Anda di halaman 1dari 5

Kasus 2: Membantu Mempersiapkan Keluarga Untuk Fase Akhir Kehidupan

Naskah Pasien End-of-Life

Orientasi
Perawat: Assalamu`alaikum ibu,

Anak: Waalaikumussalam ners.

Perawat 1: Kenalkan saya perawat …, dan ini perawat ......kami yang bertugas untuk merawat
bapak. Berhubung karena bapak memutuskan untuk memilih perawatan di rumah, dan tidak di
rumah sakit. Jadi hari ini kami berkunjung untuk memeriksa keadaan bapak.

Anak: silahkan masuk ners, bapak ada di dalam


Perawat 2 : terima kasih bu

Fase Kerja

Perawat masuk

Perawat 1: Baiklah sekarang apakah saya boleh memeriksa keadaan

bapak bu? Anak: boleh

Perawat 1 : assalamualaikum bapak yanto, perkenalkan saya perawat ....., dan ini teman saya
perawat ....., kembali lagi, kami perawat yang bertugas merawat bapak, hari ini kami datang ke sini
untuk memeriksa keadaan bapak.

Perawat 2 : baiklah bapak yanto, bagaimana keadaannya hari ini pak ?

Pasien : (diam)

Perawat 2 :baik bapak, jadi boleh bolehkah kami memeriksa keadaan bapak sekarang pak ? kira
kira waktunya sekitar 15 menit bapak.

pasien : (diam)

Fase aktif

Perawat 1: saya mulai periksa ya pak, akhir akhir ini apakah ada keluhan nyeri bapak ?

Pasien : (diam)

(perawat 1 mulai memeriksa)

Perawat 1 : suara parunya rules sus


Perawat 2 : oh baik saya catat sus

Perawat 1: saya ubah posisi ya bapak agar bapak lebih nyaman.

(lalu perawat memposisikan pasien tegak lurus)

Perawat 1 : ibu, jadi terdengar suara dari perut bapak, suara yang tidak seperti biasanya ibu.

Anak : jadi bagaimana sus ?

Perawat 1 : untuk memastikan kami akan menunggu sebentar, kemudian akan memeriksa kembali
ya buk.

Anak : baik sus.

Pasien : aaaaagggghhhrrrr (tiba tiba pasien mngerang dan resah)

Fase transisi

Perawat 1 : bapak saya periksa kembali ya

(kemudian perawat memeriksa )

Perawat 1 : jadi didapatkan priode abnea 13 detik, bising usus tidak terdengar, sirkulasi darah
meningkat, dan oksigen di otak menurun dan mati otak

Perawat 2 : baik sus apa ada hasil lainnya ?

Perawat 1 : untuk saat ini belum sus, kita harus menunggu lagi untuk memastikan sus.

Perawat 2 : baik sus

Perawat 1 : mohon maaf bapak ini kita ubah posisinya ya pak, agar bapak lebih nyaman

(lalu perawat mereposisi kan ke samping dan memberikan bantal ke bantal serta berikan sentuhan
teurapeutik ketika resag dan agitasi)

Perawat 2 : ibu, jadi ada beberapa data yang kami dapatkan yaitu suara usus, peningkatan darah,
dan oksigen menurun di otak bapak ibu, jadi untuk memastikan keadaan bapak kami akan
memeriksa kembali setelah ini ibu.

Anak : baik sus (sambil sedih)

Perawat 1 : baiklah ini saya berikan obat, nah obat ini mengandung morfin 5b, jadi ibu harus
berhati hati dan hanya boleh ibu berikan apabila sangat diperlukan ya bu, misalnya seperti bapak
mengerang seperti tadi.

Anak : baik sus


Fase imminent
Setelah beberapa saat kemudian, perawat memeriksa kembali

Perawat 1 : bapak kita coba periksa keadaan bapak lagi ya pak

Perawat 1 : jadi hasilnya didapatkan hr : 130 kali/menit, rr 8 kali/menit, apnea 20 kali sus.

Perawat 2 : baik sus

Perawat 1: bapak kita ubah posisi lagi ya pak, (kemudian sentuh pasien dengan teurapeutik)

Perawat 1: bapak sudah berjuang dengan sangat baik dalam menghadapi penyakit ini pak..

(pada saat sakaratul maut izinkan keluarga untuk mentaqilkan pasien apa bila islam...
Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien tidak memberikan respon apapun,nadi tidak teraba,
pernapasan dan detak jantung terhenti, ternyata pasien sudah meninggal. kemudian catat waktu
kematian).

Perawat menjelaskan kepada keluarga

Perawat 1: ibu mohon maaf setelah saya periksa bapak tidak merespon apapun, nadi bapak tidak
teraba, pernapasannya dan detak jantung bapak sudah berhenti, mohon maaf ibu kami sudah
mencoba yang terbaik untuk membantu bapak, tetapi Allah berkehendak lain, mungkin Allah
lebih menyanyangi bapak. Sekali lagi kami mohon maaf.

Mendengar hal tersebut, keluarga langsung menangis histeris

Anak: apakah tidak ada hal lain yang bisa dilakukan ners untuk membantu ayah saya?

Perawat 2: sebenarnya pada sebelumnya bapak sudah pernah melakukan kemoterapi, tetapi
respon terhadap terapi tidak baik dan bapak tidak mampu mentoleransi efek dari kemoterapi.
Akhirnya bapak memutuskan untuk menghentikan kemoterapi 2 bulan yang lalu. Lalu bapak
ingin melanjutkan dengan terapi radiasi, akan tetapi respon imun dan kekebalan tubuh bapak
sangat rendah serta berisiko tinggi apabila dilakukan terapi ini dan keadaan bapak tidak
memungkinkan untuk dilakukan terapi ini.

Keluarga menangis

Perawat 2 : nah jadi ibu , ini jenazahnya bisa segera kita laksanakan fardlu kifayah atau
bagaimana ibu? Mau saya bantu memandikan atau ada pihak keluarga yang bersedia?

Keluarga: biar keluarga saja, tetapi kami juga mohon bantuan ners.

Fase Terminasi
Kemudian dilakukan proses fardlu kiyafah, dan pasien sudah selesai

dimakamkan. Setelah kembali ke rumah, keluarga pasien masih menangis

(fase kehilangan berduka)

Perawat 1 : baiklah ibu, mohon maaf ini almarhum bapak kan sudah selesai kita makamkan,
apakah ada yang ingin ibu sampaikan?

Anak: saya sangat sedih ners, saya baru aja pulang dari luar kota tetapi ternyata ayah sudah
tidak ada, saya menyesal, saya tidak bisa melihat ayah saya lagi, saya belum membalas jasa
ayah saya (sambil menangis).

Perawat 1 : (perawat berempati sambil mengelus punggung anak) saya mengerti apa yang ibu
rasakan, saya tau bagaimana kehilangan orang yang disayang, tetapi semua ini adalah kehendak
Allah SWT, Allah lebih menyayangi ayah ibu, yang bisa kita lakukan sekarang adalah berdoa,
karena doa anak yang sholeh pasti sampai untuk orang tuanya.

Anak: Kalau saja saya dahuliu sering mengunjungi ayah, pasti saya tidak akan sesedih ini, pasti
saya masih bisa berbakti kepada ayah. Kenapa ini harus tejadi? (sambil menangis dan marah)

Perawat 2 : sebaiknya ibu jangan terlalu berlarut larut dalam kesedihan, kasihan suami dan
anak anak ibu, mereka juga pasti akan semakin sedih, mereka juga membutuhkan kasih sayang
dari ibu. Mari sekarang kita doakan ayah ibu supaya almarhum berada di sisi terbaik, semoga
Allah menerima amal ibadah ayah ibu, aamiin.

Anak: (menunduk sedih) aamiin ners terima kasi

Anda mungkin juga menyukai