Anda di halaman 1dari 14

36

3. Intervensi
Tabel 2.7
Rencana Tindakan Keperawatan antara lain :

PERENCANAAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN / KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONALISASI

1 Kekurangan volume cairan NOC : Hydration NOC : Manajemen Cairan


Definisi: Setelah dilakukan tindakan Aktivitas -aktivitas Aktivitas -aktivitas
Penurunan cairan keperawatan selama …x… jam 1. Kaji keluhan mual dan muntah 1. Agar dapat mengetahui
intravaskuler,interstisial, dan/atau kalien dapat ….. dengan kriteria klien dan memantau status
intraseluler ini mengacu pada hasil output Pasien (Doenges,
dehidrasi,kehilangan cairan saja 2014)
tanpa perubahan kadarnartrium 1. Pasen tampak rileks 2. Monitor dan catat BAB klien; 2. Agar mengetahui
Batasan karateristik: 2. Kulit tampak lembab frekuensi dan konsistensi feses. keseimbangan cairan
1. Haus 3. Membran mukosa lembab dalam tubuh ( Doenges,
2. Kelemahan 2014)
3. Kulit kering 3. Monitor dan catat intake dan 3. Agar dapat mengetahui
4. Membrane mukosa kering output. asupan cairan yang
5. Peningkatan frekuensi nadi diberikan dan asupan
6. Peningkatan hematokrit cairan yang dikeluarkan
7. Peningkatan konsentrasi klien (Carpenito, 2009).
urine 4. Anjurkan klien minum sebanyak 4. Untuk mengganti cairan
8. Peningkatan suhu tubuh 2-2,5 liter/hari, jika keluhan mual yang hilang akibat diare
9. Penurunan berat badan tiba- sudah hilang. dan muntah (Nurarif,
37

tiba Moorhead et al (2016) 2015).


10. Penurunan haluaran urine 5. Observasi tanda-tanda dehidrasi; 5. Untuk mengetahui derajar
11. Penurunan pengisian vena turgor kulit, mukosa mulut. dehidrasi yang dialami
12. Penurunan tekanan darah klien (Doenges, 2014)
13. Penurunan tekanan nadi 6. Monitor tanda tanda vital pasien 6. Merupakan indicator
14. Penurunan turgor kulit keadekuatan volume
15. Penurunan turgor lidah sirkulasi (Nugroho,
16. Penurunan volume nadi 2016).
17. Penurunan status mental 7. Kolaborasi dalam pemberian 7. Pemberian cairan
Faktor yang berhubungan : cairan parenteral sesuai program parenteral akan
1. Kegagalan mekanisme membantu menggantikan
regulasi cairan dan eletrolit tubuh
2. Kehilangan cairan aktif yang hilang (Doenges,
2014)
Hermand & Kamtisuru (2015) 8. Agar dapat mengetahui
8. Kolaborasi dalam pemeriksaan dan memantau
laboratorium dan Monitor hasil peningkatan berat jenis,
laboratorium yang relevan peningkatan BUN,
dengan retensi cairan (missal, penurunan hematokrit, an
peningkatan berat jenis, peningkatan kadar
peningkatan BUN, penurunan osmolalitas urin jika
hematokrit, an peningkatan kadar terjadi kelainan (Doenges,
osmolalitas urin) 2014).
9. Menggantikan kadar
9. Kolaborasi dengan tim medis kalium yang hilang pada
dalam pemberian terapi kalium saat diare dan mencegah
dan antibiotik. terjadinya disritmia
jantung serta antibiotic
Bulechek et al (2016) utnuk mencegah
38

terjadinya infeksi lebih


lanjut (Shah & Mason,
2013).

2 Ketidakseimbangan Nutrisi NOC : Status Nutrisi NIC : Manajemen Nutrisi


kurang dari kebutuhan tubuh Setelah dilakukan tindakan
Definisi : keperawatan selama …x… jam 1. Kaji adanya alergi makanan 1. Agar memudahkan dalam
Asupan nutrisi tidak cukup untuk kalien dapat ….. dengan kriteria pemberian nutrisi yang
memenuhi kebutuhan metabolik . hasil tepat untuk klien dan
Batasan karakteristik : Agar mengetahui ada atau
1. Kram abdomen 1. Kram otot tidak ada tidaknya alergi makan
2. Nyeri abdomen 2. Nyeri abdomen tidak yang dialami oleh klien
3. Menghindari makan ada (Doenges, 2014).
4. Berat badan 20% atau lebih di 3. Tidak ada penurunan bb 2. Monitor adanya penurunan BB 2. Untuk mendeteksi
bawah berat badan ideal kehilangan cairan yang
5. Kerapuhan kapiler berlebih, penurunan berat
6. Diare badan berarti kehilangan
7. Bising usus hiperaktif Moorhead et al (2016) cairan (Doenges, 2014).
8. Kurang makanan 3. Monitor mual dan muntah 3. Memantau status Output
9. Kurang informasi klien (Musliha, 2010).
10. Kurang minat pada makanan 4. Dorong asupan oral dan anjurkan 4. Untuk menggantikan
11. Membran mukosa pucat makan sedikit tapi sering cairan dan elektrolit yang
12. Ketidakmampuan memakan hilang akibat diare dan
makanan muntah (Doenges, 2014).
13. Mengeluh gangguan sensai 5. Untuk menggantikan
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam
rasa cairan dan elektrolit yang
pemberian terapi cairan IV line
hilang akibat diare dan
39

Faktor yang berhubungan muntah (Doenges, 2014).


Faktor biologis, faktor ekonomi, 6. Untuk menggantikan
gangguan psikososial, 6. Kolaborasi dengan ahli gizi cairan dan elektrolit yang
ketidakmapuan makan,, a. Pemberian diet hilang akibat diare dan
ketidakmampuan mencerna b. Pemberian suplemen makanan muntah (Doenges, 2014).
makanan, ketidakmampuan
mengabsorbsi nutrient, kurang Bulechek et al (2016)
asupan makanan .

Hermand & Kamtisuru (2015)


3 Hipertermi NOC : Thermogulation NIC : Fever Treatment
(Termogulasi)
Definition : Peningkatan suhu 1. Monitor suhu sesering mungkin (tiap 3 1. Untuk melihat perubahan suhu
tubuh di atas kisaran normal Setelah dilakukan tindakan jam) yang terjadi pada klien untuk
keperawatan …x24 jam, diharapkan mencegah terjadinya panas
Batasan Karakteristik perbaikan termogulasi pada klien, yang lebih tinggi
1. Konvulsi dengan kriteria hasil : (Doenges,2014)
2. Kulit kemerahan 1. Perubahan pada kulit
3. Peningkatan suhu tubuh di atas tidak ada 2. Kompres hangat pasien pada lipatan 2. Kompres hangat akan
kisaran normal 2. Suhu normal paha dan aksila berfungsi untuk membuat
4. Kejang 3. Tidak terjadi kejang vasodilatasi dimana nantinya
5. Takikardia akan mengeluarkan panas dari
6. Takipnea tubuh (Doenges,2014)
7. Kulit terasa hangat

Faktor yang berhubungan Moorhead et al (2016) 3. Anjurkan keluarga klien untuk 3. Kompres hangat akan
1. Anestesia mengompres klien pada lipatan paha berfungsi untuk membuat
2. Penurunan perspirasi dan aksila vasodilatasi dimana nantinya
3. Dehidrasi akan mengeluarkan panas dari
40

4. Pemajanan lingkungan yang tubuh karena pada lipatan


panas paha dan aksila merupakan
5. Penyakit akses terbesar dari aliran darah
6. Pemakaian pakaian yang tidak (Doenges,2014)
sesuai dengan suhu lingkungan
7. Peningkatan laju metabolisme 4. Warna kulit yang kemerahan
8. Medikasi 4. Monitor warna kulit dan suhu menunjukan suhu tubuh
9. Trauma semakin panas (Carpenito,
10. Aktivitas berlebihan 2009).
Hermand & Kamtisuru (2015) 5. Pemberian obat-obatan akan
5. Berkolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian obat membantu menurunkan panas
tubuh (Doenges,2014)
a. Antipiretik
b. Antibiotik
c. Cairan intravena

Bulechek et al (2016)
4 Risiko syok Keparahan syok : Hipovolemik NIC : Pencegahan Syok
Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor terhadap adanya respon 1. Agar respon terhadap syok
Definisi : Rentan mengalami keperawatan selama ...x 24 jam kompensasi awal syok ( misalnya , klien dapat terlihat dengan
ketidakcukupan aliran darah ke keparahan syok hipovolemik dapat tekanan darah normal , tekanan nadi tepat (Doenges, 2014).
jaringan tubuh,yang dapat teratasi dengan kriteria hasil lemah , hipotensi , ortostatik ringan,
mengakibatkan disfungsi seluler (15-25 mmHg) , perlambatan
yang mengancam jiwa,yang dapat pengisian kapiler, pucat atau dingin
mengganggu kesehatan. pada kulit/kulit kemerahan, takipnea
Faktor Risiko Moorhead et al (2016) ringan , mual dan muntah,
1. Hipoksemia peningkatan rasa haus, dan
2. Hipoksia kelemahan)
3. Hipotensi
41

4. Hipovolemia 2. Monitor status sirkulasi (misalnya, 2. Untuk mengetahui sirkulasi


5. Infeksi tekanan darah, warna kulit, pada klien dalam kondisi baik
6. Sepsis temperatur kulit , bunyi jantung, nadi (Doenges, 2014).
7. Sindrom respons inflamasi dan irama, kekuatan dan kualitas nadi
sistemik ( systemic perifer, dan pengisian kapiler)
inflamatory rensponse
syndrome [SIRS] 3. Monitor terhadap adanya tanda 3. Untuk mengetahui
Herdman & Kamtisuru (2015) ketidakadekuatan perfusi oksigen ketidakadekuatan perfusi
kejaringan (misalnya , respon oksigen ke jaringan
terhadap stimulus , peningkatan (Carpenito, 2009).
kecemasan , perubahan status mental,
agitasi, oliguria dan akral teraba
dingin dan warna kulit tidak sama
dan merata)
4. Untuk mendeteksi kehilangan
4. Monitor berat badan, masukan dan cairan yang berlebih,
keluaran
penurunan berat badan berarti
kehilangan cairan (Nugroho,
2016).
5. Untuk mengetahui jumlah
5. Catat warna, jumlah dan frekuensi output klien (Doenges, 2014)
BAB, muntah dan drainase
nasogastrik
Bulechek et al (2016)
42

5 Ansietas NOC : Tingtkat kecemasan NIC : Pengurangan Kecemasan


Definisi: Setelah dilakukan tindakan
Perasaan tidak nyaman atau keperawatan selama ....x24 jam 1. Jelaskan semua prosedur termasuk 1. Agar klien dapat merasakan
kekhawatiran yang samar disertai tingkat kecemasan dapat teratasi sensasi yang akan dirasakan yang tenang dan tidak lagi cemas (
respon otonom (sumber sering dengan kriteria hasil mungkin akan dilalami klien Doenges, 2014).
sekali tidak spesifik atau tidak selama prosedur (dilakuan)
diketahui oleh individu) perasaan Moorhead et al (2016) 2. Berikan informasi faktual terkait 2. Agar masalah kecemasan
takut yang disebabkan oleh diagnosis, perawatan dan prognosis dapat terbantu dengan klien
antisipasi terhadap bahaya. Hal ini mengetahui masalah yang
merupakan isyarat kewaspadaan diahadapi (Doenges, 2014).
yang memperingatkan individu akan
adanhya bahaya dan memampukan 3. Berada di sisi klien untuk 3. Agar klien merasa yakin
individu untuk bertindak meningkatkan rasa aman dan dengan keberadaan kita dan
menghadapi ancaman mengurangi ketakutan tenang (Wijaya & Putri,
2013).
Batasan Karakteristik: 4. Dorong keluarga untuk 4. Agar klien merasa aman dan
1. Gelisah, Gerakan ekstra, mendampingi klien dengan cara rasa takut berkurang
Penurunan produktifitas yang tepat (Doenges, 2014).
2. Ketakutan
Bulechek et al (2016)
3. Sangat khawatir, Gemetar,
Peningkatan keringat
4. Peningkatan ketegangan
5. Tremor, Diare, Dilatasis pupil,
Eksitasi Vaskuler
6. Gangguan pernafasan, Mulut
kering, Peningkatan denyut
nadi, Peningkatan frekuensi
pernafasan
43

7. Peningkatan refleks,
Peningkatan tekanan darah
8. Mual, Nyeri abdomen,
Penurunan denyut nadi
9. Penurunan tekanan darah,
Pusing

Faktor yang Berhubungan


1. Ancaman kematian
2. Ancaman pada status terkini
3. Pajanan pada toksin
4. Penurunan interpersonal
5. Perubahan besar (mis; Status
ekonomi, lingkungan, status
kesehatan, fungsi peran, status
peran)
Herdman & Kamtisuru (2015)

6 Kerusakan integritas kulit NOC : Integritas jaringan : kulit NIC : Pengecekan kulit
dan membrane mukosa
Definisi : kerusakan pada epidermis 1. Amati warna, kehangatan, bengkak, 1. Agar mengetahui tentang
dan/ dermis. Setelah dilakukan tindakan pulsasi, tekstur, edema, dan ulserasi keadaan kulit seperti
keperawatan selama ...x 24 jam pada ekstremitas perubahan
Batasan karakteristik kerusakan integritas kulit dapat warna,kehangatan,bengkak,t
1. Benda asing menusuk teratasi dengan kriteria hasil ekstur,edema dan ulserasi
2. permukaan kulit (Doenges,2014).
3. Kerusakan integritas kulit
Moorhead et al (2016) 2. Monitor kulit dan selaput lendir 2. Untuk mengetahui warna
Faktor berhubunganEksternal terhadap area perubahan warna, dan suhu kulit (Carpenito,
44

1. Kelembapan memar, dan pecah 2009).


2. Lembab
Internal 3. Monitor kulit untuk adanya 3. Untuk mengetahui adanya
1. Gangguan metabolisme kekeringan yang berlebihan dan kekeringan dan kelembaban
2. Gangguan sirkulasi kelembaban pada kulit akibat dari
3. Gangguan turgot kulit ketidakseimbangan cairan
4. Gangguan volume cairan dan elektrolit (Doenges,
5. Nutrisi yang tidak adekuat 2014)
4. Lakukan langkah langkah untuk 4. Agar keadaan kulit dapat
Herdman & Kamtisuru (2015) mencegah kerusakan lebih lanjut terpantau oleh keluarga
(misalnya, melapisi kasur, (Nuarif, 2015).
menjadwalkan reposisi)

Bulechek et al (2016)
45

4. Implementasi
Menurut Efendi (2011) implementasi atau pelaksanaan adalah
realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data
berkelanjutan, mengobservasi respons klien selama dan sesudah
pelaksanaan tindakan, dan menilai data yang baru.
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan Faktor biologis, faktor ekonomi, gangguan psikososial,
ketidakmampuan makan, ketidakmampuan mencerna makanan,
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient, kurang asupan makanan.
1) Mengkaji keluhan mual dan muntah klien
2) Memonitor dan catat BAB klien; frekuensi dan konsistensi feses.
3) Memonitor dan catat intake dan output.
4) Menganjurkan klien minum sebanyak 2-2,5 lite/hari, jika keluhan
mual sudah hilang.
5) Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi; turgor kulit, mukosa mulut.
6) Memonitor tanda tanda vital pasien
7) Berkolaborasi dalam pemberian cairan parenteral sesuai program
8) Berkolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium dan Monitor
hasil laboratorium yang relevan dengan retensi cairan (missal,
peningkatan berat jenis, peningkatan BUN, penurunan
hematokrit, an peningkatan kadar osmolalitas urin)
9) Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi kalium
dan antibiotik.

b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kegagalan


mekanisme regulasi, kehilangan cairan aktif.
1) Mengkaji adanya alergi makanan
2) Memonitor adanya penurunan BB
3) Monitor mual dan muntah
4) Mendorong asupan oral dan anjurkan makan sedikit tapi sering
46

5) Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi cairan


IV line.
6) Berkolaborasi dengan ahli gizi
a) Memberikan diet
b) Memberikan suplemen makanan

c. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi.


1) Memonitor suhu sesering mungkin (tiap 3 jam)
2) Mengkompres hangat pasien pada lipatan paha dan aksila
3) Menganjurkan keluarga klien untuk mengkompres klien pada
lipatan paha dan aksila
4) Memonitor warna kulit dan suhu

d. Resiko syok
1) Memonitor terhadap adanya respon kompensasi awal syok
(misalnya, tekanan darah normal, tekanan nadi lemah, hipotensi,
ortostatik ringan, (15-25 mmHg), perlambatan pengisian kapiler,
pucat atau dingin pada kulit/kulit kemerahan, takipnea ringan,
mual dan muntah, peningkatan rasa haus, dan kelemahan)
2) Memonitor status sirkulasi (misalnya, tekanan darah, warna kulit,
temperatur kulit, bunyi jantung, nadi dan irama, kekuatan dan
kualitas nadi perifer, dan pengisian kapiler)
3) Memonitor terhadap adanya tanda ketidakadekuatan perfusi
oksigen ke jaringan (misalnya, respon terhadap stimulus,
peningkatan kecemasan, perubahan status mental, agitasi, oliguria
dan akral teraba dingin dan warna kulit tidak sama dan merata)
4) Memonitor berat badan, masukan dan keluaran setiap hari
5) Mencatat warna, jumlah dan frekuensi BAB, muntah dan drainase
nasogastrik
47

e. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian, ancaman pada


status terkini pajanan pada toksin, perubahan besar (misal status
ekonimi, lingkungan, kesehatan, fungsi peran dan status peran)
1) Menggunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
2) Menyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku klien
3) Menjelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang akan
dirasakan yang mungkin akan dilalami klien selama prosedur
(dilakukan)
4) Memberikan informasi faktual terkait diagnosis, perawatan dan
prognosis
5) Memposisikan di sisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan
mengurangi ketakutan
6) Mendorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yang
tepat

f. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan metabolism,


gangguan volume cairan, ganguan turgor kulit, gangguan sirkulasi dan
frekuensi BAB yang meningkat.
1) Mengamati warna, kehangatan, bengkak, pulsasi, tekstur, edema,
dan ulserasi pada ekstremitas
2) Memonitor kulit dan selaput lendir terhadap area perubahan
warna, memar, dan pecah
3) Memonitor kulit untuk adanya kekeringan yang berlebihan dan
kelembaban
4) Melakukan langkah langkah untuk mencegah kerusakan lebih
lanjut (misalnya, melapisi kasur, menjadwalkan reposisi)

5. Evaluasi
Efendi (2011) Evaluasi adalah penelitian dengan cara
membandingkan perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan
tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.
48

Evaluasi keperawatan pada gangguan sistem pencernaan diare kronis


adalah :
a. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik,
membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
b. Tidak ada luka/lesi pada kulit klien, integritas kulit yang baik bisa
dipertahankan
c. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
d. Feses klien berbentuk, BAB sehari sekali
e. Tanda-tanda vital dalam batas normal
f. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas
menunjukkan berkurangnya kecemasan klien dan keluarga
g. Pernafasan klien dalam batas normal
h. Suhu tubuh klien dalam rentang normal
i. Status lingkungan yang nyaman
j. Klien terbebas dari tanda dan gejala dehidrasi

6. Discharge Planning
Menurut Efendi (2011) Discharge planning keperawatan merupakan
perawatan berkelanjutan yang artinya perawatan yang dibutuhkan oleh
klien dimana pun klien berada. Kegagalan untuk memberikan dan
mendokumentasikan perencananaan pulang akan beresiko terhadap
beratnya penyakit, ancaman hidup dan disfungsi fisik. Dalam perencanaan
pulang diperlukan komunikasi yang baik dan terarah sehingga apa yang di
sampaikan dapat dimengerti dan berguna untuk perawatan dirumah.
Discharge Planning pada klien dengan diare menurut Nurarif (2015),
Suratun (2010), Suriadi & Yuliani (2010) yaitu :
a. Ajarkan pada orang tua mengenai perawatan, pemberian makanan dan
minuman (misalnya oralit)
b. Ajarkan mengenal tanda-tanda dehidrasi (ubun-ubun dan mata
cekung, turgor kulit tidak elastis, membran mukosa kering) dan segera
dibawa ke dokter
49

c. Asupan nutrisi harus diteruskan untuk mencegah atau meminimalkan


gangguan gizi yang terjadi
d. Jelaskan kepada keluarga tentang penyakit diare
e. Jelaskan kepada keluarga tantang kebersihan tangan dan manfaatnya
f. Ajarkan kepada keluarga cara melakukan kebersihan tangan
g. Anjurkan keluarga untuk memberikan klien masukan cairan dan
nutrient sedikit tapi sering
h. Ajarkan kepada keluarga cara melakukan kompres hangat
i. Ajarkan kepada keluarga cara membuat oralit dengan larutan gula dan
garam
j. Menjelaskan tentang obat (seperti Paracetamol, Lacto B, Oralit dll),
dosis, manfaat dan efek samping.

Anda mungkin juga menyukai