Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan yang dilkukan dirumah pasien disebut Home Care.
Pelayanan kesehatan di rumah merupakan program yang sudah ada dan perlu
dikembangkan, karena telah menjadi kebutuhan masyarakat, Salah satu bentuk
pelayanan kesehatan yang sesuai dan memasyarakat serta menyentuh
kebutuhan masyarakat yakni melalui pelayanan keperawatan Kesehatan di
rumah atau Home Care. Berbagai faktor yang mendorong perkembangannya
sesuai dengan kebutuhan masyarakat yaitu melalui pelayanan keperawatan
kesehatan di rumah.
Dalam praktik home care tidak hanya meliputi satu tenaga kesehatan saja,
melainkan dalam bentuk kolaborasi tim. Dalam dunia kesehatan, praktik
kolaborasi sangatlah penting. Permasalahan pasien yang kompleks tidak dapat
ditangani hanya oleh satu profesi medis, melainkan harus melibatkan berbagai
profesi. Praktik kolaborasi bukan hanya diperlukan demi keselamatan pasien,
tetapi juga untuk meningkatkan kepuasan serta terciptanya mutu pelayanan
kesehatan yang baik. Berbagai profesi medis tersebut diantaranya dokter,
perawat, apoteker, ahli gizi, dan psikolog. Apabila tidak dilakukan kerja sama
tim yang baik, maka dalam menghadapi kompleksitas permasalahan pasien
akan berpotensi terjadinya fragmanted care, pelayanan yang tumpang tindih,
konflik interprofesional, serta keterlambatan pemeriksaan dan tindakan.
Berdasarkan data dari WHO, 70-80% kesalahan dalam pelayanan
kesehatan disebabkan oleh buruknya komunikasi dan pemahaman di dalam
tim. Kerja sama tim yang baik dapat membantu mengurangi masalah patien
safety.
Keselarasan langkah yang dinamis antar berbagai klinisi dan keilmuan
untuk membangun tim pelayanan membutuhkan dua hal, yaitu tatanan dan
kultur, serta pendekatan interdisiplin atau interprofesional. Berdasar hasil
penelitian, penanganan pasien secara interdisiplin baik pada rawat inap
maupun pelayanan kesehatan primer, dapat meningkatkan kepuasan serta
mengurangi hospitalisasi dan angka kematian. Pengambilan keputusan harus
terintegrasi, melibatkan berbagai keahlian dan memberikan suatu keutuhan
dalam penanganan.
Hal terpenting dari praktik kolaborasi adalah hubungan saling percaya ,
menghargai, dan mampu bekerja sama. Kolaborasi harus ada equality, apapun
latar belakangnya. Tidak ada yang merasa paling tinggi atau paling rendah.
Semua pada level yang sama.

B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang muncul antara lain :
Bagaimana pelayanan kolaborasi dalam setting home care?

C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini ialah dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah Home Care di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Marendeng.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kolaborasi Tim Kesehatan


Kolaborasi tim kesehatan adalah hubungan kerja yang memiliki
tanggung jawab bersama dengan penyedia layanan kesehatan lain dalam
pemberian (penyediaan) asuhan pasien (ANA, 1992 dalam Kozier,
Fundamental Keperawatan). Kolaborasi kesehatan merupakan aktivitas yang
bertujuan untuk memperkuat hubungan diantara profesi kesehatan yang
berbeda. Kolaborasi tim kesehatan terdiri dari berbagai profesi kesehatan
seperti dokter, perawat, psikiater, ahli gizi, farmasi, pendidik di bidang
kesehatan, dan pekerja sosial. Tujuan utama dari kolaborasi tim kesehatan
adalah memberikan pelayanan yang tepat, oleh tim kesehatan yang tepat, di
waktu yang tepat, serta di tempat yang tepat.
Elemen penting dalam kolaborasi tim kesehatan yaitu keterampilan
komunikasi yang efektif, saling menghargai, rasa percaya, dan proses
pembuatan keputusan (Kozier, 2010). Konsep kolaborasi tim kesehatan itu
sendiri merupakan konsep hubungan kerjasama yang kompleks dan
membutuhkan pertukaran pengetahuan yang berorientasi pada pelayanan
kesehatan untuk pasien.

B. Model-model/ Jenis Kolaborasi Tim Kesehatan


1. Fully integrated major
Bentuk kolaborasi yang setiap bagian dari tim tersebut memiliki
tanggung jawab dan kontribusi yang sama besar untuk mewujudkan
suatu tujuan bersama.
2. Partially integrated major
Bentuk kolaborasi yang setiap bagian dari tim memiliki tanggung jawab
yang berbeda. Dalam hal ini ada satu atau lebih profesi di bidang
kesehatan yang memiliki kontribusi yang lebih sedikit di dalam tim
dibandingkan dengan profesi lain tetapi tetap memiliki tujuan bersama.
3. Joint Program Office.
Tidak memiliki tujuan bersama tetapi disatukan oleh hubungan
pekerjaan yang akan lebih menguntungkan bila dikerjakan bersama
4. Joint Partnership with Affiliated Programming.
Kerjasama memberikan jasa dan umumnya tidak untuk mencari suatu
keuntungan.

C. Prinsip-prinsip Kolaborasi Tim Kesehatan


1. Patient-centered Care
Prinsip ini lebih mengutamakan kepentingan dan kebutuhan pasien. Pasien
dan keluarga merupakan pemberi keputusan dalam masalah kesehatannya.
2. Recognition of patient-physician relationship
Kepercayaan dan berperilaku sesuai dengan kode etik dan menghargai satu
sama lain.
3. Physician as the clinical leader
Pemimpin yang baik dalam pengambilan keputusan terutama dalam kasus
yang bersifat darurat.
4. Mutual respect and trust
Saling percaya dengan memahami pembagian tugas dan kompetensinya
masing-masing.

D. Pentingnya Kolaborasi Tim Kesehatan dan Patient Safety


Kolaborasi tim kesehatan sangatlah penting karena masing-masing tenaga
kesehatan memiliki pengetahuan, keterampilan, kemampuan, keahlian, dan
pengalaman yang berbeda. Dalam kolaborasi tim kesehatan, mempunyai tujuan
yang sama yaitu sebuah keselamatan untuk pasien. Selain itu, kolaborasi tim
kesehatan ini dapat meningkatkan performa di berbagai aspek yang berkaitan
dengan sistem pelayanan kesehatan. Semua tenaga kesehatan dituntut untuk
memiliki kualifikasi baik pada bidangnya masing-masing sehingga dapat
mengurangi faktor kesalahan manusia dalam memberikan pelayanan
kesehatan.
Kolaborasi penting bagi terlaksananya patient safety, seperti:
1. Pelayanan Kesehatan Tidak Mungkin Dilakukan oleh 1 Tenaga Medis
2. Meningkatnya Kesadaran Pasien akan Kesehatan
3. Dapat Mengevaluasi Kesalahan yang Pernah Dilakukan agar Tidak
Terulang
4. Dapat Meminimalisir Kesalahan
5. Pasien akan Dapat Berdiskusi dan Berkomunikasi dengan Baik untuk Dapat
Menyampaikan Keinginannya

E. Cara Membangun dan Mempertahankan Kolaborasi Tim Kesehatan


yang Efektif
Membangun dan mempertahankan kolaborasi tim kesehatan sangat
diperlukan agar dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien dengan
optimal. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membangun dan
mempertahankan kolaborasi tim kesehatan yaitu :
1. Pastikan semua anggota tim dapat bertemu secara berkala untuk
mendiskusikan agenda kedepan.
2. Pastikan semua tim kesehatan terlibat dalam setiap rencana.
3. Saling mengenal antar anggota tim agar dapat berkontribusi dengan baik.
4. Komunikasi harus terjalin dengan baik dan rutin dilakukan.
5. Saling percaya, mendukung, dan menghormati.
6. Melakukan evaluasi secara berkala untuk memperbaiki keadaan dimasa
yang akan datang.
7. Menghargai setiap pendapat dan kontribusi semua anggota tim.

F. Pengertian Home Care


Home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan
komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal
mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau
memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan akibat dari penyakit ( Depkes, 2002 ).
Sedangkan menurut Neis dan Mc Ewen (2001) dalam Avicenna ( 2008 )
menyatakan home health care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan
pelayanan sosial diberikan di rumah kepada orang-orang yang cacat atau
orang-orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya. Tidak
berbeda dengan kedua definisi di atas, Warola ( 1980 ) mendefinisikan home
care sebagai pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan
keluarga, direncanakan, dikoordinasikan dan disediakan oleh pemberi
pelayanan yang diorganisir untuk memberi pelayanan di rumah melalui staf
atau pengaturan berdasarkan perjanjian kerja (kontrak).
Menurut American of Nurses Association (ANA) tahun 1992 pelayanan
kesehatan di rumah ( home care ) adalah perpaduan perawatan kesehatan
masyarakat dan ketrampilan teknis yang terpilih dari perawat spesialis yang
terdiri dari perawat komunitas, perawat gerontologi, perawat psikiatri, perawat
maternitas dan perawat medikal bedah. Berdasarkan definisi di atas, dapat
disimpulkan perawatan kesehatan di rumah adalah :
Suatu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif bertujuan
memandirikan klien dan keluarganya.
Pelayanan kesehatan diberikan di tempat tinggal klien dengan melibatkan
klien dan keluarganya sebagai subyek yang ikut berpartisipasi
merencanakan kegiatan pelayanan.

G. Tujuan Home care


Tujuan Umum : meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga
Tujuan khusus :
1. Terpenuhi kebutuhan dasar ( bio-psiko-sosial-spritual ) secara mandiri
2. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
3. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah
H. Ruang home care
1. Memberi asuhan keperawatan secara komprehensif
2. Melakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarganya
3. Mengembangkan pemberdayaan pasien dan keluarga

I. Kolabarasi dalam home care


Tenaga kesehatan yang terlibat dalam pelayan kesehatan harus saling
memahami TUPOKSI dan wewenang masing masing, sehingga fokus pada
pelayanan utam home care yaitu kemandirian pasien dan keluarga tercapai.

J. Pendekatan Interdisiplin Dalam Pelayanan Kesehatan Rumah


Kerja sama antar disiplin di perlukan dalam pelayanan kesehatan rumah.
Tanpa kerja sama yang efektif tidak akan terjadi pelayana yang
berkesinambungan, sehingga akan terjadi kebingungan dan salah pengertian
pada klien dan keluarga. Proses kolaborasi di mulai dari rumah sakit dengan
rrencana pulang, perawat di rumah sakit yang mengidentifikasi akan kebutuhan
klien untuk pelayanan kesehatan rumah yang merencanakan bersama dengan
dokter untuk membuat program di rumah nanti.
Rencana pulang (Discharge planning) yang telah di buat, kemudian di
kordinasikan dengan pelayanan kesehatan rumah dan secara khusus di minta
untuk memberikan pelayanan sesuai dengan permintaan dari dokter. Jika
personal yang terlibat dalam pemberian pelayanan kesehatan rumah terdiri atas
bebwrapa disiplin maka di rektur dari agen yang memberikan pelayanan
kesehatan rumah tersebut harus maelakukan pengawasan dari proses kolaborasi.
Dalam pelayanan kesehatan rumah para anggota profesional stress karena
perubahan peran dan tumpang tindi tanggung jawab. Oleh karena itu, setiap
anggota profesi secara hati- hati menganalisis peranannya untuk menghingdari
kerangcungan maupun kebingungan dalam memberikan pelayanan kesehatan
rumah pada klien sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan. Yang bertanggung
jawab terhadap klien adalah dokter yang merawat sebelumnya, harus menjamin
pengobatan untuk klien.
Dalam pelaksanaannya, tiap anggota profesional yang bekerja di pelayanan
kesehatan rumah melakukan evaluasi ulang terhadap status kesehatan klien dan
melaporkannya kepada dokter pengelolah kemudian di modifikasi rencana
pengobatan klien tersebut. Pelayanan telah di berikan, memerlukan
pendokumentasian. Hal ini selain untuk mempertanggung jawabkan apa yang
telah di lakukan dalam menjamin kesinambungan, sebagai bukti suksesnya kerja
sama antar disiplin. Peran dan fungsi profesi antar disiplin bergantung beberapa
faktor, faktor tersebut meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap dengan
karakteristik masing-masing anggota tim harus kompeten sebagai pelaksana
pelayanan kesehatan di bidang mereka.
Pada umumnya tenaga kesehatan yang terlibat pelayanan kesehatan rumah
adalah dokter, Perawat, Ahli fisioterapi, ahli terapi wicara, ahli gizi, pekerja
sosial dan home health aide (pembantu kesehatan rumah)
1. Dokter
Pemberian Home Care harus berada di bawah perawatan dokter. Dokter
harus sudah menyetujui rencana perawatan sebelum perawatan diberikan
kepada pasien. Rencana perawatan meliputi: diagnosa, status mental, tipe
pelayanan dan peralatan yang dibutuhkan, frekuensi kunjungan, prognosis,
kemungkinan untuk rehabilitasi, pembatasan fungsional, aktivitas yang
diperbolehkan, kebutuhan nutrisi, pengobatan, dan perawatan.
2. Perawat
Bidang keperawatan dalam home care, mencakup fungsi langsung dan tidak
langsung. Direct care yaitu aspek fisik actual dari perawatan, semua yang
membutuhkan kontak fisik dan interaksi face to face. Aktivitas yang termasuk
dalam direct care mencakup pemeriksaan fisik, perawatan luka, injeksi,
pemasangan dan penggantian kateter, dan terapi intravena. Direct care juga
mencakup tindakan mengajarkan pada pasien dan keluarga bagaimana
menjalankan suatu prosedur dengan benar. Indirect care terjadi ketika pasien
tidak perlu mengadakan kontak personal dengan perawat. Tipe perawatan ini
terlihat saat perawat home care berperan sebagai konsultan untuk personil
kesehatan yang lain atau bahkan pada penyedia perawatan di rumah sakit.
3. Physical therapist
Menyediakan perawatan pemeliharaan, pencegahan, dan penyembuhan pada
pasien di rumah. Perawatan yang diberikan meliputi perawatan langsung dan
tidak langsung. Perawatan langsung meliputi: penguatan otot, pemulihan
mobilitas, mengontrol spastisitas, latihan berjalan, dan mengajarkan latihan
gerak pasif dan aktif. Perawatan tidak langsung meliputi konsultasi dengan
petugashome care lain dan berkontribusi dalam konferensi perawatan pasien.
4. Speech pathologist
Tujuan dari speech theraphy adalah untuk membantu pasien
mengembangkan dan memelihara kemampuan berbicara dan
berbahasa. Speech pathologist juga bertugas memberi konsultasi kepada
keluarga agar dapat berkomunikasi dengan pasien, serta mengatasi masalah
gangguan menelan dan makan yang dialami pasien.
5. Social wolker (pekerja social)
Pekerja social membantu pasien dan keluarga untuk menyesuaikan diri
dengan faktor sosial, emosional, dan lingkungan yang berpengaruh pada
kesehatan mereka.
6. Homemaker/home health aide (pembantu kesehatan rumah)
Tugas dari home health aide adalah untuk membantu pasien mencapai level
kemandirian dengan cara sementara waktu memberikan personal hygiene.
Tugas tambahan meliputi pencahayaan rumah dan keterampilan rumah
tangga lain (Bukit, 2008).
7. Ahli gizi
Ahli gizi adalah dokter spesialis yang bertugas memberikan saran-saran
kepada pasien mengenai dampak-dampak dari makanan berikut nutrisi
bagi kesehatan mereka secara keseluruhan.Peran ahli gizi dalam home care
antara lain : melakukan pengkajian kebutuhan nutrisi, menetapkan
masalah nutrisi, menyusun rencana pemecahan masalah nutrisi,
memberikan bantuan tehnis tentang kebutuhan nutrisi, membimbing atau
konseling pada pasien dan semua anggota keluarga dalam masalah nutrisi,
melakukan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam dunia kesehatan, praktik kolaborasi sangatlah penting.
Permasalahan pasien yang kompleks tidak dapat ditangani hanya oleh satu
profesi medis, melainkan harus melibatkan berbagai profesi. Praktik kolaborasi
bukan hanya diperlukan demi keselamatan pasien, tetapi juga untuk
meningkatkan kepuasan serta terciptanya mutu pelayanan kesehatan yang baik.
Berbagai profesi medis tersebut diantaranya dokter, perawat, apoteker, ahli
gizi, dan psikolog. Apabila tidak dilakukan kerja sama tim yang baik, maka
dalam menghadapi kompleksitas permasalahan pasien akan berpotensi
terjadinya fragmanted care, pelayanan yang tumpang tindih, konflik
interprofesional, serta keterlambatan pemeriksaan dan tindakan.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan agar para pembaca
khususnya kepada mahasiswa untuk dapat meningkatkan pemahamannya
darah guna terwujudnya pelaksanaan proses belajar yang baik. Kami
menyadari Makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh sebab itu
kami menyarankan kepada pembaca untuk tetap terus menggali sumber-
sumber yang menunjang terhadap pembahasan yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai