Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN KELUARGA

HOME CARE

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

RAHAYU YULINAR ROMBA (PO 71.4.201.171.043)


REZKY RAMADHANI (PO 71.4.201.171.044)
RIDHA DWI RESKI N (PO 71.4.201.171.045)
RIRIN NUR HIDAYAH (PO 71.4.201.171.046)
RIZKY OKTAVIA HARDIANTO (PO 71.4.201.171.047)
SELA PARAMITA (PO 71.4.201.171.048)

JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur dengan kehadirat  Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia, berkat,


rahmat dan hidaya-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Home
Care”  tepat waktu. Kami berharap semoga dengan diterbitkannya makalah ini
dapat  membantu menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembacanya tentang home
care ini. Kami  menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
terdapat kesalahan-kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini.

Makassar, September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................4
A.    Latar Belakang............................................................................................................................4
B.     Rumusan Masalah......................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
A. Pengertian Home Care...............................................................................................................6
B. Konsep / Model Teori Keperawatan Yang Mendukung Home Care..........................................6
C. Aspek Legal dan Etik serta  Isu-isu Legal dan Etik dalam Home Care......................................7
D. Perijinan dan Akreditasi Home Care..........................................................................................9
E. Kebijakan Home Care di Indonesia.........................................................................................10
BAB III PENUTUP..................................................................................................................................11
A.    Kesimpulan...............................................................................................................................11
B.     Saran........................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah memandirikan masyarakat untuk


hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat. Guna mewujudkan visi dan misi tersebut
berbagai program kesehatan telah dikembangkan termasuk pelayanan kesehatan di rumah.
Pelayanan keperawatan yang berkualitas mempunyai arti bahwa pelayanan yang diberikan
kepada individu, keluarga ataupun masyarakat haruslah baik (bersifat etis) dan benar
(berdasarkan ilmu dan hukum yang berlaku).

Hukum yang mengatur praktik keperawatan telah tersedia dengan lengkap, baik dalam
bentuk undang-undang kesehatan, maupun surat keputusan Menkes tentang praktik
keperawatan. Dengan demikian melakukan praktik keperawatan bagi perawat di Indonesia
adalah merupakan hak sekaligus kewajiban profesi untuk mencapai visi Indonesia sehat tahun
2010.

Implementasi praktik keperawatan yang dilakukan oleh perawat sebenarnya tidak harus
dilakukan di rumah sakit, klinik, ataupun di gedung puskesmas tetapi dapat juga dilaksanakan
dimasyarakat maupun dirumah pasien. Pelayanan keperawatan yang dilkukan dirumah pasien
disebut Home Care.

Pelayanan kesehatan di rumah merupakan program yang sudah ada dan perlu
dikembangkan, karena telah menjadi kebutuhan masyarakat, Salah satu bentuk pelayanan
kesehatan yang sesuai dan memasyarakat serta menyentuh kebutuhan masyarakat yakni
melalui pelayanan keperawatan Kesehatan di rumah atau Home Care. Berbagai faktor yang
mendorong perkembangannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat yaitu melalui pelayanan
keperawatan kesehatan di rumah. Berbagai faktor yang mendorong perkembangan pelayanan
keperawatan kesehatan dirumah atara lain : Kebutuhan masyarakat, perkembangan IPTEK
bidang kesehatan, tersedianya SDM kesehatan yang mampu memberi pelayanan kesehatan di
rumah.

B.     Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Home Care ?
2. Bagaimana Konsep/Model Teori Keperawatan Yang Mendukung Home Care ?
3. Bagaimana Aspek Legal dan Etik serta  Isu-isu Legal dan Etik dalam Home Care ?
4. Bagaimana Perizinan dan Akreditasi Home Care ?
5. Bagaimana Kebijakan Home Care di Indonesia ?

C.    Tujuan

1. Menjelaskan Pengertian Home Care ?


2. Menjelaskan Konsep/Model Teori Keperawatan Yang Mendukung Home Care ?
3. Menjelaskan Aspek Legal dan Etik serta  Isu-isu Legal dan Etik dalam Home
Care?
4. Menjelaskan Perizinan dan Akreditasi Home Care ?
5. Menjelaskan Kebijakan Home Care di Indonesia ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Home Care

Menurut Departemen Kesehatan (2002) menyebutkan bahwa home care adalah


pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada
individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian
dan meminimalkan akibat dari penyakit.
Pelayanan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien atau keluarga yang
direncanakan dan dikoordinasi oleh pemberi pelayanan melalui staf yang diatur
berdasarkan perjanjian bersama. Sedangkan menurut Neis dan Mc Ewen (2001)
menyatakan home health care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan
sosial diberikan di rumah kepada orang-orang yang cacat atau orang-orang yang harus
tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya.
Home Care (HC) menurut Habbs dan Perrin, 1985 adalah merupakan layanan kesehatan
yang dilakukan di rumah pasien (Lerman D. & Eric B.L, 1993), Sehingga home care
dalam keperawatan merupakan layanan keperawatan di rumah pasien yang telah melalui
sejarah yang panjang.

B. Konsep / Model Teori Keperawatan Yang Mendukung Home Care

a. Teori Lingkungan (Florence Nightingale)


Lingkungan menurut Nightingale merujuk pada lingkungan fisik eksternal yang
mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan yang meliputi lima komponen
lingkungan terpenting dalam mempertahankan kesehatan individu yang meliputi
1)      udara bersih,
2)      air yang bersih,
3)      pemeliharaan yang efisien
4)      kebersihan, serta
5)      penerangan/pencahayaan
Nightingale lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan sosial dan
psikologis yang dieksplor secara lebih terperinci dalam tulisannya.

b. Teori konsep manusia sebagai unit (Martha E. Rogers)


Dalam memahami konsep model dan teori ini,Rogers berasumsi bahwa manusia
merupakan satu kesatuan yang utuh,yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda –
beda. Menurut Rogers, 1979 Kerangka Kerja Praktik: “Manusia utuh” meliputi proses
sepanjang hidup.
c. Teori Transkultural nursing (Leininger)
Leininger percaya bahwa tujuan teori ini adalah untuk memberikan pelayanan yang
berbasis pada kultur. Dia percaya bahwa perawat harus bekerja dengan prinsip ”care”.
Struktur sosial seperti kepercayaan, politik, ekonomi dan kekeluargaaan adalah
kekuatan signifikan yang berdampak pada ”care” dan mempengaruhi kesejahteraan
dan kondisi sakit.

d. Theory of Human Caring (Watson, 1979)


Teori ini mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang
diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi
pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk
sembuh.

e. Teori Self Care (Dorothea Orem)


Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada
kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur
dalam kebutuhannya. Dalam konsep praktik keperwatan Orem mengembangkan tiga
bentuk teori Self Care, di antaranya:
1)      Perawatan Diri Sendiri (Self Care)
2)      Self Care Defisit

f. Teori Dinamic dan Self Determination for Self Care (Rice)


Perawat sebagai fasilitator dan koordinator dari pilihan keseimbangan sehat sakit yang
ditetapkan oleh pasien.
(Aziz Alimul Hidayat, 2004)

C. Aspek Legal dan Etik serta  Isu-isu Legal dan Etik dalam Home Care

Secara legal perawat data melakukan aktivitas keperawatan mandiri berdasakan


pendidikan dan pengalaman yang di miliki. Perawat dapat mengevaluasi klien untuk
mendapatkan pelayanan perawatan dirumah tanpa program medis tetapi perawatan
tersebut harus diberikan dibawah petunjk rencana tindakan tertulis yang ditandatangani
oleh dokter. Perawat yang memberi pelayanan drumah membuat rencana perawatan dan
kemudian bekerja sama dengan dokter untuk menentukan rencana tindakan medis.

Fungsi hukum dalam praktik perawat adalah :


a. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai
hukum.
b. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain.
c. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri.
Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan dengan meletakkan posisi
perawat memiliki akuntabilitas dibawah hukum.
Landasan hukum praktek perawat adalah :
1. UU Kes. No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan.
2. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dandaerah.
3. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah.
4. UU No. 29 tentang praktik kedokteran.
5. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang registrasi dan praktikperawat.
6. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas.
7. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraanpuskesmas.
8. SK Menpan No. 94 /KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonalperawat.
9. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.
10. Permenkes No. 920 tahun 1966 tentang pelayanan medik swasta.

Isu-isu legal dan etik dalam home care antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan prosedur dengan teknik yang tinggi,
seperti pemberian pengobatan dan transfuse darah melalui IV dirumah. Aspek legal
dari pendidikan yang diberikan pada klien seperti pertanggungjawaban terhadap
kesalahan yang dilakukan oleh anggota keluarga karena kesalahan informasi dari
perawat.
2. Pelaksanaan peraturan medicare atau peraturan emerintah lainnya tentang perawatan
dirumah. Alasan biaya yang sangat terpisah dan terbatas untk perawatan dirumah.
Maka perawat yang memberi perawatan dirumah harus menentukan apakah
pelayanan akan diberikan jika ada resiko penggantian biaya yang tidak adekuat.
Seringkali, tunjangan dari medicare telah habis masa berlakunya sedangkan klien
membutuhkan perawatan yang terus-menerus tetapi tidak ingin atau tidak mampu
membayar baiayanya.

Pasal Krusial Dalam Kepmenkes 1239/2001 Tentang Praktik Keperawatan


1. Melakukan asuhan keperawatan meliputi Pengkajian, penetapan diagnosa
keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan dan evaluasi
2. Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan atas permintaan tertulis dokter.
3. Dalam melaksanakan kewenangan perawat berkewajiban :
-          Menghormati hak pasien
-          Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
-          Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
-          Memberikan informasi
-          Meminta persetujuan tindakan yang dilakukan
-          Melakukan catatan perawatan dengan baik
4. Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang , perawat berwenang
melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan yang ditujukan untuk
penyelamatan jiwa.
5. Perawat yang menjalankan praktik perorangan harus mencantumkan SIPP di ruang
praktiknya
6. Perawat yang menjalankan praktik perorangan tidak diperbolehkan memasang papan
praktik  (sedang dalam proses amandemen)
7. Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan asuhan dalam bentuk kunjungan
rumah.
8. Persyaratan praktik perorangan sekurang-kurangnya memenuhi :
-          Tempat praktik memenuhi syarat
-          Memiliki perlengkapan peralatan dan administrasi termasuk formulir /buku
kunjungan, catatan tindakan dan formulir rujukan

D. Perijinan dan Akreditasi Home Care

Perizinan yang menyangkut operasional pengelolaan pelayanan kesehatan rumah


dan praktik yang dilaksanakan oleh tenaga profesional dan non professional diatur sesuai
dengan peraturan yang ditetapkan, baik oleh pemerintah pusatmaupun pemerintah
daerah.
Persyaratan perizinan:
1. Berbadan hukum yang ditetapkan di badan kesehatan akte notaristentang yayasan
di badan kesehatan.
2. Mengajukan permohonan izin usaha pelayanan kesehatan rumahkepada Dinas
Kesehatan Kota setempat dengan melampirkan:
a. Rekomendasi dari organisasi profesi.
b. Izin lokasi bangunan.
c. Izin lingkungan.
d. Izin usaha.
e. Persyaratan tata ruangan bangunan melipti ruang direktur, ruangmanajemen
pelayanan, gudang sarana dan peralatan, sarana komunikasi,dan sarana
transportasi.
f. Izin persyaratan tenaga meliputi izin praktik profesional dan
sertifikasipelayanan kesehatan rumah.
g. Memiliki SIP, SIK dan SIPP.
h. Perawat dapat melaksankan praktik keperwatan pada saran
pelayanankesehatan, praktik perorangan dan/atau berkelompok.
i. Perawat yang melaksanakan praktik keperawatan pada saranapelayanan
kesehatan harus memiliki SIK.
j. Perawat yang praktik perorangan/berkelompok harus memiliki SIPPAkreditasi

Penilaian kembali terhadap mutu pelayanan kesehatan yang diterima masyarakat,


dilakukan baik oleh pemerintah atau badan independen yang akan mengendalikan
pelayanan kesehatan rumah. Tujuan proses akreditasi, agar seluruh komponen pelayanan
dapat berfungsi secara optimal, tidak terjadi penyalahgunaan serta penyimpangan.
E. Kebijakan Home Care di Indonesia

Perawat dalam melakukan praktek harus sesuai dengan kewenangan yang


diberikan, berdasarkan pendidikan dan pengalaman serta dalam memberikanpelayanan
berkewajiban mematuhi standar praktek.Perawat dalam menjalankan praktek harus
membantu program pemerintahdalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Perawat dalam menjalankan praktik keperawatan harus senantiasameningkatkan mutu
pelayanan profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi
melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidangtugasnya, baik diselenggarakan
oleh pemerintah maupun organisasi profesi.

Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang/pasien,


perawatberwenang untuk melakukan pelayanan kesehatan diluar
kewenanga.Pelayanandalam keadaan darurat ditujukan untuk penyelamatan jiwa.Perawat
yang menjalankan praktik perorangan harus mencantumkan SIPPdiruang prakteknya.
Perawat yang menjalankan praktek perorangan tidak diperbolehkan memasang papan
praktek.Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan asuhan keperawatan dalambentuk
kunjungan rumah.Perawat dalam melakukan asuhan keperawatan dalam
bentuk   kunjungan    rumah   harus   membawa    perlengkapan  perawatan sesuai
kebutuhan.Perawat   dalam   menjalankan   praktik   perorangan  sekurang-kurangnya
memenuhi   persyaratan,   yang   sesuai   dengan   standar  perlengkapan 
asuhankeperawatan yang ditetapkan oleh organisasi profesi:

1. Memiliki tempat praktik yang memenuhi syarat kesehatan.


2. Memiliki perlengkapan untuk tindakan asuhan.
3. Keperawatan maupun kunjungan rumah.
4. Memiliki   perlengkapan   administrasi   yang   meliputi   buku   catatankunjungan,
formulir catatan tindakan asuhan keperawatan, serta formulirrujukan.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

Home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan


komperehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga diberikan kepada
individu dan keluarga ditempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat
kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit.

Dalam melakukan home care ada beberapa aspek yang harus diperhatikan
dalam aspek legal dan etik serta isu-isu legal dalam home care, perizinan dan
akreditasi dalam home care, kebijakan home care di Indonesia, dan keercayaan dan
budaya dalam home care. Hal ini dilakukan dalam proses perawatan yang akan
dilakukan untuk pasien. Untuk menghindari adanya saling menyalahkan dalam home
care tersebut sehingga tidak ada pihak yang saling merugikan. Sehingga pasien juga
mendapatkan perawatan yang baik serta perawat juga mengerti dan memahami
peraturan-peraturan yang ada dan langkah-langkah dalam menjalankan home care.

B.     Saran

1. Bagi perawat
Perawat yang menjalankan perawatan home care hendaknya sudah memiliki SIP,
harus kompeten dalam bidangnya, bertanggung jawab terhadap tugasnya.
2. Bagi pasien dan keluarga
Hendaknya pasien dan keluarga dapat bersifat terbuka terhadap perawat home care,
tetap kritis namun bersifat kooperatif dalam menerima informasi dari perawat.
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1239/Menkes/Sk/Xi/2001.Tentang


Registrasi Dan Praktik PerawatMulyanasari, Fertin. 2014.  Evaluasi Pelaksanaan Pendidikan
Pasien Dan KeluargaPada Pelayanan Home Care Berstandar Joint Commission International
Di Rumah

Sakit   Panti   Rapih   Yogyakarta.  Yogyakarta   :   Universitas   Gadjah  Mada.http://etd.ugm
.ac.id/index.php?
mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=73268&is_loc
al=1. 27 Oktober 2014

Peraturan   Menteri   Kesehatan   Republik  IndonesiaNomor.HK.02.02/MENKES/148/I/2010
tentang izin dan penyelenggaraan praktikperawatWerdati, Sri, 1999. Home Care Dan
Homeservice, Makalah Seminar Implementasi Dan Praktik Keperawatan Mandiri. Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas muhammadiyah Yogyakarta : Yogyakarta.

Zang, S.M & Bailey, N.C. Alih Bahasa Komalasari, R. (2004). Manual Perawatan dirumah
(Home Care Manual) Edisi Terjemahan Cetakan I. Jakarta: EGC

http://fakhrun-duniakita.blogspot.com/2011/12/makalah-keperawatan-komunitas-home.html

http://sibawellbercerita.blogspot.com/2013/06/konsep-home-care.html

Anda mungkin juga menyukai