Anda di halaman 1dari 42

4.8.

Materi Kisi-kisi Pembelajaran, Soal, dan Pembahasan Manajemen Keperawatan

Materi kisi-kisi pembelajaran, soal dan pembahasan terkait manajemen keperawatan

meliputi bahan kajian fungsi dan peran manajemen keperawatan dalam mendukung

pemberian asuhan keperawatan pasien yang dilakukan oleh seorang Ners sebagai

perawat pelaksana. Konteks materi pembekalan dan pengembangan soal dalam buku ini

bukan berkaitan dengan setting Ners sebagai tupoksi kepala ruang dan bukan juga

berkaitan dengan setting Ners sebagai kepala bidang keperawatan. Fungsi manajemen

keperawatan yang dilaksanakan oleh seorang Ners adalah POSAC dalam mengelola

pasien meliputi perencanaa/planning (P), pengorganisasian/organizing (O), pengelolaan

staf/ketenagakerjaan/staffing (S), dan pengendalian/controlling (C) dalam konteks

mendukung proses pemberian asuhan keperawatan langsung pada pasien baik di ruang

rawat maupun difasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Peran Ners sebagai manajer

asuhan keperawatan termasuk peran interpersonal, informasional, dan decisional.

Seorang Ners dalam memberikan asuhan keperawatan perlu menjalankan peran sebagai

manajer pasien atau sebahai pengelola asuhan keperawatan pasien kelolaannya.

Minztberg (1990) dalam Robbins & Judge (2017) menyebutkan tiga peran pengelola,

yaitu peran interpersonal, informasional, dan pengambilan keputusan (decisional).

Peran interpersonal meliputi tiga sub peran, yaitu figure head,leader dan liaison. Peran

figure head ditunjukkan untuk menginspirasi pasien dan rekan tim kerjanya dengan

menampilkan figure yang dihormati serta menunjukkan sikap dan perilaku sesuai norma
dan nilai yang berlaku. Peran sebagai leader atau pemimpin ditunjukkan melalui

kemampuan mempengaruhi dan memotivasi pasien untuk mencapai tujuan asuhan.

Peran liaison ditunjukkan dengan memelihara jaringan informasi/komunikasi yang baik

dengan pasien dan anggota tim keperawatan maupun kesehatan lain.

Peran informasi meliputi peran monitor, disseminator, dan spokesperson. Peran monitor

dilakukan Ners dengan mengobservasi perkembangan asuhan pasien. Peran

disseminator dilakukan Ners dengan berbagi informasi dan memberikan informasi

terkait perubahan status pasien yang perlu diperhatikan. Seorang Ners dapat

menunjukkan peran spokesperson atau juru bicara pasien agar berbagai pihak

memahami tujuan asuhan dengan baik.

Peran pengambilan keputusan atau decisional meliputi enterpreuner, penanganan

masalah, pengalokasi sumber daya, dan negosiator. Peran enterpreuner dilakukan

dengan menciptakan serta mengendalikan perubahan tata kelola pasien dalam tim.

Peran penanganan masalah, dilakukan dengan memberikan solusi terbaik dalam

mengatasi permasalahan pasien. Peran pengalokasi sumber daya yang dibutuhkan

pasien. Peran negosiator dilakukan agar pasien dapat bersedia mendukung tujuan

asuhan.

Materi ksisi-kisi pembelajaran manajemen keperawatan ini juga secara khusus

menguraikan gaya kepemimpinan yang menjadi bagian dari peran interpersonal, materi
metode asuhan keperawatan sebagai bagian dari fungsi pengorganisasian, materi

tingkat ketergantungan pasien sebagai bagian dari fungsi ketenagaan, materi

manajemen konflik sebagai bagian dari fungsi pengarahan, dan materi keselamatan

pasien yang menjadi bagian dari fungsi pengendalian. Materi fungsi dan peran

manajemen keperawatan seorang Ners juga dikaitkan dengan modalitas dalam

manajemen keperawatan dan penerapan aspek etik dan legal dalam manajemen

keperawatan.

A. Gambar Fungsi Manajemen Keperawatan

Fungsi manajemen keperawatan merupakan tahapan/langkah dalam proses

pengelolaan system asuhan dan pelayanan keperawatan. Tahapan ini dilaksanakan

seorang Ners saat memberikan asuhan keperawatan agar tujuan asuhan dan

pelayanan keperawatan tercapai. Apabila ada satu fungsi manajemen tidak

dilaksanakan maka visi, misi dan tujuan asuhan dan pelayanan keperawatan tidak

mudah untuk diwujudkan.

A.1. Gambaran singkat Fungsi Manajemen dalam Keperawatan :

1) Perencanaan

Perencanaan merupakan proses/kegiatan yang diawali dengan menetapkan

tujuan, menentukan rencana kegiatan, menentukan kebutuhan personil,

merancang proses dan hasilnya, serta memodifikasi rencana yang

diperlukan. Fokus kegiatan fungsi perencanaan seorang Ners adalah pada


perencanaan yang mendukung asuhan keperawatan pada pasien, misalnya

merencanakan kebutuhan asuhan yang disiapkan Ners untuk mendukung

pelaksanaan asuhan keperawatan. Fungsi ini dilakukan sebelum seorang

Ners melaksanakan fungsi manajemen keperawatan lainnya.

2) Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan proses/kegiatan pengelompokkan aktifitas

untuk mencapai tujuan pengelolaan pasien, menentukan uraian tugas, dan

cara pengkoordinasian, baik secara vertical maupun horizontal. Kegiatan

fungsi pengorganisasian perlu memenuhi prinsip-prinsip pengorganisasian,

yaitu rantai komando, kesatuan komando, rentang kendali dan spesialisasi.

Kegiatan penyusunan struktur organisasi dapat meningkatkan kemampuan

dalam berkoordinasi dan berkomunikasi, mengembangkan pola hubungan

antar saraf secara vertical maupun horizontal, serta memperjelas

wewenang, tanggung jawab, dan tanggung gugat. Penerapan fungsi

pengorganisasian berfokus pada pemberian dukungan dalam penerapan

metode pemberian asuhan keperawatan yang tepat, efektif, dan sesuai

dengan kebutuhan pasien.

3) Pengelolaan staff/ketenagaan merupakan kegiatan penyusunan dan

pengembangan ketenagaan untuk meningkatkan kinerja secara efektif dan

efesien. Penerapan fungsi pengelolaan staf difokuskan kepada

mempersiapkan ketenagaan yang kompeten dan terstandar. Kegiatan

ketenagaan seorang Ners adalah menentukan tingkat ketergantungan


pasien dan menyesuaikan jumlah perawat yang dibutuhkan sesuai tingkat

ketergantungan pasien tersebut.

4) Pengarahan merupakan kegiatan mengarahkan atau membelajarkan

pasien. Penerapan fungsi pengarahan berfokus pada penerapan

kempemimpinan yang efektif dalam membentuk perilaku pasien dan

keluarga sesuai dengan tujuan asuhan keperawatan.

5) Pengendalian merupakan suatu kegiatan untuk memastikan pencapaian

kinerja seorang Ners sesuai dengan rencana, pedoman, regulasi dan

kebiajakan yang berlaku. Penerapan fungsi pengendalian berfokus pada

penerapan indicator mutu layanan keperawatan secara efektif untuk

menjamin mutu asuhan.

a. Contoh Soal Pembahasan

1. Perawat mendapatkan gambaran kondisi pasien yang menjadi

kelolaanya dari ketua tim saat pre konferensi. Salah satu pasien

dalam kondisi kebersihan diri dibantu, makan dan minum ,

ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali, pemasukan dan

pengeluaran intake output cairan diminta untuk dicacat. Perawat

diminta untuk segera memberikan asuhan perawatan pada

pasien setelah konferensi selesai.

Apakah tindakan keperawatan selanjutnya pada masalah

tersebut?

A. Melanjutkan pengkajian pada pasien


B. Membaca prosedur perawatan pasien

C. Menentukan tingkat ketergantungan pasien

D. Membuat rencana asuhan keperawatan pasien

E. mendiskusikan kondisi pasien bersama dokter.

Pembahasan:

Pada kasus diatas, setelah mendapatkan gambaran tentang

kondisi pasien, maka perawat professional perlu melanjutkan

pengkajian pada pasien dan melaksanakan asuhan keperawatan

berdasarkan rencana keperawatan yang telah disusun oleh ketua

tim.

Strategi:

Peserta ujian perlu memahami langkah POSAC dan SPO yang

berlaku.

Jawaban: A

2. Perawat baru yang ditempatkan di ruang rawat inap penyakit bedah ditegur

oleh ketua tim karena dianggap terlalu lama dalam menyiapkan peralatan

tindakan untuk tindakan perawat luka. perawat tersebut menjelaskan

bahwa ada peralatan yang perlu diperiksa ketersediaanya terlebih dahulu.


Apakah tindakan selanjutnya dari ketua tim?

A. Melakukan pendampingan

B. Mengevaluasi kemampuan perawat baru

C. Memberikan orientasi ulang persiapan tindakan

D. Menunjukan perawat senior memberikan bimbingan

E. Menyusun program mentoring untuk perawat baru

Pembahasan:

Saat rekutmen, perawat telah melewati berbagi tahapan seleksi termasuk

berbagai tahapan seleksi termasuk kemampuan melakukan tindakan

keperawatan. Di sisi lain set alat – alat untuk tindakan secara procedural

sudah siap untuk digunakan sehingga apabila ada perawat baru yang lama

dalam menyiapkan peralatan maka perlu dikaji ulang kemampuan perawat

tersebut.

Strategi:

Peserta ujian mencermati bahwa perawat pelaksanaan yang melakukan

tindakan pada pasien perlu mengikuti standar atau prosedur yang berlaku

termasuk dalam hal menyiapkan peralatan tindakan.

Jawaban: B
1. Hasil survey tentang lama rawat pasien di ruang penyakit dalam didapatkan data

3 pasien dirawat selama 4 hari; 5 pasien dirawat selama 7 hari; 7 pasien dirawat

selama 4 hari; 5 pasien dirawat selama 5 hari.

Berapa nilai ALOS pada hasil survey?

A. 4

B. 5

C. 6

D. 7

E. 8

Pembahasan:

Rata – rata rawat inap adalah

( 3 x 4) + ( 5 x 7 ) + ( 7 x 4 ) + ( 5 x 5 ) = 100

( 3+5+7+5 )

20

Strategi:

Peserta ujian perlu menggunakan rumus perhitungan ALOS dalam

mendapatkan jawaban yang tepat pada soal tersebut.

Jawaban: B

B. Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada

kegiatan – kegiatan dari kelompok pasien yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan

asuhan keperawatan.

B.1. Implikasi Kepemimpinan

Kepemimpinan menyangkut pasien dan keluarga, suatu pembagian wewenang yang

seimbang diantara perawat untuk memberikan pengarahan kepada pasien.

B.2. Jenis Gaya Kepemimpinan

1) Otokratik:

1.1 Dalam hal pengambilan keputusan, Ners tipe otokratik akan bertindak sendiri

dan memberitahukan kepada para staf perawat lain maupun pasien bahwa

ia telah mengambil keputusan tertentu.

1.2 Dalam membina hubungan dengan staf perawat maupun pasien, Ners tipe

otokratik menggunakan pendekatan formal berdasarkan kedudukan dan

statusnya dalam organisasi

1.3. Kurang mempertimbangkan apakah kepemimpinannya diterima atau tidak.

2) Laissez Faire

2.1. Bergaya santai dalam memimpin asuhan keperawatan

2.2. Mendelegasikan tugas kepada staf perawat maupun pasien dengan

pengarahan yang minimal atau bahkan tanpa pengarahan sama sekali

2.3. Sering dianggap sebagai pemimpin yang kurang bertanggung jawab terhadap

kegiatan yang dipimpinnya


2.4. Mementingkan hubungan/relasi

2.5. Hubungan yang terjadi lebih kepada hubungan informal, hubungan

formal sering dihindari

2.6. Memandang staf perawat dan pasien mempunyai tingkat kematangan dan

kedewasaan tinggi baik teknis maupun mental

2.7. Lebih mementingkan kepuasan psikologis staf perawat dan pasien daripada

kepuasan kebendaan

2.8. Berorientasi kepada hubungan daripada tugas karena dengan adanya

hubungan intim maka tugas akan diselesaikannya sesuai tanggung jawabnya.

3) Demokratik :

3.1. Mengikutsertakan staf perawat dan pasien dalam pengambilan keputusan

3.2. Menekankan adanya hubungan yang serasi, yaitu keseimbangan hubungan

formal dan informal

3.3. Melakukan staf perawat sebagai orang yang sudah dewasa

3.4. Memuaskan segenap kebutuhan staf perawat dan pasien

3.5. Menjaga keseimbangan antara orientasi tugas dan hubungan

b. Contoh soal dan pembahasan

2. Perawat dinas siang meminta izin tidak masuk kerja kepada kepala ruang

karena keperluan keluarga, yaitu mengikuti undangan pengarahan minat

bakat anak disekolah anaknya. Kepala ruang menjelaskan pada perawat

tersebut bahwa BOR ruang rawat mencapai 90% dan mayoritas pasien berada
pada tingkat ketergantungan partial. Kepala ruang meminta perawat tersebut

tetap datang sesuai jadwal dinasnya.

Apakah tindakan selanjutnya dari perawat tersebut ?

A. menginformasikan kepada kepala ruang akan mengganti dinas di

hari lain

B. meminta kepala ruang tetap memberikan izin tidak masuk kerja

C. menyampaikan kepada ketua tim akan datang terlambat

D. menghubungi perawat lain untuk menggantikannya

E. tetap bertugas sesuai jadwal dinas.

Pembahasan :

Penjadwalan dinas sudah disusun sejak awal dan diharapkan sudah

memfasilitasi kepentingan seluruh staf. Kondisi yang dipaparkan dalam

vignette memberikan gambaran abeban kerja tinggi sehingga bila jumlah

dan mutu perawat berkurang dapat berpeluang menurunkan mutu layanan

pada pasien dan masalah patient safety. Kesimpulan keputusan yang perlu

dilakukan oleh seorang perawat professional dalam konteks kepemimpinan

untuk tetap mengedepankan kepentingan pasien dan tim kerja sebagai

bagian dari upaya mempertahankan patient safety serta mampu

memprioritaskan masalah untuk diselesaikan.


Strategi :

Peserta ujian perlu memahami bahwa berargumentasi tentang ijin tidak

masuk kerja dengan kepala ruang kurang tepat karena kepala ruang

merujuk pada capaian tujuan asuhan pada pasien. Masuk kerja terlambat

juga bukan alasan pembenaran kepentinagn keluarga adan meminta tukar

jadwal dengan perawat lain untuk alasan keluarga yang tidak urgen juga

memberikan budaya kerja yang kurang professional.

Jawaban : E

3. Perawat meminta kepada kepala ruang untuk dijadwalkan kerja pada shif

malam dan melanjutkan ke shif pagi dengan alasan jarak rumah jauh dari RS.

Kepala ruang menolak permintaan tersebut dengan mempertimbangkan beban

kerja dan patient safety. Kepala ruang meminta kepada perawat agar berdinas

sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

Apakah gaya kepemimpinan yang diterapkan kepala ruang tersebut ?

A. autokratik

B. demokratik

C. laissez-faire

D. transaksional

E. transformasional
Pembahasan :

Manajer keperawatan bertindak mandiri secra professional dalam hal

pengambilan keputusan seperti kasus diatas dan memberitahukan kepada para

staf perawat bahwa manajer tersebut telah mengambil keputusan tersebut

dengan dasar peraturan yang berlaku dan pertimbangan patient safety serta

kondisi kesehatan perawat yang bersangkutan.

Strategi :

Peserta ujian perlu memahami bahwa gaya kepemimpinan autokratik pada

setting kasus tersebut diperlukan untuk menjaga profesionalitas perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan sesuai prosedur yang

berlaku.

Jawaban : A

C. Metode asuhan keperawatan

Adalah suatu metode yang digunakan oleh manajer keperawatan untuk memutuskan

metode penugasan perawat di dalam masing-masing unit keperawatan.

C.1. Model Sistem Penugasan

Dasar pertimbangan pemilihan model asuhan keperawatan atau system penugasan

sesuai dengan visi dan misi institusi, yaitu : The choice of an organization model involves

staff skills, availability of resources, patient acuity, and the nature of the work to be

performed (Marquis & Huston, 2015)


C.2. Jenis model system penugasan

C.2.1. Keperawatan Tim

Kelompok perawat yang bekerja sebagai suatu tim dengan dipimpin oleh ketua tim yang

dipilih berdasarkan pengalaman kerja, kepemimpinan dan senioritas.

C.2.2. Model Primer

Perawat bertanggung jawab terhadap semua aspek asuhan keperawatan selama 24 jam,

dari hasil pengkajian kondisi pasien dan mengkoordinir asuhan keperawatan hingga

evaluasi kondisi pasien dan pengendalian mutu asuhan keperawatan, menunjukan

kemandirian perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.

C.2.3. Model Tim Primer ( modular )

Pada model manajemen asuhan keperawatan professional tersebut, metode tim

digunakan secara kombinasi dengan metode primer.

c. Contoh Soal dan Pembahasan

4. Ruang rawat ICU dengan jumlah tempat tidur sebanyak 12 unit, terdapat

perawat berpendidikan Ners sebanyak 15 orang dan memiliki sertifikat pelatihan

perawatan pasien kritis. Kepala ruang mengalokasikan 1 – 4 pasien untuk setiap

perawat. Perawat bertanggung jawab terhadap pengelolaan asuhan

keperawatan sejak pasien masuk sampai pulang.

Apakah metode asuhan yang diterapkan?

A. Tim

B. Kasus

C. Primer
D. Modular

E. Fungsional

Pembahasan:

Setiap perawat memiliki tanggung jawab dalam pemberian asuhan

keperawatan. Tanggung jawab tersebut dimulai sejak pasien masuk sampai

pulang. Dengan demikian setiap perawt memiliki kewenangan untuk memenuhi

seluruh kebutuhan pasien yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini hanya

dapat dilakukan oleh perawat dengan kualifikasi lulusan Ners dan memiliki

sertifikat atau pengalaman yang menunjang.

Strategi:

Jika seluruh perawat berpendidikan minimal Ners dengan sertifikat dan

pengalaman yang menunjang serta rasio perawat pasien memenuhi, maka yang

paling ideal adalah metode primer.

Jawaban: C

7. Ruang perawatan anak memiliki perawat sebanyak 20 orang dengan kapasitas

tempat tidur 30 unit. Kepala ruang berencana meningkatkan asuhan keperawatan

sesuai standar yang ditetapkan rumah sakit dan telah diterapkan oleh ruang

rawat lainnya. Kepala ruang mengidentifikasi kebutuhan perawat vokasional dan

professional.
Berapakah kebutuhan tenaga perawat professional di ruang tersebut?

A. 5

B. 8

C. 11

D. 16

E. 20

Pembahasan:

Kebutuhan tenaga perawat pada kasus tersebut di atas mengacu kepada rumusan

perbandingan antara tenaga perawat professional dan vokasional dengan

perbandingan 55%:45% ( Abdullah dan Levine dalam Gillies 1999 ).

Strategi:

Peserta ujian perlu memahami prosentase berbandingan perawat professional dan

vokasional.

Jawaban: C

C.2.4. Modalitas dalam manajemen keperawatan

Diskusi Refleksi Kasus ( DRK ) merupakan suatu metode pembelajaran yang dapat

digunakan di suatu unit pelayanan keperawatan untuk membahas pengalaman

keberhasilan dalam pemberian asuhan keperawatan yang actual dan menarik


maupun ketidak berhasilan dalam mengelola asuhan keperawat yang perlu

diinformasikan dan diatasi baik pengalaman terkini maupun yang sudah lalu melalui

suatu diskusi kelompo yang mengacu pada standar. Melalui DRK diharapkan dapat

meningkatkan mutu pelayanan keperawatan maupun profesionalisme perawat.

a. Tujuan Diskusi Refleksi Kasus

1. Mengembangkan profesionalisme keperawatan

2. Meningkatkan aktualisasi diri perawat

3. Membangkitkan motivasi belajar

4. Wahana untuk menyelesaikan masalah dengan mengacu pada standar

keperawatan yang telah ditetapkan

5. Belajar menghargai kolega untuk lebih sabar, lebih banyak mendengarkan,

tidak menyalahkan, tidak memojokan dan meningkatkan kerjasama.

b. Manfaat Diskusi Refleksi Kasus

1. Sebagai metode pembelajaran

2. Dapat digunakan sarana pelayanan kesehatan, seperti di rumah sakit /

puskesmas

3. Membahas permasalahan actual, masa lalu maupun yang sedang

berlangsung

4. Memaparkan pengalaman kebersilan dalam pelaksanaan tugas dengan

pemanfaatan sumber daya

5. Meningkatkan professionalism perawat

c. Contoh Soal dan Pembahasan


8. Perawat dinas malam melaporkan kepada perawat penanggung jawab pasien

karena kecelakaan lalu lintas. Kedua perawat tersebut bersepakatan untuk

melaporkan kejadian dan penangananya kepada kepala ruang saat tinbang

terima pasien dan akan mengusulkan dilakukan pembahasan bersama

perawat lain.

Apakah jenis kegiatan yang tepat diusulkan dilakukan pada kasus tersebut?

A. Conference

B. Laporan pagi

C. Ronde Keperawatan

D. Komunikasi S - BAR

E. Diskusi Refleksi Kasus

Pembahasan:

Jawaban soal diatas adalah diskusi refleksi kasus karena pada vignette

digambarkan telah terjadi kasus kelalaian yang bersifat fatal sehingga

menurut konsep DRK sebaiknya kejadian tersebut tidak perlu terulang kembali

dengan cara merefleksikan peristiwa tersebut pada perawat lain.

Strategi:

Peserta ujian perlu memiliki kemampuan dalam mengindentifikasi kegiatan –

kegiatan yang menggambarkan komunikasi dalam asuhan keperawatan. Kata

kunci pada soal tersebut adalah terjadinya kesalahan identifikasi pasien dalam
pemberian obat sehingga DRK diperlukan pasien dalam pemberian obat

sehingga DRK diperlukan dan hal tersebut tidak menjadi syarat utama bagi

kegiatan seperti ronde, laporan pagi, maupun conference. S – BAR adalah

teknik berkomunikasi dalam pelaporan kondisi pasien pada sejawat maupun

profesi lain.

Jawaban: E

Operan atau timbang terima ( hand over ) merupakan komunikasi dan serah terima

antara shift pagi, sore dan malam. Operan dari dinas malam ke dinas pagi dan dari

dinas pagi ke dinas sore dipipin oleh kepala ruang, sedangkan operan dari dinas sore

ke dinas malam dipimpin oleh penanggung jawab shift sore.

1. Waktu, tempat, dan penanggung jawab kegiatan

Awal pergantian shift ( pukul 07.30 wib, 14.00 wib, 21.00 wib ), dilaksanakan

di nurse station/ruang perawat dengan penanggung jawab yaitu Kepala

Ruang/PJ Shift.

2. Langkah kegiatan

Karu / Pj shift membuka acara dengan salam, PJ shift yang mengoperkan

menyampaikan:

Kondisi / keadaan pasien: Dx keperawatan, tujuan yang sudah dicapai,

tindakan yang sudah dilaksanakan, hasil asuhan dan tindak lanjut untuk shift

berikutnya. Perawat shift berikutnya mengklarifikasi penjelasan yang sudah


disampaikan. Karu memimpin ronde ke kamar pasien. Karu memimpin doa

bersama dan menutup acara. Kegiatan diakhiri dengan bersalaman.

d. Contoh Soal dan Pembahasan

9. Perawat Primer dan perawat asosiate dinas pagi sedang menerima lapora di

ners staion dari perawat asosiate dinas malam tentang kondisi pasien dan

setelah laporan selesai, berkeliling ke ruang rawat untuk memastikan kondisi

pasien. perawat primer melakukan identifikasi permasalahan pada pasien

untuk memastikan arahan asuhan perawatan yang akan diberikan pada

perawat asosiate.

Apakah bentuk kegiatan yang dilaksanakan perawat primer tersebut?

A. Timbang Terima

B. Diskusi Refleksi Kasus

C. Ronde Keperawatan

D. Audit Keperawatan

E. Kredensialing

Pembahasan:

Gambaran kegiatan pada vignette menunjukan penerapan timbang terima

pada metode primer dengan mekanisme laporan di ners station dan

dilanjutkan ronde ke ruang rawat hingga memastikan kondisi pasien untuk

kegiatan asuhan keperawatan selanjutnya.


Strategi:

Peserta ujian perlu memahami kegiatan – kegiatan yang menggambarkan

komunikasi dan koordinasi dalam asuhan keperawatan pasien.

Jawaban: A

Pre – konferensi adalah diskusi kelompok kecil Ners yang menekankan pada aktifitas

pembelajaran klinik / manajemen asuhan keperawatan klinik yang dapat dilakukan

dengan setting kelompok atau perorangan, dan memberikan kesempatan peserta

konferensi untuk memaparkan pengalamannya, melakukan klarifikasi, berfikir

melalui rencana asuhandan keberhasilan dalam mengatasi masalah dan informasi.

1. Waktu, tempat dan penanggung jawab kegiatan

Awal shift dinas setelah operan dilaksanakan di masing – masing meja tim

dengan penanggung jawab yaitu ketua tim / PJ Shift

2. Langkah Kegiatan

Katim / PJ Tim membuka acara, Katim / Pj Tim menanyakan rencana harian

masing – masing perawat pelaksanakan, Katim / PJ Tim memberikan

masukan dan tindak lanjut terkait dengan asuhanyang diberikan saat itu,

Katim / PJ Tim memberikan reinforcement, dan KATIM / PJ Tim menutup

acara.
Post – konferensi adalah kegiatan menyimpulkan aktifitas pembelajaran klinik /

manajemen asuhan keperawatan klinik dan memberikan waktu untuk

mendiskusikannya, berbagai pengalaman dan emosi, dukungan kelompok dan

masukan, yang diperoleh melalui keseharian dalam pengalaman empiris praktik.

1. Waktu, tempat, dan penanggung jawab kegiatan

Akhir shift dinas sebelum opran dilaksanakan di masing – masing meja tim

dengan penanggung jawab yaitu ketua tim / PJ Shift.

2. Langkah kegiatan

Katim / PJ Tim membuka acara, Katim / PJ Tim menanyakan hasil asuhan

masing – masing pasien, Katim / PJ Tim menanyakan kendala dalam asuhan

yang telah diberikan, Katim / PJ Tim menanyakan tindak lanjut asuhan

pasien yang harus dioperasikan kepada perawat shift berikutnya dan Katim /

PJ Tim menutup acara.

Pengertian Komunikasi S –BAR

Komunikasi S – BAR ( Situation, Background, Assessment, Recommendation )

adalah metode komunikasi yang digunakan untuk anggota tim kesehatan dalam

melaporkan kondisi pasien. S – BAR merupakan acuan dalam pelaporan kondisi

pasien saat transfer pasien, menyediakan kerangka kerja untuk komunikasi

antara anggota tim kesehatan tentang kondisi pasien, mekanisme komunikasi

yang mudah diingat, merupakan cara yang mudah untuk berkomunikasi dengan
anggota tim, mengembangkan kerja anggota tim dan meningkatkan

keselamatan pasien.

Situation

Perawat menyebut usia pasien, jenis kelamin, diagnosis pre operasi, prosedur,

status mental. kondisi pasein apakah stabil atau tidak.

Background

Menampilkan pokok masalah atau apa saja yang terjadi pada diri pasien,

keluhan yang mendorong untuk dilaporkan adalah sesak napas, nyeri dada dan

sebagainya. Menyebutkan latar belakang apa yang menyebabkan munculnya

keluhan pasien tersebuyt, diagnosis pasien, dan data klinik yang mendukung

masalah pasien.

Assesment

Beri hasil pemikiran yang timbul dari temuan serta difokuskan kepada problem

yang terjadi pada pasien apabila tidak diantisipasi akan menyebabkan kondisi

yang lebih buruk.

Recommendation

Menyebutkan hal-hal yang dibutuhkan untuk ditindak lanjuti dan intervensi

yang perlu direkomendasikan perawat.

e. Contoh Soal dan Pembahasan


11. Seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat selama 2 hari dengan

keluhan sesak nafs. Perawat primer melaporkan kepada dokter

penanggung jawab pasien bahwa pasien sesak nafas. Perawat telah

melakukan pemberian posisi fowler dan obat sesuai saran dokter.

Apakah tindakan selanjutnya dari perawat primer ?

A. merekomendasikan pemberian oksigen pada level maintenance

B. mendokumentasikan komunikasi S-BAR yang dilakukan

C. mencatat latar belakang permasalahan pasien

D. menunggu saran perawat konsultan

E. menyampaikan hasil pengkajian

Pembahasan :

Komunikasi efektif dengan menggunakan metode I-SBAR meliputi

Introduction, Situasion, Background, Assesment,

Recommendation.Perawat primer telah melakukan komunikasi sampai

tahapan asesmen pasien dengan menyampaikan masalah sesak nafas

yang terjadi. Tahapan yang perlu dilakukan perawat selanjutnya adalah

melakukan recommendation berupa pemberian oksigen.

Strategi :

Peserta ujian perlu memahami peran perawat professional dalam

tahapan komunikasi S-BAR


Jawaban : A

11. Perawat Melakukan komunikasi lewat telepon dengan dokter penanggung

jawab pasien terkait kondisi pasien yang tiba-tiba demam. Dokter

memberikan rekomendasi pemberian obat antipiretik dan observasi

setiap jam sampai kondisi tanda vital stabil. Perawat mencatat dan

membacakan ulang kepada dokter atas rekomendasi yang telah

diberikan. Setelah dilakukan vertifikasi melalui telepon, perawat

memberikan obatyang direkomendasikan tersebut.

Apakah tindakan selanjutnya dari perawat tersebut ?

A. membuat kronologi kejadian

B. melaporkan kepada kepala ruang

C. mendiskusikan kondisi pasien secara rutin kepada dokter

D. meminta dokter memberikan tanda tangan di dokumen pasien

E. mengharapkan rekan kerja menandatangani catatan kondisi

pasien.

Pembahasan :

Perawat wajib memastikan bahwa konfirmasi kondisi pasien melaui

telepon dengan dokter perlu mendapatkan aspek legal secara tertulis


yang dibuktikan dengan tanda tangan dokter rekam medic/dokumen

pasien.

Strategi :

Peserta ujian perlu memahami kegiatan perawatan dalam tahapan

komunikasi S-BAR.

Jawaban : D

D. Tingkat Ketergantungan pasien

Kondisi atau keadaan pasien yang menggambarkan seberapa banyak waku

yang diperlukan seorang perawat memberikan asuhan keperawatan pada

pasien dalam waktu 24 jam.

a. Jenis atau tingka ketergantungan pasien

Menurut Douglass tahun 1992,kebutuhan tenaga perawat

diklasifikasikan berdasarkan derajat ketergantunan pasien yang dibagi

menjadi 3 kategori, yaitu:

1) Perawatan minimal memerlukan waktu 1 – 2 jam / 24 jam, ktiteria:

Kebersihan diri, mandi ganti pakaian dilakukan sendiri, Makan dan

minum dilakukan sendiri, ambulasi dengan pengawasan, observasi

tanda – tanda vital dilakukan setiap jaga ( shift ), pengobatan minimal

dengan status psikologis stabil.


2) Perawatan parsial memerlukan waktu 3 – 4 jam / 24 jam, Kriteria:

Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu observasi tanda –

tanda vital setiap 4 jam, ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari

sekali, pasien dengan kateter urine, pemasukan dan pengeluaran

intake output cairan dicatat / dihitung, persiapan pengobatan yang

memerlukan prosedur.

3) Perawatan total memerlukan waktu 5 - 6 jam / 24 jam kriteria:

Semua keperluan pasien dibantu, perubahan posisi, observasi tanda –

tanda vital dilakukan setiap 15 menit, makan melalui selang ( NGT /

pipa lambung ), terapi intravena, dilakukan penghisapan lendir,

gelisah / disorientasi.

f. Contoh Soal dan Pembahasan

11. Seorang laki – laki berusia 55 tahun dirawat dengan keluhan penurunan

kesadaran delirium, pasien gelisah, aktifitas sehari – hari dibantu, terdapat

luka pada telapak kaki kanan yang bersifat kronis. Hasil leboratorium

menunjukkan gula darah 400 mg/Dl. Perawat menentukan kondisi pasien

untuk perawatan selanjutnya.

Apakah tingkat ketergantungan pasien tersebut?

A. Intermediate

B. Intensive

C. Minimal

D. Partial
E. Total

Pembahasan:

Deskripsi vignette menggambarkan kondisi pasien mengalami penurunan

kesadaran dan data lainnya sesuai dengan deskripsi konsep tingkat

ketergantungan total.

Strategi:

Kata kunci dalam menjawab soal diatas adalah tingkat kesadaran,

kemampuan pasien melaksanakan ADL, kondisi umum status kesehatan

pasien.

Jawaban: E

E. Patient Safety

Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu system dimana rumah sakit

membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi rumah sakit membuat

asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan

pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan

analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tidak lanjutan serta

implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah


terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan

suatu tindakan atau tidak mnengambil tindakan yang seharunya diambil.

Sasaran Keselamatan Pasien.

1) Sasarann I: Ketepatan identifikasi pasien

Identifikasi pasien harus mengikuti pasien kemampuan ( gelang

identitas ) dan yang tak mudah/nisa berubah.

Identifikasi pasien menggunakan dua identitas dari minimal tiga

identitas:

nama pasien ( → e KTP ), tanggal lahir atau nomor rekam medic.

2) Sasaran II: Peningkatan komunikasi yang efektif

Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang

dipahami oleh resipien / penerima, akan mengurangi kesalahan dan

menghasilkan peningkatakan keselamatan pasien

3) Sasaran III: Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai ( high –

alert )

High Alert Medication adalah obat – obatan yang memiliki resiko tinggi

untuk menyebabkan / menimbulkan adanya komplikasi /

membahayakan pasien secara signitifikan jika terdapat kesalahan

penggunaan ( dosis interveal dan pemilihanya )

4) Sasaran IV : Kepastian tepat – lokasi, tepat – prosedur, tepat – pasien

operasi Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk

memastikan tepat – lokasi, tempat – prosedur, dan tempat – pasien.


Salah – lokasi, salah – prosedur, salah – pasien operasi, adalah kejadian

yang mengkhawatirkan dan biasa terjadi di rumah sakit.

5) Sasaran V : Pengurangan risiko infeksi terkait penanganan kesehatan

Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene

terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum dari WHO

6) Sasaran VI : Pengurangan risiko pasien jatuh

a) mengidentifikasi pasien yang memiliki risiko tinggi jatuh dengan

menggunakan “ Assesmen Risiko Jatuh “

b) melakukan assesmen ulang pada semua pasien

c) melakukan assesmen yang berkesinambungan terhadap pasien

yang berisiko jatuh dengan menggunakan “Assesmen Risiko

Jatuh Harian”

d) menetapkan standar pencegahan dan penanganan risiko jatuh

secara komprehensif

h. Contoh Soal dan Pembahasan

13. Keluarga pasien memencet bel memanggil perawat karena pasien

terjatuh di kamar mandi. Perawat segera datang ke tempat kejadian.

Apakah tindakan perawat selanjutnya ?

A. melakukan pengkajian pasien

B. membuat catatan insiden pasien jatuh

C. melaporkan kepada kepala ruang tentang insiden tersebut


D. meminta keluarga pasien lebih berhati-hati saat membantu pasien

E. memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan pasien

jatuh

Pembahasan :

Bila terjadi kejadian pasien terjatuh maka sebagai langkah awal perawat

perlu melakukan pengkajian pasien ditempat jatuh yang meliputi

perubahan kondisi yang terjadi akibat jatuh tersebut. Selanjutnya

perawat mengevakuasi pasien untuk tindakan lebih lanjut. Perawat

kemudian melaporkan kepada kepala ruang dan dokter penanggung

jawab pasien. Perawat membuat laporan kejadian untuk kepentingan

investigasi, audit mutu dan langkah selanjutnya yang dipandang perlu

sesuai standar patient safety.

Strategi :

Peserta ujian perlu mengenali kata kunci untuk menjawab soal tersebut,

yaitu pasien terjatuh di kamar mandi sehingga langkah pertama adalah

mengidentifikasi kondisi pasien sebagai prosedur assesmen pasien jatuh

sebelum dibantu untuk kembali ke tempat tidur dan mendapat asuhan

selanjutnya atau untuk dilaporkan kondisinya ke dokter penanggung

jawab pasien.
Jawaban : A

14. Perawat dinas sore di UGD menerima pasien akibat kecelakaan bus

pariwisata. Setelah pasien dilakukan tindakan dan kondisi stabil, beberapa

pasien perlu rawat inap. Perawat mengantar pasien tersebut keruang

rawat inap dengan metode penugasan modular dan dilakukan timbang

terima dengan perawat di ruang inap. Perawat diruang inap melakukan

pengkajian kondisi pasien.

Apakah tindakan selanjutnya dari perawat di ruang rawat inap ?

A. Menghubungi perawat primer

B. mengkaji ulang kondisi pasien

C. melaporkan kepada kepala ruang

D. memasang gelang identitas pada pasien

E. menandatangani surat pengantar pasien dari UGD

Pembahasan :

Setiap pasien yang masuk ruang rawat inap perlu dilakukan pengkajian

ulang. Hal ini untuk mengetahui perubahan kondisi pasien sehingga

perancanaan dan implementasi keperawatan berdasarkan masalah yang

terjadi dan selanjutnya menyampaikan hasil pengkajian tersebut kepada

perawat primer untuk rencana tindakan selanjutnya pada pasien.


Strategi :

Peserta ujian perlu memperhatikan kata kunci berupa mengantar pasien

ke ruang rawat inap dengan metode penugasan modular sebagai arah

untuk tindakan berikutnya setelah assesmen pasien baru adalah

melaporkan kondisi pasien ke perawat primer.

Jawaban : A

15. Perawat akan memberikan antibiotic kepada pasien. Saat obat akan

diberikan, pasien dalam kondisi tidur. Keluarga menjelaskan pasien baru

saja tidur.

A. membangunkan pasien

B. menunda pemberian obat

C. mengkoordinasikan kepada kepala ruang

D. meminta keluarga membangunkan pasien

E. melaporkan kepada dokter penanggung jawab pasien

Pembahasan :

Pemberian antibiotic harus tepat waktu, tidak boleh terlalu awal atau

terlambat. Selain itu perawat perlu mengidentifikasi pasien minimal 2

aspek yaitu nama pasien dan nomor rekam medik atau nama pasien dan

tanggal lahir.
Pembahasan :

Peserta ujian perlu memahami prinsip benar dalam pemberian obat dan

ketepatan identifikasi pasien saat melakukan tindakan.

Jawaban : A

G. Manajemen Konflik

Konflik didefinisikan sebagai ketidak sesuaian internal atau eksternal yang

diakibatkan dari perbedaan ide, nilai atau perasaan antara dua orang atau

lebih ( Marquis , 2012 ). Menurut Huber ( 2014 ), konflik adalah perselisihan

yang timbul bila keseimbangan antara perasaan, pikiran, hasrat, dan perilaku

dua orang atau lebih terencam.

i. Contoh Soal dan Pembahasan

16. Kepala ruang mendapatkan laporan dari perawat senior bahwa perawat

junior kurang inisiatif dalam bekerja dan menunggu instruksi perawat

senior. Kepala ruang juga mendapatkan laporan dari perawat junior

bahwa sikap perawat senior cenderung menunjukkan gaya seorang

atasan dan lebih sering memberikan instruksi.

Apakah tindakan kepala ruang?

A. Meminta perawat junior mengalah

B. Menginstruksikan perawat senior asertif


C. Melaporkan kepada kepala bidang keperawatan

D. Membahas bersama hal tersebut di ruang kepala ruang

E. Mengaharapkan perawat memahami paran masing - masing

Pembahasan:

Kepala ruang perlu bertindak netral dan dapat menyatuhkan perawat

dalam satu persepsi untuk pencapaian visi dan misi ruang rawat. Ketika

terjadi perbedaan persepsi antar perawat menyadari peran dan fungsinya

sehingga situasi kerja yang kondusif.

Strategi:

Peserta perlu memahami strategi penyelesaian masalah dengan

pendekatan manajemen konflik.

Jawaban: D

H. Etika Keperawatan

Ilmu yang membahas nilai dan norma moral yang menetukan perilaku

manusia dalam kehidupan. Etika akan menuntun profesi untuk melakukan

tindakan baik atau bertindak dengan tepat sesuai dengan norma yang baik

yang berlaku.
1) Nonmaleficence adalah melakukan tindakan yang tidak merugikan, do

no harm, kebalikan daru beneficence

2) Fidelity adalah kesetiaan dalam menjalin hubungan antara pasien dan

tenaga kesehatan (missal perawat )

3) Confidentiality adalah menjaga seluruh kerahasiaan pasien dan

keluarganyam kecuali diminta di pengadilan

4) Justice adalah memberikan pelayanan tanpa membeda – bedakan

status sosial, agama, suku, ekonomi, pekerjaan, dan jabatan

5) Veracity adalah memberikan asuhan keperawatan secara tulus,

kejujuran dalam informasi, kebenaran sesuai apa adanya ( tidak

direkayasa )

6) Autonomi adalah memberikan kesempatan kepada klien dan keluarga

untuk memberikan keputusan secara mandiri tanpa intervensi dari

orang lain ( misalnya petugas kesehatan )

7) Beneficence adalah melakukan tindakan yang menguntungkan pasien,

doing good

i. Contoh soal dan Pembahasan

17. Perawat primer memberikan penjelasan pada keluarga pasien tentang

rencana pembedahan. Keluarga meminta penjelasan lanjut tentang

proses pembedahan dan kondisi pasien pasca pembedahan.

Bagaimanakah tindakan selanjutnya dari perawat primer tersebut?


A. Menjelaskan bahwa dokter yang akan menyampaikan informasi

lebih lanjut

B. Perawat memastikan siap menjelaskan kondisi pasien setelaj

operasi

C. Menginstruksikan keluarga menandatangani informed concsent

D. Mendiskusikan harapan keluarga kepada ruang

E. Meminta keluarga mendoakan kelancaran operasi

Pembahasan:

Perawat primer sudah melaksanakan tugasnya, memberikan penjelasan

rencana tindakan bedah yang akan dilakukan pada pasien. Apabila

keluarga mengharapkan penjelasan lebih lanjut tentang pembedahan

maka perawat tidak boleh memberikan harapan atau janji yang belum

pasti dan bukan wewenangnya karena hal tersebut menjadi

kewenangan dokter penanggung jawab pasien.

Strategi:

Peserta ujian perlu memahami hirarki tanggung jawab tata kelola pasien

dalam tim kesehatan, dokter memiliki kewenangan dalam penjelasan

kondisi pasien.

Jawaban: A
18. Seorang keluarga pasien mengeluh tentang buruknya sanitasi di ruang

rawat. Pasien hampir terpeleset saat hendak BAK. P erawat telah

mencatat keluhan tersebut dan akan memanggil petugas kebersihan.

Penjelasan tersebut tidak cukup buat keluarga pasien tersebut dan

langsung meminta bertemu kepala ruang. Sat tersebut, kepala ruang

sedang mengikuti pengarahan kepala bidang keperawatan.

Bagaimanakah tindakan selanjutnya dari perawat tersebut?

A. Keluarga diminta untuk bersabar

B. Meminta menghubungi kepala ruang

C. Meminta keluarga memasukkan keluhan di kotak

D. Menjelaskan ulang situasi dengan jelas pada keluarga

E. Mengajak keluarga menemui kepala ruang di ruang rapat

Pembahasan:

Perawat perlu memberikan penjelasan secara berkelanjutan kepada

pasien dan keluarga tentang situasi dan kondisi yang dialami, khususnya

terkait kerusakan sarana yang memerlukan koordinasi dan perbaikan

dengan kurun waktu yang lama, bentuk perwujudan dari penegakan

aspek etik veracity.

Strategi:
Peserta ujian perlu mencapai situasi pada soal tersebut memang

membutuhkan upaya perawat untuk mengkondisikan complain pasien

atau keluarga untuk disampaikan kepada kepalar ruang selaku pimpinan

di ruangan.

Jawaban: D

19. Ketua tim memanggil anggota timnya terkait keluhan keluarga pasien yang

merasa kurang diperhatikan ketika meminta perawat untuk membantu

menyediakan air hangat bagi pasien. Perawat menjelaskan kepada ketua

tim bahwa air tersebut sudah disiapkan, hanya kebutuhan sedang

membantu perawatan pasien lain yang secara prioritas perlu penanganan

segera.

Bagaimakah tindakan selanjutnya dari perawat tersebut?

A. Melakukan refleksi diri sementara di ruang istirahat

B. Segera memberikan air hangat tersebut kepada pasien

C. Menjelaskan situasi perawatan pasien kepada keluarga

D. Meminta maaf kepada kepala ruang atas kejadian tersebut

E. Berkeberatan bila dianggap kurang memperhatikan

Pembahasan:
Pasienn dan keluarga secara unik memang dimungkinkan mengeluhkan

kinerja perawat karena beberapa situasi pekerjaan perawat kurang

dipahami pasien dan keluarga. Namun perawat juga perlu tetap

mengedepankan layanan prima pada pasien dan tetap menegakkan prinsip

etika dalam layanan pasien, khususnya penerapan Beneficience, setelahnya

menjelaskan kondisi pasien, melakukan refleksi diri dan meminta maaf

pada pimpinan.

Strategi:

Tetap mengedepankan tindakan yang baik kepada pasien walau sikeluhkan

pasien dan keluarga dengan segera memberikan layanan yang sempat

tertunda karena membantu pasien lain yang lebih diprioritaskan karena

kondisinya.

Jawaban: B

20. Seorang laki – laki berusia 60 tahun dirawat dengan kondisi anemia. Hasil

pemeriksaan kadar Hb didapatkan 6,7 gr% dan terindikasi membutuhkan

tranfusi darah. Perawat meminta keluarga ke PMI untuk mendapatkan darah

yang dibutuhkan, namun keluarga menolak dengan alasan darah dari PMI
tidak jelas asal – usulnya. Setelah keluarga mendapatkan penjelasaan dari

dokter penanggung jawab pasie, keluarga tetap berkeberatan dan menolak.

Apakah tindakan selanjutnya dari perawat tersebut?

A. Melaporkan kepada ketua tim

B. Memotivasi lanjut keluarga pasien

C. Tetap memberikan tranfusi darah

D. Menghornati keputusan keluarga pasien

E. Mendokumentasikan penolakan tindakan

Pembahasan:

Pasien atau keluarga memiliki otonomi untuk memutuskan yang terbaik bagi

status kesehatan pasien. Perawat wajib menghormati hal tersebut sebagai

penerapan prinsip normal dalam asuhan keperawatan.

Strategi :

Kalimat kunci adalah keluarga telah mendapatkan penjelasan dari dokter

penanggung jawab pasien sehingga langkah selanjutnya adalah

menghormati keputusan keluarga.


Jawaban : D

Buku Rujukan Utama

Dep Kes Ri, Modul SP2KP-PMK menuju WCH

(Who Petient Safety: Nine Life-Saving Patient Safety Solutions, JCI

Accreditation Standards for Hospital 4 rd Edition, 2010).

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

Anda mungkin juga menyukai