengamati perilaku dan keadaan
klien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan klien.
Observasi memerlukan keterampilan disiplin dan praktik klinik sebagai
bagian dari tugas perawat.
Kegiatan observai meliputi 2S- HFT (sight, smell, hearing, feeling, taste
).
Kegiatan tersebut mencakup aspek fisik, mental, spsoal, spiritual
(Nursalam, 2011 : 39).
c. Pemeriksaa Fisik
Pemeriksaan fisik (physical examination) dalam pengkajian
keperawatan dipergunakan untuk memperoleh data objektif dari klien.
Tujuan dari pemeriksaan masalah kesehatan, dan memperoleh data
dasar guna menyusun rencana asuhan keperawatan. Pemeriksaan fisik
sebaiknya dilaksanakan bersamaan dengan wawacara. Fokus
peemerikasaan fisik dapat dilakukan melalui empa teknik, yaitu
inspeksi, perkusi, dan auskultasi (IPPA) (Nursalam, 2011 : 39).
BAB II
TINJAUN TEORI
A. Pengertian
Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama kekakuan otot
(spasme) tanpa disertai gangguan kesadaran. Gejala ini bukan
disebabkan oleh kuman clostridium tetani, tetapi akibat toksin
(tetanospasmin) yang dihasilkan kuman.Tetanus adalah penyakit infeksi
yang ditandai oleh kekakuan dan kejang otot, tanpa disertai gangguan
kesadaran, sebagai akibat dari toksin kuman clostridium tetani.
B. Etiologi
Penyakit tetanus disebabkan oleh racun kuman klostridium tetani
yang dapat masuk melalui luka tusuk, Gigitan binatang, luka bakar, luka
operasi yang tidak dirawat dan tidak di bersihkan dengan baik, karies
gigi, pemotongan tali pusat yang tidak steril, dan penjahitan luka, robek
yang tidak steril. Penginfeksikuman kehilangan ridium tetani lebih
mudah bila klien belum termunisasi.
B. Patofisiologi
Tetanus disebabkan oleh racun manusia klostiridium tetani yang
masuk melalui luka tusuk, gigitan binatang, luka bakar, luka operasi
yang tiada dirawat dan tidak dibersihkan dengan baik, karies gigi,
pemotongan tali pusat yang tidak steril, dan penjahitan luka robek yang
tidak steril yang lebih bahaya bagi orang-orang yang belum termunisasi.
C. Manifestasikan Klinik
Penyakit ini biasanya terjadi galeri dengan sepeti otot yang semakin
bertambah terutama padarahang dan leher. Dalam waktu 48selain
penyakit ini menjadi nyata dengan gejala umum:
1. Trimus (kesukaran membuka mulut) karena kejang otot-otot
pengunyah.
2. Kaku kuduk sampai epis totonus karena racun otot-pembina
trunki.
3. Ketegangan otot dinding perut.
4. Kejang tronik terutama bila di rangsang karena racun terdapat
dikornu depan.
5. Risussardinikus karena kejang otot muka (alias tertarik keatas),
sudut mulut tertarik keluar dan kebawah, bibir tertekan kuat pada
gigi.
6. Kesukaran menelan, gelisah, mudah terangsang, nyeri anggota
badan (sering merupakan gejala dini).
7. Spasme yang khas yaitu badan kaku dengan epis totonus,
ekremitas lebih rendah dada keadaan ektensi, lengan kaku datang
mengepal kuat. Keadaan tetap sadar, kejang mula-mula terputus-
putus diselingi periode relaksasi, kemudian tidak jelas lagi dan
serangan tersebut disertai nyeri. Kadang-kadang terjadi
pendarahan intramuscular karena kontraksi yang kuat.
8. Asfiksia dan sianosis terjadi akibat serangan pada otot
pernapasan sebuah besar. Retensi air seni dapat terjadi akibat
karena kejang otot uretra. Fraktur kolom tulang belakang dapat
pula terjadi karena kontrak siotot yang sangat kuat.
9. Panas biasanya tidak tinggi dan terdapat pada stadion akhir.
10. Biasanya terdapat leukositosis ringan dan kadang-kadang
peninggian tekanan cair dan otak.
D. Penatalaksanaan Tetanus
Penatalaksanaan pada klien dengan tetanus ada dua macam yaitu
farmakologi dan nonfarmakoogi.
1. Farmakologi
1. Antitoksin: antitoksin 20.0001u/1.M/5hari. Mempersembahkn
baru diberikan setelah dipastikan tidak ada reaksi
hipersensitivitas.
2. Antikejang (antikonvulsan)
Fenobarbital (luminal): 3x100mg/1.M.untuk sebuah aku
diberikan mula-mula 60-100mg/1.M lalu dilanjutkan
6x30mg/hari (mask.200mg/hari).
Klorpromosin: 0,5-10mg/kgBB/1.M/4selai,dll.
2. Non-farmakologi
1.Antibiotika : penisilin prokain 1juta 1u/hari atau tetrasifilin
1gr/hari/1. V. Dapat memusnakan tetani tetap tidak
mempengaruhi proses neurologisnya.
Merawat dan membersihkan luka sebaik-baiknya.
Diet TKTP. Pemberian tergantung kemampuan saya nelan.
Bilatrimus, diberikan lewat sonde parenteral.
Isolasi pada ruang yang tenang, bebas dari rangsangan luar.
Baik cairan dan elektrolit.
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada klien dengan tetanus meliputi:
1. Darah
Glukosadarah: hipoglikemia merupakan kecenderungan kejang.
Sanggul peningkatan sanggul memiliki potensi kejang dan merupakan
indikasi neprotoksik akibat dari mempersembahkan obat.
BAB III
TINJAUN KASUS
A. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan : Muhammad Aziz/Aziz
2. Tempat tanggal lahir/Usia : Aceh Utara,18-07-2011/11 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : Sekolah Dasar
6. Alamat : Cot Ara, Baktiya
7. Tanggal Masuk : 07-08-2022
8. Tanggal Pengkajian : 13-08-2022
9. Diagnosa Medis : Tetanus
10. Rencana Therapy : Nacl 20 tpm, D 5% + Diazepam 3 ampul 16
Tpm, Ceftriaxon 1g Rasional 12 jam,
Metronidazole 500 mg / 6 jam, Raritidine
25 mg / 12 jam, Faemadol 100 mg / baik
perlu.
I. BIODATA
B. Identitas Orang Tua
Ayah
Nama : Tn. I
Usia : 45 Tahun
Pendidikan : Tamat SD Sederajat
Pekerjaan/Penghasilan : Wiraswasta/-
Agama : Islam
Alamat : Cot Ara, Baktiya
Ibu
Nama : Ny. D
Usia : 40 Tahun
Pendidikan : Tamat SD Sederajat
Pekerjaan/penghasilan: Mengurus rumah tangga
Agama : Islam
Alamat : Cot Ara, Baktiya
4. riwayat vaksinasi:
A. dasar : B. Ulangan : -
BCG : 1 +/- Pada Umur : - Scar : - Pada Umur : -
DPT :3 x Pada Umur : 3 Di : Posyandu Pada Umur : 3 dan 4
Polio :3 x Pada Umur : 2 Di : Posyandu Pada Umur : 3 dan 4
Campak : 1 x Pada Umur : 9 Di : Posyandu
Pola hubungan
Sangat Baik
c. Status Gizi :
Berat Badan : 38 kg
Tinggi Badan : 143 cm
Lingkar Kepala : 51,5 cm
Lingkar Dada : 82 cm
Lingkar Lengan Atas : 15,2 cm
Kesimpulan status gizi : Gizi lebih, Gizi baik, Gizi kurang, Gizi buruk
h. jantung :
1) Batas Jantung (jelaskan) : inspeksi, palpasi, perkusi
Inspeksi : Latus cardi tidak terlihat.
Palpasi : Latus cardi teraba.
Perkusi : Kanan : lcs II paras ternal dex.
Kiri : lcs paras ternal fix.
2) Suara Jantung :
BJ 1 > BJ II Reguler, Gallop ( - ).
i. paru – paru/ pernafasan (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi)
Bagian Kanan Kiri
Depan Statis bentuk nada Dalam batas normal
normal
Belakang Statis bentuk nada Dalam batas normal
normal
2) Mata
Konjungtora ( -/- ), seller letenla ( -/- ), Cekung ( -/- ).
3) Hidung
Simetris ( + ), septum derasi ( - ), darah ( - ).
4) Telingga :
Bermasalah
Keluar cairan disebelah kiri.
6) Pharynx, leher :
Pembesaran KUB ( - ), pembesara thyroit ( - ).
2. Eliminasi
Terganggu : Selama di RS tidak BAB.
( AULA AULIA )
ANALISA DATA
Nama pasien : Tn. A
Umur : 11 Tahun
Ruang : Picu
Hari / Tanggal : Sabtu / 13 agustus 2022
No Data fokus Etiologi Problem
/masalah
1. DS : Orang tua mengeluh - infeksi toksin c Hipertemi
anaknya demam tetani
- suhu tubuh
DO : Vital Sign meningkat
T : 38 C
P : 120 C
RR : 22 C
SPO2 : 98 %
2. DS : Orang tua - sering kejang Resiko ketidak
mengatakan anaknya - oli giguria dan seimbangan
jarang sekali BAK intake cairan cairan dan
kurang elektrolit
DO : Vital Sign - keseimbangan
T : 37 C cairan elektrolit
P : 11O C terganggu
RR : 21 C
SPO2 : 99 %
3 DS : Orang tua mengeluh - sering kejang Intoleransi
badan anaknya lemes - kondisi lemah aktivitas
- kurang bisa
DO : Vital Sign memenuhi
T : 36,6 C kebutuhan sehari-
P : 100 C hari
RR : 20 C
SPO2 : 100 %
PRIORITAS MASALAH
1. Kejang
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif
3. Gangguan penurunan nutrisi
RENCANA KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn.A
Umur : 11 Tahun
Ruang : Picu
Hari / tgl : Sabtu / 13 agustus 2022
Diagnose Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Hipertemi - Setelah dilakukan Termoregulasi
asuhan keperawatan - atur suhu lingkungan
selama 2x 24 jam yang nyaman
suhu tubuh normal - pantau suhu tubuh
dengan dengan suhu tiap 2jam sekali
tubuh normal - berikan hidrasi atau
- suhu 36.37 c minuman yang cukup
- hasil lap sel darah adekuat
putih (leukosit) antara
- berikan kompres
5000 sd 1000 hangat bila tidak
terjadi ekternal
rangsangan kejang
nyeri Setelah dilakukan Manajemen nyeri
tindakan keperawatan - kaji nyeri secara
selama 2 x 24 jam konprehensif (parsi)
diharapkan klien - amati isyarat non
terjadi peningkatan verbal kenyamanan
kenyamanan nyeri - bantu pasien
terkontrol dengan menemukan posisi
criteria hasil nyaman
- klien mengatakan - kolaborasi dalam
nyeri berkurang skala pemberian analgesic
(4-6)
- klien mempu
istirahat/tidur
- wajah klien relex
Resiko nyeri Setelah dilakukan -mengetahui keadaan
tindakan asuhan umum klien
keperawatan selama 2 - mengetahui nilai TTV
x 24 jam diharapkan klien, terutama suhu
faktor-faktor infeksi klien
terkontrol dengan - mengetahui apakah
criteria hasil sudah terjadi infeksi
- status imun adekuat - mencegah terjadinya
TTV (5:36:37.5c) infeksi
- pasien bebas dari - mencegah infeksi
tanda dan gejala lanjut
infeksi
- jumlah sel darah
putih dalam batas
normal (4.100.000)
CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnose keperawatan
Tanggal Implementasi Evaluasi ( SOAP )
14 – 08 – 2022 - Memonitor S : Keluarga mengatakan
kemampuan klien keadaan pasien sudah
dalam aktivitas jauh membaik
O : Kaku
HR : 100 C
RR : 24 C
T : 36,4 C
SPO2 : 98 %
A : Gangguan aktivitas
fisik
O : Keluhan lemah
HR : 100 C
RR : 25 C
T : 37 C
SPO2 : 100%
A : nyeri
P : - observasi keluhan
pasien
-mengatur posisi os
-memberi obat oral
Anjurkan keluarga dan os
melakukan gerak pasif
-kolaborasi dengan tim
medis
O : kaku
HR : 100 c
RR : 24
T : 36.4 c
SPO : 98%
10. ayah
a. nama : Tn. i
b. agama : islam
c. suku : aceh
d. pendidikan : SD sederajat
e. pekerjaan : wiraswasta
f. alamat : Cot Ara, Baktiya
g. jumlah sauda :-
V. pelaksanaan pemeriksaan
1. pemeriksaan fisik : keadaan umum sakit
2. diagnose medic : Tetanus
3. tindakan keperawatan yang dilakukan : -
4. terapi medic yang diberikan : NACL20 TPM, ns% Diazepam 3
ampul 16 tem, cetriaxon 19rasional 12 jam, metronidazole 500mg