Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN SEMINAR KASUS STASE KEPERAWATAN ANAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.P DENGAN DIAGNOSA DHF


DIRUANG PERAWATAN ANAK CATELIA
RSUD UNDATA PALU

DISUSUN OLEH:
EKA BIMA H Day (2020032020)
I GEDE W ADIGUNHA (2020032032)
RAJIV DE SUGANDI (2020032073)
FURQAN JULFIARTO. S (2020032027)
MAGVIRA HAMADI (2020032043)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN

Kelompok Stase Keperawatan Anak RSUD UNDATA PALU :


Eka Bima H day (2020032020)
I Gede W Adiguna (2020032032)
Rajiv De Sugandi (2020032073)
Furqan Julfiarto. S (2020032027)
Magvira Hamadi (2020032043)
Judul Seminar Kasus : Asuhan Keperawatan Pada An. P
dengan DHF di ruang Perawatan
Anak Catelia RSUD UNDATA
PALU

Seminar kasus ini telah berhasil di pertahankan dihadapan Pembimbing Institusi


STIKES WIDYA NUSANTARA Palu dan Penguji lahan praktik (CI) ruang
Catelia RSUD UNDATA PALU sebagai bagian dari persyaratan untuk
menyelesaikan Praktik klinik pada stase Keperawatan Anak pada program Profesi
Ners STIKES WIDYA NUSANTARA Palu.

Palu, … April
2021

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan Praktik

Ns, Saka Adijaya Pendit. M,Kep Sarini S.Kep,Ns


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan seminar kasus yang berjudul” Asuhan
Keperawatan Pada An. P dengan DHF di ruang Perawatan Anak Catelia RSUD
UNDATA PALU ”. Terimakasih atas bimbingan dan arahan dari Pembimbing
Institusi Ns, Saka Adijaya Pendit. M,Kep dan kepada Pembimbing lahan Praktik
Sarini S.Kep,Ns sehingga kami dapat menyelesaikan laporan seminar kasus ini.
Tentunya juga berkat Kerjasama dari teman-teman kelompok di praktik stase
Keperawatan Anak ini.
Kami menyadari bahwa laporan seminar kasus ini masih ada kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu kami mengharapkan saran dan
masukan demi penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan seminar kasus ini
dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran secara khusus dalam pemberian
asuhan keperawatan pada klien dengan DHF dan dapat bermanfaat bagi kita
semua khususnya profesi keperawatan.

Palu, April 2021

Kelompok Stase Keperawatan Anak


RSUD UNDATA PALU
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………


HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………
KATA PENGANTAR …………………………………………………
DAFTAR ISI …………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang …………………………………………………
2. Identifikasi Masalah …………………………………………………
3. Tujuan Penulisan …………………………………………………
4. Manfaat Penulisan …………………………………………………
5. Metode Penulisan …………………………………………………
BAB II TINJAUAN TEORI
1. Konsep Medis
a. Definisi …………………………………………………
b. Anatomi Fisiologi …………………………………………………
c. Etiologi …………………………………………………
d. Patofisiologi …………………………………………………
e. Pathway …………………………………………………
f. Manifestasi Klinis …………………………………………………
g. Komplikasi …………………………………………………
h. Pemeriksaan Diagnostik …………………………………………
i. Penatalaksanaan …………………………………………………
2. Konsep Keperawatan
a. Pengkajian …………………………………………………
b. Diagnosa Keperawatan …………………………………………
c. Intervensi Keperawatan …………………………………………
BAB III TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian …………………………………………………
2. Diagnosa Keperawatan ……………………………………………….
3. Intervensi ………………………………………………...
4. Implementasi dan Evaluasi …………………………………………...
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan ……………………………………………….
2. Saran ……………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah dikenal di Indonesia
sebagai penyakit yang endemis di masyarakat, terutama sangat berbahaya
bagi kalangan anak-anak. Penyebab penyakit ini adalah virus Dengue dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty sebagai faktor utama,
disamping nyamuk Aedes albopictus. Demam dengue dapat menyebabkan
demam tinggi, ruam, dan nyeri otot dan sendi. Sedangkan demam berdrah
dengue (DBD) dapat menyebabkan kebocoran plasma yang mengakibatkan
perdarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba (syok), hingga bahkan
kematian (Sukana, 2003). Di Indonesia penyakit DBD masih merupakan
masalah kesehatan karena masih banyak daerah yang endemik. Daerah
endemik DBD pada umumnya merupakan sumber penyebaran penyakit ke
wilayah lain. Setiap kejadian luar biasa (KLB) DBD umumnya dimulai
dengan peningkatan jumlah kasus wilayah tersebut. Penyakit DBD
mempunyai perjalanan yang sangat cepat dan sering menjadi fatal karena
banyak pasien yang meninggal akibat penanganannya yang terlambat.
Demam berdarah dengue disebut juga dengan dengue hemorragic fever
(DHF), dengue fever (DF), demam dengue (DD), dan dengue shock
syndrome (DSS).
Penyakit demam berdarah yang disebabkan oleh virus ini dapat
menyerang siapa saja, dari tingkat anak- anak hingga orang dewasa. Pada
umumnya penderita demam berdarah sebelumnya mengalami gejala yang
sangat bervariasi. Mulai demam ringan sampai gejala yang paling berat,
seperti penderita mengalami muntah-muntah atau berak darah. Biasanya
penderita demam berdarah dialami oleh bayi atau anak-anak, ditandai dengan
ruam-ruam pada kulit
Berdasarkan latar belakang tersebut maka kami membuat laporan
seminar kasus yang berjudul: “Asuhan Keperawatan pada An. P dengan
DHFdi Ruang Perawatan Catelia RSUD UNDATA PALU”

2. Identifikasi Masalah
Bagaimana gambaran pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada An. P
dengan DHFdi Ruang Perawatan Catelia RSUD UNDATA PALU.
3. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam memperoleh
pengalaman nyata melaksanakan asuhan keperawatan pada Asuhan
Keperawatan pada An. P dengan DHFdi Ruang Perawatan Catelia
RSUD UNDATA PALU
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menerapkan proses keperawatan yang meliputi:
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, tindakan
keperawatan dan evaluasi keperawatan pada Asuhan Keperawatan
pada An. P dengan DHF di Ruang Perawatan Catelia RSUD
UNDATA PALU
b. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan yang dilakukan
dengan benar.
c. Mampu mengetahui konsep penyakit DHF.

4. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Diharapkan dapat menjadikan pengalaman belajar dilapangan, dapat
meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang dan pengalaman
menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan DHF.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran untuk
pengembangan ilmu dalam penerapan asuhan keperawatan pada pada klien
dengan DHF.
3. Bagi Masyarakat (keluarga/klien)
Di harapkan dapat menjadi masukan dan menambah wawasan
masyarakat pentingnya mengetahui tanda dan gejala DHF dan mendorong
masyarakat untuk berpartisipasi melakukan pemeriksaan, pencegahan dan
perawatan pada keluarga atau penderita DHF.
4. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan dapat menjadi referensi, evaluasi dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan khususnya bagi perawata dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada klien dengan DHF di Rumah
Sakit Undata Palu.
5. Bagi ilmu Pengetahuan
Diharapkan dapat memberi informasi yang bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan keperawatan maternitas khususnya
mengenai asuhan keperawatan pada klien dengan DHF
5. Metode Penulisan
Metode penulisan laporan seminar kasus kali ini memnggunakan
pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian data klien,
menentukan diagnosa keperawatan, membuat rencana tindakan, melakukan
implementasi, dan melakukan evaluasi. Pengumpulan data diperoleh melalui
tehnik sebagai berikut:
1. Wawancara.
Mengetahui perkembangan kesehatan klien dengan cara tanya jawab
langsung antara perawat, klien, dan keluarganya, untuk menumbuhkan
hubungan saling percaya antara klien dan perawat, sehingga dapat
memudahkan untuk dilakukan pengumpulan data.
2. Observasi.
Teknik ini dilakukan secara langsung untuk mengenali, mengamati, dan
memperoleh data tentang kesehatan klien yang mengalami DHF di ruang
Perawatan Catelia RSUD Undata Palu.
3. Pemeriksaan Fisik.
Pemeriksaan fisik ini dilakukan dengan cara keseluruhan dari kepala
sampai kaki dan prosedur pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi,
auskultasi, dan perkusi.
4. Studi Kepustakaan.
Pada penulisan laporan seminar kasus ini penulis menggunakan data-data
dan teori yang berhubungan isi kasus seminar ini, yang terdiri dari buku-
buku, ebook dan beberapa sumber lain yang menunjang isi laporan
seminar kasus ini.
5. Studi Dokumen.
Data yang diperoleh dari dokumentasi yang terdapat pada catatan
keperawatan klien seperti pencatatan medis, terapi dari dokter ataupun
langsung dari laporan perkembangan klien pada asuhan keperawatan
pasien.
BAB II
TINJAUAN TEORI

1. Konsep Medis
1. Definisi
Demam dengue / DF dan DBD atau DHF adalah penyakit infeksi
yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam,
nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopenia dan diathesis hemoragik (Sudoyo, 2015).
Penyakit DBD mempunyai perjalanan penyakit yang sangat cepat dan
sering menjadi fatal karena banyak pasien yang meninggal akibat
penanganan yang terlambat. Demam berdarah dengue (DBD) disebut juga
dengue hemoragic fever (DHF), dengue fever (DF), demam dengue,
dandengue shock sindrom (DDS) (Widoyono, 2016).
Sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa penyakit DHF adalah
penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus( arthro podborn virus ) dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus danAedes
Aegepty ) nyamuk aedes aegepty.

2. Anatomi fisiologi
Anatomi dan fisiologi yang berhubungan dengan penyakit DHF
adalah system sirkulasi.Systemsirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan
makanan dan oksigen dari traktus distivus dari paru-paru kesela-sela
tubuh.Selain itu, system sirkulasi merupakan sarana untuk membuang sisa-
sisa metabolism dari sel- sel ginjal, paru-paru dan kulit yang merupakan
tempat ekskresi pembuluh darah, dan darah.
a. Jantung
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung
merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan
susunannya sama dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya
menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita.
Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul
(pangkal jantung) dan disebut juga basis kordis.Disebelah bawah agak
runcing yang disebut apeks cordis. Letak jantung didalam rongga dada
sebelah depan, sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, diatas
diagfragma dan pangkalnya terdapat dibelakang kiri antara kosa V dan
VI dua jari dibawah papilla mamae. Pada tempat ini teraba adanya
denyut jantung yang disebut iktus kordis.Ukurannya lebih kurang
sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300
gram.
b. Pembuluh Darah
Pembuluh darah ada 3 yaitu :
1) Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang
membawa darah keseluruh bagian dan alat tubuh. Pembuluh darah
arteri yang paling besar yang keluar dari ventrikel sinistra disebut
aorta. Arteri ini mempunyai dinding yang kuat dan tebal tetapi
sifatnya elastic dan terdiri dari 3 lapisan.
Arteri yang paling besar didalam tubuh yaitu aorta dan arteri
pulmonalis, garis tengahnya kira-kira 1-3 cm. arteri ini mempunyai
cabang-cabang keseluruhan tubuh yang disebut arteriola yang
akhirnya akan menjadi pembuluh darah rambut (kapiler). Arteri
mendapat darah dari darah yang mengalir didalamnya tetapi hanya
untuk tunika intima.Sedangkan untuk lapisan lainnya mendapat
darah dari pembuluh darah yang disebut vasa vasorum.
2) Vena (pembuluh darah balik) merupakan pembuluh darah yang
membawa darah dari bagian/alat-alat tubuh masuk ke dalam
jantung. Tentang bentuk susunan dan juga pernafasan pembuluh
darah yang menguasai vena sama dengan pada arteri. Katup-katup
pada vena kebanyakan terdiri dari dua kelompok yang gunanya
untuk mencegah darah agar tidak kembali lagi. Vena-vena yang
ukurannya besar diantaranya vena kava dan vena pulmonalis. Vena
ini juga mempunyai cabang tang lebih kecil yang disebut venolus
yang selanjutnya menjadi kapiler.
3) kapiler (pembuluh darah rambut) merupakan pembuluh darah yang
sangat halus. Diameternya kira-kira 0,008 mm. Dindingnya terdiri
dari suatu lapisan endotel. Bagian tubuh yang tidak terdapat kapiler
yaitu; rambut, kuku, dan tulang rawan. Pembuluh darah
rambut/kapiler pada umumnya meliputi sel-sel jaringan. Oleh
karen itu dindingnya sangat tipis maka plasma dan zat makanan
mudah merembes ke cairan jaringan antar sel.
c. Darah
Darah adalah jaringan cair dan terdiri dari dua bagian: bagian cair
disebut plasma dan bagian padat disebut sel darah. Warna merah pada
darah keadaannya tidak tetap bergantung pada banyaknya oksigen dan
karbon dioksida didalamnya.Darah yang banyak mengandung karbon
dioksida warnanya merah tua.Adanya oksigen dalam darah diambil
dengan jalan bernafas dan zat ini sangat berguna pada peristiwa
pembakaran/metabolisme didalam tubuh.Pada tubuh yang sehat atau
orang dewasa terdapat darah seanyak kira-kira 1/3 dari berat badan atau
kira-kira 4 sampai 5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap
orang tidak sama, bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung
atau pembuluh darah.
     Fungsi darah:
1) Sebagai alat pengangkut
2) Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun
dalam tubuh dengan perantara leukosit dan antibody/ zat-zat racun.
3) Mengatur panas keseluruh tubuh (Hendarwanto, 2016).

3. Etiologi
Penyebab penyakit dengue hemoragic fever (DHF) atau demam berdarah
adalah virus dengue. Virus ini tergolong dalam family/suku/grup
flaviviridae yang dikenal ada 4 serotipe, dengue 1, dengue 2, dengue 3,
dengue 4, yang ditularkan melalui vector nyamuk aedes aegypti. Infeksi
dengan salah satu serotype akan menimbulkan antibody seumur hidup
terhadap serotype  bersangkutan. Tetapi tidak ada perlindungan terhadap
serotype lain (Wijaya,2015).
4. Patofisiologi
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
aegypty. Pertama-tama yang terjadi adalah viremia yang mengakibatkan
penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal
diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit (petekie),
hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti
pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati (Hepatomegali) dan
pembesaran limpa (Splenomegali).
Kemudian virus akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah
kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system
komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua
peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan
mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding kapiler
pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya perembesan plasma ke
ruang ekstra seluler.
Perembesan plasma ke ruang ekstra seluler mengakibatkan
berkurangnya volume plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi, dan
hipoproteinemia serta efusi dan renjatan (syok).Hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit > 20 %) menunjukkan atau menggambarkan
adanya kebocoran (perembesan) plasma sehingga nilai hematokrit menjadi
penting untuk patokan pemberian cairan intravena. Terjadinya
trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor
koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan faktor penyebab
terjadinya perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran gastrointestinal
pada DHF.
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler dibuktikan
dengan ditemukannya cairan yang tertimbun dalam rongga serosa yaitu
rongga peritoneum, pleura, dan pericard yang pada otopsi ternyata
melebihi cairan yang diberikan melalui infus. Setelah pemberian cairan
intravena, peningkatan jumlah trombosit menunjukkan kebocoran plasma
telah teratasi, sehingga pemberian cairan intravena harus dikurangi
kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadinya edema paru dan
gagal jantung, sebaliknya jika tidak mendapatkan cairan yang cukup,
penderita akan mengalami kekurangan cairan yang dapat mengakibatkan
kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami renjatan. Jika renjatan atau
hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoksia jaringan, metabolik
asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik. Gangguan
hemostasis pada DHF menyangkut 3 faktor yaitu : perubahan vaskuler,
trombositopenia dan gangguan koagulasi.
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan
mengalami keluhan dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit
kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, hiperemi ditenggorokan,
timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin muncul pada system
retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati
dan limpa. Ruam pada DHF disebabkan karena kongesti pembuluh darah
dibawah kulit.
Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit DHF ialah
meningginya permeabilitas dinding kapiler karena pelepasan zat
anafilaktosin, histamin dan serotonin serta aktivasi system kalikreain yang
berakibat ekstravasasi cairan intravaskuler.Hal ini berakibat berkurangnya
volume plasma, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia,
efusi dan renjatan.
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstravaskuler ibuktikan
dengan ditemukannya cairan dalam rongga serosa, yaitu dalam rongga
peritoneum, pleura dan perikard. Renjatan hipovolemik yang terjadi
sebagai akibat kehilangan plasma, bila tidak segera teratasi akan terjadi
anoxia jaringan, asidosis metabolic dan kematian. Sebab lain kematian
pada DHF adalah perdarahan hebat. Perdarahan umumnya dihubungkan
dengan trombositopenia, gangguan fungsi trombosit dan kelainan fungsi
trombosit. (Hendarwanto, 2016).
5. Pathway keperawatan Arbovirus ( melalui nyamuk
Aedes aegypti)

Beredar dalam aliran darah

Infeksi virus dengue

Mengaktifkan sistem komplemen

Membentuk dan melepaskan zat C3a, C5a

PGE2 hipotalamus

g3 termoregulator

Hipertermi

peningkatan reabsorbsi Na+ dan H20

peningkatan membran permeabilitas

agregasi trombosit kerusakan endotel pembuluh darah renjatan hipovolemik dan


hipotensi
trombositopeni merangsang dan mengaktivasi
faktor pembekuan
Kebocoran plasma
DIC

Resiko Perdarahan Perdarahan

Ketidakefektifan Pefusi
Jaringan Perifer

Asidosis metabolik Hipoksia

Resiko Syok Kekurangan Vol. ektravaskuler


Hipovolemik Cairan
paru-paru hepar abdomen

efusi pleura hepatomegali ascites

mual, muntah
Ketidakefektifan Pola penekanan intraabodmen
Napas Ketidakseimbangan
Nyeri Akut Nutrisi Kurang Dari
Kebutuhan Tubuh
6. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala yang timbul bervariasi berdasarkan derajat DHF, dengan masa
inkubasi antara 13-15 hari. Adapun tanda dan gejala menurut WHO dikutip dari Amin
& Hardi 2015, yaitu :
a. Demam tinggi mendadak dan terus menerus 2-7 hari
b. Manifestasi perdarahan, paling tidak terdapat uji tourniquet positif,seperti
perdarahan pada kulit (petekie, ekimosis. Epistaksis,Hematemesis, Hematuri, dan
melena)
c. Pembesaran hati (sudah dapat diraba sejak permulaan sakit)
d. Syok yang ditandai dengan nadi lemah, cepat disertai tekanan darahmenurun
(tekanan sistolik menjadi 80 mmHg atau kurang dan diastolic 20 mmHg atau
kurang) disertai kulit yang teraba dingin dan lembabterutama pada ujung hidung,
jari dan kaki, penderita gelisah timbulsianosis disekitar mulut.
Adapun gambaran klinis lain yang tidak khas dan biasa dijumpai pada
penderita DHF adalah :
a. Keluhan pada saluran pernafasan seperti batuk, pilek, sakit waktumenelan.
b. Keluhan pada saluran pencernaan: mual, muntah, anoreksia, diare,konstipasi.
c. Keluhan sistem tubuh yang lain: nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot,tulang dan
sendi, nyeri otot abdomen, nyeri ulu hati, pegal-pegal padasaluran tubuh dll.
d. Temuan-temuan laboratorium yang mendukung adalah thrombocytopenia (kurang
atau sama dengan 100.000 mm) dan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit
lebih atau sama dengan 20 %). (Padila. 2013)

7. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium:
a. Trombosit menurun
b. Hematokrit meningkat 20% atau lebih
c. Leukosit menurun pada hari kedua dan ketiga
d. Kadar albumin menurun dan bersifat sementara
e. Hipoproteinemia( Protein darah rendah )

15
Uji torniquit: caranya diukur tekanan darah kemudian diklem antara tekanan systole
dan diastole selama 10 menit untuk dewasa dan 3-5 menit untuk anak-anak. Positif
ada butir-butir merah (petechie) kurang 20 pada diameter 2,5 inchi (Hendarwanto,
2016).

8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut :
a. Tirah baring atau istirahat baring.
b. Diet, makan lunak.
c. Minum banyak (2-2,5 liter /24 jam) dapat berupa jus, susu, sirup, teh manis dan
beri penderita oralit.
d. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam dan jika kondisi pasien memburuk observasi
ketat tiap jam.
e. Periksa Hb, Ht dan trombosit tiap hari.
f. Obat antipiretik atau kompres hangat diberikan apabila diperlukan untuk
menurunkan suhu menjadi < 39o C, dianjurkan pemberian parasetamol, asetosial
/salisilat tidak dianjurkan (indikasi kontra) karena dapat menyebabkan gastritis,
perdarahan atau asidosis.
g. Pada pasien dewasa, analgetik atau sedative ringan kadang-kadang diperlukan
untuk mengurangi sakit kepala, nyeri otot atau nyeri sendi.
h. Bila timbul kejang dapat diberikan diazepam (kolaborasi dengan dokter).
i. Pemberianterapicairanmelaluiinfus.Pemberian cairan intra vena ( biasanya
diberikan ringer lactat, nacl ) ringer lactate merupakan cairan intra vena yg paling
sering digunakan , mengandung Na + 130 mEq/liter , K+ 4 mEq/liter, korekter
basa 28 mEq/liter , Cl 109 mEq/liter dan Ca = 3 mEq/liter. (Effendi, 2015)
9. Komplikasi
Komplikasi DHF adalah :
a. Perdarahan
Perdarahan pada DHF disebabkan adanya perubahan vaskuler,penurunan jumlah
trombosit (trombositopenia) <100.000 /mm³ dankoagulopati, trombositopenia,

16
dihubungkan dengan meningkatnyamegakoriosit muda dalam sumsum tulang dan
pendeknya masa hiduptrombosit. Tendensi perdarahan terlihat pada uji tourniquet
positif, ptekie, purpura, ekimosis, dan perdarahan saluran cerna, hematemesis dan
melena.
b. Kegagalan sirkulasi
DSS (Dengue Syok Sindrom) biasanya terjadi sesudah hari ke2–7, disebabkan oleh
peningkatan permeabilitas vaskuler sehingga terjadikebocoran plasma, efusi cairan
serosa ke rongga pleura dan peritoneum,hipoproteinemia, hemokonsentrasi dan
hipovolemi yang mengakibatkan berkurangnya aliran balik vena (venous return),
prelod, miokardiumvolume sekuncup dan curah jantung, sehingga terjadi disfungsi
atau kegagalan sirkulasi dan penurunan sirkulasi jaringan.DSS juga disertai
dengan kegagalan hemostasis mengakibatkanperfusi miokard dan curah jantung
menurun, sirkulasi darah terganggudan terjadi iskemia jaringan dan kerusakan
fungsi sel secara progresifdan irreversibel, terjadi kerusakan sel dan organ
sehingga pasien akanmeninggal dalam 12-24 jam.
c. Hepatomegali
Hati umumnya membesar dengan perlemahan yang berhubungan dengan nekrosis
karena perdarahan, yang terjadi pada lobulus hati dan selsel kapiler.Terkadang
tampak sel netrofil dan limposit yang lebih besardan lebih banyak dikarenakan
adanya reaksi atau kompleks virus antibody.
d. Efusi pleura
Efusi pleura karena adanya kebocoran plasma yangmengakibatkan ekstravasasi
aliran intravaskuler sel hal tersebut dapatdibuktikan dengan adanya cairan dalam
rongga pleura bila terjadi efusipleura akan terjadi dispnea, sesak napas (Effendi,
2015)

17
A. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Biodata
Identitas klien meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, suku/bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian,
diagnose medis.
b. Keluhan utama
meliputi alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien DHF saat dating ke
rumah sakit.
c. Riwayat penyakit sekarang
Demam mendadak selama 2-7 hari dan kemudian demam turun dengan tanda-
tanda lemah. ujung-ujung jari, telinga dan hidung teraba dingin dam lembab,
demam disertai lemah, nafsu makan berkurang, muntah, nyeri pada anggota badan,
kepala dan perut serta nyeri ulu hati.
d. Riwayat penyakit dahulu
Ada kemungkinan penderita yang pernah terjangkit penyakit DHF bisa berulang
lagi.Tetapi penyakit ini tidak ada hubungannya dengan penyakit yang di derita
dahulu.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit DHF bias dibawa oleh nyamuk jadi jika dalam suatu keluarga ada yang
menderita penyakit ini, kemungkinan untuk tertular besar.
f. Riwayat kesehatan lingkungan
Daerah atau tempat yang sering dijadikan tempat nyamuk ini adalah lingkungan
yang kurang pencahayaan dan sinar matahari dan banyak genangan air.
g. Pola persepsi fungsional kesehatan
1) Pola Nutrisi dan Metabolik
Gejala : Penurunan nafsu makan, mual muntah, haus, sakit saatmenelan.
Tanda : Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor, nyeritekan pada
ulu hati.
2) Pola eliminasi

18
Tanda : Konstipasi, penurunan berkemih, melena, hematuri, (tahaplanjut).
3) Pola aktifitas dan latihan
Gejala : Keluhan lemah
Tanda : Dispnea, pola nafas tidak efektif, karena efusi pleura.
4) Pola istirahat dan tidur
Gejala : Kelelahan, kesulitan tidur, karena demam/ panas/ menggigil.
Tanda : Nadi cepat dan lemah, dispnea, sesak karena efusi pleura, nyeri
epigastrik, nyeri otot/ sendi.
5) Pola persepsi sensori dan kognitif
Gejala : Nyeri ulu hati, nyeri otot/ sendi, pegal-pegal seluruh tubuh.
Tanda : Cemas dan gelisah.
6) Persepsi diri dan konsep diri
Tanda : Ansietas, ketakutan, gelisah.
7) Sirkulasi
Gejala : Sakit kepala/ pusing, gelisah
Tanda : Nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstremitas dingin,
dispnea,perdarahan nyata (kulit epistaksis, melena hematuri),peningkatan
hematokrit 20% atau lebih, trombosit kurangdari 100.000/mm.
8) Keamanan
Gejala : Adanya penurunan imunitas tubuh, karena hipoproteinemia.
9) Kebersihan
upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri danlingkungan cenderung
kurang terutama untukmembersihkan tempat sarang nyamuk aedes aegypti.
(Padila. 2013).

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang sering muncul berdasarkan NANDA 2018 :
a. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue

19
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
c. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler ke
ekstravaskuler
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan berkurang
e. Resiko syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan
f. Resiko perdarahan berhubungan dengan penurunan faktor-faktor pembekuan darah
(trombositopenia)
3. INTERVENSI

No Diagnosa NOC NIC


1 Hipertermi b/d NOC : NIC :
proses infeksi virus Thermoregulation Fever treatment :
dengue Kriteria Hasil : 1. Monitor suhu sesering
1. Suhu tubuh dalam mungkin
rentang normal 2.  Monitor IWL
2. Nadi dan RR 3. Monitor warna dan suhu
dalam rentang kulit
normal 4. Monitor tekanan darah,
3. Tidak ada nadi dan RR
perubahan warna 5. Monitor penurunan
kulit dan tidak ada tingkat kesadaran
pusing, merasa 6. Monitor WBC, Hb, dan
nyaman Hct
7. Berikan anti piretik
8. Selimuti pasien
9. Berikan cairan intravena
10. Kompres pasien pada
lipat paha dan aksila
Temperature regulation
11. Monitor suhu minimal

20
tiap 2 jam
12. Monitor tanda-tanda
hipertermi dan hipotermi
13. Tingkatkan intake cairan
dan nutrisi
14. Berikan anti piretik jika
perlu
Vital sign Monitoring
15. Monitor TD, nadi, suhu,
dan RR

2 Nyeri berhubungan NOC : NIC :


dengan agen cedera v   pain level, Pain Management
biologis v   pain control, 1. Lakukan pengkajian nyeri
v   comfort level secara komprehensif
Kriteria Hasil : termasuk lokasi,
1. Mampu karakteristik, durasi,
mengontrol nyeri frekuensi, kualitas dan
(tahu penyebab faktor presipitasi
nyeri) 2. Observasi reaksi
2. Melaporkan bahwa nonverbal dari
nyeri berkurang ketidaknyamanan
dengan 3. Kurangi faktor presipitasi
menggunakan nyeri
manajemen nyeri 4. Pilih dan lakukan
3. Mampu mengenali penanganan nyeri
nyeri (skala, (farmakologi, non
intensitas, farmakologi dan inter
frekuensi dan personal)

21
tanda nyeri) 5. Kaji tipe dan sumber
4. Menyatakan rasa nyeri untuk menentukan
nyaman setelah intervensi
nyeri berkurang 6. Ajarkan tentang teknik
5. TTV dalam batas non farmakologi
normal 7. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
8. Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
9. Tingkatkan istirahat
Analgesic Administration
1. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat
2. Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari analgesik
ketika pemberian lebih
dari satu
5. Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara
teratur
6. Monitor vital sign
sebelum dan sesudah

22
pemberian analgesik
pertama kali
7. Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)

3 Ketidakseimbangan NOC : NIC :


nutrisi kurang dari v   Nutritional Status : Nutrition Management
kebutuhan tubuh b/d  food and Fluid Intake 1. Kaji adanya alergi
intake nutrisi yang Kriteria Hasil : makanan
tidak adekuat akibat 1. Adanya 2. Kolaborasi dengan ahli
mual dan nafsu peningkatan berat gizi untuk menentukan
makan yang badan sesuai jumlah kalori dan nutrisi
menurun dengan tujuan yang dibutuhkan pasien
2. Berat badan ideal 3. Anjurkan pasien untuk
sesuai dengan meningkatkan protein dan
tujuan vitamin C
3. Mampu 4. Yakinkan diet yang
mengidentifikasi dimakan mengandung
kebutuhan nutrisi tinggi serat untuk
4. Tidak ada tanda- mencegah konstipasi
tanda malnutrisi 5. Ajarkan pasien
5. Tidak terjadi bagaimana membuat
penurunan berat catatan makanan harian
badan yang berarti 6. Monitor jumlah nutrisi
v   dan kandungan kalori
7. Kaji kemampuan pasien

23
untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
1. BB pasien dalam batas
normal
2. Monitor adanya
penurunan berat badan
3. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
4. Monitor turgor kulit
5. Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
6. Monitor mual dan muntah
7. Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan
kadar Ht
8. Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
9. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral
10. Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
4 Resiko Syok 1. Monitor Keadaan 1. Untuk Memonitor
Hypolemik Umum Pasien Kondisi Pasien Selama
Berhubungan Perawatan Terutama Saat

24
Dengan Dengan 2. Observasi Vital Terjadi Perdarahan.
Perdarahan Yang Sign Setiap 3 Jam Perawat Segera
Berlebihan, Atau Lebih Mengetahui Tanda-Tanda
Pindahnya Cairan 3. Jelaskan Pada Persyok/Syok
Intravaskuler Ke Pasien Dan 2. Perawat Harus Terus
Ekstravaskuler Keluarga Tanda Mengobservasi Vital Sing
Perdarahan, Dan Untuk Memastikan Tidak
Segera Laporkan Terjadi Persyok/Syok
Jika Terjadi 3. Dengan Melibatkan
Perdarahan Pasien Dan Keluarga
4. Pemberian Cairan Maka Tanda-Tanda
Intravena Perdarahan Dapat Segera
5. Pemberian Hb, Diketahui Dan Tindakan
Pcv, Trombo Yang Cepat Segera
Diberikan
4. Cairan Intavena
Diperlukan Untuk
Mengatasi Kehilangan
Cairan Tubuh Secara
Hebat
5. Untuk Mengetahui
Tingkat Kebocoran
Pembulu Darah Yang
Dialami Pasien Dan
Untuk Acuan Melakukan
Tindakan Lebih Lanjut
5 Defisien Volume 1. Awasi Vital Sign 1. Vital Sign Membantu
Cairan Berhubungan Tiap 3 Jam/Lebih Mengidentifikasi
Dengan Pindahnya Sering Fluktuasi Cairan
Cairan Intravaskuler 2. Observasi Intravaskuler

25
Ke Ekstravaskuler Capillary Refill 2. Indikasi Keadekuatan
3. Intake Dan Output. Sirkulasi Perifer
Catat Warna 3. Penurunan Haluaran
Urine/Konsentrasi, Urine Pekat Dengan
Bj Peningkatan Bj Diduga
4. Anjurkan Untuk Dehidrasi
Minum 1500-200 4. Untuk Memenuhi Cairan
Ml/Hari (Sesuai Tubuh Peroral
Toleransi) 5. Dapat Meningkatkan
5. Pemberian Cairan Cairan Tubuh, Untuk
Intravena Mencegah Terjadinya
Hypovolemic Syok

6 Resiko Terjadi 1. Monitor Tanda- 1. Penurunan Trombosit


Perdarahan Tanda Penurunan Merupakan Tanda
Berhubungan Trombosit Yang Adanya Kebocoran
Dengan Penurunan Disertai Tanda Pembuluh Darah Yang
Faktor-Faktor Klinis Pada Tahap Tertentu
Pembekuan Darah 2. Monitor Trombosit Dapat Menimbulkan
(Trombositopeni) Tiap Hari Tanda-Tanda Klinis
3. Anjurkan Pasien Seperti Epistaksis, Ptike
Untuk Banyak 2. Dengan Trombosit Yang
Istirahat (Bedrest) Dipantau Tiap Hari,
4. Berikan Penjelasan Dapat Diketahui Tingkat
Pada Pasien Dan Kebocoran Pembuluh
Keluarga Untuk Darah Dan Kemungkinan
Melaporkan Jika Perdarahan Yang
Ada Tanda Dialami Pasien
Perdarahan, Seperti 3. Aktivitas Pasien Yang
Hematemesis, Tidak Terkontrol Dapat

26
Melena, Epistaksis Menyebabkan Terjadinya
Perdarahan
4. Keterlibatan Pasien Dan
Keluarga Dapat
Membantu Untuk
Penanganan Dini Bila
Terjadi Perdarahan

27
BAB III
TINJAUAN KASUS

1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK


I. BIODATA
A. Identitas Klien
Nama/nama panggilan : An. P
Usia : 6 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan :-
Alamat : Tawaeli
Tgl masuk : 09-06-2-2021 Jam 10:00
Tgl pengkajian : 09-06-2021
Diagnosa medis : DHF

B. Identitas orang tua


1. Ayah
Nama : Tn. I
Umur : 35 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Agama : Islam
Alamat : Tawaeli
2. Ibu
Nama : Ny. C
Umur : 39 tahun
Pendidikan :-
Pekerjaan : Guru
Agama : Islam
Alamat : Tawaeli

28
C. Indentitas Saudara Kandung (klien anak tunggal)

No Nama Umur Hubungan Keterangan


1 An. P 14 Tahun Anak pertama Sehat
2 An. I 3 Bulan Anak ketiga sehat

II. RIWAYAT KESEHATAN


A. Riwayat Kesehatan Sekarang
- Keluhan utama saat masuk RS : Kejang
- Riwayat keluhan utama saat masuk RS :
Ibu klien mengatakan klien demam tinggi dibawa ke RS Madani selama 3 hari
setelah itu klien demam dan disertai kejang panas klien tidak turun klien dirujuk ke Rs
Undata ibu klien mengatakan klien demam dan disertai kejang.
- Keluhan saat dikaji :
Ibu klien mengatakan klien demam dan sesak serta merasa lemas dan tidur terus
- Riwayat keluhan saat dikaji :
Ibu klien mengatakan badan anaknya masih panas dan lemas serta tidak ma mkan,
sulit menelan makanan serta bab klien mencret.

B. Riwayat Kesehatan Lalu


1. Perenatal Care
a. Keluhan selama hamil yang dirasakan ibu
Ibu klien mengatakan selama hamil tidak mengalamimasalah dan pemeriksaan
kehamilan rutin dilakukan ke Pelayanan Kesehatan terdekat. Ibu mengalami
ngidam (muntah-muntah saat hamil), ada kenaikan BB saat hamil.
b. Imunisasi TT
Ibu klien mengatakan mendapat imunisasi TT sebanyak 2 kali.
2. Natal
a. Jenis persalinan : Prematur ( 6 bulan )
b. Tempat melahirkan : puskesmas
c. Penolong persalinan : Bidan
d. Komplikasi yang dialami ibu pada saat dan setelah melahirkan :
Ibu klien mengatakan tidak mengalami komplikasi pada saat melahirkan dan
setelah melahirkan.
3. Post Natal
a. Kondisi bayi : Bayi lahir langsung menangis, BB: 1,8 kg PB: Tidak diingat.
b. Anak pada saat lahir tidal mengalami kelainan kongenital.

29
c. Klien pernah jatuh dari ayunan pada umur 3 bulan

C. Riwayat Kesehatan Keluarga : Genogram

X X

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

X : Meninggal

……. : Tinggal serumah

: Klien

III. RIWAYAT IMUNISASI

No Jenis Imunisasi Waktu Frekuensi Reaksi Setelah


Pemberian Pemberian
1 BCG Bayi 1 bulan 1x Setiap kali setelah
2 DPT (I,II,III) Usia 2,3,4 bulan 3x pemberian
3 Polio (I,II,III,IV) Usia 2,3,4 bulan 4x imunisasi, klien
4 Campak Usia 9 bulan 1x langsung demam
5 Hepatitis Usia 2 bulan 2x
dan ada bekas
bengkak

IV. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG

30
A. Pertumbuhan Fisik
1. BB : 1,9 kg
2. PB :-
3. Waktu tumbuh gigi : Ibu klien menatakan bahwa anaknya tumbuh gigi pertama
pada usia 8 bulan
B. Perkembangan tiap tahap
Usia anak saat ini : 6 tahun
1. Berguling :-
2. Duduk : 9 bulan
3. Merangkak : 9 bulan
4. Berdiri : 1 tahun
5. Berjalan : 1 tahun
6. Senyum pertama kali : 3 bulan
7. Bicara pertama kali : Usia 6 bulan mengatakan “mama”

V. RIWAYAT NUTRISI
A. Pemberian ASI : Ibu klien mengatakan bahwa sejak lahir hingga sebelum klien sakit
selalu diberikan asi
B. Pemberian susu formula : Ibu mengatakan bahwa sejak lahir tidal memberikan susu
formula pada anaknya.
C. Pola perubahan nutrisi

No Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian


1 2 Bulan Sun (bubur instan) Kurang lebih 3 bulan
2 5 Bulan Bubur saring Kurang lebih 7 bulan
3 1 Tahun Nasi dan sayur Hingga sebelum sakit

VI. RIWAYAT PSIKOSOSIAL


Klien tinggal bersama ayah, ibu, dan kedua saudaranya. Hubungan dengan
lingkungan sekitar rumah baik.

VII. RIWAYAT SPIRITUAL


Keluarga klien saling mendukung dalam hal mengasuh, merawat dan ekonomi.
Ibu klien mengatakan tidal aktif dalam kegiatan keagamaan.

VIII. AKTIFITAS SEHARI-HARI


A. Nutrisi

Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit


1. Selara makan Baik Tidak ada

31
2. Frekuensi makan 3x sehari 3x sehari
3. Cara makan Makan sendiri Hanya 1 sendok saja

B. Cairan

Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit


1. Jenis minuman Air putih, the Air putih, susu formula
2. Frekuensi minuman Setiap haus Setiap 30 menit
3. Cara pemenuhan Minum dari gelas Diberi 1 – 2 sendok

C. Eliminasi (BAB & BAK)

Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit


1. Tempat Langsung ketoilet Popok bayi
pembuangan
2. Frekuensi BAB : 2x sehari, BAB : 1x sehari
BAK : 3x sehari BAK : 3x sehari
3. Konsistensi Baik, tidak ada BAB : BAB cair
masalah

D. Istirahat Tidur

Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit


1. Jam tidur
- Siang 11:00 - 14:00 Tidur sepanjang hari
- Malam 21:00 - Pagi Tidak teratur
2. Pola tidur Teratur Tidak teratur
3. Kebiasaan Berdoa Tidal ada

E. Personal Hygiene

Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit


1. Mandi
- Cara Mandi Dilap oleh ibunya
sendiri/dimandikan
- Frekuensi 2x sehari/pagi, sore 1x sehari/pagi
- Alat mandi Sabun, sampo Air hangat
2. Cuci rambut
- Frekuensi 2x sehari Setiap pagi
- Cara Dicucikan ibunya Dilap dengan kain
3. Gunting kuku Ketika sudah panjang Belum pernah
4. Gosok gigi

32
- Frekuensi 2x sehari Belum pernah
- Cara Gosok gigi sendiri Belum pernah

F. Aktivitas/Mobilisasi Fisik

Kondisi Sebelm Sakit Saat Sakit


1. Kegiatan sehari- Bermain bersama Hanya terbaring
hari teman
2. Penggunaan alat Tidal menggunakan
bantu aktivitas alat bantu
3. Kesulitan gerak Aktifitas bermain Tidal bisa bergerak
pada tubuh

IX. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan Umum : GCS :14 E : 4 M : 5 V:5
2. Kesadaran : compesmentis
3. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 80/60
b. Denyut nadi : 92x/menit
c. Suhu : 38,20C
d. Pernapasan : 28x/menit
4. Berat badan :-
5. Tinggi badan :-
a. LLA :-
b. LK :-
c. LD :-
d. LP :-
6. Kepala
- Inspeksi
Keadaan rambut dan hygiene kepala
a. Warna rambut : Hitam
b. Penyebaran : Merata
c. Mudah rontok : Tidal mudah rontok
d. Kebersihan rambut : Bersih
- Palpasi
Benjolan : Tidak ada benjolan dikepala
Nyeri tekan : Tidak ada
Tekstur rambut : Halus
7. Muka
- Inspeksi

33
Bentuk muka simetris, bentuk wajah oval, tidak ada gerakan abnormal
- Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
8. Mata
- Inspeksi
a. Palpebral : Tidak ada edema dan radang
b. Sclera : Tidak icterus
c. Konjungtiva : Tidak ada radang dan anemis
d. Pupil : Isokor
e. Posisi mata : Simetris kiri dan kanan
f. Penutupan kelopak mata : Spontan
g. Keadaan bulu mata : Bulu mata lentik
h. Penglihatan : Tidak ada respon saat diberi rangsangan cahaya
- Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada area mata
9. Hidung dan sinus
- Inspeksi
a. Posisi hidung : Hidung berada pada posisi semestinya
b. Bentuk hidung : Simetris antara lubang hidung kiri dan kanan
c. Septum : Septum hidung tidal miring atau bengkak
d. Secret/cairan : Tidak ada secret/cairan
e. Data lain : Terpasang nasogastric (NGT) pada lubang hidung sebelah kiri
10. Telinga
- Inspeksi
a. Posisi telinga : Telinga kiri dan kanan simetris
b. Ukuran/bentuk telinga : Bentuk telinga normal
c. Aurikel :
d. Lubang telinga : Lubang telinga bersih, tidak nampak secret
e. Pemakaian alat bantu : Tidak menggunakan alat bantu pendengaran
- Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan pada daerah telinga
11. Mulut
- Inspeksi
a. Gigi : Gigi sudah tumbuh, ada dua gigi bagian bawah, dibagian atas ada 4 gigi,
3 bagian depan dan 1 bagian belakang
b. Gusi : Tidak ada peradangan pada gigi
c. Lidah : Lidah tidal kotor
d. Bibir : Tidak syanosis, tidak pucat, tidak basah, dan tidal berbau. Kemampuan
bicara tidak ada, tidal ada respon jika diajak bicara.\

34
12. Tenggorokan
- Palpasi
Nyeri tekan tidal ada, kemampuan menelan kurang, kemampuan menelan dan
mengunyah sangat lemah. Pasien menggunakan NGT untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi makanan/minuman.
13. Leher
- Inspeksi
Tidak ada pembesaran pada kelenjar thyroid.
- Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada leher, kaku kuduk (+)
14. Thorax dan pernapasan
- Inspeksi
a. Bentuk dada : Simetris
b. Irama pernapasan : Reguler
c. Pengembangan diwaktu bernapas : Tidak Nampak rektrasi dada
d. Tipe pernapasan : Normal
- Palpasi
Tidak ada nyeri tekan dan tidak terdapat massa atau benjolan
- Auskultasi
Suara napas vesikuler
- Perfusi
Nyeri tekan tidak ada
15. Jantung
Tidak terdengar bunyi jantung tambahan
16. Abdomen
Perut datar, tidak distensi, tidak ada nyeri tekan, peristaltic (+).
17. Genetalia dan anus : Tidak ada haemorroid
18. Ekstremitas
Ekstremitas atas :
- Pergerakan kanan/kiri : kedua ekstremitas atas dan bawah mampu bergerak
dengan normal.

5 5
5 5
- Pergerakan abnormal : Tidak ada
Ekstremitas bawah :

35
- Motorik : Klien hanya berbaring ditempat tidur
- Refleks : Babinzky (+)
- Sensori : Rangsangan nyeri (+) tetapi lemah.

19. Skala Neurologis


Saraf-saraf kranial
a. Nervus I (Olfactorius) : Penghidu : Fungsi penciuman sulit dikaji.
b. Nervus II (Opticus) : Penglihatan : Refleks pupil terhadap cahaya (+)
c. Nervus III,IV,VI (Oculomotorius, Trochlearis, Abducens)
- Konstriksi pupil : Bisa bereaksi jika diberi rangsangan cahaya.
- Gerakan bola mata : Bola mata bisa digerakan
- Pergerakan mata kebawah & dalam : Klien bisa menatap mata dengan spontan.
d. Nervus V (Trigeminus)
- Sensibilitas/sensori : Klien tidal bisa membuka rahang dengan perintah.
- Refleks dagu : Tidak ada
- Refleks cornea : Tidak dilakukan
e. Nervus VII (Facialis)
- Gerakan mimik : Anak tidal tersenyum ketika diajak tersenyum
- Pengecapan 2/3 lidah bagian depan : Tidak diuji
f. Nervus VIII (Acusticus)
Fungsi pendengaran : Kadang mengedipkan mata ketika diajak berbicara.
g. Nervus IX dan X (Glosopharingeus dan Vagus)
- Refleks menelan : Lemah
- Refleks muntah : (+)
- Pengecapan 1/3 lidah bagian belakang : Tidak dikaji
- Suara : Tidal ada suara saat dilakukan pengkajian, klien belum bisa
mengucapkan kata-kata.
h. Nervus XI (Assesorius)
- Klien belum bisa memalingkan kepala ke kiri dan kekanan, kaku kuduk pada
leher.
- Mengangkat bahu : Klien belum bisa mengangkat bahu tanpa bantuan.
i. Nervus XII (Hypoglossus)
- Deviasi lidah : Tidal terlihat adanya hemor dilidah.
Tanda- tanda perangsangan pada selaput otak
a. Kaku kuduk : Ada tahanan pada kepala bila difleksi kearah dada, kaku kuduk (+)
b. Kernig sign : (+) ada tekanan pada saat tungkai bawah difleksikan.
c. Refleks brudzinski : (+) terdapat fleksi plantar pada saat dilakukan refleks
hammer.

36
X. TEST DIAGNOSTIK
1. Hematulogi Tgl 26/3/2021

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


WBC 5,57% 10ˆ 3/μl 3,8 – 10,6
HGB 14,2 g/dl 13,2 – 17,3
PLT 111 10ˆ 3/μl 150 – 440
HCT 43,1 % 40 - 52

XI. TERAPI SAAT INI


- IVFD RL 250 cc/hari (8 tpm)
- Ambacin 350 mg/12 jam/IV
- Gentamicyn 40 mg/12 jam/IV
- Dexamethasone 2,5 mg/24 jam/IV
- Paracetamol 100 mg/8 jam/IV
- Omeprazole
- Metronidazole

Patway kasus

Arbovirus ( melalui nyamuk


Aedes aegypti)

Beredar dalam aliran darah

Infeksi virus dengue

Mengaktifkan sistem komplemen

Membentuk dan melepaskan zat C3a, C5a

PGE2 hipotalamus

g3 termoregulator
peningkatan reabsorbsi Na+ dan H20
Hipertermi

peningkatan membran permeabilitas

renjatan hipovolemik dan hipotensi

Kebocoran plasma

37
Kekurangan Vol.
Cairan

Pengumpulan data

- Ibu klien mengatakan badan anaknya panas dan demam


- S : 38,2 ⁰C
- Akral hangat
- Ibu klien mengatakan BAB klien hangat
- Anak terbaring lemah
- Tugor kulit jelek
-

Klasifikasi Data

Data Subjektif

- Ibu klien mengatakan badan anaknya panas dan demam

- Ibu klien mengatakan BAB klien cair

Data Objektif

- S : 38,2 ⁰C
- Akral hangat
- Anak terbaring lemah

- Tugor kulit jelek

Analisa data

No Data Etiologi Masalah


1 Ds : infeksi virus Hipertermia
- Ibu klien mengatakan dengue
badan anaknya panas dan
demam

Do :
- S : 38,2 ⁰C
- Akral hangat
2 Ds : Perpindahan Kekurangan

38
- Ibu klien mengatakan cairan volume cairan
BAB klien cair intravaskuler
Do :
- Anak terbaring lemah
- Tugor kulit jelek

Diagnosa Keperawatan berdasarkan Prioritas

1. Hipertermi berhubungan dengan infeksi virus dengue dibuktikan dengan :

Ds : Ibu klien mengatakan badan anaknya panas


Do :
- S : 38,2 ⁰c
- Akral Hangat

2. Defisien Volume Cairan Berhubungan Dengan Pindahnya Cairan Intravaskuler Ke


Ekstravaskuler :

Ds :
- Ibu klien mengatakan BAB klien cair
Do :
- Anak terbaring lemah
- Tugor kulit jelek

39
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional Tanggal/ Implementasi Evaluasi
Keperawatan Kriteria Hasil jam
1 Hipertermi Setelah Manajemen 1. Pemeriksaa 9/6/2021 1. Menghitung D/S
B/D penyakit dilakukan Hipertermia n D/P suhu tubuh 18.00
tindakan Observasi fisik tanda 09.00 klien S:
keperawatan 1. Hitung vital adalah O: - Ibu klien
selama 3x24 jam suhu tubuh pengukura - S : 37,9 ‘C mengatakan
maka klien n fungsi TD: 80/60 badan
termoregulasi Terapeutik tubuh yang N : 28x/m anaknya
membaik 2. Lakukan paling masih terasa
dengan kreteria pendingina mendasar. hangat
hasil : n eksternal 2. air hangat 2. Melakukan - Ibu klien
- Nadi : 80- ( kompres dapat pendinginan mengatakan
120 x/menit hangat) membuka eksternal panas
- RR : 20-40 Edukasi pori-pori, ( kompres badannya
x/menit 3. Anjurkan sehingga hangat ) mulai
- Suhu : 36,5 – pasien panas pada S: menurun
37,5⁰c mengunaka tubuh bisa - Ibu klien setelah di
- Akral tidak n pakaian keluar mengatakan berikan obat
hangat yang lewat pori- bdan anaknya penurun
longgar pori msh terasa panas
Kolaborasi tersebut. hangat
4. pemberian Penggunaa O:
antipiretik n air 3. Mengajurkan - Akral masih
hangat juga pasien terasa
berguna mengunakan hangat

40
untuk pakaian yang - S : 37.6⁰c
merangsan longgar
g tubuh O: A:
agar - Akral hangat - Masalah
menurunka Hipertermi
n kontrol 4. Mengkolaborasi belum
pengatur pemberian teratasi
suhu tubuh antipiretik
lagi Paracetamol P:
3. proses 100mg/8j/IV - Lanjutkan
hilangnya S: intervensi :
panas akan - Ibu klien Manajemen
terhalangi mengatakan Hipertermia
oleh panas badan Observasi
pakaian anaknya mulai 1. Hitung suhu
tebal dan berkurang tubuh klien
tidak dapat Terapeutik
menyerap 2. Lakukan
keringat pendinginan
4. pemberian eksternal
antipiretik ( kompres
menghamb hangat)
at panas Kolaborasi
pda 4. pemberian
hipothalam antipiretik
us

41
2 Defisien Setelah 1.Awasi Vital 1. Vital Sign 9/6/2021 1. Mengawasi vital D/S
Volume Cairan dilakukan Sign Tiap 3 Membantu D/P sign 18.00
Berhubungan tindakan 09.00 S: S:
Jam/Lebih Mengidenti
Dengan keperawatan - Ibu klien - Ibu klien
Pindahnya selama 3x24 jam Sering fikasi mengatakan mengatakan
Cairan maka mobilitas 2. Observasi Fluktuasi anaknya masih anaknya
Intravaskuler fisik meningkat lemas masih
CapillaryRefill Cairan
dengan kreteria O: lemas
hasil : 3.Intake Dan Intravaskul - S : 37,9 ‘C - Ibu klien
- Klien Output. Catat er TD: 80/60 mengatakan
terpenuhi N : 28x/m mengatakan
Warna,Urine/ 2. Indikasi
kebutuhan selalu
cairannya Konsentrasi, Keadekuata 2. Mengobservasi memberikan
- Tugor kulit Bj n Sirkulasi capilarry refill anaknya
membaik 4. Anjurkan Perifer O: minum
- Tugor kulit setiap 30
Untuk 3.Penurunan jelek menit
Minum Haluaran - Crt < 2 dtk
1500-200 Urine Pekat O:
3. melnganjurkan - S : 37,5 ‘C
Ml/Hari Dengan
minum 1500 TD: 100/60
(Sesuai Peningkata 2000 ml/hari N : 28x/m
Toleransi) n Bj S: - Klien
- Ibu klien terlihat
5. Pemberian Diduga
menagatakan lemah
Cairan Dehidrasi memberikan - Tugor kulit

42
Intravena 4. Untuk anaknya jelek
- Memenuhi minum setiap - Crt < 2 dtk
30 menit
Cairan
A:
Tubuh 4. Memberikan - Masalah
Peroral cairan intravena defisiensi
S: cairan belum
5.Dapat
Terpasang infur teratasi
Meningkatkan RL
Cairan P:
- Lanjutkan
Tubuh,
intervensi :
Untuk Dukungan
Mencegah Mobilisasi
Terjadinya Observasi
Awasi Vital Sign
Hypovolem
Tiap 3
ic Syok
Jam/Lebih
Sering
2. Observasi
CapillaryRefill
3.Intake Dan
Output. Catat

43
Warna,Urine/Ko
nsentrasi, Bj

1 Hipertermi Setelah Manajemen 10/6/202 1. Menghitung D/S


B/D penyakit dilakukan Hipertermia 1 suhu tubuh 18.00
tindakan 1. Hitung D/P klien S:
keperawatan suhu tubuh 09.00 O: - Ibu klien
selama 3x24 jam klien - S : 37,4 ‘C mengatakan
maka 2. Lakukan TD: 100/70 anaknya
termoregulasi pendingina N : 87x/m sudah di
membaik n eksternal kompres
dengan kreteria ( kompres - Ibu klien
hasil : hangat) 2. Melakukan mengatakan
- Nadi : 80- 4. Kolaborasi pendinginan panas badan
120 x/menit pemberian eksternal anaknya
- RR : 20-40 antipiretik ( kompres mulai
x/menit hangat) menurun
- Suhu : 36,5 – S: setelah di
37,5⁰c - Ibu klien berikan obat
- Akral tidak mengatakan O:
hangat anaknya sudah - N : 88
di kompres x/menit
- RR : 30
4. Mengkolaborasi x/menit
pemberian - S : 38,4⁰c

44
antipiretik - Akral hangat
S:
- Ibu klien A:
mengatakan - Masalah
panas badan Hipertermi
anaknya mulai belum
menurun teratasi
setelah di
berikan obat P:
O: - Lanjutkan
- Akral hangat intervensi
Manajemen
Hipertermia
Observasi
1. Hitung
suhu
tubuh
klien
Terapeutik
2. Lakukan
pendinginan
eksternal
( kompres
hangat)
Kolaborasi
4. pemberian

45
antipiretik
2 Defisien Setelah 1.Awasi Vital 10/6/202 1. Mengawasi vital
Volume Cairan dilakukan Sign Tiap 3 1 sign D/S
Berhubungan tindakan D/P S: 18.00
Jam/Lebih
Dengan keperawatan 9.00 - Ibu klien S:
Pindahnya selama 3x24 jam Sering mengatakan - Ibu klien
Cairan maka mobilitas 2. Observasi anaknya masih mengatakan
Intravaskuler fisik meningkat lemas anaknya
CapillaryRefill
dengan kreteria O: masih
hasil : 3.Intake Dan - S : 37,4 ‘C lemas
- Klien Output. Catat TD: 100/70 - ibu klien
terpenuhi N : 87x/m selalu
Warna,Urine/
kebutuhan memberi
cairannya Konsentrasi, 2. Mengobservasi munum
Tugor kulit Bj capilarry refill anaknya
membaik O:
- Tugor kulit O:
jelek - Tugor kulit
- Crt < 2 dtk jelek
3. Anjurkan - Crt < 2 dtk
Untuk -

Minum
A:
1500-200 - Masalah
Ml/Hari defisiensi
cairan belum

46
(Sesuai teratasi
Toleransi)
P:
S : ibu klien
- Lanjutkan
selalu intervensi :
memberi Dukungan
Mobilisasi
munum
Observasi
anaknya Awasi Vital Sign
5. Pemberian Tiap 3
Cairan Intravena Jam/Lebih
S: terpasang Sering
infus RL
2. Observasi
CapillaryRefill
3.Intake Dan
Output. Catat
Warna,Urine/Ko
nsentrasi, Bj

1 Hipertermi Setelah Manajemen 11/6/202 1. Menghitung


B/D penyakit dilakukan Hipertermia 1 suhu tubuh D/S
tindakan 1. Hitung D/P klien 18.00
keperawatan suhu tubuh 09.00 O: S:

47
selama 3x24 jam klien - N : 90 x/menit - Ibu klien
maka 2. Lakukan - RR : 30 mengatakan
termoregulasi pendingina x/menit badan
membaik n eksternal - S : 37⁰c anaknya
dengan kreteria ( kompres - TD: 110/70 masih panas
hasil : hangat) - Ibu klien
- Nadi : 80- 4. Kolaborasi 2. Melakukan mengatakan
120 x/menit pemberian pendinginan seringb
- RR : 20-40 antipiretik eksternal mengompres
x/menit ( kompres anaknya jika
- Suhu : 36,5 – hangat) panas
37,5⁰c S:
Akral tidak - Ibu klien O:
hangat mengatakan - N : 90
anaknya sudah x/menit
di kompres - RR : 25
x/menit
4. Mengkolaborasi - S : 37⁰c
pemberian - akral hangat
antipiretik
S: A:
- Ibu klien - Masalah
mengatakan hipertermi
panas badan belum
anaknya mulai teratasi
menurun

48
setelah di P:
berikan obat - Lanjutkan
O: intervensi
- akral hangat
Manajemen
Hipertermia
Observasi
1. Hitung suhu
tubuh klien
Terapeutik
2. Lakukan
pendinginan
eksternal
( kompres
hangat)
Kolaborasi
4. pemberian
antipiretik

2 Defisien Setelah 11/6/202 1. Mengawasi 11/6/2021


Volume Cairan dilakukan 1 vital sign D/S
Berhubungan tindakan D/P S: 18.00
Dengan keperawatan 09.00 - Ibu klien S:
Pindahnya selama 3x24 jam mengatakan - Ibu klien
Cairan maka mobilitas anaknya masih mengatak
Intravaskuler fisik meningkat lemas an

49
dengan kreteria O: anaknya
hasil : - S : 37 ‘C masih
- Klien TD: 80/60 lemas
terpenuhi N : 28x/m - ibu klien
kebutuhan selalu
cairannya 2.Mengobservasi memberi
Tugor kulit capilarry refill munum
membaik O: anaknya
- Tugor kulit dan sudah
jelek mau
Crt < 2 dtk makan
3. Intake Dan sedikit
Output. Catat
Warna,Urine/ - ibu klien
Konsentrasi, mengatak
Bj an BAB
S : ibu klien klien
mengatakan masih
klien bab cair
masih cair
O:
- Tugor
kulit
membaik
- Crt
membaik

50
5.

A:
- Masalah
defisiensi
cairan
belum
teratasi

P:
-
Lanjutkan
intervensi
:
Observasi
Awasi Vital Sign
Tiap 3
Jam/Lebih
Sering
2. Observasi
CapillaryRefill
3.Intake Dan
Output.
Catat

51
Warna,Ur
ine/Konse
ntrasi, Bj

52
Catatan Perkembangan

No. Diagnosa Tgl/ Evaluasi


keperawatan jam
1 12/6/202 S:
1 - Ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak panas
D/P
13.00 O:
- Akral tidak hangat
- N : 88 x/menit
- RR : 24 x/menit
- S : 36,7⁰c

A:
- Masalah Hipertermi teratasi

P:
- Intervensi di hentikan

2 12/6/202 S:
1 - Ibu klien mengatakan anaknya masih lemas
D/P O:
13.00 - Pasien tampak lemah
- N : 120 x/menit
- RR : 24 x/menit
- S : 36,7⁰c

A:
- Masalah defisiensi cairan belum teratasi belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi

1. Awasi Vital Sign Tiap 3 Jam/Lebih Sering


2. Observasi CapillaryRefill
3.Intake Dan Output. Catat Warna,Urine/Konsentrasi, Bj
4. 4. Anjurkan Untuk Minum 1500-200 Ml/Hari (Sesuai
Toleransi)

53
5. Pemberian Cairan Intravena

54
BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan
Demam dengue / DF dan DBD atau DHF adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan nyeri
sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diathesis
hemoragik (Sudoyo, 2015).
Penyakit demam berdarah yang disebabkan oleh virus ini dapat menyerang
siapa saja, dari tingkat anak- anak hingga orang dewasa. Pada umumnya penderita
demam berdarah sebelumnya mengalami gejala yang sangat bervariasi. Mulai demam
ringan sampai gejala yang paling berat, seperti penderita mengalami muntah-muntah
atau berak darah. Biasanya penderita demam berdarah dialami oleh bayi atau anak-
anak, ditandai dengan ruam-ruam pada kulit.

2. Saran
Bagi Perawat dan Bagi petugas ruangan sebaiknya melakukan tindakan
nonfarmakologi seperti tindakan kompres hangat untuk mengatasi hipertermia
Bagi Institusi Diharapkan pihak instansi pendidikan memberikan waktu yang
cukup kepada mahasiswa dalam melakukan praktek kerja lapangan, sehingga dapat
menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan perawatan khususnya
perawatan pada klien dengan DHF

55
DAFTAR PUSTAKA

Suriadi, dan Rita Yuliani. 2001. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta : Sagung Seto
Whiteley, Richard J., 2014. Infection Of Central Nervous System. 4th ed. China;Lippincott
Williams & Wilkins.
Khan M.A., Walley J.D., Witter S.N., Shah S.K., Javeed S., 2005, Tuberculosis patient
adherence to direct observation: results of a social study in Pakistan, Published by
Oxford University Press in association with The London School of Hygiene and
Tropical Medicine.
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan
Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan
Tindakan Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan Kreteria
Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Tai MLS (2013). Tuberculous meningitis: Diagnostic and radiological features,
pathogenesis and biomarkers. Department of Medicine, Faculty of Medicine,
University of Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia. 4: 101-107.
Kliegman, Robert M.; Behrman, Richard E.; Jenson, Hal B.; Stanton BF. Diphtheria. In:
Nelson Textbook of Pediatrics. 18th ed. Philadelphia PA: Saunders/Elsevier; 2007.
p. 442.

56

Anda mungkin juga menyukai