Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


(EVIDENCE BASED PRACTICE EMERGENCY NURSING)

Dibuat untuk memenuhi tugas praktik klinik Keperawatan Gawat Darurat


Dosen pengampu : Yogas Fathudin S.Kep., Ners., M.Kep

Disusun oleh :
Eka Fadilah Khoerunisa
PI7320119410

POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG


JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah yang telah memberikan
hikmah, hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah ini yang berjudul
“Trend dan Issue Keperawatan Gawat Darurat (Evindence Based Practice Emergency
Nursing)” ini dapat terselesaikan. Saya juga berterima kasih kepada Bapa Yogas
Fathudin S.Kep., Ners., M.Kep yang sudah memberikan bimbingan dalam penyusunan
makalah ini. Saya menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bisa
membangun menuju kesempurnaan dari pada pembaca untuk kesempurnaan makalah
saya selanjutnya.

Bandung, 14 Agustus 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan Penyusunan....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Definisi Trend ...........................................................................................................3
B. Definisi Issue ............................................................................................................3
C. Definisi Trend dan Issue Keperawatan Gawat Darurat ............................................3
D. Definisi Evidence Based Nursing..............................................................................3
E. Tujuan Evidence Based Bursing................................................................................4
F. Evidence Based Nursing Keperawatan Gawat darurat..............................................5
BAB III PENUTUP..............................................................................................................11
A. Kesimpulan................................................................................................................11
B. Saran..........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan tempat terakhir dalam menanggulangi penderitagawat
darurat oleh karena itu fasilitas rumah sakit, khususnya instalasi gawatdarurat harus
dilengkapi sedemikian rupa sehingga dapat menanggulanggawat darurat. Pelayanan
keperawatan gawat darurat merupakan pelayananprofesional yang didasarkan pada ilmu
dan metodologi keperawatan gawatdarurat ditujukan kepada klien atau pasien yang
mempunyai masalah aktualatau potensial mengancam kehidupan tanpa atau terjadinya
secara mendadakatau tidak di perkirakan tanpa atau disertai kondisi lingkungan yang
tidakdapat dikendalikan.
Di instalasi gawat darurat tiap saat pada kasus kegawatan yang harussegera
mendapat pelayanan dan perawatlah yang selalu kontak pertamadengan pasien 24 jam,
oleh sebab itu pelayanan profesional harusditingkatkan karena pasien gawat darurat
membutuhkan pelayanan yangcepat, tepat, dan cermat dengan tujuan mendapatkan
kesembuhan. Olehkarenanya perawat instalasi gawat darurat disamping mendapat bekal
ilmupengetahuan keperawatan juga perlu untuk lebih meningkatkan keterampilanyang
spesifik seperti tambahan pengetahuan penanggulangan penderita gawatdarurat (PPGD).
Sekitar 25 % kematian akibat trauma akibat trauma disebabkan olehcedera dada
dan setengah dari korban cedera ganda / multiple injuries jugamengalami cedera dada .
2/3 jumlah korban cedar dada fatal masih hidup saatmereka mencapai IRD dan hanya
15% yang memerlukan operasi. Jadi korbancedera dada masih bias diselamatkan bila
dilakukan prosedur yang tepat difase prehospital dan IRD. Tujuan makalah ini ialah
untuk memudahkan andamengenali tanda dan gejala cedera dada berat serta memberikan
pertolonganyang tepat. Cedera dada yang berat biasanya disebabkan kecelakaanlalulintas,
jatuh, luka tembak, luka tusuk, tabrakan dan sebagainya

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Definisi Trend?
2. Bagaimana Definisi Issue?
3. Bagaimana Definisi Trend dan Issue Keperawatan Gawat Darurat?
4. Bagaimana Definisi Evidence Based Nursing?
5. Apa tujuan Evidence Based Bursing?
6. Bagaimana Evidence Based Nursing Keperawatan Gawat darurat?

C. Tujuan Penyusunan
1. Memahami Definisi Trend
2. Mengetahui Definisi Issue
3. Mengetahuan Definisi Trend dan Issue Keperawatan Gawat Darurat
4. Mengetahuai Definisi Evidence Based Nursing
5. Mengetahuai tujuan Evidence Based Bursing
6. Mengetahui Evidence Based Nursing Keperawatan Gawat darurat
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Trend
Trend adalah hak yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa trend
juga dapat didefenisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada saat ini
yang biasanya sedang populer dimasyarakat.

B. Definisi Issue
Issue adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi terjadi
atau tidak terjadı pada masa mendatang Isu adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh
banyak orang namun masih belum jelas faktanya atau buktinya.

C. Definsi Trend dan Issue Keperawatan Gawat Darurat


Trend dan isu keperawatan adalah sesuatu yang sedang di bicarakan banyak orang
tentang praktek/mengenai keperawatan bak itu berdasarkan fakta maupun tidak
Keparawatan gawat darurat adalah pelayanan profesioanal keperawatan yang di berikan
pada pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis. Namun UGD dan klinik kedaruratan
sering di gunakan untuk masalah yang tidak urgen. Yang kemudian filosofi tentang
keperawatan gawat darurat menjadi luas, kedaruratan yaitu apapun yang di alami pasien
atau keluarga barus di pertimbangkan sebaga kedaruratan Pelayanan gawat darurat tidak
hanya memberikan pelayanan untuk mengatasi kondisn kedaruratan yang di alami pasien
tetapi juga memberkan asuhan keperawatan untuk mengatasi kecemasan pasien dan
keluarga Sistem pelayanan bersifat darurat sehingga perawat dan tenaga medis lainnya
harus memiliki kemampuan, keterampilan, tehnik serta ilmu pengetahuan yang tinggi
dalam membenkan pertalongan kedaruratan kepeda pesien.

D. Definisi Evidence Based Nursing


Evidence based practice (EBP) adalah sebuah proses yang akan membantu tenaga
kesehatan agar mampu uptodate atau cara agar mampu memperoleh informasi terbaru
yang dapat menjadi bahan untuk membuat keputusan klinis yang efektif dan efisien
sehingga dapat memberikan perawatan terbaik kepada pasien. Sedangkan menurut
(Bostwick, 2013) evidence based practice adalah starategi untuk memperolah
pengetahuan dan skill untuk bisa meningkatkan tingkah laku yang positif sehingga bisa
menerapakan EBP didalam praktik.
Dari kedua pengertian EBP tersebut dapat dipahami bahwa evidance based
practice merupakan suatu strategi untuk mendapatkan knowledge atau pengetahuan
terbaru berdasarkan evidence atau bukti yang jelas dan relevan untuk membuat keputusan
klinis yang efektif dan meningkatkan skill dalam praktik klinis guna meningkatkan
kualitas kesehatan pasien.Oleh karena itu berdasarkan definisi tersebut, Komponen utama
dalam institusi pendidikan kesehatan yang bisa dijadikan prinsip adalah membuat
keputusan berdasarkan evidence based serta mengintegrasikan EBP kedalam kurikulum
merupakan hal yang sangat penting.
Pentingnya evidence based practice dalam kurikulum undergraduate juga
dijelaskan didalam (Sin&Bleques, 2017) menyatakan bahwa pembelajaran evidence
based practice pada undergraduate student merupakan tahap awal dalam menyiapkan
peran mereka sebagai registered nurses (RN). Namun dalam penerapannya, ada beberapa
konsep yang memiliki kesamaan dan perbedaan dengan evidence based practice.
Evidence based practice atauevidence based nursing yang muncul dari konsep evidence
based medicinememiliki konsep yang sama dan memiliki makna yang lebih luas dari RU
atauresearch utilization.

E. Tujuan Evidence Based Bursing


Tujuan utama di implementasikannya evidance based practice di dalam praktek
keperawatan adalah untuk meningkatkan kualitas perawatan dan memberikan hasil yang
terbaik dari asuhan keperawatan yang diberikan. Selain itu juga, dengan
dimaksimalkannya kualitas perawatan tingkat kesembuhan pasien bisa lebih cepat dan
lama perawatan bisa lebih pendek serta biaya perawatan bisa ditekan.
Pendekatan yang dilakukan berdasarkan pada evidance based bertujuan untuk
menemukan bukti-bukti terbaik sebagai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan klinis yang
muncul dan kemudian mengaplikasikan bukti tersebut ke dalam praktek keperawatan
guna meningkatkan kualitas perawatan pasien tanpa menggunakan bukti-bukti terbaik,
praktek keperawatan akan sangat tertinggal dan seringkali berdampak kerugian untuk
pasien

F. Evidence Based Nursing Keperawatan Gawat darurat

CRITICAL APPRAISAL
EVIDENCE BASED PRACTICE

JURNAL UTAMA JURNAL PEMBANDING


1. Judul penelitian: 1.Judul penelitian:
Peran triase dalam pencegahan dan Protokol Triase dan Telemedicine Ganda
pengendalian COVID-19 untuk Mengoptimalkan Pengendalian
Infeksi di Unit Gawat Darurat di Taiwan
Selama Pandemi COVID-19: Studi
Kelayakan Retrospektif
2. Tujuan penelitian: 2.Tujuan penelitian:
Untuk mencegah dan mengendalikan untuk mengevaluasi manfaat dan
keadaan darurat kesehatan masyarakat, kami kelayakan protokol triase ganda dan
menyiapkan alur kerja penyaringan dan telemedicine dalam meningkatkan
triase serta menganalisis efeknya terhadap pengendalian infeksi di unit gawat darurat
penyakit coronavirus 2019 (COVID-19). (IGD).
3. Desain penelitian: 3.Desain penelitian:
Analisis statistik, menggunakan perangkat Kuesioner, Setiap pertanyaan dievaluasi
lunak SPSS versi 23.0 (IBM, Armonk, NY) menggunakan skala Likert 5 poin
untuk analisis statistik dalam penelitian ini.
Uji eksak Fisher digunakan untuk
membandingkan frekuensi antar kelompok
ketika frekuensi teoritis sel.

4. Tempat penelitian: 4.Tempat penelitian:


Rumah sakit di Provinsi Shaanxi, Tiongkok, Rumah Sakit Universitas Nasional Taiwan
5. Sampel penelitian: 5.Sampel penelitian:
(1) mereka yang memiliki riwayat pasien berusia ≥20 tahun dirujuk ke UGD
mengunjungi atau tinggal di provinsi, kota, Rumah Sakit Universitas Nasional Taiwan
atau daerah lain, di mana kasus lokal terus
menyebar dalam 14 hari sebelum timbulnya
penyakit; (2) mereka yang pernah kontak
dengan pasien demam atau gejala pernapasan
dari provinsi, kota, atau daerah lain yang
kasus lokalnya terus menyebar dalam waktu
14 hari sebelum timbulnya penyakit; dan (3)
mereka yang memiliki onset berkelompok
atau secara epidemiologis terkait dengan
COVID-19.

6. Intervensi penelitian : 6.Intervensi penelitian :


Sebelum memasuki lobi utama poliklinik memasukkan pasien dewasa berusia ≥20
rawat jalan, setiap pasien di triage level 1 tahun yang dialihkan ke klinik darurat
prescreening station ditanyai tentang riwayat COVID-19 kami selama masa studi.
epidemiologinya, dan suhu tubuh mereka Pasien yang menolak TIS dalam
diukur oleh staf medis menggunakan kelompok telemedicine dikeluarkan dari
termometer inframerah. Pasien dengan penelitian ini. Selanjutnya, untuk
demam tetapi tidak memiliki riwayat mengontrol efek pengganggu evaluasi
epidemiologi dikirim ke klinik rawat jalan oleh dokter yang berbeda, pasien yang
untuk demam umum untuk menerima tidak dievaluasi oleh tim telemedicine
diagnosis awal oleh staf medis sebelum COVID-19 dikeluarkan dari kumpulan
dialihkan ke departemen terkait. Pasien data analisis.
dengan suhu tubuh normal dan tidak
memiliki riwayat epidemiologi
diperbolehkan memasuki gedung poliklinik
rawat jalan. Pasien dengan riwayat
epidemiologi diberikan masker medis-bedah
dan dipindahkan oleh tenaga medis ke
poliklinik rawat jalan COVID-19 melalui
jalur tetap menggunakan protokol transfer
khusus. Sebelum masuk rumah sakit, Setelah
perawat mengukur suhu tubuh dan
mendaftarkan informasinya ke Departemen
Penyakit Menular, pasien dikategorikan ke
dalam 1 dari 2 kelompok: kelompok risiko
paparan tinggi atau kelompok risiko paparan
rendah. Mereka kemudian dibimbing untuk
uang tunggu masing-masing. Riwayat
epidemiologi yang relevan dikombinasikan
dengan keluhan utama, gejala, dan tanda-
tanda vital diperiksa dengan cermat oleh
dokter Departemen Penyakit Menular.
Sampel darah pasien ini dikumpulkan oleh
perawat di departemen dan dipindahkan ke
laboratorium untuk dianalisis lebih lanjut.
Pemindaian tomografi komputer (CT) dada
dijadwalkan oleh dokter di klinik rawat jalan
COVID-19, yang selanjutnya memberi tahu
staf medis di departemen pencitraan untuk
memandu pasien ini melalui rute tetap di
rumah sakit untuk pencitraan dan untuk
kembali ke asal. ruang tunggu di poliklinik
rawat jalan COVID-19 setelahnya. Para
pasien yang diduga terjangkit COVID-19
setelah dilakukan prescreening dipandu ke
ruang karantina untuk dilakukan isolasi dan
pemantauan lebih lanjut. Pasien yang tidak
diduga COVID-19 dipandu ke lobi utama
gedung poliklinik rawat jalan. Semua dokter
yang bekerja di klinik rawat jalan yang
berbeda dan dokter di klinik rawat jalan
untuk demam umum diminta untuk
melakukan penyaringan dan triase kasus
yang dicurigai sesuai dengan proses yang
ditetapkan. Pasien yang memenuhi kriteria
suspek COVID-19 diminta untuk melapor ke
poli rawat jalan dan dipindahkan oleh staf
medis ke ruang isolasi di Jalan Tangfang
untuk isolasi dan pemantauan lebih lanjut
sesuai dengan protokol pedoman (Gbr. 1).
Semua dokter yang bekerja di klinik rawat
jalan yang berbeda dan dokter di klinik rawat
jalan untuk demam umum diminta untuk
melakukan penyaringan dan triase kasus
yang dicurigai sesuai dengan proses yang
ditetapkan. Pasien yang memenuhi kriteria
suspek COVID-19 diminta untuk melapor ke
poli rawat jalan dan dipindahkan oleh staf
medis ke ruang isolasi di Jalan Tangfang
untuk isolasi dan pemantauan lebih lanjut
sesuai dengan protokol pedoman (Gbr. 1).
Semua dokter yang bekerja di klinik rawat
jalan yang berbeda dan dokter di klinik rawat
jalan untuk demam umum diminta untuk
melakukan penyaringan dan triase kasus
yang dicurigai sesuai dengan proses yang
ditetapkan. Pasien yang memenuhi kriteria
suspek COVID-19 diminta untuk melapor ke
poli rawat jalan dan dipindahkan oleh staf
medis ke ruang isolasi di Jalan Tangfang
untuk isolasi dan pemantauan lebih lanjut
sesuai dengan protokol pedoman (Gbr. 1).2
7. Hasil penelitian: 7.Hasil penelitian:
Dari 1 Februari 2020, hingga 14 Februari Sampel akhir termasuk 198 pasien,
2020, total 25.742 protokol triase termasuk 93 kasus (47,0%) pada
diselesaikan di stasiun pra-penyaringan kelompok telemedicine dan 105 kasus
tingkat 1 triase Xi'sebuah Rumah Sakit (53,0%) pada kelompok konvensional.
Pusat; 6.390 triase dilakukan di klinik rawat Total waktu pemaparan pada kelompok
jalan umum; dan 18.947 staf, pasien rawat telemedicine secara signifikan lebih
inap, atau staf kunjungan memasuki proses pendek dibandingkan pada kelompok
penyaringan dan triase melalui: klinik rawat konvensional (4,7 menit vs 8,9 menit,
jalan. Juga, 246 protokol triase diselesaikan P<.001), sedangkan total waktu evaluasi
di stasiun triase level 2 (yaitu, klinik rawat pada kelompok telemedicine secara
jalan untuk demam umum), dan 157 triase signifikan lebih lama daripada pada
diselesaikan di stasiun triase level 4 (yaitu, kelompok konvensional (12,2 menit vs
klinik rawat jalan COVID-19). Secara total, 8,9 menit, P<.001). Setelah
86 kasus diisolasi di bangsal karantina, mengendalikan pembaur potensial, total
termasuk 18 kasus suspek COVID-19. Di waktu paparan pada kelompok
antara kasuskasus yang dicurigai, 3 kasus telemedicine adalah 4,6 menit lebih
dikonfirmasi oleh tes asam nukleat. Tidak pendek dari pada kelompok konvensional
ada staf medis yang terinfeksi, dan tingkat (95% CI 5.7 hingga 3.5, P<.001),
kasus COVID-19 yang terlewat adalah nihil, sedangkan total waktu evaluasi pada
atau 0%. kelompok telemedicine adalah 2,8 menit
lebih lama dari pada kelompok
konvensional (95% CI 1,6 hingga 4,0,
P<,001). Skor rata-rata dari kuesioner
pasien tinggi pada kedua kelompok (4,5/5
hingga 4,7/5 poin).
8. Kesimpulan penelitian: 8.Kesimpulan penelitian:
Prosedur triase secara efektif menyaring Penerapan protokol triase dan
pasien dan mengidentifikasi populasi telemedicine ganda selama pandemi
berisiko tinggi. COVID-19 berpotensi tinggi untuk
meningkatkan pengendalian infeksi. Studi
kami sebelumnya memvalidasi model
yang menjanjikan di UGD untuk
meminimalkan kontak langsung dokter
dengan pasien terduga COVID-19 yang
tidak kritis selama evaluasi. Selama
pandemi, model ini dapat membantu
melindungi tenaga medis kritis dalam
sistem perawatan kesehatan dari paparan
yang tidak perlu dan lebih jauh mencegah
sistem perawatan kesehatan yang
berlebihan.

9. Referensi: 9.Referensi:
Wang Q, Wang X, Lin H. The role of triage Lin C, Tseng W, Wu J, Tay J, Cheng M,
in the prevention and control of COVID-19. Ong H, Lin H, Chen Y, Wu C, Chen J,
Infect Control Hosp Epidemiol. 2020 Chen S, Chan C, Huang C, Chen S
Jul;41(7):772-776. doi: A Double Triage and Telemedicine
10.1017/ice.2020.185. Epub 2020 May 4. Protocol to Optimize Infection Control in
PMID: 32362296; PMCID: PMC7231666. an Emergency Department in Taiwan
During the COVID-19 Pandemic:
Retrospective Feasibility Study
J Med Internet Res 2020;22(6):e20586

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Trend adalah didefenisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi
pada saat ini yang biasanya sedang populer dimasyarakat sedangkan issue adalah adalah
sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang namun masih belum jelas faktanya
atau buktinya. Trend dan Issue Keperawatan gawat darurat adalah sesuatu yang sedang di
bicarakan banyak orang tentang praktek/mengenai keperawatan bak itu berdasarkan fakta
maupun tidak Keparawatan gawat darurat adalah pelayanan profesioanal keperawatan
yang di berikan pada pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis.
Evidence based practice (EBP) adalah sebuah proses yang akan membantu tenaga
kesehatan agar mampu uptodate atau cara agar mampu memperoleh informasi terbaru
dan Evidence based practice keperawatan gawat darurat yang saya ambil adalah Peran
triase dalam pencegahan dan pengendalian COVID-19 dimana pada kesimpulan tersebut
adalah prosedur triase secara efektif menyaring pasien dan mengidentifikasi populasi
berisiko tinggi.

B. Saran
Menyadari bahwa penyusun masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penyusun
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber -
sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. repository.ums.ac.id Diakses 14 Agustus 2021
Anonim. Scholar.unand.ac.id Diakses 14 Agustus 2021
Lin C, Tseng W, Wu J, Tay J, Cheng M, Ong H, Lin H, Chen Y, Wu C, Chen J, Chen S, Chan C,
Huang C, Chen SA Double Triage and Telemedicine Protocol to Optimize Infection
Control in an Emergency Department in Taiwan During the COVID-19 Pandemic:
Retrospective Feasibility Study J Med Internet Res 2020;22(6):e20586
Wang Q, Wang X, Lin H. The role of triage in the prevention and control of COVID-19. Infect
Control Hosp Epidemiol. 2020 Jul;41(7):772-776. doi: 10.1017/ice.2020.185. Epub 2020
May 4. PMID: 32362296; PMCID: PMC7231666.

Anda mungkin juga menyukai