Anda di halaman 1dari 8

Pokok bahasan : Rasa sepi yang terus menyelimuti nenek kakek

Sub pokok bahasan : 1. Definisi kesepian


2. Faktor penyebab kesepian
3. Dampak kesepian bagi kesehatan lansia
4. Cara mengatasi kesepian pada lansia
Hari/Tanggal : Kamis, 30 November 2017
Waktu : Pukul 13.00 – 13.35 (35 menit)
Tempat : Panti jompo Gede Bage, Kota Bandung Rt 13/Rw 04
Pemateri : Sheilla Alya, Leni Hermawati, Darimasih, Heri Harsono, Asty Fury
Salbiyah
Sasaran : Lansia dengan usia diatas 60 tahun sebanyak 20 orang
Tujuan intruksional umum (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini, diharapkan lansia mampu
memahami dan mengetahui cara mengatasi kesepiannya.
Tujuan insruksional khusus (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan, lansia diharapkan mampu :
1. Memahami definisi kesepian
2. Memahami faktor penyebab kesepian
3. Memahami dampak kesepian bagi kesehatan lansia
4. Memahami cara mengatasi kesepian pada lansia

Materi
(materi terlampir)

Metode : Ceramah dan diskusi


Media : flip chart
Rencana kegiatan
No. Kegiatan Waktu Penyuluh Peserta
1. Pembukaan 5 menit  Salam pembuka  Menjawab salam
 Perkenalan  Menyimak
 Menyampaikan  Mendengarkan
tujuan penyuluhan
 Kontrak waktu
penyuluhan
 Apersepsi
2. 20 menit  Penyampaian materi:  Mendengarkan
a) a) Definisi kesepian dan menyimak
b) b) Faktor penyebab apa yang
kesepian disampaikan
c) c) Dampak kesepian bagi pemateri
kesehatan lansia
d) d) cara mengatasi
kesepian pada lansia

3. Penutup 10 menit  Memberi  Mendengarkan


kesempatan lansia  Menanyakan hal-
dan keluarga hal yang belum
untuk bertanya jelas
 Menjawab  Menjawab salam
pertanyaan
 Menyimpulkan
 Salam penutup

Evaluasi
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan 35%,, lansia mampu :
a. Menyebutkan definisi kesepian
b. Menyebutkan faktor penyebab kesepian
c. Menyebutkan dampak kesepian bagi kesehatan lansia
d. Menyebutkan cara mengatasi kesepian pada lansia

Daftar pustaka
H. Wahjudi Nugroho.(2006).keperawatan gerontik dan geriatrik.Jakarta:EGC
Ekasari, mia fatma dkk.(2008).mengenal usia lanjut dan perawatannya.Jakarta
Selatan:Salemba Medika
Soejono, czeresna heriawan dkk.(2000).pedoman pengelolaan kesehatan pasien
geriatri.Jakarta:FKUI
Stanley M and Beare G P.(2007).Buku Ajar keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC

LAMPIRAN

Kesepian pada lansia


A. Pengertian kesepian
Pada masa usia lanjut akan terjadi banyak kemunduran baik secara fisik
maupun psikis. Pada umumnya masalah psikologis yang paling banyak terjadi pada
lansia adalah kesepian di mana kesepian merupakan suatu keadaan dimana
seseorang merasa jauh atau tersisih dari lingkungan sosial, Kesepian pada lansia di
pandang unik karena akibatnya akan berdampak pada gangguan keseatan yang
komplek
Pada umumnya masalah psikologis yang paling banyak terjadi pada lansia
adalah kesepian, kesepian merupakan perasaan terasing (terisolasi atau kesepian)
adalah perasaan tersisihkan, terpencil dari orang lain, karena merasa berbeda dengan
orang lain (Probosuseno, 2007). Kesepian merupakan hal yang bersifat pribadi dan
akan ditanggapi berbeda oleh setiap orang, bagi sebagian orang kesepian merupakan
yang bisa diterima secara normal namun bagi sebagian orang kesepian bisa menjadi
sebuah kesedihan yang mendalam.
Kesepian merupakan salah satu tema dari 14 tema utama yang ada pada lansia
yaitu kesepian, isolasi sosial, kehilangan, kemiskinan, perasaan ditolak, perjuangan
menemukan makna hidup, kebergantungan, perasaan tidak berguna, tidak berdaya
dan putus asa, ketakutan terhadap kematian, sedih karena kematian orang lain,
kemunduran fisik dan mental, depresi, dan rasa penyesalan mengenai hal-hal yang
lampau (Lesmana, 2006).

B. Faktor penyebab
Tinggal di panti werda itu berarti individu harus rela berpisah dengan keluarganya,
barang-barang kesayangannya, teman-teman rumahnya, anak-anaknya, cucu-cucunya.
Tinggal di panti werda pun harus mematuhi peraturan yang ada dan berlaku disana.
Tinggal di panti werda juga berarti harus menyerahkan segalanya pada pihak dan staf
panti sehingga kehidupannya bergantung pada panti werda. Hal-hal tersebut tentunya
tidaklah mudah bagi individu lanjut usia yang tinggal di panti werda. Maka dalam
keadaan seperti itu akan menimbulkan perasaan kesepian pada lansia (Tobin &
Lieberman, 1978).
Banyak faktor penyebab lansia mengalami kesepian, perubahan -perubahan seperti
yang telah dipaparkan di atas merupakan salah satu penyebab terjadinya kesepian
pada lansia. Menurut Martin dan Osborn (1989) penyebab umum terjadinya kesepian
ada tiga faktor, faktor yang pertama adalah faktor psikologis yaitu harga diri rendah
pada lansia disertai dengan munculnya perasaan -perasaan negatif seperti perasaan
takut, mengasihani diri sendiri dan berpusat pada diri sendiri. Faktor yang kedua yang
mempengaruhi kesepian adalah faktor kebudayaan dan situasional yaitu terjadinya
perubahan dalam tata cara hidup dan kultur budaya dimana keluarga yang menjadi
basis perawatan bagi lansia kini banyak yang lebih menitipkan lansia ke panti dengan
alasan kesibukan dan ketidakmampuan dalam merawat lansia. Faktor yang ketiga
adalah faktor spiritual yaitu agama seseorang dapat menghilangkan kecemasan
seseorang dan kekosongan spiritual seringkali berakibat kesepian.
Selain ketiga faktor di atas ada 3 faktor pendukung menurut Mariani dan Kadir
yang secara tidak langsung mempengaruhi terjadinya kesepian pada lansia yaitu
sarana prasarana atau fasilitas yang disediakan oleh panti, berbagai aktivitas dari
mulai aktivitas yang berhubungan dengan kebutuhan dasar maupun bimbingan-
bimbingan terapi dan perawat atau pekerja sosial itu sendiri sebagai orang yang
berperan memberikan perawatan selama lansia tinggal di panti, kebudayaan dan
situasional di mana bagi lansia adalah kebudayaan dan situasional di panti. Saat
pertama memasuki panti sebagian besar lansia kurang bisa beradaptasi dengan
lingkungan dan lebih senang menyendiri namun dengan seiring waktu akan timbul
kepasrahan dan selanjutnya akan bisa menikmati hidup di panti.

Selain itu faktor kebudayaan yang berhubungan dengan keluarga juga


mempengaruhi kesepian pada lansia karena manusia memerlukan ikatan yang erat
dengan keluarga menuju akhir kehidupan, ada semacam kebutuhan untuk dekat
dengan keluarga sejalan dengan bertambahnya usia dan kematian yang semakin dekat,
dengan mempertimbangkan pergeseran fungsi keluarga yang terjadi dari waktu ke
waktu, keluarga mempertahankan peran yang lebih penting pada lansia, trend ke arah
keluarga kecil dapat menimbulkan kesepian diantara lansia (Stanley, 2007). Anak-
anak mereka yang sibuk mencari kehidupannya sendiri sehingga tidak ada yang
memberikan perhatian lebih kepada mereka.

Hal-hal seperti ini yang membuat para lansia menjadi tidak sabar, seringkali
marah-marah, merasa sendirian, merasa dibenci, selalu berpikir negatif tentang anak
cucunya sampai merasa ingin mati saja agar tidak membebani anak-anak mereka.
Sedangkan penyebab depresi lansia yang tinggal di panti biasanya karena hidup
sendiri, merasa kesepian, merasa dianggap orang yang lemah oleh lingkungannya,
tertekan karena perlakuan keluarga yang kurang menghormatinya, merasa dibuang
oleh keluarga, peristiwa hilangnya sesuatu atau seseorang yang sangat bernilai bagi
seseorang dan lain-lain (Kaplan & Saddock, 1998 dalam Kusumowardani, 2014).
Mereka mengatakan sedih karena jauh dari keluarga atau orang yang sangat
dicintainya. Selain itu lansia yang pensiun dari pekerjaannya kemudian tinggal di
panti merasa tidak berguna karena sudah tidak mempunyai penghasilan sendiri dan
berkurang hubungannya dengan masyarakat (Watson, 2006).

Sedangkan menurut Wreksoatmodjo (2013 : 48) Masalah yang sering dihadapi


oleh lansia yang tinggal di panti adalah :
1) Lansia yang tinggal di panti umumnya kurang merasa hidup bahagia, banyak
lansia yang merasa kesepian tinggal di panti padahal banyak lansia atau penghuni
panti di sekeliling mereka.
2) Lansia yang tinggal di panti merasa sedih karena keterbatasan ekonomi, meskipun
kebutuhan mereka sehari-hari terpenuhi.
3) Lansia yang tinggal di panti tercukupi kebutuhan fisik (sandang, pangan, papan)
namun mereka tetap merindukan dapat menikmati sisa hidupnya dengan tinggal
bersama keluarga
4) Lansia yang tinggal di panti, pada umumnya adalah lansia terlantar yang jauh dari
anak dan cucu, akan cenderung kurang dapat memaknai hidup, mereka menjalani
hidup kurang semangat, merasa hampa atau kesepian, kurang memiliki tujuan
yang jelas baik jangka pendek maupun jangka panjang, kurang bertanggung
jawab terhadap diri sendiri, lingkungan, dan masyarakat.
.
6) Beberapa hasil penelitian di luar negeri menunjukkan bahwa lansia yang tinggal
di panti lebih beresiko mengalami gangguan kognitif Lansia yang tinggal di panti
tidak semuanya masuk ke panti karena tidak ada keluarga atau orang lain yang
merawat mereka, ada juga beberapa lansia yang memilih sendiri untuk tinggal di
panti. Beberapa alasan yang diungkapkan oleh para lansia yang memilih tinggal
di panti tersebut antara lain seperti tidak ingin merepotkan anaknya yang sudah
berkeluarga, terganggu ketenangannya oleh kenakalan cucu atau berbeda
pendapat dengan menantu.

C. Dampak kesepian bagi kesehatan lansia


a) Depresi
Depresi adalah perasaan sedih, ketidakberdayaan, dan pesimis, yang berhubungan
dengan suatu penderitaan. Dapat berupa serangan yang ditujukan kepada diri
sendiri atau perasaan marah yang dalam. Depresi akan menjadi salah satu penyakit
mental yang banyak dialami dan depresi berat akan menjadi penyebab kedua
terbesar kematian setelah serangan jantung.
b) Efek yang lainnya
Banyak ahli dan peneliti yang menyatakan bahwa orang yang menderita kesepian
lebih sering mendatangi layanan gawat darurat 60% lebih banyak bila
dibandingkan dengan mereka yang tidak menderitanya, dua kali lebih banyak
membutuhkan perawatan di rumah, resiko terkena influenza sebanyak dua kali,
beresiko empat kali mengalami serangan jantung dan mengalami kematian akibat
serangan jantung tersebut, juga beresiko meningkatkan mortalitas dan kejadian
stroke dibanding yang tidak kesepian, dan pada lanisa yang kesepian bisa
menimbulkan proses penuaan menjadi cepat (Probosuseno, 2007)
D. Cara mengatasi kesepian pada lansia
a) Melakukan hobi kesukaan
Melakukan hobi kesukaan dapat menghindarkan lansia dari perasaan kesepian,
contohnya menonton tv, menjahit, berkebun, bermain catur, atau mengikuti
kegiatan lain di panti
b) Faktor keluarga dan lingkungan panti berperan
Menurut Forbes (2004), kesepian dapat di atasi dengan adanya kegiatan-
kegiatan yang sifatnya menghibur seperti apresiasi seni, bertamasya dan lain-
lainnya. mengapa hal ini berpengaruh, karena dengan kejenuhan secara tidak
langsung akan menimbulkan pergolakan batin antara kepasrahan dengan
keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang baru dan menarik sehingga lama
kelamaan lansia akan lebih memilih sendiri dan mengalami kesepian. Sedangkan
lansia yang tinggal di panti, lingkungan panti dapat memberikan kesenangan
tersendiri karena sosialisasi dilingkungan yang memiliki tingkat usia sebaya.
Lansia yang tinggal di panti harus diberikan perawatan, dukungan penuh oleh
petugas panti dan kegiatan-kegiatan seperti senam lansia, membuat kerajinan,
bimbingan spiritual, dan jadwal kunjungan bagi keluarga yang akan menjenguk.
Hal tersebut dapat meningkatkan rasa senang lansia karena menjadi lebih dekat
dengan keluarga. Selain itu petugas panti juga harus mencukupi kebutuhan
nutrisi dan aktivitas lain yang dapat meningkatkan rasa bahagia. Adanya
perawatan dan dukungan penuh yang diberikan oleh keluarga maupun petugas
panti maka kualitas hidup lansia akan selalu dalam kondisi stabil dan lansia juga
terhindar dari terjadinya depresi (Sa’abah, 2000 dalam Supriani, 2011).
c) Bimbingan konseling agama islam
Bimbingan dan konseling keagamaan Islam, yaitu sebagai usaha untuk
memberikan bantuan pada lansia yang mengalami kesulitan lahir dan batin
selama menjalankan tugas-tugas hidupnya dengan menggunakan pendekatan
agama, yakni dengan membangkitkan kekuatan getaran batin (iman) di dalam
dirinya untuk mendorongnya mengatasi masalah yang dihadapinya. Oleh karena
itu penanganan persoalan psikologis yang dialami para lansia menjadi sangat
efektif melalui pendekatan ini Ketika para lansia menghabiskan masa tuanya
maka perlu untuk dibangkitkan kekuatan imannya untuk mengatasi persoalan
keagamaan sehingga para lansia dapat menjalani kehidupannya agar lebih
bermakna, menjadikan masa-masa hidupnya penuh dengan ketenangan, optimis/
bersemangat, serta membantu para lansia untuk tidak berputus asa dalam
melakukan sesuatu. Selain itu Bacalah kitab suci atau Al Qur’an sebagai orang islam
karena dengan membaca al qur’an adalah obat hati dan pikiran

SATUAN ACARA PENYULUHAN


“KESEPIAN PADA LANSIA”

Disusun oleh:
Asti Fury Salbiyah
Darimasih
Heri Harsono
Leni Hermawati
Sheilla Alya Shafira Rotinsulu

Kelas : S1 2A
Matkul : Pendidikan Kesehatan

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JABAR
BANDUNG
2017

Anda mungkin juga menyukai