PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia keperawatan memerlukan suatu manajemen yang baik dimana manajemen
tersebut manajemen tersebut merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif
dalam menjalankan suatu kegiatan disuatu rumah sakit. Proses manajemen keperawatan
sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan
secara profesional. Manajemen keperawatan didefinisikan sebagai suatu proses dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, sedangkan manajemen keperawatan adalah
suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan secara professional. Manajer keperawatan dituntut untuk merencanakan,
mengorganisasi, memimpin, dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk
dapat memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkin bagi
individu, keluarga dan masyarakat (Sukmana 1999, dalam Nursalam 2011).
Permasalahan manajemen dalam suatu Rumah Sakit merupakan salah satu bagian
yang sangat penting karena RS juga harus dapat menyusun strategi-strategi pemasaran
sebaik mungkin dengan cara memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada disamping
itu RS harus dapat juga mengantisipasi gerakan pesaing dan ancaman. Penetapan strategi
pemasaran akan berpengaruh terhadap naik turunnya hasil dari pelayanan kesehatan yang
diberikan pada konsumen dengan demikian, suatu perusahaan perlu untuk menganalisis
dan menindak lanjut SWOT yang dimiliki. Analisa SWOT merupakan salah satu metode
untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep
bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths
(kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunites (peluang) dan Threats (ancaman).
Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi
yang akan dilakukan.
Sasaran keselamatan pasien yang tertuang dalam hak dan kewajiban pasien dalam
UU No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit. Memperoleh layanan kesehatan yang
bermutu sesuai dengan kebutuhan medis, standar profesi dan standar operasional. Salah
satu bentuk keselamatan pasien adalah hand hygiene untuk mencegah terjadinya infeksi
atau penyebaran mikroorganisme.
Hand hygiene (kebersihan tangan) merupakan teknik dasar yang paling penting
dalam pencegahan dan pengendalian infeksi (Potter & Perry, 2003) dalam (Zulpahiyana,
2013). Menurut Van dan Enk (2006) dalam Zulpahiyana (2013), hand hygiene adalah
cara yang paling efektif untuk mencegah infeksi nosokomial. Tujuan hand hygiene untuk
membuang kotoran dan organisme yang menempel ditangan dan untuk mengurangi
jumlah mikroba total pada saat itu.
Beberapa publikasi hasil penelitian menunjukkan bahwa hand hygiene pasien
yang belum optimal telah menyebabkan kerugian kepada pasien, keluarga, dan
masyarakat. Beberapa penyebab penyebaran mikroorganisme salah satunya dapat melalui
keluarga ke pasien hal ini dapat menyebabkan terjadinya penyebaran mikroorganisme
yang dibawa oleh keluarga pasien dari luar masuk ke dalam lingkungan rumah sakit
(Hidayat, 2011).
B. Perumusan Masalah
1. Tujuan Umum
Memperoleh atau mendapatkan dalam menganalisa masalah pada manajemen
keperawatan di ruang Lukas Rumah Sakit Immanuel Bandung.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan kajian situasi di ruang rawat inap
b. Mahasiswa mampu melakukan analisa SWOT pada masalah belum optimalnya
edukasi tentang hand hygiene pada keluarga pasien di Ruang Lukas Rumah Sakit
Immanuel Bandung
c. Mahasiswa mampu melakukan analisis fishbone pada masalah belum optimalnya
edukasi tentang hand hygiene pada keluarga pasien di Ruang Lukas Rumah Sakit
Immanuel Bandung
d. Mahasiswa mampu membuat intervensi pemecahan masalah belum optimalnya
edukasi tentang hand hygiene pada keluarga pasien di Ruang Lukas Rumah Sakit
Immanuel Bandung
e. Mahasiswa mampu melakukan implementasi pada masalah belum optimalnya
edukasi tentang hand hygiene pada keluarga pasien di Ruang Lukas Rumah Sakit
Immanuel Bandung
f. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada masalah belum optimalnya edukasi
tentang hand hygiene pada keluarga pasien di Ruang Lukas Rumah Sakit
Immanuel Bandung
g. Mahasiswa mampu melakukan rencana tindak lanjut pada masalah belum
optimalnya edukasi tentang hand hygiene pada keluarga pasien di Ruang Lukas
Rumah Sakit Immanuel Bandung
D. Sistematika Penulisan
1. BAB I Pendahuluan
Berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika
penulisan
2. BAB II Tinjauan Teoritis
Berisikan konsep manajemen keperawatan dan kepemimpinan, konsep hand hygiene,
konsep redemonstrasi
3. BAB III Tinjauan Kasus
Berisikan Weakness, Analisa SWOT, Fish Bone Analisis, Prioritas Masalah, Prioritas
penyelesaian masalah dan Planning of action (POA)
4. BAB IV Implementasi dan Evaluasi
Berisikan implementasi dari rencana tindakan dan evaluasi tindakan yang dilakukan
5. BAB V Kesimpulan dan Saran
Berisikan kesimpulan dan saran dari masalah belum optimalnya edukasi tentang hand
hygiene pada keluarga pasien di Ruang Lukas Rumah Sakit Immanuel Bandung
BAB II
TINJAUAN TEORI
I. Konsep Manajemen
A. Pengertian Manajemen
a. Manajemen didefinisikan sebagai proses menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam suatu
lingkungan yang berubah. Manajemen juga merupakan proses
pengumpulan dan mengorganisasi sumber-sumber dalam mencapai
tujuan (melalui kerjaan orang lain) yang mencerminkan dinamika suatu
organisasi. (nursalam, 2011).
b. Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional.
(Nursalam, 2011).
B. Tujuan Dan Sasaran Manajemen
a. Tujuan Menejemen
Menurut Gillies (2012) tujuan menejemen yakni:
1) Memiliki dan mengembangkan nilai serta sikap pengetahuan,
kecerdasan, keterampilan serta kemampuan sebagai tenaga
pembangunan di bidang manajemen.
2) Memiliki, keuletan, kesabaran, dan kemandirian dalam bekerja baik
secara individu maupun berkelompok.
3) Mengamati dan menganalisa suatu masalah serta menerapkan ilmu
pengetahuannya untuk melaksanakan praktek dibidang manajemen,
baik untuk kepentingan usahanya ataupun peran sertanya menjadi
seorang professional.
b. Sasaran Menajemen
Sasaran Manajemen (Gillies, 2012), adalah:
1) Human Resources.
Dalam setiap aktivitas manajemen yang dilakukan seharusnya selalu
memperhatikan tentang potensi-potensi yang ada pada sumber daya
manusia. Hal ini disebabkan sumber daya manusia merupakan faktor
yang paling penting dalam kegiatan manajemen. Tanpa adanya
pengelolaan sumber daya manusia yang baik, maka dapat dipastikan
kegiatan manajemen tidak dapat berjalan dengan maksimal.
Sasaran terhadap sumber daya manusia, bentuk kegiatanya dapat
berupa memimpin, memotivasi dan mengarahkan orang-orang agar
aktivitasnya mengarah pada tujuan yang akan dicapai.
2) Non Human Resources.
Sasaran manajemen yang kedua adalah non human resources atau
segala bentuk fasilitas yang ada untuk menunjang pencapaian tujuan
manajemen. Bentuk kegiatan non human resources adalah
mengadakan dan memelihara serta mengendalilan segala fasilitas
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan misalnya, tempat,
alat, metode kerja dan sebagainya.
C. Fungsi-fungsi Manajemen
Secara ringkas fungsi manajemen adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan
tujuan organisasi sampai dengan menyusun dan menetapkan rangkaian
kegiatan untuk mencapainya, melalui perencanaan yang akan dapat
ditetapkan tugas-tugas staf.
b. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah kegiatan manajemen untuk menghimpun semua
sumber data yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara
efisien untuk mencapai tujuan organisasi
c. Actuating (directing, commanding, coordinating)
Pergerakkan adalah proses memberikan bimbingan kepada staf agar
mereka mampu bekerja secara optimal dan melakukan tugas-tugasnya
sesuai dengan ketrampilan yang dimiliki sesuai dengan dukungan sumber
daya yang tersedia
d. Pengendalian, pengawasan (controlling)
Pengendalian adalah proses untuk mengamati secara terus menerus
pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi
terhadap penyimpangan yang terjadi. Merupakan fungsi pengawasan agar
tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana, apakah orang-orangnya, cara
dan waktunya tepat. Pengendalian juga berfungsi agar kesalahan dapat
segera diperbaiki.
e. Penilaian (evaluasi)
Merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil-hasil pekerjaan
yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase tertentu
setelah selesai kegiatan, sebelum, sebagai korektif dan pengobatan
ditunjukan pada fungsi organic administrasi dan manajemen.
D. Prinsip-Prinsip yang Mendasari Manajemen Keperawatan
Menurut Nursalam (2011), prinsip–prinsip yang mendasari manajemen
keperawatan adalah :
a. Manajemen keperawatan seharusnya berlandaskan perencanaan karena
melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko
pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang efektif dan terencana.
b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang
efektif. Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun
perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan.
Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan
kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan keputusan di berbergai
tingkat manajerial.
d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus
perhatian manajer perawat dengan mempertimbangkan apa yang pasien
lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan poin utama
dari seluruh tujuan keperawatan.
e. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan
sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
f. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang
meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian
pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.
g. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk
memperlihatkan penampilan kerja yang baik.
h. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasin yang efektif.
Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan
memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian diantara
pegawai.
i. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan
perawat–perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau
upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan karyawan.
j. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi
penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian
instruksi dan menetapkan prinsip –prinsip melalui penetapan standar,
membandingkan penampilan dengan standar dan memperbaiki
kekurangan.
E. Proses Manajemen
Proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka
dimana masing-masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan
dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan suatu sistem maka akan
terdiri dari 5 elemen yaitu input, proses, output, kontrol dan mekanisme
umpan balik.
a. Input
Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personel,
peralatan dan fasilitas
b. Proses
Proses dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari
tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai keperawat pelaksana
yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan,
pemgorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan
pelayanan keperawatan. Untuk melaksanakan proses manajemen
diperlukan keterampilan teknik, keterampilan hubungan antar manusia,
dan keterampilan konseptual.
c. Output
Output adalah asuhan keperawatan, pengembangan staf dan riset.
d. Kontrol
Kontrol yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk
budget dari bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat,
prosedur yang standar dan akreditasi
e. Mekanisme timbal balik
Berupa laporan financial, audit keperawatan, survey kendali mutu dan
penampilan kerja perawat. Berdasarkan prinsip-prinsip diatas maka para
manajer dan administrator dan bekerja sama – sama dalam perencanaan
dan pengorganisasian serta fungsi-fungsi manajemen lainnya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
F. Teori Kepemimpinan Dan Gaya Kepemimpinan
Teori kepemimpinan merupakan penggeneralisasian suatu seri
perilakupemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan
menonjolkan latarbelakang historis, sebab-sebab timbulnya kepemimpinan,
persyaratanpemimpin, sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya serta
etikaprofesi kepemimpinan (Kartini Kartono, 2013).
Gaya kepemimpinan, pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu
perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut
kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk
suatu pola atau bentuk tertentu. Pengertian gaya kepemimpinan yang
demikian ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Davis dan
Newstrom (2014).
G. Tipologi Kepemimpinan
Menurut Siagian, (2012), Gaya kepemimpinan berkembang menjadi beberapa
tipe kepemimpinan, diantaranya adalah sebagian berikut :
a. Tipe Otokratis.
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria
atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik
pribadi; Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi;
Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata; Tidak mau menerima
kritik, saran dan pendapat; Terlalu tergantung kepada kekuasaan
formalnya; Dalam tindakan pengge-rakkannya sering memperguna-kan
pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
b. Tipe Militeristis.
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang
pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi
militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang
pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan
bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan; Dalam
menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan
jabatannya, senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, menuntut
disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, sukar menerima kritikan
dari bawahannya, menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
c. Tipe Paternalistis.
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis
ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap
bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa; bersikap terlalu
melindungi (overly protective); jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengambil keputusan; jarang memberikan
kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan
daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.
d. Tipe Karismatik.
Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab-
sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma.Umumnya
diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang
amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang
jumlahnya yang sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula
tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin
itu.Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang
menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa
pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra
natural powers).
Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai
kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah seorang yang kaya, Iskandar
Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F Kennedy adalah
seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih
muda pada waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai
profil, Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng”.
e. Tipe Demokratis.
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe
pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi
modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki
karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan selalu
bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang
termulia di dunia; selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan
tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada
bawahannya; senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari
bawahannya; selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork
dalam usaha mencapai tujuan; ikhlas memberikan kebebasan yang
seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang
kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang
sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain; selalu
berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya; dan
berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
KAJIAN SITUASI
Rumah Sakit Immanuel Bandung memiliki ruang rawat inap salah satunya adalah ruang
Lukas sebagai ruang rawat multi.
Ruang Lukas memiliki tenaga medis, perawat dan nonmedis.tenaga perawat di ruang lukas
ada 22 orang dengan tingkat pendidikan Ners dan DIII Keperawatan dengan masa kerja 1
tahun sampai 22,3 tahun. Selain tenaga medis dan perawat. Pembagian jadwal dinas terbagi
menjadi 3 shift yaitu dinas pagi, dinas sore dan dinas malam yang telah disusun dan diatur
oleh kepala ruangan.
Ruang Lukas memiliki 26 bed dengan BOR, terdiri dari ruang kelas IIA, IIB, dan ruang VIP-
B. Memiliki fasilitas kamar mandi disetiap kamar.
Adapun rincian Program kerja Ruang Rawat Inap Lukas 2018 dari :
a. Kegiatan Pelayanan
b. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
c. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
d. Peningkatan SDM
e. Peningkatan Sarana dan Prasarana
f. Peningkatan Keselamatan dan kesehatan kerja
(Buku Program Kerja Tahun 2018 Ruang Rawat Inap Lukas, 2018)
V NURSE
K 11 K 12 K 14 K 15
STATION
K1
K2
GAZEBOO
K3
K5
K6 K7 K8 K9 K10
Keterangan:
1. K = KAMAR
KEPALA PRIMA I
RUDI AK S.Kep.Ners
PERAWAT PELAKSANA
PENANGGUNG JAWAB SHIFT
Hendra W. M.,
Widjaya., AMK Herlina,, Amd.Kep
Yulianti Amd.Kep
Elzen S.Kep.Ners
Yulianti M., Amd.Kep
Nanang H, Amd.Kep
Emilia B Tokan., S.Kep.Ners
Nurwinda Apriani, Amd.Kep
Margadara B., S.Kep.Ners
Nurmala, S.Kep.Ners
Hany Juwita., AMK
Arya Bramantya,S.Kep,Ners
Selvi Sulistiawati., AMK
Sandi Indra, Amd.Kep
Yulianty Amk,Kep
Anggun Amk,Kep
Larasati Mutiara A S.Kep,Ners
Neng Nurhalimah Amk,Kep
Kristoporus., S.Kep., Ners
Jefry Roniansa Amk.,Kep
Tini Ulfah Amk., Kep
Nurhazanah S.Kep., Ners
b. Ketenagaan
Ketenagaan diruang Lukas terdiri dari keperawatan maupun non keperawatan
Tabel 3.1
Distribusi Tenaga Perawat
No. Nama Pendidikan PK Lama kerja
1. Satria Tarigan S1 3 17,1 tahun
Tabel 3.2
Kualifikasi Pendidikan Tenaga Perawat di Ruang Lukas
No Tenaga Perawat di Ruang Kutilang
Pendidikan Jumlah
1. Sarjana Keperawatan + Ners 9 orang
2. Diploma Keperawatan 13 orang
Total 22 orang
Sumber : Kepala Ruangan R. Lukas 2018
Tabel 3.3
Kapasitas Tempat Tidur Ruang Lukas
Ruang Kelas Kapasitas
Lukas 2A 14
2B 8
VIP 4
Sumber : Ruang lukas Rumah Sakit Immanuel Bandunng 2018
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jumlah tempat tidur di ruang Lukas Rumah
Sakit Immanuel Bandung berjumlah 26 tempat tidur.
BAB IV