Oleh :
KELOMPOK 2B (GERBONG 4)
Oleh :
Disusun Oleh:
1. Dwi Hesti M (1930021)
2. Septa Rezita (1930080)
3. Merlina Prahara (1930051)
4. Novinda Andi Ani (1930064)
Mengetahui,
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan karunia-Nya. Penulis dapat menyelesaikan makalah seminar
kasus dengan tepat waktu. Penulisan makalah seminar kasus ini dibuat sebagai
salah satu tugas dari Prodi Profesi di Stikes Hang Tuah Surabaya. Makalah
seminar kasus ini berjudul “Asuhan Keperawatan Anak Pada An. D dengan
Diagnosa Medis Bronkopnemonia di Ruang Pediatric Surgery RS Premier
Surabaya”.
Dalam penyusunan makalah seminar kasus ini, penulis mendapatkan
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Hartono Tanto, M.Kes selaku Direktur Rumah Sakit Premier Surabaya.
2. Wiwiek Liestyaningrum, S.Kp.,M.Kep selaku Ketua Stikes Hang Tuah
Surabaya.
3. Nuh Huda, M.Kep.,Ns.,Sp.KMB selaku Kepala Program Pendidikan Profesi
Ners Keperawatan Stikes Hang Tuah Surabaya.
4. Dwi Ernawati, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku pembimbing institusi yang telah
meluangkan waktu untuk memberi arahan dan bimbingan dalam
penyusunan makalah seminar ini.
5. Janny Prihastuti, S.Kep., Ns., MARS. selaku Manajer Keperawatan Rumah
Sakit Premier Surabaya.
6. Easter, S.Kep., Ns. selaku Diklat Pendidikan Rumah Sakit Premier
Surabaya.
7. Muji Rinawati, S.Kep., Ns selaku kepala ruangan dan pembimbing lahan
yang penuh kesabaran dan perhatian memberikan saran, masukan, kritik dan
bimbingan demi kesempurnaan penyusunan makalah seminar kasus ini.
Penulis menyadari tentang segala keterbatasan kemampuan dan pemanfaatan
literatur, sehingga makalah seminar kasus ini dibuat dengan sederhana dan isinya
jauh dari sempurna. Semoga seluruh budi baik yang telah diberikan kepada
penulis mendapatkan balasan dari Allah Yang Maha Pemurah. Akhirnya penulis
berharap bahwa makalah seminar kasus ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER.............................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Balakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum............................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus..........................................................................................2
1.4 Manfaat......................................................................................................3
1.4.1 Manfaat Bagi Penulis.................................................................................3
1.4.2 Manfaat Bagi Klien...................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................4
2.1 Definisi.......................................................................................................4
2.2 Etiologi.......................................................................................................4
2.3 Klasifikasi..................................................................................................4
2.4 Patofisiologi...............................................................................................5
2.5 Manifestasi Klinis......................................................................................6
2.6 Pemeriksaan Penunjang.............................................................................7
2.7 Penatalaksanaan.........................................................................................8
2.8 Komplikasi.................................................................................................9
2.9 WOC........................................................................................................10
2.10 Konsep Asuhan Keperawatan..................................................................11
2.10.1 Pengkajian................................................................................................11
2.10.2 Diagnosa Keperawatan............................................................................14
2.10.3 Intervensi Keperawatan...........................................................................15
2.10.4 Implementasi Keperawatan......................................................................20
2.10.5 Evaluasi....................................................................................................20
BAB 3 KASUS dan ASUHAN KEPERAWATAN..........................................21
BAB 4 PENUTUP...............................................................................................39
4.1 Kesimpulan..............................................................................................39
4.2 Saran........................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................42
BAB 1
PENDAHULUAN
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 , hampir 6juta
anak balita meninggal dunia, 16% dari jumlah tersebut disebabkan oleh
pneumonia sebagai salah satu pembunuh balita di dunia. Berdasarkan data Badan
PBB untuk Anak-Anak (UNICEF), pada tahun 2015 terdapat kurang lebih 14%
dari 147.000 anak dibawah usia 5 tahun di Indonesia meninggal karena
pneumonia. Dari hasil tersebut dapat diartikan bahwa dua sampai tiga anak anak
dari usia lima tahun meninggal karena pneumonia setiap jam nya. Hal tersebut
menyebabkan pneumonia sebagai kematian utama bagi anak dibawah usia 5
tahun di Indonesia. (www.idai.or.id, diakses pada 12 Mei 2020). Di Indonesia,
prevalensi kejadian pneumonia pada tahun 2013 sebesar 4,5% (Kementerian
Kesehatan RI, 2013). Selain itu, pneumonia merupakan salah satu dari 10 besar
penyakit rawat inap di rumah sakit, dengan proporsi kasus 53,95% laki-laki dan
46,05% perempuan. Pneumonia memiliki tingkat crude fatality rate (CFR) yang
tinggi, yaitu 7,6% (PDPI, 2014). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2013, prevalensi pneumonia pada usia lanjut mencapai 15,5%
(Kementerian Kesehatan RI, 2013). Pneumonia merupakan penyebab mortalitas
terbanyak pada anak-anak diseluruh dunia. Pada tahun 2013 diperkirakan
935.000 anak di bawah 5 tahun meninggal akibat pneumonia. Dari hasil
pencatatan dan pelaporan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan Dinas
Kesehatan Kota Surabaya tahun 2013, cakupan penemuan penderita ISPA
pneumonia balita di Jawa Timur sebesar 31,81% dengan jumlah penderita yang
dilaporkan oleh kabupaten/kota sebesar 97.735 orang balita. Di Surabaya tercatat
sebanyak 4.665 (20,78%) balita yang menderita ISPA Pneumonia pada tahun
2013.
Masalah keperawatan yang lazim muncul pada anak yang mengalami
Bronkopneumonia yaitu gangguan pertukaran gas, ketidakefektifan bersihan jalan
napas, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, intoleransi
aktivitas, dan resiko ketidakseimbangan elektrolit (Nurarif & Kusuma, 2015).
Proses peradangan dari proses penyakit bronchopneumonia menimbulkan
manifestasi klinis yang ada sehingga muncul beberapa masalah dan salah satunya
adalah gangguan pertukaran gas. Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau
kekurangan oksigenasi dan atau eliminasi karbondioksida pada membran
alveolus-kapiler (PPNI, 2017).
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Dapat menambah wawasan atau informasi mengenai asuhan keperawatan
anak dengan diagnose medis Bronkopnemonia
1.3.2 Tujuan Khusus
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan seperti : Nyeri pleuritik, Nafas
dangkal dan mendengkur, Takipnea (Nafas Cepat)
2. Bunyi nafas di atas area yang menglami konsolidasi : Mengecil, kemudian
menjadi hilang dan juga terdengar Krekels, ronkhi paru.
3. Gerakan dada tidak simetris.
4. Menggigil dan demam 38,8 ° C sampai 41,1°C, delirium.
5. Diafoesis.
6. Anoreksia.
7. Malaise.
8. Batuk kental, produktif Sputum kuning kehijauan kemudian berubah
menjadi kemerahan atau berkarat.
9. Gelisah.
10. Sianosis Area sirkumoral, dasar kuku kebiruan.
11. Masalah-masalah psikososial : disorientasi, ansietas.(Wijayaningsih, 2013
dalam Wulandari, Dewi & Meira Erawati 2016 hal 268)
2.1.7 Komplikasi
1. Atelectasis
Atelektasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna atau kolaps
paru akibat kurangnya mobilisasi reflek batuk hilang apabila penumpukan
secret akibat berkurangnya daya kembang paru-paru terus terjadi dan
penumpukan secret ini menyebabkan obstuksi bronkus intrinsic.
2. Empisema
Empisema dalah suatu keadaan di mana terkumpulnya nanah dalam
rongga pleura terdapat di suatu tempat atau seluruh rongga pleura.
3. Abses paru
Abses paru adalah penumpukan pus dalam paru yang meradang.
4. Infeksi sistemik
5. Endocarditis
Endocariditis dalah peradangan pada katupendokardial.
6. Meningitis
Meningitis adalah infeksi yang menyerang pada selaput otak.
(Ngastiyah,2012 Wulandari, Dewi & Meira Erawati 2016 hal 271).
1. Foto thoraks
Pada foto thoraks bronkopneumonia terdapat bercak-bercak infiltrat pada
satu atau beberapa lobus.
2. Laboratorium
Leukositosis dapat mencapai 15.000-40.000 mm3 dengan pergeseran ke
kiri.
3. GDA: tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang
terlibat dan penyakit paru yang ada.
4. Analisa gas darah arteri bisa menunjukkan asidosis metabolik dengan atau
tanpa retensi CO2.
5. LED meningkat.
6. WBC (white blood cell) biasanya kurang dari 20.000 cells mm3
7. Elektrolit natrium dan klorida mungkin rendah.
8. Bilirubin mungkin meningkat.
9. Aspirasi perkutan/biopsi jaringan paruh terbuka menyatakan intranuklear
tipikal dan keterlibatan sistoplasmik. (Padila, 2013 dalam Wulandari,
Dewi & Meira Erawati 2016 hal : 270)
2.1.9 Penatalaksanaan
2.3 Hospitalisasi
Menurut (Nusalam, 2005 dalam buku ajar keperawatan anak 2016 hal : 90)
stress yang terjadi pada bayi usia pertengahan sampai anak usia 6-30 bulan adalah
cemas karena perpisahan. Apabila perpisahan dengan ibu akan menimbulkan rasa
kehilangan pda anak akn orang yang di kenal dan lingkungannya sehingga akan
menimbulkan perasaan tidak aman dan rasa cemas.
Respon prilaku pada anak akibat pepisahan yang di alami dibagi menjadi 3 tahap
yaitu :
Pada tahap ini anak akan menangis kuat, menjerit, memanggil ibunya atau
menggunkan tngkah laku agresif, seperti menendang, menggigit, memukul,
mencubit, mencoba untuk membuat orangtua tetap tinggal dan menolak perhatian
orang lain. Secara verbal anak biasanya marah, seperti mengatak pergi. Hal
terebut akan terus berlangsung sampai beberapa jam dan jika merasa kelelahan
anak akan berhenti sendiri.
2.4 Imunisasi
2.4.1 Pengertian
1. BCG
2. Hepatitis B
3. Polio
4. DPT
5. Campak
6. Hepatitis A
2.5.1 Pengertian
1. Pada uisa 2,5 tahun anak lebih suka memiih makanannya sendiri lebih
menyukai makanan dalam porsi kecil (makanan yang enak dan
mengundang selera)
2. Pada masa in anak lebih menyukai jenis makanan dalam piring daripada
makanan yang di campur
3. Pada masa ini orang tua harus menganjurkan anak untuk menggunakan
alat makan tetapi menyadari bahwa todler lebih menyukai menggunakan
tangan.
2.6.1 Pengkajian
1. Identitas :
2. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama :
6. Pemeriksaan Fisik
1) Keluhan umum : sesak nafas, adanya peningkatan suhu tubuh,batuk pilek.
2) Sistem penapasan / Respirasi (Breath / B1)
Sesak nafas, pernafasan cuping hidung, pernapasan nagkal, pergerakan
simetris, terdapat mucus, pada auskultasi terdengar ronchi, perkusi sonor
3) Sistem cardiovascular (Blood/ B2)
kelemahan fisik, denyut nadi perifer melemah, batas jantung tidak
mengalami pergeseran, tekanan darah biasanya normal. Bunyi jantung
tambahan biasanya tidak di temukan
4) Persarafan (Brain/B3)
Terjadi penurunan kesadaran, sianosis perifer pada pengkajian objektif
wajah klien tanpak meringis, menangis, merintih.
5) Perkemihan-eliminasi urine (Bladder/B4)
Tidak ada gangguan eliminasi dan pengukuran volume urine berhubungan
dengan intake cairan. Perawat perlu memonitor adanya oliguria ,kareana
awal terjadinya syok.
6) Pencernaan/ Gastrointestinal (Bowel/ B5)
Mual muntah, penurunan nafsu makan, penuruan berat badan. Membran
mukosa kering tampak sianosis dapat terjdi terdapat pendarahan.
7) Integument (Bone/B6)
Warna kulit kemerahan, bibir kering, turgor kulit tidak elastis, terdapat
sianosis, akral panas kering merah CRT >2 detik, odema, panas batuk
berdahak, pilek.
7. Pemeriksaan tingkat perkembangan :
1) Adaptasi social
Pada anak usia toddler (1-3 tahun) mampu mentolelir perpisahan dari
orang asing dan meniru orang tua
2) Bahasa
Pada anak usia toddler (1-3 tahun) mengatakan empat sampai enam kata
termasuk nama-nama “meminta” objek dengan menunjukknya, memahami
peritah sederana. Dapat menggunkan gerakan berabat tangan mengatakan
“tidak” dan menggunakan kata “tidak” meskipun menyetujui permintaan.
3) Motorik halus
Pada anak usia toddler (1-3 tahun) yang secara konsta menjatuhkan objek
ke lantai, membangun meara dari dua kotak, memegang dua kotak dalam
satu tangan, melepaskan butir-butir kedalam leher botol yang sempit,
mencoret- coret secar spntan, menggunakn cangkir dengan baik tetapi
memutarkan sendok.
4) Motorik Kasar
Pada anak todler (1-3 tahun) mampu berjalan tanpa bantuan (basanya sej
usia 1,3 bulan ).
2.6.2 Analisa data
2.6.4 Perencanaan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan bersihan jalan
napas efektif, dengan kriteria hasil :
1. Batuk berkurang/tidak ada batuk
2. Sputum pada hidung tidak ada
3. Sputum pada mulut tidak ada
4. Suara napas tambahan ronchii di
dada sebelah kanan tidak ada
5. RR dalam batas normal :
(RR : 20-30x/menit)
Intervensi:
Intervensi:
1. Observasi frekuensi, kedalaman dan kemudahan bernafas
Rasional: Distres pernafasan yang dibuktikan dengan dispnea dan takipnea
sebagai indikasi penurunan kemampuan menyediakan oksigen bagi
jaringan.
2. Observasi warna kulit, catat adanya sianosis pada kulit, kuku dan jaringan
sentral.
Rasional: Sianosis kuku menunjukkan vasokonstriksi.
Sedangkan sianosis daun telinga, membfran mukosa dan kulit sekitar
mulut ( membran hangat) menunjukkan hipoksemia sistemik.
3. Kaji status mental dan penurunan kesadaran
Rasional: Gelisah, mudah terangsang, bingung dan somnolen sebagai
petunjuk hipoksemia atau penurunan oksigenasi serebal.
4. Monitor frekuensi jantung atau irama
Rasional: Takikardia biasanya ada sebagai akibat demam atau dehidrasi
tetapi dapat sebagai respons terhadap hipoksemia.
5. Tinggikan kepala dan atur posisi lien senyaman mungkin.
Rasional : untuk meningkatkan inspirasi maksimal.
6. Jelaskan kepada orang tua penyebab gangguan pertukaran gas
Rasional: gangguan pertukaran gas dapat disebabkan adanya secret yang
menghalangi jaan nafas sehingga udara masuk dan keuar tidak efektif
7. Ajarkan batuk efektif
Rasional : pengeluaran secret dapat memperbaiki ventilasi
8. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi oksigen dengan benar,
misalnya: dengan nasal prong, masker, masker venturi
Rasional: Tujuan terapi oksigen adalah mempertahankan PaO2, di atas 60
mmHg (normal PO2 80-100 MmHg), oksigen diberikan dengan metode
yang memberikan pengiriman tepat dalam toleransi pasien
Intervensi:
Peradangan alveoli
Inflamasi bronkus
Edema antara kapiler dan alveoli
Konsolidasi daerah
paru
BRONKOPNEUMONIA
B1 B2 B3 B4
Proses peradangan Penurunan ratio Penurunan volume Iskemia jaringan otak Anoksi
dinding bronkus ventilasi ekspirasi paksa jaringan
Stimulasi chemoreseptor
hipothalamus MK :
Defisit pemenuhan ADL
Reaksi peningkatan panas tubuh Defisit perawatan diri
Resti cidera
Demam
B5 B6 Psikososial
MK : Gg. Keseimbangan suhu tubuh
Suplai O2 ke jaringan Adanya sesak napas
Mukus bronkus Kuman terbawa di saluran menurun Perubahan status kesehatan
meningkat pencernaan
Hipoperfusi jaringan
Bau mulut tidak
Infeksi saluran pencernaan Ketidaktahuan
sedap
Metabolisme Koping individu tidak efektif
anaerob
Anoreksia Peningkatan peristaltik
usus
Kelemahan Fisik,
MK :
Fatigue
Intake tidak Ansietas
adekuat Malabsorpsi Kurang pengetahuan
MK : Intoleransi
MK: Perubahan nutrisi Diare aktifitas
kurang dari kebutuhan
tubuh
MK : Gg. Keseimbangan
cairan dan elektrolit
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini berisi tentang hasil studi kasus “Asuhan Keperawatan Pada An.
D Berusia 1 Tahun Dengan Diagnose Medis Bronkopnemonia Di Ruang Pediatrik
RS Premier Surabaya”
3.1 Pengkajian
Ibu pasien mengatakan An. D batuk pilek dan demamnaik turun sejak tanggal
30 April 2020 tidak diperiksakan ke fasilitas kesehatan dan pada tanggal 8 Mei
2020 saat setelah selesai menyusui, pasien batuk-batuk dan terlihat kesulitan
bernafas sehingga ibu pasien membawa An. D ke IGD RS Premier Surabaya dan
diperiksa tanda-tanda vital N :142x/mnt RR : 70x/mnt S : 37.9 C, di UGD pasien
mendapatkan terapi oksigen dengan nasal kanul 1 lpm, dan mendapatkan terapi
parenteral yaitu D5 1/4 NS 1000cc/24jam 8tpm, Pct drop 0.6 ml 3x1 (oral),
Ampicilin 100 mg 3x1 (iv), Gentamicin 10 mg 1x1 (iv), Dexa 0.75 mg 3x1 (iv).
Pemeriksaan Thorax AP dengan hasilnya yaitu BP disertai kecurigaan pneumonia
lobaris lobus superior paru kanan & hiperin flated lobus interior paru bilateral,
kemudian pada pukul 08.30 WIB pasien dibawa ke ruang pediatrik. Pada tanggal
08 Mei 2020 pukul 10.00 WIB dilakukan pengkajian didapatkan data TTV N :
136x/mnt RR : 38x/mnt S : 37.8 oC, pasien tampak batuk-batuk, terdapat suara
napas tambahan ronchi di thorak kanan dan tampak kesulitan bernapas, pasien
terpasang nasal kanul 1 lpm.
Ibu pasien mengatakan bahwa dirinya selama hamil An.D selalu rutin
memeriksakan kehamilannya ke bidan dan pemeriksaan yang dijalankan oleh ibu
pasien sebanyak 4x. Ibu pasien mengatakan bahwa selama masa kehamilan An.D
ibu mengkonsumsi obat vitamin dan obat untuk penambah darah. Ibu pasien
mengatakan bahwa selama kehamilan An.D tidak pernah mengalami gangguan,
hanya saja keluhan yang dirasakan adalah sakit kepala.Kehamilan An.D sekitar 37
minggu.
B. Natal Care
Ibu pasien mengatakakan persalinan dilakukan di RS Leona dan ditolong oleh
tenaga medis yaitu Bidan. Persalinan secara normal dengan usia kehamilan 37
minggu. Saat lahir anak langsung menangis dan warna kulit saat lahir berwarna
merah muda, apgar score tidak tahu, Berat badan lahir yaitu 3700 gram, dengan
panjang badan lahir 46 cm. Pasien mendapatkan ASI sejak lahir sampai sekarang.
Pengkajian Keluarga
Genogram (Sesuai Dengan Penyakit)
Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
: pasien
: meninggal
: tinggal 1 rumah
3.1.13 Terapi
D5 1/4 NS 1000cc/24jam 8tpm
Pct drop 0.6 ml 3x1 (oral)
Ampicilin 100 mg 3x1 (iv)
Gentamicin 10 mg 1x1 (iv)
Dexa 0.75 mg 3x1 (iv)
Nebulizer = Ventolin ½ amp : Pulmicort ½ amp 3x1
3.2 Analisa Data
Nama klien : An.D Ruangan/kamar : Pediatrik
Umur : 1 tahun No. Register : xxxxx
No. Data Penyebab Masalah
1. DS : Bronkopneumonia Gangguan
Ibu pasien mengatakan pertukaran gas
anaknya sesak napas (D.0003 : SDKI)
DO :
Px tampak sesak napas
Pola napas cepat dan
dangkal
Ada napas cuping
hidung
Terdengar suara napas
tambahan ronchii di
dada sebelah kanan
TTV :
N = 136x/menit
RR = 38x/menit
(dengan nasal kanul 1
lpm)
S = 37,8 ̊C
SpO2 = 98% (dengan
nasal kanul 1 lpm)
Hasil thorax AP :
BP disertai kecurigaan
pneumonia lobaris
lobus superior paru
kanan & hiperin flated
lobus interior paru
bilateral.
Hasil laboratorium :
pH : 7,27
PCO2 : 50 mmHg
PO2 : 85 mmHg
2. DS : Infeksi saluran napas Bersihan jalan napas
Ibu mengatakan anaknya tidak efektif
batuk-batuk (D.0001 : SDKI)
DO :
Px tampak batuk
Ada sputum pada
hidung
Ada sputum pada
mulut
Terdengar suara napas
tambahan ronchii di
dada sebelah kanan
Pola napas cepat dan
dangkal
RR = 38x/menit
(dengan nasal kanul 1
lpm)
3. DS : Proses infeksi Hipertermia
Ibu pasien mengatakan (D.0130 : SDKI)
anaknya demam naik turun
sejak tanggal 30 April
2020 – 08 Mei 2020
DO :
Kulit teraba hangat
TTV :
N = 136x/menit
S = 37,8 ̊C
RR = 38x/menit
(dengan nasal kanul 1
lpm)
SpO2 = 98% (dengan
nasal kanul 1 lpm)
Hasil laboratorium :
WBC : 11,3 10^3/uL
PLT : 320 10^3/uL
4. DS : Kondisi klinis yang Defisit pengetahuan
Ibu pasien mengatakan baru dihadapi oleh tentang manajemen
belum mengetahui klien pneumonia
penyakit yang diderita (D.0111 : SDKI)
anaknya saat ini
Ibu pasien mengira
hanya batuk- batuk
biasa
Ibu pasien mengatakan
tidak mengetahui
tentang penyakit
brokopnemonia
DO :
Px batuk pilek sejak
tanggal 30 April 2020 –
08 Mei 2020 (±8 hari)
tidak diperiksakan di
fasilitas kesehatan
5. DS : - Factor risiko : Risiko infeksi
DO : Penyakit paru (0142 : SDKI)
TTV : (bronkopneumonia)
N = 136x/menit
S = 37,8 ̊C
RR = 38x/menit
(dengan nasal kanul 1
lpm)
SpO2 = 98% (dengan
nasal kanul 1 lpm)
Hasil thorax AP :
BP disertai kecurigaan
pneumonia lobaris
lobus superior paru
kanan & hiperin flated
lobus interior paru
bilateral
Hasil laboratorium :
WBC : 11,3 10^3/uL
PLT : 320 10^3/uL
Limfosit : 15%
Neutrofil 31,5%
3.3 Prioritas Masalah
Nama klien : An.D Ruangan/kamar : Pediatrik
Umur : 1 tahun No. Register : xxxxx
Diagnosa Tanggal Nama
No.
Keperawatan Ditemukan Teratasi Perawat
1. Gangguan pertukaran 08 Mei 2020 Dipertahankan Ns.
gas berhubungan
dengan
broncopneumonia
2. Bersihan jalan napas 08 Mei 2020 Dipertahankan Ns.
tidak efektif
berhubungan dengan
infeksi saluran napas
3. Risiko infeksi 08 Mei 2020 Dipertahankan Ns.
3.4 Intervensi Keperawatan
Nama klien : An. D No. Register : xxxxx Hari rawat ke : 1
No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Gangguan Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor Memantau kondisi umum
pertukaran gas keperawatan selama 3x24 jam tanda-tanda vital pasien
berhubungan diharapkan gangguan pertukaran Memantau kemampuan
dengan gas berkurang, dengan kriteria 2. Monitor pasien dalam
broncopneumonia hasil : frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya mempertahankan kebutuhan
1. Px tidak sesak napas napas oksigen dalam tubuh
2. Pola napas teratur Pola pernapasan yang
3. Tidak ada napas cuping berubah pada kasus
hidung 3. Monitor pola bronkopneumoni dapat
4. Tidak ada suara napas napas (seperti bradipnea, takipnea, terjadi akibat gangguan
tambahan hiperventilasi, kussmaul, dll) pertukaran gas yang terjadi
5. TTV dalam batas normal antara sel dan alveoli
(Nadi : 80-100x/menit, RR : Pneumonia dapat
20-30x/menit, S : 36,5-37,5 menyebabkan adanya
̊C, SpO2 : 95-100%) sputum pada parenkim paru
6. Hasil laboratorium dalam 4. Auskultasi sehingga mengganggu
batas normal : bunyi napas pertukaran gas dan
(pH : 7,35-7,45, PCO2 : 32- terdengar suara napas
45 mmHg, PO2 : 75-100 tambahan
mmHg) Membantu mencukupi
kebutuhan tubuh akan
oksigen
5. Kolaborasi
dengan tim medis lain (dokter) dalam
pemberian oksigen tambahan : nasal
kanul 1 lpm
2. Bersihan jalan Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor pola napas (frekuensi, Pola pernapasan yang
napas tidak efektif keperawatan selama 3x24 jam kedalaman, usaha napas) berubah pada kasus
berhubungan diharapkan bersihan jalan napas bronkopneumoni dapat
dengan infeksi efektif, dengan kriteria hasil : terjadi akibat gangguan
saluran napas 6. pertukaran gas yang terjadi
batuk antara sel dan alveoli
7. 2. Monitor bunyi napas tambahan Bunyi napas tambahan pada
8. lapang paru dapat
9. mengindikasikan adanya
di dada sebelah kanan tidak sekret/sputum dalam
ada parenkim paru
10. 3. Monitor sputum Memantau warna dan
(RR : 20-30x/menit) jumlah produksi sputum
4. Monitor kemampuan batuk efektif Batuk efektif dapat
mempermudah
mengeluarkan
sekret/sputum dalam paru
5. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu Fisioterapi dada dilakukan
agar sputum yang
menempel pada parenkim
paru dapat meluruh
sehingga dapat dikeluarkan
6. Berikan nebulizer (ventolin ½ amp : Melonggarkan jalan napas
pulmicort ½ amp 3x1) sesuai advise dan meluruhkan
dokter sekret/sputum pada saluran
pernapasan sehingga dapat
mudah dikeluarkan
mengurangi stress dimana pandangan hidup menjadi lebih luas dan tidak