FUNGSI KETENAGAAN
Disusun Oleh:
RICKY KURNIAWAN
433131490120033
2020/2021
1
A. Pengertian
Pengaturan staf dan penjadwalan adalah komponen utama dalam manajemen
keperawatan. Swanburg (2000) menyatakan bahwa pengaturan staf
keperawatan merupakan proses yang teratur, sistematis, rasional diterapkan
untuk menentukan jumlah dan jenis personel keperawatan yang dibutuhkan
untuk memberikan asuhan keperawatan pada standar yang ditetapkan
sebelumnya. Manajer bertanggung jawab dalam mengatur sistem
kepegawaian secara keseluruhan (Gillies, 2000). Ketenagaan adalah kegiatan
manajer keperawatan untuk merekrut, memimpin, memberikan orientasi, dan
meningkatkan perkembangan individu untuk mencapai tujuan organisasi
(Marquis dan Huston, 2010). Ketenagaan juga memastikan cukup atau
tidaknya tenaga keperawatan yang terdiri dari perawat yang profesional,
terampil, dan kompeten. Kebutuhan ketenagaan dimasa yang akan datang
harus dapat diprediksi dan suatu rencana harus disusun secara proaktif untuk
memenuhi kebutuhan.
2
2. Tingkat ketergantungan pasien / klasifikasi pasien
3. Jumlah & kategori tenaga
4. Pengaturan & Penjadwalan tenaga
Tujuan Orientasi :
a. Membantu para orientee melalui masa transisi peran & nilai
b. Meningkatkan kepuasan kerja sehingga dapat menurunkan angka
turn over
3
c. Mengembangkan rasa memiliki
4
utama membantu keperawatan, sedikit perawat praktikal, 1-2
perawat professional
b. Metode Kasus – “ Total Care”
Ketenagaan :
1) Pemberi asuhan langsung kepada pasien oleh perawat
profesional
2) Jumlah perawat praktikal lebih sedikit
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien
saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk
setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh
orang yang sama pada hari berikutnya.
c. Keperawatan Tim
Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan
dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok
klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif ( Potter, Patricia
1993). Ketua tim adalah seorang perawat professional. Besarnya
tim : 1 ruangan terdiri dari 2-3 tim, setiap tim terdiri dari 2-5
perawat. Dalam penerapannya ada kelebihan dan kelemahannya.
Kelebihannya yakni memungkinkan pelayanan keperawatan yang
menyeluruh, mendukung pelaksanakaan proses keperawatan,
memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi
dan memberi kepuasan kepada anggota tim. Sedangkan
Kelemahannya yakni komunikasi antar anggota tim terbentuk
terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan
waktu dimana sulit untuk melaksanakan pada waktu-waktu sibuk.
(Nursalam, 2002)
d. Keperawatan Profesional (MAKP)
Menurut Gillies (1986) perawat yang menggunakan metode
keperawatan primer dalam pemberian asuhan keperawatan disebut
perawat primer (primary nurse). Pada metode keperawatan primer
terdapat kontinutas keperawatan dan bersifat komprehensif serta
5
dapat dipertanggung jawabkan, setiap perawat primer biasanya
mempunyai 4 – 6 klien dan bertanggung jawab selama 24 jam
selama klien dirawat dirumah sakit. Perawat primer bertanggung
jawab untuk mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam
merencanakan asuhan keperawatan dan juga akan membuat rencana
pulang klien jika diperlukan. Jika perawat primer sedang tidak
bertugas , kelanjutan asuhan akan didelegasikan kepada perawat lain
(associate nurse)
3. Pengembangan staf
Kepala ruangan / supv memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan
atau mengembangkan karyawan, karena perubahan masyarakat dan
kemajuan ilmu pengetahuan kesehatan khususnya keperawatan.
Bertujuan untuk memperbaiki pengetahuan individu dan jabatan,
keterampilan serta sikap staf. Kegiatan pengembangan staf dibutuhkan
untuk membantu perawat mengatasi peran dan mendukung metode /
sistem pemberian asuhan yang digunakan
Tujuan Pelatihan : Peningkatan kemampuan untuk melakukan pekerjaan
yang spesifik saat ini, sedangkan Pengembangan : lebih ditekankan pada
peningkatan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan pada masa yang
akan datang yg dilakukan melalui pendekatan yang terintegrasi dgn
kegiatan lain untuk mengubah perilaku kerja
4. Memperkecil absensi staf
Absen / Mangkir, Yaitu kehilangan waktu yg berakibat kerugian secara
kualitas dan ekonomi bagi instansi
Faktor Penyebab :
a. Tempat tinggal yang jauh
b. Kelompok staf yang terbanyak
c. Sakit
Pola absen :
a. Sering-pendek-pendek
6
b. Jarang-panjang
c. Hari-hari tertentu
Penyebab :
a. Peran dan fungsi kurang jelas
b. Merasa terisolasi
c. Beban kerja berlebihan
d. Terlalu lama pada suatu tempat / bagian
e. Tidak menemukan solusi saat menghadapi permasalahan
6. Klasifikasi pasien
Sistem klasifikasi pasien adalah metode pengelompokkan pasien menurut
jumlah dan keadaan penyakit, usia pasien. Pasien dikelompokkan sesuai
dengan tingkat ketergantungan pasien, dan waktu yang dibutuhkan untuk
melaksanakan keperawatan pada pasien
7
c. Kompetensi perawat yg diperlukan untuk memberi asuhan
keperawatan pada pasien
d. Berdasarkan waktu : berapa banyak ratarata waktu keperawatan yg
dibutuhkan dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
8
Keterangan :
a. A = jumlah jam perawatan yang dibutuhkan oleh pasien perhari
b. 52 minggu = 365 hari dalam setahun : 7
c. TT = Tempat Tidur
d. BOR (Bed Occupancy Rate) = presentase rata-rata jumlah
tempat tidur yang digunakan selama periode tertentu (satu
semester/tahun)
e. Hari kerja efektif yang dihitung sebagai berikut : = (365 - (52
hari minggu + 12 hari libur nasional +12 hari cuti tahunan) =
289 hari : 7hari /minggu = 41 minggu
f. Total jam kerja perminggu = 40 jam
g. Komponen 25 % yaitu tingkat penyesuaian terhadap
produktivitas
b. Metode Illyas
Metode ini dikembangkan oleh Illyas sejak tahun 1995. Metode ini
berkembang karena adanya keluhan dari rumah sakit di Indonesia
bahwa metode Gillies menghasilkan jumlah perawat yang terlalu
kecil, sehingga beban kerja perawat tinggi, sedangkan PPNI
menghasilkan jumlah perawat yang terlalu besar sehingga tidak
efisien.
Keterangan :
a. A = jumlah perawatan / 24 jam (waktu perawatan yang
dibutuhkan pasien)
b. B = sensus harian (BOR x jumlah tempat tidur)
c. 365 = jumlah hari kerja dalam setahun
d. 255 = Hari kerja efektif perawat/tahun = (365 – (12 hari libur
nasional + 12 hari libur cuti tahunan) x ¾ ) = 255 hari
9
e. Jam kerja / hari = 6 jam didapat dari 40 jam (total jam kerja /
minggu) : 7 hari
10
Contoh perhitungan berdasarkan klasifikasi pasien
11
b) Observasi TTV setiap 2-4 jam sekali
c) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
3) Asuhan Keperawatan Agak Berat : 4,15 jam/hari
a) Sebagian besar aktifitas dibantu
b) Observasi TTV setiap 2-4 jam sekali
c) Terpasang folley cateter, intake putput dicatat,
d) Terpasang infus
e) Pengobatan lebih dari sekali
f) Persiapan pengobatan memrlukan prosedur
4) Perawatan Maksimal / Total : 6,16 jam/hari
a) Segala aktivitas diberikan oleh perawat
b) Posisi tidur diatur, observasi TTV setiap 2 jam
c) Makan memerlukan NGT, Terapi IV
d) Penggunaan suction
e) Gelisah / Disorientasi
12
Contoh: Perawat A tugasnya menyuntik, dan perawat B melakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital serta penyuapi pasien.dan Perawat C
bertugas untuk merawat luka dan sebagainya.
Keuntungan :
a. Perawat trampil untuk tugas dan pekerjaan tertentu
b. Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai
tugas
c. Kekurangan tenaga yang ahli dapat diganti dengan tenaga yang
kurang berpengalaman untuk satu tugas sederhana.
d. Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta
didik yang praktek untuk ketrampilan tertentu.
Kerugian :
a. Pelayanan keperawatan terpilah-pilah atau tidak memungkinkan
untuk melakukan keperawatan secara holistik
b. Apabila pekerjaan selesai cenderung perawat meninggalkan klien
dan melaksanakan pekerjaan non keperawatan.
c. Kepuasan kerja secara keseluruhan sulit dicapai dan sulit
diidentifikasi kontribusi terhadap pelayanan.
d. Perawat hanya melihat asuhan keperawatan sebagai ketrampilan
saja.
13
2. Model Asuhan Keperawatan Tim
Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat
kepada sekelompok klien yang dipimpin oleh perawat teregistrasi dan
berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya. Pembagian
tugas dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/Ketua Tim.
Selain itu Ketua Tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggotanya
sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan
klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila
mengalami kesulitan.
14
Berikut ini bentuk pengorganisasian manajemen keperawatan dengan
metode tim di ruang perawatan.
15
dalam pembagian tugas dan menerima laporan tentang pelayanan
keperawatan klien.
Berikut ini keuntungan dengan kerugian metode tim dalam pengelolaan
pelayanan/ asuhan keperawatan
16
Keperawatan primer adalah suatu metode pemberian asuhan keperawatan
dimana perawat profesional bertanggung jawab dan bertanggung gugat
terhadap asuhan keperawatan pasien selama 24 jam/hari. Metode ini
dikembangkan sejak tahun 1970'an. Tanggung jawab meliputi pengkajian
pasien, perencanaan, Implementasi dan evaluasi asuhan keperawatan dari
sejak pasien masuk rumah sakit hingga pasien dinyatakan pulang, ini
merupakan tugas utama perawat primer yang dibantu oleh perawat
asosiet.
Keperawatan primer ini akan menciptakan kesempatan untuk
memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, dimana asuhan
keperawatan berorientasi kepada pasien. Pengkajian dan menyusun
rencana asuhan keperawatan pasien dibawah tanggung jawab perawat
primer, dan perawat assosiet yang akan melaksanakan rencana asuhan
keperawatan dalam tindakan keperawatan.
17
(Register Nurse) yang mengasuh pasien mulai pengkajian, penentuan
diagnosa, membuat rencana, melakukan implementasi dan evaluasi.
Dalam kegiatan implementasi perawat primer dibantu oleh perawat
assosiete. Jadi peran perawat assosiate adalah membantu saat
pelaksanaan tindakan. Perawat primer akan mengasuh 4 – 6 klien/pasien
selama 24 jam
5. Model Asuhan Keperawatan Moduler (Gabungan model asuhan
keperawatan primar dan Tim)
Yaitu pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat profesional dan non profesional (perawat trampil)
untuk sekelompok klien dari mulai masuk rumah sakit sampai pulang,
disebut tanggung jawab total atau keseluruhan. Untuk metode ini
diperlukan perawat yang berpengetahuan, trampil dan memiliki
kemampuan memimpin. Idealnya 2 - 3 perawat untuk 8 - 12 klien. Semua
model di atas dapat digunakan untuk mengorganisasikan
pelayanan/asuhan keperawatan sesuai situasi dan kondisi ruangan,
jumlah perawat serta kemampuan perawat yang ada. Jumlah perawat
yang ada harus seimbang sesuai dengan jumlah klien. Selain itu kategori
pendidikan tenaga keperawatan yang ada perlu diperhatikan sesuai
dengan tugas dan tanggung jawab yang akan dibebankan
18
secara efektif dan efesien. Swanburg (2000) mengatakan bahwa planning
adalah memutuskan seberapa luas akan dilakukan, bagaimana melakukan
dan siapa yang melakukannya.
19
Perencanaan strategis merupakan suatu proses
berkesinambungan, proses yang sistematis dalam pembuatan
dan pengambilan keputusan masa kini dengan kemungkinan
pengetahuan yang paling besar dari efek-efek perencanaan pada
masa depan, mengorganisasikan upaya-upaya yang perlu untuk
melaksanakan keputusan ini terhadap hasil yang diharapkan
melalui mekanisme umpan balik yang dapat dipercaya.
Perencanaan strategis dalam keperawatan bertujuan untuk
memperbaiki alokasi sumber-sumber yang langka, termasuk
uang dan waktu, dan untuk mengatur pekerjaan divisi
keperawatan.
2) Perencanaan Operasional
Perencanaan operasional menguraikan aktivitas dan prosedur
yang akan digunakan, serta menyusun jadwal waktu pencapaian
tujuan, menentukan siapa orang-orang yang bertanggung jawab
untuk setiap aktivitas dan prosedur. Menggambarkan cara
menyiapkan orang-orang untuk bekerja dan juga standard untuk
mengevaluasi perawatan pasien.
20
5) Membantu penempatan tanggungjawab lebih tepat
6) Membuat tujuan lebih khusus, lebih rinci dan lebih mudah
dipahami
7) Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
8) Menghemat waktu dan dana
e. Keuntungan Perencanaan
1) Mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak
produktif.
2) Dapat dipakai sebagai alat pengukur hasil kegiatan yang dicapai
3) Memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya
terutama fungsi keperawatan
4) Memodifikasi gaya manajemen
5) Fleksibilitas dalam pengambilan keputusan
f. Kelemahan Perencanaan
1) Perencanaan mempunyai keterbatasan dalam hal ketepatan
informasi dan fakta-fakta tentang masa yang akan datang
2) Perencanaan memerlukan biaya yang cukup banyak
3) Perencanaan mempunyai hambatan psikologis
4) Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif
5) Perencanaan menyebabkan terhambatnya tindakan yang perlu
diambil
2. Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan,
menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan
tugas-tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam
rangka mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk
memadukan semua kegiatan yang beraspek personil, finansial, material
dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Muninjaya, 2004).
21
segenap kegiatan usaha kerjasama dengan jalan membagi dan
mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan serta
menyusun jalinan hubungan kerja di antara para pekerjanya.
a. Manfaat Pengorganisasian
Melalui fungsi pengorganisasian akan dapat diketahui :
1) Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok.
2) Hubungan organisatoris antara orang-orang di dalam organisasi
tersebut melalui kegiatan yang dilakukannya.
3) Pendelegasian wewenang.
4) Pemanfaatan staff dan fasilitas fisik.
b. Langkah-langkah Pengorganisasian
1) Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tugas ini sudah
tertuang dalam fungsi perencanaan.
2) Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk
mencapai tujuan.
3) Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan-satuan kegiatan
yang praktis.
4) Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh
staf dan menyediakan fasilitas yang diperlukan.
5) Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas.
6) Mendelegasikan wewenang.
3. Staffing (Kepegawaian)
Staffing merupakan metodologi pengaturan staff, proses yang teratur,
sistematis berdasarkan rasional yang diterapkan untuk menentukan
jumlah personil suatu organisasi yang dibutuhkan dalam situasi tertentu
(Swanburg, 2000). Proses pengaturan staff bersifat kompleks. Komponen
pengaturan staff adalah sistem kontrol termasuk studi pengaturan staff,
penguasaan rencana pengaturan staff, rencana penjadwalan, dan Sistem
Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK). SIMK meliputi lima
elemen yaitu kualitas perawatan pasien, karakteristik dan kebutuhan
perawatan pasien, perkiraan suplai tenaga perawat yang diperlukan,
22
logistik dari pola program pengaturan staf dan kontrolnya, evaluasi
kualitas perawatan yang diberikan.
23
mereka terorientasi pada situasi kerja. Penjadwalan siklus merupakan
salah satu cara terbaik yang dipakai untuk memenuhi syarat distribusi
waktu kerja dan istirahat untuk pegawai. Pada cara ini dibuat pola waktu
dasar untuk minggu-minggu tertentu dan diulang pada siklus berikutnya.
Jadwal modifikasi kerja mingguan menggunakan shift 10-12 jam dan
metode lain yang biasa.
4. Directing (Pengarahan)
Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang
ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk
dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan
perusahaan yang nyata.
24
Kepemimpinan ini cenderung menimbulkan permusuhan dan sifat
agresif atau sama sekali apatis dan menghilangkan inisiatif.
b. Demokratis
Pemimpin melibatkan bawahannya dalam proses pengambilan
keputusan. Mereka berorientasi pada bawahan dan menitikberatkan
pada hubungan antara manusia dan kerja kelompok. Kepemimpinan
demokratis meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja.
c. Laissez faire
Pemimpin memberikan kebebasan dan segala serba boleh, dan
pantang memberikan bimbingan kepada staff. Pemimpin tersebut
membantu kebebasan kepada setiap orang dan menginginkan setiap
orang senang. Hal ini dapat mengakibatkan produktivitas rendah dan
karyawan frustasi.
d. Manajer perawat harus belajar mempraktekkan kepemimpinan
perilaku yang merangsang motivasi pada para pemiliknya,
mempraktekkan keperawatan professional dan tenaga perawat
lainnya. Perilaku ini termasuk promosi autonomi, membuat
keputusan dan manajemen partisipasi oleh perawat professional.
5. Controlling (Pengawasan)
Fungsi pengawasan atau pengendalian (controlling) merupakan fungsi
yang terakhir dari proses manajemen, yang memiliki kaitan yang erat
dengan fungsi yang lainnya.
25
nyata dengan standard yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan
dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan
yang digunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian
tujuan perusahaan (Mockler, 2002).
26
DAFTAR PUSTAKA
Swansburg, R.C. (1995). Nursing Staff Development. Jones and Bartlett Publisher,
Toronto
27
Urrahman, Zhiyya. (2009). Manajemen Budgeting dan Logistik Keperawatan.
Dibuka pada website http://srigalajantan.wordpress.com/2009/11/19/88/
pada tanggal 01 Maret 2020
28