Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KARAKTER CARING

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Membangun Karakter

Disusun Oleh :
Kelompok 5
Kelas II.B
Angga Jatnika 34403515010
Muhammad Shafiudin 34403515086
Nur Hasanah 34403515099
Riska Herlina 34403515114

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)
Jln. Pasir Gede Raya No. 19 Telp. (0263) 267206 Fax. 270953
Cianjur 4321
2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah swt. hanya karena ijin-Nya


kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam
semoga tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad saw. beserta
keluarganya dan seluruh insan manusia yang dikehendaki-Nya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Pendidikan Membangun Karakter yang berjudul Karakter Caring
Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mendapatkan bimbingan
yang sangat membangun. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini yang tidak
dapat disebutkan satu-persatu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena
itu, kami mengharapkan adanya saran dan kritikan yang bersifat membangun demi
perbaikan makalah mendatang. Kami berharap, makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi pembaca serta memenuhi harapan dari berbagai pihak. Amin.

Cianjur, Februari 2017

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 2
D. Sistematika Penulisan ......................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Caring ............................................................................... 3
B. Karakter Caring .................................................................................. 4
C. Belajar care dalam komunikasi........................................................... 4
D. Sikap Caring ....................................................................................... 6
E. Caring dalam Praktek Keperawataan ................................................. 7
F. Caring dalam Spiritual........................................................................ 8
BAB III PENUTUP
A. Simpulan............................................................................................. 10
B. Saran ................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang
mempunyai suatu paradigma atau model keperawatan yang meliputi empat
komponen yaitu : manusia, kesehatan, lingkungan dan perawat itu sendiri.
Perawat adalah suatu profesi yang mulia, karena memerlukan kesabaran dan
ketenangan dalam melayani pasien yang sedang menderita sakit. Seorang
perawat harus dapat melayani pasien dengan sepenuh hati. Sebagai seorang
perawat harus dapat memahami masalah yang dihadapi oleh klien, selain itu
seorang perawat dapat berpenampilan menarik. Untuk itu seorang perawat
memerlukan kemampuan untuk memperhatikan orang lain, ketrampilan
intelektual, teknikal dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring
atau kasih sayang (Dwidiyanti, 2007).
aring merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat
dalam memberikan pelayanan kesehatan pada klien. Kemudian, caring juga
menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik
keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima
kelebihan maupun kekurangan klien.
Respon setiap individu terhadap suatu masalah kesehatan unik, artinya
dalam praktik keperawatan, seorang perawat harus mampu memahami setiap
respon yang berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan
memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang
berbeda.Jadi dalam hal ini perawat dituntut untuk mampu menghadapi klien
dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang maupun akan terjadi.
Pembahasan di atas telah menunjukkan bahwa teori caring yang
dikemukakan oleh Watson menekankan akan kebutuhan klien secara jasmani
dan kebutuhan pendekatan spiritual bagi iman klien. Dengan demikian,
perawat dituntut untuk mengenal dirinya sendiri secara spiritual dan
menerapkannya dalam profesi keperawatan dalam memberikan perawatan
dengan cinta dan caring.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan caring?
2. Apa saja karakter caring ?
3. Bagaimana belajar care dalam komunikasi?
4. Bagaimana cara menerapkan sikap caring?
5. Bagaimana cara caring dalam praktek keperawatan?
6. Bagaimana cara caring dalam spiritual?

C. Tujuan Penulisan
Adapun beberapa tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menganalisis karakter caring untuk menghadapi praktik
klinik.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian caring.
b. Untuk mengetahui karakter caring.
c. Untuk mengetahui belajar care dalam berkomunikasi.
d. Untuk mengetahui cara menerapkan sikap caring.
e. Untuk mengetahui cara caring dalam praktek keperawatan.
f. Untuk mengetahui cara caring dalam spiritual.

D. Sistematika Penulisan
Makalah ini tersusun dengan sistematika dari tiga bab, yaitu :
Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penulisan, dan sistematika penulisan
Bab II : Pembahasan yang terdiri dari pengertian caring, karakter caring,
belajar care dalam berkomunikasi, cara menerapkan sikap caring,
caring dalam praktek keperawatan, dan caring dalam spiritual.
Bab III : Penutup yang terdiri dari simpulan dan saran.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Caring
Secara bahasa caring diartikan sebagai tindakan kepedulian. Sedangkan
secara umum caring dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
berdedikasi bagi orang lain, serta suatu perasaan empati pada orang lain dan
perasaan cinta atau menyayangi.
Milton mayeroff dalam analisis tentang makna caring dalam hubungan
manusia menggambarkan caring sebagai suatu proses yang memberikan
kesempatan pada seseorang (baik pemberi asuhan (carer) maupun penerima
asuhan) untuk pertumbuhan pribadi. Aspek utama caring dalam analisis,
meliputi:
a. Pengetahuan
b. Penggantian irama (belajar dari pengalaman)
c. Kesabaran
d. Kejujuran
e. Rasa percaya
f. Kerendahan hati
g. Harapan, dan
h. Keberanian
Mayeroff memfokuskan caring dalam makna yang paling umum.
Analisisnya tidak berarti dibatasi pada caring di sebuah klinik atau lingkungan
perawatan kesehatan. Mayeroff memikirkan semua hubungan caring: personal,
interpersonal, keluarga, spiritual, terapeutik, emosional, dst.
Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring
merupakan suatu cara pendekatan yang dinmis, dimana perawat bekerja untuk
dapat lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien. Dalam keperawatan,
caring merupakan bagian inti yang penting dalam praktik keperawatan.
(Sartika, 2010)
Jadi, dapat di simpulkan bahwa caring adalah intisari dari praktik
keperawatan yang tidak dapat di pisahkan, tujuannya adalah dalam membantu

3
penyembuhan, caring juga sebagai dasar dalam sebuah kesatuan nilai-nilai
kemanusian yang universal yang dapat melibatkan komunikasi atau tindakan.
(Morrison, Paul, Philip Burnard. 2009. Caring & Comunicating: Hubungan
Interpersonal dalam Keperawatan. Jakarta: EGC)

B. Karakteristik Caring
Karakteristik Caring Menurut Wolf dan Barnum (1998) :
1. Mendengar dengan perhatian
2. Memberi rasa nyaman
3. Berkata Jujur
4. Memiliki kesabaran
5. Bertanggung jawab
6. Memberi informasi sehingga klien dapat mengambil keputusan
7. Memberi sentuhan
8. Memajukan sensitifitas
9. Menunjukan rasa hormat pada klien
10.Memanggil klien dengan namanya
Sedangkan menurut Meyer (1971) komponen utama Caring adalah :
1. Pengetahuan
2. Kesabaran
3. Kejujuran
4. Kepercayaan
5. Kerendahan Hati
6. Harapan
7. Keberanian
(https://silviawandas.wordpress.com/2012/12/12/konsep-caring/ (diakses pada
22 Februari 2017 pukul 16.55))

C. Belajar Care dalam Komunikasi


Sebuah pendekatan adalah dengan menggunakan pengalaman pribadi
melalui metode belajar dari pengalaman. Belajar dari pengalaman merupakan
proses belajar dari pengalaman pribadi secara langsung. Pembelajaran ini

4
berbeda dengan pembelajaran dari buku dan pembelajaran lewat
perkuliahan. Bagaimanapun, perbedaan tersebut tidak begitu jelas. Weil dan
Mc Gill menjabarkan empat area sebagai sebuah pendekatan untuk
mendefinisikan berbagai tipe belajar dari pengalaman (Weil dan
McGill,1989):
1. Area satu: Penilaian dan akreditasi belajar dari pengalaman sebelumnya
Pada intinya, individu dalam area ini memandang pembelajaran dari
pengalaman sebagai pembelajaran dari pengalaman hidup dan belajar yang
dapat diakumulasikan sehingga memampukan orang dewasa meraih
gelar strata satu dan diploma. Di Inggris, perawat terkadang dapat masuk
ke perkuliahan pascasarjana untuk mendapat gelar master sebagai hasil
dari pengalaman pribadi sebelumnya dan pegalaman profesinya.
2. Area dua: belajar dari pengalaman dan perubahan dalam pendidikan yang
lebih tinggi dan berkelanjutan.
Di area ini, belajar dari pengalaman sering terkait erat dengan teori
pembelajaran orang dewasa dan gagasan pendekatan yang berpusat pada
peserta didikdalam proses belajar dan mengajar.
3. Area tiga: belajar dari pengalaman dan perubahan social.
Dalam area ini, belajar dari pengalaman adalah proses radikal yang
bertujuan untuk menolng orang mengubah ruang lingkup mereka sendiri.
4. Area empat: pertumbuhan dam perkembangan pribadi:
Disini penekanannya adalah pada proses individual, dan orang di area ini
sering bersekutu dengan sekolah humanistic psikologi. Dapat
diperdebatkan bahwa area inilah yang paling mempengaruhi
pengembangan belajar dari pengalaman dalam pendidikan perawat.
Argument Weil dan Mc Gill adalah bahwa perawat dapat belajar
banyak dari semua pendekatan dalam belajar dari pengalaman-dari aspek
politiknya, dari pendekatan pembelajaran orang dewasa, serta
pertumbuhan dan perkembangan pribadi. Dengan demikian bealajar dari
pengalaman digambarkan sebagai berikut:
A. Serangkaian metode belajar/mengajar, dan
B. Sikap terhadap pembelajaran.

5
(Morrison, Paul, Philip Burnard. 2009. Caring & Comunicating: Hubungan
Interpersonal dalam Keperawatan. Jakarta: EGC)

D. Sikap Caring dalam Keperawatan


Watson menekankan dalam sikapcaring ini harus tercermin sepuluh faktor
kuratif yaitu:
1. Pembentukan sistem nilai humanistic dan altruistik
Tumbuhkan rasa puas karena mampu memberikan sesuatu kepada klien.
Selain itu, berikan pendidikan kesehatan pada klien.
2. Memberikan kepercayaan harapan
Dengan cara memfasilitasi dan meningkatkan kebutuhan holistik (bio-
psiko-sosio-spiritual). Di samping itu, perawat meningkatkan perilaku
klien dalam mencari pertolongan kesehatan.
3. Menumbuhkan sensitifan terhadap diri dan orang lain
Perawat belajar menghargai kesensitifan dan perasaan kepada klien,
sehingga ia sendiri dapat menjadi lebih sensitif, murni, dan bersikap wajar
pada orang lain.
4. Mengembangan hubungan saling percaya
Perawat memberikan informasi dengan jujur, dan memperlihatkan sikap
empati yaitu turut merasakan apa yang dialami klien.
5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif klien
Perawat memberikan waktunya dengan mendengarkan semua keluhan dan
perasaan klien.
6. Penggunaan sistematis metoda penyelesaian masalah untuk pengambilan
keputusan
Perawat menggunakan metoda proses keperawatan sebagai pola pikir dan
pendekatan asuhan kepada klien.
7. Peningkatan pembelajaran dan pengajaran interpersonal, memberikan
asuhan mandiri, menetapkan kebutuhan personal, dan memberikan
kesempatan untuk pertumbuhan personal klien.
8. Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spritual yang
mendukung

6
Perawat perlu mengenali pengaruhi lingkungan internal dan eksternal klien
terhadap kesehatan kondisi penyakit klien.
9. Memberi bimbingan dalam memuaskan kebutuhan manisiawi
Perawat perlu mengenali kebutuhan komperhensif diri dan klien.
Pemenuhan kebutuhan paling dasar perlu dicapai sebelum beralih ke
tingkat selanjutnya.
10. Mengijinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenomologis agar
pertumbuhan diri dan kematangan jiwa klien dapat dicapai
Kadang-kadang seseorang klien perlu dihadapkan pada
pengalaman/pemikiran yang bersifat profokatif. Tujuannya adalah agar
dapat meningkatkan pemahaman lebih mendalam tentang diri sendiri.
Kesepuluh faktor karatif ini perlu selalu di dilakukan oleh perawat agar
semua aspek dalam diri klien dapat tertangani sehingga asuhan keperawatan
profesional dan bermutu dapat diwujudkan. Selain itu, melalui penerapan
faktor kuratif ini perawat juga dapat belajar untuk lebih memahami diri
sebelum mamahami orang lain.
(http://abisha.co.id/notes/membangun-pribadi-caring-perawat/diakses pada 22
Februari 2016 pukul 15.50))

E. Caring dalam Praktek Keperawatan


Caring bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan, tetapi merupakan hasil
dari kebudayaan, nilai-nilai, pengalaman, dan dari hubungan dengan orang
lain. Sikap keperawatan yang berhubungan dengan caring adalah sebagi
barikut:
1. Kehadiran
Kehadiran adalah suatu pertemuan antara seseorang dengan
seseorang lainnya yang merupakan sarana untuk mendekatkan diri dan
menyampaikan manfaat caring. Menurut Fredriksson (1999), kehadiran
berarti ada di dan ada dengan. Ada di berarti kehadiran tidak hanya
dalam bentuk fisik, melainkan juga komunikasi dan pengertian. Sedangkan
ada dengan berarti perawata selalu bersedia dan ada untuk klien

7
(Pederson, 1993). Kehadiran seorang perawat membantu menenangkan
rasa cemas dan takut klien karena situasi tertekan.
2. Sentuhan
Sentuhan merupakan bentuk personal dari komunikasi verbal (
fundamental keperawatan edisi 2 hal 386 ). Ada dua jenis sentuhan, yaitu
sentuhan kontak dan sentuhan non-kontak. Sentuhan kontak merupakan
sentuhan langsung kullit dengan kulit. Sedangkan sentuhan non-kontak
merupakan kontak mata. Sentuhan adalah bagian penting dari hubungan
perawat dan pasien, namun sentuhan harus di gunakan sesuai batasan
karena penggunaannya terbatas oleh norma sosial yang kuat.
3. Mendengarkan
Untuk lebih mengerti dan memahami kebutuhan klien,
mendengarkan merupakan kunci, sebab hal ini menunjukkan perhatian
penuh dan ketertarikan perawat. Mendengarkan membantu perawat dalam
memahami dan mengerti maksud klien dan membantu menolong klien
mencari cara untuk mendapatkan kedamaian.
4. Memahami klien
Salah satu proses caring menurut Swanson (1991) adalah memahami
klien. Memahami klien sebagai inti suatu proses digunakan perawat dalam
membuat keputusan klinis. Memahami klien merupakan pemahaman
perawat terhadap klien sebagai acuan melakukan intervensi berikutnya
(Radwin,1995). Pemahaman klien merupakan gerbang penentu pelayanan
sehingga, antara klien dan perawat terjalin suatu hubungan yang baik dan
saling memahami.
(http://majalahkasih.pantiwilasa.com/detailpost/caring-dalam-konteks-asuhan-
keperawatan (diakses pada 21 Februari 2017 pukul 15.35))

F. Caring dalam spiritual


Kepercayaan dan harapan individu mempunyai pengaruh terhadap
kesehatan fisik seseorang. Spiritual menawarkan rasa keterikatan yang baik,
baik melalui hubungan intrapersonal atau hubungan dengan dirinya sendiri,

8
interpersonal atau hubungan dengan orang lain dan lingkungan, serta
transpersonal atau hubungan dengan Tuhan atau kekuatan tertinggi.

9
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Caring adalah suatu asuhan keperawatan yang diberikan secara total
melalui interaksi antara perawat dengan klien bisa dengan rasa peduli dan
perhatian, bisa dengan memberikan penjelasan kepada klien sebelum
melakukan tindakan, menanyakan tentang keadaan klien, menyentuh klien.
Karakterikstik caring diantaranya: mendengar dengan perhatian, memberi rasa
nyaman, berkata Jujur, memiliki kesabaran, dan bertanggung jawab.
Tipe belajar care dalam komunikasi dipengaruhi empat area penting.
Sikap caring dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pembentukan sistem
nilai humanistic dan altruistic, memberikan kepercayaan-harapan
,menumbuhkan sensitifan terhadap diri dan orang lain, mengembangan
hubungan saling percaya, meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan
positif dan negatif klien, penggunaan sistematis metoda penyelesaian masalah
untuk pengambilan keputusan, peningkatan pembelajaran dan pengajaran
interpersonal, memberikan asuhan mandiri, menetapkan kebutuhan personal,
dan memberikan kesempatan untuk pertumbuhan personal klien, menciptakan
lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spritual yang mendukung. Caring
terbagi menjadi dua yaitu caring dalam praktek keperawataan dan spiritual.
Caring dalam praktek keperawataan diantaranya: kehadiran, sentuhan,
mendengarkan, dan memahami klien. Caring dalam spiritual: kepercayaan dan
harapan individu mempunyai pengaruh terhadap kesehatan fisik seseorang.

B. Saran
Sebagai seorang perawat profesional kita harus mengetahui tentang
pengaplikasian caring, namun bukan hanya mengetahuinya saja tetapi juga
mempraktikannya pada kehidupan sehari-hari terutama pada saat berhadapan
dengan klien yang kita bantu.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://abisha.co.id/notes/membangun-pribadi-caring-perawat/ (diakses pada 22


Februari 2016 pukul 15.50)
https://khairunnisa2109.wordpress.com/2016/03/01/makalah-caring/ (diakses pada
21 Februari 2017 pukul 15.30)
http://majalahkasih.pantiwilasa.com/detailpost/caring-dalam-konteks-asuhan-
keperawatan (diakses pada 21 Februari 2017 pukul 15.35)
https://methagagarin.wordpress.com/2012/10/15/konsep-perilaku-caring/ (diakses
pada 22 Februari 2017 pukul 16.20)
https://silviawandas.wordpress.com/2012/12/12/konsep-caring/ (diakses pada 22
Februari 2017 pukul 16.55)
Morrison, Paul, Philip Burnard. 2009. Caring & Communicating: Hubungan
Interpersonal dalam Keperawatan. Jakarta: EGC

iii

Anda mungkin juga menyukai