Anda di halaman 1dari 3

FORMAT PENILAIAN PROSEDUR PENGKAJIAN SISTEM PERSEPSI SENSORI

NAMA :
NIM :

NILAI
ASPEK PENILAIAN (0-2)
PENGKAJIAN SISTEM PENGLIHATAN
1. Jelaskan kepada pasien apa yang akan anda lakukan Jelaskan pada
pasien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal tersebut perlu
dilakukan, dan bagaimana pasien dapat bekerjasama. Diskusikan
bagaimana hasil pemeriksaan akan digunakan untuk merencanakan
perawatan dan terapi selanjutnya
2. Cuci tangan, pasang sarung tangan, dan observasi prosedur pengendalian
infeksi
3. Jaga privasi pasien
4. Tanyakan pasien meiliki salah satu riwayat berikut ini: riwayat keluarga
dengan diabetes, hipertensi, diskrasia darah, penyakit mata, cedera, atau
pembedahan; kunjungan terakhir pasien ke dokter mata; obat mata yang
sedang digunakan; penggunaan aca mata atau lensa kontak; praktik
hygiene untuk lensa korektif; gejala masalah mata saat ini (mis; perubahan
ketajaman penglihatan, pandangan kabur, pengeluaran air mata
berlebihan, fotofobia, bintik-binti, rasa gatal atau nyeri
5. Struktur mata eksternal
a. Inspeksi penyebaran alis mata, kesejajarannya dan kualitas kulit serta
gerakannya. (minta pasien menggerakkan alis ke atas dank e bawah).
b. Inspeksi ratanya penyebaran dan arah lengkungan bulu mata
c. Inspeksi karakteristik permukaan kelopak mata(mis; kualitas dan
tekstur kulit), posisi terhadap kornea, kemampuan mengedip,
frekuensi kedipan. Untuk memeriksa kelopak mata atas dengan
benar, angkat kelopak mata dengan ibu jari dan jari telunjuk, lalu
minta pasien menutup mata. Inspeksi kelopak mata saat mata bawah
pasien ditutup.
d. Inspeksi warna, tekstur, dan adanya lesi pada konjunctiva bulbar
(yang melapisi sclera). Tarik kembali kelopak mata dengan ibu jari
dan jari telunjuk, tekan area diatas dan dibawah tulang orbital yang
menonjol dan minta pasien untuk melihat keatas, ke bawah dan dari
samping ke samping.
e. Inspeksi konjungtiva palpebral (yang melapisis kelopak mata) dengan
mebalikkan kelopak mata. Perhatikan warna, tekstur dan adanya lesi.
Balikkan kedua kelopak mata bawah keluar, melihat keatas. Lalu
dengan lembut Tarik kembali kelopak mata bawah dengan jari
telunjuk.
f. Balikkan kelopak mata atas jika diduga ada masalah
g. Inspeksi dan palpasi kelenjar lakrimal
h. Inspeksi dan palpasi kantung lakrimal dan duktus nasolacrimal
i. Inspeksi kejernihan dan tekstur kornea. Minta pasien untuk melihat
lurus kedepan. Pegang senter kecil pada susut yang miring terhadap
mata, dan gerakkan cahaya perlahan melewati permukaan kornea.
j. Lakukan uji sensitivitas kornea (reflex) untuk menentukan fungsi saraf
kranial kelima. Minta pasien untuk terus membuka mata dan melihat
lurus ke depan. Dekati dari belakang dan samping lalu sentuh kornea
secar perlahan dengan ujung kasa.
k. Inspeksi transparansi dan kedalaman ruang anterior. Gunakan
NILAI
ASPEK PENILAIAN (0-2)
kemiringan cahaya yang sama seperti yang digunakan saat uji
kornea.
l. Inspeksi warna, bentuk dan kesimetrisan sesuai ukuran pupil.
m. Kaji reaksi konsesual dan reaksi langsung dari pupil terahadap
cahaya untuk menentukan fungsi saraf kranial ketiga (okulomotorik)
dan saraf kranial ke empat (troklear).
n. Kaji reaksi setiap pupil terhadap akomodasi.

6 Lapang pandang
Kaji lapang pandang perifer untuk menetukan fungsi retina dan jalur
penglihatan neuronal ke otak dan saraf kranial kedua (optic)
7 Uji otot ekstraokular
Kaji enam gerakan ocular untuk menentukan kesejajaran dan koordinasi
mata. Hal ini dapat dilakukan pada pasien lebih dari 6 bulan
8 Ketajaman penglihatan
a. Kaji penglihatan jarak dekat dengan memberikan pencahayaan yang
adekuat dan meminta pasien untuk membaca majalah atau surat
kabar yang dipegang dengan jarak 36 cm. jika pasien menggunakan
lensa korektif, kacamata atau lensa harus dipakai saat uji.
b. Kaji penglihatan jarak jauh, minta kpasien untuk menggunakan lensa
korektif, kecuali digunakan hanya untuk membaca, yaitu hanya untuk
jarak 36 cm.
c. Lakukan uji penglihatan fungsional jika pasien tidak mampu melihat
bars paling atas (20/200) pada kartu snellen.
d. Dokumentasikan hasil pemeriksaan pada catatan pasien dengan
menggunakan formulir atau daftar tilik yang disertai catatatan narasi
jika perlu
PENGKAJIAN SISTEM PENDENGARAN
1 Jelaskan kepada pasien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal
tersebut perlu dilakukan, dan bagaimana pasien dapat bekerjasama.
Diskusikan bagaimana hasil pemeriksaan akan digunakan untuk
merencanakan perawatan dan terapi selanjutnya
2 Cuci tangan, pasang sarung tangan, dan observasi prosedur pengendalian
infeksi
3 Berikan privasi pasien
4 Tanyakan pasien meiliki salah satu riwayat berikut ini: riwayat keluarga
dengan masalah pendengaran atau kehilangan pendengaran; adanya
masalah telinga; riwayat pengobatan, terutama jika ada keluhan bunyi
nyaring di telinga; tiap kesulitan pendengaran: awitan, factor yang
berperan, dan bagaimana kesulitan pendengaran mempengaruhi aktivitas
sehari-hari, penggunaan alat untuk memperbaiki pendengaran: kapan dan
dari siapa alat itu didapat.
5 Berikan pasien posisi yang nyaman, duduk jika perlu.
6 Aurikula
a. Inspeksi warna, kesemetrisan ukuran, dan posisi aurikel. Untuk
inspeksi posisi. Perhatikan ketinggian aspek superior aurikel pada
kepala dalam kaitannya dengan mata.
b. Palpasi tekstur, elastisitas, dan area nyeri tekan pada aurikula
c. Tarik aurikula ke atas, ke bawah, dan kebelakang dengan hati-hati.
d. Lipat aurikula ke depan (aurikula harus kembali ke kondisi semula)
e. Dorong tragus kedalam
f. Beri tekanan pada posesus mastoideus
NILAI
ASPEK PENILAIAN (0-2)
7 Saluran telinga eksternal dan membrane timpani
a. Inspeksi adanya serumen, lesi kulit, pus, dan darah pada saluran
telinga eksternal dengan menggunakan otoskop.
b. Inspeksi warna dan kilauan membrane timpani
8 Laukan uji detik jam. Suara detikkan jam memiliki frekuensi lebih tinggi
dibandingkan suara manusia.
a. Minta pasien untuk menyumbat satu telinga. Pegang jam yang berdetik
jauh dari pandangan pasien, dengan jarak 2-3 cm dari telinga yang
tidak tersumbat
b. Tanyakan apa yang dapat didengar pasien. Ulangi dengan telinga yang
lain
9 Uji garpu tala
Uji Weber: Uji ini mengkaji konduksi tulang dengan menguji lateralisasi
suara (tranmisi menuju ke samping)
a. Pegang gagang garpu tala. Aktifkan garpu tala secara perlahan dengan
mengetukkan garpu tala pada punggung tangan dekat buku jari atau
memukul garpu tala di antara ibu jari dan jari telunjuk anda. Garpu tala
harus dibuat berdenting dengan halus
b. Letakkan gagang garpu tala yang bergetar di atas kepala pasien dan
tanyakan di sisi mana pasien mendengar bunyi.

Uji rinne: Uji ini membandingkan konduksi udara dengan konduksi tulang
a. Meminta pasien untuk menghambat pendengaran di satu telinga
secara intermiten dengan menggerakkan ujung jari keluar masuk
saluran telinga
b. Letakkan tangkai garpu tala yang telah aktif pada prosesus mastoideus
di salah satu telinga sampai pasien menyatakan bahwa vibrasi tidak
terdengar lagi
c. Secepatnya letakkan gigi garpu tala yang masih bergetar di depan
saluran teling apasien. Sibakkan rambut pasien jika perlu. Tanyakan
apakah pasien saat ini mendengar suara. Suara yang dikonduksikan
melalui udara lebih terdengar dibandingkan suara yang dikonduksikan
melalui tulang. Vibrasi garpu tala yang dikonduksikan melalui udara
normalnya terdengar lebih lama
10 Dokumentasikan hasil pemeriksaan pada catatan pasien dengan
menggunakan formulir atau daftar tilik disertai catatan narasi jika perlu
Jumlah

Penilaian ;
0 = Tidak Dikerjakan
1 = Dikerjakan Tapi Sebagian Nilai = Jumlah Nilai Yang Didapat x 100%
2 = Dikerjakan Sempurna Jumlah item dikalikan 2

Note: Banda Aceh, ...............................................


Batas
Penguji
lulus 68

(......................................................................
)
NIP/NIK

Anda mungkin juga menyukai