Anda di halaman 1dari 4

Nama : Merlina Prahara Nita

NIM : 132024153019

UAS MAKP BAGIAN 2 (ESSAY)

5. Setiap pergantian dinas di Ruang Rawat Inap Bedah dilakukan Timbang terima antar
perawat. Di mana setiap perawat berperan sesuai wewenang dan tanggung jawabnya.

Pertanyaan:

Jika Saudara ditunjuk sebagai Kepala Ruang di ruang rawat bedah, buat suatu
mekanisme timbang terima yang baik dan apa yang harus dilakukan dalam pengelolaan
timbang terima yang ideal!

Jawaban:

Ada beberapa mekanisme yang harus dilakukan saat akan melakukan, saat pelaksanaan dan saat
setelah melakukan timbang terima, diantaranya yaitu:

1. Persiapan
a. Operan (Handover) dilaksanakan setiap pergantian shif
b. Prinsip operan, terutama pada semua pasien baru masuk dan pasien yang dilakukan
operan khususnya pasien yang memiliki permasalahan yang belum teratasiserta yang
membutuhkan observasi lebih lanjut.
c. PP menyampaikan opran pada PP berikutnya mengenai hal yang perlu disampaikan
dalam operan antara lain:
1) Jumlah pasien
2) Identitas pasien dan diagnosa medis
3) Data (keluhan subjektif ataupun objektif)
4) Masalah keperawatan yang masih muncul. Intervensi keperawatan yang sudah
dan belum dilaksanakan (secara umum)
5) Intervensi kolaborasi dan independen
6) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi,
pemeriksaan penunjang, dan lain-lain).
2. Pelaksanaan
a. Kedua kelompok dinas sudah siap (shif jaga)
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
c. Kepala ruangan membuka acara operan
d. Peraawat yang melakukan operan dapat melakukan klarifikasi
e. Tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah dioperkan
f. Kepala ruangan atau PP menanyakan kebutuhan daar pasien
g. Penyampaian yang jelas, singkat dan padat
h. Perawat yang melaksanakan operan mengkaji secara penuh terhadap masalah
keperawatan, kebutuhan dan tindakan yang telah atau belum dilaksanakan serta hal-
hal penting lainnya selama masa perawatan
i. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang matang sebaiknya
dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan pada petugas berikutnya
j. Lama operan untuk tiap pasien tidak lebih dari lima menit kecuali pada kondisi
khusus dan memerlukan keterangan yang rumit.
3. Post Timbang Terima
a. Diskusi
b. Pelaporan untuk operan dituliskan secara langsung pada format operan yang
ditandatangani oleh pp yang jaga saat itu dan pp yang jaga berikutnya diketahui oleh
kepala ruangan.
c. Dan terakhir di tutup oleh kepala ruangan.

8. Saudara baru ditunjuk sebagai seorang kepala ruang rawat inap. Saudara akan
melakukan suatu perubahan tentang manajemen ruangan yang ada untuk meningkatkan
kualitas layanan keperawatan. Dari hasil analisis ditemukan tentang
model pendokumentasian yang tidak sesuai, sehingga saudara ingin mengadakan suatu
perubahan.
Pertanyaan:
Lakukan upaya perubahan (perhatikan konsep perubahan) pengelolaan dokumentasi pada
aspek pencatatan keperawatan, pemberian obat, dan metode dokumentasi yang sesuai.  
Jawaban:
Dalam membuat dokumentasi harus memperhatikan aspek-aspek keakuratan data, breafity
(ringkas), dan legality (mudah dibaca). Adapun prisip-prinsip dalam melakukan dokumentasi
yaitu:
a. Dokumen merupakan suatu bagian integral dari pemberian asuhan keperawatan.
b. Praktik dokumentasi bersifat konsisten.
c. Tersedianya format dalam praktik dokumentasi.
d. Dokumentasi hanya dibuat oleh orang yang melakukan tindakan atau mengobservasi
langsung klien.
e. Dokumentasi harus dibuat sesegera mungkin.
f. Catatan harus dibuat secara kronologis.
g. Penulisan singkatan harus menggunakan istilah yang sudah berlaku umum dan seragam.
h. Tuliskan tanggal, jam, tanda tangan, dan inisial penulis.
i. Catatan harus akurat, benar, komplit, jelas, ringkas, dapat dibaca, dan ditulis dengan tinta.
j. Dokumentasi adalah rahasia dan harus disimpan dengan benar?

9. Seorang Kepala Ruang Rawat Inap dalam melaksanakan tugasnya dalam mengelola
ruangan selalu berorientasi pada tugas. Pengawasan terhadap kegiatan bawahan
dilakukan secara ketat. Hal ini disebabkan rasio jumlah perawat dengan pasien tidak
seimbang.

Pertanyaan:

a)  Analisis masalah tersebut di atas dan tentukan gaya kepemimpinan yang sesuai untuk
mengatasi masalah tersebut!

b)  Susun rencana strategis yang akan saudara lakukan berdasar pendekatan Teori


Situational (Harsey & Blanchard)?

Jawaban:

a) Pada kasus diatas gaya kepemimpinan yang dapat digunakan adalah otoriter, yaitu
wewenan mutlak berada pada pemimpin, kepuasan selalu diutamkan, pimpinan meminta
kesetiaan bawahan secara wajar, pimpinan memperhatikan perasaan dalam bertindak,
terdapat suasana saling percaya, tangun jawab keberhasilan dalam organisasi.
b) pendekatan Teori Situational (Harsey & Blanchard):
1) Telling Perintah
Situasi pengikut atau bawahan (R1): Tingkat kematangan rendah, dengan ciri-ciri
bawahan tidak mempunyai kemampuan dan tidak ada kemauan serta tidak percaya
diri. Gaya Kepemimpinan: Telling 'Perintah' atau Instruksi (S1). Gaya Telling atau
perintah dikenal dengan gaya instruksi, atau perilaku pemimpin yang memberikan
pengarahan mengenai tugas dan tanggung jawab kepada tim. Komunikasi cenderung
satu arah dan dibutuhkan pengawasan terus menerus dari pemimpin karena tingkat
kematangan bawahan masih rendah dan belum dapat dipercaya
2) Selling Penjualan
Situasi Pengikut atau bawahan (R2): Tingkat kematangan rendah ke madya dengan
ciri-ciri tidak mempunyai kemampuan, tetapi ada kemauan serta mempunyai tingkat
percaya diri.
Gaya Kepemimpinan: Selling Penjaulan (S2). Pemimpin masih memberikan arahan
namun komunikasi menjadi dua arah. Pemimpin menjual gagasan dan keputusan
kepada bawahannya. Tetapi pemimpin dapat menerima masukan dari tim. Pemimpin
harus memberikan coaching dan pelatihan untuk mengembangkan kemampuan.
3) Partisipasi
Situasi pengikut atau bawahan (R3): Tingkat kematangan madya ke tinggi dengan
ciri-ciri bawahan memiliki kemampuan tetapi tidak ada kemauan dan merasa tidak
aman.
Gaya Kepemimpinan: Partisipasi (S3). Gaya partisipasi ini banyak melibatkan ke ikut
sertaan dari anggota karena sudah mempunyai kemampuan yang memadai.
Keputusan dibuat secara bersama-sama antara pemimpin dan tim. Dengan melibatkan
tim diharapkan bawahan termotivasi untuk meningkatkan kinerja.
4) Delegating Melimpahkan
Situasi pengikut atau bawahan (R4): Tingkat kematangan tinggi dengan ciri-ciri
bawahan mampu atau cakap dan mau serta mempunya percaya diri.
Gaya Kepemimpinan: Delegating Melimpahkan (S4). Pemimpin mendelegasikan atau
melimpahkan tanggung jawab, membuat keputusan dan implementasi. Peran
pemimpin berkurang memberikan pengarahan. Yang membuat keputusan dan
melakukan pengawasan adalah bawahan. Pemimpin banyak memberikan keleluasaan
wewenang dan inovasi.

Anda mungkin juga menyukai