Anda di halaman 1dari 7

KONSEP MANAJEMEN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

A. Manajemen Pada Proses Keperawatan


Menurut Gillies (1986) diterjemahkan oleh Dika Sukmana dan Rika Widya Sukmana
(1986). Manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain. Sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional.
Manajemen pada proses keperawatan mencakup manajemen pada berbagai tahap dalam
keperawatan.
Pengkajian merupakan langkah awal dalam proses keperawatan yang mengharuskan
perawat setepat mungkin mendata pengalaman masa lalu pasien, pengetahuan yang dimiliki,
perasaan, dan harapan kesehatan di masa datang. Pengkajian ini meliputi proses
pengumpulan data, memvalidasi, dan  menginterprestasikan informasi tentang pasien sebagai
individu yabg unik.
Diagnosis merupakan tahap pengambilan keputusan dengan menganalisis data yang telah
dikumpulkan. Keputusan yang diambil dapat berupa rumusan diagnosis keperawatan, yaitu
respon biopsikososio spiritual terhadap masalah kesehatan aktual maupun potensial.
Perencanaan keperawatan dibuat setelah perawat mampu memformulasikan diagnosis
keperawatan. Perawat memilih metode khusus dan memilih sekumpulan tindakan alternatif
untuk menolong pasien mempertahankan kesejahteraan yang optimal. Semua kegiatan
keperawatan harus menggunakan sumber-sumber yang tersedia melalui penetapan tujuan
jangka panjang dan jangka pendek.
Implementasi keperawatan merupakan langkah berikutnya dalam proses keperawatan.
Semua kegiatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan harus direncanakan
untuk menunjang tujuan pengobatan medis, dan memenuhi rencana keperawatan.
Implementasi rencana asuhan keperawatan
berati perawat mengarahkan, menolong, mengobservasikan dan mendidik semua personil
keperawatan yang terlibat dalam asuhan pasien tersebut. Pemantauan yang terus menerus
terhadap personil keperawatan dan pasien, termasuk evaluasi perilaku dan pendidikan,
merupakan supervisi keperawatan yang penting.
Evaluasi adalah langkah kelima dalam proses keperawatan. Evaluasi merupakan
pertimbangan sistematis dan standart dari tujuan yang dipilih sebelumnya, dibandingkan
dengan penerapan praktik yang aktual dan tingkat asuhan yang diberikan. Evaluasi
keefektifan asuhan yang diberikan hanya dapat dibuat jika tujuan yang diidentifikasikan
sebelumnya cukup direalitas dan dapat dicapai oleh perawat, pasien dan keluarga.
Kelima langkah dalam proses keperawatan ini dilakukan terus-menerus oleh perawat,
melalui metode penugasan yang telah ditetapkan oleh para manajer keperawatan sebelumnya.
Para manajer keperawatan ( terutama manajer pada tingkat bawah) terlibat dalam proses
manajerial yang melibatkan berbagai fungsi manajemen, dalam rangka memengaruhi dan
mengerakkan bawah. Hal itu dilakukan agar mampu memberikan asuhan keperawatan yang
memadai dengan kode etik dan standart praktik keperawatan.
perawat memiliki peran antara lain sebagai berikut :
1. Peran perawat sebagai kordinator.
Bahwa dalam tugas memberikan asuhan keperawatan, seorang perawa harus bisa mengelola
pasien yang menjadi tanggung jawabnya. Sebab penanganan pasien tidak dilakukan oleh
perawat sendiri tetapi tetapi harus bekerja sama dengan dokter, ahli gizi, fisioterapis dan
timkesehatan lainnya. Untuk mengelola tim kesehatan lainnya. Untuk mengelola tim
kesehatan lainnya agar lebih tertib, teratur, terencana terkoordinasi dengan baik makaperawat
perlu menguasai ilmu kepemimpinan dan manajemen.
2. Perawat berperan sebagai pemimpin dan manajer.
Jumlah dah kualifikasi perawat yang bekerja diruang perawatan sangat banyak dan bervariasi.
Dalam pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan, para perawat diatur dan dipimpin oleh
kepala ruangan. Kepala ruangan tersebut akan menjalankan peran sebagai seorang manajer
sekaligus menjalankan peran sebagai seorang pemimpin, mengatur dan mengarahkan para
perawat yang bertugas. Pada kenyataannya meskipun sudah diatur dan diarahkan, sering
terjadi konflik baik diantara para perawat maupun antara perawat dan kepala ruangan sebagai
pemimpin. Oleh karena itu agar dapat mengantisipasi dan menangani masalah yang akan
muncul perawat perlu mempelajari dan menguasai ilmu manajemen dan kepemimpinan.
3. Perawat berperan sebagai pemimpin dan manajer diri sendiri.
Sebagai seorang perawat yang professional, masing-masing perawat harus dapat memimpin
dan mengatur dirinya sendiri. Tanpa kemampuan manajemen diri yang baik sulit sekali
seorang perawat akan dapat memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang profesional
kepada pasien.

B. Manajemen Pada Tahap Pengkajian    


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengkajian adalah :
1. Perawat memiliki pemahaman yang mendalam tentang pengetauhuan fisiologi, psikologi,
sosial dan kultural
2. Perawat memiliki pemahaman tentang proses keperawatan.
3. Perawat memiliki pemahaman tentang diri perawat sendiri, respon fisiologis, dan psikologis
4. Perawat harus menerima pasien apa adanya.
5. Perawat harus berperan sebagai pengamat, pendengar aktif, dan mempunyai pengertian yang
baik tentang informasi apa yang harus dikumpulkan dimana dan bagaimana.
6. Perawat harus mengumpulkan data secara sistematis dan menggunakan pedoman yang mudah
dimengerti.
7. Perawat menggunakan teori-teori, seperti hierarki maslow tentang kebutuhan dasar manusia,
teori tentang adapatasi manusia, dan teori De Elizabeth kubler-Ros tentang reaksi
pengalaman lalu dan sarang.
8. Waktu yang diperlukan untuk pengkajian harus diperioritaskan sehingga perawat pasien dapat
berkonsentrasi dalam kegiatan pengumpulan data.
9. Perawat harus memahami teknik dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses komunikasi.
10.Perawat harus memahami faktor-faktor distraksi baik eksternal maupun internal dari pasien.
11. Kedekatan dan kepercayaan antara perawat pasien harus mendapat prioritas.
12. Perawat harus belajar “objective concern”, sering kontak dengan pasien yang memang
memerlukan bantuan perawat lebih karena kondisinya.
13. Data harus dikumpulkan sesegera mungkin setelah pasien ada.
Beberapa metode pengumpulan data yang digunakan pada tahap pengkajian adalah
wawancara, observasi dan pemeriksaan. Dalam pengumpulan data, perlu ditetapkan
kualifikasi tenaga keperawatan yang tepat dan juga tempat, fasilitas, serta sarana yang
diperlukan.

C. Manajemen Pada Tahap Diagnosis       


Diagnosis keperawatan merupakan keputusan profesional dari perawat yang
menggambarkan kondisi pasiennya. Proses diagnosis mencakup pengelompokan data, analis,
dan merumuskan diagnosis. Diagnosis keperatawan ada yang bersifat aktual, potensial, dan
possible. Perawat yang akan merumuskan diagnosis keperawatan harus mempunyai
pengetahuan yang luas tentang fisiologi-patologi, area masalah keperawatan, serta
kemampuan berfikir secara objektif yang kritis.
Diagnosis keperawatan yang telah dirumuskan harus dimasukkan dalam daftar masalah
keperawatan klien dan ditanda tangani oleh perawat yang bersangkutan.

D. Manajemen Pada Tahap Perencanaan


Jika perawat ingin memberikan asuhan keperawatan yang efektif kepada pasien. Perawat
harus menggunakan lebih banyak pikiran dalam menyusun perencanaan. Perencanaan akan
menentukan jenis intervensi keperawatan.
Kesehatan merupakan salah satu alasan utama dalam perencanaan terutama di dalam
kebingungan dan disorganisasi aktivitas keperawatan dibangsal dan asuhan keperawatan yang
buruk. Semakin kompleks jenis asuhan pasien, perencanaan akan semakin penting.
Perencanaan mencangkup pengambilan keputusan dalam rangka memecahkan masalah
pasien. Pengambilan keputusan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan profesi, filosofi
personal, kesediaan menerima tanggung jawab mengambil keputusan, dan kesediaan
membantu anggota tim lain untuk turut berkontribusi dalam asuhan keperawatan pasien.
1. Tahapan Perencanaan Keperawatan
Tahapan perencanaan keperawatan terdiri atas:
a. Penyusunan prioritas masalah pasien yang telah teridentifikasi
b. Perumusan tujuan untuk setiap masalah pasien
c. Pemilihan intervensi keperawatan spesifik untuk mencapai tujuan
d. Pencatatan informasi pada formulir “rencana asuhan keperawatan”
2. Tujuan Penulisan Rencana Asuhan Keperawatan
Pencana asuhan keperawatan memperlihatkan apakah perawat betul-betul membantu pasien
dan bagaimana membantu pasien dan keluarga untuk mencapai tujuan. Selain itu, rencana
tersebut mengarahkan apa yang harus dilakukan perawat untuk mencapai hasil yang
diharapkan, agar proses pencapaian menjadi lebih efekif.
Tujuan menulis rencana asuhan keperawatan adalah :
a. Menunjukkan tujuan suhan keperawatan
b. Sebagai pedoman asuhan yang berorientasi kepada pasien
c. Sebagai alat komunikasi bagi seluruh staf yang terkait dengan pasien
d. Sebagai pedoman supervisi dalam melaksanakan asuhan keperawatan
e. Sebagai dasar untuk menangani asuhan keperawatan
3. Bagian-bagian Penting dalam Rencana Asuhan Pasien
Istilah rencana asuhan pasien disini adalah uraian seluruh asuhan terhadap pasien yang
menjadi tanggung jawab perawat. Asuhan pasien mencangkup tiga aspek; asuhan umum yaitu
asuhan yang dinstruksikan oleh dokter atau kebijaksaaan rumah sakit, asuhan medis yang
diinstruksikan oleh dokter tetapi didelegasikan kepada yang lain, dan asuhan keperawatan
yan diinstruksikan dan menjadi tanggung jawab perawat. Bagian-bagian rencana asuhan
pasien adalah sebagai berikut.
a. Asuhan umum pasien (general patient care). Hal ini mencangkup keperluan makan-minum,
jumlah aktivitas fisik, kebersihan diri, keamanan, dan kenyamanan.
b. Asuhan medis yang didelegasikan (delegated medical care). Tanggung jawab utama dokter
adalah diagnosis dan terapi untuk mengobati penyakit atau mengurangi gejala. Dokter
mendelegasikan kepada staf keperawatan atau spesialis teknik. Misalnya, pemberian infus
dalam rangka diagnosis dan tujuan terapi mdeis.
c. Intervensi keperawatan (nursing intervetion or nursing orders). Intervensi ini merupakan
tanggung jawab perawat yang ditujukan untuk mengatasi respons pasien terhadap
penyakitnya.
E. Manajemen Pada Konferensi Keperawatan    
Perawat profesional bertanggung jawab terhadap penyusunan rencana keperawatan dan
mempertahankannya agar tetap baru (up to ote keperawatanlah yang akan mempertahankan
rencana asuhan keperawatan tetap baru setiap hari dan mempergunakannya secara konstan,
karena hal the merupakan persyaratan awal bagi asuhan keperawatan yang efektif agar
Informasi terbaru sangat diperlukan dalam rencana asuhan keperawatan. Informasi terbaru ini
dapat diperoleh:
(a)  selama ronde kunjungan pasien
(b) pada saat pengecekan kardleks atau chart pasien dengan interval yang teratur
(c) pada saat laporan diberikan, misalnya laporan pergantian dinas dan peda  saat pelaporan
semua kondisi terbaru pasien
(d) pada perubahan-perubahan yang dibuat oleh primary nurse. Jika dirawat dengan
penugasan primary nurse, perawat bertanggung jawat terhadap pasien 24 jam atau hari
selama pasien dirawat di rumah sakit. Semun perubahan dilakukan oleh primary nurse,
kecuali pada saat tidak dinas yang didelegasikan kepada associate nurse
(e)  pada konferensi keperawatan. Konferensi ini merupakan waktu untuk me- lengkapi semua
informasi tentang kondisi pasien dan untuk meyakinkan apakah semua bagian dan
perencanaan dapat digunakan.
1. Konferensi Rencana Asuhan Keperawatan
Diskusi kelompok dan rencana asuhan keperawatan cenderung mengurangi metode
fungsional yang lama untuk asuhan keperawatan. Hal itu karena semua staf yang terlibat
dalam asuhan keperavatan lebih menyadani bahwa pasien perlu lebih dihargai dan dibantu
semaksimal mungkin. Dalam hal ini, perawat mempunyai tugas untuk membangun dinamika
kelompok dan tim kerja. Seluruh staf harus dapat menjawab pertanyaan yang diajukan pasien.
Dan tugas konferensilah untuk membantu setiap oran
2. Tujuan Konferensi
a. Merencanakan asuhan pasien secara individual
Konferensi akan membahas bentuk asuhan pasien secara individual dan komprehensif. Setiap
staf yang terlibat dapat memberikan masukan. Hal ini akan menambah pengetahuan bagi
seluruh staf. Selain ifu, staf merasa diperhatikan, yang pada akhirnya akan meningkatkan
motivasi kerja dan kepercayaan diri.
b. Mengoordinasi semua pelayanan yang sesuai
     perbedaan jenis pelavanan yang diberikan kepada pasien di nimabh sakit, sehingga jenis-jenis
pelayanan ini dapat digunakan semaksimal mungkin oleh pasien. Selama konferensi,
kelompok menjadi lebih sadar dan mengert lentang
c. Meningkatkan semangat komperatif
Selama konferensi, staf bekerja sama , belajar lebih banyak tentang pasien serta terlibat
dalam perencanaan dan pemberian asuhan pasien , semangat kerja dirangsang oleh perasaan
puas yang timbul jika mereka masing-masing mampu bekerja dengan baik hal ini akan
menimbulkan semangat komperatif.
d. Meningkatkan pengetahuan dan pemahan staf keperawatan
dalam konferensi, semua hal tentang pasien akan didiskusikan bersama . Semua instruksi
terhadap pasien dapat disampakan pada saat Konferensi. Dalam diskusi ini, tergambar peran
masing-masing dari orang yang terlibat dalam asuhan pasien. Disampaikan pula informasi
tentang bagaimana berbicara dengan pasien, apa yang akan dikatakan, apa yang tidak boleh
dikatakan, serta interpretasi tentang kebijaksanaan rumah sakit. Selain itu, dibahas pula etika
dalam menjaga kerahasiaan informasi tentang pasien. Secara umum, sebisa mungkin harus
dijaga agar hanya sedikit topik yang berkemebang diluar masalah spesifik pasien.
Konferensi rencana asuhan keperawatan harus direncanakan. Beberapa perencanaan awal
sangat diperlukan agar konferensi berjalan dengan baik dan dapat menyebar dengan baik
disetiap orang dalam perencanaa asuhan keperawatan.

Perencanaan awal konferensi mencakup hal-hal sebagai berikut.


a.  Perencanaan asuhan individual
b. Pemilihan waktu yang tepat sehingga tidak mengganggu waktu asuhan keperawatan pasien.
Perawat harus memilih waktu yang tidak berbenturan dengan pekerjaan orang lain, sehingga
orang tersebut dapat datang tepat waktu. Oleh sebab itu, hendaknya konferensi merupakan
bagian dari kegiatan rutin, dan pemimpinlah yang bertanggung jawab Selain itu, waktu harus
digunakan seefektif mungkin untuk konferensi tiap pasien, lebih kurang 20-30 menit. Akan
tetapi, untuk konferensi awal. lebih baik digunakan waktu yang relatif pendek jika sudah
diterima, baru digunakan waktu sesuai kebutuhan. mengaturnya.
c. Pemilihan pasien. Sebaiknya pasien dipilih satu hari sebelum konferensi. Kondisi pasien juga
perlu dipertimbangkan. Artinya, data masalah yang dikonferensikan harus yang terbaru.
d. Persiapan pemimpin konferensi

F. Manajemen Pada Tahap Implementasi 


Perawat profesional harus menggunakan semua teknik manajemen, yang salah satunya
adalah supervise. Selain itu, untuk membantu staf memberikan asuhan keperawatan dengan
baik. Rencana asuhan keperawatan adalah daftar intruksi dokter dan kegiatan rutin, biasanya
mencakup pengobatan, serta intruksi keperawatan
1. Menggunakan Rencana Asuhan dalam Mengorganisasi pekerjaan
a. Perencanaan adalah bagian dari menjemen asuhan pasien
Mengimplementasikan rencana asuhan pasien tidak hanya mengorganisasikan kegiatan-
kegiatan, tetapi juga mencakup observasi, pengambilan keputusan, dan komunikasi.
b. Pengetahu diperlukan untuk perencanaan yang baik
Tujuan utama keperawatan adalah memberikan asuhan keperawatan yang berorientasi pada
pasien. Perawat harus bekerjasama dan menerima pasien sebagai individu dan menyadari
adanya masalah pada pasien. Staf keperawatan harus mempunyai pengetahuan terkait kondisi
dan masalah pasien.
c. Perencanaan penting untuk kegiatan yang efektif
Apabila tidak ada rencana, maka yang ada adalah kebingungan. Perencanaan membuat kita
tahu ke mana kita harus pergi dan bagaimana mencapainya. Tanpa informasi tentanng ini,
semua aktivitas akan sia-sia atau hanya sedikit yang dicapai. Dalam manajemen asuhan
pasien yang baik, perencanaan dan organisasi sangat penting, tidak hanya untuk menyediakan
asuhan keperawatan yang baik tetapi juga untuk koordinasi semua aktivitas keperawatan.
d. Mengatur pekerjaan diri kita sendiri
Asuhan keperawatan akan efektif jika bisa memenuhi kebutuhan pasien yang mencakup
kebutuhan fisik, emosi, dan spiritual. Mengatur pekerjaan mempunyai arti menyusun prioritas
mana yang paling penting untuk keselamatan pasien dan bagi pekerja staf, sehingga setiap
pasien akan menerima asuhan sesuai kebutuhan dan pada waktu yang tepat.
e. Menjawab enam pertanyaan : what, why, when. Who, where and how.
(1). Jawaban terhadap pertanyaan what (apa) dan why (kenapa) akan menguraikan tentang apa
dan mengapa asuhan keperawatan penting bagi pasien serta fasilitas dan sarana apa yang
diperlukan.
(2). Jawaban untuk when (kapan) menguraikan tentang waktu serta berapa lama asuhan
keperawatan diberikan, sehingg dapat dinilai efisien asuhan keperawatannya.
(3). Jawaban terhadap pertanyaan how (bagaimana) harus meruuk kepada kebijakan rumas sakit,
manual prosedur, dan rencana asuhan keperawatan pasien. Jawaban akan memberikan
gambaran tentang metode, strategi, tahap- tahap dan asuhan keperawatan yang dibeikan.
Selain itu, juga dilihat apakah metode dan strategi yang dipilih benar-benar efisien sehhingga
akan menigkatakan kualitas asuhn keperawatan.
(4) Jawaban terhda pertnyaan where (di mana) menunukkan tempat di mana asuhan keperawatan
dilaksanakan. Sedangkan jawaban untuk pertanyaan who (siapa) mencakup siapa yang harus
melaksanakan asuhan keperawatan, apakah dapat didelegasikan kepda pembantu perawat
atau kepad praktisi. Jadi intinya, memilih orang yang tepat untuk suatu tugas adalah penting.
2. Menggunakan Rencana Asuhan Pasien dalam Orientasi
Orientasi adalah kegiatan pengenalan untuk mempelajari situasi, lingkungan, dan program
tempat kerja. Beberapa orientasi harus mencakup informasi yang terkait. Artinya, tidak hanya
mencakup situasi fisik dan rumah sakit, tetapi mencakup juga tugas dan tanggung jawab
spesifik dan setiap orang. Orientasi harus dilaksanakan terus-menerus selama beberapa hari
sampai seeorang merasa diterima dalam lingkungan ruangan, sehingga ia bisa bekerja dengan
tenang dan aman. Hal itu terutama untuk tenaga perawat baru.
3. Menggunakan Rencana Asuhan Pasien sebagai Pedoman untuk Supervisi
    Perencanaan dan organisasi dipakai dasar untuk supervisi yang efektif. Supervisi mencakup
semua aktivitas yang diyakini manajemen akan membantu mencapai tujuan administrasi.
Supervisi dalam keperawatan mencakup pelaporan, pembagian tugas, pemberian arahan,
pengamat, penilai, pembimbing, dan pendidik pekerja. Supervise meyakinkan bahwa semua
pasien menerima asuhan seperti yang seharusnya.
Beberapa yang perlu di perhatikan dalam kegiatan supervisi adalah sebagai berikut.
a. Memberikan laporan pasien dengan lengkap
Laporan adalah tanggung jawab mendasar dari administrasi dan manajemen. Laporan
perawat adalah salah satu bentuk dan orientasi yang tujuannya memberikan informasi tentang
situasi yang ada dan terjadi saat ini, yang digunakan untuk mempersiapkan personel kerja
pada hari ini.
Baik perawat maupun pembantu perawat harus mempunyai harus mempunyai pengetahuan
yang sama tentang kondisi pasien. Pengetahuan ini mencakup masalah pasien, metode untuk
membantu memecahkan masalah pasien, serta pengobatan dan perkembangan kondisi pasien
b. Membuat rencangan laporan agar lengkap dan membntu
(1). Setiap laporan harus berisi kebenaran dan menggambarkan kondisi pasien.
(2). Perawat selalu memanggil tiap pasien dengan nama
(3). Perawat selalu menggunakan rencana asuhan pasien sebagai pedoman dalam memberikan
gambaran yang lengkap tentang pasien.
(4). Perawat harus mempertahankan laporan pada tingkat professional.
c. Melakukan tugas dengan baik
(1). Perencanaan asuhan keperawatan pasien harus menggambarkan intuksi- intruksi keperawatan
yang harus dilaksanakan selama 24 jam. Jika pasien harus pindah tempat perawatan,rencana
asuhan harus dipindahkan ke tempat yang baru
(2). Rencana asuhan keperawatan pasien harus digunakan sebgai dasar untuk dokumentasi asuhan
keperawatan. Pendokumentasikan dalam bentuk catatan pasien menggambarkan
perkembangan kondisi pasien dan menggambarkan semua kegiatan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan sebagai tanggung jawab terhadap masyarakat.

G. Manajemen Pada Tahap Evaluasi


Evaluasi adalah tahap akhir dalam rangkaian pemecahan masalah yang merupakan bagian
dari tanggung jawab perawat profesional. Beberapa konsep dasar untuk membantu dalam
mengevaluasi pencapaian asuhan keperawatan adalah:
1. Selalu berpikir kritis dalam proses evaluasi
2. kriteria evaluasi harus dikembangkan untuk menyakinkan validitas, sehingga evaluasi
menjadi lebih objektif.
3. Standar asuhan keperawatan harus didefinisikan dengan jelas dan digunakan secara konsisten.
Evaluasi asuhan keperawatn sangat menetukan gambaran dan kualitas asuhan keperawatan.
Untuk ha ini, seharunya diytampilkan:
a. penggunaan metode evaluasi yang tepat, yaitu mempelajari rencana asuhan keperawatan,
mengobservasi perilaku pasien sebagai respons terhadap asuhan keperawatan, mempelajari
catatan berorientasi masalah, serta pencatatan keperawatan.
b. Audit keperawatan secara periodik
c. Pengumpulan umpan balik dari pasien tentang asuhan keperawatan yang
diberikan.

Anda mungkin juga menyukai