LEMBARAN PENGESAHAN
Muhammad
Yani
Muhammad Yani
Rayya
Net
Rayya_Net
(..................................................) (...............................................)
KOORDINATOR KLINIK
(...................................................)
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN.......................................................................... i
B. Pengertian........................................................................................... 2
C. Metode TAK...................................................................................... 6
D. Tujuan................................................................................................. 6
E. Kriteria Klien...................................................................................... 7
F. Waktu Pelaksanaan............................................................................. 8
I. Susunan Pelaksana.............................................................................. 8
K. Mekanisme Kegiatan........................................................................ 10
L. Setting Tempat.................................................................................. 11
N. Evaluasi............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 14
A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk social, yang terus menerus membutuhkan adanya orang lain di
sekitarnya. Salah satu kebutuhan manusia untuk melakukan interaksi dengan sesame manusia.
Interaksi ini dilakukan tidak selamanya memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh individu. Sedingga mungkin terjadi suatu gangguan terhadap kemampuan
Salah satu contoh gangguan interaksi dengan orang lain (gangguan berhubungan social)
klien menarik diri, curiga. Alas an untuk memilih menarik diri, curiga dalam terapi aktivitas
kelompok, karena banyak klien menarik diri yang ditemui di ruangan dan sesuai dengan
kebutuhan ruangan sebagai transisi dimana klien perlu belajar untuk interaksi.
Kelompok adalah kumpulan individu yang memilih hubungan satu dengan yang lain
(struart & Laraia 2001). Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang
harus ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut, kebencian, kompetitif,
kesamaan ketidaksamaan, kesukaan dan menarik (Yalom, 1995 dalam Stuart & Laria 2001).
Terapi kelompok adalah suatu psikotherapi yang dilakukan oleh sekelompok penderita
bersama-sama dengan jalan diskusi satu sama lain yang dipimpin, diarahkan oleh terapis/
Terapi aktivitas kelompok itu sendiri mempermudah psikoterapi dengan sejumlah klien
dalam waktu yang sama. Manfaat terapi aktivitas kelompok, agar klien dapat belajar kembali
bagaimana cara bersosialisasi dengan orang lain, sesuai dengan kebutuhannya memperkenalkan
dirinya. Menanyakan hal-hal yang sederhana dan memberikan respon terhadap pertanyaan yang
lain. Sehingga klien dapat berinteraksi dengan orang lain dan dapat merasakan arti berhubungan
Pada klien dengan perilaku kekerasan selalu cenderung untuk melakukan kerusakan atau
mencederai diri, orang lain, atau lingkungan. Dan perilaku kekerasan tidak jauh dari kemarahan.
Kemarahan adaah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan yang
Ekspresi marah yang segera karena suatu sebab adalah wajar dan hal ini kadang
menyulitkan karena secara cultural ekspresi marah yang tidak diperbolehkan. Oleh karena itu,
Sedangkan menurut Depkes RI, Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan
penyakit jiwa, Jilid III Edisi I, Hlm 52 tahun 1996 : Marah adalah pengalaman emosi yang kuat
Kemarahan yang ditekan atau pura-pura tidak marah akan mempersulit sendiri dan
konstruktif pada waktu terjadi akan melegakan individu dan membantu mengetahui tentang
Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan terapi aktivitas kelompok (TAK)
klien dengan perilaku kekerasan dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan
sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti terapi ini adalah klien yang mampu mengontrol
dirinya dari perilaku kekerasan sehingga saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak
B. PENGERTIAN
1. TAK
Terapi Aktivitas Kelompok adalah suatu psikoterapi yang dilakukan oleh sekelompok
penderita bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin, diarrahkan oleh
2. Perilaku Kekerasan
Definisi Perilaku Kekerasan
Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
Berdasarkan definisi ini maka perilaku kekerasan dapat dibagi menjadi dua yaitu perilaku
Sedangkan marah tidak harus memiliki tujuan khusus. Marah lebih menunjuak kepada
Menurut Stearan , kemarahan adalah kombinasi dari segala sesuatu yang tidak enak,
cemas, tegang, demam, sakit hati, dan frustasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
kemarahan yaitu frustasi, hilangnya harga diri, kebutuhan akan status, dan prestise yang tidak
terpenuhi.
a. Frustasi : seseorang yang mengalami hambatan dalam mencapai tujuan / keinginan yang
diharapkannya menyebabkan ia menjadi frustasi. Ia merasa terancam dan cemas. Jika tidak
mampu menghadapi rasa frustasi itu dengan cara lain tanpa mengendalikan orang lain dan
b. Hilangnya harga diri : pada dasarnya manusia itu mempunyai kebutuhan yang sama untuk
dihargai. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi akibatnya individu tersebut mungkin akan merasa
rendah diri, tidak berani bertindak, gampang tersinggung, gampang marah, dan sebagainya.
c. Kebutuhan akan status dan pretise ; manusia pada umumnya mempunyai keinginan untuk
a. Assertif adalah mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai perasaan orang lain, atau tanpa
b. Frustasi adalah respon yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau keinginan. Frustasi dapat
dialami sebagai suatu ancaman dan kecemasan. Akibat dari ancaman tersebut dapat
menimbulkan kemarahan.
c. Pasif adalah respon dimana individu tidak mampu mengungkapkan perasaan yang dialami.
d. Agresif merupakan perilaku yang menyertai marah namun masih dapat dikontrol oleh individu.
Orang agresif bisaanya tidak mau mengetahui hak orang lain. Dia berpendapat bahwa setiap
orang harus bertarung untuk mendapatkan kepentingan sendiri dan mengharapkan perlakuan
e. Mengamuk adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan control diri. Pada
keadaan ini individu dapat merusak dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.
Proses Marah
Strees, cemas, marah merupakan bagian kehidupan sehari-hari yang harus dihadapi oleh
Gejala Marah
Gejala-gejala atau perubahan-perubahan yang timbul pada klien dalam keadaan marah
dilatasi, tonus otot meningkat, mual, frekuensi buang air besar meningkat, kadang-kadang
b. Perubahan Emosional : mudah tersinggung, tidak sabar, frustasi, ekspresi wajah tampak tegang,
c. Perubahan Perilaku : agresif pasif, menarik diri, bermusuhan, sinis, curiga, mengamuk, nada
Perilaku Marah
Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena system syaraf otonom bereaksi terhadap
sekresi
dengan perilaku pasif, agresif, dan asesif. Perilaku asertif adalah cara yang terbaik untuk
mengekspresikan marah karena individu dapat mengekspresikan rasa marahnya tanpa menyakiti
orang lain secara fisik maupun psikologis. Di samping itu perilaku ini dapat juga untuk
Perilaku yang muncul basanya disertai akibat konflik perilaku acting out untuk menarik
d. Perilaku kekerasan
Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan kepada diri sendiri, orang lain, maupun
lingkungan.
Mekanisme Koping
Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan strees,
termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang digunakan
Kemarahan merupakan ekspresi dari rasa cemas yang timbul karena adanya ancaman.
Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada klien marah untuk melindungi diri antara lain (
a. Sublimasi : menerima suatu pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat untuk suatu
dorongan yang mengalami hambatan penyaluran secara normal. Misalnya seseorang yang sedang
marah melampiaskan kemarahannya pada obyek lain seperti meremas adonan kue, meninju
tembok, dan sebagainya, tujuannya adalah untuk mengurangi ketagangan akibat rasa marah.
b. Proyeksi : menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau keinginannya yang tidak baik.
Misalnya seseorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia mempunyai perasaan seksual
terhadap rekan sekerjanya, berbalik menuduh bahwa temannya tersebut mencoba merayu,
mencumbunya.
c. Resepsi : mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk kealam sadar.
Misalnya : seseorang anak yang sangat benci pada orang tuanya yang tidak disukainya. Akan
tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterimanya sejak kecil bahwa membenci orang tua
merupakan hal yang tidak baik dan dikutuk oleh Tuhan, sehingga perasaan benci itu ditekannya
lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakannya sebagai rintangan. Misalnya
seseorang yang tertarik pada teman suaminya, akan memperlakukan orang tersebut dengan kasar.
e. Displacement : melepaskan perasaan yang tertekan bisaanya bermusuhan, pada obyek yang
tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya membangkitkan emosi itu. Misalnya Timmy
berusia 4 tahun marah karena ia baru saja mendapat hukuman dari ibunya karena menggambar di
C. METODE TAK
Metode yang digunakan pada terapi aktivitas kelompok (TAK) ini adalah metode:
4. Dinamika kelompok
D. TUJUAN
1. SESI 1
a. Tujuan Umum
Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan pada saat berhubungan dengan orang lain.
b. Tujuan Khusus
Klien dapat menyebutkan respon yang dirasakan sat marah (tanda dan gejala marah ).
Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku kekerasan ).
a. Tujuan Umum
Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan pada saat berhubungan dengan orang lain
b. Tujuan Khusus
Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan.
Klien dapat mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan.
(Keliat, B. A. 2004)
3. SESI 3
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
Klien bertanya dan meminta sesuai dengan kebutuhan kepada orang lain
Klien dapat menyalurkan emosi memberi kesempatan untuk menyalurkan emosinya dan di
Klien dapat menyalurkan emosi memberi kesempatan untuk menyalurkan emosinya dan di
E. Kriteria Klien
Klien sebagai anggota yang mengikuti therapy aktivitas kelompok ini adalah
a) Klien yang tidak terlalu gelisah
b) Klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya Terapi Aktifitas Kelompok.
c) Klien tindak kekerasan yang sudah sampai tahap mampu berinteraksi dalam kelompok kecil
F. Waktu Pelaksanaan
Waktu : 09.00-09.45
Klien yang mengikuti kegiatan TAK berjumlah 10 orang, adapun nama-nama kien yang
1. Ira Saputri
2. Irna Isnani
3. Irma Suryani
4. Khairunnisa
5. Misna Maisura
6. Misrahul Jannah
7. Misratun Aula
8. Ulfatul Jannah
2. Kapur / Spidol.
5. Bantal.
I. Susunan Pelaksana
1. Leader : Michelle F. W,
3. Fasilitor :
Anik Rubiyanti
Rahmat Hidayat
4. Observer :
Surati Mayasari
Martini
a. Leader
Tugas :
1. Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan menciptakan situasi dan
3. Koordinasi, yaitu mengarahkan proses kegiatan pencapaian tujuan dengan cara memberi
b. Co Leader
Tugas :
1. Membuka acara
2. Mendampingi leader
c. Fasilitator
Tugas :
3. Mencegah gangguan dan hambatan terhadap kelompok baik luar maupun dalam kelompok.
d. Observer
Tugas :
Daftar hadir
Siapa yang memberi pendapat atau ide
Toik diskusi
K. Mekanisme Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan persepsi sensori :
perilaku kekerasan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik.
b. Orientasi
c. Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu mengenal suara suara yang
di dengar.
Jika ada klien yang ingin meninggalakan kelompok, harus minta izin kepada terapis.
3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal suara- suara yang didengar
(perilaku kekerasan ) tentang isinya, waktu terjadinya, dan perasaan klien pada saat terjadi.
b. Terapis meminta klien menceritakan isii perilaku kekerasan, kapan terjadinya, situasi yang
membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi perilaku kekerasan. Mulai dari klien yang
sebelah kanan, secara berurutan sampai semua klien mendapat giliran. Hasilnya ditulis di
whiteboard.
d. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari suara yang biasa didengar.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
b. Tindak Lanjut
Terapis meminta klien untuuk melaprkan isi, waktu, situasi, dan perasaanya jika terjadi
perilaku kekerasan.
Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol perilaku kekerasan.
L. Setting Tempat
Adapun setting tempat yang akan digunakan untuk pertemuan TAK adalah sebagai
berikut
1. Tata Tertib :
Peserta tidak diperkenankan makan, minum dan merokok selama kegiatan TAK.
Peserta boleh meninggalkan ruangan sebelum tata tertib dibacakan selama 5 menit, dan bila
peserta tidak kembali ke ruangan maka peserta tersebut diganti peserta cadangan.
Peserta tidak diperkenankan meninggalkan ruangan setelah tata tertib dibacakan. Bila peserta
meninggalkan ruangan dan tidak bisa mengikuti kegiatan lain setelah dibujuk oleh fasilitator,
Peserta yang ingin mengajukan pertanyaan, mengangkat tangan terlebih dulu dan berbicara
setelah dipersilahkan.
2. Program Antisipasi
Anjurkan kepada terafis agar dapat menjaga perasaan anggota kelompok, menahan diri untuk
Bila ada peserta yang tidak menaati tata tertib, diperingatkan dan jika tidak bisa diperingatkan,
Bila ada anggota yang ingin keluar, dibicarakan dan diminta persetujuan dari peserta TAK yang
lain.
Bila ada peserta TAK yang melakukan kegiatan tidak sesuai dengan tujuan, leader
memperingatkan dan mengarahkan kembali bila tidak bisa, dikeluarkan dari kelompok.
N. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
ASpek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 1, kemampuan yang diharapkan adlah mengenal isi
perilaku kekerasan, waktu terjadinya perilaku kekerasan, situasi terjadinya perilaku kekerasan,
Petunjuk :
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal perilaku kekerasan: isi, waktuu, situasi,
dan perasaan. Beri tanda jika klien mampu dan beri tanda X jika klien tidak mampu.
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti TAK stimulasi persepsi : perilaku kekerasan
sesi !. Klein mampu menyebutkan isi perilaku kekerasan ( menyuruh memukul), waktu ( pukul 9
malam ), situasi ( sedang sendiri), perasaan (jika sedang geram). Anjurkan klien mengidentifikasi
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna & Akemat. 2004. Keperawatan Jiwa, Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC.
Stuar, Gail W.2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5 . Jakarta: EGC.